teknik pengolahan hasil pertanian - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

17
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XIX PENGUJIAN BAHAN SECARA MIKROBIOLOGIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: lamdat

Post on 12-May-2018

281 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL

PERTANIAN

BAB XIX

PENGUJIAN BAHAN SECARA MIKROBIOLOGIS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

1

BAB 19. PENGUJIAN BAHAN SECARA MIKROBIOLOGIS

A.Kompetensi Inti

Menguasai materi, Struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata

pelajaran yang diampu.

B.Kompetensi Dasar

Mempertunjukkan pengujian bahan hasil pertanian dan perikanan secara

Mikrobiologis.

C. Uraian Materi Pokok

1.Melakukan pengujian secara mikrobiologis dan pengolahan data

Mikroorganisme dapat hidup dimana saja seperti air, udara, darat,

termasuk di makanan. Pada beberapa kondisi, jumlah mikroorganisme harus

dibatasi, seperti mikroorganisme pada saluran pembuangan limbah dan juga

mikroorganisme pada makanan atau produk susu jumlahnya harus mengikuti

standar-standar yang sudah ditetapkan. Untuk menghitung jumlah

mikroorganisme tersebut biasanya sampel dari makanan atau produk susu atau

dari air limbah tersebut di uji menggunakan media agar PCA (Plate Count Agar)

dengan metode TPC (Total Plate Count). Plate Count Agar atau yang juga sering

disebut Standard Methods Agar merupakan sebuah media pertumbuhan

mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah

mikroorganisme total yang terdapat pada setiap sample makanan, produk susu,

air limbah dan sample-sample lainnya yang biasanya menggunakan metode Total

Plate Count.

Plate Count Agar (PCA) terdiri dari casein, yeast extract, dextrose dan juga agar.

Komposisi PCA untuk setiap liter yaitu :

- Casein…………………………….... 5 gram

- Yeast extract…………………….. 2.5 gram

- Dextrose………………………….… 1 gram

- Agar………………………………..... 15 gram

Page 3: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

2

Media Pertumbuhan Mikroba

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,

menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dalam proses

pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk

menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering

digunakan secara umum dalam mikrobiologi.

- Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform

dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment

broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri

pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk

memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat

difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas

adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi

0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

- EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)

Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan

berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.

aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa

menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan

mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan

metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian,

jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh

terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan.

Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan

tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat

digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif

dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylin blue sebagai

indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan

laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena

kemampuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa.

Page 4: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

3

Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang

lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah

perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan

jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

- Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga

digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak

selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa

dari air, seewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk

pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam

kultur murni.

Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air

desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan

disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan

wadah sesuai yang dibutuhkan.

- Nutrient Broth

Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair.

Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai

berikut:

1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.

2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.

3.Atur pH sampai 7,0.

4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.

5.Sterilisasi dengan autoklaf.

- MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape

(1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus

dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium,

dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor

Page 5: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

4

pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat

selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis

bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:

1.Protein dari kasein 10 g/L

2.Ekstrak daging 8,0 g/L

3.Ekstrak ragi 4,0 g/L

4.D (+) glukosa 20 g/L

5.Magnesium sulfat 0,2 g/L

6.Agar-agar 14 g/L

7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L

8.Tween 80 1,0 g/L

9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L

10.Natrium asetat 5 g/L

11.Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

- Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan

penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk

isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan

mayoritas bakteri patogen.

Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam

amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media

bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi

dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat

ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

- Plate Count Agar (PCA)

PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas

permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic

hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/l

kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini

baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di

Page 6: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

5

dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan

asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast

mensuplai vitamin B kompleks.

- APDA

Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan

yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan

optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka

pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama

1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang

dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga

ditambah asam tartarat.

- Potato Dextrose Agar (PDA)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.

Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel

atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah

cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk

pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang

telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit

untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15

menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH

akhir 5,6+0,2.

- VRBA (Violet Red Bile Agar)

VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae.

Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba

bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat

dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat

VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal

violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang

telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan

hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4.

Page 7: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

6

Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast

ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan

bakteri. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator

pH. Agar merupakan agen pemadat.

- PGYA

Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir.

Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat

digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk

membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu

sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam

erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama

15 menit.

- Total Plate Count (TPC)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah

menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga

mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat

dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah

mikroorganisme. Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih

hidup, menentukan jenis mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta

dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus

dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu

dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari

pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel

sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara

spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat. Pengenceran memudahkan

dalam perhitungan koloni (Fardiaz, 1993). tahapan pengenceran dimulai dari

membuat larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr sampel dengan 9

ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan masukkan

kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-2. Dari

Page 8: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

7

pengenceran 10-2 diambil lagi 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi

9 ml larutan fisiologis sehingga didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya

sampai mencapai pengenceran yang kita harapkan.Secara keseluruhan, tahap

pengenceran dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Teknik pengenceran Sampel

Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media

lempeng agar. Setelah diinkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati

dan dihitung.Koloni merupakan sekumpulan mikroorganisme yang memiliki

kesamaan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat

yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah

sebagai berikut:

Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa satu titik, namun ada

pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.

Bentuk. Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang tepinya rata dan

tidak rata.

Page 9: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

8

Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan medium,

ada pula yang timbul diatas permukaan medium.

Halus kasarnya pemukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada

yang permukaannya kasar dan tidak rata.

Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat dan ada

yang permukaannya suram.

Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan

kering.

Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni

bakteri antara 30-300. Perhitungan Total Plate Count dinyatakan sebagai jumlah

koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengencer.

Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang

dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang

terdapat dalam contoh. Adapun kelemahan dari metode ini adalah:

Memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,

seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang

sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh

karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen

selama masa inkubasi.

Memungkinkan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di

seluruh permukaan media, sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini

akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi

mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30

koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara

statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang

sama karena terjadi persaingan diantara koloni.

Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi

yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

Page 10: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

9

Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa

koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media

padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan

terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada media

lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung

setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan

terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.Total Plate Count

dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor

pengencer.

Teknik pengenceran sampel dilakukan pada metode cawan tuang (pour plate).

Pada metode tuang, sejumlah sampel dari hasil pengenceran sebanyak 1 ml

dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media yang telah

disterilkan sebanyak 15-20 ml. Kemudian cawan petri digoyang agar media dan

sampel tercampur rata dan biarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel

bakteri tidak hanya pada permukaan media yang kaya oksigen, tetapi ada pula

yang tumbuh didalam media yang tidak begitu banyak mengandung oksigen.

Secara keseluruhan tahap dalam metode cawan tuang (pour plate) ini dijelaskan

pada gambar berikut:

Proses inokulasi bakteri, penuangan media dan penghomogenan larutan

Page 11: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

10

Sementara pada metode lainnya yaitu metode goresan, proses penanaman

bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika

ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-

keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan

menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah bakteri-

bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di

permukaan media saja.

Pertumbuhan bakteri pada metode Spread plate dan Pour plate

Pada gambar di atas dapat anda lihat bahwa pada metode goresan atau spread

plate, bakteri hanya tumbuh pada permukaan media yang digores saja,

sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak

hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media.

Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini,

antara lain:

1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan

lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan

mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan

mikroorganisme di bekas goresan.

Page 12: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

11

2. Sewaktu menggores, jarum ose dibiarkan meluncur diatas permukaan

lempengan. Media agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan

mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah.

3. Jarum ose harus dipijarkan kembali setelah menggores suatu daerah, hal

ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata

jarum ose dan mencegah kontaminasi pada penggoresan berikutnya.

4. Menggunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya

terhindar dari kontaminasi.

5. Membalikkan lempengan media agar untuk mencegah air kondensasi

jatuh diatas pemukaan media.

Ada beberapa teknik penggesekan, yaitu:

1. Goresan T

Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar

cawan petri.

Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.

Panaskan mata jarum ose dan biarkan dingin kembali.

Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan penggoresan pada

daerah II

Ulangi prosedur diatas untuk melakukan penggoresan untuk daerah III

Goresan T kuadran 3

2. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar

dibagi

menjadi 4

Page 13: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

12

Goresan T kuadran 4

3. Goresan Radian

Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.

Pijarkan mata jarum ose dan dinginkan kembali

Putar lempengan agar 90 derajat dan buat goresan terputus diatas goresan

sebelumnya

4. Goresan Sinambung

Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan

lempengan agar

Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 derajat, gunakan sisi mata ose

yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

Goresan Sinambung

Perhitungan Koloni Bakteri

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut

“Standard Plate Count” yang menjelaskam cara menghitung koloni pada cawan

serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu

contoh. Cara menghitung koloni pada cawan harus memperhatikan hal-hal

berikut ini :

Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni

antara 25 sampai 250.

Page 14: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

13

Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu

kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat

dihitung sebagai satu koloni.

Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat seperti suatu garis tebal

dihitung sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan sebagai Standard Plate Count (SPC) harus

mengikuti peraturan sebagai berikut (SNI 01-2897-1992):

Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah

koloni antara 25-250 koloni.

Contoh:

Jumlah koloni rata-rata jumlahkedua cawan yang memenuhi syarat dikalikan

dengan faktor pengencerannya.

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (150 x 1/10-2) + (25 x 1/10-3) =(150 x 102) + (25 x 103)

2 2

= 15.000 + 25.000 =20.000

2

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 20.000 cfu/ml

Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni ≤25 atau

≥250 maka hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian dikalikan dengan

faktor pengencerannya .

Contoh :

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-Rata

Pengenceran Cawan I Cawan II Keterangan

10-2

150

350

Yang memenuhi syarat perhitungan adalah cawan 1

10-3

20

35

Yang memenuhi syarat perhitungan adalah cawan II

Page 15: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

14

10-2 200 300 =(200 + 300) x 10-2

2

= 250 x 10-2

10-3 15 25 = (15 + 25) x 10-3

2

= 20 x 10-3

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (250 x 1/10-2) + (20 x 1/10-3) = (250 x 102) + (20 x 103)

2 2

= 25.000 + 20.000

2

= 22.500

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 22.500 cfu/ml

Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan

menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 hitunglah jumlah koloni dari

masing-masing tingkat pengenceran, dikalikan dengan faktor

pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran

tersebut.

Contoh:

Pengenceran Cawan I Cawan II Jumlah Koloni Rata-rata

10-2 215

225

= (215 + 225) x 10-2

2

= 220 x 10-2

10-3 55

45

= (55 + 45) x 10-3

2

= 50 x 10-3

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (220 x 1/10-2) + (50 x 1/10-3) = (220 x 102) + (50 x 103)

2 2

= 22.000 + 50.000

2

= 36.000

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 36.000 cfu/ml

Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi

diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah koloni rata-rata

pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran yang lebih

rendah.

Page 16: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

15

Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total Plate Count

dinyatakan sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran terendah.

Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250, dipilih cawan dari

tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa bagian

atau sector (2,4, atau 8) dan dihitung jumlah koloni dari satu sektor

Selanjutnya ,Total Plate Count didapatkan dari hasil jumlah koloni dikalikan

dengan jumlah sektor, kemudian dihitung rata-rata dari kedua cawan dan

dikalikan dengan faktor pengenceran .

Contoh: Jumlah sektor : 4

Pengenceran Cawan I

Cawan II

Jumlah Koloni

Rata-rata

10-2

Jumlah koloni

100 x 4= 400

Jumlah koloni

150 x 4 = 600

500 x 102

10-3

Jumlah koloni

175 x 4 = 700

Jumlah koloni

200 x 4 = 800

750 x 103

Perhitungan Total Plate Count adalah :

= (500 x 1/10-2) + (750 x 1/10-3) = (500 x 102) + (750 x 103)

2 2

= 50.000 + 750.000

Page 17: TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN - …sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017...Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar

16

2

= 400.000 = 40 x 104

Maka jumlah koloni dalam 1 ml adalah 40 x 104cfu/ml

Cara Menghitung dan Membulatkan Angka

Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan hanya 2 angka

penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua. Pembulatan

angka keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih

tinggi jika angka ketika adalah 6,7,8,atau 9. Gunakanlah angka 0 pada masing-

masing angka pada digit berikutnya. Pembulatan angka kebawah bila angka

ketiga adalah 1,2,3, atau 4. Bila angka ketiga adalah angka 5, maka bulatkanlah

keatas jika angka kedua merupakan bilangan ganjil atau bulatkan kebawah bila

angka kedua merupakan bilangan genap.