pembahasan seminar neuro psikiatri 2013 mei

74
Neurologi

Upload: nafisa-adipati

Post on 09-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Neurologi

Page 2: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

135. Stroke

Stroke berdasarkan penyebab dibagi menjadi:• Stroke Hemoragik

– Perdarahan Intraserebral (ICH)• Riwayat hipertensi lama

– Perdarahan Sub Arachnoid (SAH)• Perdarahan dari aneurisma/ AVM

• Stroke Non hemoragik (iskemik)• Oleh karena Arteriosklerosis dan sering dikaitkan dengan: DM,

hiperkolesterol, asam urat, hiperagregasi trombosit

• Emboli– Penyakit di Carotis/ Atrial Fibrilasi trombus lepas

tromboemboli otak

MEMBEDAKAN SH DAN SNH: CT SCAN!

Page 3: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Stroke hemoragik: Peningkatan TIK terjadi cepatStroke Iskemik : Peningkatan TIK terjadi +48 jam pasca serangan atau

KOMPLIKASI YANG Paling BERBAHAYA dan DAPAT di cegah dlm stroke:PENINGKATAN TIK

Tanda dan GejalaPerburukan klinis:•Drowsiness•Pupil dilatasi•Refleks Babinski sesisi dengan lesi stroke

Page 4: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Manajemen Edem Serebri pada Stroke Iskemik

• Hiperventilasi– Target hipokapnia PCO2 30-35mmHg

• Salin Hipertonis– MANNITOL 0.25-0.5 g/kg IV dalam 20 menit

dapat diberikan setiap 6 jam; Dosis max 2g/kg• Diuretik Osmotik• Intraventricular drainage of CSF• Bedah Dekompresi

Page 5: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

136. Perdarahan Intra Kranial• Brain hematoma: a collection of

blood within brain tisuue• Type:

– Subdural hematoma: blood collection between brain and dura

– Epidural hematoma: blood collection between dura and the skull

– Subarachnoid Hemorrhage: beneath the arachnoid membrane

– Intracerebral hematoma: blood collection within the brain

Page 6: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Hematom Epidural Hematom subdural Hematom subarakhnoid

•Lucid interval•Kesadaran makin menurun•Late hemiparesis kontralateral lesi•Pupil anisokor•Babinsky (+) kontralateral lesi•Fraktur daerah temporal

*akibat pecah a. meningea media

• akut: interval lucid 0-5 hari•Subakut: interval lucid 5 hari-beberapa minggu•Kronik : interval lucid > 3 bulan•Gejala: sakit kepala disertai /tidak disertai penurunan kesadaran

*akibat robekan bridging vein

• kaku kuduk•Nyeri kepala•Bisa didapati gangguan kesadaran

Hematom epidural:70% terjadi di regio temporal atau parietal, 10% di fossa posterior

Page 7: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Epidural hematom Subarachnoid hematom

Subdural hematomIntracerebral hemmorhage

Page 8: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

137. Carpal Tunnel Syndrome• Mononeuropati merupakan

kerusakan saraf diluar susunan saraf pusat (neuropati perifer

• Kerusakan terjadi pada SATU saraf atau kelompok saraf

• Disebabkan oleh: trauma/ jejas atau kelainan sistemik

• Penekanan/pembengkakan/jejas yang lama mononeuropati

• Jenis jenis mononeuropati– Axillary nerve dysfunction– Common peroneal nerve

dysfunction– Carpal tunnel syndrome (median

nerve dysfunction)– Cranial mononeuropathy III

(compression type dan diabetic type)

– Cranial mononeuropathy VI– Cranial mononeuropathy VII (facial

paralysis)– Femoral nerve dysfunction– Sciatic nerve dysfunction (sciatica)– Ulnar nerve dysfunction (cubital

tunnel syndromeGejala: sensori mengilang, paralisis, parastesia, nyeri, sensasi abnormal, kelemahan

Page 9: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

• N. Medianus• Lokasi: telapak tangan, ibu jari, telunjuk, jari tengah,

dan setengah jari manis• Usia 30-60• Perempuan> laki-laki• Penyebab: Gerakan repetisi pada tangan dan

pergelangan tangan• Faktor Risiko lain: alcohol abuse , fraktur dan artritis

di pergelangan tangan, tumor atau kista di pergelangan tangan, infeksi,obesitas, RA, kehamilan, menopause

• Pemeriksaan Fisik:– Numbness– Weak hand grip– Tinel’s Sign (+)– Phalens Tes (+)

• Pemeriksaann penunjang– EMG, nerve conduction velocity, X ray

pergelangan tangan

Carpal Tunnel Syndrome

Page 10: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Erb’s Palsy Kelumpuhan pada lengan karena trauma pada saraf utama lengan atas (C5-C6). Penyebab biasanya karena trauma saat persalinan. Gejala: anesthesia, paralisis,dan atrofi di deltoid, biceps, dan otot brakialis the arm hangs by the side and is rotated medially; the forearm is extended and pronated. The arm cannot be raised from the side; all power of flexion of the elbow is lost, as is also supination of the forearm"

Todd’s Paralysis Kelemahan fokal pada bagian tubuh setelah kejang. Biasa terjadi pada pasien epilepsi. Paralisis dapat terjadi parsial atau komplit, tapi biasanya terjadi hanya pada satu sisi tubuh dan berlangsung selama satu jam hingga 36 jam pasca kejang. Todd’s paralysis juga mengganggu penglihatan dan speech.

Klumpke Palsy Kelumpuhan sebagian dari cabang plexus brachialis (jaringan saraf yang mempersarafi ekstremitas atas) kelumpuhan C8 dan T1. Biasanya disebabkan karena trauma saat persalinan pada distosia bahu.. Gejala: Claw Hand, paralisis otot intrinsik tangan, paresthesia di sepanjang nervus ulnaris, sindrom Horner, ptosis miosis "Klumpke the monkey hung from a tree"

Saturday Night Palsy/Radial neuropathy

Mononeuropai karena kompresi n. radialis. Paling sering terjadi ketika pasien tertidur dengan tangan terhimpit sehingga menekan n radialis.Sifatnya temporer. Gejala: wrist drop, paresthesia pada punggung tangan dan pergelangan tangan, dan tidak dapat meluruskan jari-jari, tidak mampu ekstensi dari lengan bawah

Page 11: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

138. Cervical Spondylosis• Spondylosis servikalis: kelainan

degeneratif pada tulang leher yg melibatkan struktur diskus, ligamen dan tulang

• Manifestasi klinis:– Nyeri dan kaku pada leher atau nyeri

pada leher pundak dan lengan atas (brachialgia) yang bersifat tajam dan penjalaran nyeri dicetuskan oleh pergerakan,unilateral/asimetris

– Anesthesia dan paresthesia pada tangan

– Spastic leg weakness with Babinski Signs, unsteadiness of gait, Romberg (+)

Biasa terjadi pada pasien usia diatas 50 tahun

Page 12: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Lhermitte sign: sensasi elektrik dari punggung menjalar ke eksremitas yang di cetuskan dengan menekuk kepala ke depan atau ketika pemeriksa menekan the vertebra servikalis posterior saat leher fleksi; hasil yang positif menandakan adanya lesi di koumna dorsalis v. servikalis atau cauda medulla

Lasegue test/ straight leg test: tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat HNP atau tidak yang biasanya terjadi di L5. Positif bila terjadi nyeri skiatik pada sudut 30-70O

Bragard test: Manuver tambahan yang dilakukan bila lasegue test (+). Pemeriksa menurunkan kaki pasien 1 inci dari posisi dimana menimbulkan nyeri kemudian dilaukan dorso fleksi telapak kaki. Tes Bragard dianggap positif bila terdapat nyeri skiatika

Page 13: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Patrick test/ FABER (Flexion, abduction, and external Rotation : test untuk mengevaluasi kelainan di persendiaan panggul dan sakroiliak. Dilakukan apda pasien dengan low back pain

Page 14: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

139. Aphasia

• A disorders of language that is neurogenic (caused by brain disease or injury), which involves the symbolic use of sound (i.e language in the meaningful sense of the word)

• Not due to deafness or motor-paralysis, mental retardation, etc

Page 15: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Aphasia

Wernicke’s aphasiaSensory/receptive aphasia• Can’t comprehend, can’t repeat, can

speak spontaneously • Spontaneous speech is however not

normal • Is fluent, but is paraphasic, semantically

paraphasic in particular. In extreme cases, word salad.

• Make a particular type of literal paraphasic errors (neologism – make up new words, predominantly by putting old words together - Jargon aphasia.

• Not always entirely aware that they are not making sense, because their comprehension is impaired.

• Lesion site: left primary projection cortex (Wernicke’s area)

Broca’s aphasiaMotor or expressive aphasia • Speech out-put problems • Output is non-fluent, not only i.t.o.

few words per minute (i.e. less than 60), but also in terms of short phrase length which leaves out connecting words and overemphasises of nouns. This leads to telegramatism.

• Effortful and halting speech. • Lesion site: Just in front of motor area

– Broca’s area: i.e. Posterior part of the inferior frontal convulsion

• Same difficulties usually extend to written language

Page 16: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Summary of Aphasia

Page 17: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Keterangan

Apraxia Disorder of motor planning. Loss of ability to execute or carry out learned purposeful movements. The disorders may be acquired or developmental, but is not caused by incoordination, sensory loss, or failure to comprehend simple commands

Agnosia Loss of ability to recognize objects, persons, sounds, shapes or smell while the spesific sense is not defective nor is there any significant memory loss. Caused by brain injury or any other brain disorders

Page 18: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

140. Epilepsi• Seizure: episodes of temporary brain

dysfunction secondary to abnormal electrical activity

• Epilepsy: Two or more unprovoked seizure (having no identifiable acute/proximal cause

• Manifestasi klinisnya tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat

• Seizure terjadi karena– Terdapat populasi neuron-neuron

yang gampang tereksitasi– Peningkatan aktifitas eksitatori

glutaminergik– Penurunan proyeksi inhibitori GABA-

nergik: contoh: setelah pemberian antagonis GABA, atau selama penghentian pemakaian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)

Page 19: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

KLASIFIKASI EPILEPSI

Page 20: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Epilepsi

• Diagnosis:– Pasien didiagnosis

epilepsi jika mengalami serangan kejang berulang

– Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala dilakukan pemeriksaan lain, yaitu:• EEG• CT Scan• MRI• Lain-lain

• Terapi: Obat Antiepilepsi minimal 2 tahun bebas kejang kemudian di tappering-off selama 3-6 bulan

Page 21: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Antiepileptic Drug• The main treatment of epilepsy is

anticonvulsant medication. The drug of choice depens on an accurate diagnosis of the epileptic syndrome.

• Some anticonvulsants (eg, lamotrigine, topiramate, valproic acid, zonisamide) have multiple mechanisms of action, and some (eg, phenytoin, carbamazepine, ethosuximide) have only one known mechanism of action

Type of Drugs and its mechanism:• Blockers of repetitive actiavtion of the

sodium channel: Phenytoin, carbamazepine, oxcarbamazepine, lamotrigine, topiramate

• Enhancer of slow inactivation of the sodum channel: Lacosamide, rufinamide

• GABA –A receptor enhancers: Phenobarbital, benzodiazepines, clobazam

• NMDA receptor blocker: Felbamate• AMPA receptor blocker: Perampanel,

topiramate• T –calcium channel blockers:

ethosuximide, valproate• N and L calcim channel blockers:

Lamotrigine, topiramate, zonisamide, valproate

• H-current modulators: Gabapenting, lamotrigine

• Blockers of uniqe binding sites: Gabapentin, levetiracetam

• Carbonic anhydrase inhibitors: Topiramate, zonisamide

• Neuronal potassium channel (KCNQ [Kv7]) opener: ezogabine

Page 22: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

146. Tetanus

• Clostridium tetani• Anaerob, motil Batang

Gram positif gambaran seperti drumstick /racket tenis

• Toxin: Tetanospasmin

Page 23: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 24: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gejala Klinis• Trismus• Spasme di dada, leher, punggung,

otot-otot perut (perut papan)• Opistotonus• Spasme otot pernafasan dispnea• Kontraksi otot terus menerus

tetani fraktur dan robekan otot• Drooling• Keringat berlebihan• Demam• Spasme kaki dan tangan• Iritabilitas• Kesulitan menelan• Inkontinensia uri dan alvi

Tata Laksana• Tujuan terapi

– mengeliminasi sumber toksin– menetralisasi toxin yang tidak

berikatan– mencegah spasme otot– Monitoring pasien dan

memberikan support terutama pada pernapasan

Page 25: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Treatment of Tetanus Disease (WHO)General measure If possible a separate ward should be designated for tetanus patients. In quiet

shaded area and protected from tactile and auditory stimulation as much as possible. All wounds should be cleaned and debrided as indicated

imunotherapy Human TIG 500 unit IM/IV (depends on available preparation ASAP; age appropiate TT-containing vaccine 0.5cc IM at separate sites. (tetanus disease does not induce immunity, patients without a history of primary TT vaccination should received a 2nd dose 1-2 mo after the 1st dose and 3rd dose 6-12 mo later

Antibiotic Metronidazole preferred (500mg/6hr IV or po); Penicillin G (100,000-200,000 IU/kg/day IV, 2-4 x/hari). Other: Tetracyclines, macrolides, clyndamycin, cephalosporin, chlorampgenicol

Muscle Spasm control

Benzodiazepines preferred. Adults: Diazepam IV given in increments 5mg/ lorazepam in 2mg increments, titrating to achiev spasm control without excessive sedation and hypoventilation. Children: 0.1-0.2mg/kg/2-6hr, titrating upward as needed). Oral prep can’t be used. Other : MgSO4, Baclofen, dantrolen, barbiturat, CPZ

Autonomic dysfunction control

MgSO4, morphine

Airway-Respiratory control

Intubation, tracheostomy as needed with or without mechanical ventilation.

Adequate fluids and nutrition

Tetanus spasm result in high metabolic demands and a catabolic state. Nutritional support will enhance chances of survival

Page 26: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

142 Trauma Kapitis

• Fraktur Basis Cranii: Fraktur dasar tengkorak yang teridiri dari os temporal, os occipital, os sphenoid, dan os sphenoid

• Fraktur menyebabkan robekan pada meningens sehingga terjadi kebocoran CSF:– Otthorea – Salty taste– Rhinorrhea pada anterior skull base fracture

Page 27: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Fraktur Basis Cranii

• Anterior: bagian superior sphenoid dan ethmoid

• Posterior: occipital, temporal, sebagian sphenoid

• Fraktur os temporal terjadi pada 75% kasus

Page 28: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gejala dan Tanda• Battle’s sign ekimosis prosesus

mastoid• Raccoon eyes: periorbital ekimosis• CSF Rhinorrhea• Cranial nerve palsy• Perdarahan dari hidung dan telinga• Hemotympanum• Conductive or perceptive deafness,

nystagmus, voitus• Optic nerve entrapment• death

Page 29: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

143. HNP• Penyebab utama nyeri

kronik berulang pada punggung bawah dan kaki

• Terjadi terutama pada dekade ke 3 dan ke 4 kehidupan

• Lokasi kelainan:– L5-SI (tersering)– L4-L5– L3-L4– L2-L3– L1-L2

Faktor Risiko:•Usia degeneratif•Life style: sedenteary life style, obesitas, merokok, physically demanding jobs

Page 30: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

135. HNP

Gejala Klinis• Nyeri Skiatik: nyeri yang

menjalar dari regio sakroiliaka menjalar ke bokong, paha, dan betis hingga kaki

• Postur spinal yg kaku atau tidak alami

• Parestesia, kelemahan, dan gangguan refleks

Pemeriksaan Fisik dan Modalitas Diagnosis

• Laseque test (+)• Bragard sign (+)• Sicard sign (+)• Fajersztajn sign (+)• Neri Sign (+)• Naffziger sign (+)• Pemeriksaan sensori• Hipotoni otot• MRI

Page 31: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Diagnosis Keterangan

Syringomyelia Kista yang terbentuk di medula spinalis. Kistanya disebut syrinx, dapat membesar dan memanjan, sehingga merusak medula spinalis dan meluas ke luar. Syrinx yang semakin membesar menekan serat-serat saraf dan menimbulkan gejala seperti kelemahan progresif dari tangan dan kaki, kekakuan di punggung, pundah, lengan, kaki, dan nyeri yang berat dan kronik, serta hilangnya fungsi buli.

Multiple sclerosis

Inflamasi apda selubung myelin pada axon di otak dan medula spinalis demyelinisasi dan pembentukan jaringan parut Gejala: dapat berupa gejala neurologis apa saja, terdapat periode perburukan akut dan/atau progresif

Page 32: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

144. Trigeminal Neuralgia

• Prosopalgia/ suicide disease/ Fothergill’s disease

• Kelainan neuropatik yang dikarakteristikkan dengan episode nyeri yang intens pada wajah yang berasal dari n. trigeminal

• Tanda dan gejala:• Nyeri pada wajah yang intens (seperti

tersetrum, terbakar, tertekan, terhantam, meledal atau nyeri yg menusuk) dalam hitungan detik, menit, hingga jam

• Nyeri paroksismal• Nyeri dapat spontan atau dicetuskan oleh

aktivitas sehari-hari (makan, berbicara, shaving, sikat gigi). Angin, suara nada tinggi, keributan dapat menperparah nyeri

Terapi:•Lini pertama: carbamazepin•Lini ke-2: baklofen, lamotrigin, fenitoin, gabapentin, pregabalin, sodium valproat•Lainnya:• Low dose amitriptilin• Duloxentine• Opiates: morfin, oxycodon

Page 33: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 34: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

145. Myasthenia Gravis

• Adalah kelainan neuromuskular autoimun yang menyebabkan kelemahan otot flutuatif dan fatigability

• Terdapat antibodi terhadap reseptor asetilkolin pada pascasinaptik di neuromuscular junction

Page 35: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Myasthenia Gravis

Tanda dan Gejala• Kelemahan dan keletihan otot

skeletal yg fluktuatif, meningkat setelah aktivitas berulang dan membaik dengan istirahat

• Otot yg paling sering terkena: otot-otot kecil otot okular PTOSIS

• Otot wajah kesulitan mengunyah dan menelan, nasal speech, flattened smile

• Otot tungkai timbul di wilayah proksimal seperti diafragma dan ekstensi leher, bersifat asimetrik

Tata Laksana• Antikolinesterase• Thymectomy• Terapi imunosupresif

Page 36: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Kelainan Keterangan

Guillain-Barre syndrome

Poliradikuloneuropati akibat kelainan autoimun dengan target imunnya adalah myelin saraf perifer.Terjadi biasanya post infeksi (ISPA atau diare akibat C. jejuni)

Poliradikuloneuropati

Polineuropati dan poliradikulopati yang muncul bersamaan contohn: Guillain Barre Syndrome.Polineuropati: kelainan neurologis yg melibatkan banyak saraf tidak berfungsi dengan baik secara bersamaanPoliradikulopati: kelainan pada banyak radiks saraf sehingga menimbulkan kelemahan, nyeri radikuler, baal

Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Flaccid paralysis: Gejala klinis yang ditandai dengan kelemahan atau kelumpuhan dan penurunan tonus otot tanpa sebab yg jelas (contoh : trauma); AFP adalah paralisis flaksid yang tiba-tiba dan merupakan tanda yg plg sering ditemukan pada poliomielitis

Poliomyelitis Infeksi viral akut dengan transmisi fekal-oral yang menyerang saraf spinal sehingga menimbulkan gejala berupa kelemahan otot dan acute flaccid paralysis

Page 37: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

146. Epilepsy

Status epileptikus• Kelainan neurologis yang mengancam jiwa• Otak dalam kondisi kejang persisten• Kejang yang kontinu, tidak beremisi lebih dari 5 menit

atau kejang berulang tanpa kembali sadar antara dua kejang dan lebih dari 5 menit

Page 38: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 39: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

147. Bell’s Palsy• Paralisis akut pada wajah akibat inflamasi dan

edema dari n. facialis (N VII) di dalam kanalis facialis atau pada foramen stylomastoid

• Penyebab tidak jelas, beberapa dihubungkan dengan herpes virus

Page 40: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Bell’s Palsy

Gejala dan Tanda• Paralisis wajah unilateral• Tidak dapat menutup mata• Hilangnya plika nasolabial• May be loss of taste on

anterior tounge• Nyeri dibelakan telinga• Tearing• Drooling• Hiperakusis• Sag of the eyebrow

Diagnosis• Berdasarkan gejala klinis

dan eksklusi dari kelainan telinga tengah, diabetes, Lyme disease, dan sarkoidosis

Terapi•Kortikosteroid•Analgetik•Air mata buatan•Menutup mata saat malam hari•Massage of the weakend muscles•Terapi lain: teknik relaksasi, akupunktur, stimulasi elektrik, terapi (vitamin B 6, B12, zinc) dll

Page 41: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

141. Meningitis• Meningitis: radang pada

selaput otak yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang

• Manifestasi klinis: nyeri kepala, dapat menjalar ke tengkuk dan punggung, Tanda Rangsang Meningeal positif (Kaku Kuduk, Kernig, Brudzinsky 1&2, Laseque)

• Penyebab: Bakteri, Virus, Jamur, TB

• Klasifikasi (berdasarkan perubahan pada cairan otak):– Meningitis serosa: cairan otak

jernih,paling sering disebabkan oleh TB, penyebab lain: virus, toxoplasma gondii, ricketsia

– Meningitis purulenta: cairan mengandung pus, penyebab: diplococcus pneumoniae, neiserria meningitidis, streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, h. influenza, pseudomonas aeruginosa

Page 42: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

**meningitis kriptokokus pada pasien non HIV leukosit CSF meningkat dengan predominan limfosit; Pada pasien HIV leukosit biasanya lebih rendah atau dapat normal pemeriksaan tambahan pewarnaan tinta India, kultur

Page 43: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

PSIKIATRI

Page 44: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

149. Psikopatologi

• Kesadaran dan kognisi• Emosi / Perasaan• Perilaku Motorik• Proses Berpikir• Persepsi / Penginderaan• Pembicaraan dan Kemampuan Berbahasa• Tilikan dan Daya Nilai Sosial

Page 45: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gangguan Motorik

Keterangan

Flexibilitas cerea

Keadaan sikap tubuh yang sedemikan rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin

Katalepsi Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama. Individu dengan katalepsi dapat berdiri di atas satu kaki selama berjam-jam tanpa bergerak. Merupakan salah satu gejala yg dpt ditemukan apda skizofrenia katatonik

Stupor katatonia

penurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasisebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung. Keadaan ini dapat dijumpai pada skizofrenia katatonik

Furor Katatonia suatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhanmotorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Dapat ditemukan pada skizofrenia katatonik, seringkali silih berganti dengan gejala stupor katatonik.

Akinesia menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangatterbatas, pada keadaan berat menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik

Bradikineasia perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi padaparkinsonisme atau penyakit parkinson. Individu memperlihatkan gerakan yang kaku dan kehilangan respons spontan

Page 46: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

150. Delirium• Gangguan pada kesadaran dan perubahan fungsi kognitif global, muncul dalam onset cepat (jam –

hari)• Gejala:

– Gangguan kesadaran:• Penurunan kewaspadaan, berkabut-koma; kemampuan untuk menjaga perhatian

berkurang mudah di distraksi– Gangguan fungsi kognitif

• Short term and recent memory loss. Remote memory preserved. Disorientasi waktu dan tempat. Abnormalitas bahsa seperti meracau, berbicara inkoheren

– Gangguan perseptual dan pikiran• Misinterpretasi-ilusi-halusinasi-delusi

– Abnormalitas psikomotor• Hiper/hipoakti atau terdapat fluktuasi

– Gangguan siklus tidur-bangun• Siklus tidur terbalik (mengantuk pada siang hari dan hiperaktifitas pada malam hari),

mimpi buruk– Gangguan mood

• Depresi,euforia, ansietas, marah, takut, apatis

Sinonim: acute confusional state, acute brain syndrome, metabolic encephalopathy, toxic psychosis, acute brain failure

MEDICAL EMERGENCY!

Page 47: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Terapi Delirium1. Tatalaksana penyebab yg mendasara2. Metode T-A-DA (Tolerate, anticipate,

don’t agitate)3. Medikamentosa:

1. DOC : Haloperidol2. Alternatif: Benzodiazepin (pada

pasien alcohol/benzodiazepine withdrawal atau saat ada kontraindikasi thd antipsikotik

Page 48: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Dementia vs delirium feature dementia delirium

Onset slow Rapid

Duration months to years Hours to week

Attention Preserved Fluctuates

memory Impaired remote memory Impaired recent and immediate memory

speech Word-finding difficulty Incoherent (slow or rapid)

Sleep wake cycle Fragmented sleep Frequent disruption (day-night reversal)

Thoughts Impoverished Disorganized

Awareness Unchanged Reduced

Alertness Usually normal Hypervigilant or reduced vigilance

Page 49: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

151. Demensia• Adalah sindrom akibat penyakit otak, bersifat kronik atau

progresif dan terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal multipel), termasuk daya ingat, daya pikir daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan kemampuan menilai

• Kesadaran tidak berkabut• Dapat disertai hendaya fungsi kognitif dan dapat diawali

oleh kemerosotan dalam pengendalian emosi perilaku sosial, atau motivasi

• Terjadi pada: alzheimer, penyakit serebrovaskular, atau kondisi lain yg secara primer/sekunder mengenai otak

Page 50: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Demensia

• F00 Demensia pada penyakit alzheimer• F01 Demensia vaskular• F02 Demensia pada penakit lain YDK• F03 Demensia YTT

Page 51: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 52: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

152. Sexual DisorderDiagnosis Keterangan

Disfungsi orgasme

Dapat terjadi orgasme yang sangat lambat atau tidak terjadi orgasme sama sekali. Lebih sering terjadi pada wanita

Pedofilia Preferensi seksual pada anak-anak, biasanya prapubertas atau awal masa pubertas

Ekshibisionisme Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk memarken alat kelamin kepada orang asing (biasanya lawan jenis) atau kepada orang banyak di tempat umum tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab

Sadomasokisme Preferensi terhadap aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jika individu lebih suka untuk menjadi resipien dari perangsangan maka disebut masokisme, jika sebagai pelaku disebut sadisme

Fetihisme Pengandalan pada benda mati sebagai suatu stimulus yang dapat membangkitkan gairah seksual dan memberikan kepuasan seksual

Page 53: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

153. Skizofrenia

• Distorsi pikian dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar atau tumpul

• Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian

Page 54: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Diagnosis Gangguan isi pikir, wham, halusinasi

Paranoid Merasa terancam/dikendalikan

Hebefrenik 15-25 tahun, afek tidak wajar, tidak dapat diramalkan, senyum sendiri

Katatonik Stupor, rigid, gaduh, fleksibilitas serea

Skizotipal Perilaku/penampilan aneh, kepercayaan aneh, bersifat magis, pikiran obsesif berulang

Waham menetap Hanya waham

Psikotik akut Gejala psikotik, 2mgg

Skizoafektif Gejala skizofrenia dan afektif bersamaan

Page 55: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Diagnosis Gejala Psikotik Gangguan Afektif

Skizofrenia Ada Durasi singkat

Skizoafektif Ada, dengan atau tanpa gangguan afektif

Hanya ada bila gejala psikotik (+)

Gangguan afektif dengan ciri psikotik

Hanya ada selama gangguan afektif (+). Waham sesuai dengan afeknya. Episode depresif dengan waham bencana dan pasien merasa sebagai penyebab

Ada, walau tanpa gejala psikotik

Page 56: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

154.

Postpartum blues• Baby blues/maternity blues• Terjadi dalam 10 hari pertama

setelah persalinan dan dikarakteristikan dengan depresi ringan atau emosi yang labil, ansietas, dan iritabiltas yang mencapai puncak dlm 3- 5 hari

• Dapat sembuh sendiri, hanya membutuhkan reassurance

• 20% dari post partum blues akan berkembang menjadi post-partum depression

Postpartum depression• Terjadi dalam 3 bulan setalah

persalinan dan dapat bertahan selama 3-14 bulan

• Depresi berat 4 minggu setelah persalinan, gejala mirip depresi dengan gejala tambahan:– Preokupasi ansietas mengenai

kesehatan bayi– Penurunan kasih sayang kepada bayi– Fenomena obsesi membahayakan

bayi– Pemikiran untuk membunuh

bayinya sendiri

Page 57: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Episode Depresi

Gejala Keterangan

Gejala Utama Afek depresif; hilang minat dan kegembiraan;mudah lelah dan menurunnya aktifitas

Gejala Lain Konsentrasi menurun; harga diri dan kepercayaan diri berkurang; rasa bersalah dan tidak berguna yang tidak berlasan; merasa masa depan suram & pesimistis; gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; tidur terganggua; perubahan nafsu makan (naik atau turun)

Page 58: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

155. Gangguan Somatoform• Ciri utama: • keluhan gejala fisik yang

berulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik yang menjadi dasar keluhannya

• Terdiri dari:– Gangguan somatisasi– Gangguan somatoform tak

terinci– Gangguan hipokondrik– Disfungsi otonomik

somatoform– Gangguan nyeri

somatoform menetap– Gangguan somatoform

lainnya– Gangguan somatoform YTT

Page 59: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Diagnosis Keterangan

Somatisasi Keluhan fisik yang bermacam-macam, berulang, dan berubah-ubah berlangsung beberapa tahun sebelum datang ke psikiater. Keluhan berupa keluhan gastrointestinal, keluhan perasaan abnormal pada kulit, bercak-bercak pada kulit. Keluhan mengenai seks dan haid juga dpt terjadi

Hipokondriasis Preokupasi yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif

Gangguan Konversi/ disosiatif

Kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan, dan kendali thd gerakan tubuh

Gangguan dismorfik tubuh

Varian dari hiponkondriasis dimana terdapat preokupasi yang menetap bahwa terdapat defek atau anomali fisik ringan dari tubuhnya. Preokupasi menyebabkan distress yg bermakna dan malfungsi pada seseorang

Page 60: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

156. Gangguan TidurGangguan Tidur Keterangan

Early Insomnia Kesulitan dalam memulai tidur . Bentuk insomnia tersering

Middle insomnia Sering terbangun saat tidur malam hari

Late insomnia Selalu terbangun lebih cepat dari yang diharapkan

Somnambulisme/ sleepwalking

Suatu keadaan perubahan dari kesadaran, dimana fenomena tidur dan bangun bercampur pada saat sama. Pada periode somnambulisme, individu bangun dari tempat tidur, selama sepertiga awal dari tidur malam, memperlihatkan tk kesadara, eaktifitas dan kemampuan motorik rendah. Kemudia akan kembali dengan tenang ke tempat tidur, baik tanpa mampu dengan bantuan orang lain keesokan garinya: tidak ingat peristiwa

Parasomnia peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur

Page 61: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

157. Pemeriksaan psikiatriMental status examination• The mental status

examination is the part of the clinical assesstment that describes the sum total of the examiners observations and impresions of the psychiatric patient at the time of the interview

• The patient’s mental status can change from day to day or hour to hour

Page 62: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

158. Gangguan Kepribadian• Gangguan kepribadian khas

adalah berbagai keadaan dan pola perilaku yang secara klinis bermakna dan cenderung menetap dan merupakan ekspresi gaya hidup yang khas dari individu serta cara berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain

• Gangguan kepribadian bukan keadaan sekunder dari gangguan jiwa lain atau penyakit otal

• Jenis-jenis Gangguan Kepribadian– Paranoid– Skizoid– Dissosial– Emosional Tak Stabil– Histrionik– Anankastik– Cemas (menghindar)– Dependen– Lainnya: eksentrik, imatur,

narsistik, pasif agresif, psikoneurotik

Page 63: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gangguan Kepribadian

Ganggauan Kepribadian Paranoid

• Pola kecurigaan dan kecenderungan pervasif untuk menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap bermusuhan atau penghinaan

Gangguan Kepribadian Skizoid• Kurang mampu untuk

menyatakan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan terhadap orang lain, emosi dingin, afek datar, dan selalu memilih aktivitas yang menyendiri

Page 64: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gangguan Kepribadian

Keterangan

Histrionik Dramatisasi diri, teatrikal, sugestif, terus menerus mencari perhatian, teralalu mementingkan daya tarik fisik, egosentris, dan manipulatif, afek datar dan labil

Anankastik Perasaan ragu dan hati-hati berlebihan, terpaku pada rincian, jadwal, aturan, perfeksionisme yang menghambat penyesuaian tugas, kaku dan keras kepala

Cemas (menghindar)

Khawatir berlebih terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial, perasaan tegang dan takut yang menetap, merasa rendah diri, menghindari aktivitas sosial dan kontak interpersonal kecuali merasa yakin diterima

Dependen Tidak mampu mengambil keputusan sendiri, membiarkan orang lain mengambilkan sebagian besar keputusam penting bagi dirinya. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain pada siapa ia bergantung, enggan menuntut hak, rasa tidak berdaya bila sendirian, takut ditinggalkan

Emosional Tak Stabil

Tipe Impulsif: didominasi oleh ketidak stabilam emosional dan kekurangan pengendalian impuls Tipe Ambang: emosi tidak stabil,gambaran diri tidak jelas/terganggu

Page 65: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

159.Gangguan Stress

F43 Reaksi terhadapt stress berat dan gangguan penyesuaian

F43.0 Reaksi stress akutF43.1 Gangguan stress pasca traumaF43.2 Gangguan penyesuaianF43.8 Reaksi terhadap stress berat

lainnyaF43.9 Reaksi terhadap stress berat YTT

Page 66: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Diagnosis Keterangan

Reaksi stress akut Gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respo terhadap stress fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari

Gangguan penyesuaian

Keadaan stress yang subjektifdan gangguan emosional yang biasanya mengganggu kinerja dan fungsi sosial dan yang timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang bermakna atau terhadap peristiwa kehidupan yg penuh stress (< 3 bulan dari stress)

Gangguan Stress pasca trauma (PTSD)

Respon yang berkepanjangan atau tertunda thd kejadian atau situasi yang menimbulkan stress. Muncul dalam kurun waktu 6 bulan pasca trauma.

Page 67: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

160. Mekanisme Pertahanan

Page 68: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

161. Depresi• Mood yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan

berkurang energi menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktiftas. Rasa lelah nyata sudah kerja sedikit saja. Gejala timbul > 2minggu

Gejala Utama Gejala Lainnya

1. Afek depresif2. hilang minat dan

kegembiraan3. mudah lelah dan

menurunnya aktifitas

1. Konsentrasi menurun2. harga diri dan kepercayaan

diri berkurang3. rasa bersalah dan tidak

berguna yang tidak berlasan

4. merasa masa depan suram & pesimistis

5. gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

6. tidur terganggu7. perubahan nafsu makan

(naik atau turun)

Page 69: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Depresi• Episode depresif ringan: 2 gejaa utama + 2 gejala lain > 2 minggu

– Tanpa gejala somatik: tidak ada atau hanya sedikit sekali gejala somatik– Dengan gejala somatik: ditemukan 4 atau lebih gejala somatik (jika hanya 2-3

gejala somatik ditemukan tapi luar biasa beratnya maka penggunaan kategori ini dapat dibenarkan)

• Episode depresif sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain, > 2minggu– Tanpa gejala somatik– Dengan gejala somatik

• Episode depresif berat : 3 gejala utama + 4 gejaa lain > 2minggu. Jika gejala amat berat dan awitannya cepat, diagnosis boleh ditegakkan meski kurang < 2minggu

• Episode depresif berat dengan gejala psikotik: episode depresif berat + waham, halusinasi, atau stupor depresif

*gejala somatik: hilang minat atau kesenangan pada kegiatan yg biasa dinikmati, tidak ada reaksi emosional thd lingkungan atau peristiwa yang menyenangkan , bangun pagi lebih awal 2 jam, depresi lebih parah pagi hari, retardasi atau agitasi psikomotor yg nyata, kehilangan nafsu makan, BB menurun (> 5% dr BB bulan terakhir), kehilangan libido

Page 70: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 71: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei
Page 72: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

162. Gangguan Konversi

• Adalah Kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan, dan kendali thd gerakan tubuh

• Terdiri dari:– Amnesia disosiatif– Fugue disosiatif– Stupor disosiatif– Gangguan trans dan kesurupan– Gangguan motorik disosiatif– Konvulsi disosiatif– Anestesia dan kehilangan

sensorik disosiatif– Gangguan disosiatif campuran– Gangguan disosiatfif lainnya– Gangguan disosiatif YTT

Page 73: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei

Gangguan disosiatif (konversi) dari gerakan dan penginderaan

• Terdapat kehilangan atau gangguan dari gerakan atau kehilangan penginderaan (biasanya kulit)

• Pasien mengeluh kelainan fisik tapi tidak ada kelainan fisik yang dapat ditemukan

• Upaya dalam menghindar konflikk yg kurang menyenangkan atau untuk menunjukkan dependensi/ketergantungan atau penolakan secara tak langsung

• Pada beberapa pasien timbulnya gejala biasanya berkaitan erat dengan stress psikologis, pada sebagian lain tidak terlihat ada hub tersebut

Page 74: Pembahasan Seminar Neuro Psikiatri 2013 Mei