praktikum 2 - pembuatan dan pengenceran larutan

39
Nama Restu Vitri Astuti NIM 155100200111063 Kelas B Kelompok B4 BAB II PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN TUJUAN : Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu. A. PRE-LAB 1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas, dan normalitas ?. Molalitas adalah suatu cara lain untuk menyatakan konsentrasi sehingga diketahui banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu partikel pelarut adalah dalam satuan molalitas. Molalitas dari suatu larutan adalah jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut (Chang, 2005). Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya (M) (Johari, 2009). Normalitas dari suatu larutan adalah banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter larutan, konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam normalitas digunakan dalam reaksi

Upload: restu

Post on 23-Jan-2016

669 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Nama Restu Vitri AstutiNIM 155100200111063Kelas BKelompok B4

BAB II

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN :

Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu.

A. PRE-LAB

1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas, dan normalitas ?.

Molalitas adalah suatu cara lain untuk menyatakan konsentrasi

sehingga diketahui banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah

tertentu partikel pelarut adalah dalam satuan molalitas. Molalitas

dari suatu larutan adalah jumlah mol zat terlarut per kilogram

pelarut (Chang, 2005).

Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau

konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter

larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya (M) (Johari, 2009).

Normalitas dari suatu larutan adalah banyaknya ekuivalen zat

terlarut per liter larutan, konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam

normalitas digunakan dalam reaksi oksidasi reduksidan dalam

reaksi asam basa (Santoso, 2008).

2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),

%(b/b), ppm, dan ppb ?.

Molar (M) adalah menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter

larutan (Chang, 2005).

Normal (N) adalah berat gram ekuivalen zat terlarut dalam 1 liter

larutan (Syamsuni, 2005).

%(b/v) adalah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan(Tesyar,

2012).

%(v/v) adalah mililiter zat terlarut dalam 100 ml larutan (Tesyar,

Page 2: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

2012).

%(b/b) adalah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan(Tesyar,

2012).

Ppm (parts per milion) adalah jumlah bagian zat terlarut dalam

1.000.000 bagian larutan. Satuan yang dipakai adalah berat per

berat, dengan satuan berat yang sama misalnya mg per mg

(Sumardjo, 2008).

Ppb (parts per bilion) adalah jumlah bagian zat terlarut dalam

1.000.000.000 bagian larutan. Satuan yang dipakai sama dengan

ppm yaitu berat per berat (Sumardjo, 2008).

3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCL dan H2SO4 dari larutan pekatnya ?.

Penegenceran larutan HCl dari larutan pekatnya yaitu dengan cara

menambahkan air pada HCl (Lestari, 2007).

Pada pengenceran asam-asam sulfat pekat maka yang dilakukan

adalah dengan cara menambahkan asam sulfat pada aquades

bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan perbedaan massa jenis kedua

zat, sehingga air akan mengapung di atas asam sulfat karena

massa jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran di

lakukan dengan cara menambahkan aqudes pada asam sulfat maka

akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih, sama seperti air yang

jatuh ke dalam minyak panas (Lestari, 2007).

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan Sifat Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik

sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat

berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung

sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah

larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan

solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Sutresna, 2007). Umumnya

zat atau larutan yang dipergunakan sebagai pelarut iyalah air, selain air ada juga alkohol

amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, yang bisa digunakan sebagai

pelarut, namun akan tetapi kalau jika menggunakan air biasanya tidak disebutkan

(Salirawati, 2008).

Page 3: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Indikator-indikator yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah sifat pelarut, pH,

efek ion sejenis, efek ion berlainan, hidrolisis, temperatur, pengaruh kompleks dan lain-

lain. Sifat-sifat dari larutan diantaranya tidak ada bidang batas antar komponen-

komponen penyusunnya, antara partikel pelarut dan terlarut tidak dapat dibedakan,

penyusun yang paling banyak sebagai pelarut dan penyusun di seluruh bagian adalah

sama. Sifat-sifat larutan seperti rasa dan warna, bergantung pada jenis zat terlarut.

Larutan gula mempunyai rasa manis sedangkan larutan cuka mempunya rasa asam.

Tingkat kemanisan dan keasaman larutan tergantung pada konsentrasi atau

kepekatannya.Selain sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut, ada bebebrapa sifat

larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlalarut saja. Artinya,

larutan zat berbeda dapat mempunyai sifat yang sama (Sastrohamidjojo, 2005).

2. Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan Dalam Konsep Larutan

Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif

antara zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi merupakan jumlah zat tiap satuan volume

(besaran intensif), larutan encer berupa julah zat terlarut sangat sedikit, dan larutan

pekat adalah jumlah zat terlarut sangat banyak. Cara menyatakan konsentrasi antara lain

bisa dengan molar, molal, persen, fraksi mol, bagian persejuta (ppm), dan lain-lain.

Untuk bagian persejuta (ppm) adalah massa komponen larutan (g) per 1 juta gram

larutan. Untuk pelarut air, 1 ppm setara dengan 1 mg/liter, sedangkan persen berat,

menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam larutan 100 gram (Stocker, 2013).

Berikut ini adalah penghitungan dalam konsep larutan :

n = massa zat (gram)

massa molekul(Mr)

M = mol zat terlarut (mol)

volumelarutan( L)

m =mol zat terlarut (mol)

massa pelarut (kg )

N = ekuivalen zat ter larut x (eq)

volume larutan(L)

%(b/v) = massa zat terlarut (gram)

100 mlvolumelarutanx100 %

%(v/v) = volume zat terlarut (ml)100 ml volumelarutan

x 100 %

Page 4: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

%(b/b) = massa zat terlarut (gram)100 gram massa larutan

x100 %

ppm = massa zat terlarut (gram)

massa larutan (gram)x1000.000

ppb = massa zat terlarut (gr am)massa zat pelarut (gram)

x 1000.000 .000

X =mol zat terlarut (mol)

mol zat terlarut (mol )+mol zat pelarut (mol)

Keterangan :

n : Mol

m : Molalitas

M : Molaritas

N : Normalitas

%(b/v) : (Berat/volume)%

%(v/v) : (Volume/volume)%

%(b/b) : (Berat/berat)%

Ppm : Part per milion

Ppb : Part per billion

X : Fraksi mol

(Sumardjo, 2005).

3. Aplikasi Larutan Dalam Teknologi Pertanian

Bahan pemutih pada pengolahan ubi jalar. Dalam ubi jalar, terkadang enzim

polifenolase yang apabila kontak dengan udara, dapat menyebabkan terjadinya

perubahan warna daging ubi jalar (terutama yang berada di permukaan terbuka bekas

kupasan atau irisan) dari putih menjadi cokelat dan kemudian hitam. Perubahan warna

yang disebut sebgai reaksi pencoklatan (enzymatic browning reaction) ini, akan

berlangsung dengan lebih cepat pada proses pengeringan atau penjemuran. Namun

demikian, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan perendaman ubi jalar dalam

larutan bahan kimia yang berfungsi sebagai pemucat atau pemutih, yaitu natrium meta

bisulfit dalam dosis 0,4% (4 g dalam 1 liter air), selama 15 menit (Suprapti, 2006).

Pembuatan campuran pupuk, pengawetan dan pemrosesan bahan pangan,

pengaturan pH dalam pemrosesan hasil pertanian (Herning, 2011).

Page 5: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

C. DIAGRAM ALIR

1. Pembuatan 100 ml Larutan NaCl 0,1 M

Dihitung jumlah massa NaCl

NaCl ditimbang dengan menggunakan neraca analitik

Diletakkan ke dalam gelas beaker

Dilarutkan

Dipindah ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

Hasil

NaCl 0,585 gram

Aquades secukupnya

Aquades secukupnya

Ditambahkan sampai tanda batas

Labu ukur ditutup dengan sumbat

Dihomogenkan

Page 6: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

2. Pembuatan 100 ml Larutan NaCl 100 ppm

NaCl ditimbang dengan menggunakan neraca analitik

Diletakkan ke dalam gelas beaker

Dilarutkan

Dipindah ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

Hasil

Aquades secukupnya

Aquades secukupnya

Ditambahkan sampai tanda batas

Labu ukur ditutup dengan

Dihomogenkan

NaCl 10 mg

Dihitung jumlah massa

Page 7: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

3. Pembuatan 100 ml Larutan Etanol 20% (v/v)

4.Dimasukkan ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

Hasil

Aquades secukupnya

Ditambahkan sampai tanda batas

Labu ukur ditutup dengan

Dihomogenkan

Etanol 96%

Dihitung jumlah volume etanol 96 % dengan rumus pengenceran

Page 8: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

4. Pembuatan 100 ml Larutan Gula 5% (b/v)

Gula ditimbang dengan menggunakan neraca analitik

Diletakkan ke dalam gelas beaker

Diaduk hingga terlarut

Dipindah ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

Hasil

Aquades secukupnya

Aquades secukupnya

Ditambahkan sampai tanda batas

Dihomogenkan

Gula 5 gram

Dihitung jumlah massa gula

Page 9: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

5. Pembuatan 100 ml Larutan HCL 0,1 M dari Larutan HCL 32%

Dimasukkan ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

Hasil

Aquades secukupnya

Ditambahkan sampai tanda batas

Labu ukur ditutup dengan

Dihomogenkan

Larutan HCL 0,96 ml

Dihitung jumlah volume HCL yang akan diambil

Penghitungan konsentrasi 32 % HCL dan volume yang dibutuhkan

Konsentrasi 32% dalam (M)

Page 10: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

D. DATA HASIL PRAKTIKUM

Larutan KonsentrasiSolute (zat terlarut) / satuan

(gram/ml)

Solven (pelarut) / satuan

(gram/ml)

NaCl0,1 M 0,5848 gram 100 ml

100 ppm 0,0130 gram 100 ml

Etanol 20% (v/v) 20, 83 ml 79,17 ml

Gula 5% (b/v) 5,0020 gram 100 ml

HCL 0,1 M 0,96 ml 99,04ml

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M

( molaritas = 0,1 M; volume = 100 ml; Mr NaCl = 58,5).

M = mol zat terlarut (mol)

volumelarutan( L) = massa (gram )

Mr x

1000ml

0,1 = massa(gram)

58,5 x

1000100

Massa = 5,8510

= 0,585 gram

2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm

( ppm = 100 ppm; volume = 100 ml ).

ppm = massa zat terlarut (mg)

volume larutan(L)

100 = massa (miligram )

0,1

Massa = 10 miligram = 0,01 gram

Page 11: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)

(konsentrasi awal = 96%; konsentrasi akhir = 20%; volume akhir = 100 ml ).

M1. V1 = M2. V2

96%. V1 = 20%. 100

V1 = 2000

96 = 20,83 ml

4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

( %berat = 5%; volume = 100 ml ).

%(b/v) = massa zat terlarut (gram)

volume larutan(ml)x100 %

5% = massa(gram)

100x100 %

Massa = 5 gram

5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%

( p = 1,19; % = 32%; Mr HCl = 36,5; konsentrasi awal = 96%; konsentrasi akhir =

20%; volume akhir = 100 ml ).

M = p x % x 10

Mr =

1,19 x 32 x 1036,5

= 10,43 M

M1. V1 = M2. V2

10,43. V1 = 0,1. 100

V1 = 10

10,43 = 0,96 ml

E. PEMBAHASAN

1. Hal apa yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan

(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cair

(larutan pekat), yang pertama adalah mengetahui sifat dari  bahan-bahan yang akan

dipergunakan dalam pembuatan larutan dengan melihat MSDS dari setiap  bahan.

Yang kedua, penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat harus tepat, sesuai

dan teliti agar tidak terjadi kesalahan, karena apabila terjadi kesalahan kecil saja dapat

menyebabkan praktikum gagal dan harus mengulang kembali. Yang ketiga, perlu

Page 12: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

diperhatikan untuk perlakuan-perlakuan dari masing-masing bahan yang akan

digunakan (Sumardjo, 2005).

2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ml larutan

NaCL 100 ppm dari kristal padat NaCl !, Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan

tersebut menjadi 1 M !.

Langkah-Langkah pembuatan 100 ml larutan NaCl 10 M, adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas

beaker, corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan

kristal NaCl.

2. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 10 M dengan menggunakan

rumus molaritas larutan.

M = mol zat terlarut (mol)

volume larutan( L)

M = massa (gram )

Mr x

1000ml

10 = massa(gram)

58,5 x

1000100

Massa = 58510

= 58,5 gram

3. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula dan

meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik,

untuk ditimbang hingga diperoleh massa NaCl nya mencapai 58,5 gram.

4. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan

menuangkannya ke dalam gelas beaker.

5. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beaker yang berisi NaCl.

6. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan mengguna-kan

pengaduk gelas hingga NaCl benar-benar larut dan tidak terlihat mata.

7. Menuangkan larutan NaCl 10 M dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur

ukuran 100 ml dengan bantuan corong.

8. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur

dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda

batas, yaitu tepat 100 ml.

9. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

Page 13: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

10. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 10 M yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

11. Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan NaCl 10 M.

(Sumardjo, 2005).

Langkah-Langkah pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm, adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas

beaker, corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan

kristal NaCl.

2. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan

menggunakan rumus ppm.

ppm = massa zat terlarut (mg)

volume larutan(L)

100 = massa (miligram )

0,1

Massa = 10 miligram = 0,01 gram

3. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula dan

meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik

untuk ditimbang hingga diperoleh massa NaCl nya mencapai 0,01 gram.

4. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan

menuangkannya ke dalam gelas beaker.

5. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beaker yang berisi NaCl.

6. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan mengguna-kan

pengaduk gelas hingga NaCl benar-benar larut dan tidak terlihat mata.

7. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm dari dalam gelas beaker ke dalam labu

ukur ukuran 100 ml dengan bantuan corong.

8. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur

dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda

batas, yaitu tepat 100 ml.

9. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

10. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

11. Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan NaCl 100 ppm.

(Tim Dosen Kimia, 2011).

Page 14: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Langkah-langkah pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1M, adalah:

1. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume akhir menggunakan rumus

pengenceran larutan

M1. V1 = M2. V2

10 x 100 = 1. V2

V2 = 1000

1= 1000 ml

2. Menuang 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker ukuran 1000 ml.

3. Menuang aquades ke dalam gelas beaker secukupnya.

4. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan pengaduk gelas.

5. Menuang larutan NaCl 1 M ke dalam labu ukur ukuran 1000 ml dengan bantuan

corong.

6. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan

menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu

tepat 1000 ml.

7. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

8. Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

9. Diperoleh hasil akhir berupa 1000 ml larutan NaCl 1 M.

(Sunarya, 2010).

Langkah-langkah pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1M, adalah :

1. Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan

rumus ppm.

ppm = massa zat terlarut (mg)

volume larutan(L)

100 = massa (miligram )

0,1

Massa = 10 miligram = 0,01 gram

M = mol zat terlarut (mol)

volume larutan( L)

M = massa (gram )

Mr x

1000ml

Page 15: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

M = 0,0158,5

x 1000100

M = 0,001 M

2. Menghitung jumlah volume akhir menggunakan rumus pengenceran.

M1. V1 = M2. V2

0,001x 100 = 1. V2

V2 = 0,11

= 0,1 ml

3. Mengurangi volumer 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 0,1 ml.

4. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

5. Menghomogenkan 0,1ml larutan NaCl 1 M yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

6. Diperoleh hasil akhir berupa 0,1 ml larutan NaCl 1 M.

(Sunarya, 2010).

3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 32% !.

Langkah-langkah pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat

32%, adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti, pipet ukur, pipet tetes, labu ukur, aquades,

dan larutan HCl.

2. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume larutan HCl 32% yang akan

dipergunakan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari

larutan HCl pekat 32% dengan menggunakan rumus molaritas/konsentrasi dan

pengenceran larutan.

M = p x % x 10

Mr =

1,19 x 32 x 1036,5

= 10,43 M

M1. V1 = M2. V2

10,43. V1 = 0,1. 100

V1 = 10

10,43= 0,96 ml

3. Mengambil HCl yang sudah dihitung volumenya dengan menggunakan pipet

ukur dan bulb dari dalam botol larutan HCl sebanyak 0,96 mililiter. Dengan

cara mengempeskan bulbnya terlebih dahulu dan menekan katup (S) untuk

menyedot larutan sampai volume yang diinginkan.

Page 16: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

4. Memasukkan larutan HCl 0,96 ml dari dalam pipet ukur ke dalam labu ukur

dengan menekan katup (E) pada bulb untuk mengeluarkan cairan. Posisi pipet

ukur harus tegak lurus.

5. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas,

yaitu tepat 100 ml.

6. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

7. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

8. Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan HCl 0,1 M.

(Tim Dosen Kimia, 2011).

4. Jelaskan cara pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari kristal garam NaCl!.

Langkah-langkah pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari kristal garam NaCl,

adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas

beaker, corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan

kristal NaCl.

2. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan

rumus molaritas larutan.

ppm = massa zat terlarut (mg)

volume larutan(L)

100 = massa (miligram )

0,05

Massa = 5 miligram = 0,005 gram

3. Mengambil NaCl yang sudah dihitung massanya sedikit demi sedikit dengan

menggunakan spatula dan meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di

dalam timbangan analitik untuk ditimbang hingga diperoleh massa NaCl nya

mencapai 0,005 gram.

Page 17: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

4. Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan

menuangkannya ke dalam gelas beaker.

5. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beaker yang berisi NaCl.

6. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan mengguna-kan

pengaduk gelas hingga NaCl benar-benar larut dan tidak terlihat oleh mata.

7. Menuangkan larutan NaCl 100 ppm dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur

dengan bantuan corong.

8. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan

menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu

tepat 50 ml.

9. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

10. Menghomogenkan 50 ml larutan NaCl 100 ppm yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

11. Diperoleh hasil akhir berupa 50 ml larutan NaCl 100 ppm.

(Sunarya, 2010).

5. Jelaskan cara pembuatan 100 ml larutan gula 10% (b/v) !.

Langkah-langkah pembuatan 100 ml larutan gula 10% (b/v), adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas

beaker, corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan

gula.

2. Menghitung terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 10% dengan menggunakan

rumus %berat larutan.

%(b/v) = massa zat terlarut (gram)

volume larutan(ml)x100 %

10% = massa(gram)

100x100 %

Massa = 10 gram

3. Mengambil gula yang sudah dihitung massanya sedikit demi sedikit dengan

menggunakan spatula dan meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di

dalam timbangan analitik untuk ditimbang hingga diperoleh massa gulanya

mencapai 10 gram.

Page 18: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

4. Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan

menuangkannya ke dalam gelas beaker.

5. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beker yang berisi kristal gula.

6. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan  pengaduk

gelas hingga gula benar-benar larut dan tidak terlihat oleh mata.

7. Menuangkan larutan gula 10% dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur

dengan bantuan corong.

8. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan

menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu

tepat 100 ml.

9. Menutup labu ukur dengan penutupnya.

10. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 10% (b/v) yang ada di dalam labu ukur

dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

11. Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan gula 10% (b/v).

(Sumardjo, 2005)

F. ANALISA PROSEDUR

1. Alat Dan Bahan

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan iyalah, pipet ukur ukuran 1

ml dan 10 ml, pipet tetes, gelas beaker ukuran 100 ml dan 250 ml, bulb, pengaduk gelas,

labu ukur ukuran 100 ml, gelas arloji, timbangan analitik, corong, spatula, aquades,

gula, garam dapur (NaCl), larutan etanol 96% dan larutan HCl.

Pipet Ukur terbuat dari kaca yang pada dindingnya terdapat skala. Berfungsi

untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat. Cara menggunakan pipet

ukur adalah dengan menggunakan bulb atau karet penghisap untuk mengambil larutan,

bukan dihisap dengan menggunakan mulut (Sutrisno, 2, 2011). Pipet tetes terbuat dari

kaca yang berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tetesan. Cara menggunakan

pipet tetes adalah dengan mencelupkan pipet ke dalam larutan dan menekan pillernya

lalu melonggarkan (Sutrisno, 2, 2011). Gelas beker adalah alat yang berfungsi untuk

menampung sementara zat dan untuk mereaksikan zat. Cara menggunakan gelas beker

adalah cukup dengan memasukkan larutan yang diinginkan kedalam beker gelas yang

telah di bersihkan (Alfian, 2009).

Page 19: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet

ukur. Cara menggunakan alat ini adalah dengan memasang ujung pipet dibagian bawah

bulb. Dan menekan katup aspirate (A) untuk mengempeskan bulb, katup suction (S)

untuk menyedot dan katup (E) untuk mengeluarkan cairan. Saat menyedot cairan

dengan menekan katup suction (S), tidak boleh melebihi skala pipet karena dapat

membuat larutan masuk ke bulb dan menyebabkan bulb cepat rusak. Ketika

mengeluarkan cairan sesuai ukuran yang dikehendaki posisi pipet harus tegak lurus

(Chang, 2005). Pengaduk gelas adalah batang pengaduk yang terbuat dari kaca. Cara

menggunakan alat ini adalah dengan memasukkan batang pengaduk pada gelas kimia

yang sudah berisi larutan, kemudian diaduk larutan tersebut memakai batang pengaduk

(Aziz, 2008).

Labu ukur adalah alat yang diigunakan untuk menakar volume zat kimia dalam

bentuk cair pada proses preparasi larutan, menghomogenkan larutan penyimpanan

sampel sementara dan sebagai alat untuk membantu dalam proses pengukuran sampel

larutan. Alat ini tersedia dengan berbagai macam ukuran. Cara menggunakan alat ini

untuk proses pembuatan dan pengenceran larutan adalah dengan memasukkan sampel

larutan ke dalamnya, penambahan aquades, dan tutup dengan penutupnya lalu

homogenkan (Brahmatullah,2011). Gelas arloji terbuat dari kaca, yang berfungsi untuk

menimbang bahan kimia berbentuk kristal. Cara menggunakan gelas arloji adalah

dengan meletakkan bahan kimia diatas gelas arloji menggunakan spatula lalu timbang

pada timbangan analitik (Khamidinal 2009).

Timbangan analitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat bersih

suatu zat. Timbangan analitik mempunyai ketelitian hingga empat angka di belakang

koma. Cara menggunakan alat ini adalah dengan menyalakannya dan mengkalibrasi

terlebih dahulu. Menekan tombol “ Re-Zero” sehingga layar pada alat menunjukkan

angka 0,000. Memasukkan sampel dan tutup pintu timbangan. Tunggu hingga layar

pada alat menunjukkan angka pengukuran yang stabil. Keluarkan sampel dan matikan

alat. Timbangan analitik memiliki batasan maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika

melewati batas tersebut maka ketelitian perhitungan akan berkurang dan alat akan rusak

(Khamidinal, 2009). Corong adalah alat yang terbuat dari kaca yang berfungsi untuk

membantu memasukkan larutan ke dalam glass ware yang memiliki leher sempit. Cara

menggunakan corong adalah dengan meletakkan corong di mulut labu ukur, tuang

larutan yang akan dimasukkan (Setiati, 2008). Spatula adalah alat yang berfungsi untuk

menggambil bahan bahan kimia. Cara menggunakan spatula adalah seperti

Page 20: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

menggunakan sendok biasa, yaitu masukkan spatula ke gelas kimia yang berisi bahan

kimia untuk diambil (Hardi, 2006).

Aquades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor

sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Aquades berwarna bening, tidak berbau,

dan tidak memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat

laboratorium dari zat pengotor Digunakan untuk mengencerkan atau melarutkan  bahan,

baik padat maupun cairan. (Petrucci, 2008). Gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis

gula yang paling sering digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk

merubah rasa dan keadaan makanan atau minuman. Pada percobaan ini bahan ini

digunakan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 12% (v/v)(Tim Dosen

Kimia, 2011). NaCl adalah senyawa natrium klorida atau biasa dikenal dengan garam

dapur. Dalam percobaan ini bahan ini digunakan untuk untuk percobaan pembuatan

100 ml larutan  NaCl 0,1 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm(Tim Dosen Kimia,

2011). Etanol atau etil alkohol adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara

lain mudah terbakar, volatil, larut dalam air,  biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika

terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Pada

percobaan ini bahan ini digunakan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol

20% (v/v)(Wiratmaja, 2010). Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen

klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam

lambung yang merupakan cairan yang sangat korosif. Pada percobaan ini bahan ini

digunakan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 dari larutan HCl 32%

(Tim Dosen Kimia, 2011).

2. PROSEDUR

Langkah-langkah dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M adalah

menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas beaker,

corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan kristal NaCl.

Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 10 M dengan menggunakan rumus

molaritas larutan yaitu mol zat terlarut dibagi volume larutan sehingga diperoleh massa

NaCl adalah 0,585 gram. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan

spatula dan meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan

analitik, untuk ditimbang hingga diperoleh massa NaCl nya mencapai 0,585 gram.

Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya

ke dalam gelas beaker. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beaker yang

Page 21: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

berisi NaCl. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan mengguna-kan

pengaduk gelas hingga NaCl benar-benar larut dan tidak terlihat mata. Menuangkan

larutan NaCl 10 M dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur ukuran 100 ml dengan

bantuan corong. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu

ukur dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas,

yaitu tepat 100 ml. Menutup labu ukur dengan penutupnya. Menghomogenkan 100 ml

larutan NaCl 0,1 M yang ada di dalam labu ukur dengan  proses homogenisasi sebanyak

12 kali. Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan NaCl 0,1 M (Tim Dosen Kimia,

2011).

Langkah-langkah dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm adalah

Menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas beaker,

corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan kristal NaCl.

Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus

ppm yaitu massa zat terlarut dibagi volume larutan sehingga diperoleh massa NaCl

adalah 0,01 gram. Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula

dan meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik untuk

ditimbang hingga diperoleh massa NaCl nya mencapai 0,01 gram. Mengambil NaCl di

atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas

beaker. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beaker yang berisi NaCl.

Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan mengguna-kan  pengaduk gelas

hingga NaCl benar-benar larut dan tidak terlihat mata. Menuangkan larutan NaCl 100

ppm dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur ukuran 100 ml dengan bantuan corong.

Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan

menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100

ml. Menutup labu ukur dengan penutupnya. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl

100 ppm yang ada di dalam labu ukur dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan NaCl 100 ppm (Tim Dosen Kimia, 2011).

Langkah-langkah pembuatan larutan 100 ml etanol 20% adalah menyiapkan alat

dan bahan seperti, pipet ukur, pipet tetes, labu ukur, aquades, dan larutan etanol.

Menghitung terlebih dahulu jumlah volume awal larutan etanol yang akan dipergunakan

untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% dengan rumus pengenceran

sehingga diperoleh volume awal adalah 20,83 ml. Mengambil etanol yang sudah

dihitung volumenya dengan menggunakan pipet ukur dan bulb dari dalam botol larutan

etanol sebanyak 20,83 ml. Dengan cara mengempeskan bulbnya terlebih dahulu dan

Page 22: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

menekan katup (S) untuk menyedot larutan sampai volume yang diinginkan.

Memasukkan larutan etanol 20,83 ml dari dalam pipet ukur ke dalam labu ukur dengan

menekan katup (E) pada bulb untuk mengeluarkan cairan. Posisi pipet ukur harus tegak

lurus. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu

tepat 100 ml. Menutup labu ukur dengan penutupnya. Menghomogenkan 100 ml larutan

etanol 20% yang ada di dalam labu ukur dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan etanol 20% (Tim Dosen Kimia, 2011).

Langkah-langkah dalam pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) adalah

menyiapkan alat dan bahan seperti gelas arloji, timbangan analitik, gelas beaker,

corong, labu ukur, spatula, pengaduk gelas, pipet tetes, aquades, dan gula. Menghitung

terlebih dahulu jumlah massa gula yang akan dipergunakan untuk percobaan pembuatan

100 ml larutan gula 5% dengan menggunakan rumus %berat larutan yaitu massa zat

terlarut divagi volume larutan dikali 100 % shingga diperoleh massa gula 5 gram.

Mengambil gula yang sudah dihitung massanya sedikit demi sedikit dengan

menggunakan spatula dan meletakkannya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam

timbangan analitik untuk ditimbang hingga diperoleh massa gulanya mencapai 5 gram.

Mengambil gula di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya

ke dalam gelas beaker. Menuangkan aquades secukupnya ke dalam gelas beker yang

berisi kristal gula. Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan

pengaduk gelas hingga gula benar-benar larut dan tidak terlihat oleh mata. Menuangkan

larutan gula 5% dari dalam gelas beaker ke dalam labu ukur dengan bantuan corong.

Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan

menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100

ml. Menutup labu ukur dengan penutupnya. Menghomogenkan 100 ml larutan gula 5%

(b/v) yang ada di dalam labu ukur dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan gula 5% (b/v) (Tim Dosen Kimia, 2011).

Langkah-langkah pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat

32%, adalah menyiapkan alat dan bahan seperti, pipet ukur, pipet tetes, labu ukur,

aquades, dan larutan HCl. Menghitung terlebih dahulu jumlah volume larutan HCl 32%

yang akan dipergunakan untuk percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari

larutan HCl pekat 32% dengan menggunakan rumus molaritas/konsentrasi dan

pengenceran larutan sehingga diperoleh volume awal adalah 0,96 ml. Mengambil HCl

yang sudah dihitung volumenya dengan menggunakan pipet ukur dan bulb dari dalam

botol larutan HCl sebanyak 0,96 mililiter. Dengan cara mengempeskan bulbnya terlebih

Page 23: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

dahulu dan menekan katup (S) untuk menyedot larutan sampai volume yang diinginkan.

Memasukkan larutan HCl 0,96 ml dari dalam pipet ukur ke dalam labu ukur dengan

menekan katup (E) pada bulb untuk mengeluarkan cairan. Posisi pipet ukur harus tegak

lurus. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur ukuran 100 ml

dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu

tepat 100 ml. Menutup labu ukur dengan penutupnya. Menghomogenkan 100 ml larutan

HCl 0,1 M yang ada di dalam labu ukur dengan  proses homogenisasi sebanyak 12 kali.

Diperoleh hasil akhir berupa 100 ml larutan HCl 0,1 M (Tim Dosen Kimia, 2011).

G. ANALISA HASIL

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M

Dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M menggunakan perumusan konsentrasi

atau molaritas larutan. Dengan diketahui molaritasnya 0,1 M, volume larutannya 100

ml, dan massa atom relatif dari NaCl adalah 58,5 untuk mencari massa zat terlarutnya

dalam bentuk gram.

M = mol zat terlarut (mol)

volumelarutan( L) = massa (gram )

Mr x

1000ml

0,1 = massa(gram)

58,5 x

1000100

Massa = 5,8510

= 0,585 gram

(Achmad, 2006).

2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm

Dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm menggunakan perumus part per

million atau bagian per sejuta. Dengan diketahui ppm nya 100 ppm dan volumenya

100 ml untuk mencari massa zat terlarut dalam bentuk gram.

ppm = massa zat terlarut (mg)

volume larutan(L)

100 = massa (miligram )

0,1

Massa = 10 miligram = 0,01 gram

(Sunarya, 2010).

3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)

Page 24: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Dalam pembuatan 100 ml larutan etanol menggunakan perumusan pengenceran

larutan. Dengan diketahui konsentrasi awalnya 96%, konsentrasi akhirnya 20% dan

volume akhirnya 100 ml digunakan untuk mencari volume awal larutan dalam bentuk

mililiter

M1. V1 = M2. V2

96%. V1 = 20%. 100

V1 = 2000

96 = 20,83 ml

(Komarudin, 2010).

4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

Dalam pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) menggunakan perumusan %berat (%

(b/v)). Dengan diketahui % berat dari gulanya 5%, dan volume larutannya 100 ml

digunakan untuk mencari massa zat terlarutnya dalam bentuk gram ( %berat = 5%;

volume = 100 ml ).

% (b/v) = massa zat terlarut (gram)

volume larutan(ml)x100 %

5% = massa(gram)

100x100 %

Massa = 5 gram

(Sumardjo, 2005).

5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%

Dalam pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% menggunakan

perumusan molaritas larutan. Dengan diketahui massa jenisnya 1,19, massa molekul

relatifnya HCl 36,5, kadarnya 32%, konsentrasi awal larutan 96%, konsentrasi akhir

larutannya 20%, dan volume akhirnya 100 ml, digunakan untuk mencari volume awal

larutan dalam bentuk mililiter ( p = 1,19; % = 32%; Mr HCl = 36,5; Konsentrasi awal

= 96%; konsentrasi akhir = 20%; volume akhir = 100 ml ).

M = p x % x 10

Mr =

1,19 x 32 x 1036,5

= 10,43 M

M1. V1 = M2. V2

10,43. V1 = 0,1. 100

V1 = 10

10,43 = 0,96 ml

Page 25: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

(Rahayu, 2005).

H. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari paktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur, budaya K3 dan memperhatikan

MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum.

2. Berdasarkan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan

prinsip 100 ml larutan NaCl 0,1 M diburuhkan 0,5 gram NaCl.

3. Berdasarkan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan

prinsip 100 ml larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gram NaCl.

4. Berdasarkan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan

prinsip 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml larutan etanol 96%.

5. Berdasarkan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan

prinsip 100 ml larutan gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gram gula.

Page 26: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

6. Berdasarkan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan

prinsip 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,96 ml larutan

HCl 32%.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Phisycal Chemistry for The Biosciences. USA: United States of

America

Herning, FGeofrey, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta :

Erlangga

Johari, J. M. C. 2009. Chemistry. Jakarta : Esis

Lestari, Fatma. 2007. Bahaya Kimia Sampling dan Pengukuran Kontaminan di Udara.

Jakarta: EGC

Sastrohamidjojo, Harjono. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Gajah Mada Press

Salirawati, Das. 2008. Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama

Santoso. 2008. Kimia Dasar. Jakarta : Penebar Swadaya

Page 27: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Sumardjo, 2005. Buku Pengantar Kimia Dasar. Jakarta: EGC

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran

dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Suprapti, Lies. 2006. Teknologi Pengolahan Pangan Tepung Ubi Jalar. Yogyakarta :

Kanisius

Sutresna, Nana. 2007.  Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama

Stocker,Stephen. 2013. General, Organic, and Biological Chemistry. Haboken : Hungry

Minds

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Tesyar,Adi. 2012. Pembuatan Larutan Yang Diperlukan dalam Analisis DNA. Jakarta :

Cakrawala

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Achmad, Hiskia. 2006. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press

Aziz.2008.Pedoman Penggunaan Alat-Alat Laboratorium. Jakarta : Penebar Swadaya

Basmatullah. 2011. Buchner of Laboratoryum Chemistry. Jakarta : Penebar Swadaya

Hardi.2006.Buchner of Laboratoryum chemistry. Jakarta: Penebar Swadaya

Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta : Pus

Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia

Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid

3. Jakarta: Erlangga

Page 28: Praktikum 2 - Pembuatan Dan Pengenceran Larutan

Rahayu, Imam. 2005. Kimia. Jakarta: Visindo Media Persada

Setiati, Suminar. 2008. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Sunarya, Yayan. 2010.Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : PT. Grafindo Media

Pratama

Sutrisno, E, T., Nurminabari, I, S., 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung :

Universitas Pasundan

Tim Dosen Teknik Kimia. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Banjarbaru : Universitas

Lambung Mangkurat

Wiratmaja, I Gede. 2010. Pengujian Karakteristik Fisika Biogasoline Sebagai Bahan Bakar

Alternatif Pengganti Bensin Murni.Vol: 4. No.2. Hal: 145-154

Tanggal Nilai Paraf Asisten