perbaikan laporan praktikum 2 pengenceran kelompok 9

43
PRAKTIKUM ILMU KEDOKTERAN GIGI KLINIK DASAR BAGIAN ORAL BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR, 09 MEI 2014 “PENGENCERAN” ASISTEN : 1. TEIZA NABILAH, S.Kg 2. NURUL FITRI KELOMPOK XI ( SEMBILAN ) 1. ORYZA SATIVA 6. PUSPA SARI HAFID 2. NUR ZAKINAH 7. MUSHIDAYAH AULIA 3. NURUL IFFAH AULIYAH 8. WENNI PUSPA 4. ASTI PUSPITA ADNAN 9. CHUSNUL FATIHAH 5. SRIDEVIANTI 10. OCTHAVYA DEVIN PRADANA BAGIAN ORAL BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

Upload: mushidayah-aulia

Post on 19-Jan-2016

343 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGENCERAN

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

PRAKTIKUM ILMU KEDOKTERAN GIGI KLINIK DASAR

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR, 09 MEI 2014

“PENGENCERAN”

ASISTEN : 1. TEIZA NABILAH, S.Kg

2. NURUL FITRI

KELOMPOK XI ( SEMBILAN )

1. ORYZA SATIVA 6. PUSPA SARI HAFID2. NUR ZAKINAH 7. MUSHIDAYAH AULIA3. NURUL IFFAH AULIYAH 8. WENNI PUSPA4. ASTI PUSPITA ADNAN 9. CHUSNUL FATIHAH5. SRIDEVIANTI 10. OCTHAVYA DEVIN PRADANA

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

1

Page 2: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga tim penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “PENGENCERAN” ini disusun

sebagai laporan praktikum laboratorium Blok IKGDK ORAL BIOLOGI 2. Disadari

bahwa dalam pembuatan makalah ini tim penulis banyak menemukan kendala-

kendala, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu terciptanya makalah ini terutama kepada:

1. Kakak asisten yang telah memberikan arahan selama pelaksanaan

praktikum

2. Orang tua tim penulis, yang senantiasa menyalurkan semangat dan kasih

sayang yang tiada henti kepada penulis.

3. Mahasiswa fakultas kedokteran gigi angkatan 2013 yang telah mendukung

kami dalam proses praktikum dan pembuatan makalah ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, oleh karenanya kami mohon maaf apabila

terdapat kekeliruan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi

penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 09 Mei 2014

Tim Penyusun

2

Page 3: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme adalah jasad renik yang tidak dapat dilihat oleh mata,

karena ukurannya sangat kecil, bahkan beberapa jenis diantaranya, hanya terdiri

dari satu sel. Contohnya bakteri.1 Bakteri merupakan organisme yang dapat

merugikan sekaligus menguntungkan bagi kehidupan manusia. Beberapa bakteri

dapat merugikan karena dapat menyebabkan penyakit.2

Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme

perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas

jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan

(patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan

pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut.3

Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk

berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk

menghitung jumlah mikroorganisme, misalnya perhitungan melalui pengenceran.

Cara yang paling umum digunakan adalah perhitungan bakteri hidup, dengan

metode ini pengenceran berseri dari sampel yang mengandung mikroorganisme

ditanam pada media pertumbuhan yang sesuai.3 Dalam praktikum dilakukan

pengenceran untuk biasa menghitung jumlah koloni bakteri dan tidak terlau

banyak.

1.1 Tujuan Penelitian

Praktikum melakukan pengenceran bertujuan untuk menurunkan

jumlah mikroorganisme dan membuat medium untuk biakan mikroba.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuat mikroorganisme lebih spesifik dengan

pemngenceran dan membuat medium untuk membiakkan mikroba.

3

Page 4: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenceran

Pengenceran adalah proses penambahan pelarut kedalam suatu larutan, yang

akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah mol total

zat terlarut yang terdapat dalam larutan.4 Pengenceran pertama kali dilakukan oleh

Lister pada tahun 1965 yang berhasil membiakkan streptococcus Lactis pada media

susu yang telah masam, dalam media terkandung biakan murni bakteri susu

berbentuk bulat tersebut. Mekanisme pengisolasian adalah dengan cara pengenceran

sampel dari suatu suspense yang berisi bermacam-macam mikroorganisme pada

tabung tersendiri. Kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan kembali dan diulang

untuk pengenceran ketiga. Pada pengenceran ketiga banyaknya sample yang diambil

adalah 0,1 ml yang akan disebar pada medium padat. Pada medium padat ini nantinya

akan kita peroleh beberapa koloni atau mungkin hanya satu koloni saja.5

2.2 Dengan Penuangan

Dilakukan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1905) yang menemukan

metode lain dalam mengisolasi mikroorganisme. Ia menggunakan kaldu dan gelatin

encer sebagai medium untuk membiakkan mikroorganisme dengan cara

menyebarkan sampel bakteri yang telah diencerkan ke dalam media tersebut, setelah

mengental akan diperoleh koloni-koloni yang dapat dianggap biakan murni.5

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi dengan cara tuang

adalah :

1. Metode Sebar di Atas pelat Agar ( Spread Plate Method)

Teknik atau cara ini sesuai dengan namanya, adalh teknik dengan

menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) diatas permukaan pelat agar

dalam cawan petri. Umumnya antara 0,1 ml dan 1 ml sampel disebarkan

4

Page 5: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

dipermukaan media padat dengan menggunakan tangkai gelas steril (batang

pengaduk). Cawan kemudian diinkubasi dan jumlah koloni yang tumbuh akan

dihitung.3

Metode ini cukup sulit dilakukan bagi pemula dikarenakan yang

memakan waktu yang cukup lama dan sulit sehingga dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya kontaminasi. Metode ini membentuk goresan 3-4 kali

pada setiap sisi cawan dengan menggunakan ose steril kemudian mensterilkan

ose dengan membakarnya pada api Bunsen.5

2. Metode Agar Tuang ( Pour Plate Method)

Metode agar tuang seperti halnya metode perhitungan jumlah kuman

hidup lainnya, dilakukan dengan mencampurkan sampel pada media padat

yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme, dan kemudian menginkubasi

pelat sehingga setiap sel bakteri dapat membelah dan membentuk koloni.

Dengan demikian, jumlah koloni yang tumbuh tersebut dapat dihitung.

Karena pada umumnya tidak mempunyai gambaran tentang jumlah bakteri

dalam sampel, penyiapan pengenceran berseri hamper selalu dibutuhkan

untuk memastikan bahwa kita akan mendapatkan pengenceran dengan jumlah

bakteri yang dapat dihitung.3

Metode ini agak lebih mudah dibandingkan dengan metode gores,

dilakukan dengan cara mengencerkan sampel dengan larutan fisiologi (NaCl

0,85%) dengan tujuan sebagai penyangga pH bakteri agar tidak rusak karena

menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan secara berulang-

ulang atau sampai memenuhi cawan. Sekitar 1 mL campuran dituangkan

kedalam cawan petri steril, yang dilanjutkan dengan menuangkan larutan

nutrient sebagai media penyubur dengan suhu antara 40-50 °C. ditutup dan

disimpan dalam inkubator dengan suhu 37°C selama 1 x 24 Jam.5

5

Page 6: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

2.3 BHI Agar (Brain Heart Fusion Agar)

BHI AGAR adalah media non - selektif diperkaya digunakan untuk

isolasi dan budidaya berbagai bakteri , termasuk ragi dan jamur . Sifat nutrisi

dasar otak infus jantung dari padatan serta pepton daging , dengan

penambahan ekstrak ragi . Media ini dilengkapi dengan hemin dan vitamin K1

sebagai faktor pertumbuhan untuk sebagian besar bakteri anaerob . Media ini

disiapkan , dibagikan ,disimpan dan dikemas dalam kondisi bebas oksigen

untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi sebelum digunakan .6

Disetujui tindakan pencegahan Biohazard dan teknik aseptik harus

diamati ketika menggunakan produk ini . Produk ini untuk digunakan hanya

oleh personel benar - terlatih dan berkualitas . Sterilkan semua biohazard

limbah sebelum dibuang .6

Setelah menerima ,menyimpan pada suhu kamar ( 13°C - 27°C )

dalam wadah aslinya sampai digunakan . Hindari terlalu panas atau dingin .

Jangan gunakan media jika ada tanda-tanda kerusakan (menyusut,retak atau

perubahan warna akibat oksidasi media) atau kontaminasi . Tanggal

kedaluwarsa berlaku untuk produk dalam kemasan aslinya dan disimpan

sebagai diarahkan . Jangan gunakan produk melewati tanggal kedaluwarsa

yang ditampilkan pada wadah .

Media ini harus mendukung pertumbuhan yang baik dari banyak anaerob

fastidious dan non-fastidious diisolasi dari spesimen klinis . Organisme

berikut secara rutin digunakan untuk pengujian kontrol kualitas di anaerob

Systems.6

Pengguna Quality Control : Penentuan akhir sejauh dan kuantitas

pengguna kontrol kualitas laboratorium harus ditentukan oleh pengguna

akhir . Jika pengujian sterilitas harus dilakukan pada produk ini , persentase

yang sesuai dari jumlah pengiriman asli harus diinkubasi anaerob dan aerob

untuk 48-96 jam . Jika kapasitas gizi / hambat media ini adalah untuk diuji

6

Page 7: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

untuk kinerja, dianjurkan bahwa organisme ATCC berikut dievaluasi untuk

pertumbuhan / penghambatan .6

BAB III

METODE PENGAMATAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Masker dan steril handscun

2. Korek kayu

3. Hands prayer

7

Page 8: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

4. Bunsen

5. Spoit 10 cc dan 1 cc

6. Inkubator

8

Page 9: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

7. Cawan Petri

8. Tabung Reaksi

9

Page 10: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

3.1.2 Bahan

1. Sampel hasil inkubasi

2. BHIA (Brain Heart Infusion Agar)

3. Alkohol 70 %

10

Page 11: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

4. Tissue

5. Spirtus

6. Kapas

7. Aluminium foil

8. Kertas Label

3.2 Prosedur Kerja

1. Gunakan masker & handskun steril

11

Page 12: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

2. Nyalakan api pada bunsen

Gambar III.3.2.2 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

3. Siapkan 5 buah tabung reaksi steril

Gambar III.3.2.3 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

4. Tambahkan 9 ml air suling/steril ke setiap tabung

12

Page 13: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.4 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

5. Ambil dengan menggunakan spoit 1 ml sampel hasil inkubasi ke dalam

tabung I kemudian homogenkan

Gambar III.3.2.5 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

6. Usahakan semua alat dan bahan selalu didekatkan dengan api agar tetap

steril

Gambar III.3.2.6 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

7. Dari tabung I ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung II

dengan spoit yang berbeda kemudian homogenkan

13

Page 14: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.7 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

8. Dari tabung II ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

III dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

Gambar III.3.2.8 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

9. Dari tabung III ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

IV dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

14

Page 15: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.9 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

10. Dari tabung IV ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

V dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

Gambar III.3.2.10 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

11. Dari tabung V ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VI dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

Gambar III.3.2.11 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

12. Dari tabung VI ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

15

Page 16: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.12 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

13. Dari tabung VII ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VIII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

Gambar III.3.2.13 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

14. Siapkan 5 buah cawan petri yang steril

Gambar III.3.2.14 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

15. Dari tabung IV diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri I karena yang

digunakan untuk praktikum ini adalah 5 pengenceran terakhir

16

Page 17: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.15 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

16. Dari tabung V diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri II

Gambar III.3.2.16 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

17. Dari tabung VI diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri III

Gambar III.3.2.17 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

18. Dari tabung VII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri IV

17

Page 18: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.18 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

19. Dari tabung VIII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri V

Gambar III.3.2.19 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

20. Pada saat melakukan prosedur diusahakan agar tetap steril

21. Tuangkan medium BHIA 8 ml ke masing-masing cawan petri

18

Page 19: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.21 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

22. Homogenkan dengan membentuk angka “8”

Gambar III.3.2.22 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

23. Biarkan sampai memadat kemudian tutup dengan kertas

Gambar III.3.2.23 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

24. Inkubasi pada suhu 370C 1 x 24 jam

19

Page 20: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar III.3.2.24 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

20

Page 21: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Alat

1. Masker dan steril handscun

Handscun : menjaga peralatan yang digunakan tetap steril dan

melindungi serta mengurangi resiko praktikan terkontaminasi

mikroorganisme selama praktikum

Masker : melindungi dan mengurangi resiko praktikan

terkontaminasi mikroorganisme selama praktikum lewat jalan nafas mulut

dan hidung

2. Korek kayu

Fungsi : untuk menyalakan api pada Bunsen

3. Hands prayer

21

Page 22: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Fungsi : membantu menciptakan kondisi steril / wadah untuk mengisi

alkohol

4. Bunsen

Fungsi : membantu menciptakan kondisi yang steril

5. Spoit 3cc dan 1 cc

Fungsi : mengambil atau memindahkan cairan tertentu dengan volume

tertentu

6. Inkubator

22

Page 23: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

7. Tabung Reaksi

Fungsi : Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit

8. Cawan Petri

Fungsi : sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat

dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.

4.2 Bahan

1. Sampel hasil inkubasi

23

Page 24: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Fungsi : Campuran dengan air steril dalam pengenceran

2. BHIA (Brain Heart Infusion Agar)

Fungsi : Diperkaya media non-selektif untuk isolasi dan budidaya sebagian

bakteri anaerob

3. Alkohol 70 %

24

Page 25: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Fungsi : cairan untuk menciptakan kondisi steril

4. Tissue

Fungsi : membersihkan alat atau meja setelah di beri alkohol ataupun sebagai

alas untuk alat-alat yang telah steril

5. Spiritus

Fungsi : untuk mengisi bunsen dan membantu kondisi steril

6. Kapas

Fungsi : menutup botol vial dan menciptakan kondisi steril

7. Aluminium foil

25

Page 26: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Fungsi : menciptakan kondisi steril

8. Kertas Label

Fungsi : memberi identitas pada botol vial saat dimasukkan kedalam

inkubator

4.3 Prosedur Kerja

1. Gunakan masker & handskun steril

2. Nyalakan api pada bunsen

3. Siapkan 5 buah tabung reaksi steril

4. Tambahkan 9 ml air suling/steril ke setiap tabung

5. Ambil dengan menggunakan spoit 1 ml sampel hasil inkubasi ke dalam

tabung I kemudian homogenkan

6. Usahakan semua alat dan bahan selalu didekatkan dengan api agar tetap

steril

7. Dari tabung I ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung II

dengan spoit yang berbeda kemudian homogenkan

8. Dari tabung II ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

III dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

9. Dari tabung III ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

IV dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan

10. Dari tabung IV ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

V dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

26

Page 27: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

11. Dari tabung V ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VI dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

12. Dari tabung VI ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

13. Dari tabung VII ambil 1 ml larutan pengenceran lalu pindahkan ke tabung

VIII dengan spoit yang berbeda kemudian dihomogenkan.

14. Siapkan 5 buah cawan petri yang steril

15. Dari tabung IV diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri I karena yang

digunakan untuk praktikum ini adalah 5 pengenceran terakhir

16. Dari tabung V diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri II

17. Dari tabung VI diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri III

18. Dari tabung VII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri IV

19. Dari tabung VIII diambil 1 ml lalu dimasukkan ke cawan petri V

20. Pada saat melakukan prosedur diusahakan agar tetap steril

21. Tuangkan medium BHIA 8 ml ke masing-masing cawan petri

22. Homogenkan dengan membentuk angka “8”

23. Biarkan sampai memadat kemudian tutup dengan kertas

24. Inkubasi pada suhu 370C 1 x 24 jam

4.4 Hasil Pengamatan

1. Cawan Petri I (Pengenceran 10-4)

Gambar IV 4.1 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

27

Page 28: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Pada cawan petri pertama ini terbentuk banyak koloni bakteri pada

pengenceran 10-4

2. Cawan Petri II (Pengenceran 10-5)

Gambar IV 4.2 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

Pada cawan petri ini terjadi kegagalan pada pengenceran 10-5

karena mediumnya tidak dihomogenkan dengan baik

3. Cawan Petri III (Pengenceran 10-6)

Gambar IV 4.3 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

Pada cawan petri pengenceran 10-6 ini juga terjadi kegagalan

dikarenakan medium sudah mulai memadat dan tidak dihomogenkan

dengan baik

4. Cawan Petri IV (Pengenceran 10-7)

28

Page 29: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

Gambar IV 4.4 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

Pada cawan petri ini dengan pengenceran 10-7 juga terjadi

kegagalan dikarenakan medium mulai memadat meskipun sudah berusaha

untuk dipanaskan kembali.

5. Cawan Petri V

Gambar IV 4. 5 (Sumber : Dok. Pribadi. 2014)

Pada cawan petri ini pada pengenceran 10-8 medium mulai

memadat dan menggumpal serta langsung dituangkan kedalam cawan serta

menghomogenkannya tidak efektif.

29

Page 30: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Prosedur

Hal pertama yang harus dilakukan adalah proses sterilisasi alat. Setelah

alat-alat steril, hubungannya dengan dengan pengenceran yaitu kembali lagi ke

tujuan sterilisasi, yaitu membebaskan dari segala kehidupan mikroorganisme agar

tidak terkontaminasi dengan bakteri yang ingin diamati. Pada praktikum

pengenceran ini dilakukan pada sampel rongga mulut yang telah dicampurkan

dengan medium transport yaitu kalkulus. Tujuan dari pengenceran ini untuk

mengurangi konsentrasi nutrisi dan koloni mikroorganisme yang bergerombol

padat, sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme

secara spesifik serta untuk mendapatkan perhitungan yang tepat. Pengenceran

biasanya dilakukan secra desimal, yaitu 10⁻¹, 10⁻², dan seterusnya hingga

didapatkan jumlah koloni mikroorganisme yang lebih sedikit.

Pada praktikum pengenceran, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan. Bahan yang digunakan berupa aquades, medium padat berupa BHIA,

dan medium transport yang sudah dicampur sampel kalkulus. Disiapkan 8 tabung

reaksi yang sudah diberi label I-VIII. Setelah itu, setiap tabung diisi dengan

Aquades sebanyak 9 ml menggunakan spoit 10 ml. Kemudian dari medium

transport yang sudah diinkubasi selama 24 jam diambil sebanyak 1 ml dan

dimasukkan kedalam tabung I. Setiap pengambilan cairan dilakukan didekat api

bunsen dengan tujuan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme dari

udara. Lalu dihomogenkan didekat api bunsen. Selanjutnya, diambil 1 ml larutan

campuran dari tabung I dan dimasukkan kedalam tabung II. Dihomogenkan lagi.

Demikian seterusnya hingga tabung ke-VIII dengan pengenceran akhir 10⁻⁸.

Setelah dilakukan pengenceran, tahap selanjutnya mengambil 1 ml larutan

campuran dari setiap tabung untuk dipindahkan kedalam cawan petri yang sudah

diberi label. Karena pada praktikum pengenceran dibutuhkan 8 cawan petri,

namun karena kekurangan alat, cawan petri yang digunakan hanya berjumlah 5

30

Page 31: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

buah. Dengan demikian, pengenceran yang digunakan dihitung dari tabung IV-

VIII. Selanjutnya medium BHIA sebanyak 8 ml dituang kedalam setiap cawan

yang sudah berisi 1 ml larutan campuran dari urutan tabung IV-VIII. Lalu cawan

petri dihomogenkan dengan cara membentuk angka 8. Kemudian, medium BHIA

akan memadat setelah 10-15 menit dan bungkus dengan kertas. Terakhir, cawan

petri yang sudah dibungkus kertas dimasukkan kedalam inkubator dan akan

diinkubasi selama 24 jam, agar mikroorganisme yang ingin diamati tetap dalam

suhu yang stabil, 37°C.

5.2 Analisis Hasil

Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam, cawan petri dibuka dari

bungkus kertas. Dari hasil yang didapatkan, hanya cawan petri I dengan

pengenceran 10⁻⁴ yang sesuai dengan hasil seharusnya penanaman

mikroorganisme. Yaitu, jelas terlihatnya mikroba-mikroba yang tersebar pada

medium BHIA. Selebihnya, cawan petri II-V mengalami kegagalan karena

pemadatan medium BHIA yang terlalu cepat dan kurang dilakukannya homogen

pada cawan petri. Sehingga cawan petri II-V mengalami penggumpalan yang

tidak merata.

31

Page 32: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan yaitu pengenceran

dapat kami simpulkan bahwa pengenceran adalah proses penambahan pelarut

kedalam suatu larutan, yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan

tanpa mengubah jumlah mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan.

Mekanisme pengisolasian adalah dengan cara pengenceran sampel dari

suatu suspense yang berisi bermacam-macam mikroorganisme pada tabung

tersendiri. Metode penuangan ada metode sebar dan metode tuang. Metode

yang paling efektif adalah metode tuang karena jika metode yang digunakan

adalah metode sebar medium padat akan mengendap.

6.2 Saran

Saran kelompok kami sebaiknya setiap praktikan, lebih banyak membaca

literatur yang berkaitan dengan praktikum agar lebih memahami tujuan dari

praktikum.

32

Page 33: Perbaikan Laporan Praktikum 2 Pengenceran Kelompok 9

DAFTAR PUSTAKA

1. Novizan. Membuat dan memanfaatkan peptisida ramah lingkungan.

Jakarta : AgroMedia Pustaka ; 2002. p,46

2. Karmana O. Biologi untuk kelas x semester 1 sekolah menengah atas.

Bandung : Grafindo Media Pratama ; 2008. p,58

3. Harmita, Radji M. Buku ajar analisis hayati 3rd ed. Jakarta : EGC ; 2008.

p,125-9, 130-3

4. Raimond C. Kimia dasar 1st ed. Jakarta : Erlangga. p,114

5. Suparmuji. Teknik Isolasi Bakteri

6. Anonim. Brain heart infusion agar. Anaerob System ; 2007: 1-2

33