anc (antenatal care)

21
ANTENATAL CARE Oleh : Citanova Sucianingati

Upload: novacita

Post on 26-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antenatal care

TRANSCRIPT

Page 1: ANC (antenatal care)

ANTENATAL CARE

Oleh :

Citanova Sucianingati

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 2: ANC (antenatal care)

Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan

mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa

nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian

ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2005.;

Manuaba, 2008).

Antenatal Care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya

menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan, agar pada setiap

kehamilan, dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang

lazim berlaku .

Tujuan antenatal care ini ialah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil

dan perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai

dalam menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi serta mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang pemeliharaan bayinya.

Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian

besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita

komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam

jiwa ibu. Komplikasi ini menyebabkan kematian lebih dari setengah juta ibu

setiap tahun.

Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan

atau nifas, 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan

mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan

(25%), infeksi (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%),

aborsi (13%)

Kesakitan ibu terdiri atas komplikasi ringan sampai berat berupa

komplikasi permanen atau menahun yang terjadi sesudah masa nifas. Contoh

komplikasi ini adalah fistula , inkontinensia urin dan alvi, parut uterus, penyakit

radang panggul, dan sindrom Sheehan.

Menurut perkiraan WHO sekitar 10% kelahiran hidup mengalami

komplikasi perdarahan pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari perdarahan

pasca persalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang

Page 3: ANC (antenatal care)

telah menderita anemia, maka perdarahan pascapersalinan dapat memperberat

keadaan anemia dan dapat berakibat fatal.

Infeksi juga merupakan penyebab penting kematian dan kesakitan ibu.

Insidensi infeksi nifas sangat berhubungan dengan praktik tidak bersih pada waktu

persalinan dan masa nifas. Infeksi menular seksual dalam kehamilan merupakan

faktor risiko untuk sepsis , infeksi HIV/ AIDS berhubungan dengan peningkatan

insidens sepsis.

Eklampsia secara global terjadi pada 0,5% kelahiran hidup dan 4,5%

hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia mempengaruhi banyak organ vital.

Pascakonvulsi pada eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema

paru, perdarahan serebral, dan ablasio retina.

Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah fistula vesikovaginalis dan atau

rektovaginalis. Di samping itu, dapat terjadi komplikasi yang berhubungan

dengan sepsis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini. Komplikasi lain adalah

ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan syok, bahkan kematian.

Persalinan lama juga merupakan penyebab kematian janin. Janin

meninggal karena tekanan berlebihan pada plasenta dan tali pusat. Kematian janin

dapat menjadi trigger terjadinya koagulasi intravaskular disseminata dengan

akibat perdarahan, syok, dan kematian.

Insidens aborsi tidak aman secara global adalah sekitar 20 juta per tahun,

atau 1 diantara 10 kehamilan atau 1 aborsi tidak aman dengan 7 kelahiran hidup.

Lebih dari 90% aborsi tidak aman terjadi di negara-negara sedang berkembang.

Komplikasi yang terjadi berupa sepsis, perdarahan, trauma genital dan abdominal,

perforasi uterus, dan keracunan bahan abortifasien. Kematian dapat terjadi karena

gangren gas dan gagal ginjal akut. Komplikasi jangka panjang aborsi tidak aman

adalah nyeri panggul menahun, penyakit radang panggul, oklusi tuba, dan

infertilitas sekunder. Dapat pula terjadi kehamilan ektopik, persalinan prematur,

atau abortus spontan pada kehamilan berikutnya.

Kesakitan yang menyusul penyebab tidak langsung misalnya anemia,

malaria, hepatitis, tuberkulosis, dan penyakit kardiovaskular. Salah satu kesakitan

yang utama adalah anemia, yang disamping menyebabkan kematian melalui henti

Page 4: ANC (antenatal care)

kardiovaskular, juga berhubungan dengan penyebab langsung kematian ibu. Ibu

yang anemia tidak dapat menoleransi kehilangan darah seperti perempuan sehat

tanpa anemia. Pada waktu persalinan, kehilangan darah 1.000 ml tidak

mengakibatkan kematian pada ibu sehat, tetapi pada ibu anemia, kehilangan darah

kurang dari itu dapat berakibat fatal. Ibu anemia juga meningkatkan risiko operasi

atau penyembuhan luka tidak segera, sehingga luka dapat terbuka seluruhnya.

Malaria meningkatkan risiko anemia ibu, prematuritas, dan berat badan

lahir rendah pada kehamilan pertama. Prevalensi dan densitas parasitemia pada

primigravida lebih tinggi daripada ibu tidak hamil. Infeksi HIV juga

meningkatkan risiko komplikasi malaria. Hepatitis virus dalam kehamilan

merupakan keadaan yang meningkatkan case fatality rate 35 kali daripada ibu

tidak hamil. Hepatitis virus umumnya terjadi pada trimester ketiga kehamilan,

dapat menyebabkan persalinan prematur, gagal hati, perdarahan, dan janin pada

umumnya sulit diselamatkan. (Saifuddin AB, 2009)

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan

2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

4. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi

5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan merawat bayi

6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Jadwal kunjungan asuhan antenatal

Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan

harus lebih ketat. Namun bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali.

Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi

kode huruf K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal

Page 5: ANC (antenatal care)

yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan

sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan

antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak 2 kali kunjungan

antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan

mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada

tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau

gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas

dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan

perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan

sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan

menggunakan berbagai metode yang tersedia.

Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan

Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data pasien dan

keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetrik seperti di bawah ini.

Identifikasi dan riwayat kesehatan

- Data umum pribadi

o Nama

o Usia

o Alamat

o Pekerjaan ibu/ suami

o Lamanya menikah

o Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan

- Keluhan saat ini

o Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu

o Lamanya mengalami gangguan tersebut

- Riwayat haid

o Hari pertama haid terakhir (HPHT)

o Usia kehamilan dan taksiran persalinan (Rumus Naegele: tanggal HPHT

ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)

Page 6: ANC (antenatal care)

- Riwayat kehamilan dan persalinan

o Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya

o Cara persalinan

o Jumlah dan jenis kelamin anak hidup

o Berat badan lahir

o Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan

o Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir

- Riwayat kehamilan saat ini

o Identifikasi kehamilan

o Identifikasi penyulit (preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan)

o Penyakit lain yang diderita

o Gerakan bayi dalam kandungan

- Riwayat penyakit dalam keluarga

o Diabetes melitus, hipertensi atau hamil kembar

o Kelainan bawaan

- Riwayat penyakit ibu

o Penyakit yang pernah diderita

o DM, HDK, infeksi saluran kemih

o Penyakit jantung

o Infeksi virus berbahaya

o Alergi obat atau makanan tertentu

o Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut

o Inkompatibilitas rhesus

o Paparan sinar x/ rongen

- Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan

o Dilatasi dan kuretase

o Reparasi vagina

o Seksio sesarea

o Serviks inkompeten

o Operasi non-ginekologi

Page 7: ANC (antenatal care)

- Riwayat mengikuti progran Keluarga Berencana (KB)

- Riwayat imunisasi

- Riwayat menyusui

Pemeriksaan

- Keadaan umum

o Tanda vital

o Pemeriksaan jantung dan paru

o Pemeriksaan payudara

o Kelainan otot dan rangka serta neurologik

- Pemeriksaan abdomen

o Inspeksi

Bentuk dan ukuran abdomen

Parut bekas operasi

Tanda-tanda kehamilan

Gerakan janin

Varises atau pelebaran vena

Hernia

Edema

o Palpasi

Tinggi fundus

Punggung bayi

Presentasi

Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk PAP

o Auskultasi

10 minggu dengan doppler

20 minggu dengan fetoskop pinard

o Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/ II

Laboratorium

- Pemeriksaan

o Analisis urin rutin

o Analisis tinja rutin

o Hb, MCV

Page 8: ANC (antenatal care)

o Golongan darah

o Hitung jenis sel darah

o Gula darah

o Antigen Hepatitis B virus

o Antibodi Rubela

o HIV/ VDRL

- Ultrasonografi rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi kelainan

janin.

Beberapa gejala dan tanda bahaya selama kehamilan

Gejala dan tanda bahaya selama kehamilan antara lain perdarahan,

preeklampsia, nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. Gejala lain yang harus

diwaspadai yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah sebagai

berikut:

- Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan

- Disuria

- Menggigil atau demam

- Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

- Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

Kunjungan berkala asuhan antenatal

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila

kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup empat kali: satu kali pada trimester I,

satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III. Hal ini dapat

memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali

secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.

Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul bersamaan dengan terjadinya

kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan) atau baru akan menampakkan

gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang

disebabkan oleh plasenta previa). Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan

keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau

konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan

pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan

berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:

Page 9: ANC (antenatal care)

- Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil

- Hasil pemeriksaan setiap kunjungan

o Umum

Tekanan darah

Respirasi

Nadi

Temperatur tubuh

o Andomen

Tinggi fundus uteri

Letak janin (setelah 34 minggu)

Presentasi janin

Denyut jantung janin

o Pemeriksaan tambahan

Proteinuria

Glukosuria

Keton

- Menilai kesejahteraan janin

Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat

dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang

diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.

Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan

dengan peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan

peralatan ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik

janin. Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang akan

disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi

fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.

Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/ 12 jam)

Gerakan janin

Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan

hipoksia berat atau janin meninggal

Denyut jantung janin

Page 10: ANC (antenatal care)

USG

Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas juga

dilakukan pula pemeriksaan tentang penilaian besar janin, letak dan

presentasi, dan pengukuran luas panggul (Adriaansz G, 2009)

STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T

1.  Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun

tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik

untuk ibu hamil antara lain, yaitu 145 cm.

2.   Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama

masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi

plasenta tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada

saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi hipertensi pada kehamilan

3.   Ukur Tinggi Fundus Uteri

Apabila usia kehamilan 24 minngu mengukur dengan jari,tetapi apabila kehamilan

diatas 24 minngu memakai pengukur  MC DONAL yaitu dengan cara mengukur

tinggi fundus memakai CM dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian tentukan

sesuai rumusnya

4.   Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

Pemberian Imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali

saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang

kedua diberikan 4 minggu kemudian untuk memaksimalkan perlindungan maka

dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil

5.   Tablet tambah darah

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah untuk mencegah defisiensi

zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar Hemoglobin. Tablet zat besi

berisi 60 mg zat besi dan 500 mg asam folat paling sedikit diminum 1 tablet sehari

selama 90 hari berturut turut ingat ibu agar tidak meminummya dengan teh atau

kopi.Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu

untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk

Page 11: ANC (antenatal care)

mengetahui kadar Hb. Dilakukan 2 kali semasa kehamilan yaitu pada saat

kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada

tanda-tanda anemia

6.   Tes terhadap Penyakit Menular Seksual

Menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) lain pada

kecurigaan adanya resiko IMS

7.   Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)

Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien

(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)

Menetapkan Jadwal Kunjungan sesuai dengan Perkembangan

Jika mengikuti standar kunjungan, dapat dilakukan minimal empat kali

selama masa kehamilannya sehingga saat ibu datang pada kunjungan awal pada

trimester pertama, ibu akan dijadwalkan kunjungan ulang pada umur kehamilan

trimester kedua satu kali dan trimester ketiga dua kali.

Jika ibu mau melakukan kunjungan ideal maka ibu dianjurkan untuk

melakukan kunjungan ulang setiap bulan pada umur kehamilan trimester pertama

setelah umur kehamilan 28 minggu maka ibu datang dua minggu satu kali dan

setelah umur kehamilan diatas 36 minggu datang satu minggu satu kali dan

setelah umur kehamilan 40 minggu.

(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)

Pemeriksaan Fisik,Pemeriksaan Panggul,Pemeriksaan Laboratorium

1.    Pemeriksaan fisik

a.    Pemeriksaan fisik umum : tinggi badan,berat badan,tanda-tanda vital (tekanan

darah,nadi suhu dan pernafasan)

b.    Kepala dan Leher : edama pada wajah,ikhterus pada mata,bibir pucat,leher

meliputi pembengkaan kelenjar tiroid

c.    Payudara : ukuran simetris, puting payudara menonjol/masuk keluarnya

kolostrum atau cairan lain :retraksi massa,nodul axilla

Page 12: ANC (antenatal care)

d.   Abdomen : bekas luka operasi,tinggi fundus uteri (jika > 12 minngu) letak

pasien, posisi dan penurunan kepala (kalau <36 minggu ) mendengar denyut

jantung janin (DJJ) bila kehamilan kurang dari 18 minggu.

e.    Tangan dan kaki : edema dijari tangan,kuku jari pucat,varises vena refleks

f.     Genetalia (internal) : servik meliputi cairan yang keluar luka clesi,kelunakan

posisi mobilisasi,tertutup atau membuka vagina yang keluar,luka darah

(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)

2.      Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan hemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan primer

untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah.

Tujuan pemeriksaan :

Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin untuk

mendeteksi anemia namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini tidak dilakukan

secara optimal selama kehamilan.

Pemeriksaan Anemia

Hasil pemeriksaan Hb dapat diklasifikasi sebagai berikut : Hb 11% gram

dikatakan tidak anemia,9-10 % garam anemia ringan,7-8 % garm dikatakan

anemia sedang,<7gr% anemia berat ( Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)

PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

Tujuan :

1. Untuk mengetahui panggul seseorang apakah normal atau tidak

2. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang

Pemeriksaan panggul dilakukan :

1. Pada pemeriksaan pertama pada ibu hamil

2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang

lalu

3. Ibu akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri

terutama pada primi para

Persiapan alat :

Page 13: ANC (antenatal care)

1. Pita pengukur

2. Jangka panggul

3. Buku catatan

Prosedur :

1. Ujung jari telunjuk kanan dan kiri berada pada unjung jangka panggul

2. Jari tengah mencari tempat-tempat yang akan diukur

3. Tempatkan ujung jangka pangul pada tempat yang sudah di temukan lihat

dan baca skala pada jangka panggul

4. catat hasilnya

Ukuran-ukuran luar yang terpenting :

1. Distansia spinarum : jarang anatar spina iliaka anterior superior kanan dan

kiri

2. Distansia Cristarum : jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan

kiri

3. Conjungata Eksterna (Boudeloque) : jarak antara pinggir atas symphysis

dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke - V

4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simfisis melalui spina iliaka

anterior superior kanan ke pertengahan trhochanter mayor kanan ke

pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina iliaka anterior

superior kiri kemudian kembali keatas simfisis.

Panggul Sempit

1.    Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)

a.    Pembagian tingkatan panggul sempit

Tingkat I            : CV = 9-10 cm           = borderline

Tingkat II          : CV = 9-8 cm = relatif

Tingkat III         : CV = 6-8 cm = ekstrim

Tingkat IV: CV = 6 cm = mutlak (absolut)

b.    Pembagian menurut tindakan

Page 14: ANC (antenatal care)

SC primer = 11 cm = partus biasa

1.    CV = 8-10 cm = partus percobaan

2.    CV = 6-8 cm = SC primer

3.    CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)

Inlet dianggap sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversal kurang

dari 12 cm. karena yang biasanya diukur adalah Conjugata Diagonalis (CD) maka

inlet dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.

2.    Kesempitan midpelvis

Terjadi bila:

a.       Diameter interspinarum 9 cm, atau

b.      Bila diameter transversal ditambahkan dengan diameter sagitalis posterior

kurang dari 13,5 cm

Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvimetri

Page 15: ANC (antenatal care)

DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin AB, 2009, Kematian Ibu dan Perinatal, Dalam: Saifuddin AB (Ed), Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo , edisi-4: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp. 53-65.

Adriaansz G, 2009, Asuhan Antenatal, Dalam: Saifuddin AB (Ed), Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo , edisi-4: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp. 278-287.

Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011, Asuhan Kebidanan III (Nifas), Jakarta: Trans Info Media