pembuatan, pengenceran dan pencampuran larutan

24
2 I.PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembuatan larutan dan pengenceran adalah salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan. Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting bagi mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan. I.2 Tujuan dan Kegunaan

Upload: ervan-togatorop

Post on 26-Dec-2015

731 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Pembuatan larutan dan pengenceran adalah salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan.Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting bagi mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan.

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

2

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembuatan larutan dan pengenceran adalah salah satu kegiatan dasar yang dilakukan

dilaboratorium. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam

laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan

berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.

Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas,

persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan

maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum

ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta

tingkat bahaya dari masing masing larutan.

Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting bagi

mahasiswa sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam

praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa

mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran

yang baik. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan

dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan

larutan.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1.  Untuk mengetahui pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dalam bentuk molaritas

dan normalitas.

2. Untuk mengetahui penentuan % berat/volume, % berat/berat, dan pengenceran.

3. Untuk mengetahui cara mencampur larutan.

Kegunaan dari parktikum ialah agar setiap praktikan dapat mengerti cara untuk membuat

larutan serta pengenceran denga baik dan benar, sehingga dapat diterapkan dalam praktikum

lain yang berhubungan dengan larutan dan pengenceran.

Page 2: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida (Na OH ), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium

hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida

basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk

larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam

bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur

kayu dan kertas, tekstil,air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang

paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih

padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa

disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon

dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika

dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut

dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil

daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar

lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan

kertas ( Anonim, 2014).

II.2 Larutan

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari

dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.

Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya

bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat

berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya

perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula

dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).

Konsentrasi larutan dalam kimia menurut Gunadarma (2011), dinyatakan sebagai

berikut

1)     Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.

Page 3: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

4

Molaritas Zat = GrM r

x1000

v

2)    Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.

N= Gr ekivalenliter larutan

3)    Molalitas (m)

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.

m = grMr

x1000

p

4)    Persen massa (%b/b)

Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.

%(massa) = gr

100 grx 100 %

5)    Persen volume (%v/v)

Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.

%(volume) = ml

100 mlx 100 %

6)    Persen berat per volume %(b/v))

Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.

%(b/v) = gr

100 mlx 100 %

7)    Parts Per Million (ppm)

Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan suatu senyawa

dalam larutan.

II.3 Pembuatan Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.

Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung

sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan

yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent

(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Page 4: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

5

Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan

cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi

suatu

larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan

yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat,

persen volume, atau sebagainya (Faizal, 2013).

Langkah-langkah dalam membuat larutan menurut Wahyuni (2012) adalah sebagai

berikut.

1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan

perhitungan dulu.

2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital.

3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas, sendok, sarung tangan, tisu, beaker,

dll)

4. Ukur jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dengan hati-hati.

5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat

timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja

kerja.

6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam

beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat

otomatik stirer dengan kecepatan sedang untuk mengencerkan bahan kimia.

II.4 Pengenceran

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan

senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini

terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan

dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya.

Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar

yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.

Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).

Page 5: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pembuatan larutan dan pengenceran yang dilakukan pada hari Rabu, 23

September 2014 pukul 08.00 – 13.00 WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan

Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

III.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

- erlenmeyer - gelas ukur

- pipet volume - batang pengaduk

- timbangan analitik - bulp

- lemari asam - gelas kimia

- botol larutan - labu takar

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

- NaOH ( Natrium Hidroksida) - Aluminium Foil

- HCl ( Asam Klorida ) - Label

- CH3COOH

- aquades

- CH3COONa

Page 6: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

7

Page 7: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

8

Page 8: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

9

Prosedur praktikum

Prosedur kerja pada praktikum adalah sebagai berikut

A. Pembuatan Larutan

1. Dihitung massa NaOH 0.35 N sebanyak 50 mL melalui rumus Normalitas

2. Bahan ditimbang menggunakan bahan gelas kimia pada timbangan digital sesuai

dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung massanya.

3. Bahan yang telah ditimbang 0.7 gram kedalam gelas ukur dan ditambahkan dengan

aquades hingga tanda tera

4. Kocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

B. Pengenceran Larutan

1. Larutan HCl 37 % di pipet dimasukkan ke dalam gelas ukur

sebanyak 0.8 mL

2. Labu takar dikocok untuk menghomogenkan larutan.

3. Larutan dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

C. Pencampuran Larutan

1. Bersihkan semua alat yang akan digunakan dalam membuat larutan

2. Larutan NaOH 0.35 M diambil menggunakan pipet volume sebanyak 30 mL

masukkan ke dalam labu takar

3. Larutan NaOH 0.1 M diambil menggunakan pipet volume sebanyak 20 mL

masukkan kedalam labu ukur yang sama

4. Homogenkan larutan

Page 9: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

10

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil

Hasil praktikum pembuatan dan pengenceran larutan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 01. Hasil pembuatan dan pengenceran larutan

No Bahan(larutan) Konsentrasi Massa V akhir VZatTerlarut

1 NaOH 0.7 gr 50 mL

HCl 0.2 M - 50 mL -

2 NaOH - 12 gr - 50 mL

HCl 3 % - 50 mL -

3 NaOH - 5 gr - 50 mL

HCl 0.1 M - 50 mL -

4 NaOH - 0.4 gr - 100 mL

HCl 0.35 M - 100 mL -

5 CH3COOH - 0.82 gr - 50 mL

CH3COONa 0.2 M - 100 mL -

Sumber : Data Sekunder Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014.

Tabel 02 hasil Praktikum Pencampuran Larutan

No Larutan Larutan I Larutan II Larutan III

M1 V1 M2 V2 M3 V3

1 NaOH 0.35 M 20 mL 0.1 M 30 mL 0.2 M 50 mL

2 HCl 0.35 M 20 mL 0.1 M 30 mL 0.2 M 50 mL

3 NaOH 6 M 20 mL 2.5 M 30 mL 3.5 M 50 mL

4 NaOH 0.1 M 20 mL 0.35 M 30 mL 0.25 M 50 mL

5 HCl 0.35 M 20 mL 0.1 M 20 mL 0.25 M 40 mL

Sumber : Data Sekunder Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2014.

B. Pembahasan

Larutan yang kami gunakan adalah larutan antara cairan dalam cairan, serta padatan

dalam cairan. Larutan antara cairan dalam cairan yakni larutan HCl dalam pelarut aquades.

Page 10: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

11

Larutan antara padatan dalam cairan yakni NaOH dan aquades dalam pelarut aquades.

Larutan-larutan tersebut terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut, yang jumlahnya mempengaruhi

konsentrasi dari larutan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Brady (2000) bahwa

Larutan terdiri ata zat terlarut dan pelarut. Pelarut umumnya berwujud cair yang jumlahnya

lebih banyak sedangkan zat terlarut umumnya berwujud gas, cair ataupun padatan  yang

jumlahnya lebih kecil sehingga berbentuk larutan  homogen.

Konsentrasi merupakan jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.

Dan digunakan untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi memiliki

macam-macam satuan, yaitu fraksi mol, persen berat, molalitas, molaritas, normalitas, persen

massa, persen volume, dan PPM. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baroroh ( 2014 ) yang

menyatakan bahwa, konsentrasi digunakan untuk menyatakan komposisi larutan secara

kuantitatif. Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan

atau pelarut.

Pembuatan larutan, pertama kita harus menghitung jumlah bahan yang akan digunakan

untuk membuat larutan NaOH 0,35 N sebanyak 50 ml, dengan cara mengalikan normalitas

dengan volume dan NaOH. Pada percobaan ini didapat jumlah bahan atau massa bahan

sebanyak 0.7 gram. Kemudian bahan ditimbang dan dimasukkan dalam labu takar, lalu

ditambahkan sedikit air dan aquadest hingga tanda tera. Lalu homogenkan dan masukkan ke

dalam botol kaca. Suatu campuran dapat dikatakan sebagai larutan apabila telah homogen

sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut. Hal ini sesuai

dengan Baroroh (2004) yang menyatakan bahwa, larutan adalah campuran homogen antara

dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya

dapat bervariasi.

Pengenceran adalah pencampuran larutan pekat untuk mengurangi konsentrasi dan

menambah volume laruan dengan menambah zat pelarut. Jika suatu larutan senyawa kimia

yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat

terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,

asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan Brady (2000) yang menyatakan bahwa, proses pengenceran adalah mencampur larutan

pekat konsentrasi tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang

Page 11: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

12

lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah

panas dilepaskan.

Volume awal HCl dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir

dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Larutan

HCl 37 % setelah dihitung ternyata memiliki volume awal sebesar 0.8 mL. Larutan HCl 37 %

diambil sebanyak 0.8 mL menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam labu ukur

kemudian tambahkan aquades hingga batas tera. setelah itu homogenkan dan dimasukkan ke

dalam botol kaca lalu diberi label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran

larutan pekat (HCl) dengan cara menambahkan pelarut (aquades). Hal ini sesuai dengan Brady

(2000) yang menyatakan bahwa, proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat

(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang

lebih besar.

Pencampuran larutan NaOH 0.35 M sebanyak 20 mL dengan NaOH 0.1 M

sebanyak 30 mL akan menghasilkan larutan NaOH yang baru dengan konsentrasi 0.2 M

dengan volume 50 mL. Pencampuran kedua larutan ini dilakukan untuk mengetahui kadar

konsentrasi akhir dan volume akhir larutan. Untuk mengetahui kadar konsentrasi kedua larutan

dihitung dengan rumus pencamuran yaitu penjumlahan kedua mol larutan dibagi dengan

jumlah volume total. Sementara untuk mengetahui volume jumlah mol kedua larutan

dilakukan dengan menghitung jumlah volume awal kedua larutan. Pada pencampuran larutan

ini molaritas awal berbeda dengan molaritas akhir dan volume akhir larutan lebih besar dari

volume awal larutan. Hal ini sesuai dengan Emel ( 2010 ) yang menyatakan bahwa, proses

pencampuran larutan mengubah konsentrasi dan menambah volume larutan.

Page 12: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

13

IV.  PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan praktikum pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan,

adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuat suatu larutan, pertama hitung massa bahan yang akan dibuat larutan

dengan menggunakan rumus molaritas atau normalitas.

2. Untuk pengenceran, pertama dihitung terlebih dahulu volume larutan yang akan

diencerkan denga menggunakan rumus pengenceran yaitu M1 x V1 = M2 x V2. Setelah

itu campur dengan menggunakan zat pelarut aquadest lalu homogenkan.

3. Untuk mencampurkan dua atau lebih larutan dapat digunakan dengan menjumlahkan

kedua mol larutan dibagi dengan volume campuran.

IV.2 Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah agar semua praktikan dapat mengikuti prosedur

pada percobaan, sehingga praktikan dapat mengerti akibat dari proses-proses yang dilakukan

pada pembuatan larutan dan pengenceran.

Page 13: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014 Natrium Hidroksida. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida. diakses pada tanggal 25 September 2014, Makassar

Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.

Emel. 2010. Pembuatan, Pengenceran Dan Pencampuran Larutan. http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-pengenceran-dan-pencampuran-larutan/. Diakses tanggal 30 September 2014. Makassar.

Gunadarma, 2011. Larutan. http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-of-computer-engineering-d3/fisika-dasar-2/larutan. Diakses pada tanggal 25 September 2014, Makassar.

Muhammad, Faisal. 2013. Pembuatan Larutan. http://muhammadfaisal-sakuru.blogspot.com/2013/02/laporan-kimia-pem buatan-larutan_8970.html. Diakses pada tanggal 25 September 2014, Makassar.

Ningrum, Wahyuni. 2012. Teknik Dasar Pembuatan Larutan. http://openwetware.org/images/1/15/LAPORAN_PRAKTIKUM_2_NINGRUMWAHYUNI.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2014, Makassar.

 

Page 14: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

15

LAMPIRAN

Lampiran 01. berat NaOH yang digunakan:

1. NaOH 0,35 N sebanyak 50 ml

BE= Mrn⥤ n=NaOH⟶Na+¿+OH−¿¿ ¿

BE=401

=40 n=1

N= gBE

×1000

v

0,35= g401

×100050

0,35=1000 g2000

700=1000 gg=0 ,7 g

2. NaOH 6 M sebanyak 50 ml

M= gMr

×1000

v

6= g40

×1000

50

6=1000 g2000

12000=1000 gg=12 g

3. NaOH 2,5 M sebanyak 50 ml

M= gMr

×1000

v

2,5= g40

×1000

50

2,5=1000 g2000

5000=1000 gg=5 g

2. NaOH 0,1 M sebanyak 100 ml

Page 15: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

16

M= gMr

×1000

v

0,1= g40

×1000100

0,1=1000 g4000

400=1000 g=0 , 4 g3. CH3COONa 0,2 M sebanyak 50 ml

M= gMr

×1000

v

0,2= g82

×1000

50

0,2=1000 g4100

820=1000 gg=0 .82 g

Lampiran 02. Volume HCl yang digunakan dalam pengenceran

1. HCl 0,2 M sebanyak 50 ml

V 1= M 2 ×V 2M 1

V 1=0,2× 5012,5

V 1= 1012,5

V 1=0,8 ml

2. HCl 3% sebanyak 50 ml

V 1= M 2×V 2M 1

V 1=3× 5012,5

V 1=12 ml

3. HCl 0,1 M sebanyak 50 ml

V 1= M 2×V 2M 1

V 1=0,1× 5012,5

V 1= 512,5

V 1=0,4 ml

4. HCl 0,35 M sebanyak 100 ml

Page 16: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

17

V 1= M 2 ×V 2M 1

V 1=0,35 ×10012,5

V 1=17,512,5

V 1=2,8 ml

5. CH3COONa 0,2 M sebanyak 50 ml

V 1= M 2×V 2M 1

V 1=0,2× 5012,5

V 1= 1012,5

V 1=0,8 ml

Lampiran 03. Molaritas akhir pencampuran larutan

1. NaOH 0,35 M 20 ml dengan NaOH 0,1 M 30 ml

Mtot=V 1 M 1+V 2 M 2V 1+V 2

Mtot=20 × 0,35+30 ×0,120+30

Mtot=7+350

Mtot=0,2 M

2. HCl 0,35 M 20 ml dengan HCl 0,1 M 30 ml

Mtot=V 1 M 1+V 2 M 2V 1+V 2

Mtot=20 × 0,35+30 ×0,120+30

Mtot=7+350

Mtot=0,2 M

3. NaOH 6 M 20 ml dengan NaOH 2,5 M 30 ml

Mtot=V 1 M 1+V 2 M 2V 1+V 2

Mtot=20 × 6+30 ×2,520+30

Page 17: Pembuatan, Pengenceran dan Pencampuran Larutan

18

Mtot=120+7550

Mtot=3,9 M

4. NaOH 0,1 M 20 ml dengan NaOH 0,35 M 30 ml

Mtot=V 1 M 1+V 2 M 2V 1+V 2

Mtot=20 × 0,1+30 ×0,3520+30

Mtot=2+350

Mtot=0,25 M

5. HCl 0,35 M 30 ml dengan HCl 0,1 M 20 ml

Mtot=V 1 M 1+V 2 M 2V 1+V 2

Mtot=20 × 0,1+30 ×0,3520+30

Mtot=2+350

Mtot=0,25 M