anc (antenatal care)
DESCRIPTION
antenatal careTRANSCRIPT
ANTENATAL CARE
Oleh :
Citanova Sucianingati
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2005.;
Manuaba, 2008).
Antenatal Care mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Dianjurkan, agar pada setiap
kehamilan, dilakukan antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang
lazim berlaku .
Tujuan antenatal care ini ialah untuk mengetahui data kesehatan ibu hamil
dan perkembangan bayi intrauterin sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai
dalam menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi serta mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang pemeliharaan bayinya.
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian
besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita
komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam
jiwa ibu. Komplikasi ini menyebabkan kematian lebih dari setengah juta ibu
setiap tahun.
Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan
atau nifas, 16-17 ibu menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan
mereka, umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan
(25%), infeksi (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%),
aborsi (13%)
Kesakitan ibu terdiri atas komplikasi ringan sampai berat berupa
komplikasi permanen atau menahun yang terjadi sesudah masa nifas. Contoh
komplikasi ini adalah fistula , inkontinensia urin dan alvi, parut uterus, penyakit
radang panggul, dan sindrom Sheehan.
Menurut perkiraan WHO sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari perdarahan
pasca persalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada seorang ibu yang
telah menderita anemia, maka perdarahan pascapersalinan dapat memperberat
keadaan anemia dan dapat berakibat fatal.
Infeksi juga merupakan penyebab penting kematian dan kesakitan ibu.
Insidensi infeksi nifas sangat berhubungan dengan praktik tidak bersih pada waktu
persalinan dan masa nifas. Infeksi menular seksual dalam kehamilan merupakan
faktor risiko untuk sepsis , infeksi HIV/ AIDS berhubungan dengan peningkatan
insidens sepsis.
Eklampsia secara global terjadi pada 0,5% kelahiran hidup dan 4,5%
hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia mempengaruhi banyak organ vital.
Pascakonvulsi pada eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema
paru, perdarahan serebral, dan ablasio retina.
Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah fistula vesikovaginalis dan atau
rektovaginalis. Di samping itu, dapat terjadi komplikasi yang berhubungan
dengan sepsis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini. Komplikasi lain adalah
ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan syok, bahkan kematian.
Persalinan lama juga merupakan penyebab kematian janin. Janin
meninggal karena tekanan berlebihan pada plasenta dan tali pusat. Kematian janin
dapat menjadi trigger terjadinya koagulasi intravaskular disseminata dengan
akibat perdarahan, syok, dan kematian.
Insidens aborsi tidak aman secara global adalah sekitar 20 juta per tahun,
atau 1 diantara 10 kehamilan atau 1 aborsi tidak aman dengan 7 kelahiran hidup.
Lebih dari 90% aborsi tidak aman terjadi di negara-negara sedang berkembang.
Komplikasi yang terjadi berupa sepsis, perdarahan, trauma genital dan abdominal,
perforasi uterus, dan keracunan bahan abortifasien. Kematian dapat terjadi karena
gangren gas dan gagal ginjal akut. Komplikasi jangka panjang aborsi tidak aman
adalah nyeri panggul menahun, penyakit radang panggul, oklusi tuba, dan
infertilitas sekunder. Dapat pula terjadi kehamilan ektopik, persalinan prematur,
atau abortus spontan pada kehamilan berikutnya.
Kesakitan yang menyusul penyebab tidak langsung misalnya anemia,
malaria, hepatitis, tuberkulosis, dan penyakit kardiovaskular. Salah satu kesakitan
yang utama adalah anemia, yang disamping menyebabkan kematian melalui henti
kardiovaskular, juga berhubungan dengan penyebab langsung kematian ibu. Ibu
yang anemia tidak dapat menoleransi kehilangan darah seperti perempuan sehat
tanpa anemia. Pada waktu persalinan, kehilangan darah 1.000 ml tidak
mengakibatkan kematian pada ibu sehat, tetapi pada ibu anemia, kehilangan darah
kurang dari itu dapat berakibat fatal. Ibu anemia juga meningkatkan risiko operasi
atau penyembuhan luka tidak segera, sehingga luka dapat terbuka seluruhnya.
Malaria meningkatkan risiko anemia ibu, prematuritas, dan berat badan
lahir rendah pada kehamilan pertama. Prevalensi dan densitas parasitemia pada
primigravida lebih tinggi daripada ibu tidak hamil. Infeksi HIV juga
meningkatkan risiko komplikasi malaria. Hepatitis virus dalam kehamilan
merupakan keadaan yang meningkatkan case fatality rate 35 kali daripada ibu
tidak hamil. Hepatitis virus umumnya terjadi pada trimester ketiga kehamilan,
dapat menyebabkan persalinan prematur, gagal hati, perdarahan, dan janin pada
umumnya sulit diselamatkan. (Saifuddin AB, 2009)
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Jadwal kunjungan asuhan antenatal
Bila kehamilan termasuk risiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan
harus lebih ketat. Namun bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali.
Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi
kode huruf K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal
yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan
sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan
antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak 2 kali kunjungan
antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada
tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau
gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas
dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan
perubahan anatomik dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan
menggunakan berbagai metode yang tersedia.
Pemeriksaan rutin dan penelusuran penyulit selama kehamilan
Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data pasien dan
keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetrik seperti di bawah ini.
Identifikasi dan riwayat kesehatan
- Data umum pribadi
o Nama
o Usia
o Alamat
o Pekerjaan ibu/ suami
o Lamanya menikah
o Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
- Keluhan saat ini
o Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
o Lamanya mengalami gangguan tersebut
- Riwayat haid
o Hari pertama haid terakhir (HPHT)
o Usia kehamilan dan taksiran persalinan (Rumus Naegele: tanggal HPHT
ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)
- Riwayat kehamilan dan persalinan
o Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
o Cara persalinan
o Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
o Berat badan lahir
o Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
o Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
- Riwayat kehamilan saat ini
o Identifikasi kehamilan
o Identifikasi penyulit (preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan)
o Penyakit lain yang diderita
o Gerakan bayi dalam kandungan
- Riwayat penyakit dalam keluarga
o Diabetes melitus, hipertensi atau hamil kembar
o Kelainan bawaan
- Riwayat penyakit ibu
o Penyakit yang pernah diderita
o DM, HDK, infeksi saluran kemih
o Penyakit jantung
o Infeksi virus berbahaya
o Alergi obat atau makanan tertentu
o Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
o Inkompatibilitas rhesus
o Paparan sinar x/ rongen
- Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
o Dilatasi dan kuretase
o Reparasi vagina
o Seksio sesarea
o Serviks inkompeten
o Operasi non-ginekologi
- Riwayat mengikuti progran Keluarga Berencana (KB)
- Riwayat imunisasi
- Riwayat menyusui
Pemeriksaan
- Keadaan umum
o Tanda vital
o Pemeriksaan jantung dan paru
o Pemeriksaan payudara
o Kelainan otot dan rangka serta neurologik
- Pemeriksaan abdomen
o Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen
Parut bekas operasi
Tanda-tanda kehamilan
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
o Palpasi
Tinggi fundus
Punggung bayi
Presentasi
Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk PAP
o Auskultasi
10 minggu dengan doppler
20 minggu dengan fetoskop pinard
o Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/ II
Laboratorium
- Pemeriksaan
o Analisis urin rutin
o Analisis tinja rutin
o Hb, MCV
o Golongan darah
o Hitung jenis sel darah
o Gula darah
o Antigen Hepatitis B virus
o Antibodi Rubela
o HIV/ VDRL
- Ultrasonografi rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi kelainan
janin.
Beberapa gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
Gejala dan tanda bahaya selama kehamilan antara lain perdarahan,
preeklampsia, nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. Gejala lain yang harus
diwaspadai yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah sebagai
berikut:
- Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
- Disuria
- Menggigil atau demam
- Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
- Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
Kunjungan berkala asuhan antenatal
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila
kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup empat kali: satu kali pada trimester I,
satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III. Hal ini dapat
memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali
secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.
Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul bersamaan dengan terjadinya
kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan) atau baru akan menampakkan
gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa). Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan
keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau
konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan
berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
- Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
- Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
o Umum
Tekanan darah
Respirasi
Nadi
Temperatur tubuh
o Andomen
Tinggi fundus uteri
Letak janin (setelah 34 minggu)
Presentasi janin
Denyut jantung janin
o Pemeriksaan tambahan
Proteinuria
Glukosuria
Keton
- Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang
diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan
dengan peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
peralatan ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik
janin. Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang akan
disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi
fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.
Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/ 12 jam)
Gerakan janin
Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meninggal
Denyut jantung janin
USG
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas juga
dilakukan pula pemeriksaan tentang penilaian besar janin, letak dan
presentasi, dan pengukuran luas panggul (Adriaansz G, 2009)
STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun
tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil antara lain, yaitu 145 cm.
2. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama
masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi
plasenta tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada
saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi hipertensi pada kehamilan
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Apabila usia kehamilan 24 minngu mengukur dengan jari,tetapi apabila kehamilan
diatas 24 minngu memakai pengukur MC DONAL yaitu dengan cara mengukur
tinggi fundus memakai CM dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian tentukan
sesuai rumusnya
4. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Pemberian Imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali
saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang
kedua diberikan 4 minggu kemudian untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil
5. Tablet tambah darah
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah untuk mencegah defisiensi
zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar Hemoglobin. Tablet zat besi
berisi 60 mg zat besi dan 500 mg asam folat paling sedikit diminum 1 tablet sehari
selama 90 hari berturut turut ingat ibu agar tidak meminummya dengan teh atau
kopi.Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi perhari. Selain itu
untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk
mengetahui kadar Hb. Dilakukan 2 kali semasa kehamilan yaitu pada saat
kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada
tanda-tanda anemia
6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS) lain pada
kecurigaan adanya resiko IMS
7. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien
(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)
Menetapkan Jadwal Kunjungan sesuai dengan Perkembangan
Jika mengikuti standar kunjungan, dapat dilakukan minimal empat kali
selama masa kehamilannya sehingga saat ibu datang pada kunjungan awal pada
trimester pertama, ibu akan dijadwalkan kunjungan ulang pada umur kehamilan
trimester kedua satu kali dan trimester ketiga dua kali.
Jika ibu mau melakukan kunjungan ideal maka ibu dianjurkan untuk
melakukan kunjungan ulang setiap bulan pada umur kehamilan trimester pertama
setelah umur kehamilan 28 minggu maka ibu datang dua minggu satu kali dan
setelah umur kehamilan diatas 36 minggu datang satu minggu satu kali dan
setelah umur kehamilan 40 minggu.
(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)
Pemeriksaan Fisik,Pemeriksaan Panggul,Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum : tinggi badan,berat badan,tanda-tanda vital (tekanan
darah,nadi suhu dan pernafasan)
b. Kepala dan Leher : edama pada wajah,ikhterus pada mata,bibir pucat,leher
meliputi pembengkaan kelenjar tiroid
c. Payudara : ukuran simetris, puting payudara menonjol/masuk keluarnya
kolostrum atau cairan lain :retraksi massa,nodul axilla
d. Abdomen : bekas luka operasi,tinggi fundus uteri (jika > 12 minngu) letak
pasien, posisi dan penurunan kepala (kalau <36 minggu ) mendengar denyut
jantung janin (DJJ) bila kehamilan kurang dari 18 minggu.
e. Tangan dan kaki : edema dijari tangan,kuku jari pucat,varises vena refleks
f. Genetalia (internal) : servik meliputi cairan yang keluar luka clesi,kelunakan
posisi mobilisasi,tertutup atau membuka vagina yang keluar,luka darah
(Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)
2. Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan hemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan primer
untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah.
Tujuan pemeriksaan :
Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin untuk
mendeteksi anemia namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini tidak dilakukan
secara optimal selama kehamilan.
Pemeriksaan Anemia
Hasil pemeriksaan Hb dapat diklasifikasi sebagai berikut : Hb 11% gram
dikatakan tidak anemia,9-10 % garam anemia ringan,7-8 % garm dikatakan
anemia sedang,<7gr% anemia berat ( Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011)
PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR
Tujuan :
1. Untuk mengetahui panggul seseorang apakah normal atau tidak
2. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
1. Pada pemeriksaan pertama pada ibu hamil
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang
lalu
3. Ibu akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primi para
Persiapan alat :
1. Pita pengukur
2. Jangka panggul
3. Buku catatan
Prosedur :
1. Ujung jari telunjuk kanan dan kiri berada pada unjung jangka panggul
2. Jari tengah mencari tempat-tempat yang akan diukur
3. Tempatkan ujung jangka pangul pada tempat yang sudah di temukan lihat
dan baca skala pada jangka panggul
4. catat hasilnya
Ukuran-ukuran luar yang terpenting :
1. Distansia spinarum : jarang anatar spina iliaka anterior superior kanan dan
kiri
2. Distansia Cristarum : jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan
kiri
3. Conjungata Eksterna (Boudeloque) : jarak antara pinggir atas symphysis
dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke - V
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simfisis melalui spina iliaka
anterior superior kanan ke pertengahan trhochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina iliaka anterior
superior kiri kemudian kembali keatas simfisis.
Panggul Sempit
1. Kesempitan pintu atas panggul (pelvic inlet)
a. Pembagian tingkatan panggul sempit
Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline
Tingkat II : CV = 9-8 cm = relatif
Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim
Tingkat IV: CV = 6 cm = mutlak (absolut)
b. Pembagian menurut tindakan
SC primer = 11 cm = partus biasa
1. CV = 8-10 cm = partus percobaan
2. CV = 6-8 cm = SC primer
3. CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)
Inlet dianggap sempit bila CV kurang dari 10 cm atau diameter transversal kurang
dari 12 cm. karena yang biasanya diukur adalah Conjugata Diagonalis (CD) maka
inlet dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.
2. Kesempitan midpelvis
Terjadi bila:
a. Diameter interspinarum 9 cm, atau
b. Bila diameter transversal ditambahkan dengan diameter sagitalis posterior
kurang dari 13,5 cm
Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvimetri
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin AB, 2009, Kematian Ibu dan Perinatal, Dalam: Saifuddin AB (Ed), Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo , edisi-4: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp. 53-65.
Adriaansz G, 2009, Asuhan Antenatal, Dalam: Saifuddin AB (Ed), Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo , edisi-4: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pp. 278-287.
Rukiyah, Ai yeyeh, dkk, 2011, Asuhan Kebidanan III (Nifas), Jakarta: Trans Info Media