pembahasan kelenjar ludah

Upload: dwi-anggun-putri

Post on 19-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster

TRANSCRIPT

TUJUAN1. Mengetahui letak dan bentuk kromosom raksasa pada larva lalat buah (Drosophila melanogaster).

2. Mengetahui peran kromosom raksasa pada larva lalat buah (Drosophila melanogaster).

PEMBAHASANPada pengamatan ini, bahan yang digunakan untuk mengetahui kromosom raksasa (giant kromosom) yaitu larva lalat buah (Drosophila melanogaster). Kromosom raksasa pada larva Drosophila melanogaster ini ditemukan pada kelenjar ludah. Kelenjar ludah ini terletak di daerah antara kepala dengan leher pada bagian anterior larva (Sofiana, 2010). Kelenjar ludah larva Drosophila melanogaster berjumlah dua buah atau sepasang dengan bentuk seperti ginjal. Untuk dapat mengamati kromosom tersebut digunakan NaCl fisiologis sebagai penyegar dan asetokarmin sebagai zat pewarna agar kromosomnya bisa lebih jelas di bawah mikroskop ketika diamati. Sel-sel kelenjar ludah larva Drosophila melanogaster tersusun dari banyak kromatida. Ukuran raksasa dari kromosom ini terjadi karena replikasi dari kromosom tanpa diikuti oleh pemisahan berikutnya dari kromatida-kromatida pada peristiwa mitosis (Wilson, 1984). Menurut Gardner (1991), Kejadian ini disebut sebagai endoreplikasi yang menghasilkan kromosom politen atau kromosom raksasa. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu hal yang membedakan kromosom raksasa dengan kromosom biasa adalah proses pembentukan dan hasil kromosomnya. Kromosom yang terbentuk memiliki ukuran yang lebih besar dan panjang seperti pita (kromosom politen). Menurut Kimball (1990), kromosom raksasa ini memiliki ukuran seratus kali lebih besar dari pada ukuran kromosom normal. Kromosom raksasa ini menunjukkan detail struktur yang lebih jelas dari kromosom normal. Berbeda dengan kromosom normal, kromosom raksasa ini dapat diamati pada mikroskop dengan perbesaran lemah. Kromosom ini hanya dapat ditemukan pada fase larva karena sel ini terminder, yang mana sel ini tidak pernah membelah lagi dan akhirnya dibuang ketika pembentukan kepompong (Wilson, 1984).

Dalam Sofiana (2010), disebutkan bahwa kromosom dalam kelenjar ludah Drosophila melanogaster membelah beberapa kali tetapi masing-masing strand tidak membelah. Strand-strand tersebut tetap menempel antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kromosom raksasa ini memiliki banyak copy gen yang tidak memisah antara satu dengan yang lain, sehingga di dalam satu sel terdapat kopian informasi dari beberapa gen di dalam kromosom. Namun saat terjadi endoreplikasi yang berulang-ulang pada kromosom, ada bagian yang tidak ikut membelah dengan maksimal, yakni daerah sentromer. Sebagai hasilnya, sentromer kromosom tergabung bersama-sama menjadi bentukan padat yang dinamakan sentrosenter. Ciri khusus dari kromosom raksasa adalah terdapat garis-garis pita gelap dan pita terang yang tersusun teratur berselang-seling. Pada daerah pita yang gelap terdapat banyak DNA. Pada daerah ini terdapat kromatin yang mengalami kondensasi atau pelipatan secara maksimal yang disebut sebagai heterokromatin yang berperan aktif pada saat terjadi pembelahan. Heterokromatin adalah gen yang tidak terekspresi . Sedangkan pada interband atau pita terang tidak terjadi kondensasi. Pada pita terang ini terdapat eukromatin (gen yang tidak diaktifkan) (Kimball, 1998).Bagian yang berperan aktif dalam pembelahan adalah bagian pada pita gelap. Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537 pita untuk kromosom X, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita pada kromosom keempat. Sehingga total pita adalah 2650 untuk satu genome. Beberapa penelitian lain disebutkan jumlah pita 3286. Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva. Hal ini dapat dimengerti karena dengan adanya replikasi kromosom yang berulang-ulang (untuk membentuk kromosom raksasa) ini akan menguntungkan bagi larva yang sedang tumbuh dengan cepat dari pada jika sel tersebut tetap diploid. Pembentukan kromosom raksasa tidak hanya terjadi pada kelenjar ludah larva prepupa Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel perawat pada ovarium, sel folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas abdominal. Jadi selain pada kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan pada sel-sel tersebut. Perbedaanya adalah letak penggembungannya. Seperti halnya kromosom lainnya, krom osom raksasa ini juga berfungsi untuk mengatur kegiatan metabolism didalam sel dan mengatur semua system kera di dalam sel tersebut.KESIMPULAN

1. Kromosom raksasa dapat terdapat pada bagian anterior larva Drosophila melanogaster, yaitu pada kelenjar ludahnya. Kromosm ini memiliki ukuran yang besar dan panjang dibandingkan kromosom yang lain, dengan cirri khas berupa garis-garis pita gelap dan terang yang berseling teratur.

2. Peran kromosom raksasa pada larva Drosophila melanogaster sama dengan kromosom biasanya, hanya saja replikasi kromosom ini terjadi berulang-ulang (untuk membentuk kromosom raksasa) sehingga larva dapat tumbuh dengan cepat dari pada jika sel tersebut tetap diploid.

DAFTAR RUJUKAN

York: John Wiley and Sons, Inc.

Kimball, John W. 1990. BIOLOGI Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Sofiana. 2010. Pengamatan Kromosom Raksasa Drosophila. (Online), http://sofianasofi.blogspot.com/2010/12/pengamatan-kromosom-raksasa-drosophila.html, diiakses 16 Maret 2014.

Wilson, Woodrow. 1994. Polytene Chromosomes from Salivary Glands. (http://www. [email protected].) Diakses: 23 Maret 2007.