pembangunan karakter bangsa (bagian kedua)

Click here to load reader

Upload: muslimin-b-putra

Post on 28-May-2015

3.206 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Materi Kuliah Mahasiswa STIA Paris Makassar pada hari Ahad, 03 Juni 2012

TRANSCRIPT

  • 1. Pembangunan Karakter BangsaMelalui Agama (Bagian Kedua) Muslimin B Putra Dosen STIA Paris Makassar

2. Pengantar Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional(Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 dengan tegasmencantumkan aspek akhlak mulia sebagaitujuan penting dari sistem pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan peserta didik yangberakhlak mulia, dibutuhkan metodepembelajaran yang menonjolkan kecerdasanemosional (emotional intelligence) sebagai unsurpenting pembentukan karakter. Kecerdasan emosional dibangun berdasarkanpendidikan agama baik disekolah maupun diluarsekolah. 3. Pengantar Metode pembelajaran yang menonjolkanPenghafalan adalah bentuk kemampuan berpikirtingkat rendah (low cognitive skills) yang kurangberkorelasi positif pada pembentukan karakterpeserta didik. Metode penghafalan sebagai bentukpembelajaran memang dapat meningkatkankemampuan intelektual (Intelectual Quotient -IQ). Tetapi kecerdasan dengan IQ yang tinggi tidakserta merta menjadi faktor penentu keberhasilanpembentukan karakter. 4. Pengantar Daniel Goleman (1995) pernah melakukanpenelitian dengan hasil sekitar 80 persenkeberhasilan seseorang dari faktor KecerdasanEmosional (EI) sedang sisanya 20 persen berasaldari faktor Kecerdasan Intelektual (IQ). Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena seseorangyang memiliki Kecerdasan Emosional memilikikemampuan menerima, mengenal dan mengelolaemosinya. Dengan demikian, Kecerdasan Emosional (EI)dibangun dari karakter dan akhlak seseorangyang disebut Soft Skills sedang KecerdasanIntelektual (IQ) disebut Hard Skills (KompetensiTeknikal). 5. Pengantar Individu-individu yang memiliki kecerdasanemosional inilah yang seharusnya memegangperan dalam dunia pendidikan dan dunia politikagar dapat membentuk peradaban dan karaktersuatu bangsa. Maka tidak salah bila aspek pembangunankarakter bangsa tersirat dalam tujuan pendidikannasional yang memiliki akhlak mulia. 6. Melalui Agama Dalam agama Islam, aspek pembangunankarakter manusia memiliki peran strategis. Dalam sebuah hadist disebutkan Sesungguhnyaaku (Muhammad) ini diutus ke dunia semata-mata demi menyempurnakan Akhlak umatmanusia. 7. Melalui Agama Pembangunan karakter melalui agamadicontohkan sendiri oleh Nabi Muhammad Sawmelalui perilakunya sehari-hari seperti dapatdipercaya, menjaga amanah, membantu sesamamanusia dalam kebaikan, menghindari pertikaiandan mendorong jalan musyawarah dan jugamenjaga kelestarian alam. Akhlak dibentuk dari dasar Syariah dan Akidah. 8. Melalui Agama Quraish Shihab mengatakan bahwa karakterterpuji merupakan hasil internalisasi nilai-nilaiagama dan moral pada diri seseorang yangditandai oleh sikap dan perilaku positif sehinggaberkaitan erat dengan kalbu. Bisa saja seseorang memiliki pengetahuan yangdalam tetapi tidak memiliki karakter terpuji atausebaliknya amat terbatas pengetahuannyanamun memiliki karakter amat terpuji. 9. Melalui Agama Ilmu tidak mampu menciptakan akhlak atau imanmelainkan dengan mengasuh kalbu sambilmengasah nalar yang memperkukuh karakterseseorang. Sesungguhnya dalam diri manusia ada suatugumpalan, kalau ia baik, baiklah seluruh(kegiatan) jasad dan kalau buruk, buruk pulaseluruh (kegiatan jasad). Gumpalan itu adalahhati. 10. Melalui Agama Nilai-nilai yang dihayati membentukkarakter, maka nilai-nilai yang dihayati seseorangatau satu bangsa dapat diukur melaluikarakternya. Perubahan yang terjadi pada karakter, bisa jadikarena perubahan nilai yang dianut atas dasarkesadaran mereka, dan bisa juga karenaterperdaya atau lupa oleh satu dan lain sebab. Dari sini diperlukan nation and characterbuilding. 11. Melalui Agama Membangun kembali karakter bangsamengandung arti upaya untuk memperkuatingatan kita tentang nilai-nilai luhur yang telahkita sepakati bersama dan yang menjadilandasan pembentukan bangsa, - dalam hal iniadalah Pancasila, disamping membuka diri untukmenerima nilai-nilai baru yang tidak bertentangandengan prinsip-prinsip dasar pandanganbangsa. Inilah yang dapat menjamin keuntuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia, serta kelestarianPancasila sebagai falsafah dan pandangan hidupbangsa. 12. Melalui Agama Semakin matang dan dewasa satu masyarakat,semakin mantap pula pengejewantahan nilai-nilaiyang mereka anut dalam kehidupan mereka. Masyarakat yang belum dewasa, adalah yangbelum berhasil dalam pengejewantahannya danmasyarakat yang sakit adalah yang mengabaikannilai-nilai tersebut. 13. Pembentukan Karakter Pembentukan karakter bangsa harus bermuladari individu anggota-anggota masyarakatbangsa, karena masyarakat adalah kumpulanindividu yang hidup di satu tempat dengan nilai-nilai yang merekat mereka. Masyarakat adalah kumpulan sekian banyakindividu yang terbentuk berdasar tujuan yanghendak mereka capai. Ini karena setiap individulahir dalam keadaan hampa budaya, lalumasyarakatnya yang membentuk budaya dannilai-nilainya, yang lahir dari pilihandan kesepakatan mereka . 14. Pembentukan Karakter Membentuk karakter individu bermula daripemahaman tentang diri sebagai manusia,potensi positif dan negatifnya serta tujuankehadirannya di pentas bumi ini. Selanjutnya karena masyarakat Indonesia adalahmasyarakat religius, ber-Ketuhanan Yang MahaEsa, maka tentu saja pemahaman tentangtentang hal-hal tersebut harus bersumber dariTuhan Yang Maha Esa / ajaran agama. 15. Pembentukan Karakter Untuk mewujudkan karakter yang dikehendakidiperlukan lingkungan yang kondusif, pelatihandan pembiasaan, presepsi terhadap pengalamanhidup dan lain-lain. Disisi lain katrakter yang baik harus terus diasahdan diasuh, karena ia adalah proses pendakiantanpa akhir. Dalam bahasa agamapenganugerahan hidayat Tuhan tidakterbatas, sebagaimana tidak bertepinya samudrailmu Tuhan menambah hidayatnya bagi orangyang telah memperoleh hidayat dan Tuhanpunmemerintahkan manusia pilihannya untuk terusmemohon tambahan pengetahuan. 16. SEKIAN dan Terima kasih