makalah pengenceran

17
BAB I PENDAHULUAN I.2 Latar Belakang Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sterilisasi, keperluan energy dalam metabolism dan pergerakan . Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml. 2 Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. 1 Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam Kelompok 3 | Pengenceran 1

Upload: ikramullah-mahmuddin

Post on 03-Jan-2016

1.646 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Laporan Pengenceran

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.2 Latar Belakang

Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media yang

berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme.

Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sterilisasi, keperluan energy dalam

metabolism dan pergerakan .

Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang

bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat

dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml.2

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu

senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai

yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa

dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa

yang dilarutkan/diencerkan. 1

Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen

antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di

dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih

banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven . 3

Pengenceran suspensi bakteri dari sampel/ sumber isolat dari lingkungan

dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang

dapat terhitung. Seperti yang telah diketahui bahwa dalam sampel lingkungan

komunitas bakteri berada dalam kuantitas yang sangat melimpah. Selain

mendapatkan kuantitas yang dapat terhitung, pengenceran suspensi bakteri dari

Kelompok 3 | Pengenceran 1

sampel/ sumber isolat dari alam juga diperlukan dalam rangka memudahkan dalam

pengamatan koloni, terutama dalam kegiatan bertahap pemurnian isolat (sub-kultur).

Koloni yang tumbuh terpisah dalam kuantitas yang dapat dihitung memudahkan

peneliti untuk memilih koloni yang akan dipisahkan (disub-kultur).

Pengenceran suspensi bakteri dari sampel/ sumber isolat dari lingkungan pada

umumnya dilakukan dengan teknik pengenceran berseri (series of dilution).

`

I.2 Tujuan

Praktikum pengenceran sampel (mukosa pipi) ini bertujuan untuk

memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.

Kelompok 3 | Pengenceran 2

BAB IIMETODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Tabung reaksi

Gambar 2.1 Dokumentasi Pribadi, 2013

2. Inkubator

Gambar 2.2 Dokumentasi Pribadi, 2013

3. cawan petri

4.gelas ukur

5.

5.

5.

hands pray

http://

www.onlinepharmacynz.com

6. Spoit 3cc

7. Bunsen

8. Rak tabung reaksi

Kelompok 3 | Pengenceran 3

Bahan :

1. Alkohol 70 %

2. Tissue Roll

3. Spirtus

4. Botol Vial yang berisi sampel

5. Kapas

6. Aluminium foil

7. Kertas Label

Kelompok 3 | Pengenceran 4

2.2 Prosedur Kerja

1. Siapkan 5 buah tabung reaksi steril serta rak tabung reaksi.

2. Beri label pada setiap tabung reaksi mulai dari 10-1 sampai 10-5

3. Siapkan botol vial yang telah di inkubasi dan berisi sampel.

4. Masukkan 9 ml aquades dan 1 ml sampel dengan menggunakan spoit steril

kedalam tabung I dan homogenkan (dikerjakan di dekat bunsen) kemudian

tutup dengan kapas.

Kelompok 3 | Pengenceran 5

5. Kemudian ambil 1 ml dari tabung I, masukkan ke tabung II yang berisi 9 ml

aquades

Kelompok 3 | Pengenceran 6

6. Demikian seterusnya sampai tabung V

7. Dari tabung I, III, V diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril

yang telah diberi label.

8. Tuang medium BHIA steril sebanyak 5-10 ml ke dalam tiap cawan petri,

homogenkan dengan membentuk angka 8.

9. Tunggu setelah 10-15 menit, medium BHIA akan memadat

10. Tutup cawan petri dengan menggunakan kertas.

Kelompok 3 | Pengenceran 7

11. Inkubasi dalam inkubator suhu 37o C selama 1x24 jam.

Kelompok 3 | Pengenceran 8

BAB 33.1 Pembahasan

Mikroorganisme yang telah di dapat dari mukosa mulut kemudian diberi

medium dengan tujuan untuk memelihara mikroorganisme tersebut. Medium

adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan

untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Setelah itu dilakukan inkubasi dalam inkubator selama 1x24 jam dengan

tujuan supaya bakteri tersebut dapat tumbuh.

Pengenceran suspensi bakteri dari sampel mukosa pipi dilakukan sebagai

upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat terhitung.

Seperti yang telah diketahui bahwa dalam sampel lingkungan komunitas bakteri

berada dalam kuantitas yang sangat melimpah. Selain mendapatkan kuantitas yang

dapat terhitung, pengenceran suspensi bakteri dari sampel juga diperlukan dalam

rangka memudahkan dalam pengamatan koloni.

Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam

keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu

kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia,

maupun mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama

mikroorganisme disebut dengan sterilisasi . 4

Sebelum melakukan proses pengenceran dilakukan, baik lingkungan maupun

alat yang akan digunakan harus steril. Lingkungan disterilisasi dengan

menggunakan hands spray yang berisi alkohol 70% sedangkan alat disterilisasi

dengan metode panas kering menggunakan oven, metode uap panas bertekanan

tinggi menggunakan autoclaf, atau dengan cara mengukus atau merebus

tergantung dari jenis alat yang akan disterilisasi.

Kelompok 3 | Pengenceran 9

Bunsen dan spirtus juga dimanfaatkan untuk meminimalisir kontak

mikroorganisme yang ada di udara. Setelah dilakukan penyemprotan

menggunakan hands prayer, bunsen dinyalakan dan diletakkan di dekat botol vial

dan rak tabung reaksi. Ini dimaksudkan karena mikroorganisme pada udara akan

mati bila terkena panas sehingga akan meminimalkan kontak mikroorganisme dari

udara. Bunsen ini digunakan sebagai pengganti dari LAF walaupun tidak seefektif

LAF.

Setelah alat dan lingkungan siap, maka operator yang bertugas terlebih dahulu

harus mengenakan masker terlebih diikuti dengan mengenakan sarung tangan

steril sesuai dengan prosedur penggunaan yang baik dan benar.

Apabila alat dan operator telah siap, kemudian 5 buah tabung reaksi beserta

raknya. Kemudian setiap tabung reaksi diisikan dengan 9 ml air suling. Ukur air

suling dengan menggunakan gelas ukur.

Setelah itu ambil 1 ml sampel pada botol vial dengan menggunakan spoit

steril kemudian isikan pada tabung 1 lalu homogenkan dan tutup dengan

menggunakan kapas steril. Pada tabung ke 2, ambil 1 ml dari tabung 1 dengan

menggunakan spoit yang steril kemudian homogenkan , begitu seterusnya hingga

tabung ke 5.

Dari tabung 1,3,5 masing-masing diambil 1ml kemudian dimasukkan dalam cawan

petri. Tabung 1,3,5 di ambil karena dalam jumlah bakteri yang akan diteliti

nantinya mempunyai jarak cukup jauh dalam hal jumlah bakteri yang diharapkan.

Setelah itu, tuang medium BHIA steril sebanyak 5-10 ml pada setiap cawan petri.

Campur dan goyangkan membentuk angka 8 secara perlahan – lahan. Tunggu

hingga 5-10 menit, sehingga medimnya mengeras. Tutup cawan petri dengan

menggunakan kertas. Dan setelah itu, inkubasi ke dalam inkubator selama 1x24

jam.

Adapun kesulitan yang kelompok kami alami yaitu faktor human error seperti

jarum pada spoit terlepas sehingga tertinggal dalam tabung reaksi.

Penanggulangannya yaitu mengambil jarum tersebut dengan menggunakan pinset

Kelompok 3 | Pengenceran 10

steril. Serta jumlah alat yang terbatas seperti halnya spoit sehingga ada yang

digunakan berulang kali. Dan juga tumpahnya campuran BHIA dan sampel pada

cawan petri karena pada saat proses homogenkannya terlalu cepat yang seharusnya

dilakukan secara pelan-pelan.

Kelompok 3 | Pengenceran 11

BAB 4

4.1 Kesimpulan

Pengenceran suspensi bakteri dari sampel dilakukan sebagai

upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat

terhitung. Seperti yang telah diketahui bahwa dalam sampel

lingkungan komunitas bakteri berada dalam kuantitas yang sangat

melimpah. Selain mendapatkan kuantitas yang dapat terhitung,

pengenceran suspensi bakteri dari sampel/ sumber isolat dari alam

juga diperlukan dalam rangka memudahkan dalam pengamatan

koloni. Namun dalam hal ini , faktor sterilisasi juga sangat diperlukan.

Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik

yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses

yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, maupun mekanik yang

membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan

sterilisasi.

Kelompok 3 | Pengenceran 12

DAFTAR PUSTAKA

1. Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara,

Jakarta.

2. Cahaya, 2011. Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan.

3. Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.

4. Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang

Kelompok 3 | Pengenceran 13