konsep antenatal care

22
KONSEP ANTENATAL CARE A. DEFINISI Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi meliputi : 1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) 2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika) 3. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK) 4. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia 5. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT) 6. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK) 7. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

Upload: aviana-e-wardani

Post on 09-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ANC

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Antenatal Care

KONSEP ANTENATAL CARE

A. DEFINISI

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan

atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya

komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini

mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002).

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik

dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa

nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi

juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi

pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu

hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan

kualitas pelayanan antenatal. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan

antenatal terintegrasi meliputi :

1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)

3. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)

4. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

5. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

6. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)

7. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

8. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

9. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN). (Depkes

RI, 2009)

B. TUJUAN, MANFAAT, DAN CARA ANTENATAL CARE

Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur

dan tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi

jelas menurun.

Page 2: Konsep Antenatal Care

Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan

mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa

nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan

tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :

1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang – kurangnya harus sama

sehatnya atau lebih sehat,

2. Kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan sejak dini dan diobati,

3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan

metal. (Wiknjosastro, 2005)

a) Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :

- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan

tumbuh kembang bayi;

- Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi,

- Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan,

- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

- Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).

b) Keuntungan Antenatal Care

Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil

dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. (Manuaba,1998)

c) Fungsi Antenatal Care

- Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas

pendidikan.

- Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan resiko tinggi

dan merujuk bila perlu.

- Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

d) Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan Antenatal care disesuaikan dengan standar pelayanan

antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :

Page 3: Konsep Antenatal Care

- Kunjungan Pertama

a. Catat identitas ibu hamil

b. Catat kehamilan sekarang

c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

e. Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium

f. Pemeriksaan obstetri

g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan

mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.

i. Penyuluhan/konseling.

- Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

kunjungan selama periode antenatal yang terdiri dari:

a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 –

28).

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 –

36 dan sesudah minggu ke 36) (Saifudin, dkk.,2002),

d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada

gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

(Pusdiknakes, 2003).

Pada setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan perlu melakukan

beberapa hal serta mendapatkan informasi yang sangat penting,

yaitu:

a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan dan ibu hamil.

2) Mendeteksi masalah dan menanganinya.

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus

neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisional yang merugikan.

Page 4: Konsep Antenatal Care

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk

menghadapi komplikasi.

5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan

kebersihan, istirahat dan sebagainya.

b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28

Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus

mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala

preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa

untuk apakah ada kehamilan ganda).

c. Trimester ketiga antara minggu 28-36

Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk

mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester ketiga setelah 36 minggu

Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak

normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di

rumah sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)

- Tinjauan tentang Kunjungan Ibu Hamil

Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk

mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak

mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat

juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas

kesehatan (Depkes RI, 2004). Pelayanan/asuhan standar minimal

termasuk “7 T” terdiri dari:

a. (Timbang) berat badan

b. Ukur (Tekanan) darah

c. Ukur (Tinggi) fundus uteri

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)

e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular sexual

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin,

2002).

Page 5: Konsep Antenatal Care

C. INTERVENSI DALAM PELAYANAN ANTENATAL

Intervensi dalam pelayanan antenatal adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu

hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal

adalah :

1. Intervensi Dasar

- Pemberian Tetanus Toxoid

- Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus

neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila

diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu,

kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan

yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan

satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan

cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat.

- Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas

- Pemberian Vitamin Zat Besi

- Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada

ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan

meningkat.

- Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa

mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg)

dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi

sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu

penyerapan. (Saifudin, 2002)

2. Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai

dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

a. Faktor resiko, meliputi:

Umur

- Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

- Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

b. Paritas

- Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)

- Paritas > 3

Page 6: Konsep Antenatal Care

c. Interval

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang – kurangnya 2

tahun.

d. Tinggi badan kurang dari 145 cm

e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

3. Komplikasi Kehamilan

a. Komplikasi obstetri langsung

Perdarahan

Preeklamasi/eklamsia

Kelainan letak lintang, sungsang primi gravid

Anak besar, hidramnion, kelainan kembar

Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

b. Komplikasi obstetri tidak langsung

Penyakit jantung

Hepatitis

TBC (Tuberkolosis)

Anemia

Malaria

Diabetes militus

c. Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan

(kendaraan, keracunan, kebakaran). (Mochtar R, 1998)

D. Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum

dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat

pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas

pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah

sakit umum. (Depkes RI, 1995)

E. Peran Serta Ibu dalam Pelayanan Antenatal Peran serta ibu dalam hal ini ibu-ibu hamil di dalam memanfaatkan pelayanan antenatal

dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan, adanya

pengetahuan tentang manfaat pelayanan antenatal selama kehamilan akan

menyebabkan sikap yang positif. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat

Page 7: Konsep Antenatal Care

untuk ikut serta dalam pemeriksaan kehamilan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah

disebut perilaku. (Fishbein dan Ajzen, 1980).

Menurut Lewrence Green dengan modifikasi dalam Buku Pendidikan dan Perilaku

Kesehatan (Sukidjo Notoatmodjo) faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain:

Faktor yang mempermudah (Predisposing factor)

Mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, moral social, dan unsur lain yang

terdapat dalam diri individu (masyarakat)

- Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan

menurut Bloom (1971) dalam muniarti (2008) adalah hasil tahu yang

dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi

pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara

Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan (reality).

Salah satu cara untuk mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah

dari tradisi atau dari yang berwenang di masa lalu yang umumnya

dikenal, seperti aristoteles. Pengetahuan juga mungkin diperoleh

berdasarkan pengumuman sekuler atau kekuasaan agama, negara, atau

gereja. Cara lain untuk mendapat pengetahuan dengan pengamatan dan

eksperimen: metode ilmiah. Pengetahuan juga diturunkan dengan cara

logika secara tradisional, otoratif atau ilmiah atau kombinasi dari mereka,

dan dapat atau tidak dapat dibuktikan dengan pengamatan dan

pengetesan. Dari pengetahuan dan penelitian ternyata prilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.(Notoatmodjo, 2003)

Page 8: Konsep Antenatal Care

- Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat

dilihat langsung tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup (Soekidjo, 2003).

Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara

tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan

adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu,

sedangkan dalam sikap negative terdapat kecenderungan menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Sarlito, 2000).

Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang

ada pada seseorang yang memberikan gambaran corak tingkah laku

seseorang. Berdasar pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga

bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil tindakan oleh orang

tersebut terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapinya. Jadi

dalam kondisi wajar gambaran kemungkinan tindakan atau tingkah laku

yang diambil sebagai respon terhadap suatu masalah atau keadaan yang

dihadapkan kepadanya dapat diketahui dari sikapnya (Hariyadi, 2003).

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas.

Misalnya sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi tersebut harus

mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang

mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping

faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain (Soekidjo,

2003).

Faktor pendukung (enabling factor)

- Keterjangkauan Fasilitas

Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-

faktor yang menjadi masa rantai terjadinya penyakit, yang kesemuanya

itu tidak terlepas dari faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada,

perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan ataupun gaya hidup

yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan,

ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, disamping faktor-

faktor yang sudah dibawa sejak lahir sehingga menjadi masalah

Page 9: Konsep Antenatal Care

tersendiri bila dilihat dari segi individu, keluarga, kelompok, maupun

masyarakat secara keseluruhan (Effendy, 1998).

- Jarak ke Pelayanan ANC

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002) Jarak adalah

ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak

antara rumah dengan tempat pelayanan ANC. Faktor biaya dan jarak

pelayanan kesehatan dengan rumah berpengaruh terhadap perilaku

penggunaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Kresno, 2000).

Demikian juga menurut Andersen, et all (1975) dalam Muniarti

(2008) yang mengatakan bahwa jarak merupakan komponen kedua yang

memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan.

Faktor pendorong (reinforcing factor)

Faktor pendorong merupakan faktor yang memperkuat perubahan

perilaku seseorang di karenakan adanya sikap dan perilaku yang lain seperti

sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat, atau petugas kesehatan. Perilaku

individu sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, perilaku yang positif

akan menunjang atau meningkatkan derajat kesehatan (Istiarti, 2000).

- Perilaku Masyarakat

Pada hakikatnya bila sesuatu program pembangunan kesehtan

dilaksanakan berlangsung sutu proses interaksi antara provider dengan

recipient, yang masing-masing memiliki latar belakang sosial budaya

sendiri-sendiri. Provider memilki sistem kesehatan kedokteran, recipient

memilki system kesehatan yang berlaku di komunitasnya.

Program pembangunan kesehatan, termasuk di dalamnya upaya

peningkatan kedudukan gizi, dapat mencapai tujuan program apabila dari

kedua belah pihak saling berpartisipasi aktif. Pihaknya perlu memahami

latar belakang sosial budaya dan psikologi recipient.

Prinsip-prinsip pembangunan masyarakat pedesaan perlu

diperhatikan prinsip-prinsip itu antara lain:

a) Untuk memperlancar pelaksanaan program masyarakat target

yang dapat menghambat, dan yang mendorong baik yang

terdapat dalam masyarakat target maupun staf birokrasi

inovasi.

b) Berdasarkan pengalaman, suatu program pembangunan

masyarakat terlaksana dengan lancar bila melibatkan peran

serta masyarakat dalam kegiatan-kegiatan, karena sesuai

dengan feltneed, yang berdasarkan pertimbangan provider

Page 10: Konsep Antenatal Care

adalah need, menjadi feel-need bagi masyarakat yang

bersangkutan.

c) Dalam usaha memperbaiki kebiasaan makan anak balita dan

ibu menyusui, provider hendaknya memahami faktor-faktor

kebiasaan makan orang-orang dari masyarakat target. Ada

konsep kebiasaan makan yang dapat dijadikan pedoman,

antara lain teori Channel dari Kurt Lewin. Menurut teori ini

pemilihan makanan didasari oleh nilai intelektual dan

emosional dan dipengaruhi oleh rasa, status sosial, kesehatan

dan harga. Nilai-nilai berinteraksi satu dengan yang lain.

Makanan apa yang dipilih tergantung pada skala nilai yang

diacu (Joyomartono, 2011).

- Partisipasi Masyarakat

Menurut Depkes RI (2001), Partisipasi masyarakat atau sering

disebut peran serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan

keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganinsasi dalam seluruh

tahap pembangunan, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, monitoring dan evaluasi serta pengembangan. Partisipasi

masyarakat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

a. Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena

paksaan.

b. Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena

insensitif.

c. Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi dan ingin

meniru.

d. Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran.

e. Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi

dan tanggungjawab (Depkes RI, 2001).

Faktor penghambat dalam partisipasi masyarakat berasal dari

masyarakat dan pihak provider. Dilihat dari sudut masyarakat, hambatan

dapat terjadi karena kemiskinan, kesenjangan sosial, sistem pengambilan

keputusan dari atas ke bawah, adanya kepentingan tetap, pengalaman

pahit masyarakat tentang program sebelumnya, susunan masyarakat

yang sangat heterogen, persepsi masyarakat yang sangat berbeda

dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan yang dihadapi.

Hambatan yang ada dalam pihak provider adalah terlalu mengejar target,

Page 11: Konsep Antenatal Care

persepsi yang berbede antara provider dan masyarakat, dan pelaporan

yang tidak obyektif (Depkes RI, 2001).

Partisipasi masyarakat didorong oleh faktor yang berada dalam

masyarakat dan pihak provider yang akan mempengaruhi perubahan

perilaku yang merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap

derajat kesehatan (Depkes RI, 2001).

F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Antenatal Care Umur

Umur (usia) adalah masa individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Nursalam 2001).

Dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir

semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga

mengetahui akan pentingnya Antenatal Care. Semakin muda umurnya semakin

tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi

apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Usia berguna

untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.

Seorang wanita sebagai insan biologis sudah memasuki usia produksi beberapa

tahun sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan persalinan dapat

berlangsung aman, yaitu 20-35 tahun, setelah itu resiko ibu akan meningkat

setiap tahun.

Wiknjosastro (2005), juga menyatakan bahwa dalam kurun reproduksi

sehatdikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30

tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah

20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi

pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-

35 tahun.

Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia,

merupakan suatu proses dimana pengalaman atau informasi diperoleh sebagai

hasil dari proses belajar. Menurut Dictionary of Education, pendidikan dapat

diartikan suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap

dan bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan.

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula

tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003). Menurut Suparlan (2006)

Page 12: Konsep Antenatal Care

pendidikan dalam arti luas yaitu segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung

sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan dalam arti

sempit yaitu seluruh kegiatan belajar yang direncanakan, dengan materi

terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam sistem pengawasan, dan

diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan. Wanita yang

berpendidikan akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang proposional karena manfaat pelayanan

kesehatan akan mereka sadari sepenuhnya. Jenjang pendidikan adalah tahapan

pendidikan yangditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di

Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD/MI/Paket

A dan SLTP/MTs/Paket B), pendidikan menengah (SMU, SMK), dan pendidikan

tinggi yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan

spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Paritas Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu

orang. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru

sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.

Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai

anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk

memeriksakan kehamilannya (Wiknjosastro, 2005).

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram atau

lebih, yang pernah dilahirkan, hidup atau mati. Bila berat badan tidak diketahui

maka dipakai batas umur kehamilannya 24 minggu. Berdasarkan pengertian

tersebut maka paritas mempengaruhi kunjungan kehamilan. Paritas 1 dan paritas

tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi

paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani

dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat

dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada

paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Wiknjosastro, 2005).

Pendapatan Perkapita Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendapatan perkapita

adalah besarnya pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang

diperoleh dari hasil pembagian pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut.

Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan usaha (Departemen

Pendidikan Nasional 2002).

Page 13: Konsep Antenatal Care

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Diater Evers (1982:20), pendapatan

yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain

maupun dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini

adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan

pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan

keluarga yang memadai akan menunjang antenatal care yang baik dan kesadaran

untuk periksa, karena dapat menyediakan semua kebutuhan dirinya baik yang

primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 1995).

Pendapatan mempengaruhi kunjungan ANC. Hal ini disebabkan karena biaya

penghidupan yang tinggi sehingga diperlukan pasien harus menyediakan dana

yang diperlukan. Adapun tingkat ekonomi yang diteliti berdasarkan upah minimal

regional (UMR) adalah penghasilan sebesar Rp 1.305.000,- /bulan (BPS Medan

2013).

Menurut penelitian Shintha Kusumaning Pribadi (2008) meskipun faktor

ekonomi bukan penentu utama ketidakpatuhan seseorang, terhadap saran tenaga

kesehatan, namun kemapuan seseorang untuk membeli obat dari kantong sendiri

sedikit banyak mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap tenaga kesehatan.

Biaya pembelian obat yang dirasa terlalu mahal untuk ukuran kemampuan

ekonominya, cenderung tidak dibeli meskipun itu disarankan oleh tenaga

kesehatan. Walaupun obat yang gratis tidak terlalu disukai karena dirasa kurang

khasiatnya.

Jarak Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002), jarak adalah ruang sela

(panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah

dengan tempat pelayanan ANC.

Indonesia merupakan negara yang luas sayangnya luas wilayah ini belum

diimbangi dengan kecukupan, ketersediaan sarana-sarana layanan publik

termasuk di bidang kesehatan. Di beberapa desa masih kesulitan mendapatkan

akses pelayanan kesehatan, tidak semua desa mempunyai puskesmas dan

tenaga medis seperti: dokter; bidan; atau perawat. Secara geografis masih

banyak masyarakat yang tinggal jauh dari sarana kesehatan (Depkes RI, 2003).

G. Pengetahuan tentang Antenatal Care Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), pengetahuan didefinisikan

segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

hal.

Page 14: Konsep Antenatal Care

Sedangkan Notoatmodjo (2003) mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil

dari tahu setelah seseorang seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan,

dan perabaan.

Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang

diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan

sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau

lingkungannya.

Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formula

baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

Page 15: Konsep Antenatal Care

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Sukmadinata (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal

a. Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

b. Rohani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif individu.

2. Faktor eksternal

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam member

respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan

tersebut.

b. Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang

lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan

lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan

dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Hal ini

berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan

yang dimiliki oleh seseorang.

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih

mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang

lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

d. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,

sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

Page 16: Konsep Antenatal Care

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media.

e. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari

lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya

seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti

seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas

pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut,

informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.