pembahasan seminar neuro psikiatri 2013 mei
TRANSCRIPT
Neurologi
135. Stroke
Stroke berdasarkan penyebab dibagi menjadi:• Stroke Hemoragik
– Perdarahan Intraserebral (ICH)• Riwayat hipertensi lama
– Perdarahan Sub Arachnoid (SAH)• Perdarahan dari aneurisma/ AVM
• Stroke Non hemoragik (iskemik)• Oleh karena Arteriosklerosis dan sering dikaitkan dengan: DM,
hiperkolesterol, asam urat, hiperagregasi trombosit
• Emboli– Penyakit di Carotis/ Atrial Fibrilasi trombus lepas
tromboemboli otak
MEMBEDAKAN SH DAN SNH: CT SCAN!
Stroke hemoragik: Peningkatan TIK terjadi cepatStroke Iskemik : Peningkatan TIK terjadi +48 jam pasca serangan atau
KOMPLIKASI YANG Paling BERBAHAYA dan DAPAT di cegah dlm stroke:PENINGKATAN TIK
Tanda dan GejalaPerburukan klinis:•Drowsiness•Pupil dilatasi•Refleks Babinski sesisi dengan lesi stroke
Manajemen Edem Serebri pada Stroke Iskemik
• Hiperventilasi– Target hipokapnia PCO2 30-35mmHg
• Salin Hipertonis– MANNITOL 0.25-0.5 g/kg IV dalam 20 menit
dapat diberikan setiap 6 jam; Dosis max 2g/kg• Diuretik Osmotik• Intraventricular drainage of CSF• Bedah Dekompresi
136. Perdarahan Intra Kranial• Brain hematoma: a collection of
blood within brain tisuue• Type:
– Subdural hematoma: blood collection between brain and dura
– Epidural hematoma: blood collection between dura and the skull
– Subarachnoid Hemorrhage: beneath the arachnoid membrane
– Intracerebral hematoma: blood collection within the brain
Hematom Epidural Hematom subdural Hematom subarakhnoid
•Lucid interval•Kesadaran makin menurun•Late hemiparesis kontralateral lesi•Pupil anisokor•Babinsky (+) kontralateral lesi•Fraktur daerah temporal
*akibat pecah a. meningea media
• akut: interval lucid 0-5 hari•Subakut: interval lucid 5 hari-beberapa minggu•Kronik : interval lucid > 3 bulan•Gejala: sakit kepala disertai /tidak disertai penurunan kesadaran
*akibat robekan bridging vein
• kaku kuduk•Nyeri kepala•Bisa didapati gangguan kesadaran
Hematom epidural:70% terjadi di regio temporal atau parietal, 10% di fossa posterior
Epidural hematom Subarachnoid hematom
Subdural hematomIntracerebral hemmorhage
137. Carpal Tunnel Syndrome• Mononeuropati merupakan
kerusakan saraf diluar susunan saraf pusat (neuropati perifer
• Kerusakan terjadi pada SATU saraf atau kelompok saraf
• Disebabkan oleh: trauma/ jejas atau kelainan sistemik
• Penekanan/pembengkakan/jejas yang lama mononeuropati
• Jenis jenis mononeuropati– Axillary nerve dysfunction– Common peroneal nerve
dysfunction– Carpal tunnel syndrome (median
nerve dysfunction)– Cranial mononeuropathy III
(compression type dan diabetic type)
– Cranial mononeuropathy VI– Cranial mononeuropathy VII (facial
paralysis)– Femoral nerve dysfunction– Sciatic nerve dysfunction (sciatica)– Ulnar nerve dysfunction (cubital
tunnel syndromeGejala: sensori mengilang, paralisis, parastesia, nyeri, sensasi abnormal, kelemahan
• N. Medianus• Lokasi: telapak tangan, ibu jari, telunjuk, jari tengah,
dan setengah jari manis• Usia 30-60• Perempuan> laki-laki• Penyebab: Gerakan repetisi pada tangan dan
pergelangan tangan• Faktor Risiko lain: alcohol abuse , fraktur dan artritis
di pergelangan tangan, tumor atau kista di pergelangan tangan, infeksi,obesitas, RA, kehamilan, menopause
• Pemeriksaan Fisik:– Numbness– Weak hand grip– Tinel’s Sign (+)– Phalens Tes (+)
• Pemeriksaann penunjang– EMG, nerve conduction velocity, X ray
pergelangan tangan
Carpal Tunnel Syndrome
Erb’s Palsy Kelumpuhan pada lengan karena trauma pada saraf utama lengan atas (C5-C6). Penyebab biasanya karena trauma saat persalinan. Gejala: anesthesia, paralisis,dan atrofi di deltoid, biceps, dan otot brakialis the arm hangs by the side and is rotated medially; the forearm is extended and pronated. The arm cannot be raised from the side; all power of flexion of the elbow is lost, as is also supination of the forearm"
Todd’s Paralysis Kelemahan fokal pada bagian tubuh setelah kejang. Biasa terjadi pada pasien epilepsi. Paralisis dapat terjadi parsial atau komplit, tapi biasanya terjadi hanya pada satu sisi tubuh dan berlangsung selama satu jam hingga 36 jam pasca kejang. Todd’s paralysis juga mengganggu penglihatan dan speech.
Klumpke Palsy Kelumpuhan sebagian dari cabang plexus brachialis (jaringan saraf yang mempersarafi ekstremitas atas) kelumpuhan C8 dan T1. Biasanya disebabkan karena trauma saat persalinan pada distosia bahu.. Gejala: Claw Hand, paralisis otot intrinsik tangan, paresthesia di sepanjang nervus ulnaris, sindrom Horner, ptosis miosis "Klumpke the monkey hung from a tree"
Saturday Night Palsy/Radial neuropathy
Mononeuropai karena kompresi n. radialis. Paling sering terjadi ketika pasien tertidur dengan tangan terhimpit sehingga menekan n radialis.Sifatnya temporer. Gejala: wrist drop, paresthesia pada punggung tangan dan pergelangan tangan, dan tidak dapat meluruskan jari-jari, tidak mampu ekstensi dari lengan bawah
138. Cervical Spondylosis• Spondylosis servikalis: kelainan
degeneratif pada tulang leher yg melibatkan struktur diskus, ligamen dan tulang
• Manifestasi klinis:– Nyeri dan kaku pada leher atau nyeri
pada leher pundak dan lengan atas (brachialgia) yang bersifat tajam dan penjalaran nyeri dicetuskan oleh pergerakan,unilateral/asimetris
– Anesthesia dan paresthesia pada tangan
– Spastic leg weakness with Babinski Signs, unsteadiness of gait, Romberg (+)
Biasa terjadi pada pasien usia diatas 50 tahun
Lhermitte sign: sensasi elektrik dari punggung menjalar ke eksremitas yang di cetuskan dengan menekuk kepala ke depan atau ketika pemeriksa menekan the vertebra servikalis posterior saat leher fleksi; hasil yang positif menandakan adanya lesi di koumna dorsalis v. servikalis atau cauda medulla
Lasegue test/ straight leg test: tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat HNP atau tidak yang biasanya terjadi di L5. Positif bila terjadi nyeri skiatik pada sudut 30-70O
Bragard test: Manuver tambahan yang dilakukan bila lasegue test (+). Pemeriksa menurunkan kaki pasien 1 inci dari posisi dimana menimbulkan nyeri kemudian dilaukan dorso fleksi telapak kaki. Tes Bragard dianggap positif bila terdapat nyeri skiatika
Patrick test/ FABER (Flexion, abduction, and external Rotation : test untuk mengevaluasi kelainan di persendiaan panggul dan sakroiliak. Dilakukan apda pasien dengan low back pain
139. Aphasia
• A disorders of language that is neurogenic (caused by brain disease or injury), which involves the symbolic use of sound (i.e language in the meaningful sense of the word)
• Not due to deafness or motor-paralysis, mental retardation, etc
Aphasia
Wernicke’s aphasiaSensory/receptive aphasia• Can’t comprehend, can’t repeat, can
speak spontaneously • Spontaneous speech is however not
normal • Is fluent, but is paraphasic, semantically
paraphasic in particular. In extreme cases, word salad.
• Make a particular type of literal paraphasic errors (neologism – make up new words, predominantly by putting old words together - Jargon aphasia.
• Not always entirely aware that they are not making sense, because their comprehension is impaired.
• Lesion site: left primary projection cortex (Wernicke’s area)
Broca’s aphasiaMotor or expressive aphasia • Speech out-put problems • Output is non-fluent, not only i.t.o.
few words per minute (i.e. less than 60), but also in terms of short phrase length which leaves out connecting words and overemphasises of nouns. This leads to telegramatism.
• Effortful and halting speech. • Lesion site: Just in front of motor area
– Broca’s area: i.e. Posterior part of the inferior frontal convulsion
• Same difficulties usually extend to written language
Summary of Aphasia
Keterangan
Apraxia Disorder of motor planning. Loss of ability to execute or carry out learned purposeful movements. The disorders may be acquired or developmental, but is not caused by incoordination, sensory loss, or failure to comprehend simple commands
Agnosia Loss of ability to recognize objects, persons, sounds, shapes or smell while the spesific sense is not defective nor is there any significant memory loss. Caused by brain injury or any other brain disorders
140. Epilepsi• Seizure: episodes of temporary brain
dysfunction secondary to abnormal electrical activity
• Epilepsy: Two or more unprovoked seizure (having no identifiable acute/proximal cause
• Manifestasi klinisnya tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat
• Seizure terjadi karena– Terdapat populasi neuron-neuron
yang gampang tereksitasi– Peningkatan aktifitas eksitatori
glutaminergik– Penurunan proyeksi inhibitori GABA-
nergik: contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemakaian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)
KLASIFIKASI EPILEPSI
Epilepsi
• Diagnosis:– Pasien didiagnosis
epilepsi jika mengalami serangan kejang berulang
– Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala dilakukan pemeriksaan lain, yaitu:• EEG• CT Scan• MRI• Lain-lain
• Terapi: Obat Antiepilepsi minimal 2 tahun bebas kejang kemudian di tappering-off selama 3-6 bulan
Antiepileptic Drug• The main treatment of epilepsy is
anticonvulsant medication. The drug of choice depens on an accurate diagnosis of the epileptic syndrome.
• Some anticonvulsants (eg, lamotrigine, topiramate, valproic acid, zonisamide) have multiple mechanisms of action, and some (eg, phenytoin, carbamazepine, ethosuximide) have only one known mechanism of action
Type of Drugs and its mechanism:• Blockers of repetitive actiavtion of the
sodium channel: Phenytoin, carbamazepine, oxcarbamazepine, lamotrigine, topiramate
• Enhancer of slow inactivation of the sodum channel: Lacosamide, rufinamide
• GABA –A receptor enhancers: Phenobarbital, benzodiazepines, clobazam
• NMDA receptor blocker: Felbamate• AMPA receptor blocker: Perampanel,
topiramate• T –calcium channel blockers:
ethosuximide, valproate• N and L calcim channel blockers:
Lamotrigine, topiramate, zonisamide, valproate
• H-current modulators: Gabapenting, lamotrigine
• Blockers of uniqe binding sites: Gabapentin, levetiracetam
• Carbonic anhydrase inhibitors: Topiramate, zonisamide
• Neuronal potassium channel (KCNQ [Kv7]) opener: ezogabine
146. Tetanus
• Clostridium tetani• Anaerob, motil Batang
Gram positif gambaran seperti drumstick /racket tenis
• Toxin: Tetanospasmin
Gejala Klinis• Trismus• Spasme di dada, leher, punggung,
otot-otot perut (perut papan)• Opistotonus• Spasme otot pernafasan dispnea• Kontraksi otot terus menerus
tetani fraktur dan robekan otot• Drooling• Keringat berlebihan• Demam• Spasme kaki dan tangan• Iritabilitas• Kesulitan menelan• Inkontinensia uri dan alvi
Tata Laksana• Tujuan terapi
– mengeliminasi sumber toksin– menetralisasi toxin yang tidak
berikatan– mencegah spasme otot– Monitoring pasien dan
memberikan support terutama pada pernapasan
Treatment of Tetanus Disease (WHO)General measure If possible a separate ward should be designated for tetanus patients. In quiet
shaded area and protected from tactile and auditory stimulation as much as possible. All wounds should be cleaned and debrided as indicated
imunotherapy Human TIG 500 unit IM/IV (depends on available preparation ASAP; age appropiate TT-containing vaccine 0.5cc IM at separate sites. (tetanus disease does not induce immunity, patients without a history of primary TT vaccination should received a 2nd dose 1-2 mo after the 1st dose and 3rd dose 6-12 mo later
Antibiotic Metronidazole preferred (500mg/6hr IV or po); Penicillin G (100,000-200,000 IU/kg/day IV, 2-4 x/hari). Other: Tetracyclines, macrolides, clyndamycin, cephalosporin, chlorampgenicol
Muscle Spasm control
Benzodiazepines preferred. Adults: Diazepam IV given in increments 5mg/ lorazepam in 2mg increments, titrating to achiev spasm control without excessive sedation and hypoventilation. Children: 0.1-0.2mg/kg/2-6hr, titrating upward as needed). Oral prep can’t be used. Other : MgSO4, Baclofen, dantrolen, barbiturat, CPZ
Autonomic dysfunction control
MgSO4, morphine
Airway-Respiratory control
Intubation, tracheostomy as needed with or without mechanical ventilation.
Adequate fluids and nutrition
Tetanus spasm result in high metabolic demands and a catabolic state. Nutritional support will enhance chances of survival
142 Trauma Kapitis
• Fraktur Basis Cranii: Fraktur dasar tengkorak yang teridiri dari os temporal, os occipital, os sphenoid, dan os sphenoid
• Fraktur menyebabkan robekan pada meningens sehingga terjadi kebocoran CSF:– Otthorea – Salty taste– Rhinorrhea pada anterior skull base fracture
Fraktur Basis Cranii
• Anterior: bagian superior sphenoid dan ethmoid
• Posterior: occipital, temporal, sebagian sphenoid
• Fraktur os temporal terjadi pada 75% kasus
Gejala dan Tanda• Battle’s sign ekimosis prosesus
mastoid• Raccoon eyes: periorbital ekimosis• CSF Rhinorrhea• Cranial nerve palsy• Perdarahan dari hidung dan telinga• Hemotympanum• Conductive or perceptive deafness,
nystagmus, voitus• Optic nerve entrapment• death
143. HNP• Penyebab utama nyeri
kronik berulang pada punggung bawah dan kaki
• Terjadi terutama pada dekade ke 3 dan ke 4 kehidupan
• Lokasi kelainan:– L5-SI (tersering)– L4-L5– L3-L4– L2-L3– L1-L2
Faktor Risiko:•Usia degeneratif•Life style: sedenteary life style, obesitas, merokok, physically demanding jobs
135. HNP
Gejala Klinis• Nyeri Skiatik: nyeri yang
menjalar dari regio sakroiliaka menjalar ke bokong, paha, dan betis hingga kaki
• Postur spinal yg kaku atau tidak alami
• Parestesia, kelemahan, dan gangguan refleks
Pemeriksaan Fisik dan Modalitas Diagnosis
• Laseque test (+)• Bragard sign (+)• Sicard sign (+)• Fajersztajn sign (+)• Neri Sign (+)• Naffziger sign (+)• Pemeriksaan sensori• Hipotoni otot• MRI
Diagnosis Keterangan
Syringomyelia Kista yang terbentuk di medula spinalis. Kistanya disebut syrinx, dapat membesar dan memanjan, sehingga merusak medula spinalis dan meluas ke luar. Syrinx yang semakin membesar menekan serat-serat saraf dan menimbulkan gejala seperti kelemahan progresif dari tangan dan kaki, kekakuan di punggung, pundah, lengan, kaki, dan nyeri yang berat dan kronik, serta hilangnya fungsi buli.
Multiple sclerosis
Inflamasi apda selubung myelin pada axon di otak dan medula spinalis demyelinisasi dan pembentukan jaringan parut Gejala: dapat berupa gejala neurologis apa saja, terdapat periode perburukan akut dan/atau progresif
144. Trigeminal Neuralgia
• Prosopalgia/ suicide disease/ Fothergill’s disease
• Kelainan neuropatik yang dikarakteristikkan dengan episode nyeri yang intens pada wajah yang berasal dari n. trigeminal
• Tanda dan gejala:• Nyeri pada wajah yang intens (seperti
tersetrum, terbakar, tertekan, terhantam, meledal atau nyeri yg menusuk) dalam hitungan detik, menit, hingga jam
• Nyeri paroksismal• Nyeri dapat spontan atau dicetuskan oleh
aktivitas sehari-hari (makan, berbicara, shaving, sikat gigi). Angin, suara nada tinggi, keributan dapat menperparah nyeri
Terapi:•Lini pertama: carbamazepin•Lini ke-2: baklofen, lamotrigin, fenitoin, gabapentin, pregabalin, sodium valproat•Lainnya:• Low dose amitriptilin• Duloxentine• Opiates: morfin, oxycodon
145. Myasthenia Gravis
• Adalah kelainan neuromuskular autoimun yang menyebabkan kelemahan otot flutuatif dan fatigability
• Terdapat antibodi terhadap reseptor asetilkolin pada pascasinaptik di neuromuscular junction
Myasthenia Gravis
Tanda dan Gejala• Kelemahan dan keletihan otot
skeletal yg fluktuatif, meningkat setelah aktivitas berulang dan membaik dengan istirahat
• Otot yg paling sering terkena: otot-otot kecil otot okular PTOSIS
• Otot wajah kesulitan mengunyah dan menelan, nasal speech, flattened smile
• Otot tungkai timbul di wilayah proksimal seperti diafragma dan ekstensi leher, bersifat asimetrik
Tata Laksana• Antikolinesterase• Thymectomy• Terapi imunosupresif
Kelainan Keterangan
Guillain-Barre syndrome
Poliradikuloneuropati akibat kelainan autoimun dengan target imunnya adalah myelin saraf perifer.Terjadi biasanya post infeksi (ISPA atau diare akibat C. jejuni)
Poliradikuloneuropati
Polineuropati dan poliradikulopati yang muncul bersamaan contohn: Guillain Barre Syndrome.Polineuropati: kelainan neurologis yg melibatkan banyak saraf tidak berfungsi dengan baik secara bersamaanPoliradikulopati: kelainan pada banyak radiks saraf sehingga menimbulkan kelemahan, nyeri radikuler, baal
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Flaccid paralysis: Gejala klinis yang ditandai dengan kelemahan atau kelumpuhan dan penurunan tonus otot tanpa sebab yg jelas (contoh : trauma); AFP adalah paralisis flaksid yang tiba-tiba dan merupakan tanda yg plg sering ditemukan pada poliomielitis
Poliomyelitis Infeksi viral akut dengan transmisi fekal-oral yang menyerang saraf spinal sehingga menimbulkan gejala berupa kelemahan otot dan acute flaccid paralysis
146. Epilepsy
Status epileptikus• Kelainan neurologis yang mengancam jiwa• Otak dalam kondisi kejang persisten• Kejang yang kontinu, tidak beremisi lebih dari 5 menit
atau kejang berulang tanpa kembali sadar antara dua kejang dan lebih dari 5 menit
147. Bell’s Palsy• Paralisis akut pada wajah akibat inflamasi dan
edema dari n. facialis (N VII) di dalam kanalis facialis atau pada foramen stylomastoid
• Penyebab tidak jelas, beberapa dihubungkan dengan herpes virus
Bell’s Palsy
Gejala dan Tanda• Paralisis wajah unilateral• Tidak dapat menutup mata• Hilangnya plika nasolabial• May be loss of taste on
anterior tounge• Nyeri dibelakan telinga• Tearing• Drooling• Hiperakusis• Sag of the eyebrow
Diagnosis• Berdasarkan gejala klinis
dan eksklusi dari kelainan telinga tengah, diabetes, Lyme disease, dan sarkoidosis
Terapi•Kortikosteroid•Analgetik•Air mata buatan•Menutup mata saat malam hari•Massage of the weakend muscles•Terapi lain: teknik relaksasi, akupunktur, stimulasi elektrik, terapi (vitamin B 6, B12, zinc) dll
141. Meningitis• Meningitis: radang pada
selaput otak yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang
• Manifestasi klinis: nyeri kepala, dapat menjalar ke tengkuk dan punggung, Tanda Rangsang Meningeal positif (Kaku Kuduk, Kernig, Brudzinsky 1&2, Laseque)
• Penyebab: Bakteri, Virus, Jamur, TB
• Klasifikasi (berdasarkan perubahan pada cairan otak):– Meningitis serosa: cairan otak
jernih,paling sering disebabkan oleh TB, penyebab lain: virus, toxoplasma gondii, ricketsia
– Meningitis purulenta: cairan mengandung pus, penyebab: diplococcus pneumoniae, neiserria meningitidis, streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, h. influenza, pseudomonas aeruginosa
**meningitis kriptokokus pada pasien non HIV leukosit CSF meningkat dengan predominan limfosit; Pada pasien HIV leukosit biasanya lebih rendah atau dapat normal pemeriksaan tambahan pewarnaan tinta India, kultur
PSIKIATRI
149. Psikopatologi
• Kesadaran dan kognisi• Emosi / Perasaan• Perilaku Motorik• Proses Berpikir• Persepsi / Penginderaan• Pembicaraan dan Kemampuan Berbahasa• Tilikan dan Daya Nilai Sosial
Gangguan Motorik
Keterangan
Flexibilitas cerea
Keadaan sikap tubuh yang sedemikan rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin
Katalepsi Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama. Individu dengan katalepsi dapat berdiri di atas satu kaki selama berjam-jam tanpa bergerak. Merupakan salah satu gejala yg dpt ditemukan apda skizofrenia katatonik
Stupor katatonia
penurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasisebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung. Keadaan ini dapat dijumpai pada skizofrenia katatonik
Furor Katatonia suatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhanmotorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Dapat ditemukan pada skizofrenia katatonik, seringkali silih berganti dengan gejala stupor katatonik.
Akinesia menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangatterbatas, pada keadaan berat menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik
Bradikineasia perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi padaparkinsonisme atau penyakit parkinson. Individu memperlihatkan gerakan yang kaku dan kehilangan respons spontan
150. Delirium• Gangguan pada kesadaran dan perubahan fungsi kognitif global, muncul dalam onset cepat (jam –
hari)• Gejala:
– Gangguan kesadaran:• Penurunan kewaspadaan, berkabut-koma; kemampuan untuk menjaga perhatian
berkurang mudah di distraksi– Gangguan fungsi kognitif
• Short term and recent memory loss. Remote memory preserved. Disorientasi waktu dan tempat. Abnormalitas bahsa seperti meracau, berbicara inkoheren
– Gangguan perseptual dan pikiran• Misinterpretasi-ilusi-halusinasi-delusi
– Abnormalitas psikomotor• Hiper/hipoakti atau terdapat fluktuasi
– Gangguan siklus tidur-bangun• Siklus tidur terbalik (mengantuk pada siang hari dan hiperaktifitas pada malam hari),
mimpi buruk– Gangguan mood
• Depresi,euforia, ansietas, marah, takut, apatis
Sinonim: acute confusional state, acute brain syndrome, metabolic encephalopathy, toxic psychosis, acute brain failure
MEDICAL EMERGENCY!
Terapi Delirium1. Tatalaksana penyebab yg mendasara2. Metode T-A-DA (Tolerate, anticipate,
don’t agitate)3. Medikamentosa:
1. DOC : Haloperidol2. Alternatif: Benzodiazepin (pada
pasien alcohol/benzodiazepine withdrawal atau saat ada kontraindikasi thd antipsikotik
Dementia vs delirium feature dementia delirium
Onset slow Rapid
Duration months to years Hours to week
Attention Preserved Fluctuates
memory Impaired remote memory Impaired recent and immediate memory
speech Word-finding difficulty Incoherent (slow or rapid)
Sleep wake cycle Fragmented sleep Frequent disruption (day-night reversal)
Thoughts Impoverished Disorganized
Awareness Unchanged Reduced
Alertness Usually normal Hypervigilant or reduced vigilance
151. Demensia• Adalah sindrom akibat penyakit otak, bersifat kronik atau
progresif dan terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal multipel), termasuk daya ingat, daya pikir daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan kemampuan menilai
• Kesadaran tidak berkabut• Dapat disertai hendaya fungsi kognitif dan dapat diawali
oleh kemerosotan dalam pengendalian emosi perilaku sosial, atau motivasi
• Terjadi pada: alzheimer, penyakit serebrovaskular, atau kondisi lain yg secara primer/sekunder mengenai otak
Demensia
• F00 Demensia pada penyakit alzheimer• F01 Demensia vaskular• F02 Demensia pada penakit lain YDK• F03 Demensia YTT
152. Sexual DisorderDiagnosis Keterangan
Disfungsi orgasme
Dapat terjadi orgasme yang sangat lambat atau tidak terjadi orgasme sama sekali. Lebih sering terjadi pada wanita
Pedofilia Preferensi seksual pada anak-anak, biasanya prapubertas atau awal masa pubertas
Ekshibisionisme Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk memarken alat kelamin kepada orang asing (biasanya lawan jenis) atau kepada orang banyak di tempat umum tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab
Sadomasokisme Preferensi terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jika individu lebih suka untuk menjadi resipien dari perangsangan maka disebut masokisme, jika sebagai pelaku disebut sadisme
Fetihisme Pengandalan pada benda mati sebagai suatu stimulus yang dapat membangkitkan gairah seksual dan memberikan kepuasan seksual
153. Skizofrenia
• Distorsi pikian dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar atau tumpul
• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian
Diagnosis Gangguan isi pikir, wham, halusinasi
Paranoid Merasa terancam/dikendalikan
Hebefrenik 15-25 tahun, afek tidak wajar, tidak dapat diramalkan, senyum sendiri
Katatonik Stupor, rigid, gaduh, fleksibilitas serea
Skizotipal Perilaku/penampilan aneh, kepercayaan aneh, bersifat magis, pikiran obsesif berulang
Waham menetap Hanya waham
Psikotik akut Gejala psikotik, 2mgg
Skizoafektif Gejala skizofrenia dan afektif bersamaan
Diagnosis Gejala Psikotik Gangguan Afektif
Skizofrenia Ada Durasi singkat
Skizoafektif Ada, dengan atau tanpa gangguan afektif
Hanya ada bila gejala psikotik (+)
Gangguan afektif dengan ciri psikotik
Hanya ada selama gangguan afektif (+). Waham sesuai dengan afeknya. Episode depresif dengan waham bencana dan pasien merasa sebagai penyebab
Ada, walau tanpa gejala psikotik
154.
Postpartum blues• Baby blues/maternity blues• Terjadi dalam 10 hari pertama
setelah persalinan dan dikarakteristikan dengan depresi ringan atau emosi yang labil, ansietas, dan iritabiltas yang mencapai puncak dlm 3- 5 hari
• Dapat sembuh sendiri, hanya membutuhkan reassurance
• 20% dari post partum blues akan berkembang menjadi post-partum depression
Postpartum depression• Terjadi dalam 3 bulan setalah
persalinan dan dapat bertahan selama 3-14 bulan
• Depresi berat 4 minggu setelah persalinan, gejala mirip depresi dengan gejala tambahan:– Preokupasi ansietas mengenai
kesehatan bayi– Penurunan kasih sayang kepada bayi– Fenomena obsesi membahayakan
bayi– Pemikiran untuk membunuh
bayinya sendiri
Episode Depresi
Gejala Keterangan
Gejala Utama Afek depresif; hilang minat dan kegembiraan;mudah lelah dan menurunnya aktifitas
Gejala Lain Konsentrasi menurun; harga diri dan kepercayaan diri berkurang; rasa bersalah dan tidak berguna yang tidak berlasan; merasa masa depan suram & pesimistis; gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; tidur terganggua; perubahan nafsu makan (naik atau turun)
155. Gangguan Somatoform• Ciri utama: • keluhan gejala fisik yang
berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yang menjadi dasar keluhannya
• Terdiri dari:– Gangguan somatisasi– Gangguan somatoform tak
terinci– Gangguan hipokondrik– Disfungsi otonomik
somatoform– Gangguan nyeri
somatoform menetap– Gangguan somatoform
lainnya– Gangguan somatoform YTT
Diagnosis Keterangan
Somatisasi Keluhan fisik yang bermacam-macam, berulang, dan berubah-ubah berlangsung beberapa tahun sebelum datang ke psikiater. Keluhan berupa keluhan gastrointestinal, keluhan perasaan abnormal pada kulit, bercak-bercak pada kulit. Keluhan mengenai seks dan haid juga dpt terjadi
Hipokondriasis Preokupasi yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif
Gangguan Konversi/ disosiatif
Kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan, dan kendali thd gerakan tubuh
Gangguan dismorfik tubuh
Varian dari hiponkondriasis dimana terdapat preokupasi yang menetap bahwa terdapat defek atau anomali fisik ringan dari tubuhnya. Preokupasi menyebabkan distress yg bermakna dan malfungsi pada seseorang
156. Gangguan TidurGangguan Tidur Keterangan
Early Insomnia Kesulitan dalam memulai tidur . Bentuk insomnia tersering
Middle insomnia Sering terbangun saat tidur malam hari
Late insomnia Selalu terbangun lebih cepat dari yang diharapkan
Somnambulisme/ sleepwalking
Suatu keadaan perubahan dari kesadaran, dimana fenomena tidur dan bangun bercampur pada saat sama. Pada periode somnambulisme, individu bangun dari tempat tidur, selama sepertiga awal dari tidur malam, memperlihatkan tk kesadara, eaktifitas dan kemampuan motorik rendah. Kemudia akan kembali dengan tenang ke tempat tidur, baik tanpa mampu dengan bantuan orang lain keesokan garinya: tidak ingat peristiwa
Parasomnia peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur
157. Pemeriksaan psikiatriMental status examination• The mental status
examination is the part of the clinical assesstment that describes the sum total of the examiners observations and impresions of the psychiatric patient at the time of the interview
• The patient’s mental status can change from day to day or hour to hour
158. Gangguan Kepribadian• Gangguan kepribadian khas
adalah berbagai keadaan dan pola perilaku yang secara klinis bermakna dan cenderung menetap dan merupakan ekspresi gaya hidup yang khas dari individu serta cara berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain
• Gangguan kepribadian bukan keadaan sekunder dari gangguan jiwa lain atau penyakit otal
• Jenis-jenis Gangguan Kepribadian– Paranoid– Skizoid– Dissosial– Emosional Tak Stabil– Histrionik– Anankastik– Cemas (menghindar)– Dependen– Lainnya: eksentrik, imatur,
narsistik, pasif agresif, psikoneurotik
Gangguan Kepribadian
Ganggauan Kepribadian Paranoid
• Pola kecurigaan dan kecenderungan pervasif untuk menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap bermusuhan atau penghinaan
Gangguan Kepribadian Skizoid• Kurang mampu untuk
menyatakan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan terhadap orang lain, emosi dingin, afek datar, dan selalu memilih aktivitas yang menyendiri
Gangguan Kepribadian
Keterangan
Histrionik Dramatisasi diri, teatrikal, sugestif, terus menerus mencari perhatian, teralalu mementingkan daya tarik fisik, egosentris, dan manipulatif, afek datar dan labil
Anankastik Perasaan ragu dan hati-hati berlebihan, terpaku pada rincian, jadwal, aturan, perfeksionisme yang menghambat penyesuaian tugas, kaku dan keras kepala
Cemas (menghindar)
Khawatir berlebih terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial, perasaan tegang dan takut yang menetap, merasa rendah diri, menghindari aktivitas sosial dan kontak interpersonal kecuali merasa yakin diterima
Dependen Tidak mampu mengambil keputusan sendiri, membiarkan orang lain mengambilkan sebagian besar keputusam penting bagi dirinya. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain pada siapa ia bergantung, enggan menuntut hak, rasa tidak berdaya bila sendirian, takut ditinggalkan
Emosional Tak Stabil
Tipe Impulsif: didominasi oleh ketidak stabilam emosional dan kekurangan pengendalian impuls Tipe Ambang: emosi tidak stabil,gambaran diri tidak jelas/terganggu
159.Gangguan Stress
F43 Reaksi terhadapt stress berat dan gangguan penyesuaian
F43.0 Reaksi stress akutF43.1 Gangguan stress pasca traumaF43.2 Gangguan penyesuaianF43.8 Reaksi terhadap stress berat
lainnyaF43.9 Reaksi terhadap stress berat YTT
Diagnosis Keterangan
Reaksi stress akut Gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respo terhadap stress fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari
Gangguan penyesuaian
Keadaan stress yang subjektifdan gangguan emosional yang biasanya mengganggu kinerja dan fungsi sosial dan yang timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna atau terhadap peristiwa kehidupan yg penuh stress (< 3 bulan dari stress)
Gangguan Stress pasca trauma (PTSD)
Respon yang berkepanjangan atau tertunda thd kejadian atau situasi yang menimbulkan stress. Muncul dalam kurun waktu 6 bulan pasca trauma.
160. Mekanisme Pertahanan
161. Depresi• Mood yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurang energi menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktiftas. Rasa lelah nyata sudah kerja sedikit saja. Gejala timbul > 2minggu
Gejala Utama Gejala Lainnya
1. Afek depresif2. hilang minat dan
kegembiraan3. mudah lelah dan
menurunnya aktifitas
1. Konsentrasi menurun2. harga diri dan kepercayaan
diri berkurang3. rasa bersalah dan tidak
berguna yang tidak berlasan
4. merasa masa depan suram & pesimistis
5. gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6. tidur terganggu7. perubahan nafsu makan
(naik atau turun)
Depresi• Episode depresif ringan: 2 gejaa utama + 2 gejala lain > 2 minggu
– Tanpa gejala somatik: tidak ada atau hanya sedikit sekali gejala somatik– Dengan gejala somatik: ditemukan 4 atau lebih gejala somatik (jika hanya 2-3
gejala somatik ditemukan tapi luar biasa beratnya maka penggunaan kategori ini dapat dibenarkan)
• Episode depresif sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain, > 2minggu– Tanpa gejala somatik– Dengan gejala somatik
• Episode depresif berat : 3 gejala utama + 4 gejaa lain > 2minggu. Jika gejala amat berat dan awitannya cepat, diagnosis boleh ditegakkan meski kurang < 2minggu
• Episode depresif berat dengan gejala psikotik: episode depresif berat + waham, halusinasi, atau stupor depresif
*gejala somatik: hilang minat atau kesenangan pada kegiatan yg biasa dinikmati, tidak ada reaksi emosional thd lingkungan atau peristiwa yang menyenangkan , bangun pagi lebih awal 2 jam, depresi lebih parah pagi hari, retardasi atau agitasi psikomotor yg nyata, kehilangan nafsu makan, BB menurun (> 5% dr BB bulan terakhir), kehilangan libido
162. Gangguan Konversi
• Adalah Kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan, dan kendali thd gerakan tubuh
• Terdiri dari:– Amnesia disosiatif– Fugue disosiatif– Stupor disosiatif– Gangguan trans dan kesurupan– Gangguan motorik disosiatif– Konvulsi disosiatif– Anestesia dan kehilangan
sensorik disosiatif– Gangguan disosiatif campuran– Gangguan disosiatfif lainnya– Gangguan disosiatif YTT
Gangguan disosiatif (konversi) dari gerakan dan penginderaan
• Terdapat kehilangan atau gangguan dari gerakan atau kehilangan penginderaan (biasanya kulit)
• Pasien mengeluh kelainan fisik tapi tidak ada kelainan fisik yang dapat ditemukan
• Upaya dalam menghindar konflikk yg kurang menyenangkan atau untuk menunjukkan dependensi/ketergantungan atau penolakan secara tak langsung
• Pada beberapa pasien timbulnya gejala biasanya berkaitan erat dengan stress psikologis, pada sebagian lain tidak terlihat ada hub tersebut