pembesaran kelenjar tiroid ec kekurangan iodium - part 1

Upload: kevin-mitnick

Post on 01-Mar-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisikan tentang Kelenjar tiroid yang membesar akibat dari kekurang yodium.

TRANSCRIPT

Part 1Pembesaran Kelenjar Tiroid ec Kekurangan IodiumDAFTAR ISIDaftar Isi1BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang2B. Rumusan Masalah2C. Tujuan Penulisan 3BAB II PEMBAHASANA. Struktur Kelenjar Tiroid 4B. Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid6C. Fungsi Hormon Tiroid Dalam Jaringan10D. Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid15E. Metabolisme Energi 17F. Kelainan Hormon Tiroid28BAB III PENUTUPA. Kesimpulan34Daftar Pustaka35

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenulisan makalah ini dilatarbelakangi skenario 2, yaitu keluhan leher membesar pada bagian depan, wajah sembab.Jabaran skenario :Seorang wanita, usia 48 tahun tinggal di daerah pegunungan datang berobat ke dokter Puskesmas dengan keluhan leher membesar pada bagian depan, wajah sembab. Hal ini dirasakan sejak 2 bulan terakhir. Selama ini ia merasa tidak nyaman dengan cuaca dingin pegunungan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD 120/70 mmHg, Nadi 70x/menit, suhu 36,50 C, RR 12x/menit.

B. Perumusan MasalahDari latar belakang skenario diatas, rumusan masalah diatas yang menjadi masalah utama dalam skenario adalah seorang wanita usia 48 tahun dengan keluhan leher membesar pada bagian depan, wajah sembab dan tinggal di pegunungan.Hipotesa :Orang yang tinggal di pegunungan mengalami gangguan pada kelenjar tiroid akibat kekurangan yodium dan cuaca dingin.

C. Tujuan PenulisanDengan adanya suatu perumusan masalah tersebut, mahasiswa diharapkan mampu untuk :1. Menjelaskan mengenai struktur kelenjar tiroid dari segi makroskopik dan mikroskopik.2. Menjelaskan mengenai mekanisme hormon tiroid.3. Menjelaskan mengenai metabolisme energi.4. Menjelaskan mengenai kelainan pada fungsi tiroid.

BAB IIPEMBAHASANA. Struktur Kelenjar TiroidDalam Struktur Glandula Tiroid Terdapat 2 struktur yaitu :-) Struktur Makro-) Struktur Mikro

I) Struktur Makro

Kelenjar tiroid Terletak di depan leher dan dibelakang m. strenohyoid dan m. sternothyroid pada setinggi C5-T1 pada vertebra. Terdiri daripada lobus utama yang terletak kiri dan kanan anterolateral pada larynx dan trakea. Terdapat istmus yang menghubungkan kedua lobus yang terletak setinggi cincin trakea kedua dan ketiga.Kelenjar ini diselaputi oleh kapsula fibrosa . Darah dialirkan ke dalam kelenjar ini oleh sepasang a. tiroidea superior dan inferior. Terdapat hampir 10% orang mempunyai a. tiriod ima yang merupakan percabangan daripada trunkus brachiocephalica. Vena yang menjadi pembuluh darah balik kelenjar ini ialah v. tiroidea superior, v. tiroidea media dan v.tiroidea inferior. V. tiroidea superior dan media bermuara ke v. jugularis interna manakala yang inferior bermuara ke v. anonyma.Duktus limfatikus kelenjar ini pula ialah noduli limfatisi prelaryngeal, pretracheal, dan para trakeal yang bermuara ke dalam duktus limfatisi inferior profudus.Persarafan kelenjar ini ialah ganglia simpatik cervicalis superior, medius dan inferior. Saraf-saraf ini sampai ke kelenjar melalui plexus tiroidea periarterial inferior, superior dan cardiaci.II) Struktur MikroGlandula thyreoidea mempunyai banyak folikel yang besarnya tidak seragam. Dalam folikel terdapat substansi koloid yang pada sajian tampak berwarna merah homogen. Folikel dibatasi oleh epitel selapis kubis tinggi atau rendah sampai gepeng tergantung pada aktifitas kelenjar. Bila folikel aktif, epitelnya tinggi dan tepian substansi koloid yang berbatasan dengan epitel folikel tidak rata. Pada folikel yang tidak aktif, epitelnya gepeng dan substansi koloidnya memenuhi folikel.Kadang ditemukan sel parafolikular (clear cell) yang terletak di antara sel epitel folikel atau di dalam jaringan antarfolikel. Sel ini lebih besar dari sel epitel folikel dan tampak lebih terang. Dalam jaringan ikat antarfolikel banyak terdapat pembuluh darah yang merupakan ciri khas kelenjar endokrin.Glandula paratiroid. Pada sajian kelenjar tiroid juga terdapat kelenjar paratiroid. Ikutilah tepi sajian dengan pembesaran kecil, pada suatu tempat akan terlihat kelenjar paratiroid, yang sepintas mirip limfonodus, karena kelenjar ini terdiri atas sel-sel yang kurang lebih seragam besarnya. Dengan pembesaran yang lebih kuat terlihat kelompokan sel-sel yang terutama terdiri atas sel prinsipal, selnya kecil dengan inti relatif besar. Di antara kelompokan sel principal terdapat satu atau sekelompok sel yang lebih besar dengan inti relatif lebih kecil disebut sel oksifil. Sitoplasma sel ini biasanya mempunyai granula merah atau terlihat homogen berwarna kemerahan.Di antara kelompokan sel juga terdapat banyak pembuluh darah. Kapsula jaringan ikat pembungkus kelenjar tiroid bersatu dengan kapsula kelenjar paratiroid, namun pada umumnya kapsula itu tidak begitu jelas1-3.

B. Pembentukan dan Sekresi Hormon TiroidKira-kira 93 persen hormon-hormon aktif metabolisme yang disekresikan oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin dan 7 persen adalah triiiodotrionin. Akan tetapi, hampir semua tiroksin akhirnya akan diubah menjadi triiodotironin di dalam jaringan, sehingga secara fungsional keduannya penting. Secara kualitatif, fungsi kedua hormon sama, tetapi keduanya berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerjanya. Triiodotironin kira-kira empat kali lebih kuat daripada tiroksin, namun jumlahnya di dalam darah jauh lebih singkat daripada tiroksin. Kebutuhan iodium untuk pembentukan tiroksin Untuk membentuk jumlah normal tiroksin, setiap tahunnya dibutuhkan kira-kira 1 mg/minggu. Agar tidak terjadi defisiensi iodium, garam dapur yang umum dipakai diiodisasi dengan kira-kira 1 bagian natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.Iodida yang ditelan secara oral akan diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam darah dengan pola yang kira-kira mirip dengan klorida. Biasanya, sebagian besar dari iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan dipergunakan untuk sintesis hormon tiroid. Pompa iodida ( Penjeratan [trapping] iodida )Tahap pertama pembentukan hormon tiroid, pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke bagian dalam sel. Kemampuan ini disebut penjeratan iodida (iodide trapping). Pada kelenjar tiroid yang normal, pompo iodida dapat memekatkan kira-kira 30 kali dari konsentrasinya di dalam darah. Bila kelenjar tiroid menjadi sangat aktif, maka rasio konsentrasi tadi dapat meningkat sampai 250 kali dari nilai tersebut.Tiroglobulin dan Proses Kimia Pembentukan Tiroksin dan Triiodotironin Pembentukan dan sekresi tiroglobulin oleh sel-sel tiroid. Sel-sel kelenjar tiroid merupakan sel kelenjar khas yang menyekresi protein. Retikulum endoplasma dan alat Golgi mensintesis dan menyekresi molekul glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin dengan berat molekul 335.000 ke dalam folikel.Setiap molekul tiroglobulin mengandung 70 asam amino tirosin, dan tiroglobulin merupakan substrat utama yang bergabung dengan iodida untuk membentuk hormon tiroid, yang terbentuk di dalam molekul tiroglobulin. Hormon tiroksin dan triiodotironin dibentuk dari asam amino tirosin, yang merupakan sisa bagian dari molekul tiroglobulin selama sintesis hormon tiroid dan bahkan sesudahnya sebagai hormon yang disimpan di dalam koloid folikular.Selain mensekresi tiroglobulin, didalam sel-sel kelenjar juga mempersiapkan iodium, enzim, dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk sintesis hormon tiroid.Oksidasi Ion iodida. Tahap pertama yang penting dalam pembentukan hormon tiroid adalah perubahan iodida menjadi bentuk iodium yang teroksidasi, baik iodium awal atau I3-, yang selanjutnya mampu langsung berikatan dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi iodium ini ditingkatkan oleh enzim peroksidase dan penyertanya hidrogen peroksidase, yang menyediakan suatu sistem yang kuat yang mampu mengoksidasi iodida. Enzim peroksidase terletak di bagian apikal membran sel atau melekat pada membran sel, sehingga menempatkan iodium yang teroksidasi tadi didalam sel tepat pada tempat molekul tiroglobulin mula-mula dikeluarkan dari alat Golgi dan kemudian melalui membran masuk ke dalam koloid penyimpanan. Bila sistem peroksidase ini terhambat, atau secara herediter tidak terdapat di dalam sel, maka kecepatan pembentukan hormon tiroid turun sampai nol.Proses iodinasi tirosin dan pembentukan hormon tiroid proses organifikasi tiroglobulin. Pengikatan iodium dengan molekul tiroglobulin disebut organifikasi tiroglobulin. Bahkan sewaktu masih dalam bentuk molekul, iodium yang sudah teroksidasi itu akan berikatan langsung tetapi secara lambat dengan asam amino tirosin, tetapi di dalam sel-sel tiroid, iodium yang teroksidasi itu berasosiasi dengan enzim iodinase sehingga proses di atas dapat berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit. Oleh karena itu, dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan pelepasan molekul tiroglobulin dari alat Golgi, atau seperti waktu disekresikan melalui bagian apikal membran sel ke dalam folikel, iodium akan berikatan dengan kira-kira seperenam bagian dari asam aminotirosin yang ada di dalam molekul tiroglobulin. Tirosin mula-mula diiodisasi menjadi monoiodotirosin dan selanjutnya diiodotirosin, kemudian beberapa menit semakin banyak sisa diiodotirosin yang saling bergandengan (coupling) satu sama lainnya. Hasil dari reaksi penggandengan ini adalah terbentuknya molekul tiroksin yang tetap merupakan bagian dari molekul tiroglobulin. Sesudah disintesis, hormon tiroid akan memulai perjalanannya, setiap molekul tiroglobulin mengandung 1 sampai 3 molekul tiroksin, dan rata-rata terdapat 1 molekul triiodotironin untuk setiap 14 molekul tiroksin. Dalam bentuk ini, hormon tiroid disimpan di dalam folikel dalam jumlah yang cukup untuk mensuplai tubuh dengan kebutuhan tubuh yang normal terhadap hormon tiroid selama 2 sampai 3 bulan. Oleh karena itu, seluruh jumlah yang disimpan itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan normal tubuh untuk satu sampai tiga bulan lamanya. Oleh karena itu, bila disintesis hormon tiroid itu berhenti, efek akibat defisiensi hormon tersebut belum tampak untuk beberapa bulan.Pelepasan Tiroksin dan Triiodotironin dari kelenjar tiroid. Tiroglobulin sendiri tidak dilepaskan ke dalam darah yang bersirkulasi dalam jumlah yang bermakna, malahan pada mulanya tiroksin dan triiodotironin dipecah dari molekul tiroglobulin., dan selanjutnya hormon bebas ini dilepaskan. Proses ini berlangsung sebagai berikut ; permukaan apikal sel-sel tiroid menjulurkan pseudopodia mengelilingi sebagian kecil koloid sehingga terbentuk vesikel pinositik yang masuk ke bagian apeks dari sel-sel tiroid . kemudian lisosom segera bergabung dengan vesikel-vesikel digestif yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang berasal dari lisosom yang sudah bercampur dengan bahan koloid tadi. Proteinase yang ada di antara enzim-enzim ini akan mencernakan molekul-molekul tiroglobulin dan akan melepaskan tiroksin dan triiodotironin, yang selanjutnya akan berdifusi melewati bagian basal dari sel-sel tiroid ke pembuluh-pembuluh kapiler di sekelilingnya. Jadi, dengan demikian hormon tiroid dilepaskan ke dalam darah. Kira-kira tiga perempat dari tirosin yang telah diiodinasi di dalam tiroglobulin tidak akan pernah menjadi hormon tiroid tetapi akan tetap sebagai monoiodotirosin atau diiodotirosin. Selama terjadinya proses pencernaan molekul-molekul tiroglobulin untuk melepaskan tiroksin dan triiodotironin, tirosin yang sudah mengalami iodinasi ini juga dilepaskan dari sel-sel tiroid. Akan tetapi, tirosin tidak disekresikan ke dalam darah. Sebaliknya dengan bantuan enzim deiodinase, iodium dilepaskan dari tirosin sehingga akhirnya membuat semua iodium ini cukup tersedia didalam kelenjar kembali untuk membentuk hormon tiroid tambahan. Pada kelainan kongenital yang tidak memiliki enzim deiodinase, penderita seringkali mengalami defisiensi iodium akibat gagalnya proses pembentukan kembali tersebut.Kira-kira 93 persen dari hormon tiroid yang dilepaskan oleh kelenjar tiroid biasanya adalah tiroksin dan hanya 7 persen adalah triiodotironin. Akan tetapi, selama beberapa hari berikutnya, sebagian besar tiroksin secara perlahan dideiodinasi untuk membentuk triiodotironin tambahan. Oleh karena itu, hormon yang akhirnya di angkat dan dipergunakan oleh jaringan terutama adalah triiodotironin, dengan jumlah total kira-kira 35 mikrogram triiodotironin per hari. C. Fungsi Hormon Tiroid dalam JaringanEfek yang umum dari hormon tiroid adalah untuk menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein, protein struktural, protein transpor, dan zat lainnya akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya ini adalah peningkatan menyeluruh aktivitas funsional di dalam tubuh.Jenis-jenis peningkatan aktivitas metabolik selular yang penting ;Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh atau sebagian besar jaringan tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali, maka kecepatan metabolisme basal meningkat sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas nilai normal. Kecepatan penggunaan makanan sebagai energi juga sangat meningkat. Walaupun kecepatan sintesis protein pada saat itu juga meningkat, pada saat yang sama kecepatan katabolisme protein juga meningkat. Pada orang muda kecepatan pertumbuhan sangat dipercepat. Proses mental menjadi tereksitasi, dan aktivitas banyak kelenjar endokrin lainnya seringkali juga meningkat. Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein. Salah satu fungsi tiroksin yang utama adalah meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria, dan selanjutnya tiroid meningkatkan kecepatan pembentukan ATP untuk membangkitkan fungsi selular. Akan tetapi, peningkatan jumlah dan aktivitas mitokondria dapat merupakan hasil dari peningkatan aktivtas sel juga penyebabnya. Efek hormon tiroid dalam meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran sel. Salah satu enzim yang meningkat sebagai respons terhadap hormon tiroid adalah Na,K-ATPase. Na,K-ATPase ini selanjutnya meningkatkan kecepatan transpor baik natrium maupun kalium melaluimembran sel dari beberapa jaringan. Karena proses ini mempergunakan energi dan meningkatkan jumlah panas yang dibentuk didalam tubuh, telah diduga bahwa proses ini mungkin meruapakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan metabolisme tubuh oleh hormon tiroid. Sesungguhnya hormon tiroid juga menyebabkan membran sel dari sebgaian besar sel menjadi mudah dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan pompa natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan pembentukan panas.