pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

17

Click here to load reader

Upload: hasrah-haris

Post on 14-Jul-2015

6.726 views

Category:

Education


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari, industri maupun laboratorium tidak terlepas

dari kimia. Di dalam kimia dikenal suatu larutan, dimana larutan merupakan

hal yang sangat penting dan hal dasar yang harus diketahui, terutama bagi

seseorang yang bekerja di bidang industri maupun di dalam laboratorium.

Banyak reaksi kimia yang dikenal, terutama di dalam laboratorium atau di

industri yang terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah

campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi dengan baik.

Dalam proses pembuatan larutan, juga dikenal pengenceran. Pengenceran

juga merupakan hal yang penting dalam bidang industri maupun

laboratorium. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut

saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan

jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol

zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut

sesudah pengenceran. Di dalam laboratorium maupun di industri juga

dikenal pencampuran, dimana dua atau lebih senyawa yang memiliki

konsentrasi yang berbeda dicampurkan menjadi satu. Baik itu berbentuk

cair, padat, maupun gas.

Program studi ilmu dan teknologi pangan, tidak terlepas dari

pembelajaran mengenai kimia, seperti pembuatan larutan, pengenceran dan

pencampuran bahan kimia dengan konsentrasi yang berbeda. Untuk itu,

penting bagi seorang praktikan dalam mengetahui bagaimana cara

pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran bahan kimia, maka dari

itu dilakukanlah praktikum ini.

Page 2: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

B. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi

2. Untuk mengetahui cara pengenceran larutan

3. Untuk mengetahui cara pencampuran dari dua bahan kimia dengan

konsentrasi yang berbeda.

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui cara

menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat suatu

larutan dan mengetahui cara pencampuran dari dua senyawa yang memiliki

konsentrasi yang berbeda, dan juga agar penerapannya dalam penelitian

ataupun praktikum selanjutnya dalam laboratorium lebih mudah dan sudah

bisa dilakukan sendiri.

Page 3: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida (NaOH) dikenal sebagai soda kaustik, soda api,

atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium

Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air.

Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke

dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan

digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas,

tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida murni berbentuk

putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun

larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen (Anonim, 2014).

NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika

dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara

eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari system ke lingkungan karena titik

didih NaOH lebih besar dibandingakan titik didih air. Semakin banyak

massa NaOH maka larutan akan semakin panas dan kalor yang dilepas juga

semakin besar. Selain itu ketika NaOH dilarutkan dalam air, NaOH akan

terurai secara sempurna menjadi ion Na (Na+) dan ion OH-, dimana ion Na

oleh keaktifan lagam Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan panas serta

untuk memutuskan ikatan hidrogen jaga saat penguraian NaOH maka

dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH kedalam larutan sehingga terjadilah

reaksi eksoterm (Anonim, 2013).

Page 4: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

B. Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua

atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion

yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan,

atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian

kecil solute relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat

adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah

zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute

terlarut (Baroroh, 2004).

Menurut Keenan (1996) larutan dapat dibedakan menjadi beberapa

sifat, yaitu sebagai berikut:

Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat

terlarut relatif terhadap jumlah zat pelarut.

Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah

zat terlarut.

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat

terlarut atau sudah terjadi pengendapan.

Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat

terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan.

Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.

C. Konsentrasi

Konsentrasi digunakan untuk menyatakan komposisi larutan secara

kuantitatif. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap

satuan larutan atau pelarut. Dan dinyatakan dalam satuan volume zat terlarut

dalam sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut (Baroroh, 2014)

Page 5: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

Menurut Baroroh (2004) satuan-satuan dari konsentrasi adalah

sebagai berikut:

1. Fraksi Mol

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen

dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

2. Persen Berat

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram

larutan.

3. Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram

pelarut.

4. Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

5. Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap

liter larutan.

6. Persen massa (%(b/b))

Berat bahan yang terkandung dalam 100g larutan.

7. Persen volume (%(v/v))

Volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.

8. Persen berat per volume %(b/v))

Berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan

9. Parts Per Million (ppm)

Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam larutan.

Page 6: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

D. Pengenceran

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih

besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan

aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh

sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang

dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak

mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di

dekatnya, percikan asam sulfat ini bisa merusak kulit (Khopkar, 1990).

Menurut john (2011), rumus yang digunakan pada pengenceran

adalah sebagai berikut:

M1 x V1 = M2 x V2

Dimana :

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan

M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan

V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

E. Pencampuran

Pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih

senyawa, baik itu berbentuk cair, padat, maupun gas. Proses pencampuran

dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk keseragaman dari beberapa

konstituan baik likuid-solid (pasta), atau solid-solid dan kadang-kadang

likuid-gas. Berbagai proses pencampuran harus dilakukan di dalam industri

Page 7: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

pangan seperti pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula

atau CO2 dengan air. Pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu

atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya,

sehingga dihasilkan suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen

baik padat, padat-cair, maupun cair-gas. Prinsip dari pencampuran adalah

berdasarkan pada peningkatan pengayakan dan distribusi dua atau lebih

beberapa komponen yang mempunyai sifat berbeda, yang mana derajat

pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan

produk atau jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan pencampuran.

Pencampuran bermanfaat untuk mendapatkan hasil dari pencampuran dari

beberapa bahan agar didapatkan karakteristik bahan yang sesuai dengan

yang diinginkan atau dibutuhkan (Wirakartakusumah, 1992).

Page 8: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium mengenai Pembuatan

Larutan, Pengenceran dan Pencampuran dilaksanakan pada hari

rabu, 24 september 2014 pukul 08.00-11.00 WITA di Laboratorium

Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

- labu takar - batang pengaduk

- botol kaca - gelas kimia

- timbangan analitik - botol kaca

- pipet volume

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

- NaOH - CH3COONa

- HCl 37% - aquadest

- CH3COOH 100% - alumunium foil

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Larutan NaOH

a. Dihitung jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk membuat

larutan NaOH 0,2 M sebanyak 50 mL.

Page 9: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

b. Bahan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik sesuai

dengan jumlah NaOH 0,3 N yang telah dihitung yaitu 0,7 gr.

c. Bahan yang sudah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu takar dan

ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera (volume 50 mL).

d. Dihomogenkan lalu dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah

disediakan dan diberi label.

2. Pengenceran larutan HCl

a. Dihitung volume dari larutan HCl 37% yang akan dibutuhkan untuk

membuat pengenceran HCl 0,2 M sebanyak 50 mL.

b. Bahan dipipet menggunakan pipet volume sesuai dengan

volume HCl 0,2 M yang telah dihitung yaitu 0,8291 mL

c. Kemudian larutan dituangkan ke dalam labu takar dan ditambahkan

dengan aquadest hingga tanda tera (volume 50 mL).

d. Dihomogenkan lalu dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah

disediakan dan beri label.

3. Pencampuran NaOH

a. Dipipet larutan 0,35 M NaOH sebanyak 20 mL mengunakan pipet

volume, lalu larutan dimasukkan ke dalam labu takar.

b. Dipipet larutan 0,1 M NaOH sebanyak 30 mL menggunakan pipet

volume, lalu larutan dimasukkan ke dalam labu takar.

c. Homogenkan kedua larutan tersebut, lalu tuangkan ke dalam botol

yang telah disediakan dan diberi label

d. Kemudian dihitung jumlah molaritas serta volume campuran dari

kedua larutan tersebut menggunakan rumus pencampuran dan

didapatkan hasil yaitu molaritas dari pencampuran kedua larutan

adalah 0,2 M dengan volume 50 mL.

Page 10: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

D. Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

Pembuatan Larutan

- NaOH 0,35 M dalam 50 mL

- NaOH 6 M dalam 50 mL

- NaOH 2,5 M dalam 50 mL

- NaOH 0,1 M dalam 50 mL

- CH3COONa 0,2 M dalam 50 mL

Pengenceran larutan

- HCl 0,2 M dalam 50 mL

- HCl 3% dalam 50 mL

- HCl 0,1 M dalam 50 mL

- HCl 0,35 M dalam 50 mL

- CH3COOH 0,2 M sebanyak 50 mL

Pencampuran

- NaOH 0,35 M dalam 20 mL + NaOH 0,1 M dalam 30 mL

- HCl 0,35 M dalam 20 mL + HCl 0,1 M dalam 30 mL

- NaOH 6 M dalam 20 mL + NaOH 2,5 M dalam 30 mL

- NaOH 0,1 M dalam 20 mL + NaOH 0,35 M dalam 30 mL

- HCl 0,35 M dalam 30 mL + HCl 0,1 M dalam 20 mL

Page 11: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini, adalah sebagai berikut :

Tabel 01. Hasil Pembuatan Larutan dan Pengenceran

No. Bahan

(larutan) Konsentrasi Massa V akhir

V zat terlarut

1 NaOH - 0,7 gr - 50 mL

HCl 0,2 - 50 mL -

2 NaOH - 12 gr - 50 mL

HCl 3% - 50 mL -

3 NaOH - 5 gr - 50 mL

HCl 0,1 M - 50 mL -

4 NaOH - 2,8 gr - 100 mL

HCl 0,35 M - 100 mL -

5 CH3COONa - 0,82 gr - 50 Ml

CH3COOH 0,2 M - 100 mL -

Sumber : Data sekunder hasil praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014

Tabel 02. Hasil Pencampuran Larutan

No Larutan Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3

M1 V1 M2 V2 M3 V3

1 NaOH 0,35 M 20 ml 0,1 M 30 ml 0,2 M 50 ml

2 HCl 0,35 M 20 ml 0,1 M 30 ml 0,2 M 50 ml

3 NaOH 6 M 20 ml 2,5 M 30 ml 3,5 M 50 ml

4 NaOH 0,1 M 20 ml 0,35 M 30 ml 0,25 M 50 ml

5 HCl 0,35 M 30 ml 0,1 M 20 ml 0,25 M 50 ml

Sumber : Data sekunder hasil praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014

B. Pembahasan

Larutan adalah campuran yang selaras antara dua ataupun lebih zat.

Larutan dapat berupa cair, pada maupun gas. Pada umumunya didalam

pembuatan larutan, zat pelarut yang digunakan adalah air (H2O). Hal ini

sesuai dengan Baroroh (2004) yang menyatakan bahwa larutan adalah

campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai

molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.

Page 12: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

Konsentrasi merupakan jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan

atau pelarut. Dan digunakan untuk menyatakan komposisi larutan secara

kuantitatif. Konsentrasi memiliki macam-macam satuan, yatiu fraksi mol,

persen berat, molalitas, molaritas, normalitas, persen massa, persen volume,

persen berst per volume dan PPM atau Parts Per Million. Hal ini sesuai

dengan Baroroh (2014) yang menyatakan bahwa konsentrasi digunakan

untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi

didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan atau

pelarut,

Pengenceran merupakan pencampuran larutan pekat dengan

cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.

Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, terkadang sejumlah

panas dilepaskan. Hal ini sesuai dengan Khopkar (1990) yang menyatakan

bahwa pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambahkaan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih

besar.

Pencampuran adalah gabungan dari dua atau lebih bahan kimia yang

bertujuan untuk menghasilkan suatu bentuk yang seragam baik itu padat-cair,

cair-gas dan padat-gas. Dan pencampuran dilakukan untuk mendapatkan

karakteristik bahan yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Hal ini

sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa

pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan

menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya, sehingga dihasilkan

suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik padat, padat-cair,

maupun cair-gas.

Page 13: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

Bahan yang akan digunakan dalam pembuatan larutan NaOH 0,35 N

adalah NaOH .Sebelum membuat larutan NaOH, terlebih dahulu, dihitung

jumlah NaOH yang akan digunakan untuk membuat larutan NaOH 0,35 N.

Dari hasil perhitungan, untuk membuat suatu larutan NaOH 0,35 N

dibutuhkan 0,7 gr NaOH. Setelah didapatkan jumlah NaOH yang akan

digunakan, NaOH dimasukkan kedalam labu takar, kemudian dilarutkan

dengan aquadest hingga batas tera (volume larutan menjadi 50 mL) dan di

aduk hingga homogen dimana antara zat terlarut dan pelarut tidak dapat

dibedakan lagi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baroroh (2004) bahwa

larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi

baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.

Bahan yang digunakan untuk pengenceran adalah HCl 37%.

Sebelum melakukan pengenceran, terlebih dahulu dihitung volume

awal HCl dengan menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir

dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Dari

hasil perhitungan, jumlah HCl yang akan digunakan untuk membuat

larutan 0,2 M adalah 0,8291 mL. Setelah didapatkan jumlah HCl yang akan

encerkan, HCl dimasukkan ke dalam labu takar kemudian dilarutkan dengan

aquadest hingga batas tera (volume larutan menjadi 50 mL) kemudian

dihomogenkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khopkar (1990) bahwa

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan

cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.

Bahan yang digunakan untuk pencampuran adalah NaOH dengan

konsentrasi 0,35 M sebanyak 20 mL dan NaOH 0,1 M sebanyak 30 mL.

Sebelum melakukan pencampuran, terlebih dahulu dihitung jumlah molaritas

dari bahan yang akan digunakan dengan menggunakan rumus penghitungan

Page 14: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

jumlah molaritas campuran yaitu volume bahan satu dikali konsentrasi

bahan satu ditambah dengan volume bahan dua dikali konsentrasi bahan

dua dibagi volume bahan satu diambah volume bahan dua. Dan diperoleh

hasil bahwa jumlah molaritas dari pencampuran senyawa NaOH 0,35 M

dan NaOH 0,1 M adalah 0,2 M dengan volume 50 mL. Setelah

diketahui jumlah molaritasnya, dilakukanlah pencampuran dengan cara

memasukkan NaOH 0,35 M kedalam labu takar sebanyak 20 ml dengan

menggunakan pipet volume dan dimasukkan lagi NaOH dengan 0,1 M

sebanyak 30 mL dan diaduk dengan batang pengaduk. Kedua bahan yang

telah dicampur, dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah dipersiapkan.

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (2014) yang menyatakan bahwa

pencampuran merupakan penggabungan dari dua atau lebih senyawa, baik

itu berbentuk cair, padat, maupun gas.

Page 15: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum adalah sebagai

berikut :

1. Untuk membuat larutan NaOH 0,35 N, diperlukan 0,7 gr NaOH dan

aquadest 50 mL sebagai pelarut.

2. Untuk melakukan pengenceran HCL 0,2 M, diperlukan terlebih dulu,

dihitung jumlah bahan yang akan diencerkan kemudian dilarutkan

dengan akuades dan dikocok hingga homogen yang menandakan bahwa

kedua zat telah larut.

3. Konsentrasi akhir dari pencampuran NaOH 0,35 M dengan NaOH 0,1 M

adalah 0,2 M.

B. Saran

Saran untuk praktikum pembuatan larutan, pengenceran dan

pencampuran adalah harus dilakukan dengan teliti, misalnya pada

penghitungan jumlah bahan yang akan dilarutkan ataupun diencerkan.

Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam menghitug massa tiap

sampel maka akan mempengaruhi pada proses pembuatan larutan dan

pengenceran. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.

Page 16: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. MSDS Natrium Hidroksida. http://khoirulazam89.blogspot.com/ 2012/03/msds-natrium-hidroksida.html. Diakses pada tanggal 25 September 2014:Makassar

Anonim, 2014. Natrium Hidroksida (NaOH). http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_ hidroksida. Diakses pada tanggal 25 september 2014:Makassar.

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat:

Banjar Baru John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Erlangga: Jakarta

Keenan, 1986, Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB: Bandung

Wirakartakusumah, Aman. dkk, 1992. Peralatan Dan Unit Proses Industri Pangan. Institut Pertanian Bogor: Bogor

Page 17: Pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan