pembuatan sistem inventory dengan pengaturan peletakan dan visualisasi posisi barang pada ud aneka...

69
PEMBUATAN SISTEM INVENTORY DENGAN PENGATURAN PELETAKAN DAN VISUALISASI POSISI BARANG PADA UD ANEKA MAINAN Oleh: Gregorius Satia Budhi Liliana Arief Abadi Oviliani Yenty Yuliana JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2004

Upload: dika-script

Post on 27-Jul-2015

633 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

PEMBUATAN SISTEM INVENTORY DENGAN PENGATURAN PELETAKAN DAN VISUALISASI

POSISI BARANG PADA UD ANEKA MAINAN

Oleh:

Gregorius Satia Budhi

Liliana

Arief Abadi

Oviliani Yenty Yuliana

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2004

Page 2: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

LAPORAN PENELITIAN

NO: 04/Pen/Informatika/I/2004

PEMBUATAN SISTEM INVENTORY DENGAN PENGATURAN PELETAKAN DAN VISUALISASI

POSISI BARANG PADA UD ANEKA MAINAN

Oleh:

Gregorius Satia Budhi

Liliana

Arief Abadi

Oviliani Yenty Yuliana

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2004

Page 3: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

iii

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

1. a. Judul Penelitian : PEMBUATAN SISTEM INVENTORY DENGAN PENGATURAN PELETAKAN DAN VISUALISASI POSISI BARANG PADA UD ANEKA MAINAN

b. Nomor Penelitian : 04/Pen/Informatika/I/2004 c. Jalur Penelitian : I/ II/ III/ IV 2. Ketua Peneliti a. Nama lengkap dan Gelar : Gregorius Satia Budhi, ST.,MT. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Pangkat/Golongan/NIP : Asisten Ahli/ IIIB/ 02030 d. Bidang Ilmu yang diteliti : Sistem Informasi e. Jabatan Akademik : Asisten Ahli f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri/ Teknik

Informatika g. Universitas : Universitas Kristen Petra 3. Anggota Tim Peneliti (I) : a. Nama lengkap dan Gelar : Liliana, ST. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan/NIP : Asisten Ahli/ IIIA/ 03024 d. Bidang Ilmu yang diteliti : Sistem Informasi e. Jabatan Akademik : - f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri/ Teknik

Informatika g. Universitas : Universitas Kristen Petra Anggota Tim Peneliti (II) : a. Nama lengkap dan Gelar : Arief Abadi b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Pangkat/Golongan/NIP : - d. Bidang Ilmu yang diteliti : Sistem Informasi e. Jabatan Akademik : - f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri/ Teknik

Informatika g. Universitas : Universitas Kristen Petra Anggota Tim Peneliti (III) : a. Nama lengkap dan Gelar : Oviliani Yenty Yuliana, ST., MSCIS b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina/ IVA/ 94014 d. Bidang Ilmu yang diteliti : Sistem Informasi e. Jabatan Akademik : Lektor f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekonomi/ Program Studi

Akuntansi g. Universitas : Universitas Kristen Petra

Page 4: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

iv

4. Lokasi Penelitian : Surabaya 5. Kerjasama dengan Instansi lain Nama Instansi : - Alamat : - 6. Tanggal Penelitian : Januari 2004 s/d Juli 2004 7. Biaya : -

Surabaya, 31 Juli 2004

Mengetahui, Ketua Jurusan/ Ka. Unit Ketua Peneliti Djoni Haryadi Setiabudi, M.Eng. Gregorius Satia Budhi, ST.,MT. NIP. 85-009 NIP. 02-030 Menyetujui, Dekan Fakultas Teknologi Industri Oegik Soegihardjo, M.Sc., MA NIP. 97-007

Page 5: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

v

ABSTRAK

Sistem inventory pada UD Aneka Mainan saat ini masih bersifat manual. Jenis dan jumlah barang yang terus bertambah dengan arus keluar dan masuk barang yang semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan kontrol terhadap inventory semakin sulit dilakukan. Selain itu keterbatasan ruang dan adanya aturan peletakan juga membutuhkan efisiensi dalam penentuan lokasi barang.

Untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan kontrol terhadap persediaan dan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lokasi diperlukan pengembangan sistem baru. Sistem yang baru dikembangkan dengan menggunakan Borland Delphi 6 dan MySQL sebagai database sistem. Untuk pengaturan peletakan barang dipergunakan backtracking. Untuk melengkapi sistem, diberikan visualisasi posisi barang dengan menggunakan OpenGL.

Penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi program yang dapat melakukan kontrol terhadap persediaan dan memberikan laporan persediaan terbaru. Aplikasi program juga mendukung pengaturan peletakan dan mampu memvisualisasikan lokasi persediaan dalam bentuk tiga dimensi. Pengujian sistem dilakukan oleh programmer dan user. Dari hasil pengujian oleh user diperoleh nilai 4,61 untuk manfaat, 3,83 untuk interface dan kinerja sebesar 3,88 dari nilai maksimum sebesar 5. Secara keseluruhan sistem memiliki nilai rata-rata sebesar 3,95 yang berarti cukup baik. Dari hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem layak untuk dipergunakan. Kata kunci: Sistem inventory

Page 6: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

vi

ABSTRACT

At present, Inventory system UD Aneka Mainan still uses a manual

system. Type and amount of goods at UD Aneka Mainan are progressively increasing. Moreover, flows of goods that enter and exit to and from warehouse are also increasing. They cause the control of inventory become more difficult. Besides, limitation of space and rules of placing goods needs efficiency in determining goods location.

To increase the controlling ability of supply and increase efficiency of space usage needed a new system development. New system developed using Borland Delphi 6 and MySQL as a database system. Location arrangement of goods uses backtracking methods. Visualization of goods location uses OpenGL

Research results are a program application able to conduct the control of supplies and give the updated supply report. Program application also support the location arrangement and visualize position of supplies in three dimensions. System’s test was done by programmer and user. The result test from user obtained value 4,61 for the benefit, 3,83 for the interface and 3,875 for performance from maximum value of 5. As a whole system has the average value equal to 3,95. It means that it is good enough. From the test result can be said that system is comp0ntent to be utilized. Keyword: Inventory system

Page 7: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

vii

KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya penelitian ini. Penulis sadar bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dari penelitian ini. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan bidang ilmu pengolahan citra digital dan teknologi perangkat lunak pada umumnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini

Surabaya, Juli 2004

Penyusun

Page 8: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN.................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Permasalahan .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 1

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan................................................................... 2

1.5 Sistematika Penyusunan Laporan ........................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Perancangan Sistem ................................................................................ 4

2.1.1 Data Flow Diagram (DFD) ............................................................ 4

2.1.2 Entity Relationship Diagram (ERD)............................................... 5

2.1.3 Flowchart ........................................................................................ 8

2.2 Pembuatan Sistem ................................................................................... 8

2.2.1 Database Management Systems (DBMS)....................................... 8

2.2.2 Structure Query Language (SQL)................................................. 10

2.2.3 MySQL .......................................................................................... 13

2.2.4 Borland Delphi .............................................................................. 13

2.2.5 ActiveX Data Object (ADO) ......................................................... 17

2.2.6 OpenGL ......................................................................................... 18

2.2.7 Backtracking ................................................................................. 22

BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................ 24

3.1 Metodologi Penelitian ........................................................................... 24

3.2 Analisis Sistem Lama............................................................................ 25

Page 9: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

ix

3.2.2 Analisis Permasalahan .................................................................. 28

3.2.3 Analisis Kebutuhan ....................................................................... 29

3.3 Desain Sistem........................................................................................ 29

3.3.1 Desain Data Flow Diagram (DFD) .............................................. 29

3.3.2 Desain Entity relationship Diagram.............................................. 32

3.3.3 Desain Pengaturan Peletakan ........................................................ 32

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40

4.1 Implementasi Aplikasi .......................................................................... 40

4.2 Pengujian Aplikasi ................................................................................ 40

4.2.1 Pemasukan Barang Pada Subblok Kosong ................................... 40

4.2.2 Pemasukan Dengan Adanya Barang Sejenis................................. 44

4.2.3 Pemasukan Barang Secara Langsung............................................ 47

4.2.4 Pengeluaran Barang Dengan Metode FIFO.................................. 49

4.2.5 Pengeluaran Barang Tanpa Metode FIFO .................................... 51

4.3 Pengujian oleh User .............................................................................. 53

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 55

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 55

5.2 Saran...................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57

Page 10: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 External entity ..................................................................................... 4

Gambar 2.2 Proses .................................................................................................. 4

Gambar 2.3 Data Store ........................................................................................... 4

Gambar 2.4 Data Flow............................................................................................ 5

Gambar 2.5 Entity ................................................................................................... 6

Gambar 2.6 Relationship......................................................................................... 6

Gambar 2.7 One to One Relationship ..................................................................... 6

Gambar 2.8 One to Many Relationship................................................................... 7

Gambar 2.9 Many to Many Relationship ................................................................ 7

Gambar 2.10 Mandatory ......................................................................................... 7

Gambar 2.11 Simbol Flowchart............................................................................ 10

Gambar 2.12 IDE Delphi ...................................................................................... 15

Gambar 2.13 Arsitektur MDAC............................................................................ 18

Gambar 2.14 Hasil Penggambaran Bidang Segitiga dan Segiempat .................... 21

Gambar 2.15 Gambar Contoh Pengunaan Perintah Glulookat ............................. 22

Gambar 2.16 Algoritma Backtracking .................................................................. 23

Gambar 3.1 Kondisi Penyusunan Barang dalam Gudang..................................... 28

Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Inventory................................................... 31

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Sistem Inventory Level 0 ................................. 33

Gambar 3.4 Data Flow Diagram level 1 Proses Pemasukan Barang .................... 34

Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level 1 Proses Pengeluaran Barang................. 35

Gambar 3.6 Data Flow Diagram level 1 Proses Periksa Stok Fisik Barang ........ 35

Gambar 3.7 Data Flow Diagram level 1 Membuat Laporan dan Informasi......... 36

Gambar 3.8 Conceptual Entity relationship Diagram Sistem Inventory............... 37

Gambar 3.9 Physical Entity relationship Diagram Sistem Inventory ................... 38

Gambar 3.10 Flowchart Prosedur Pengaturan Peletakan ..................................... 39

Gambar 4.1 Pemasukan Data Pengujian I............................................................. 41

Gambar 4.2 Form Konfirmasi untuk Pengaturan Peletakan ................................. 42

Gambar 4.3 Form Visualisasi Hasil Pengaturan Peletakan .................................. 42

Gambar 4.4 Hasil Perbandingan dalam Pengujian I Pengaturan Peletakan.......... 43

Page 11: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

xi

Gambar 4.5 Pemasukan Data Pengujian II ........................................................... 45

Gambar 4.6 Hasil Perbandingan dalam Pengujian II Pengaturan Peletakan ........ 46

Gambar 4.7 Solusi Hasil Pengujian III ................................................................. 48

Gambar 4.8 Solusi Hasil Pencarian Barang 001B00001 ...................................... 49

Gambar 4.9 Pengeluaran Barang Pengujian IV .................................................... 50

Gambar 4.10 Konfirmasi Pengeluaran Secara FIFO ............................................ 50

Gambar 4.11 Daftar Pengeluaran Barang Secara FIFO........................................ 51

Gambar 4.12 Pengisian Pengeluaran Barang Pengujian V ................................... 52

Gambar 4.13 Daftar Pengeluaran Barang Pengujian V ........................................ 52

Page 12: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Subblok Pengujian I...................................................................40

Tabel 4.2. Daftar Barang Masukan Pengujian I.....................................................41

Tabel 4.3. Solusi Hasil Pengujian I........................................................................43

Tabel 4.4. Daftar Subblok Pengujian II .................................................................44

Tabel 4.5. Daftar Barang Masukan Pengujian II....................................................45

Tabel 4.6. Daftar Solusi Hasil Pengujian II ...........................................................46

Tabel 4.7. Daftar Subblok Pengujian II .................................................................47

Tabel 4.8. Daftar Barang Masukan Pengujian III ..................................................47

Tabel 4.9. Daftar Barang Pengeluaran Pengujian IV.............................................49

Tabel 4.10. Daftar Perubahan Subblok Pengujian IV............................................51

Tabel 4.11. Daftar Barang Pengeluaran Pengujian V ............................................51

Tabel 4.12. Data Responden ..................................................................................53

Tabel 4.13. Penjelasan penilaian............................................................................53

Tabel 4.14. Hasil Akumulasi Angket.....................................................................54

Page 13: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sistem inventory UD Aneka Mainan, proses pemasukan dan

pengeluaran barang merupakan hal yang umum terjadi. Dengan jenis barang

mencapai ± 100 dan stok barang yang mencapai ratusan dalam satuan kecil dan

besar, kedua proses bukan merupakan hal mudah untuk dilaksanakan. Hal ini

semakin sulit mengingat pencatatan gudang yang masih bersifat manual.

Untuk proses pemasukan barang, ruang gudang yang terbatas, adanya

aturan peletakan dan kurang mempertimbangkan efisiensi penggunaan ruang.

Akibatnya pengaturan peletakan barang akan menjadi lebih sulit. Selain itu, saat

terjadi penempatan ulang pada barang dalam gudang, belum tentu disertai dengan

dokumentasi yang baik akan tempat dan posisi peletakan yang baru. Akibatnya

dapat terjadi kehilangan barang baik karena tercecer dalam gudang atau karena

ulah pegawai yang tidak bertanggungjawab.

Pada proses pengeluaran barang, penempatan dan perubahan posisi

barang yang kurang terdokumentasi dan terkontrol dengan baik. Hal ini

menyebabkan barang harus dicari terlebih dahulu. Apabila pencarian dilakukan

oleh pegawai yang tidak terlibat dalam proses penempatan atau pemindahan

barang akan menyebabkan kegiatan pengeluaran barang menjadi tidak efisien.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dan diharapkan dapat diselesaikan melalui

penelitian ini adalah sistem yang mampu memberikan saran untuk pengaturan

peletakan barang yang jenisnya sangat banyak dalam ruang dengan memetakan

posisi/lokasi dari barang tersebut. Untuk lebih memudahkan pemakai dalam

menggunakan sistem dan agar pemakai dapat mengerti solusi yang diberikan,

maka sistem perlu dilengkapi visualisasi yang mendekati keadaan gudang

sebenarnya berupa tampilan tiga dimensi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sistem inventory

Page 14: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

2

yang dapat mempermudah pencatatan pemasukan, pengeluaran, pencarian, dan

penyediaan laporan inventory. Sistem dibuat juga diharapkan mampu memberi

solusi untuk pengaturan peletakan barang dalam ruang dan visualisasi posisi

barang.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini terdapat batasan, yaitu:

• Pencatatan barang keluar dan pembuatan surat jalan.

• Pencatatan barang masuk.

• Pencatatan barang hilang dari hasil perbandingan stock opname dengan data

pada sistem dan adjusment dari barang hilang.

• Laporan-laporan, seperti: stock global, laporan pengeluaran, pemasukan

barang, dan laporan history barang.

• Pemberian solusi pengaturan peletakan, Sistem dapat memberikan solusi

kepada pemakai tempat barang yang baru masuk dalam gudang dengan

mempertimbangkan ukuran, aturan peletakan gudang dan maksimum

tumpukan.

• Dokumentasi perubahan lokasi dan posisi dari barang.

• Menyediakan informasi lokasi dan jumlah barang dalam gudang.

• Visualisasi posisi barang dalam gudang.

• Database yang dipergunakan adalah Mysql 4.0.14-nt.

• Perangkat lunak untuk pengembangan adalah Borland Delphi 6.

• Visualisasi menggunakan OpenGL.

• Sistem operasi menggunakan Microsoft Windows Xp.

1.5 Sistematika Penyusunan Laporan

Laporan penelitian ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab, dimana

secara garis besar masing-masing bab membahas hal-hal sebagai berikut:

BAB 1

Pendahuluan: berisi latar belakang, permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup permasalahan, dan

sistematika penyusunan laporan.

Page 15: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

3

BAB 2

BAB 3

BAB 4

BAB 5

Tinjauan Pustaka: membahas tentang teori-teori dasar yang

relevan yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang dibahas

pada penelitian ini.

Metode Penelitian: membahas tentang metode penelitian yang

dilakukan dalam perancangan aplikasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan: berisi tentang hasil dari

penelitian, berupa aplikasi yang telah dikembangkan beserta dengan

pengujian aplikasi tersebut.

Kesimpulan dan Saran: berisi kesimpulan yang mencakup

beberapa hal penting pada hasil yang didapat dari penelitian dan

saran-saran yang diajukan bagi penyempurnaannya.

Page 16: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan Sistem

Dalam melakukan perancangan sistem, ada dua model yang

dipergunakan yaitu process modeling dengan menggunakan Data Flow Diagram

(DFD) dan data modeling dengan menggunakan Entity Relationship Diagram

(ERD). Untuk memperjelas detail dari proses dipergunakan Flowchart.

2.1.1 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan penggambaran sistem yang menggunakan bentuk simbol

untuk menggambarkan aliran data dalam suatu proses yang saling berhubungan

(McLeod, Jr., Schell, 1979). Beberapa simbol yang dipergunakan untuk

menggambarkan sistem antara lain:

Gambar 2.1 External entity

Gambar 2.2 Proses

Data store

Gambar 2.3 Data Store

External Entity External Entity, merupakan simbol yang mewakili

elemen yang berada di luar sistem, tetapi memiliki

hubungan interaksi dengan sistem.

Data Store, merupakan simbol yang mewakili

tempat penyimpanan dari data dan dapat

dipergunakan bila dibutuhkan.

Proses, merupakan simbol yang mewakili kegiatan

untuk mengubah data menjadi informasi atau

masukan untuk data lain.

1

Proses

Page 17: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

5

Gambar 2.4 Data Flow

Permodelan sistem dengan menggunakan DFD memiliki level yang

menandai penggambaran sistem mulai dari umum hingga detail. Level yang

menandai hubungan yang paling umum dan menggambarkan sistem secara

keseluruhan disebut context diagram. Dari context diagram selanjutnya dapat

diuraikan ke dalam DFD level 0, 1, hingga level dimana proses dianggap cukup

detail dan jelas serta tidak bisa diuraikan lebih detail.

Dalam penggambaran proses, perlu diberikan penomoran, demikian juga

dengan level uraian dari proses tersebut. Contohnya proses dengan nomor “1“

pada DFD level “0” bila diuraikan pada DFD level “1”, maka penomoran proses

perlu didahului dengan nomor proses yang diuraikan, yaitu “1.1”, “1.2”, “1.3” dan

seterusnya. Hal yang sama juga akan berlaku pada penomoran DFD level

selanjutnya.

2.1.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan data modeling yang dipergunakan untuk

mendokumentasikan data sistem. Dokumentasi dilakukan dengan cara

menentukan kelompok data apa saja yang terdapat dalam tiap entity dan

bagaimana hubungan antara entity satu dengan lainnya. Entity dapat berupa

environmental element, resource dan transaksi yang sangat diperlukan dan

didokumentasikan dalam bentuk data.

Simbol-simbol yang dipergunakan dalam ERD antara lain:

Data flow, merupakan simbol yang mewakili arah

aliran data yang berasal dari satu proses, data store

atau elemen lingkungan menuju ke satu proses, data

store atau enviromental element lainnya.

Page 18: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

6

Relation

Entity1 Entity2

Gambar 2.5 Entity

Gambar 2.6 Relationship

Selain istilah dan simbol di atas, terdapat juga istilah yang

menggolongkan jenis relasi yang dilakukan antar entity, yaitu:

a. Cardinality, menandai jumlah entity yang muncul dalam relasi dengan entity

lainnya. Nilai cardinality ada dua yaitu “1” atau “many”. Bentuk relasi yang

dapat dihasilkan ada tiga yaitu :

• One to one relationship, merupakan relasi antara entity dimana tiap satu

entity hanya dapat berpasangan dengan satu entity pasangannya.

Contohnya adalah relasi antara departemen (entity1) dan kepala

departemen (entity2), dimana satu departemen hanya memiliki satu kepala

departemen, demikian sebaliknya (Lihat Gambar 2.7).

Gambar 2.7 One to One Relationship

• One to many relationship, merupakan relasi antar entity dimana tiap satu

entity dapat berpasangan dengan lebih dari satu pasangan pada entity lain.

Contohnya pada relasi antara entity salesman (entity 1) dan entity

penjualan (entity 2). Satu penjualan hanya dapat dilakukan oleh satu

Entity, yang termasuk ke dalam entity antara lain

environmental element, resource, dan transaksi yang

sangat penting bagi sistem. Setiap entity memiliki

attribute merupakan karakteristik yang menandai atau

dimiliki oleh entity.

Relationship, menandakan hubungan diantara entity,

simbol relationship kadang diwakili sebagai garis yang

menghubungkan entitiy.

Page 19: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

7

Relation

Entity1 Entity2

Relation

Entity1 Entity2

Relation

Entity1 Entity2

salesman sementara salesman dapat terlibat pada beberapa penjualan

(Lihat Gambar 2.8).

Gambar 2.8 One to Many Relationship

• Many to many relationship, merupakan relasi antar entity dimana beberapa

entity dapat berpasangan dengan lebih dari satu pasangan pada entity lain.

Contohnya pada relasi antara barang (entity 1) dengan penjualan (entity 2),

satu barang dapat terlibat dalam beberapa penjualan sementara penjualan

dapat melibatkan beberapa barang pada transaksi yang berbeda (Lihat

Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Many to Many Relationship

b. Mandatory, menandai apakah semua anggota entity harus berelasi dengan

anggota entity lain atau tidak. Bila semua anggota harus berelasi maka diberi

simbol “|” atau disebut juga mandatory/obligatory dan bila semua anggota

tidak harus berelasi maka diberi simbol “o” atau disebut non mandatory/non

obligatory. Contoh: mandatory entity 1 to entity 2 dengan one to one

relationship (Lihat Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Mandatory

Dari gambar tersebut berarti semua anggota dari entity 1 harus berelasi

Page 20: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

8

dengan anggota dari entitiy 2, dengan memberi simbol “|” di depan entity 2.

Sementara dari entity 2 terhadap entity 1 diberi simbol “o” di depan entity 1,

berarti anggota dari entitiy 2 tidak harus berelasi seluruhnya dengan anggota dari

entitiy 1.

2.1.3 Flowchart

Merupakan diagram yang menggambarkan langkah dari sebuah proses.

Dengan menggunakan flowchart maka kerja dari suatu proses dapat dipantau

untuk pengembangan atau perbaikan. Beberapa simbol yang umum dipergunakan

dapat dilihat pada Gambar 2.11.

2.2 Pembuatan Sistem

2.2.1 Database Management Systems (DBMS)

Database ditujukan pada semua data yang tersimpan dengan

menggunakan sumberdaya komputer di dalam organisasi, sementara DBMS

merupakan perangkat lunak aplikasi yang menyimpan struktur dari database, data,

dan relasi data dalam database termasuk form dan laporan yang berhubungan

dengan database (McLeod, Jr., Schell, 1979).

Dalam mendesain database, perlu ditentukan jenis server database untuk

mekanisme kerja yang baik. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan akan

kelemahan dan keunggulan dari masing-masing jenis. Secara umum, ada dua tipe

relational database berdasarkan server yang sering dipakai yaitu:

a. Remote Database Servers, berada pada mesin yang terpisah dengan client

bahkan data juga dapat terpisah pada beberapa server lain yang berbeda

jenisnya. Walaupun database server memiliki perbedaan cara dalam peletakan

data, mereka memiliki logical interface yang umum pada client yaitu

Structure Query Language (SQL). Karena akses dilakukan dengan SQL, maka

kadang juga disebut dengan SQL server atau Remote Database Management

System (RDBMS). Setiap SQL server memiliki sintaks tersendiri untuk SQL.

Contoh dari SQL server antara lain: Interbase, Oracle, Sysbase, Infomix,

Microsoft SQLserver, dan MySQL.

b. Local databases, berada pada satu mesin atau Local Area Network (LAN) yang

Page 21: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

9

sama. Umumnya memiliki API (Application Programming Interface) yang

sama. Bila memiliki beberapa user maka local database sering menggunakan

mekanisme file-based locking (mengunci tabel yang sedang digunakan dari

akses user lain), oleh karena itu sering disebut juga sebagai file-based

database. Contoh dari local database adalah Paradox, dBASE, Foxpro dan

Access.

Aplikasi yang menggunakan local database, sering juga disebut sebagai

single-tiered application karena aplikasi dari database membagi sistem file yang

sama. Sementara aplikasi yang menggunakan remote database server disebut

sebagai two-tiered applications atau multi-tiered applications karena aplikasi dan

database beroperasi pada sistem yang berbeda.

Beberapa pertimbangan dalam menentukan jenis database adalah sebagai

berikut:

a. Jumlah user pengguna database, dengan menggunakan remote database,

dapat dilakukan akses oleh beberapa user sekaligus melalui mekanisme

yang disebut transaction. Sementara local database ada juga yang

menyediakan transaction, tetapi lebih banyak yang menggunakan file-

based locking mechanism. Dan beberapa tidak mendukung multi-user

sama sekali.

b. Jumlah data yang akan disimpan oleh database. Remote database dapat

menyimpan lebih banyak data daripada local database. Beberapa remote

database didesain untuk warehousing dari data dalam jumlah besar

sementara yang lainnya dioptimasikan untuk hal lain seperti kecepatan

update.

c. Perfoma dari database, local database umumnya lebih cepat dari remote

database server, karena server berada dalam sistem yang sama dengan

aplikasi database.

d. Biaya dari penggunaan database, local database memiliki biaya yang jauh

lebih rendah dari remote database yang perlu menyediakan server yang

terpisah atau biaya untuk operasional server seperti penggunaan jaringan

internet atau satelit.

e. Pengembangan database, seiring dengan kebutuhan yang terus berubah,

Page 22: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

10

tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat perlu dilakukan perubahan

atau pengembangan dari database yang telah ada.

Gambar 2.11 Simbol Flowchart

2.2.2 Structure Query Language (SQL)

SQL merupakan bahasa yang memungkinkan pemakai untuk melakukan

akses data ke DBMS dan pemakai dapat menggambarkan data yang ingin

diperoleh (Hoffman, 2001). SQL juga memungkinkan pemakai untuk melakukan

manipulasi data (input, edit, dan delete). Dalam perkembangannya, SQL telah

menjadi bahasa standar dalam kegiatan manipulasi data pada database dari

berbagai vendor yang ada di dunia.

Terminator, menandai awal atau akhir dari suatu proses

Decision, untuk menandai percabangan dalam proses

Input/output, menggambarkan adanya input atau output dari sistem

Process, menggambarkan proses yang dilakukan

Flow, menggambarkan arah urutan proses yang dilakukan

Preparation, simbol untuk dimulainya proses looping

Predefined process, untuk menggambarkan proses yang telah dimasukkan sebelumnya

Stored procedure, simbol untuk mewakili proses yang dilakukan pada data yang tersimpan, seperti insert, delete dan update

Page 23: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

11

Pada subbab ini akan diberikan penjelasan tentang dasar penggunaan dari

perintah SQL. Tabel dan data yang akan dipergunakan sebagai contoh dapat

dilihat pada Tabel 2.1 untuk Tabel barang dan Tabel 2.2 untuk tabel kelompok.

Tabel 2.1. Contoh Tabel Barang

ID_Barang Kode_Umum Nama_Barang ID_Kelompok

1000000012 KT278-220 Arbalest K0001

2003002001 JTC9-84788 Rancing Car K0003

4421222236 YUBERUA Toy Gun K0002

2131244532 82-CTCH Buldozer K0003

Tabel 2.2. Contoh Tabel Kelompok

ID_Kelompok Nama_Kelompok

K0001 Robot

K0002 Pistol

K0003 Mobil

Beberapa Perintah yang umum dipergunakan dalam SQL adalah sebagai

berikut:

a. SELECT, merupakan perintah untuk melakukan pengambilan data yang berada

dalam tabel. Bila ingin melakukan pengambilan terhadap data yang berada

dalam:

• Tabel barang secara keseluruhan SELECT * from barang

• Tabel barang untuk field ‘ID Barang’ dan ‘Kode Umum’ saja SELECT id_barang,kode_umum FROM barang b. Conditional, merupakan perintah untuk mengambil data dengan kondisi

tertentu, menggunakan “WHERE” dan relational operator seperti “<”, “> “,

”=”, ”<>”. Berikut pengambilan data barang dengan “ID_barang” 1000000012. SELECT * from barang WHERE id_barang=’1000000012’.

c. Joins, merupakan bentuk perintah untuk melakukan pengambilan data dari dua

atau lebih tabel sekaligus. Berikut adalah cara pangambilan untuk field

id_barang, nama_barang yang berasal dari tabel barang dan nama

kelompoknya yang berasal dari tabel kelompok.

Page 24: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

12

SELECT barang.id_barang, barang.nama_barang,

kelompok.Nama_kelompok FROM barang, kelompok

WHERE barang.id_kelompok=kelompok.id_kelompok

d. Aggregate Function seperti Sum(), Count(), Avg(), Max(), Min(). Bila ingin

mengetahui berapa jumlah “id_barang” dengan id_kelompok tertentu pada

tabel barang maka perintah yang diberikan :

SELECT COUNT(id_kelompok) FROM barang WHERE id_kelompok=’K0002’

Hasil dari perintah ini adalah 2 yang berarti terdapat 2 barang dengan

id_kelompok “K0002”.

e. CREATE TABLE, perintah ini dipergunakan untuk membuat sebuah tabel baru

dengan field-nya. Contoh: untuk membuat sebuah tabel supplier dengan field

“Id_supplier” dan “nama_supplier” diberikan perintah sebagai berikut: CREATE TABLE supplier (id_supplier char(5), nama_supplier

varchar(30))

f. ALTER TABLE, perintah ini berfungsi melakukan perubahan pada struktur

tabel (bukan isi tabel). Bila kita ingin menambahkan field telepon pada tabel

supplier, maka perintah yang diberikan sebagai berikut: ALTER TABLE supplier ADD (telepon varchar(25))

g. INSERT, merupakan perintah yang dipergunakan untuk menambahkan data

pada tabel. Untuk menambahkan data supplier dengan nama “Sinar Terang”,

maka perintah yang dipergunakan : INSERT INTO supplier VALUES (‘S00001’,‘Sinar Terang’ ,’03120030020’)

h. UPDATE, berfungsi untuk mengubah data pada tabel. Bila nama kelompok

pada tabel kelompok dengan kode “K0001” ingin diganti dengan“boneka”

maka perintah yang diberikan : UPDATE kelompok SET nama_kelompok =’boneka’ WHERE

id_kelompok=’K0001’

i. DELETE, merupakan perintah untuk menghapus data pada tabel baik satu

atau seluruhnya. Untuk menghapus data tertentu maka dapat dipergunakan

WHERE sedangkan untuk menghapus seluruh isi tabel maka WHERE tidak

dipergunakan lagi. Contoh menghapus seluruh isi tabel barang:

Page 25: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

13

DELETE FROM barang;

Secara keseluruhan perintah SQL sangatlah beragam dan dapat

dipergunakan sesuai dengan kebutuhan manipulasi data pada aplikasi database.

Untuk setiap database server akan terdapat beberapa perintah SQL dengan sintaks

tersendiri.

2.2.3 MySQL

MySQL merupakan produk dari MySQL AB yang merupakan database

server yang cepat, multi-theraded, multi user dan robust. Software MySQL

memiliki dual licensed dimana user dapat memilih untuk menggunakan MySQL

sebagai open source berdasarkan persyaratan dari GNU(General Public Licence)

atau membeli standar comercial licence dari MySQL.

Beberapa karakteristik dari MySQL adalah sebagai berikut:

a. Kode pemrograman ditulis dalam bahasa C dan C++

b. Fully multi-theraded, dapat menggunakan Multiple CPU juka tersedia

c. MySQL mendukung multi-platform hingga cross-platform. Beberapa

operating system dimana MySQL dapat berjalan dengan baik antara lain:

Linux, Mac OS X, NetBSD, Solaris 2.5, Windows 9.x, Me, NT, XP.

d. Previlege dan security yang terjamin karena pengiriman data antara client dan

server harus melalui enkripsi terlebih dahulu.

e. Mendukung database terdistribusi dengan kemampuan replikasi. Suatu

kemampuan dimana master server dapat menyimpan semua perubahan dari

database yang terjadi ke dalam binary log dan mengirimkannya ke slave

server untuk melakukan perubahan yang sama pada master server.

f. Memiliki banyak tipe kolom seperti float, double, char, varchar, text, BLOB,

date, time, datetime, timestamp, year, set, dan enum.

g. Mampu menangani database dalam jumlah besar hingga 60.000 tabel dan

5.000.000.000 baris record.

2.2.4 Borland Delphi

Merupakan perangkat pengembangan aplikasi yang sangat terkenal di

Page 26: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

14

lingkungan windows. Dengan perangkat ini dapat dibuat berbagai aplikasi

windows mulai seperti permainan, database, multimedia dan masih banyak lagi.

Dengan Delphi dapat dibuat aplikasi yang rumit dengan tidak terlalu banyak

menuliskan kode karena sifatnya yang visual. Delphi menggunakan objek pascal

sebagai dasar bahasa pemerograman.

Beberapa istilah yang umum dipergunakan dalam pemrograman Delphi

adalah:

• Aplikasi atau program, adalah sederetan kode yang digunakan untuk mengatur

komputer agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan pembuat program.

Aplikasi dibedakan menjadi aplikasi windows dan aplikasi konsol. Aplikasi

windows adalah aplikasi yang berjalan pada windows sedangkan aplikasi yang

tidak berjalan pada windows contohnya DOS.

• Form, merupakan tampilan berbentuk jendela pada windows dengan

menggunakan form, pemakai dapat melakukan interaksi dengan komputer.

• Project, merupakan tempat peletakan dari Delphi dalam aplikasi. Sebuah

proyek membawahi sejumlah form.

• Komponen, merupakan alat yang telah disediakan Delphi untuk

mempermudah pemrograman. Form juga merupakan salah satu komponen

Delphi. Selain form, terdapat komponen lain seperti edit text, button, ttime,

memo dan puluhan komponen lainnya. Komponen ada yang tampak dan ada

yang tidak tampak dalam program. Komponen yang tampak disebut juga

control.

• Windows API (Application programming Interface), Windows API adalah

sebuah library yang sangat besar dan berisi ribuan fungsi. Sebagian besar

fungsi-fungsi API dibuat dengan menggunakan bahasa C.

• VCL (Visual Component Library), VCL merupakan pembungkus dari fungsi-

fungsi Windows API untuk mempermudah pemrograman.

• IDE (Integrated Development Environment), merupakan bagian dari Delphi

yang memfasilitasi rancangan tampilan visual untuk pemakai dan menuliskan

kode (lihat Gambar 2.12). Bagian-bagian dari IDE antara lain: Menu utama,

speed bar, jendela Form, Object inspector, dan Componen Pallete

Page 27: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

15

Gambar 2.12 IDE Delphi

Delphi menyediakan banyak komponen untuk melakukan akses pada

database yang dikelompokkan berdasarkan mekanisme akses:

• Komponen BDE (Borland Delphi Engine), BDE mendukung API (Application

Programming Interface) yang luas untuk berinteraksi dengan database. BDE

merupakan solusi terbaik untuk bekerja dengan data pada tabel Paradox atau

dBASE. Oleh Borland sendiri, pengembangan dari BDE sudah mulai

digantikan oleh dbExpress.

• Komponen ADO (ActiveX Data Object), merupakan komponen yang

menggunakan ADO untuk melakukan akses terhadap database melalui OLE

DB.

• Komponen dbExpress, merupakan komponen yang menggunakan dbExpress

untuk melakukan akses cepat ke informasi database. DbExpress juga

mendukung pengembangan cross-platform karena juga tersedia di sistem

operasi LINUX.

• Komponen InterBase, merupakan komponen yang melakukan akses pada

Interbase secara langsung, tanpa melalui layer engine yang terpisah.

Selain untuk melakukan akses terhadap data, terdapat juga komponen

yang menjadi sarana penghubung antara user dan database (User Interface) yang

Page 28: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

16

disebut sebagai Data Control. Data Control menyediakan set data-aware control

yang berguna untuk menampilkan data dari user sekaligus untuk melakukan edit

dan menyimpan data pada database. Secara umum, hal yang dapat dilakukan oleh

data control adalah:

• Mengasosiasikan data contol dengan data set

• Melakukan edit dan update pada data

• Menampilkan atau menyembunyikan data

• Me-refresh data display

• Memungkinkan even untuk mouse, keyboard dan timer.

Beberapa faktor yang diperlukan dalam menggunakan data control pada

user interface adalah:

• Tipe dari data yang akan ditampilkan. Terdapat bermacam-macam jenis

data yang yang dapat ditampilkan oleh data contol milik Delphi seperti

text, grafik, elemen multimedia dan masih banyak lagi.

• Bagaimana informasi dapat disampaikan, yang ditampilkan dapat berupa

satu data dari sebuah record saja atau beberapa data sekaligus dengan

menggunakan grid.

• Kebutuhan navigasi pada data, bila pada user interface dibutuhkan

navigasi data sekaligus perubahan pada data maka data control pada

Delphi dapat mendukung hal tersebut.

Beberapa komponen Data Control yang sering dipergunakan dalam

pemrograman database pada Delphi adalah sebagai berikut:

• TDBNavigator, merupakan data-aware yang memiliki kemampuan untuk

merubah pointer record untk maju atau mundur, melakukan edit, insert,

delete dan refresh pada data.

• TDBText, merupakan data-aware yang dapat menampilkan isi field

record yang aktif.

• TDB EditBox, merupakan data-aware yang dapat menampilkan isi field

record yang aktif.

• TDBGrid, Data-aware yang berupa grid, yang memungkinkan untuk

memperlihatkan dan melakukan edit data dalam bentuk tabular form

seperti pada spreadsheet.

Page 29: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

17

• TDBimage, Data-aware dalam bentuk image yang berguna unutk

menampilkan, melakukan edit, copy dan paste pada record yang sedang

aktif.

• TDBLookupCombo, merupakan Data-aware dalam bentuk list yang

mengacu pada tabel saat run time.

2.2.5 ActiveX Data Object (ADO)

ADO diawali dengan ide dimana sebuah Application Programming

Interface (API) dapat berinteraksi dengan berbagai sumber data. Dengan demikian

developer dapat bebas menentukan tidak tergantung lagi pada satu jenis database

dan dapat mengikuti perubahan kebutuhan dunia. Dua solusi awal yang cukup

terkenal adalah Microsoft Open Database Conectivity (ODBC) dan Borland

Integrated Database Programming (IDAPI) yang lebih dikenal sebagai Borland

Database Engine (BDE).

Microsoft selanjutnya mulai untuk menggantikan ODBC dengan OLEDB

yang termasuk system-level-interface dan hanya diperuntukkan bagi system level

programmer. System level programming sangat luas, rumit dan membutuhkan

pengetahuan yang luas untuk melakukan pemrograman untuk produktivitas yang

rendah. ADO merupakan layer di atas OLEDB dan merupakan application-level

interface. ADO jauh lebih sederhana dari OLEDB dan didesain untuk application

programmer. Baik ADO, OLEDB, dan ODBD tergabung bersama beberapa

sarana akses data yang lain didalam Microsoft Data Access Component (MDAC).

Arsitektur MDAC dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Pada komponen Delphi terdapat set komponen untuk melakukan akses ke

database dengan menggunakan ADO yang disebut ADOExpress yang selanjutnya

disebut sebagai dbGo. Akses kepada ADO dapat dilakukan secara langsung tanpa

dbGo, tetapi hal ini melangkahi infrastruktur database dari Delphi sehingga tidak

dapat menggunakan teknologi data-aware (contoh: Grids, dbNavigator,

Graphical, ListBase dan Lookup) dan DataSnap (arsitektur database yang

mengembangkan aplikasi client dan server pada lingkungan Three Tier) milik

Delphi.

Page 30: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

18

Gambar 2.13 Arsitektur MDAC

2.2.6 OpenGL

OpenGL adalah software interface pada graphic hardware. OpenGL

merupakan standar grafik yang paling luas dipergunakan dalam pengembangan

aplikasi grafik 2D dan 3D. Setelah diperkenalkan pada tahun 1992, OpenGL

sangat luas dipergunakan dan mendukung Application Programming Interface

(API) dari 2D dan 3D dan dapat dipergunakan pada berbagai platform (windows,

machintos, UNIX) komputer di seluruh dunia. Keunggulan dari OpenGL

dibanding software interface lain adalah pada:

a. Portability, disebabkan oleh karena Open Standar yang dimiliki, sehingga

perusahaan yang berminat untuk mendukung OpenGL harus membeli lisensi

dari SGI dan dapat mengimplementasikan seluruh fitur dari OpenGL untuk

platform tersebut.

b. Hingga saat ini OpenGL telah dipergunakan diberbagai bidang dengan

berbagai tujuan, mulai dari CAD Engineering and Architectural sampai pada

pembutan teknologi grafik komputer pada film. OpenGL merupakan standar

dari industri grafik kecuali untuk industri game dimana directX menjadi

saingan.

OpenGL bekerja secara prosedural dimana programmer harus dapat

Page 31: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

19

mengambarkan langkah untuk memperoleh tampilan efek yang diinginkan.

Langkah yang dipergunakan berhubungan dengan API dengan lebih dari 200

perintah dan fungsi untuk menggambarkan grafik primitif seperti titik, garis dan

polygon pada dimensi tiga. OpenGL tidak melibatkan fungsi apapun yang

berhubungan dengan window management, user interaction atau file I/O karena

setiap platform seperti windows umumnya telah menyediakan fungsi tersendiri.

Sebagai API, OpenGL terdiri dari tiga library yang terpisah, yaitu:

• GL, merupakan library yang dispesifikasikan oleh OpenGL berdasarkan

Architecture Review Board.

• GLU, merupakan library utility dari OpenGL, library ini memiliki fungsi yang

mempermudah penggambaran yang umum seperti menggambar sphere, disk,

silinder. GLU ditulis dengan menggunakan perintah OpenGL dan akan ada

dalam semua platform yang menggunakan spesifikasi OpenGL.

• GLUT, menyediakan cross platform API untuk melakukan operasi pada

lingkungan yang menggunakan operasi window seperti display, redraw, dan

event handling.

Dengan menggunakan unit GL dan GLU pada Delphi dapat dilakukan

pemrograman OpenGL. Beberapa perintah yang umum dipergunakan pada

pemrograman OpenGL yaitu:

• Membuat warna background, perintah OpenGL ini memiliki tiga paramater

heksa yang menunjukkan warna merah, hijau, biru dan nilai alpha. Nilai

terendah adalah 0,0f yang menunjukkan warna hitam dan tertinggi adalah 1,0f

yang menunjukkan warna putih. Berikut adalah contoh perintah untuk

menghasilkan background berwarna hitam. glClearColor(0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f);

• Melakukan set terhadap depth buffer, depth buffer merupakan bagian penting

dari OpenGL yang berfungsi untuk menjaga kedalaman objek dalam pada

layar. Penggambaran umum depth buffer menyerupai layer pada layar. glClearDepth(1.0f); //Setup Depth Buffer

glEnable(GL_DEPTH_TEST);//Uji Kedalaman

glDepthFunc(GL_LEQUAL);//Tipe Depth Test

• Membersihkan layar dan depth buffer, perintah ini umumnya dipergunakan

saat akan melakukan penggambaran ulang terhadap layar tampilan.

Page 32: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

20

glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT | GL_DEPTH_BUFFER_BIT);

• Melakukan set ulang posisi cursor, perintah ini berfungsi untuk meletakkan

cursor kembali ke posisi awal dari sumbu x, y, dan z. glLoadIdentity()

• Melakukan perpindahan posisi dari matrix saat penggambaran, pada saat

melakukan penggambaran, untuk melakukan perpindahan dari satu koordinat

ke koordinat lain dalam penggambaran diperlukan operasi translasi matrix. glTranslatef(105.0f,0.0f,0.0f); • Menggambar titik, sebagai bentuk dasar dari grafik penggambaran titik sangat

sederhana. Dengan menggunakan tiga parameter yang meliputi kooodinat

sumbu x, y, dan z. Bila ingin melakukan peletakan pada titik (0,1,0) maka

dipakai perintah sebagai berikut: glVertex3f( 0.0f, 1.0f, 0.0f);

• Menggambar bidang, untuk menggambar bidang OpenGL telah memberikan

kemudahan hanya dengan menentukan jenis dari bidang yang akan digambar

yaitu triangle (segitiga), quads (segi empat) dan polygon (segi banyak).

Setelah penentuan dilakukan maka ditentukan titik-titik yang kemudian

membentuk bidang yang diinginkan. glBegin(GL_TRIANGLES); // Gambar segitiga

glVertex3f( 0.0f, 1.0f, 0.0f); // Atas

glVertex3f(-1.0f,-1.0f, 0.0f); // Bawah Kiri

glVertex3f( 1.0f,-1.0f, 0.0f); // Bawah Kanan

glEnd(); // Akhir penggambaran segitiga

glTranslatef(3.0f,0.0f,0.0f);//pindah kursor kiri

glBegin(GL_QUADS); // Gambar Segiempat

glVertex3f(-1.0f, 1.0f, 0.0f); // Atas Kiri glVertex3f( 1.0f, 1.0f, 0.0f); // Atas Kanan

glVertex3f( 1.0f,-1.0f, 0.0f); // Bawah Kanan

glVertex3f(-1.0f,-1.0f, 0.0f); // Bawah Kiri

glEnd(); // Akhir Penggambaran Segiempat

Page 33: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

21

Gambar 2.14 Hasil Penggambaran Bidang Segitiga dan Segiempat

Dari hasil menggambar bidang tersebut (lihat Gambar 2.14) dapat dibentuk

bangunan tiga dimensi dengan menggambarkan beberapa bidang. Dengan

berbekal pengetahuan menggambar bidang maka dapat dikembangkan hingga

penggambaran tiga dimensi yang kompleks.

• Melakukan rotasi matrix, untuk melakukan rotasi pada objek dapat dilakukan

dengan melakukan perkalian matrix, maka dilakukan perkalian dengan

menggunakan perintah: glRotatef(jumlah_Rotasi,0.0f, 1.0f, 0.0f);

Pada contoh perintah dia atas, “jumlah_rotasi” menunjukkan besar sudut

berlawanan arah jarum jam, sementara tiga parameter selanjutnya

menunjukkan pada sumbu tempat perputaran.

• Meletakkan kamera, untuk melihat transformasi objek tiga dimensi dapat

dilakukan selain dengan melakukan rotasi pada objek dapat juga dengan

melakukan set pada sudut pandang penglihatan sebagaimana layaknya mata

melihat, yaitu melalui posisi, target yang dilihat dan arah saat melihat.

Perintah yang telah disediakan oleh library GLU ini melakukan pekalian

secara otomatis dengan matrix yang ada untuk menghasilkan perubahan sudut

pandang. gluLookAt(locX, locY, locZ, dirX, dirY, dirZ, 0.0f, 1.0f, 0.0f)

Parameter “locX”, “locY”, “locZ” merupakan koordinat posisi tempat

“melihat” objek, “dirX”, “dirY” dan “dirZ” adalah arah melihat sedangkan

tiga parameter terakhir berfungsi untuk mengatur arah kemiringan

penglihatan. Sebagai contoh, bila kita ingin melihat ke sebuah pot pada

koordinat (2.0, 4.0,-3.0), dengan posisi dari kamera (4.0, 2.0, 1.0) dengan

kemiringan vektor ( 2.0, 2.0, -1.0). Keadaan tersebut dapat dilihat pada

Page 34: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

22

Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Gambar Contoh Pengunaan Perintah Glulookat

2.2.7 Backtracking

Backtracking merupakan bentuk algoritma yang banyak dan luas

dipergunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat kombinasi. Cara

kerja dari backtarcking adalah dengan melakukan simulasi atau mencoba satu

demi satu kemungkinan untuk memperoleh hasil yang terbaik. Secara umum

algoritma backtracking dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Backtracking memiliki keunggulan dalam kemampuannya untuk

memperoleh hasil kombinasi yang terbaik karena mencoba semua kemungkinan

dan mudah dalam melakukan pemrograman. Di sisi lain juga tidak efisien sebab

proses pencarian yang lama karena pengujian dilakukan satu demi satu.

Page 35: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

23

Gambar 2.16 Algoritma Backtracking

1. Inisialisasi prioritas pemanfaatan solusi

2. Sukses <- false

3. Ulangi sampai step 11 atau solusi habis

4. Ambil solusi berikut sesuai dengan prioritas

5. If solusi dapat dipakai

6. Then jalankan solusi tersebut

7. If solusi belum lengkap

8. Then Sukses<-coba(level(n+1))

9. If tidak sukses

10. Then batalkan tindakan solusi tersebut

11. Return sukses

Page 36: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

24

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metodologi penelitian sebagai

berikut:

a. Studi Literatur

Mempelajari berbagai teknologi yang akan dipergunakan dalam penelitian,

seperti: database, algoritma genetika, dan penggunaan OpenGL dalam aplikasi.

b. Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

• Wawancara, dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan

dari perusahaan terhadap sistem, mempelajari sistem inventory yang

dipergunakan perusahaan, memperoleh data jumlah dan jenis barang.

• Pengukuran lapangan, melakukan pengukuran langsung terhadap luas

gudang, block tempat penyimpanan barang serta barang yang ukurannya

tidak dicantumkan pada kemasan.

• Pengamatan, dilakukan dengan melihat kondisi gudang yang akan

menggunakan sistem dan cara kerja yang berlangsung dalam gudang.

c. Analisa kebutuhan

Melakukan analisa terhadap hasil wawancara dan pengamatan. Menentukan

teknologi yang akan dipergunakan.

d. Desain perangkat lunak

Pada tahap ini dilakukan desain terhadap sistem inventory yang akan

diterapkan dalam perangkat lunak dengan menggunakan Data Flow Diagram

dan Entity Relationship Diagram. Selain itu juga dibuat perencanaan dan

desain terhadap cara optimasi, visualisasi dan interface dari perangkat lunak.

e. Pembuatan perangkat lunak

Pada pembuatan perangkat lunak, dilakukan pemrograman terhadap hasil

perencanaan dan desain. Selain itu juga dilakukan dokumentasi selama tahap

pembuatan.

f. Pengujian perangkat lunak

Page 37: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

25

Dalam proses pengujian, perangkat lunak dipastikan bebas error dan mulai

diuji pada gudang tempat sistem akan diterapkan. Bila ternyata program masih

belum sesuai dengan kebutuhan, maka akan dilakukan perbaikan pada desain

sistem atau perubahan pada pemrograman dan pada akhirnya mengalami

pengujian sekali lagi, hingga program dianggap layak untuk dipergunakan.

g. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dilakukan pengambilan kesimpulan terhadap hasil

pembuatan tugas akhir.

3.2 Analisis Sistem Lama

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem inventory perusahaan

adalah sistem pemasukan, sistem pengeluaran, sistem pemeriksaan stok,

pembuatan laporan, dan fisik gudang.

• Pemasukan barang

Pemasukan barang pada perusahaan tersebut berasal dari pembelian dan

perpindahan dari UD Aneka Mainan yang terletak jalan Dupak Megah Ruko

Dupak Blok B/8 Surabaya. Proses pemasukan barang selalu disertai dengan

surat jalan, baik dari supplier maupun dari UD Aneka Mainan sendiri. Retur

penjualan ditangani oleh UD Aneka Mainan secara langsung, khususnya

dalam pencatatan transaksi. Mengingat retur penjualan hampir tidak mungkin

mencapai satuan besar (pack/dos). Penyebab lain adalah perjanjian barang

yang telah dibeli tidak dapat dikembalikan.

• Pengeluaran barang

Pengeluaran barang terjadi akibat pengiriman pesanan customer dan

pengiriman permintaan dari UD Aneka Mainan. Pesan untuk mengeluarkan

barang biasanya diberikan secara lisan kepada petugas gudang melalui telepon

oleh bagian penjualan atau dengan menggunakan memo yang dibawa oleh

pengantar dengan tanda tangan dan stempel dari bagian penjualan UD Aneka

Mainan. Selain itu barang dikeluarkan untuk dikembalikan kepada supplier

akibat salah pengiriman atau harga tidak sesuai dengan kesepakatan. Selain itu

jika supplier mengirim barang melebihi yang dipesan, pihak UD Aneka

Mainan berhak untuk menginstruksikan gudang untuk meretur barang. Retur

Page 38: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

26

pembelian ditangani oleh UD aneka Mainan sendiri. Gudang hanya berperan

untuk mencatat dan mengawasi pengeluaran barang. Semua pengeluaran

barang akan disertai dengan surat jalan sebagai pengantar.

• Pemeriksaan stok

Untuk mengawasi persediaan barang dalam gudang, maka sewaktu-waktu

dilakukan pemeriksaan stok dengan melakukan stock opname. Pemeriksaan

dilakukan secara periodik per bulan. Namun kadang dilakukan secara

mendadak sesuai dengan keinginan pimpinan (manajer) perusahaan.

Pemeriksaan stok tidak dilakukan secara keseluruhan, tetapi beberapa barang

yang dianggap memiliki penjualan yang baik atau dilakukan secara acak.

• Pembuatan laporan

Laporan dibuat dengan mengakumulasi perubahan jumlah barang, baik

bertambah atau berkurang lalu dibuat perhitungan akumulasi untuk pembuatan

laporan barang. Laporan dibuat dengan menggunakan pencatatan manual,

yaitu:

− Laporan stok berupa: laporan stok menyeluruh, laporan barang yang harus

dipesan, dan laporan barang rusak

− Kartu stok per barang/ mutasi barang

− Laporan barang yang harus dipesan

− Laporan perbandingan hasil pemeriksaan stok dengan jumlah stok tertulis

− Laporan kehilangan barang

• Fisik Gudang

Gudang UD aneka Mainan berlokasi di daerah pergudangan

Margomulyo Blok M No 21. Ukuran gudang adalah 14 meter X 38,25 meter.

Barang secara umum terdiri dari tiga jenis, yaitu barang kemasan standar,

barang satuan kecil, dan barang dengan kemasan tidak standar. Mayoritas

barang kemasan tidak standar berada pada subblok barang rusak. Sementara

untuk barang satuan kecil akan dikelompokkan sejumlah kemasan standar.

Peletakan barang dalam gudang menggunakan sistem tumpuk,

dimana barang yang sama akan diletakkan pada tempat (blok) yang sama. Bila

blok tidak mencukupi, maka barang diletakkan pada tempat terpisah

seminimum mungkin. Hal ini disebabkan oleh luasnya gudang. Peletakan

Page 39: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

27

secara tumpuk dapat menyebabkan barang tertutup oleh barang lain yang

dapat mempersulit pengambilan barang di gudang.

Selain aturan penempatan secara berkelompok, barang dengan

frekuensi keluar dan masuk yang tinggi diletakkan pada lokasi dekat pintu

keluar gudang. Tujuannya agar mempermudah proses pengeluaran barang.

Untuk itu ditetapkan prioritas terhadap lokasi dan barang dengan nilai 1

sampai 3. Nilai 1 menunjukkan prioritas terutama, dimana barang akan

didahulukan pada setiap peletakan dan juga diusahakan untuk diletakkan pada

lokasi dengan prioritas 1 (lebih dekat ke pintu gudang). Prioritas 2 untuk

barang yang frekuensi keluar masuknya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu

rendah. Terakhir adalah barang dengan prioritas 3, merupakan barang yang

dianggap sulit dijual, dengan kata lain frekuensi keluar dan masuk yang paling

rendah. Peletakan dengan prioritas subblok dan barang tidak mengikat,

dimana saat subblok dengan nomor prioritas yang diinginkan tidak mencukupi

maka barang dapat diletakkan pada subblok dengan prioritas yang lebih

rendah.

Untuk sistem pengeluaran barang dipergunakan metode FIFO (First

In First Out) atau barang yang datang pertama akan dikeluarkan paling awal.

Hal ini ditujukan untuk mencegah agar tidak terjadi perbedaan kualitas antara

produk yang sama atau tampilan kemasan produk yang berbeda untuk barang

yang sama. Bila terdapat tampilan kemasan berbeda dari waktu produksi yang

berbeda, maka customer cenderung memesan yang terbaru. Penyebab lain

adalah memperkecil resiko rusaknya kemasan barang, karena semakin lama

berada dalam gudang, kemungkinan rusaknya kemasan semakin besar.

Sebuah blok memiliki panjang yang beragam yang mengikuti tata

letak dan denah gudang. Mengingat sulitnya untuk menentukan lokasi

peletakan barang pada blok yang luas, maka blok selanjutnya dipecah menjadi

beberapa subblok yang lebih kecil untuk mempermudah dalam proses

pengaturan peletakan barang sekaligus untuk memperjelas penentuan lokasi

peletakan dari gudang dan penomoran prioritasnya. Bentuk dari subblok tidak

berupa sekat fisik yang memisahkan blok melainkan penanda jarak lengkap

dengan label pada gudang. Subblok akan mempermudah penentuan lokasi

Page 40: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

28

tempat barang akan diletakkan dan diambil.

Setelah melakukan pengamatan lebih lanjut pada cara penyusunan

dalam gudang, maka pengaturan peletakan dengan memperhitungkan

maksimum tumpukan tidak dapat diterapkan pada kasus ini. Hal tersebut

disebabkan oleh faktor sebagai berikut:

a. Pengaturan peletakan dengan perhitungan maksimum tumpukan

memerlukan data koordinat dari barang yang diletakkan untuk melakukan

perhitungan pengaturan peletakan. Hal ini berarti diperlukan penyimpanan

yang besar untuk koordinat barang dalam gudang untuk setiap satu

kemasan dari barang.

b. Barang yang terletak pada blok tidak mungkin terus diawasi satu demi satu

posisi peletakannya. Penyimpanan barang di UD Aneka Mainan bersifat

tumpuk, dapat menyebabkan pencatatan dengan cara menyusun barang

pada blok akan semakin memperumit proses sistem inventory. Terlebih

lagi beberapa barang hanya berada dalam waktu singkat dalam gudang,

mengakibatkan proses pengawasan akan menjadi lebih sulit. Kondisi

penyusunan gudang pada perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kondisi Penyusunan Barang dalam Gudang

3.2.2 Analisis Permasalahan

Beberapa permasalahan yang sering muncul pada sistem manual UD

Aneka Mainan adalah:

Page 41: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

29

• Jumlah dan jenis barang yang semakin banyak menyebabkan sulitnya

pencatatan transaksi secara manual dan pemborosan waktu dalam kegiatan

administrasi pergudangan seperti dalam pembuatan laporan.

• Ukuran gudang terbatas sementara jumlah dan jenis barang semakin

bertambah memerlukan penghematan ruang dalam peletakan barang.

• Perubahan lokasi barang dalam gudang tanpa dokumentasi membuat

pencarian sulit untuk pengeluaran barang bahkan dapat dinyatakan hilang atau

habis meskipun barang sebenarnya tersembunyi diantara barang lain.

• Pekerja dalam gudang dapat melakukan kecurangan dengan mengambil

barang tanpa sepengetahuan pemilik memerlukan pengawasan yang baik.

3.2.3 Analisis Kebutuhan

Dari permasalahan yang muncul, maka perusahaan membutuhkan sistem

inventory baru yang:

• terkomputerisasi untuk proses pemasukan dan pengeluaran barang, dimana

sistem tersebut dapat mencatat semua kegiatan pengeluaran dan pemasukan

barang dalam gudang. Serta dapat menghasilkan laporan yang dibutuhkan

secara cepat dan akurat.

• dapat mempermudah dan dapat memberi solusi pengaturan peletakan barang

dalam gudang.

• dapat mempermudah pengenalan fisik gudang, termasuk analisis penggunaan

lokasi dengan visualisasi gudang dan persentase penggunaan ruang.

3.3 Desain Sistem

Desain sistem dimulai dengan penggambaran Data Flow Diagram dan

Entity Relationship Diagram kemudian dilanjutkan dengan pembuatan program

aplikasi.

3.3.1 Desain Data Flow Diagram (DFD)

Penggambaran sistem kerja diawali dengan Context diagram sistem

pemasukan barang dan pengeluaran barang yang akan dilanjutkan dengan diagram

Page 42: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

30

level 0 dan level 1 untuk masing-masing sistem. Context Diagram Sistem

Inventory dapat dilihat pada Gambar 3.2. Terdapat lima external entity yang

terlibat, yaitu: UD Aneka Mainan, Manajer, Customer, dan Supplier.

DFD Sistem Inventory level 0 dapat dilihat pada Gambar 3.3. Terdapat

empat proses utama dalam sistem inventory, yaitu pemasukan barang, pengeluaran

barang, pembuatan laporan dan informasi, serta pemeriksaan (opname) stok

barang fisik.

Proses pemasukkan barang (lihat Gambar 3.4) merupakan proses yang

menyebabkan bertambahnya barang di gudang. Melibatkan UD Aneka Mainan

selaku bagian pembelian dan penjualan. Informasi tentang pembelian barang

secara lisan atau tulisan (memo) diberikan kepada gudang untuk persiapan

penerimaan barang. Selain itu dapat pula terjadi pemindahan barang dari UD

Aneka Mainan ke Gudang. Dari ekspedisi selaku pihak yang mengantarkan

barang akan disertakan surat jalan supplier yang berisi informasi jumlah barang

yang dikirimkan.

Pengeluaran barang, (lihat Gambar 3.5) merupakan peroses yang

menyebabkan berkurangnya barang dari dalam gudang. Melibatkan customer

selaku penerima barang yang dikeluarkan. Dalam kasus khusus dapat terjadi retur,

yang disebabkan oleh ketidaksesuaian barang yang dikirimkan oleh supplier

dengan kesepakatan transaksi namun hal ini merupakan hal yang jarang terjadi.

Selain itu juga dapat terjadi pengeluaran barang untuk persediaan bagian

penjualan UD Aneka Mainan.

Pemeriksaan barang fisik (lihat Gambar 3.6) merupakan proses yang

menjadi bentuk control dari UD Aneka Mainan terhadap inventory. Pemeriksaan

barang fisik sering disebut dengan stock opname pada perusahaan ini dan

dilakukan secara periodik untuk barang yang dianggap memiliki frekuensi jual

yang tinggi sedangkan untuk barang lainnya dapat dilakukan pemeriksaan secara

acak pada waktu tertentu sesuai dengan keputusan dari manajer.

Page 43: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

31

SURAT JALAN PEMINDAHAN BARANG

SURAT JALAN KELUAR RETUR

INFORMASI PENGELUARAN BARANG

INFORMASI PENGIRIMAN

PERMINTAAN DATA STOK

PERMINTAAN OPNAME

DATA PEMESANAN BARANG

LAPORAN PENGELUARAN BARANG

LAPORAN PENERIMAAN BARANG

SURAT JALAN PEMASUKAN BARANG

PERMINTAAN RETUR BELI

PERMINTAAN LAPORAN

LAPORAN PERBANDINGAN OPNAME

KARTU STOK PERBARANG

LAPORAN STOK

SURAT JALAN KELUAR CUSTOMER

MEMO PENGELUARAN BARANG

PERMINTAAN BARANG

DATA STOK

UD Aneka Mainan

CUSTOMER

MANAJER

0

SISTEM INVENTORY

+

SUPPLIEREKSPEDISI

UD Aneka Mainan

Gambar 3.2 Context Diagram Sistem Inventory

Page 44: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

32

Proses terakhir adalah membuat laporan dan informasi (lihat Gambar

3.7). Laporan berisi akumulasi dari transaksi yang umumnya diberikan secara

periodik (mingguan). Namun ada juga yang dapat sewaktu-waktu perlu dihasilkan

seperti laporan stok menyeluruh. Informasi sendiri dalam hal ini berupa informasi

yang tidak periodik yang diperlukan oleh UD Aneka Mainan (pembelian dan

penjualan) atau manajer dan sifatnya lisan dan umumnya dalam jumlah kecil,

Contoh: jumlah stok untuk barang tertentu, Jadwal permintaan pesanan apakah

telah dipenuhi dan masih banyak lagi informasi singkat lainnya yang sering

dibutuhkan sewaktu-waktu.

3.3.2 Desain Entity relationship Diagram

Desain ERD untuk UD Aneka Mainan secara konseptual dapat dilihat

pada Gambar 3.8. Sedangkan ERD secara fisik dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Proses desain dengan mempertimbangkan berbagai segi dan aspek untuk

memudahkan pemakai.

3.3.3 Desain Pengaturan Peletakan

Desain pengaturan peletakan dibuat dengan mempertimbangkan aturan

pemasukan barang dalam perusahaan. Pada proses pengaturan peletakan barang

yang masuk terjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

• Pencarian lokasi barang sejenis, pada tahap ini, barang masuk akan diperiksa

apakah gudang masih memiliki barang dengan identitas (Id_barang) yang

sama. Bila ada, dilakukan pengisian pada subblok tempat lokasi barang sejenis

berada terlebih dahulu.

• Bila ternyata subblok tidak mencukupi atau gudang tidak mempunyai barang

yang sejenis, maka dilakukan pengujian terhadap subblok dengan

backtracking. Selama backtracking berlangsung, dilakukan pengujian

terhadap lokasi barang yang ditempati dengan membandingkan jumlah

subblok yang terpakai secara keseluruhan hasil backtracking dan berapa sisa

space yang tidak dapat dipergunakan bila barang yang sama memenuhi

subblok tersebut.

Page 45: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

33

SURAT JALAN PEMINDAHAN BARANG

INFORMASI PENGELUARAN BARANG

UPDATE STOK BARANG HILANG

UPDATE STOK MASUK BARANG

PERMINTAAN DATA STOK

STOK BARANG AKTUAL

UPDATE DATA STOK

QUERY DATA OPNAME

QUERY STOK BARANG

QUERY KELUAR BARANG

QUERY MUTASI BARANG

QUERY MASUK BARANG

DATA UPDATE KURANG MUTASI BARANG

HASIL OPNAME STOK

PERMINTAAN OPNAME

DATA UPDATE TAMBAH MUTASI BARANG

DATA PENGURANGAN STOK

INPUTAN BARANG KELUAR

INPUTAN BARANG MASUK

DATA PEMESANAN BARANG

SURAT JALAN KELUAR RETUR

LAPORAN PENGELUARAN BARANG

LAPORAN PENERIMAAN BARANG

SURAT JALAN PEMASUKAN BARANG

PERMINTAAN RETUR BELI

SURAT JALAN KELUAR ANTAR LOKASI

PERMINTAAN LAPORANLAPORAN PERBANDINGAN OPNAME

KARTU STOK PERBARANG

LAPORAN STOK

SURAT JALAN KELUAR CUSTOMER

MEMO PENGELUARAN BARANG

PERMINTAAN BARANG

DATA STOK

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

CUSTOMER

MANAJERMANAJERMANAJERMANAJER

SUPPLIER

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

EKSPEDISI

UD Aneka Mainan

MANAJERMANAJER

UD Aneka Mainan

1

MEMASUKKAN BARANG

+

2

MENGELUARKAN BARANG

+

3MEMBUAT LAPORAN

DAN INFORMASI+

STOK BARANG

KELUAR BARANG

MASUK BARANG

MUTASI BARANG DATA OPNAME BARANG

4PERIKSA

STOK FISIK BARANG

+

Gambar 3.3 Data Flow Diagram Sistem Inventory Level 0

Page 46: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

34

UPDATE PERUBAHAN JUMLAH STOK SUBBLOK

DATA BARANG RUSAK

[SURAT JALAN PEMINDAHAN BARANG]

[UPDATE STOK MASUK BARANG]

[DATA UPDATE TAMBAH MUTASI BARANG]

[INPUTAN BARANG MASUK]

DATA BARANG YANG DITERIMA

DATA BARANG HILANG

[UPDATE STOK BARANG HILANG]

[SURAT JALAN PEMASUKAN BARANG]

DATA PENERIMAAN BARANG

EKSPEDISIUD Aneka Mainan

MASUK BARANG MUTASI BARANG

1.1TERIMA BARANG MASUK

1.2

CEK PENERIMAAN

1.3SIMPAN BARANG MASUK

1.4

SIMPAN DATA BARANG HILANG

STOK BARANG : 1

STOK BARANG : 2

UD Aneka Mainan

1.5PEMINDAHAN KE SUBBLOK

BARANG RUSAK

Gambar 3.4 Data Flow Diagram level 1 Proses Pemasukan Barang

Page 47: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

35

DATA PENGELUARAN YANG TELAH DICATAT

PENGELUARAN YANG DAPAT DIPENUHI

DATA UPDATE KURANG MUTASI BARANG

SURAT JALAN KELUAR RETUR DATA PENGURANGAN STOK

INPUTAN BARANG KELUAR

PERMINTAAN RETUR BELI

SURAT JALAN KELUAR CUSTOMER

SURAT JALAN KELUAR ANTAR LOKASI

MEMO PENGELUARAN BARANG

PERMINTAAN BARANG

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

CUSTOMER

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

SUPPLIER

KELUAR BARANG

STOK BARANGMUTASI BARANG

1

CEK PERSEDIAAN

BARANG

2

CATAT PENGELUARAN

3

BUAT SURAT JALAN

Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level 1 Proses Pengeluaran Barang

DATA BARANG LEBIH

DATA BARANG KURANG

UPDATE DATA STOK

DATA JUMLAH YANG BERBEDA DENGAN STOK AKTUAL

DATA HASIL PERBANDINGAN

HASIL OPNAME STOK

DATA STOK OPNAME

STOK BARANG AKTUAL

PERMINTAAN OPNAME

MANAJER

DATA OPNAME BARANG

STOK BARANG : 1

1

PERIKSA STOK FISIK

2

CATAT HASIL STOK FISIK

3

MEMBANDINGKAN HASIL

PEMERIKSAAN DAN STOK AKTUAL

STOK BARANG : 2

4

PENYESUAIAN (ADJUSTMENT)

SELISIH PERBANDINGAN

BARANG HILANG

DATA BARANG MASUK

Gambar 3.6 Data Flow Diagram level 1 Proses Periksa Stok Fisik Barang

Page 48: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

36

INFORMASI PENGELUARAN BARANG

INFORMASI PENGIRIMAN

LAPORAN BARANG YANG HARUS DIPESAN

PERMINTAAN INFORMASI SEDERHANA

PERMINTAAN DATA STOK

JENIS KEBUTUHAN INFORMASI

JENIS KEBUTUHAN LAPORAN

QUERY DATA OPNAME

QUERY STOK BARANGQUERY KELUAR BARANG

QUERY MUTASI BARANGQUERY MASUK BARANG

LAPORAN PENGELUARAN BARANG

LAPORAN PENERIMAAN BARANG

PERMINTAAN LAPORAN

LAPORAN PERBANDINGAN OPNAME

KARTU STOK PERBARANG

LAPORAN STOK

DATA STOK

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

MANAJERMANAJERMANAJERMANAJERMANAJERMANAJER

MASUK BARANGMUTASI BARANGKELUAR BARANGSTOK BARANG

DATA OPNAME BARANG

1

PENERIMAAN PERMINTAAN

LAPORAN

2

PENERIMAAN PERMINTAAN INFORMASI SEDERHANA

3

QUERY DATA YANG PEMBENTUK

INFORMASI DAN LAPORAN

UD Aneka Mainan

UD Aneka Mainan

Gambar 3.7 Data Flow Diagram level 1 Membuat Laporan dan Informasi

• Bila backtracking selesai maka akan dihasilkan solusi untuk dipilih oleh user

untuk peletakan barang.

Mengingat proses backtracking yang akan menghasilkan kemungkinan

cukup besar dengan kebutuhan penggunaan memory yang besar, maka akan

dipergunakan struktur data linked list. Linked list merupakan suatu bentuk struktur

data yang bersifat dinamis, terutama dalam efisiensi penggunaan memory. Selain

itu jumlah kemungkinan yang besar dari backtracking juga akan dibatasi untuk

menjaga kecepatan penggunaan sistem. Untuk lebih memperjelas tahapan dari

proses pengaturan peletakan, maka tahapan desain akan digambarkan dalam

bentuk flowchart pada Gambar 3.10.

Page 49: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

37

Ref_3309

Ref_3305

Ref_3296

Ref_3288

Ref_2919 Ref_2915Ref_2911

REF_2907

Ref_1745

Ref_1741

Ref_1725

DIKIRIM

PROSS AKHIR

SUBBLOK MUTASI KEMASAN

BARANG KEMASAN DARI MUTASI

MEMILIKI KEMASAN

DETAIL INFORMASI KEDATANGAN STOK

DETAIL MUTASI KELUAR PADA SUBBLOK

MUTASI KELUAR DAN INTERNAL

MENYIMPAN BARANG

INPUT OPNAME BARANG

Input perpindahan

INPUT_BARANG_HILANG

Dibawa pada customer

INPUT MASUK BARANG

Input data keluar

BARANG YANG BERPINDAH

Diantar Oleh Pengantar

Dibawa oleh ekspedisi

KELOMPOK DARI BARANG

BARANG YANG DIOPNAME2

Ref_1349

BARANG YANG DIOPNAME

MUTASI MASUK TERJADI PADA SUBBLOK2

MUTASI MASUK TERJADI PADA SUBBLOK

MUTASI MASUK TERJADI PADA SUBBLOK

BARANG KEMASAN DARI STOK BERSANGKUTAN2

BARANG KEMASAN DARI STOK BERSANGKUTAN

BARANG KEMASAN DARI STOK BERSANGKUTAN

MENGALAMI PERPINDAHAN2

ID_SUB_BLOK_ASAL

MENGALAMI PERPINDAHANBARANG HILANG2

BARANG HILANGBARANG HILANG

BARANG YANG MASUK2

BARANG YANG MASUK

BARANG YANG MASUK

DIKELUARKAN DARI GUDANG2

DIKELUARKAN DARI GUDANG

DIKELUARKAN DARI GUDANG

BARANGID_BARANGKODE_UMUMNAMA_BARANGSATUANISI_BARANGPANJANGLEBARTINGGIMAKSIMUM_TUMPUKANROQHARGA_MODALPRIORITAS

SUB_BLOKID_SUB_BLOKID_GUDANGID_BLOKX1_SUBBLOKY1_SUBBLOKX2_SUBBLOKY2_SUBBLOKPANJANG_SUBBLOKLEBAR_SUBBLOKTINGGI_SUBBLOKSISA_SPACE_SUBBLOKPRIORITAS LOKASI

KELOMPOKID_KELOMPOKNAMA_KELOMPOK

SUPPLIERID_SUPPLIERNAMA_SUPPLIERALAMAT_SUPPLIERTELEPON_SUPPLIER1TELEPON_SUPPLIER2

KELUAR_BARANGID_KELUARTANGGAL_KELUARKETERANGAN_KELUAR

MASUK_BARANGID_MASUKTANGGAL_PENGIRIMANTANGGAL_MASUKKETERANGAN_MASUKID_SURAT_JALAN

MUTASI_BARANGID_MUTASISTATUSJUMLAH_MUTASITANGGAL_MUTASIID_TRANSAKSI

USERUSER_IDPASSWORDHAK_AKSES

EKSPEDISIID_EKSPEDISINAMA_EKSPEDISITELEPON_EKSALAMAT_EKSPEDISIAREA_PENGANTARAN

CUSTOMERID_CUSTOMERNAMA_CUSTOMERALAMAT_CUSTOMERTELEPON_CUST

PENGANTARID_PENGANTARNAMA_PENGANTAR

BARANG_HILANGID_HILANGTANGGAL_HILANGKETERANGAN_HILANG

KONVERSI_BARANGID_KONVERSITANGGAL_KONVERSIKETERANGAN_KONVERSI

OPNAME_BARANGID_OPNAMETANGGAL_OPNAMEPENYESUAIAN

PERPINDAHAN_INTERNALID_PINDAHTANGGAL_PINDAHKETERANGAN_PINDAH

STOK_BARANGID_STOKJUMLAH_BARANG_SUBBLOK

DETAIL_MUTASI_KELUAR_INTERNALJUMLAH_BARANG

DETAIL_MUTASI_KEMASANJUMLAH_BARANG

STOK_AKHIR_PERIODEID_STOK_AKHIRTGL_PROSES_AKHIR_PERIODEJUMLAH_AKHIR_PERIODE

DETAIL_STOKJUMLAH_BARANG

WILAYAHID_WILAYAHNAMA_WILAYAH

DETAIL_KONVERSIID_KEMASAN_AWALID_KEMASAN_AKHIRJUMLAH_BARANG_AWALJUMLAH_BARANG_AKHIR

Gambar 3.8 Conceptual Entity relationship Diagram Sistem Inventory

Page 50: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

38

ID_WILAYAH = ID_WILAYAH

ID_WILAYAH = ID_WILAYAH

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_MASUK = ID_MASUK

ID_KONVERSI = ID_KONVERSIUSER_ID = USER_ID

ID_BARANG = ID_BARANG_AKHIR

ID_BARANG = ID_BARANG_AWAL

ID_MASUK = ID_MASUK

ID_SUPPLIER = ID_SUPPLIER

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK_TUJUAN

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK_ASAL

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

ID_EKSPEDISI = ID_EKSPEDISI

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

ID_BARANG = ID_BARANG_KEMASAN

ID_MUTASI = ID_MUTASI

ID_SUB_BLOK = ID_EKSPEDISI

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_OPNAME = ID_OPNAME

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

ID_MUTASI = ID_MUTASI

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

ID_MUTASI = ID_MUTASI

ID_BARANG = ID_BARANG_PARENT

ID_SUB_BLOK = ID_STOK

ID_SUB_BLOK = ID_SUB_BLOK

USER_ID = USER_ID

USER_ID = USER_ID

USER_ID = USER_ID

ID_PINDAH = ID_PINDAH

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_HILANG = ID_HILANG

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_CUSTOMER = ID_CUSTOMER

USER_ID = USER_ID

USER_ID = USER_ID

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_PENGANTAR = ID_PENGANTAR

ID_EKSPEDISI = ID_EKSPEDISI

ID_KELOMPOK = ID_KELOMPOK

ID_MASUK = ID_MASUK

ID_BARANG = ID_BARANG

ID_KELUAR = ID_KELUAR

ID_BARANG = ID_BARANG

BARANGID_BARANG char(10)ID_KELOMPOK char(5)KODE_UMUM varchar(20)NAMA_BARANG varchar(35)SATUAN varchar(5)ISI_BARANG smallintPANJANG floatLEBAR floatTINGGI floatMAKSIMUM_TUMPUKAN smallintROQ smallintHARGA_MODAL floatPRIORITAS smallint

SUB_BLOKID_SUB_BLOK char(4)ID_GUDANG char(2)ID_BLOK char(2)X1_SUBBLOK floatY1_SUBBLOK floatX2_SUBBLOK floatY2_SUBBLOK floatPANJANG_SUBBLOK floatLEBAR_SUBBLOK floatTINGGI_SUBBLOK floatSISA_SPACE_SUBBLOK floatPRIORITAS_LOKASI smallint

KELOMPOKID_KELOMPOK char(5)NAMA_KELOMPOK varchar(35)

SUPPLIERID_SUPPLIER char(5)ID_WILAYAH char(5)NAMA_SUPPLIER varchar(35)ALAMAT_SUPPLIER varchar(35)TELEPON_SUPPLIER1 varchar(20)TELEPON_SUPPLIER2 varchar(20)

KELUAR_BARANGID_KELUAR char(9)ID_PENGANTAR char(5)USER_ID varchar(20)ID_EKSPEDISI char(5)ID_CUSTOMER char(5)TANGGAL_KELUAR dateKETERANGAN_KELUAR varchar(30)

MASUK_BARANGID_MASUK char(9)ID_EKSPEDISI char(4)USER_ID varchar(20)TANGGAL_PENGIRIMAN dateTANGGAL_MASUK dateKETERANGAN_MASUK varchar(20)ID_SUPPLIER char(5)ID_SURAT_JALAN_MSK varchar(10)

MUTASI_BARANGID_MUTASI char(9)ID_BARANG char(10)STATUS smallintJUMLAH_MUTASI smallintTANGGAL_MUTASI dateID_TRANSAKSI varchar(9)

USERUSER_ID varchar(20)PASSWORD varchar(10)HAK_AKSES integer

EKSPEDISIID_EKSPEDISI char(5)NAMA_EKSPEDISI varchar(35)TELEPON_EKS varchar(20)ALAMAT_EKSPEDISI_ varchar(35)AREA_PENGANTARAN varchar(35)

CUSTOMERID_CUSTOMER char(5)ID_WILAYAH char(5)NAMA_CUSTOMER char(35)ALAMAT_CUSTOMER char(35)TELEPON_CUST char(20)

PENGANTARID_PENGANTAR char(5)NAMA_PENGANTAR varchar(35)

BARANG_HILANGID_HILANG char(9)USER_ID varchar(20)TANGGAL_HILANG dateKETERANGAN_HILANG varchar(30)

KONVERSI_BARANGID_KONVERSI char(9)USER_ID varchar(20)TANGGAL_KONVERSI dateKETERANGAN_KONVERSI varchar(20)

OPNAME_BARANGID_OPNAME char(9)USER_ID varchar(20)TANGGAL_OPNAME_ datePENYESUAIAN_OPNAME smallint

PERPINDAHAN_INTERNALID_PINDAH char(9)USER_ID varchar(20)TANGGAL_PINDAH dateKETERANGAN_PINDAH varchar(30)

STOK_BARANGID_SUB_BLOK char(4)ID_STOK char(8)ID_BARANG char(10)JUMLAH_BARANG_SUBBLOK smallint

DETAIL_MUTASI_KELUAR_INTERNALID_MUTASI char(9)ID_SUB_BLOK char(4)ID_MASUK char(9)JUMLAH_BARANG smallint

DETAIL_MUTASI_KEMASANID_MUTASI char(9)ID_BARANG_KEMASAN char(10)ID_SUB_BLOK char(4)JUMLAH_BARANG smallint

STOK_AKHIR_PERIODEID_STOK_AKHIR char(10)ID_BARANG char(10)TGL_PROSES_AKHIR_PERIODE dateJUMLAH_AKHIR_PERIODE integer

DETAIL_KELUARID_BARANG char(10)ID_KELUAR char(9)JUMLAH_KELUAR integer

DETAIL_MASUKID_BARANG char(10)ID_MASUK char(9)JUMLAH_MASUK smallint

DETAIL_HILANGID_BARANG char(10)ID_HILANG char(9)JUMLAH_HILANG integer

DETAIL_PINDAHID_BARANG char(10)ID_PINDAH char(9)ID_SUB_BLOK_ASAL char(4)ID_SUB_BLOK_TUJUAN char(4)JUMLAH_PINDAH smallint

SUB_STOKID_STOK char(4)ID_BARANG_PARENT char(10)JUMLAH_ISI integer

DETAIL_MUTASI_MASUKID_MUTASI char(9)ID_SUB_BLOK char(4)JUMLAH_BARANG smallint

DETAIL_OPNAMEID_OPNAME char(9)ID_BARANG char(10)ID_SUB_BLOK char(4)JUMLAH_AKTUAL smallintJUMLAH_OPNAME smallint

DETAIL_STOKID_SUB_BLOK char(4)ID_MASUK char(9)JUMLAH_BARANG integer

WILAYAHID_WILAYAH char(5)NAMA_WILAYAH varchar(25)

DETAIL_KONVERSIID_BARANG_AWAL char(10)ID_BARANG_AKHIR char(10)ID_KONVERSI char(9)ID_KEMASAN_AWAL char(10)ID_KEMASAN_AKHIR char(10)JUMLAH_BARANG_AWAL smallintJUMLAH_BARANG_AKHIR smallint

Gambar 3.9 Physical Entity relationship Diagram Sistem Inventory

Page 51: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

39

Optimasidipakai ?

Y

Call Carilokasi barang

sejenis()

Call Carilokasi barangkeseluruhan()

Adakah barang yangbelum menemukan lokasi

peletakan untuk jenisyang sama ?

Simpan beberapa solusiyang dihasilkan padaintf_solusi_prototype

Lanjutkan ke databarang selanjutya

Return

T

FunctionPengaturanpeletakanbarang()

Ambil daftarsub_blok

yangmemungkinka

n untukdipakai, taruhdalam tabelintf_subblok

untuksimulasi

Salin databarang yang

memilikiukuran(barang

bukan dalamsatuan kecil)yang akandioptimasi

keintf_barang_o

ptimasi

Ambil daftarbarang yang

akandioptimasi

dariintf_barang_o

ptimasipindahkan kedalam linked

list untukmempercepat

proses

Simpan data padaintf_solusi_protoype

While notintf_optimasi_barang.eof

ENDWHILE

Isi daftar subblokke dalam arraydaftar subblok

untukmempercepat

proses

Y

Query datasubblok yang

mungkin untuksetiap barang

Salin hasil kedalam linked list

Gambar 3.10 Flowchart Prosedur Pengaturan Peletakan

Page 52: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

40

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Aplikasi

Aplikasi ini dikembangkan dengan Borland Delphi 6 sebagai bahasa

pemrograman dan MySQL sebagai basis data, serta OpenGL untuk visualisasi.

4.2 Pengujian Aplikasi

Pengujian aplikasi dilakukan terhadap 9 subblok dengan volume yang

berbeda dan nomor prioritas yang beragam dapat dilihat pada Tabel 4.1. Subblok

yang tidak disertakan dalam pengaturan peletakan, prioritasnya diberi nilai 2.

Tabel 4.1. Daftar Subblok Pengujian I

Subblok Volume kosong (Cm 3) Prioritas MB01 39.660.000 1 MC01 59.490.000 1 MD01 51.558.000 1 MB03 39.660.000 2 MC03 59.490.000 2 MD03 51.558.000 2 MB05 39.660.000 3 MC05 59.490.000 3 MD05 51.558.000 3

4.2.1 Pemasukan Barang Pada Subblok Kosong

Pengujian pertama diawali dengan memasukkan 3 barang dengan jumlah,

volume dan prioritas yang berbeda ke dalam subblok. Tujuan dari pengujian ini

adalah untuk memperlihatkan bagaimana proses pengaturan peletakan yang

berlangsung dengan mempergunakan jumlah subblok, sisa space tak terpakai dan

prioritas lokasi pada pemasukan barang. Daftar barang yang dimasukkan akan

diperlihatkan pada Tabel 4.2.

Data barang yang diberikan tersebut akan menjalani proses pemasukan

data sebagai pada transaksi masuk dengan jenis transaksi antar lokasi (pindahan

dari UD Aneka Mainan). Pada tahap awal dilakukan pemasukan data pada form

transaksi masuk. Untuk melibatkan barang dalam proses pengaturan peletakan

Page 53: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

41

yang ingin diperlihatkan, maka pada field subblok dari form akan dikosongkan

(lihat Gambar 4.1). Sementara untuk field barang kemasan dikosongkan karena

barang yang dimasukkan adalah barang standar. Bila user mencoba mengisi field

barang kemasan maka akan muncul pesan error.

Tabel 4.2. Daftar Barang Masukan Pengujian I

Id Barang Nama Barang Volume Satuan (Cm3) Prioritas Jumlah Volume

total(Cm3)001B00001 Basketball Playset 145.656 1 300 43.696.800002G00001 Gasing z-7 175.122 2 100 17.512.200004H00001 Handphone kitty 66.248 3 30 1.987.440

Gambar 4.1 Pemasukan Data Pengujian I

Setelah pengisian dilakukan, maka user akan diberikan konfirmasi untuk

melibatkan seluruh barang ke dalam proses pengaturan peletakan (lihat Gambar

4.2). Untuk melanjutkan maka user dapat menekan tombol lanjutkan. Setelah

tombol lanjutkan ditekan, maka proses akan dilanjutkan dengan proses pengaturan

peletakan. Hasil proses akan ditampikan pada form visualisasi hasil bersama

dengan solusi yang diberikan (lihat Gambar 4.3). Solusi yang dihasilkan diambil

sebanyak 5 terbaik untuk dipilih oleh user. Berdasarkan hasil pengaturan

peletakan, solusi yang dihasilkan menurut urutannya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Page 54: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

42

Gambar 4.2 Form Konfirmasi untuk Pengaturan Peletakan

Gambar 4.3 Form Visualisasi Hasil Pengaturan Peletakan

Dari solusi yang diberikan, dapat dilihat bahwa aplikasi akan

menempatkan barang sesuai dengan prioritas lokasinya. Sementara untuk jumlah

subblok dan rata-rata sisa space tidak bisa dipakai juga dilibatkan sebagai

pertimbangan dalam perhitungan hasil pengaturan peletakan. Nilai dari jumlah

subblok dan rata-rata sisa space tidak bisa dipakai dapat dilihat pada memo yang

terletak di sebelah kanan bawah dari form. Catatan yang pada memo dari hasil

pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Page 55: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

43

Tabel 4.3. Solusi Hasil Pengujian I

Subblok Id Barang Nama Barang Jumlah Solusi I MD03 002G00001 Gasing z-7 100 MC01 001B00001 Basketball Playset 300 MD05 004H00001 Handphone kitty 30 Solusi II MD03 002G00001 Gasing z-7 100 MC01 001B00001 Basketball Playset 300 MB05 004H00001 Handphone kitty 30 Solusi III MD03 002G00001 Gasing z-7 100 MD01 001B00001 Basketball Playset 300 MD05 004H00001 Handphone kitty 30 Solusi IV MB03 002G00001 Gasing z-7 100 MC01 001B00001 Basketball Playset 300 MD05 004H00001 Handphone kitty 30 Solusi V MD03 002G00001 Gasing z-7 100 MD01 001B00001 Basketball Playset 300 MB05 004H00001 Handphone kitty 30

Gambar 4.4 Hasil Perbandingan dalam Pengujian I Pengaturan Peletakan

Solusi 1: Jumlah subblok hasil pengaturan:3 Rata-rata sisa space tak terpakai :42168,9999999995 Solusi 2: Jumlah subblok hasil pengaturan:3 Rata-rata sisa space tak terpakai :49741,0000000005 Solusi 3: Jumlah subblok hasil pengaturan:3 Rata-rata sisa space tak terpakai :61938,9999999999 Solusi 4: Jumlah subblok hasil pengaturan:3 Rata-rata sisa space tak terpakai :62426,4999999989 Solusi 5: Jumlah subblok hasil pengaturan:3 Rata-rata sisa space tak terpakai :69511,0000000009

Page 56: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

44

Dari Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa dikarenakan jumlah subblok yang

dipergunakan berjumlah 3 untuk tiap solusi, maka perbandingan juga

menggunakan nilai rata-rata sisa space tak terpakai. Nilai yang semakin kecil

menunjukkan subblok yang mampu menampung barang dalam jumlah maksimum

dengan sisa space tak terpakai yang lebih kecil.

Barang selanjutnya disimpan dengan menekan tombol simpan pada form

visualisasi dengan pilihan solusi terbaik, yaitu solusi I. Hasil penyimpanan akan

dipergunakan pada pengujian tahap selanjutnya.

4.2.2 Pemasukan Dengan Adanya Barang Sejenis

Setelah penyimpanan hasil pengujian pertama, sisa space dari tiap

subblok akan diupdate sesuai dengan volume total barang yang masuk ke dalam

subblok. Perubahan yang telah disimpan pada pengujian I akan dipergunakan pada

pengujian II. Volume setelah penyimpanan pengujian I dapat dilihat pada Tabel

4.4 yang ditandai dengan cetak miring dan ditebalkan.

Tabel 4.4. Daftar Subblok Pengujian II

Subblok Volume sisa (Cm 3) PrioritasMB01 39.660.000 1 MC01 15.793.200 1 MD01 51.558.000 1 MB03 39.660.000 2 MC03 59.490.000 2 MD03 34.045.800 2 MB05 39.660.000 3 MC05 59.490.000 3 MD05 49.570.600 3

Pada pengujian II, dilakukan pemasukan barang yang telah dimasukkan

sebelumnya. Dari pengujian ini dapat diperlihatkan bagaimana sistem mengikuti

pola penyusunan dalam gudang yang akan mengelompokkan barang sejenis (Id

sama). Selain itu dapat dilihat reaksi dari sistem bila terjadi kelebihan barang saat

pengisian subblok yang sejenis. Daftar barang yang dimasukkan dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Page 57: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

45

Tabel 4.5. Daftar Barang Masukan Pengujian II

Id Barang Nama Barang Volume Satuan (Cm3) Prioritas Jumlah Volume

total (Cm3)001B00001 Basketball Playset 145.656 1 120 17.478.720002G00001 Gasing z-7 175.122 2 10 1.751.220

Pada pengujian II, pemasukan barang diperlakukan sebagai transaksi

pemasukan barang hasil pembelian (lihat Gambar 4.5). Proses yang berlangsung

sama seperti pada pengujian I hingga munculnya form visualisasi.

Gambar 4.5 Pemasukan Data Pengujian II

Pada pengujian II, barang yang telah masuk pada pengujian I akan masuk

kembali ke pengujian II. Dari sini sistem akan melakukan proses pengaturan

peletakan tetapi dengan terlebih dahulu meletakkan barang sesuai dengan

kelompoknya. Bila subblok tidak mencukupi, baru dilakukan perbandingan

peletakan pada subblok lain. Hasil pengaturan peletakan dapat dilihat pada Tabel

4.6.

Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa sistem mengusulkan peletakan

pada lokasi barang yang pernah sudah diisi oleh pengujian I. Untuk barang dengan

Id 002G00001 peletakan dapat dilakukan secara keseluruhan karena space yang

memadai. Tetapi untuk barang dengan id 001B00001 subblok yang ditempati

Page 58: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

46

sudah tidak memadai oleh karena itu, dilakukan perbandingan dengan dua subblok

lain (dengan nomor prioritas yang sama) untuk pengisian barang yang tersisa yaitu

sebanyak 12 buah. Hasil perbandingan pengaturan peletakan yang dilakukan

sistem untuk mencari subblok terbaik bagi barang 001B00001 dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

Tabel 4.6. Daftar Solusi Hasil Pengujian II

Subblok Id Barang Nama Barang Jumlah Solusi I MD03 002G00001 Gasing z-7 10 MC01 001B00001 Basketball Playset 108 MB01 001B00001 Basketball Playset 12 Solusi II MD03 002G00001 Gasing z-7 10 MC01 001B00001 Basketball Playset 108 MD01 001B00001 Basketball Playset 12

Gambar 4.6 Hasil Perbandingan dalam Pengujian II Pengaturan Peletakan

Dari hasil pengujian II dapat dilihat bahwa perbandingan tidak lagi

dilakukan untuk barang 002G00001 atau keseluruhan dari barang 001B00001

melainkan 12 barang 001B00001 yang sudah tidak dapat ditampung oleh subblok

MC01. Hasil solusi I disimpan dan selanjutnya akan mengupdate semua Tabel

yang berhubungan dengan transaksi pemasukan barang. Pada Tabel 4.7. berikut

diperlihatkan perubahan pada sisa space oleh pengujian II.

Solusi 1: Jumlah subblok hasil pengaturan i:1 Rata-rata sisa space tak terpakai :41539,9999999959 Solusi 2: Jumlah subblok hasil pengaturan:1 Rata-rata sisa space tak terpakai :141404

Page 59: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

47

Tabel 4.7. Daftar Subblok Pengujian II

Subblok Volume sisa (Cm 3) PrioritasMB01 37.912.100 1 MC01 15.793.200 1 MD01 51.558.000 1 MB03 39.660.000 2 MC03 62.352 2 MD03 32.294.600 2 MB05 39.660.000 3 MC05 59.490.000 3 MD05 49.570.600 3

4.2.3 Pemasukan Barang Secara Langsung

Dari dua pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa barang yang

dimasukkan pada form akan melalui proses pengaturan peletakan. User dapat pula

melakukan penentuan langsung lokasi dari barang yang dimasukkan tanpa

pengaturan peletakan. Pada pengujian III ini akan diperlihatkan bagaimana

pemasukan barang dengan cara penentuan subblok langsung.

Ciri dari pengisian secara langsung adalah dengan mengisikan field

subblok pada form masuk barang. Setelah itu user tinggal melakukan penekanan

tombol selesai. Data barang yang dimasukkan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Daftar Barang Masukan Pengujian III

Id Barang Nama Barang Volume Satuan (Cm3) Prioritas Jumlah Volume

total (Cm3)001B00001 Basketball Playset 145.656 1 10 1.456.560003K00001 Kerincing baby 186.354 3 10 1.863.540

Pada daftar barang yang dimasukkan dalam pengujian III adalah barang

001B00001 (prioritas 1) yang telah dimasukkan dua kali dalam gudang melalui

proses pengaturan peletakan sementara barang 003K00001 (prioritas 3) adalah

barang baru. Pada pengujian ini diperlihatkan bagaimana barang dengan prioritas

1 dan 3 saat dimasukkan secara langsung ke dalam subblok tidak akan

terpengaruh oleh proses pengaturan peletakan (lihat Gambar 4.7). Barang akan

Page 60: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

48

dimasukkan pada subblok MB03 yang memiliki prioritas 2. saat barang

dimasukkan, akan dilakukan pemeriksaan terhadap kecukupan lokasi, bila tidak

cukup maka proses penyimpanan tidak dapat dilakukan.

Gambar 4.7 Solusi Hasil Pengujian III

Pada gambar visualisasi dapat dilihat bahwa hasil masukan data langsung

diarahkan ke MB03, sementara memo yang pada dua pengujian sebelumnya berisi

data perbandingan pengaturan peletakan juga kosong. Namun pada volume sisa

space milik subblok MB03 telah berubah menjadi 36.339.900. Untuk melihat

keberadaan barang 001B00001 dapat juga melalui menu pencarian /pencarian dan

visualisasi. Pada tab Barang dapat dilihat lokasi dari barang 001B00001 sebanyak

3 subblok dari hasil 3 pengujian (lihat Gambar 4.8).

Page 61: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

49

Gambar 4.8 Solusi Hasil Pencarian Barang 001B00001

4.2.4 Pengeluaran Barang Dengan Metode FIFO

Untuk pengeluaran barang dengan metode First In First Out (FIFO)

dapat diperlihatkan pada pengujian ke-IV (lihat Gambar 4.9). Pada pengujian ini

akan diperlihatkan bagaimana pengeluaran terhadap barang yang telah

dimasukkan pada pengujian sebelumnya. Daftar barang yang dikeluarkan akan

diperlihatkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Daftar Barang Pengeluaran Pengujian IV

Id Barang Nama Barang Volume Satuan (Cm3) Prioritas Jumlah Volume

total (Cm3)001B00001 Basketball Playset 145.656 1 410 59.718.960002G00001 Gasing z-7 175.122 2 10 1.751.220

Pada daftar barang yang akan dikeluarkan, terlihat bahwa barang

001B00001 yang pada pengujian I dimasukkan 300 akan dikeluarkan sebanyak

410. Sudah tentu pemasukan pada pengujian I tidak akan mencukupi sehingga

akan ditambah dengan barang yang dimasukkan dari pengujian II. Bila jumlah

barang yang dimasukkan tidak mencukupi dengan keseluruhan barang yang ada

dalam gudang maka akan muncul pesan error.

Setelah tombol selesai ditekan akan muncul form konfirmasi. Form

konfirmasi akan memperlihatkan data barang yang akan dilibatkan dalam proses

FIFO. Untuk melanjutkan, user dapat memilih tombol lanjutkan (lihat Gambar

4.10). Setelah tombol lanjutkan ditekan maka akan diperlihakan daftar

pengeluaran dari barang yang dimasukkan. Dari daftar ini dapat terlihat

pengeluaran barang yang dilakukan berdasarkan tanggal pemasukan barang dan

Page 62: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

50

subblok tempat pengambilannya (lihat Gambar 4.10).

Gambar 4.9 Pengeluaran Barang Pengujian IV

Gambar 4.10 Konfirmasi Pengeluaran Secara FIFO

Dari form daftar pengeluaran barang (lihat Gambar 4.10) dapat dilihat

bahwa untuk pengeluaran barang 001B00001 dilakukan pada dua kali pemasukan

dan dua buah subblok untuk pengeluarannya. Sementara untuk barang 002G00002

hanya dikeluarkan dari tanggal masuk pertama. Untuk subblok sendiri akan terjadi

update penambahan sisa space subblok yang disebabkan oleh pengeluaran barang.

Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Page 63: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

51

Gambar 4.11 Daftar Pengeluaran Barang Secara FIFO

Tabel 4.10. Daftar Perubahan Subblok Pengujian IV

Subblok Volume sisa (Cm 3) PrioritasMB01 38203400 1 MC01 59490000 1 MD03 34045800 2

4.2.5 Pengeluaran Barang Tanpa Metode FIFO

Pada pengujian V, dilakukan pengeluaran barang tanpa menggunakan

metode FIFO (lihat Gambar 4.12). Untuk mengeluarkan barang tanpa metode

FIFO, diperlukan pengisian data tanggal masuk dan subblok dari barang. Untuk

melakukan pengisian, user cukup menekan tombol pada grid atau dengan

menekan Ctrl+A saat cursor berada pada kolom yang ingin diisikan. Daftar

barang yang akan dikeluarkan diperlihatkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Daftar Barang Pengeluaran Pengujian V

Id Barang Nama Barang Volume Satuan (Cm3) Prioritas Jumlah Volume

total (Cm3)004H00001 Handphone kitty 66.248 3 10 662.480002G00001 Gasing z-7 175.122 2 10 1.751.220

Page 64: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

52

Gambar 4.12 Pengisian Pengeluaran Barang Pengujian V

Setelah tombol selesai ditekan, maka akan dilakukan pengurangan update

dari berbagai tabel dalam sistem. Pengeluaran yang dilakukan pada barang

002G00002 merupakan barang yang masuk pada pengujian II. Bila dipakai

metode FIFO, tanggal masuk dari barang adalah 04/04/2004. Daftar pengeluaran

tanpa metode FIFO dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Daftar Pengeluaran Barang Pengujian V

Page 65: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

53

4.3 Pengujian oleh User

Pengujian terhadap kelayakan aplikasi program untuk dipergunakan pada

sistem inventory UD Aneka Mainan. Pengujian dilakukan dengan

mengujicobakan program pada user (responden). Data transaksi yang diuji adalah

data suatu hari yang dianggap bisa mewakili seluruh transaksi yang dapat dukung

oleh aplikasi program (sebanyak 20 transaksi) dan sisa stok seminggu

sebelumnya. Barang yang diujikan adalah barang yang dianggap memiliki

frekuensi keluar masuk yang tinggi terlebih dahulu. Selain menggunakan data

transaksi sebenaranya, juga dilakukan pengujian dengan menggunakan kasus-

kasus khusus yang jarang atau tidak pernah terjadi (bukan transaksi sebenarnya).

User terlebih dahulu diperlihatkan cara penggunaan dari aplikasi

program secara bergantian. Setelah user dianggap mulai mengerti penggunaan

dari sistem maka selanjutnya user diberikan angket untuk memberikan penilaian.

Responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12. Nilai interval untuk

penilaian kuisioner berada dalam kisaran interval 1-5. Penjelasan tentang

penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.12. Data Responden

Nama Jabatan Ahwani Manejer Acay Kepala Gudang Nadia Staf administrasi gudang Ilham Budi Karunia Staf administrasi gudang

Tabel 4.13. Penjelasan penilaian

Nilai Keterangan 1 Sangat Buruk 2 Buruk 3 Cukup Baik 4 Baik 5 Sangat baik

Hasil akumulasi dari angket hasil pengujian adalah dapat dilihat pada

Tabel 4.14. Nilai rata-rata keseluruhan aplikasi program yaitu 3.95 dari nilai

maksimum (terbaik) yaitu 5. Dengan demikian aplikasi program dapat dikatakan

Page 66: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

54

cukup baik dan layak untuk mulai digunakan. Namun untuk penggunaan akan

terlebih dahulu melalui ujicoba lapangan penuh (beta test). Sistem akan

dipergunakan pada semua transaksi selama 1 bulan bersamaan dengan pencatatan

transaksi manual untuk menjaga kemungkinan error atau bug yang tidak diketahui

selama pembuatan dan pengujian sistem pada penelitian

Tabel 4.14. Hasil Akumulasi Angket

Responden Kriteria

I II III IV Rata-rata

Manfaat

Efisiensi waktu yang diperoleh 5 5 4 5 4.75

Efisiensi penggunaan tenaga kerja 3 4 4 5 4

Dukungan terhadap kerja pergudangan 4 4 3 4 3.75

Rata-rata nilai manfaat 4.167

Interface

Kemudahan mempelajari penggunaan 5 4 3 4 4

Kenyamanan penggunaan 5 4 3 5 4.25

Tampilan fisik dari sistem 3 4 3 3 3.25

Rata-rata nilai interface 3.833

Kinerja Sistem

Kecepatan kerja sistem 3 4 4 3 3.5

Kemampuan menangani kasus dalam pergudangan 4 3 5 4 4

Kemampuan memperoleh solusi lokasi dengan mengikuti aturan penempatan gudang

4 3 4 3 3.5

Visulisasi gudang dalam mendukung sistem inventory 5 4 4 5 4.5

Rata-rata nilai kinerja 3.875

Total rata-rata nilai keseluruhan 3.958

Page 67: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

55

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

• Manfaat yang diperoleh dari penerapan aplikasi program secara keseluruhan

adalah baik. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata penilaian sebesar 4,167 dengan

nilai tertinggi sebesar 5. Dimana sistem dianggap dapat memberikan bantuan

dalam hal efisiensi waktu kegiatan pencatatan dan pelaporan (4,75) serta

efisiensi penggunaan tenaga kerja (4). Untuk dukungan terhadap kegiatan

pergudangan responden merasakan cukup baik (3,75).

• Dari segi interface sistem dinyatakan paling baik dalam kenyamanan

penggunaan (4,25) dan kemudahan pembelajaran (4). Yang paling rendah dari

keseluruhan adalah tampilan fisik (3,25). Secara keseluruhan sistem dianggap

cukup baik (3,833).

• Dari segi kinerja, sistem dianggap cukup baik (3,875) terutama dalam hal

dukungan visualisasi (4,5) dan kemampuan menangani kasus yang terjadi

dalam pergudangan (4). Untuk kecepatan dan kemampuan memberikan solusi

responden menyatakan cukup baik (3,5).

• Secara keseluruhan sistem dianggap cukup baik dan layak untuk dipergunakan

pada pergudangan UD Aneka Mainan (3.958).

5.2 Saran

Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem secara keseluruhan,

diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan saran-saran

pengembangan sebagai berikut:

• Sistem pengaturan peletakan perlu dipertimbangkan untuk dikembangkan

menjadi optimasi dalam penggunaan ruang. Untuk optimasi perlu

dipertimbangakan dengan menggabungkan metode kombinasi bactracking

yang telah dipergunakan atau dengan metode lain, tetapi perlu diperhatikan

penggunaan waktu selama proses optimasi dan kehandalannya dalam

penerapan di lapangan.

Page 68: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

56

• Untuk pengaturan pengeluaran khususnya dengan metode First In First Out,

perlu diperhatikan dalam teknis pelaksanaannya di lapangan mengingat tidak

semua barang yang telah datang lebih awal dapat dikeluarkan lebih dahulu

terutama bila tertumpuk oleh barang dengan identitas sama yang tiba

belakangan.

• Untuk mempermudah perolehan laporan kepada UD Aneka Mainan, sistem

dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan distributed database

melalui jaringan internet khususnya replikasi yang didukung oleh MySQL

sehingga informasi seperti laporan stok tidak perlu menunggu laporan tertulis

yang diantarkan dari gudang melainkan dapat diakses dari jarak jauh. Selain

itu, dengan cara demikian sistem inventory dapat dipadukan dengan sistem

pembelian dan penjualan yang ada pada UD Aneka Mainan.

• Untuk sistem inventory perlu dipikirkan pengembangan fitur untuk

penjadwalan pengiriman barang sesuai dengan pemesanan.

• Program perlu untuk terus dipantau kinerjanya pada saat pengujian lapangan

secara penuh, hingga dapat diyakini bahwa tidak terdapat masalah dalam

penerapan sistem.

Page 69: Pembuatan Sistem Inventory Dengan Pengaturan Peletakan Dan Visualisasi Posisi Barang Pada UD Aneka Mainan

57

DAFTAR PUSTAKA [1] Axmark, David. MySQL Manual version 4.0.5. MySQL AB, 2002.

www.mysql.com

[2] Laxxuss. Delphi 7 Developer’s Guide. Borland Software Corporation. 2002

[3] Byelkin, Oleksandr. Subqueries in MySQL. MySQL AB, 2003.

<www.mysql.com>

[4] Hoffman, James. Introduction to Structure Query language version 4.66 . 4

July 2001. < http://www.highcroft.com/highcroft/hc_links.html >

[5] Kadir Abdul. Dasar pemrograman Delphi 5.0 jilid I. Andi Yogyakarta.

Yogyakarta, 2001

[6] Kadir Abdul. Dasar pemrograman Delphi 5.0 jilid II. Andi Yogyakarta.

Yogyakarta, 2001

[7] Cantu, Marco. Mastering Delphi 7. Sybex, 2003

[8] McLeod, Jr., Raymond and Schell, George. International Edition

Management Information Systems (eight edition). Prenhall, 1979.

[9] Molofee, Jeff. OpenGL Tutorial. Neon Helium Productions, 2000. <www.

NeHe.com>

[10] Oursland, Allan. Using OpenGL in Visual C++. Interface Technologies, 2000

[11] SiliconGraphics Computer Systems. OpenGL the industry’s foundation for

high performance graphic. California: SiliconGraphics, 1998.

www.opengl.org

[12] Supardi, Yuniar, Ir. C & Flowchart Lewat Praktek. Dinastindo. Jakarta, 2001