pembahasan bab ivmedia.unpad.ac.id/thesis/240310/2015/240310150032_4_1833.pdf · bab iv pembahasan...

67
30 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha Manner Perfume diproduksi dengan menggunakan teknologi Vacuum Fractional Distillation yang mampu memisahkan senyawa aromatik minyak atsiri melalui perbedaan titik didih dan tekanan vakum proses yang digunakan hingga menghasilkan komponen dengan kemurnian tinggi yang digunakan sebagai bahan baku utama dalam formulasi parfum. Manner Perfume mampu memproduksi parfum berkualitas premium secara mandiri serta dapat mengedukasi konsumen untuk kembali menggunakan produk berbahan baku lokal dengan teknologi tinggi dan memberikan dampak sosial berupa pemberdayaan petani atsiri lokal. Manner Perfume hadir dalam empat aroma hasil formulasi yang merupakan representasi dari rekomendasi aroma setiap sifat dasar manusia, yaitu Sanguinis, Melankolis, Korelis, dan Plegmatis. Penggunaan parfum ini diharapkan mampu memperkuat karakter seseorang sesuai sifat dasarnya melalui aroma yang dikeluarkan. Melalui studi literatur, dihasilkan aroma citrus dan floral yang terdiri dari campuran minyak lemon, cardamon, dan mawar untuk sanguinis, aroma rerumputan dan rempah-rempah yang terdiri dari minyak peppermint, black pepper, dan cengkeh untuk karakter melankolis, aroma kayu-kayuan (woody) yang tajam seperti minyak pinus, sandalwood, dan cedarwood untuk karakter korelis, serta aroma earthy seperti minyak nilam dan akar wangi untuk karakter plegmatis. Komponen aromatik utama yang terkandung dalam keempat varian produk terdiri dari limonene, sitronelol, linalol, geraniol, guaine, dan caryopilen yang berasal dari fraksi minyak atsiri lokal yang digunakan sebagai bahan baku. Selain itu, untuk menambah ketahanan aroma parfum, digunakan senyawa fiksatif berupa Patchouli Alcohol yang berasal dari minyak nilam dengan kemurnian yang mencapai 90%. Proses produksi, perjalanan usaha serta proses bisnis dari Manner Perfume berlangsung baik karena adanya struktur organisasi yang telah ditetapkan.

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

30

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Usaha

Manner Perfume diproduksi dengan menggunakan teknologi Vacuum

Fractional Distillation yang mampu memisahkan senyawa aromatik minyak atsiri

melalui perbedaan titik didih dan tekanan vakum proses yang digunakan hingga

menghasilkan komponen dengan kemurnian tinggi yang digunakan sebagai bahan

baku utama dalam formulasi parfum.

Manner Perfume mampu memproduksi parfum berkualitas premium secara

mandiri serta dapat mengedukasi konsumen untuk kembali menggunakan produk

berbahan baku lokal dengan teknologi tinggi dan memberikan dampak sosial

berupa pemberdayaan petani atsiri lokal.

Manner Perfume hadir dalam empat aroma hasil formulasi yang merupakan

representasi dari rekomendasi aroma setiap sifat dasar manusia, yaitu Sanguinis,

Melankolis, Korelis, dan Plegmatis. Penggunaan parfum ini diharapkan mampu

memperkuat karakter seseorang sesuai sifat dasarnya melalui aroma yang

dikeluarkan.

Melalui studi literatur, dihasilkan aroma citrus dan floral yang terdiri dari

campuran minyak lemon, cardamon, dan mawar untuk sanguinis, aroma

rerumputan dan rempah-rempah yang terdiri dari minyak peppermint, black pepper,

dan cengkeh untuk karakter melankolis, aroma kayu-kayuan (woody) yang tajam

seperti minyak pinus, sandalwood, dan cedarwood untuk karakter korelis, serta

aroma earthy seperti minyak nilam dan akar wangi untuk karakter plegmatis.

Komponen aromatik utama yang terkandung dalam keempat varian produk

terdiri dari limonene, sitronelol, linalol, geraniol, guaine, dan caryopilen yang

berasal dari fraksi minyak atsiri lokal yang digunakan sebagai bahan baku. Selain

itu, untuk menambah ketahanan aroma parfum, digunakan senyawa fiksatif berupa

Patchouli Alcohol yang berasal dari minyak nilam dengan kemurnian yang

mencapai 90%.

Proses produksi, perjalanan usaha serta proses bisnis dari Manner Perfume

berlangsung baik karena adanya struktur organisasi yang telah ditetapkan.

31

Penetapan struktur organisasi mengacu pada kebutuhan internal usaha serta

keahlian masing-masing sumber daya manusia di dalam organisasi usaha ini.

Berikut struktur organisasi yang telah dirancang oleh internal perusahaan.

Arif Rahman

JayaCEO

Sammy Alva

AdityaCOO

Andrian Solehudin

CFO

Care taker

laboratory/

production

Tenaga

Pemasaran

Admin

Finance

Gambar 12. Struktur Organisasi Manner Perfume

Manner Perfume memberikan peranan dan fungsi berdasarkan struktur bagan

organisasi tersebut.

1. CEO (Chief Executive Officer), bertanggung jawab terhadap perencanaan,

pengelolaan, pengambilan keputusan serta perancangan arah usaha dan

sumber daya manusia kedepan serta membangun relasi terhadap pihak terkait

yang dapat mendukung kemajuan dan keberlanjutan usaha Manner Perfume.

2. COO (Chief Operating Officer), bertanggung jawab terhadap proses

produksi parfum dari awal persiapan bahan baku sampai tiba ketangan

konsumen serta melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap respon

konsumen.

3. CFO (Chief Financial Officer), bertanggung jawab terhadap keadaan

keuangan perusahaaan, proyeksi arus masuk dan arus keluar, pengaturan

penggajian c-level dan karyawan serta bertanggug jawab terhadap dokumen-

dokumen penting terkait keuangan perusahaan pemula Manner Perfume.

32

4.2. Minimum Viable Product (MVP) Pertama

4.2.1. Kanvas Model Bisnis Parfum Aroma Rempah

Rancangan model bisnis menggunakan kanvas model sangat diperlukan

oleh usaha pemula dalam menyederhanakan rencana bisnis yang biasanya dimuat

dalam bentuk proposal rencana bisnis yang panjang. Di bawah ini merupakan

rancangan kanvas model bisnis untuk kelayakan produk minimum (MVP) pertama.

Gambar 13. Kanvas Model Bisnis Iterasi Pertama

Manner Perfume menggunakan rancangan ini karena mudah diterapkan dan

mudah dievaluasi sehingga dapat dianalisis berbagai respon terhadap rancangan

bisnis model yang telah ditetapkan. Umumnya berbagai jenis bisnis pemula,

menggunakan kanvas model bisnis karena mudah dimengerti dan cocok karena

bentuk visual rencana bisnisnya ditampilkan secara jelas.

Kanvas model bisnis Manner Perfume, sesuai dengan panduan buku

Business Model Generation terdapat sembilan blok/elemen terpisah yang dapat

memetakan inti dari keseluruhan proses bisnis, kanvas model bisnis pertama

Manner Perfume disajikan pada uraian berikut ini.

33

4.2.2. Elemen Kanvas Model Bisnis Pertama

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

Secara demografi, segmentasi pasar Manner Perfume adalah pria yang

tinggal di perkotaan. Pemilihan segmen ini karena kebutuhan mereka akan

perbaikan penampilan sangat primer karena keseharian mereka selalu berkaitan

dengan interaksi kepada berbagai orang. Selain itu penghasilan pria dengan umur

tersebut terbilang memadai dan telah di kategorikan mandiri, sehingga keputusan

untuk membeli sesuatu menjadi hak mutlak dari orang tersebut.

Selanjutnya target pasar yang ditetapkan adalah para pengusaha muda di

kota besar yang telah disebutkan di atas, jumlah pengusaha muda berkembang pesat

dewasa ini seiring dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan pemula berbasis

teknologi, atau pemberdayaan, faktor inilah yang menjadi peluang target pasar yang

dapat dijangkau oleh Manner Perfume.

Kemudian penargetan segmentasi pasar dipetakan berdasarkan potensi

banyaknya universitas negeri dan swasta maupun politeknik di perkotaan, sehingga

menjadi peluang besar untuk memberikan edukasi terhadap penggunaan parfum

lokal, yang mana segmen ini diharapkan dapat pula beperan sebagai agen edukasi

nilai tambah Manner Perfume kepada pihak lain, mereka adalah dosen-dosen yang

termasuk ke dalam kategori umur yang telah disepakati sebagai segmen utama

Manner Perfume.

Terakhir, penggemar bahan lokal maupun bahan alami menjadi target pasar

Manner Perfume karena kalangan ini memberikan perhatian besar terhadap bahan

baku yang digunakan oleh produk yang dibelinya.

Manner Perfume menawarkan bahan baku dari minyak atsiri hasil ekstraksi

berbagai tanaman sehingga sangat alami dan memberikan efek kesehatan bagi

penggunanya. Jumlah segmen ini terbilang sedikit, namun dampak loyalitas yang

dihasilkan apabila telah menjadi pelanggan sangat tinggi dan dapat mendukung

proses promosi parfum minyak atsiri ini secara word of mouth.

34

2. Value Propositions (nilai yang ditawarkan)

Value Propositions yang ditawarkan dari produk Manner Perfume meliputi:

a. Aroma khas rempah-rempah karena bahan baku terbuat dari minyak atsiri

jenis rempah seperti kemangi, lengkuas, jahe dan cengkeh dengan prinsip

pencampuran sederhana.

b. Efek dari penggunaan bahan baku tersebut ialah, parfum ini memiliki aroma

yang keras, menyengat serta menyegarkan.

c. Suplai bahan baku minyak atsiri didapat dari dua daerah yaitu Kabupaten

Subang dan Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, hal ini menjadi

nilai tambah produk, yaitu peranannya dalam mengangkat nilai tambah

komoditas lokal minyak atsiri sangat tinggi serta proses pembuatan minyak

atsiri menjadi produk turunannya. Harapannya dengan membeli parfum

minyak atsiri, konsumen menyadari bahwa pembeli telah berperan dalam

kontribusi besarnya bagi perkembangan industri hilirisasi minyak atsiri.

3. Channels

Komunikasi, distribusi dan saluran penjualan merupakan salah satu usaha

perusahaan untuk dapat berinteraksi dengan konsumen, saluran penjualan

memberikan peranan penting dalam menyampaikan pengalaman produk kepada

konsumen. Manner parfum menjalankan proses produksi secara berkala,

selanjutnya produk hasil racikan disampaikan kepada konsumen melalui beberapa

cara yaitu,

a. Facebook Marketing. Pemasaran melalui facebook dilakukan secara rutin

dengan menampilkan proses formulasi minyak atsiri rempah di halaman

promosi facebook, melalui saluran ini dapat diketahui berapa banyak orang

yang melihat iklan, lalu melakukan interaksi, sampai pada akhirnya sepakat

melakukan pembelian produk.

b. Penjualan langsung diacara forum-forum, seminar-seminar maupun

dibeberapa tempat pameran, cara ini juga menghasilkan masukan dari para

pengunjung mengenai formulasi yang telah dibuat karena adanya interaksi

secara dua arah.

35

4. Customer Relationships

Manner Perfume menjaga hubungan baik kepada konsumen atau

memberikan perlakauan khusus kepada calon pembeli, Manner Perfume

memetakan beberapa langkah, setiap langkah ditujukan khusus untuk masing-

masing segmen pasar yang menjadi target.

a. Kalangan pengusaha muda dan dosen muda, pihak perusahaan memberikan

edukasi terkait minyak atsiri berupa manfaatnya, kelebihannya

dibandingkan parfum lain kemudian proses pemberdayaan di setiap botol

racikan parfum minyak atsiri, selanjutnya parfum ditawarkan dengan harga

yang sesuai dengan kemampuan segmen dalam membeli.

b. Hubungan pelanggan untuk segmen pasar penggemar bahan alami dan

minyak atsiri adalah pemberian parfum khas rempah dengan harga

terjangkau, kemudian diperlihatkan proses produksi bahan-baku, hingga

proses formulasi minyak atsiri menjadi parfum dengan prinsip pencampuran

sederhana, sehingga cara ini dapat membangun atau menggali Customer

Journey lebih dalam yang dirasakan oleh calon pembeli parfum.

5. Revenue Streams

Sumber pemasukan perusahaan yang dapat mendukung berbagai aktivitas

kunci diperusahaan pada awal terbentuk minimum viable product pertama yaitu.

a. Penjualan parfum. Sumbangsi penjualan hasil racikan parfum tidak terlalu

besar karena formulasi yang belum sempurna dan aroma parfum masih

belum sesuai dengan beberapa kalangan konsumen, namun proses penjualan

masih terus diaktivasi dengan metode yang berbeda-beda.

b. Pemasukan terbesar Manner Perfume pada tahap awal tersebut adalah

melalui penjualan bahan baku minyak atsiri hasil proses penyulingan,

minyak atsiri dijual kepada beberapa perusahaan di daerah tempat

pemberdayaan, kemudian dimodalkan untuk kebutuhan parfum. Selain itu

minyak atsiri mentah sering dijual langsung kepada konsumen akhir atau

kepada para peneliti minyak atsiri. Proses penjualan minyak ini

berkontribusi besar terhadap pemasukan usaha.

36

6. Key Resources

Sumberdaya perusahaan pemula Manner Perfume pada tahap awal

berdirinya dikelompokkan menggunakan istilah 5 M yaitu:

1. Man

Man atau sumber daya yang terlibat di dalam Manner Perfume meliputi

pemilik usaha, co-founder yang bertugas untuk menjalankan usaha dan

memegang kendali terhadap jejaring yang dibangun, kemudian mentor

sebagai pemberi masukan dan pembuka akses terhadap berbagai jejaring

baru, petani sebagai penyuplai bahan baku dan objek pemberdayaan dan

pemberian input teknologi dan pihak laboratorium sentral Universitas

Padjadjaran sebagai tempat formulasi serta riset dan pengembangan atas

respon konsumen terhadap produk.

2. Machine

Mesin yang digunakan adalah mesin destilasi uap yang dipakai oleh petani

untuk menyuling berbagai jenis minyak atsiri rempah, untuk proses

formulasi menggunakan peralatan sederhana seperti beaker glass, pipet dan

gelas ukur.

3. Material

Material sebagai sumber daya meliputi bahan baku minyak atsiri rempah,

yaitu minyak lengkuas, minyak jahe, minyak lemon dan jenis minyak lain

yang berasal dari Subang dan Palembang, kemudian pelarut berupa alkohol

serta botol spray.

4. Method

Metode formulasi parfum menggunakan prinsip sederhana berdasarkan

kaidah top notes, middle notes dan based notes.

5. Money

Keuangan didapatkan dari proses penjualan produk, proses penjualan

minyak atsiri maupun dana hibah dari pemerintah.

7. Key Activities

Aktivitas kunci yang dilakukan oleh Manner Perfume dalam rangka

mendukung keseluruhan proses bisnis agar seluruh elemen kanvas model bisnis

37

berjalan dengan baik yang meliputi, produksi parfum, pendampingan petani,

pemasaran dan pengembangan produk atau riset.

a. Aktivitas kunci pertama yaitu produksi, dilakukan di lab sentral Universitas

Padjadjaran, untuk mendukung kualitas produk serta standarisasi formulasi

produk, produksi pada Minimum Viable Product pertama tidak menentu,

karena pembeli parfum yang masih terbatas, oleh karenanya tidak ada

jadwal khusus peracikan parfum. Produk yang telah diracik kemudian

dipasarkan menggunakan saluran online marketing dan pemasaran secara

langsung, hal ini menjadi salah satu aktivitas yang penting pada perusahaan,

karena jumlah produksi tergantung pada kemampuan pemasaran.

b. pendampingan kepada petani di Kabupaten Subang dan Kota Palembang

pada bagian proses destilasi uap, hal ini bertujuan agar minyak yang

dihasilkan bermutu tinggi serta layak untuk dijadikan bahan baku utama

parfum.

8. Key Partnership

Usaha pemula Manner Perfume memiliki mitra kunci untuk mendukung

berbagai aktivitas kunci dalam rangka menciptakan proposisi nilai yaitu.

a. Bahan baku berkualitas didapatkan dari mitra kunci utama yaitu petani

minyak atsiri yang sekaligus sebagai objek pemberdayaan, petani juga

berperan sebagai aktor pada berdirinya unit-unit usaha baru pada bidang

turunan minyak atsiri.

b. Manner Perfume bergabung dengan komunitas bisnis di Jatinangor yaitu

“The Local Enablers” yang banyak memberikan sumbangsi pada

pemasaran, peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di

dalam perusahaan serta akses pada bertemunya orang-orang baru yang satu

bidang usaha, maupun yang berbeda.

c. Laboran dan kepala Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran, mitra ini

berperan banyak pada proses pengembangan dan riset berkelanjutan dari

formulasi pertama hingga semakin membaik.

d. Terakhir mitra kunci yaitu peneliti atsiri yang tergabung di bawah naungan

Dewan Atsiri Indonesia (DAI) yang terdiri dari gabungan dosen, mahasiswa

maupun pelaku usaha minyak atsiri.

38

9 Cost Structure

Struktur biaya Manner Perfume pada tahap awal penciptaan produk

meliputi, biaya peralatan dan investasi, biaya variabel, biaya tetap dan biaya

promosi. Biaya peralatan dan investasi merupakan biaya awal yang digunakan

untuk menjalankan usaha yang meliputi biaya pembelian lemari penyimpan,

pembelian alat pelindung diri, biaya sewa rumah produksi, biaya riset

pengembangan dan sewa laboratorium sentral Universitas Padjadjaran serta biaya

pembelian alat tulis kantor. Selanjutnya biaya variabel mencakup biaya pembelian

bahan baku minyak atsiri, pembuatan dus kemasan, dan pembelian alkohol.

Kemudian biaya tetap yang meliputi botol aluminium sebagai wadah

minyak atsiri, pipet ukur, gelas ukur dan beaker glass. Terakhir struktur biaya yang

sangat penting adalah biaya promosi secara online menggunakan Facebook

Marketing dan biaya pemasaran secara langsung.

4.2.3. Produk MPV I Manner Perfume

Produk Manner Perfume pada MVP I terbuat dari bahan baku minyak atsiri

jenis rempah-rempah yaitu, minyak atsiri jahe, kemangi, lengkuas, dan pala.

Gambar 14. Hasil Minimum Viable Product (MVP) I

a). Pencampuran Minyak Atsiri b). Perajangan Tanaman Atsiri

c). Produksi Minyak Atsiri d). Teknologi Formulasi

39

Gambar a menunjukkan produk hasil proses pencampuran dengan

pencampuran sederhana, konsep pencampuran berdasarkan kaidah top notes,

middle notes dan based notes.

Kemudian gambar b menunjukkan proses perajangan minyak atsiri rempah-

rempah sebelum didestilasi.

Selanjutnya gambar c menunjukkan proses produksi minyak sereh wangi

skala laboratorium untuk membandingkan dengan minyak sereh wangi yang

diproduksi pada skala industri rumahan.

Gambar d menunjukkan teknologi formulasi yang digunakan yaitu dengan

pencampuran sederhana beberapa minyak atsiri jenis rempah-rempah.

Pencampuran didasari oleh kadiah pembagian minyak atsiri kedalam kecepatan

penguapannya.

40

4.2.4. Pendapatan MPV I Manner Perfume

a. Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga Pokok Produksi yang dijelaskan merupakan HPP pada protipe produk

yang pertama dengan komponen biaya bahan langsung, biaya buruh langsung,

biaya tak langsung pabrik dan biaya komersial. Berikut ini penjabarannya.

Tabel 3. Harga Pokok Produksi BIAYA BAHAN LANGSUNG

No Bahan-Bahan Kebutuhan Bahan Harga Bahan (Rp)

Nama Bahan Satuan Per Botol

50 ml

Per Pesanan Satuan Keseluruhan

1 Minyak Sereh ml 15 ml - 800 12.000

2 Minyak Lengkuas ml 5 ml - 500 2.500

3 Minyak Jahe ml 10 ml - 1.000 10.000

4 Minyak Cengkeh ml 5 ml - 500 2.500

5 Alkohol ml 15 ml - 100 5.500

6 Botol Kaca botol 1 botol - 15.000 15.000

7 Label set 1 set - 300 300

Jumlah Biaya Bahan langsung Rp 47.800

BIAYA BURUH LANGSUNG

No Jenis Pekerjaan

Kebutuhan buruh (jam-orang) Upah Buruh (Rp)

Per Botol Per Pesanan Per jam-orang Keseluruhan

1 Pencampuran Parfum 1 - 10.000 10.000

2 Penyiapan Botol, Dus dan

Label

1 - 5.000 5.000

3 Gaji Personil 1 - 10.000 10.0000

Jumlah Biaya Buruh Langsung Rp 25.000

BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK

No Jenis Biaya

Biaya Biaya Tambahan (Rp) Jumlah (Rp)

Dasar (Rp) Per jam-orang Per pesanan

1 Bahan Tak Langsung - - - -

2 Buruh Tak Langsung 12.000 3.000 - 3.000

3 Biaya Lainnya 500.000 5.000 - 5.000

Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik Rp 8.000

BIAYA KOMERSIAL

No Jenis Biaya

Biaya dasar Biaya Tambahan (Rp) Jumlah (Rp)

per produk per pesanan

1 Biaya Administrasi 100.000 5.000 5.000

2 Biaya Pemasaran 300.000 5.000 5.000

Jumlah Biaya Komersial Rp 10.000

PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN 1 BOTOL PARFUM

Komponen Biaya Jumlah (Rp)

Biaya Bahan Langsung 47.500

Biaya Buruh Langsung 25.000

Biaya Primer 72.500

Biaya Tak Langsung Pabrik 8.000

Biaya Produksi 80.500

Biaya Komersial 10.000

Harga Pokok Produk Per Botol Rp 90.500

Keuntungan Kotor Rp 45.250

Harga Jual Produk Rp 135.750

Keuntungan Setelah Pajak Rp 31.657

41

Apabila parfum dijual ke pasaran dengan memperhitungkan pajak penjualan

dan perkiraan keuntungan, maka harga jual produk dapat ditentukan. Keuntungan

kotor ditetapkan sebesar 50 % dari harga pokok dan pajak penjualan 10 % dari harga

jual produk, dengan demikian harga jual produk adalah adalah sebesar Rp 135.750

(harga pokok Rp 90.500 ditambah keuntungan kotor Rp 45.250)

Keuntungan kotor = 50% x Harga pokok per botol

= Rp 45.250,-

Pajak penjualan = 10% x Harga jual produk

= Rp 13.575,-

Keuntungan setelah pajak

= Rp 135.750 – Rp 90.500 – Rp 13.575

= Rp 31.675 per botol

b. Laporan Penjualan MVP I

Laporan penjualan yang dijabarkan dibawah ini merupakan hasil dari

penjualan Manner Perfume yang tercatat yaitu pada bulan Mei terjual sebanyak 6

botol dan Juni sebanyak 12 botol. Laporan ini menjadi salah satu indikator

kemajuan atau perkembangan Minimum Viable Product dimana ketika harga pokok

produksi meningkat, harga meningkat, keuntungan tetap stabil. Laporan penjualan

dijelaskan secara lengkap pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Laporan Penjualan MVP I Manner Perfume LAPORAN PENJUALAN MVP I (MEI – JUNI 2018)

Bulan Penjualan

per bulan

Harga Jual per

botol

Pendapatan Kotor

(penjualan x harga jual)

Keuntungan

(per botol setelah pajak)

Pendapatan Bersih

(Penjualan x Keuntungan per botol)

Mei 2018 6 135.750 814.500 31.675 190.050

Juni 2018 12 135.750 1.629.000 31.675 380.100

Total Rp 2.443.500

Rp 570.150

Laporan pada MVP I memberikan penjualan protipe produk pertama usaha

Manner Perfume, pada periode ini Manner Perfume melakukan proses pemasaran

yang cukup efektif dengan pendekatan kekinian sehingga penjualan meningkat.

Apabila dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa keuntungan bersih yang

diperoleh sebesar Rp 570.150,-

42

4.2.5. Analisis SWOT MVP I Manner Perfume

Setelah melakukan identifikasi terhadap sembilan unsur BMC yang

dijalankan oleh usaha pemula Manner Perfume saat ini, tahapan selanjutnya adalah

melakukan analisis SWOT terhadap sembilan unsur kanvas model bisnis tersebut.

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal yang

terjadi pada usaha pemula Manner Perfume. Hasil analisis ini digunakan untuk

merancang model bisnis baru atau MVP II hasil perbaikan dari MVP I.

Tabel 5. Analisis SWOT MVP I Manner Perfume Elemen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Customer

Segments

Segmen dapat

dicapai karena

saluran pemasaran dapat mencapai

mereka dan apabila

berhasil maka, kemungkinan

loyalitas akan

tinggi

Penetapan

segmentasi pasar

belum terlalu spesifik

berdasarkan

kaidah STP (Segmenting,

Targetting,

Positioning)

Ada kemungkinan

segmentasi pelanggan

dapat dicapai dengan syarat kualitas produk

yang terbaik, sehingga

berdampak pada loyalitas

Golongan pengusaha

muda, dosen dan

penggiat minyak atsiri sebagai segmen pasar

dapat pergi apabila

parfum rempah yang dibuat buruk.

Customer

Relationships

Hubungan yang dibangun dengan

dua acara tersebut

sangat pas untuk produk baru dan

unik seperti parfum rempah

Setiap segmen pasar memiliki

perlakuan khusus

untuk menjalin hubungan yang

baik yang telah dirancang pada

BMC

Hubungan secara personal memungkinkan

pemasaran parfum dari

mulut kemulut dan adanya kesadaran akan

produk

Menghabiskan waktu dan energi yang besar

untuk membangun

hubungan pelanggan,sementara

perusahaan harus banyak beraktivitas

Channels Lengkap antara

online dan offline

Tidak menjamin

penjualan yang lancar

Dapat menarik pelanggan

baru

Perusahaan lain yang

sejenis dapat membuat channels yang baru

Value

Propositions

Bahan alami

menjadi keunggulan utama

dan aroma khas

kadang dicari

Tidak semua

segmen pasar menyukai

parfum dengan

aroma khas rempah

Produk yang unik

memungkinkan cepat dikenal

Parfum pesaing dari

bahan alami dengan pilihan aroma yang

lebih banyak menjadi

penghalang

Key Activities Aktivitas

pemberdayaan

menjadi nilai tambah

Pemasaran tidak

berjalan dengan

baik secara online dan offline

Aktivitas mendukung

penciptaaan nilai tambah

Aktivitas yang tidak

menjadi prioritas dan

tidak terstruktur dapat memperlambat

akselerasi usaha

Key Resources SDM telah dimiliki, pekerja dimiliki dan

peralatan sudah

berkolaborasi

Belum lengkap dengan kaidah 5

M (Man,

machine, material, method

dan money)

Dengan sumber daya yang berkualitas produk

dan perusahaan akan

membaik

SDM yang tidak baik kapasitas dan

kapabilitas dapat

memberikan kerugian pada perusahaan

Key Partnerships Telah dibangun kerjasama strategis

Mitra belum bisa dikuasi dengan

baik

Mitra dapat memperluas pasar dan menurunkan

struktur biaya

Mitra yang lebih tinggi dapat menjadi pesaing

kedepannya

Cost Structures

HPP tidak terlalu

tinggi

Sistem

pembukuan dan keuangan yang

belum baik

Struktur biaya dapat

diminimalisir dengan keuntungan lebih tinggi

Perusahaan pesaing

dapat mengatur lebih baik penetapan harga

Revenue Streams

Sumber pemasukan tidak hanya satu

Kegiatan penjualan belum

memberikan

pemasukan yang besar

Sumber lain dapat dikembangkan lagi dan

diversifikasi sumber

sangat memungkinkan

Pemasukan yang tidak lancer menghambat

jalannya usaha

43

Merujuk pada penelitian Amirullah (2018) berdasarkan buku Business

Model Generation dalam melakukan analisis kondisi eksternal dan internal suatu

perusahaan dalam kaitannya dengan Kanvas Model Bisnis yang telah dirancang,

dapat sebuah analisis dari kesembilan blok yang telah dirancang sebelumnya.

Analisis ini berdasarkan hasil diskusi, kuesioner dan wawancara mengenai sikap,

masukan dan pendapat responden kepada 35 orang responden. Analisis SWOT

menunjukkan banyaknya kelemahan dari segi internal dan eksternal perusahaan, hal

ini terjadi karena masing-masing fondasi pembangunan perusahaan masih belum

stabil. Peluang secara keseluruhan harus dievaluasi karena tidak semua segmen

menginginkan parfum aroma rempah-rempah.

4.2.6. Evaluasi Blue Ocean Strategy MVP I Manner Perfume

Merujuk pada penelitian Rifa’i (2017) berdasarkan buku Business Model

Generation yang menyatakan bahwa Evaluasi menggunakan Blue Ocean Strategy

menjadi metode evaluasi yang dapat dikolaborasikan dengan kanvas model bisnis

dalam rangka membuka peluang pasar yang baru. Strategi ini menjadi alat evaluasi

pada kanvas model bisnis untuk menentukan 4 langkah yaitu eliminasi,

pengurangan, peningkatan dan penciptaan. Empat langkah ini digunakan untuk

merancang kanvas model bisnis terbaru.

Tabel 6. Strategi Evaluasi Blue Ocean Strategy Kanvas Model Bisnis Pertama

Eliminasi

(Eliminate)

Segmentasi pengusaha muda dan dosen muda dapat diganti dengan istilah profesional

muda yang didalamnya tercakup juga para penggemar minyak atsiri dan bahan alami.

Sehingga berdampak pada luasnya peluang pasar baru yang dapat dicapai dengan channel yang sama. Kemudian sumber pemasukan dari training dihilangkan karena kemampuan

belum memadai dengan solusi diganti menjadi pemasukan dari program penyempurnaan

produk dari pemerintah.

Pengurangan

(Reduce)

Aktivitas produksi minyak atsiri jenis rempah-rempah dikurangi menjadi produksi minyak atsiri aromatik. Aktivitas pemasaran online yang tidak menguntungkan dikurangi dan

ditingkatkan dengan penambahasan kapabilitas SDM. Penggunaan bahan baku minyak atsiri rempah

Peningkatan

(Rise)

Peningkatan cakupan segmentasi pasar dengan menambahkan segmen pegawai swasta

dan pegawai negeri sipil, agar penyebaran parfum ini tidak terbatas pada lingkungan yang

telah memahami parfum alami minyak atsiri. Selanjutnya mitra usaha dilakukan penambahan untuk menurunkan aktivitas yang dapat dikolaborasikan seperti pembuatan

kotak kayu bermitra dnegan pengrajin dilokasi usaha. Selanjutnya peningkatan kualitas

online marketing sehingga diakukan dengan tepat sasaran. Selanjutnya peningkatan aktivitas riset dan pengembangan produk.

Penciptaan

(Create)

Proposisi nilai dari yang awalnya hanya menggunakan minyak atsiri rempah dengan

aroma keras dan menyegarkan, selanjutnya dilakukan pembuatan minyak nilam murni sebagai zat pengikat minyak atsiri aromatik agar lebih tahan lama aroamnya. Penambahan

saluran distribusi pemasaran dengan mengikuti seminar dan pameran inovasi teknologi

untuk analisis produk, pesaing dan pasar kedepannya.

44

Berdasarkan tabel evaluasi Blue Ocean Strategy diatas ada beberapa elemen

Kanvas Model Bisnis yang harus dikurangi untuk menurunkan biaya, lalu

penambahan beberapa nilai tambah produk yang akan dilakukan pada MVP II serta

pembuatan beberapa saluran pemasaran/distribusi baru untuk menjangkau segmen

pelanggan atau membuka peluang pasar yang baru.

Kemudian pada MVP III terjadi perbaikan beberapa elemen kanvas model

bisnis sehingga bagian yang di ciptakan adalah saluran pemasaran baru yang lebih

adaptif terhadap perubahan serta disampaikan dengan cara kekinian. Selanjutnya

bagian yang ditingkatkan adalah kemampuan setiap personal didalam perusahaan

dalam melakukan banyak hal dalam satu waktu sehingga berdampak pada

peningkatan produktivitas perusahaan.

45

4.3. Minimum Viable Product (MVP) Kedua

4.3.1. Kanvas Model Bisnis Parfum Atsiri Kotak Kayu

Perancangan model bisnis bersifat iteratif atau memerlukan pengulangan,

tergantung pada hasil respon dari target pasar yang menilai produk parfum atsiri ini,

dalam perjalanan pembuatan Minimun Viable Product pertama, terdapat beberapa

perubahan, hampir kesembilan blok elemen kanvas model bisnis ada bagian yang

mengalami perubahan maupun penambahan konten dari masing-masing blok.

Dibawah ini merupakan rancangan model bisnis peerbaikan dari MVP I Manner

Perfume.

Gambar 15. Kanvas Model Bisnis Iterasi Kedua

Hal ini sejalan dengan kebutuhan konsumen yang menginginkan parfum

sesuai dengan selera mereka. Oleh karena itu dalam proses pengembangan

formulasi maupun tampilan dilakukan proses iterasi kedua dengan bahan baku tetap

minyak atsiri, namun sedikit berbeda karena terdapat penambahan minyak nilam

mentah sebagai komponen fiksatif atau pengikat aroma minyak atsiri lain didalam

campuran parfum.

4.3.2. Elemen Kanvas Model Bisnis MVP II

1. Customer Segments

Secara demografi segmentasi pasar Manner Perfume adalah pria umur 25-

45 tahun, tinggal diperkotaan khususnya di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta,

46

penambahan 5 tahun dari Minimum Vibale Product sebelumnya, penyebabnya

adalah batasan umur ini sangat tinggi loyalitasnya dan besar dalam segi jumlah.

Secara lebih spesifik, kalangan pria dengan umur tersebut tinggal diperkotaan

dengan tingkat kesibukan dan rutinitas yang telah terjadwal sehingga membutuhkan

pemenuhan akan tampilan terbaik dari segi aroma tubuh di setiap aktivitasnya.

Selanjutnya segmen ini dikategorikan berpenghasilan tetap sehingga dapat menjadi

indikator kemampuannya dalam berlangganan terhadap Manner Perfume dalam

jangka waktu yang lebih lama.

Segmen berikutnya adalah para profesional muda yang ada di dua Provinsi

besar yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat, jumlah kalangan ini setiap bulannya

semakin meningkat karena meningkatnya tren pertumbuhan pengusaha pemula

maupun perusahaan start-up yang umumnya dikelola penuh oleh para profesional

muda.

Segmentasi ini sangat tepat ditargetkan, karena perkembangan teknologi

masa kini yang memungkinkan akses dan kemudahan mereka terhadap Manner

Perfume, maupun terhadap proposisi nilai yang ditawarkan oleh perusahaan melalui

saluran media online, keputusan ini dibuat karena para profesional muda tidak

pernah lepas kesehariannya dengan dunia maya atau dunia internet.

Terakhir, segmen pasar yang ditetapkan adalah pegawai baik swasta

maupun pegawai negeri sipil, segmen ini terbatas, namun berperan banyak pada

penyebaran proposisi nilai produk, karena golongan ini berada pada level loyalitas

menengah dan terdapat kecenderungan repeat order apabila kepuasan kalangan ini

dapat dipenuhi ketika impressi pertama produk mereka dapatkan. dan yang

terpenting dapat mendukung proses promosi parfum minyak atsiri ini secara mulut

ke mulut (word of mouth).

2. Value Propositions

Value Propositions yang ditawarkan dari produk Manner Perfume setelah

terbentuk Minimum Viable Product kedua dengan proposisi nilai yang ditawarkan

yaitu.

a. Produk parfum atsiri dengan kemasan kayu, kemasan kayu ini dibuat

langsung secara handmade oleh pengrajin kayu di Desa Cipacing,

47

Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Hal ini menjadi ciri khas Manner

Perfume yang dapat ditawarkan kepada konsumen.

b. Penambahan minyak nilam sebagai pengikat parfum, salah satu komponen

yang terkandung pada minyak nilam yaitu senyawa Patchouli Alcohol

dikenal luas sebagai zat pengikat pada parfum.

c. Bahan baku minyak atsiri alami menjadi modal edukasi yang sangat

berharga bagi perusahaan ini, yang sangat erat kaitannya terhadap

pemberian nilai tambah terhadap produk mentah minyak atsiri yang diolah

menjadi parfum, proses ini cukup jarang ditemui di Indonesia, hal ini terlihat

pada tingginya jumlah ekspor minyak atsiri setiap tahun.

d. Minyak atsiri dikenal sebagai bahan alami, yang memberikan efek

kesehatan, rileksasi, ketenangan bagi para pemakainya, inilah yang menjadi

alasan bahwa parfum ini berbeda dengan parfum refill maupun parfum

impor, keduanya masih mengandung senyawa kimia sintetik.

e. Manner Perfume mempunyai ketahanan selama 5 jam, hal ini sedikit

membaik setelah adanya perbaikan terhadap formulasi pertama.

3. Channels

Pada Minimum Viable Product kedua, saluran distribusi tidak terlalu

berbeda jauh, namun ada sedikit penambahan channels. Komunikasi, distribusi dan

saluran penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk dapat berinteraksi

dengan konsumen, saluran penjualan memberikan peranan penting dalam

menyampaikan pengalaman produk kepada konsumen. Manner Perfume

menjalankan proses produksi secara berkala, selanjutnya produk hasil racikan

disampaikan kepada konsumen melalui beberapa cara yaitu.

a. Facebook Marketing, pemasaran melalui facebook dilakukan secara rutin

dengan menampilkan proses formulasi minyak atsiri rempah di halaman

promosi facebook, melalui saluran ini dapat diketahui berapa banyak orang

yang melihat iklan, lalu melakukan interaksi, sampai pada akhirnya sepakat

melakukan pembelian produk

b. Penjualan langsung, penjualan langsung biasanya dilakukan di acara

seminar dan pameran, kemudian forum pertemuan akademisi maupun rapat

48

para pimpinan, hal ini turut memberikan dampak pada penyebaran brand

Manner Perfume dari mulut ke mulut.

4. Customer Relationships

Untuk menjaga hubungan baik kepada konsumen atau memberikan

perlakuan khusus kepada calon pembeli, Manner Perfume memetakan beberapa

langkah, setiap langkah ditujukan khusus untuk masing-masing segmen pasar yang

telah ditargetkan.

a. Kalangan pengusaha muda dan dosen muda, pihak perusahaan memberikan

edukasi terkait minyak atsiri berupa manfaatnya, kelebihannya dibanding

parfum lain kemudian proses pemberdayaan disetiap botol racikan parfum

minyak atsiri, selanjutnya parfum ditawarkan dengan harga yang sesuai

dengan kemampuan segmen dalam membeli.

b. Segmen pasar penggemar bahan alami dan minyak atsiri adalah pemberian

parfum minyak nilam dan minyak atsiri aromatik kemudian diperlihatkan

proses produksi bahan baku, hingga proses formulasi minyak atsiri menjadi

parfum dengan prinsip pencampuran sederhana, sehingga cara ini dapat

membangun atau menggali Customer Journey lebih dalam yang dirasakan

oleh calon pembeli parfum.

5. Revenue Streams

Penjualan menjadi salah satu sumber penghasilan yang menjadi prioritas

utama sebuah perusahaan, tidak terkecuali dengan Manner Perfume.

a. Formulasi produk yang pertama, penjualan produk tidak terlalu signifikan

dalam menyumbang pemasukan kepada perusahaan, oleh karena itu pada

iterasi yang kedua, setelah formulasi parfum dari bahan baku minyak atsiri

rempah, kini menjadi parfum dengan bahan baku yang lebih woody, fruity

dan memberikan sensai calm terhadap penggunanya.

b. Sumber pemasukan Manner Perfume yang masih tetap bertahan adalah

penjualan minyak atsiri secara langsung kepada konsumen akhir, kepada

peneliti maupun kepada perusahaan.

c. Sebagian besar C Level diundang dalam berbagai kajian atau seminar

kewirasuahan, sharing-sharing pengusaha pemula, sehingga mendatangkan

pemasukan untuk perusahaan.

49

d. Manner Perfume berhasil mendapatkan sumber pemasukan dari hibah

Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) melalu program

Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), program inilah

yang membuat akselerasi perusahaan pemula ini menjadi lebih tinggi. Selain

itu program pendanaan ini berdampak pada perbaikan produk secara

menyeluruh.

6. Key Resources

Sumberdaya perusahaan pemula Manner Perfume pada iterasi kedua tidak

jauh berbeda, karena proses awal perancangan key resources sejak awal telah

menyeluruh, sehingga dapat memenuhi seluruh keperluan Manner Perfume.

a. Man

Sumber daya manusia yang berperan sebagai pendorong akselerasi Manner

Perfume adalah C-level, mentor, pengrajin kayu di Desa Cipacing, dan para

petani yang tetap bekerja keras dalam proses perbaikan produk sesuai

kebutuhan konsumen, maupun merancang perjalanan usaha yang adaptif

terhadap berbagai tuntutan kemajuan yang dihadapi.

b. Machine

Mesin yang digunakan adalah mesin destilasi uap yang digunakan untuk

memproduksi minyak atsiri aromatik dan minyak atsiri nilam sebagai bahan

baku utama yang dicampurkan sebagai zat pengikat parfum. Selebihnya

mesin yang digunakan berupa alat pencampuran sederhana, seperti gelas

ukur, beaker glass maupun pipet tetes.

c. Material

Material sebagai sumber daya meliputi bahan baku minyak atsiri dari

Subang dan Palembang serta minyak nilam yang tidak boleh tertingggal.

Kemudian bahan baku kayu yang diolah secara mandiri oleh tangan-tangan

pengrajin kayu di Desa Cipacing, lalu peralatan pencampuran serta botol

dan alat spray.

d. Method

Metode formulasi parfum menggunakan prinsip sederhana berdasarkan

kaidah top notes, middle notes dan based notes.

50

e. Money

Keuangan didapatkan dari proses penjualan prooduk hasil formulasi,

penjualan minyak atsiri maupun sumber dana hibah program Kompetisi

Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) dari Kemenristekdikti.

7. Key Activities

Aktivitas kunci yang dilakukan oleh Manner Perfume dalam rangka

mendukung keseluruhan proses bisnis agar seluruh elemen kanvas model bisnis

berjalan dengan baik meliputi.

a. Aktivitas kunci pertama yaitu produksi minyak atsiri, kegiatan ini dilakukan

di dua lokasi yaitu Subang dan Palembang dengan target produksi minyak

atsiri nilam sebanyak lima liter per bulan dan produksi minyak atsiri

aromatik lainnya sebanyak sepuluh liter per bulan.

b. Produksi parfum yang dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, namun

dalam sebulan target penjualan harus mencapai 60 botol per bulan.

c. Pendampingan para petani dalam rangka menghasilkan minyak berkualitas

premuim serta dapat bersaing apabila dijual langsung kepada konsumen.

d. Edukasi kepada konsumen menjadi aktivitas yang dilakukan secara rutin,

karena proses ini melibatkan pembuatan konten kreatif berupa video untuk

disebarkan di instagram, selanjutnya pembuatan brosur untuk

menyampaikan edukasi di acara seminar dan pameran.

e. Pemasaran secara aktif turut menjadi aktivitas kunci untuk memenuhi

permintaan produksi.

f. Pembuatan kotak kayu untuk menjadikan parfum yang lebih berkesan,

klasik dan eksklusif.

g. Seiring dengan rencana aksi program pendanaan dari pemerintah, Manner

Perfume terus berusaha menyempurnakan prototipe produk dengan

berbagai riset maupun komunikasi dengan beberapa pakar parfum dan

minyak atsiri.

8. Key Partnerships

Usaha pemula Manner Perfume memiliki mitra kunci untuk mendukung

berbagai aktivitas kunci dalam rangka menciptakan proposisi nilai.

51

a. Bahan baku berkualitas didapatkan dari mitra kunci utama yaitu petani

minyak atsiri yang sekaligus sebagai objek pemberdayaan, petani juga

berperan sebagai aktor pada berdirinya unit-unit usaha baru di bidang

turunan minyak atsiri.

b. Manner Perfume tergabung ke komunitas bisnis di Kecamatan Jatinangor

yaitu “The Local Enablers” yang banyak memberikan sumbangsi pada

pemasaran, peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di

dalam perusahaan serta akses pada bertemunya orang-orang baru yang satu

bidang usaha, maupun yang berbeda.

c. Mitra kunci dalam memproses minyak atsiri menjadi parfum dengan teknik

pencampuran sederhana adalah laboran dan kepala Laboratorium Sentral

Universitas Padjadjaran, mitra ini berperan banyak pada proses

pengembangan dan riset berkelanjutan dari formulasi pertama hingga

semakin membaik.

d. Terakhir mitra kunci dalam penambahan pengetahuan mengenai minyak

atsiri, pihak Manner Perfume menjadikan para peneliti minyak atsiri sebagai

mitranya, peneliti atsiri tergabung dibawah naungan Dewan Atsiri Indonesia

(DAI) yang terdiri dari gabungan dosen, mahasiswa maupun pelaku usaha

minyak atsiri.

9. Cost Structures

Struktur biaya Manner Perfume pada tahap awal penciptaan produk

meliputi, biaya peralatan dan investasi, biaya variabel, biaya tetap dan biaya

promosi.

a. Biaya peralatan dan investasi merupakan biaya awal yang digunakan untuk

menjalankan usaha, meliputi biaya pembelian lemari penyimpan, pembelian

alat pelindung diri, biaya sewa rumah produksi, biaya riset pengembangan

dan sewa laboratorium sentral Universitas Padjadjaran serta biaya

pembelian alat tulis kantor.

b. Biaya variabel mencakup biaya pembelian bahan baku minyak atsiri,

pembuatan dus kemasan, dan pembelian alkohol.

c. Biaya tetap yang meliputi botol aluminium sebagai wadah minyak atsiri,

pipet ukur, gelas ukur dan beaker glass.

52

4.3.3. Produk MPV 2 Manner Perfume

Produk Manner Perfume pada persyaratan produk minimum kedua

menggunakan bahan baku minyak atsiri tanaman nilam sebagai zat pengikat aroma

parfum agar tahan lama. Minyak nilam mengandung senyawa Patchouli Alcohol

(PA) yang sejak dahulu senyawa ini digunakan untuk menambah ketahanan aroma,

namun pada tahapan kedua ini senyawa PA masih tercampur dengan komponen lain

minyak Nilam.

Gambar 16. Hasil Minimum Viable Product (MVP) I

Gambar a menunjukkan tampilan fisik dari Minimum Viable Product kedua

dengan berbagai perbaikan seperti botol, bahan baku minyak atsiri yang digunakan,

dan varian aroma. Kemudian Gambar b menunjukkan produk Manner Perfume

dengan kotak kayu buatan tangan dari pengrajin kayu. Gambar c menunjukkan

penggunaan bahan baku minyak atsiri aromatik seperti minyak Mawar, Melati, dan

Rosemary, yang memberikan aroma wangi, menyegarkan dan lembut. Terakhir

Gambar c menunjukkan teknologi formulasi, yaitu dengan pencampuran

berdasarkan kaidah top notes, middle notes dan based notes dan penambahan

minyak nilam sebagai zat fiksatif parfum.

a). Produk MVP II Manner Perfume b). Produk Parfum Kotak Kayu

c). Bahan Baku MVP II d). Teknologi Frmulasi MVP II

53

4.3.4. Pendapatan Manner Perfume MVP II

a. Harga Pokok Produksi MVP II

Tabel 7. Harga Pokok Produksi BIAYA BAHAN LANGSUNG

No Bahan-Bahan Kebutuhan Bahan Harga Bahan (Rp)

Nama Bahan Satuan Per Botol

50 ml

Per Pesanan Satuan Keseluruhan

1 Minyak Nilam ml 15 ml - 500 7.500

2 Minyak Melati ml 5 ml - 1.500 7.500

3 Minyak Kasturi ml 10 ml - 1.000 10.000

4 Minyak Sweet Orange

ml 5 ml - 1.000 5.000

5 Alkohol ml 15 ml - 100 1.500

6 Solviol ml 5 ml - 200 1.000

7 Botol Kaca botol 1 set - 10.000 10.000

8 Kotak Kayu set 1 set - 12.0000 12.000

Jumlah Biaya Bahan langsung Rp 54.500

BIAYA BURUH LANGSUNG

No Jenis Pekerjaan

Kebutuhan buruh (jam-orang) Upah Buruh (Rp)

Per Botol Per Pesanan Per jam-orang Keseluruhan

1 Pencampuran Parfum 1 - 10.000 10.000

2 Penyiapan Botol, Dus dan

Label

1 - 5.000 5.000

3 Gaji Personil 3 - 10.000 30.0000

Jumlah Biaya Buruh Langsung Rp 45.000

BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK

No Jenis Biaya

Biaya Biaya Tambahan (Rp) Jumlah

(Rp)

Dasar (Rp) Per jam-orang Per pesanan

1 Bahan Tak Langsung 400.000 4.000 - 4.000

2 Buruh Tak Langsung 12.000 3.000 - 3.000

3 Biaya Lainnya 500.000 5.000 - 5.000

Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik Rp 12.000

BIAYA KOMERSIAL

No Jenis Biaya

Biaya dasar Biaya Tambahan (Rp) Jumlah (Rp)

per produk per pesanan

1 Biaya Administrasi 100.000 5.000 5.000

2 Biaya Pemasaran 500.000 7.000 7.000

Jumlah Biaya Komersial Rp 12.000

PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN 1 BOTOL PARFUM

Komponen Biaya Jumlah (Rp)

Biaya Bahan Langsung 54.500

Biaya Buruh Langsung 45.000

Biaya Primer 99.500

Biaya Tak Langsung Pabrik 12.000

Biaya Produksi 111.500

Biaya Komersial 12.000

Harga Pokok Produk Per Botol Rp 123.500

Keuntungan Kotor Rp 61.750

Harga Jual Produk Rp 185.250

Keuntungan Setelah Pajak Rp 43.225

Apabila parfum dijual ke pasaran dengan memperhitungkan pajak penjualan

dan perkiraan keuntungan, maka harga jual produk dapat ditentukan. Keuntungan

54

kotor ditetapkan sebesar 50 % dari harga pokok dan pajak penjualan 10 % dari harga

jual produk, dengan demikian harga jual produk adalah adalah sebesar Rp 185.250

(harga pokok Rp 123.500 ditambah keuntungan kotor Rp 61.750)

Keuntungan kotor = 50% x Harga pokok per botol

= Rp 61.750,-

Pajak penjualan = 10% x Harga jual produk

= Rp 18.525,-

Keuntungan setelah pajak

= Rp 185.250 – Rp 123.500 – Rp 18.525

= Rp 43.225 per botol

b. Laporan Penjualan MVP II

Laporan penjualan yang dijabarkan dibawah ini merupakan hasil dari

penjualan Manner Perfume yang tercatat yaitu pada bulan Juli terjual sebanyak 15

botol dan bulan Agustus sebanyak 20 botol. Laporan ini menjadi salah satu

indikator kemajuan atau perkembangan Minimum Viable Product dimana ketika

harga pokok produksi meningkat, harga meningkat, keuntungan tetap stabil.

Laporan penjualan dijelaskan secara lengkap pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Laporan Laba Rugi MVP II LAPORAN PENJUALAN MVP II (JULI-AGUSTUS 2018)

Bulan Penjualan

per bulan

Harga Jual per

botol

Pendapatan Kotor

(penjualan x

harga jual)

Keuntungan

(per botol

setelah

pajak)

Pendapatan Bersih

(Penjualan x

Keuntungan per

botol)

Juli 2018 15 185.250 2.778.750 43.225 648.375

Agustus 2018 20 185.250 3.705.000 43.225 864.500

Total Rp 6.483.750

Rp 1.512.875

Laporan pada MVP II memberikan gambaran positif secara finansial untuk

pertumbuhan usaha Manner Perfume, pada periode ini Manner Perfume melakukan

proses pemasaran yang cukup efektif sehingga penjualan meningkat. Apabila

dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dengan komponen biaya yang lebih

banyak dari MVP I, keuntungan sebesar Rp 1.512.875,-.

55

4.3.5. Analisis SWOT MVP II Manner Perfume

Analisis kedua dibangun berdasarkan perbaikan kanvas model bisnis

pertama dengan pendekatan SWOT, analisis ini menjadi rujukan bagi perbaikan

kanvas model bisnis pada MVP III usaha pemula Manner Perfume.

Tabel 9. Analisis SWOT MVP II Manner Perfume Elemen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Customer Segments Lebih spesifik dan

terdapat loyalitas yang tinggi serta

sangat mudah

dicapai oleh

Channels

Pelanggan yang perduli

kualitas seringkali mengevaluasi produk

dengan produk lain

Perusahaan

berpeluang mendapatkan

pelanggan baru dari

segmentasi yang

telah ditetapkan

Segmen pelanggan

hanya sekali membeli apabila

proposisi nilai

tidak baik dihati

mereka

Customer

Relationships

Hubungan yang

dibangun lebih

banyak dan sesuai dengan kondisi

segmentasi pasar

Hubungan pelanggan

belum mampu di

follow- up secara rutin oleh perusahaan

Hubungan secara

personal berpeluang

semakin memberikan

kenyamanan

terhadap pembeli

Metode hubungan

secara masif

berupa iklan oleh perusahaan lain

dapat

mempengaruhi minat beli

Channels Semua saluran

dimanfaatkan secara lebih masif dan

optimal

SDM belum siap untuk

menangkap berbagai perubahan saluran

kedepannya

Aktivitas penjualan

masih memungkinkan

untuk

menyebarluaskan nilai produk yang

semakin membaik

Channel

perusahaan sejenis yang lebih menarik

membuat usaha ini

harus mengeluarkan ide

saluran terbaru

Value Propositions Varian aroma lebih lengkap dengan

ketahanan yang 8

jam

Sulit untuk menyampaikan nilai

tambah produk yang

sangat tinggi ini

Apabila konsumen mulai sadar akan

nilai produk, maka

akan terbangun loyalitas yang tinggi

Parfum bermerek dan refill yang

sintetis menjadi

penghambat

Key Activities Keseluruhan

aktivitas sangat

mendukung pembuatan proposisi

nilai yang terbaru

SDM belum mampu

memaksimalkan

aktivitas menjadi peningkatan kapasitas

dan kapabilitas

Aktivitas sangat unik

dan lengkap

dibandingkan usaha parfum refill atau

pesaing sejenis

lainnya

Perusahaan parfum

bermerek dan refill

dengan aktivitas sama mampu

mendatangkan

konsumen dalam jumlah besar

Key Resources Kaidah 5 M telah

lengkap sebagai sumber daya internal

dan ekksternal usaha

ini

Kapasitas sumber daya

manusia internal usaha masih rendah

Resources

berpeluang menurunkan struktur

biaya dengan

keuntungan yang lebih besar

Sumber daya yang

tidak kuat akan keluar dan

merusak sistem

perusahaan dan nilai

Key Partnerships Mitra sangat

beragam dan aktif

dalam menciptakan

proposisi nilai

Kesulitan dalam

mengatur setiap mitra

untuk mengembangkan

usaha

Kemitraan skala

nasional berpeluang

memperkenalkan

usaha ini lebih luas

Pelanggan dapat

berpindah ke mitra

terutama

pengusaha atsiri

untuk membeli minyak atsiri

Cost Structures

Standar struktur

biaya yang baik

mulai terindentifikasi dan

pembukuan mulai

membaik

Struktur biaya yang

lengkap menyebabkan

meningkatnya HPP

Struktur biaya yang

lengkap

menyebabkan adanya peluang

menaikkan harga

dengan segmen yang tepat

perusahaan pesaing

dapat bekerja lebih

cepat dan metode kerja yang efektif

sehingga mampu

memberikan harga layanan dan

produk yang lebih

murah

Revenue Streams

Arus kas mulai

membaik seiring

dengan perbaikan produk, ketahanan

dan kualitas serta

penjualan yang

meningkat

Pemasukan belum

dibagi-bagi porsinya

untuk setiap keperluan jangka pendek dan

jangka panjang

Perusahaan

berpeluang

mendapatkan pemasukan dari

sumber-sumber baru

Usaha pesaing

yang lebih maju

dapat perlahan mematikan usaha

ini karena nilai

tambah sulit untuk

disampaikan

56

Secara umum kondisi internal perusahaan dari segi kekuatan mulai

membaik, dari segi kelemahan mulai dapat dimanfaatkan sebagai peluang.

Kemudian kondisi eksternal perusahaan dalam bentuk peluang, pada MVP II

semakin luas peluang pasarnya seiring dengan perbaikan proposisi nilai yang

ditawarkan. Terakhir ancaman terdapat pada hadirnya kempetitor dengan aroma

lebih baik dan harga parfum yang lebih murah.

4.3.6. Evaluasi Blue Ocean Strategy MVP II Manner Perfume

MVP II memberikan evaluasi yang mendalam atas perbaikan parfum dari

MVP yang pertama. Penjabaran lengkapnya dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Evaluasi Blue Ocean Strategy Kanvas Model Bisnis Pertama

Eliminasi (Eliminate) Hubungan kepada pelanggan dengan menunjukkan proses formulasi dihilangkan karena pelanggan tidak terlalu melihat ini sebagai nilai tambah, lalu proposisi nilai dengan

penambahan minyak nilam diganti dengan penambahan senyawa PA untuk

meningkatkan ketahanan aroma, kemudian sumber daya dalam bentuk metode dieliminasi dari pencampuran biasa, menjadi pencampuran hasil destilasi fraksinasi

minyak atsiri dengan kaidah top, middle and based

Pengurangan (Reduce) Pengurangan aktivitas yang tidak produktif seperti pendampingan petani tanpa

menyiapkan proses penyempurnaan produk yang memadai serta proses pemasaran dihilir

yang handal

Peningkatan

(Rise)

Peningkatan cara untuk membangun hubungan kepada segmentasi pasar agar proposisi

nilai tersampaikan dengan baik. Lalu peningkatan aktivitas produksi minyak atsiri nilam menjadi produksi senyawa PA dari minyak nilam, dan peningkatan saluran distribusi

maupun pemasaran dengan mengoptimalkan teknologi pemasaran kekinian

Penciptaan (Create)

Pembuatan segmen pasar baru yang sangat mungkin dijangkau seperti golongan pejabat dan jajaran direksi, pria berumur 25-45 tahun, pria yang tinggal di kota besar khususnya

Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kemudian pembuatan hubungan baru kepada pelanggan

dengan sapaan rutin setiap minggu, pemberian opsi berupa peracikan parfum secara kustomisasi oleh pelanggan untuk menciptakan customer journey yang baik. Lalu

pembuatan senyawa Patchouli Alcohol (PA) agar ketahanan aroma lebih dari 1 hari,

kemudian pembuatan saluran pemasaran baru yaitu melalui public figure dan pembuatan sumber pemasukan baru dari kegiatan menjadi pemateri diseminar dan pelatihan

Evaluasi secara umum terdapat pada elemen proposi nilai, segmentasi pasar

dan saluran pemasaran serta distribusi yang efektif dan efisien dengan struktur

biaya lebih rendah.

57

4.4. Minimum Viable Product (MVP) Ketiga

4.4.1. Kanvas Model Bisnis Parfum Atsiri Kotak Kayu dilapisi Batu

Perancangan kanvas model bisnis didasarkan pada sebuah perubahan

tentang kebutuhan model bisnis yang inovatif dapat dibutuhkan saat ini, seiring

dengan skala dan kecepatan perubahan yang menuntut penggantian model bisnis

yang telah lalu. Inovasi model bisnis sangat erat kaitannya terhadap penciptaan nilai

untuk perusahaan, perlakuan terhadap konsumen serta penjalinan hubungan

perusahaan dengan masyarakat. Di bawah ini merupakan perancangan model bisnis

untuk MVP III.

Gambar 17. Kanvas Model Bisnis MVP Iterasi Ketiga

Berkaitan dengan Kanvas Model Bisnis, pada tahap awal pendirian usaha

pada tahun 2017, tim internal telah menyusun sebuah BMC yang pertama,

selanjutnya direalisasikan dengan pembuatan prototipe produk awal dan

selanjutnya akan dilakukan perancangan kembali bisnis model untuk diujikan

kepada responden segmentasi pasar yang telah ditetapkan.

4.4.2. Elemen Kanvas Model Bisnis MVP III

1. Customer Segments

Perusahaan pemula Manner Perfume, merancang calon segmetasi pasar

menggunakan beberapa cara, yaitu dengan melihat hasil analisis di Facebook

Marketing. Segmentasi Manner Perfume berada pada pria usia 25-45 tahun, tinggal

58

di perkotaan Jawa Barat dan DKI Jakarta, mempunyai penghasilan tetap dan peduli

terhadap penampilan keseharian. Berikut ini segmentasi calon pembeli Manner

Perfume yang telah dipetakan;

a. Profesional muda

Profesional muda yang masuk kedalam segmentasi Manner Perfume adalah

mereka yang mendirikan start-up, mereka yang bekerja di perusahaan pemula,

mereka yang bekerja paruh waktu maupun bekerja penuh atau mereka yang

berprofesi sebagai dosen tidak tetap.

Gambar 18. Penjualan kepada Profesional Muda

Golongan ini menjadi segmentasi karena tingkat keingintahuan yang tinggi

terhadap produk-produk baru dan tingkat analisis yang tinggi tentang keunggulan

suatu produk. Selain itu golongan ini sangat memperhatikan bagaimana perusahaan

menyampaikan nilai-nilai dan memperlakakukan mereka sesuai dengan nilai-nilai

perusahaan tersebut. Selama ini, apabila melihat hasil penjualan, partisipasi

pembeli terbanyak berasal dari golongan ini.

b. Pecinta parfum

Golongan ini sangat banyak ditemui di perkotaan, golongan ini tidak terlalu

banyak jumlahnya, namun ketika perusahaan dapat mencapai mereka, maka

loyalitas mereka terhadap produk tersebut sangat tinggi. Golongan ini juga berperan

pada pemasaran produk secara mulut kemulut dan terlibat pasif dalam proses

pembangunan brand perusahaan pemula Manner Perfume.

59

Gambar 19. Segmen Pecinta Parfum

Golongan pecinta parfum menjadi target pasar dengan perlakuan khusus,

alasannya adalah pecinta parfum sangat mengenal parfum merek terkenal, sehingga

mereka sangat memahami kualitas suatu parfum, melihat fakta ini, Manner Perfume

menawarkan pilihan kustomisasi racikan untuk segmentasi ini. Selama ini,

meskipun jumlah pembelian dari golongan tersebut tidak banyak, namun seringkali

memberikan berbagai perbaikan dari model usaha maupun formulasi parfum.

c. Peneliti dan penggiat minyak atsiri

Segmentasi ini umumya berasal dari golongan akademisi, berasal dari

berbagai Universitas di Indonesia, pembelian parfum digunakan untuk keperluan

penelitian, selain itu golongan ini, seringkali membeli minyak atsiri mentah untk

diteliti maupun diproses lebih lanjut. Segmentasi ini berasal dari orang-perorangan,

maupun dalam bentuk tim yang terdiri dari peneliti, dosen dan mahasiswa.

d. Pejabat dan jajaran direksi

Segmentasi ini tidak terlalu besar populasinya, namun dampak pada

terbangunya citra baik perusahaan maupun proses branding yang efektif berasal

dari golongan ini. Para pejabat maupun jajaran direksi menjadi figur penting di

suatu perusahaan, sehingga apapun gerak-gerik yang mereka lakukan dapat secara

langsung mempengaruhi bawahan mereka, hal inilah yang ditangkap oleh Manner

Perfume, sehingga menjadikan kelompok ini sebagai figur publik sekaligus

segmentasi pasar potensial.

e. Karwayan dan Pegawai Negeri Sipil

Karyawan yang dimaksud adalah karyawan perusahaan besar, perusahaan

skala rumahan maupun industri kecil menengah serta pekerja yang ada di rumah

sakit, di instansi pemerintahan dan lain-lain. Pegawai negeri sipil yang menjadi

60

prioritas Manner Perfume adalah pegawai dosen, pendidik atau guru, serta pegawai

di berbagai istansi kenegaraan.

Gambar 20. Segmen PNS dari Sekretaris Rektor dan Pejabat Perbankan

Golongan menjadi golongan kedua terbesar sebagai pembeli produk

Manner Perfume. Segmentasi ini berjumlah besar karena pusat industri berada di

perkotaan, utamanya di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta.

2. Value Proposition

Proposisi nilai menunjukkan keseluruhan produk dan pelayanan yang

menciptakan nilai untuk segmentasi konsumen yang spesifik. Manner Perfume

meggunakan perangkat Value Proposition Canvas dalam merancang sebuah

keunggulan untuk segmentasi pelanggan yang telah ditetapkan. Berdasarkan

perancangan Value Proposition Canvas yang telah dilakukan oleh Manner

Perfume, Oleh karena itu, dipereoleh hasil Value Proposition meliputi, penambahan

senyawa Patchouli Alcohol (PA) sebagai zat fiksatif agar aroma parfum tahan lama,

menggunakan konsep produk dan kemasan tradisional, menggunakan bahan baku

minyak atsiri lokal dan bermutu tinggi dengan kartu informasi didalamnya,

kemasan terbuat dari kotak kayu yang dilapisi ornamen batu alami. Dan terakhir

dapat diracik secara kustomisasi.

a. Penambahan Senyawa Pathcouli Alcohol (PA)

Komponen utama yang terkandung dalam minyak nilam adalah patchouli

alcohol (C15H26O) yang berfungsi sebagai zat fiksatif yang digunakan dalam

parfum untuk menjaga aroma keharumannya agar bertahan lebih lama. Metode

yang digunakan adalah metode destilasi fraksinasi yang merupakan metode

pemisahan dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan tidak diperlukan pelarut atau

zat tambahan lain untuk memisahkan komponen-komponen tersebut. Selain itu

kondisi operasi dapat dilakukan dalam kondisi vakum, sehingga dapat menurunkan

61

suhu titik didih komponen karena pada tekanan dan suhu tinggi akan

mengakibatkan dekomposisi pada minyak yang dihasilkan.

Gambar 21. Senyawa Patchouli Alcohol yang ditambahkan

Penambahan senyawa ini memberikan keunggulan khusus pada Manner

Perfume, senyawa PA meningkatkan ketahanan aroma parfum, kemudian dapat

mengikat semua senyawa atsiri yang menjadi bahan baku parfum.

b. Konsep Produk dan Kemasan Tradisional

Nilai unggul produk ini mencakup penamaan varian aroma parfum, desain

kemasan luar produk, desain kartu informasi produk dan proses peyampaian produk

ketangan konsumen. Penamaan varian aroma racikan parfum menggunakan nama-

nama keluarga kerajaan Padjadjaran dengan ciri khas kepribadian mereka, misalnya

nama “Kentring Manik, Lara Sarkati dan Dyah Pitaloka” dipilih untuk aroma

perempuan, dan nama “Jagayagba, Mundinglaya Dikusuma, dan Sakya Wirya”

dipilih untuk aroma laki-laki. Selanjutnya desain luar kemasan terbuat dari hasil

karya tangan pengrajin kayu di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, mereka

menamakan diri sebagai komunitas Gerbang Art dengan keahlian pembuatan

berbagai kerajinan unik dari kayu.

Gambar 22. Tampilan Kemasan Tradisional

Kotak kayu ini kemudian dilapisi batu granit yang tipis sebagai penambah

daya tarik kemasan. Terakhir, desain kartu informasi terdiri dari batik khas Sunda

62

dan Palembang yang menggambarkan daerah lokasi pemberdayaan petani atsiri

milik Manner Perfume.

c. Kartu Informasi Produk

Kartu informasi produk merupakan komponen bagian dalam parfum,

posisinya menempel didekat botol kaca parfum, kartu ini berisi komposisi minyak

atsiri yang digunakan pada varian aroma tersebut, lalu keunggulan produk berbahan

baku lokal, kemudian ucapan terima kasih atas pembelian parfum serta informasi

mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan untuk menghasilkan 1 botol

parfum yang sampai ketangan pembeli.

Gambar 23. Kartu Ucapan Terima Kasih

Proposi nilai ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan konsumen

tentang minyak atsiri sekaligus meningkatkan loyalitas mereka ketika disajikan

kartu infromasi.

d. Sapaan Konsumen Secara Rutin

Sapaan kepada konsumen yang pernah membeli parfum ini dilakukan secara

rutin setiap minggu, hal ini berkaitan dengan prilaku konsumen setelah memakai

parfum dari miyak atsiri lokal. Sapaan berisi pertanyaan tentang kepuasaan

konsumen terhadap parfum dengan bahasa yang lugas serta disesuaikan dengan

umur pembeli. Sapaan kemudian dilanjutkan dengan menanyakan apakah

konsumen memerlukan penggantian produk apabila terdapat masalah dan keluhan

yang berarti pada produk Manner Perfume pada satu minggu pertama setelah

pembelian.

e. Peracikan secara kustomisasi

Proposi nilai ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan konsumen parfum

yang beragam. Pihak perusahaan menyediakan 3 varian aroma untuk perempuan

dan 3 varian aroma untuk laki-laki, namun seringkali setelah mencium sampel

63

parfum, konsumen menanyakan varian aroma yang lain yang sesuai dengan

keinginan mereka, hal inilah yang mendasari penekanan nilai tambah berupa

kustomisasi produk sesuai keinginan konsumen.

Gambar 24. Peracikan Secara Kustomisasi oleh Konsumen

Proses kustomisasi diawali dengan penyiapan seluruh bahan baku minyak

atsiri yang dimiliki oleh perusahaan pemula Manner Perfume. Sejauh ini terdapat

21 jenis minyak atsiri sebagai bahan baku parfum. Selanjutnya, 21 jenis atsiri

dihadapkan kepada calon pembeli untuk kemudian dicampurkan aromanya sesuai

dengan selera pembeli. Setelah konsumen memilih aroma, tim formulasi parfum

meracik parfum dengan membuat minimal tiga sampel racikan dengan jumlah tetes

berbeda dan maksimal enam racikan sampel parfum, kemudian sampel dipilih oleh

konsumen. Proses ini terbilang sangat efektif karena tim formulasi perusahaan tidak

terlalu sulit dalam meracik, karena formula telah dipilih oleh konsumen.

3. Channels

Channels menggambarkan bagaimana cara perusahaan menyampaikan

informasi kepada konsumen serta menjangkau konsumen untuk menyiapkan nilai

kepada mereka. Channels memerankan peranan penting dalam memberikan

pengalaman produk kepada konsumen, channels dapat secara langsung maupun tak

langsung, tergantung proposisi nilai yang hendak ditawarkan kepada segmentasi

pasar.

a. Social Media

Jalur penyampaian nilai serta pemasaran ini menjadi sangat efektif karena

dapat mencapai segmentasi pasar secara spesifik dan akurat. Facebook merupakan

salah satu perangkat sosial media yang saat ini sangat erat kaitannya dengan

kehidupan seseorang. Oleh karena itu Manner Perfume menjadi salah satu usaha

64

pemula yang memanfaatkan kanal sosial media ini sebagai jalur penyampaian

proposisi nilai dan produk kepada segmentasi pasar yang telah dipetakan.

Gambar 25. Halaman Iklan di Facebook

Beberapa fitur yang ditawarkan oleh Facebook Marketing yaitu penetapan

segmentasi pasar yang sangat detail, pemilihan tampilan video atau gambar dan

jangkauan geografis yang hendak dituju oleh pemilik usaha. Manner Perfume

menargetkan para pengguna yang berusia 25-40 tahun, tinggal di Provinsi Jawa

Barat dan DKI Jakarta, memiliki pekerjaan sebagai profesional muda, pecinta

parfum, peneliti, serta para pegawai dan pejabat. Manner Perfume menampilkan

proposi nilai dan promosi dalam bentuk gambar dan video yang unik dan ciri khas

tradisional Indonesia.

Perangkat sosial media lainnya yang digunakan adalah Instagram, sosial

media ini memungkinkan terjadinya interaksi antara produsen dan konsumen

sehingga akan meningkatkan input, kritik dan saran secara langsung kepada usaha,

perangkat ini menjadi sangat menarik karena sangat interaktif dan menampilkan

foto dan video sehingga dapat memperkenalkan produk dan mengajak konsumen

untuk membeli Manner Perfume.

Gambar 26. Halaman Instagram Manner Perfume

65

Instagram dipilih karena berdasarkan data, pengguna aktif Instagram

mencapai angka 150 juta orang. Lebih dari 90 % pengguna instagram berusia

kurang dari 35 tahun (Goenawan, 2008) hal ini sejalan dengan rentang usia yang

telah dipilih oleh Manner Perfume. Hal terpenting dari kanal promosi ini adalah,

nilai-nilai usaha dapat tersampaikan dengan mudah dan dapat secara terus menerus

mengedukasi konsumen mengenai keunggulan Manner Perfume.

b. Komunitas Customer Segments (Segmen Pelanggan)

Komunitas yang menjadi jalur penyampaian proposisi nilai maupun

pemasaran yang dimaksud adalah komunitas pecinta parfum dan penggemar

minyak atsiri. Komunitas ini dipilih karena, ketika interaksi antara pihak Manner

Perfume kepada komunitas tersebut, proposisi nilai dapat disampaikan dengan baik

kepada mereka, selanjutnya akan terjadi penyebaran nilai secara mulut ke mulut

yang tersebar masif. Selain itu komunitas ini umumnya menghargai berbagai upaya

pembuatan miyak atsiri menjadi produk turunannya, hal ini terjadi karena selama

ini Indonesia hanya sebagai negara pengekspor minyak atsiri, pengolahan menjadi

produk turunannya belum dilakukan secara maksimal (Julianto, 2016).

c. Personal Selling

Manner Perfume melakukan penjualan langsung kepada konsumen,

pejualan dilakukan saat pameran inovasi teknologi, pameran produk lokal tingkat

provinsi maupun berbagai pameran lainnya terkait dengan bidang usaha. Personal

selling oleh Manner Perfume memungkinkan adanya interaksi secara langsung

sehingga banyak proposisi nilai yang dapat disampaikan, seperti bahan baku

minyak atsiri lokal yang digunakan, proses pemberdayaan petani minyak atsiri di

kota Subang dan Kota Palembang, penggunaan senyawa Patchouli Alcohol sebagai

bahan pengikat aroma, kemudian penggunaan bahan baku alami yang aman bagi

tubuh dan baik untuk kesehatan.

66

Gambar 27. Penjualan Secara Personal

Dalam perjalanannya Manner Perfume telah melakukan personal selling

serta penyampaian proposisi nilai secara lengkap kepada berbagai segmentasi pasar

yang telah dipetakan sebelumnya, seperti dosen Universitas Padjadajaran,

Karyawan, Pegawai Negeri Sipil, profesional muda, sebagian mahasiswa, peneliti

minyak atsiri, dan para pecinta parfum. Channel Personal Selling menjadi salah

satu bagian terpenting dalam proses bisnis Manner Perfume.

d. Local Public Figure

Manner Perfume selalu adaptif teradap berbagai perubahan dan konsep-

konsep modern dalam penyampaian value preposition kepada konsumen, oleh

karena itu dalam perjalanan usahanya Manner Perfume berkomunikasi baik dengan

berbagai publik figur yang berpengaruh terhadap sampainya value kepada

konsumen. Salah satu proposisi nilai yang ditawarkan berdasarkan hasil dari Value

Preposisiton Canvas yang telah dirancang adalah konsep penamaan varian sesuai

dengan nama keluarga kerajaan Padjadjaran, hal ini dipilih karena usaha ini

berdomisili di Jawa Barat dan aktif memberdayakan petani minyak atsiri di

Kabupaten Subang Jawa Barat. Kemudian desain kemasan dan kartu informasi

parfum didesain dengan batik khas Palembang, hal ini karena daerah utama

pemberdayaan terletak di Provinsi Sumatera Selatan.

67

Gambar 28. Pengenalan Produk kepada Direktur Bank BJB

Berdasarkan nilai yang telah dirancang, publik figure yang dipilih adalah

mantan Walikota Bandung, Bapak Ridwan Kamil, Menteri Desa Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, kemudian tokoh senior

Jawa Barat Dr Hj Popong Otje Djunjunan dan beberapa artis seperti Giring

Ganesha. Channel yang dilakukan dengan berkomunikasi kepada beberapa publik

figur, sangat mendorong kemajuan dan perkembangan Manner Perfume, terutama

dalam hal penyampaian nilai unggul produk. Selain itu secara perlahan berdampak

pada penambahan penjualan, walaupun brand dari Manner Perfume belum

terkenal.

4. Customer Relationship

Customer Relatioship pada Kanvas Model Bisnis menekankan pada

bagaimana cara perusahaan membagun hubungan yang tepat untuk setiap golongan

segmentasi pasar yang dituju oleh perusahaan tersebut. Customer relationship

seringkali berhubungan dengan tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk

mengambil loyalitas pelanggan, atas dasar pengalaman pelanggan terhadap produk

atau jasa (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Berikut ini hubungan pelanggan yang dibangun oleh perusahaan pemula

Manner Perfume;

a. Edukasi Keunggulan Produk

Manner Perfume melakukan beberapa strategi dalam mengedukasi

konsumen atau segmentasi pelanggan, seperti pembuatan konten video dan foto

yang menjelaskan proses pemberdayaan petani minyak atsiri, lalu proses fraksinasi

senyawa Patchouli Alcohol (PA) sebagai zat fiksatif parfum yang tidak digunakan

pada parfum biasa. Kemudian pembuatan caption di instagram maupun facebook

68

yang berisi value proposition produk agar pelanggan maupun calon pembeli

mendapatkan informasi secara rutin dan lengkap setiap saat.

Gambar 29. Edukasi Keunggulan Produk kepada Direktur P.U.P.U.K

Edukasi oleh Manner Perfume juga dilakukan secara langsung, yaitu ketika

mengikuti pameran yang terkait dengan usaha ini, pemilik perusahaan biasanya

menyampaikan orasi lisan kepada para penanya dengan brosur Manner Perfume

sebagai perangkat pendukungnya. Proses orasi ini berlangsung sekitar lima menit

dan mendapatkan tanggapan positif dari pengunjung. Berawal dari proses edukasi

ini, seringkali pihak perusahaan mendapatkan masukan, kritik dan pesan langsung

dari para pengunjung atau penanya, baik yang telah mengetahui tentang parfum

berbahan dasar miyak atsiri maupun yang belum mengetahui.

b. Sapaan Rutin kepada Konsumen

Hubungan baik dibangun oleh perusahaan pemula Manner Perfume tidak

hanya sebelum pembelian, namun juga pasca pembelian, pihak perusahaan

melakukan sapaan rutin secara berkala kepada para pembeli. Sapaan ini dilakukan

setiap bulan sekali, dilakukan ketika hari libur serta pada waktu pagi dan sore, hal

ini berkaitan dengan perilaku pembeli yang cenderung aktif merespon di waktu

yang telah disebutkan di atas.

Selain itu sapaan, bertujuan untuk mengetahui pengalaman akan kepuasaan

produk setelah pembeli menggunakan parfum ini, pengalaman buruk maupun baik

akan direkam oleh pihak perusahaan untuk dijadikan bahan evaluasi dan bahan

perbaikan. Kemudian ada proses penggantian produk apabila dinilai ada keluhan

yang berarti dari pelanggan, seperti klep botol yang bocor, stiker yang pudar

seminggu setelah pembelian atau spray botol yang tidak dapat disemprot.

69

c. Kustomisasi Aroma

Hal terbaru yang dikembangkan oleh Manner Perfume dalam meningkatkan

hubungan baik yang berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan adalah

dengan menyedian fasilitas kustomisasi aroma parfum. Proses ini dilakukan baik

dengan cara pembeli datang langsung ke rumah produksi Manner Perfume, maupun

pihak perusahaan mendatangi lokasi pembeli dan membawa bahan baku untuk di

kustomisasi. Strategi ini sejauh ini dinilai sangat efektif dan menguntungkan

perusahaan, karena harga jual lebih tinggi, dan adanya interaksi secara langsung

membuat perbaikan secara berkala pada formula parfum dapat dilakukan secara

cepat.

d. Membangun Kebanggaan Produk Lokal

Motif/image perusahaan yang dibangun Manner Perfume adalah

perusahaan lokal yang mengangkat ciri khas Kerajaan Padjadjaran dan daerah

Palembang yang dibuat secara tradisonal namun disajikan secara modern. Branding

ini secara terus menerus disampaikan oleh pihak perusahaan dalam berbagai

kesempatan, hal ini bertujuan untuk membangun kebanggaan konsumen akan

produk lokal daerah Indonesia. Kemudian bahan baku minyak atsiri lokal menjadi

pembeda dengan parfum pada umumya, hal inilah yang disampaikan kepada

konsumen, sehingga secara perlahan dapat meningkatkan kebanggaan konsumen

pada produk, serta turut mengkampanyekan produk lokal Manner Perfume dari

mulut ke mulut.

5. Revenue Streams

Revenue Streams menggambarkan bagaimana cara perusahaan

menghasilkan sumber pendanaan untuk memenuhi seluruh keperluan perusahaan

secara terus menerus dan meningkat secara kontinu. Sumber pendaaan ini

didapatkan dari proses analisis segmentasi pasar dan bagaimana peluang untuk

mendapatkan uang dari masing-masing segmentasi. (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Sumber pendanaan yang dibuat oleh perusahaan yaitu;

a. Penjualan Produk

Manner Perfume menargetkan penjualan produk dalam setiap bulan

sebanyak 100 botol, namun sejauh ini yang terjual berkisar 40-60 botol perbulan.

Target tidak tercapai karena proses pemasaran yang belum maksimal serta masih

70

ada perbaikan produk yang perlu dilakukan. Penjualan produk menyumbang

sumber penghasilan yang besar untuk perusahaan, untuk penjualan parfum harga

jual satu botol parfum adalah Rp 250.000 dengan penurunan harga maksimal Rp

200.000, potongan harga diberikan untuk segmentasi yang seringkali melakukan

penawaran terhadap produk seperti mahasiswa, namun untuk segmentasi yang

tepat, tidak adanya tawar menawar, sehingga menjadi sumber pemasukan yang

utama.

Gambar 30. Pengiriman Parfum ke RS Karya Medika, Tambun, Bekasi

Selanjutnya produk yang dijual berupa minyak atsiri mentah hasil destilasi

peyulingan, minyak atsiri dijual dengan harga yang variatif, tergantung jenis

minyak yang dipesan maupun ketersediaan stok minyak atsiri dari perusahaan

pemula Maaner Perfume. Sejauh ini pembeli minyak atsiri murni Manner Perfume

adalah para startup bidang teknologi seperti Kaki Pede, para peneliti minyak atsiri

dan mahasiswa untuk keperluan penelitian.

b. Pelatihan Minyak Atsiri dan Perfumery

Pihak perusahaan melakukan berbagai jenis pelatihan pembuatan produk

turunan minyak atsiri seperti pembuatan aromaterapi, dan mouth wash , target

peserta yang dituju adalah para pengusaha pemula, dan para peneliti. Selain itu

perusahaan mengadakan pelatihan khusus pembuatan parfum secara sederhana

menggunakan fragrance dan minyak atsiri.

c. Dana Hibah Penelitian.

Sumber pendanaan yang selama ini didapatkan oleh Manner Perfume

adalah dengan mengajukan proposal pendanaan usaha berbasis teknologi kepada

Kementrian Riset dan Pedidikan Tinggi. Dana ini didapatkan melalui beberapa

program yaitu pada tahun 2017 mengikuti program Kompetisi Bisnis Mahasiswa

71

Indonesia (KBMI) dengan hibah sebesar Rp 27.500.000, dana ini digunakan untuk

pengembangan produk dan sumber daya manusia didalam perusahaan. Selanjutnya

pada tahun 2018 melalui program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

(CPPBT) , Manner Perfume mendapatkan dana hibah Rp 205.000.000.

6. Key Resources

Perusahaan Manner Perfume membutuhkan berbagai elemen terkait

penggerak berjalannya proses bisnis dengan baik, oleh karena ini pada blok Kanvas

Model Bisnis, Key Resources merupakan keseluruhan asset yang dibutuhkan untuk

menjalankan model bisnis, setiap sumber daya ini memungkinkan perusahaan

untuk menciptakan Value Proposition dengan baik, mencapai target pasar dan

membangun hubungan dengan konsumen serta menghasilkan pemasukan untuk

perusahaan. Key resources dapat berbentuk fisik bahan baku, jasa maupun

bangunan perusahaan, dapat berbentuk keuangan, serta manusia. (Osterwalder &

Pigneur, 2010).

Manner Perfume meramcang key resources berdasarkan penelitian action

research yang dilakukan oleh (Bunyamin & Purnomo, 2017). Sumber daya dalam

pengembangan usaha pemula meliputi;

a. Man

Sumber daya manusia yang terlibat dalam usaha Manner Perfume dari hulu

hingga ke-hilir meliputi para petani di CV Pavettia Essetial Oil yang beralamat di

Kampung Pasir Batang, Desa Cipancar Kecamatan Serang Panjang, Kabupaten

Subang, Jawa Barat. Kemudian petani atsiri yang tergabung di Penyuling Puyang

Lintang Agrowangi, berlokasi di Desa Lubuk Cik, Kecamatan Lintang Kanan

Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Selanjutnya, sumber daya sebagai para pelaku usaha terdiri dari 3 orang

dengan jabatan sebagai Chief Executive officer, Chief Operating Officer dan Chief

Financial officer dengan bidang keilmuan yang berbeda. Selanjutnya sumber daya

pendukung teknologi proses fraksinasi minyak atsiri yaitu kepala Laboratorium

Sentral Universitas Padjadjaran beserta laboran. Sebagai pendamping traksi bisnis

terdapat dua orang mentor usaha serta founder komunitas kewirausahaan di

Lingkungan Universitas Padjadajaran.

72

b. Machine

Sumber daya pendukung traksi usaha pemula Manner Perfume dalam

bentuk mesin adalah mesin penyulingan uap-air di dua lokasi yaitu Subang dan

Palembang, lalu mesin destilasi fraksinasi vakum yang terletak di Ruang Fraksinasi,

Lantai tiga, Gedung Laboratorium Sentral Universitas Padjadajran.

c. Material

Bahan baku utama pembuatan parfum adalah minyak atsiri dari tanaman

nilam yang diambil komponen senyawa Patchouli Alcohol (PA) sebagai zat fiksatif

pada parfum. Selain itu terdapat sekitar 21 jenis minyak atsiri aromatik khas

Indonesia, selanjutya akan terus bertambah seiring dengan berhasilnya proses

kustomisasi oleh pelanggan. Bahan lain adalah tools-tools yang mendukung proses

perancangan model bisnis Manner Perfume, lalu proses visioning perusahaan,

maupun proses branding dan promosi usaha. Kemudian untuk melakukan edukasi

konsumen diperlukan bahan-bahan berupa konten foto dan video yang dapat

meyampaikan Value Preposition secara berkelanjutan.

d. Method

Metodologi yang menjadi sumber daya/Key Resources dari Manner

Perfume berupa metode pembuatan parfum yang unik serta berteknologi tinggi,

proses pemisahan komponen fiksatif pembuatan parfum menggunakan metode

destilasi vakum.

Gambar 31. Proses Destilasi Fraksinasi Minyak Nilam

Metode ini mengizinkan pemisahan kompoen PA (Patchouli Alcohol) pada

minyak nilam dengan kemurnian mencapai 95%. Selain itu metode ini menjadi

nilai tambah produk apabila dibandingkan dengan parfum refill yang sangat marak

saat ini.

73

e. Money

Keuangan pada perusahaan pemula Manner Perfume menjadi hal kedua

setelah pentingnya pembangunan sumber daya manusia didalam perusahaan, usaha

kami bermotif wirausaha berbasis sosial dan teknologi sehingga pembangunan

SDM sebagai penjamin keberlanjutan menjadi lebih utama. Selama ini keuangan

sebagai sumber daya berjalan dengan sangat baik, dan mampu membiayai berbagai

keperluan perusahaan dalam hal edukasi konsumen, penyempurnaan produk

maupun proses scale-up perushaaan secara perlahan.

7. Key Activities

Key Activities menggambarkan atau mendeskripsikan berbagai pekerjaan

yang penting agar model bisnis yang dirancang berjalan dengan baik, sama halnya

dengan Key resources, Key activities harus mendukung proposisi nilai yang

ditawarkan, mencapai target pasar yang telah ditetapkan, membangun hubungan

dengan konsumen dan menghasilkan pemasukan untuk perusahaan, aktivitas

tersebut dapat berkaitan pada lingkup internal maupun ekternal perusahaan.

(Osterwalder & Pigneur, 2010).

Kegiatan kunci yang dilakaukan Manner Perfume dalam menjalankan

usahanya serta mencapai Value Proposition yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut;

a. Research and Development

Tahapan awal yang dilakukan sebelum membuat produk berbasis turunan

minyak atsiri adalah melakukan kajian literatur mengenai potensi bahan baku di

Indonesia, peta lokasi bahan baku, tingkat kesiapan teknologi, akses terhadap

teknologi proses dan potensi pasar. Pada tahap ini, Manner Perfume telah didukung

oleh produksi minyak nilam yang dihasilkan oleh salah satu anggotanya.

Gambar 32. Kegiatan Riset Pengembangan Produk di Laboratorium Sentral Unpad

74

Research dilakukan dengan prinsip trial dan error untuk menemukan

formula terbaik sesuai dengan kemampuan formulator dan keinginan konsumen,

awalya formula yang dimilki hanya satu, yaitu campuran dari minyak atsiri sereh

wangi, minyak atsiri jahe dan lengkuas. Belajar dari pengalaman pertama ini

fomulasi parfum semakin berkembang sehingga semakin layak dipasaran dan

proses formulasi diakui berbasis teknologi serta berbeda dengan produk pada

umumnya.

Pengembangan poroduk dilakukan secara terus-menerus, sesuai dengan

kebutuhan konsumen dan perubahan kondisi dan keadaan zaman. Proses ini

melibatkan peneliti atsiri di Indonesia seperti ketua perhimpunan peneliti atsiri

Indonesia dibawah naungan Dewan Atsiri Indonesia (DAI). Kemudian secara rutin

melakukan konsultasi bersama kepala laboratorium Sentral Universitas

Padjadjaran.

b. Fraksinasi Minyak Nilam

Destilasi fraksinasi merupakan proses pemisahan satu senyawa dari

kumpulan senyawa penyusun lainnya pada minyak atsiri berdasarkan perbedaan

titik didih senyawa terrsebut pada tekanan vakum. Pada proses ini minyak nilam

menjadi satu-satunya bahan baku yang dipisahkan komponen senyawa Patchouli

Alcohol (PA) untuk dijadikan zat fiksatif pengikat aroma minyak atsiri lainya pada

parfum. Senyawa Patchouli Alcohol digunakan untuk mempertahankan aroma

parfum agar tahan lama, karena berperan sebagai pengikat, volume yang

ditambahkan untuk 50 l parfum yaitu sebanyak 3 mL atau 6 tetes dan ketahanan

parfum mencapai 12 jam.

Proses distilasi fraksinasi dilakukan di Laboratorium Sentral Universitas

Padjadjaran dengan kapasitas produksi yaitu satu liter minyak nilam mentah

perhari, menghasilkan PA sebanyak 300 mL dalam bentuk cairan. Produksi

senyawa pengikat parfum bertujuan utuk memenuhi value proposition yang telah

dirancang menggunakan Value Preposition Canvas, yaitu produk parfum tahan

lama. Tidak dingin ketika disemprotkan ke tubuh, dilakukan dengan penambahan

pelarut Tween 80 bersama Alkohol, lalu parfum dengan bahan baku minyak atsiri

dan memberikan sensasi menenangkan, menyegarkan serta baik untuk kesehatan

karena terbuat dari ekstrak berbagai tanaman aromatik.

75

c. Branding Produk Khas Lokal dan Kearifannya

Aktivitas kunci ini dilakukan agar terbangun Value Preposition yang dapat

diinternalisasi oleh segmen pasar, kemudian secara masif dapat disebarkan melalui

mulut-mulut. Value yang hendak diperkenalkan melalui aktivitas branding produk

khas lokal adalah parfum dengan konsep penamaan varian khas kerajaan

Padjadajran serta desain kamasan dan kartu informasi menggunakan batik khas

Sunda dan Palembanng. Pemilihan dua identitas ini berdasarkan daerah

pemberdayaan utama yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan pemula Manner

Perfume.

Gambar 33. Proses Branding Produk Khas Lokal

Branding Manner Perfume sebagai prdoduk lokal daerah dilakukan melalui

media sosial maupun secara langsung melalui publik figur, konsep ini menjadi

sangat penting, karena produk dengan mengangkat kearifan lokal serta identitas

lokal menjadi daya tarik sendiri untuk dijadikan bahan habis pakai maupun oleh-

oleh serta bahan koleksi. Penyampaian kearifan lokal produk tercermin dari

kemasan produk, kartu informasi maupun profil perusahaan yang secara rutin

memberikan edukasi dan informasi mengenai bahan baku lokal yang digunakan,

petani-petani lokal yang diberdayakan, maupun pemuda-pemuda daerah yang

menggerakkan usaha ini.

d. Membangun jejaring Penta-Helix Collaboration

Penta-helix collaboration merupakan konsep kolaborasi kepada pihak

akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media dalam rangka membangun

keberlanjutan usaha serta mereka biaya berbagai kebutuhan internal maupun

eksternal perusahaan.

76

Gambar 34. Jejaring Komunitas The Local Enablers

Manner Perfume berkolaborasi dengan Universitas Padjadjaran dari pihak

Academic, lalu 79 usaha dibawah komunitas bisnis The Local Enablers sebagai

pihak Business, kemudian komunitas JTN dan TLE sebagai pihak community,

Desperindag Pemprov Jabar, Desperindag Pemprov Sumsel dan Kemenristek Dikti

dari pihak Goverment serta media sosial sebagai pihak Media. Proses kolaborasi

Penta-Helik ini berjalan secara maksimal di perusahaan Manner Perfume dan setiap

kesepakatan kolaborasi dirawat baik oleh pihak perusahaan. Kedepannya apabila

konsep kolaborasi berubah dari penta-helik, perusahaan Manner Perfume sangat

adaptif terhadap berbagai perubahan tersebut.

e. Pemasaran Langsung dan Online

Aktivitas kunci lainya yang menjadi prioritas utama perusahaan pemula

Manner Perfume adalah penjualan secara langsung, personal selling ini bertujuan

untuk menyampaikan keunggulan produk dengan berinteraksi langsung kepada

calon pembeli, hal ini menjadi penting karena usaha ini mengangkat potensi lokal,

pemberdayaan petani, penggunaan bahan baku lokal yang diproses dengan

teknologi tinggi, serta dikemas secara tradisional sehingga diperlukan interaksi

secara terus menerus dan langsung. Interaksi langsung disampaikan oleh Manner

Perfume melalui berbagai saluran, seperti kegiatan pameran inovasi dan teknologi,

pameran kewirausahaan, forum akademisi dan penelitian serta dalam berbagai

program yang diadakan oleh Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi.

Pihak perusahaan selalu menyempatkan untuk mengikuti berbagai pameran

terkait setiap 1 kali dalam seminggu, selain dapat menyampaikan keunggulan

produk, aktivitas ini juga mendatangkan berbagai masukan dan saran perbaikan dari

pengunjung maupun calon pembeli. Input yang disampaikan oleh pengunjung

langsung dievaluasi oleh pihak perusahaan dan dilakukan proses perbaikan.

77

f. Penguatan Kapasitas SDM Manner Perfume

Aktivitas ini menjadi hal yang paling diprioritaskan dalam pembangunan

usaha pemula Manner Perfume karena akan berdampak pada kemajuan serta

keberlanjutan usaha Manner Perfume. Aktivitas kunci berupa pengembangan

kapasitas dan kapabilitas SDM ini juga bertujuan agar setiap individu didalam

perusahaan mempunyai karakter unggul, teladan dan mandiri, kemudian dapat

berpikir secara holistik serta dapat menangkap perubahan zaman secara cepat.

Selanjutnya penguatan SDM dapat menjadi tenaga tambahan terhadap proses

pemberdayaan karena memerlukan keahlian, energi dan waktu yang panjang,

sehingga SDM dengan kapasitas tinggi serta penguasaan berbagai keahlian dapat

mendukung proses pemberdayaan dan perluasan dampak.

Gambar 35. Penguatan Kapasitas SDM untuk Formulasi Parfum

Key Acvities dalam bentuk peguatan SDM pada usaha pemula Manner

Perfume meliputi, penguatan visi perusahaan melalui workshop visioning dengan

tools 5 Bold Steps Canvas. Lalu pelatihan kanvas model bisnis dan pelatihan Design

Thinking. Penguatan kapasitas SDM juga dilakukan melalui coaching secara terus-

menerus kepada mentor bisnis. Diskusi rutin sangat penting dalam penambahan

semangat wirausaha para pelaku usaha Manner Perfume. Proses ini ditargetkan

untuk menyamakan frekuensi berpikir maupun bertindak dari setiap individu

didalam perusahaan.

Kemudian aktivitas jalan-jalan ke alam terbuka menjadi hal rutin yang

dilakukan oleh Manner Perfume dengan tujuan untuk menggali informasi terkait

keluhan, masukan maupun keinginan personil yang dapat difasilitasi oleh

perusahaan. Oleh karena itu, aktivitas ini menjadi poin penting dalam proses

perbaikan stuktur organisasi maupun kecakapan masing-masing individu didalam

perusahaan.

78

8. Key Partnerships

Key Partnerships pada kanvas model bisnis mendeskripsikan jaringan yang

dibangun oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber daya yang

diperlukan sehingga dapat menurunkan struktur biaya yang ditanggung oleh

perusahaan. Manner Perfume membangun jejaring sejak awal berdirinya, yaitu

pada tahun 2017. Jejaring yang dibangun mengacu pada konsep Penta-helix

Collaboration yang menyangkut lima aspek jejaring yang harus didapatkan, lima

pihak itu meliputi pihak ABCGM (Academic, Business, Comminity, Goverment dan

Media).

Key partnerships yang telah dibangun dengan segenap kemampuan dan kerja

keras dari setiap individu didalam perusahaan, berikut ini jejaring yang telah

dimiliki:

a. Local Farmers: Petani minyak nilam di daerah Palembang sebagai penyedia

utama dari kebutuhan minyak nilam untuk di fraksinasi demi memperoleh

senyawa Patchouli Alcohol (PA).

b. Business: Pavettia Essential Oil sebagai perusahaan penyulingan minyak

atsiri yang berbasis di daerah Subang sebagai guru yang mengajarkan

tentang dunia minyak atsiri serta penyediaan kebutuhan minyak lainnya

untuk membuat parfum.

c. Academic: Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran sebagai

pembimbing yang mengajarkan tentang kimia minyak atsiri serta penyedia

mesin untuk proses fraksinasi minyak nilam. Essential Oil Institute

Universitas Brawijaya sebagai wadah pengembangan produk secara

berkelanjutan dan Dewan Atsiri Indonesia sebagai mitra kolaborasi

rekomendasi bahan baku minyak atsiri.

d. Community: The Local Enablers sebagai komunitas bisnis di lingkungan

Jatinangor sebagai tempat bertukar ilmu tentang dunia bisnis dan tempat

untuk memperluas jejaring dan komunitas kreatif dibidang wirausaha yaitu

JTN (Forum Kreatif Jatinangor).

e. Media: Media-media dalam kampus yang mendukung usaha-usaha

mahasiswa dan alumninya untuk berkembang, lalu MQTV Jawa Barat,

sebagai wadah promosi produk serta story telling perjalanan usaha. COCO

79

Class sebagai mitra pemasaran parfum melalui Facebook marketing dan

Instagram marketing.

f. Goverment: Desperindag Jabar sebagai penyedia akses terhadap kebijakan.

Pembangunan jejaring perusahaan diharapkan mampu menjamin

keberlanjutan usaha Manner Perfume, karena kedepa akan lebih bayak tantangan

,lebih banyak perubahan sehingga pihak perusahaan mampu mengikuti arus

perubahan dan terus bersaing serta berkolaborasi.

9. Cost Structures

Struktur biaya merupakan bagian terakhir pada perancangan kanvas model

bisnis yang mendeskripsikan keseluruhan biaya yang timbul akibat proses

operasional usaha, pembuatan dan penyampaian nilai, pembangunan hubungan

baik dengan konsumen dan proses penghasilan pemasukan membutuhkan biaya

yang dibebankan kepada perusahaan. Rencana anggaran biaya yang telah disusun

oleh usaha pemula Manner Perfume dilampirkan pada bagian akhir, adapun Cost

Structure secara umum pada usaha ini dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Biaya Research and Development

Biaya ini mencakup biaya pengujian laboratorium, uji hedonik, uji

kelayakan produk serta biaya konsultasi desain kemasan dan konten kemasan

kepada para ahli. Selain itu terdapat pula biaya konsultasi dan pelatihan dalam

rangka pengetahuan mengenai minyak atsiri, perfumery dan penguatan kapasitas

individu didalam perusahaan. Biaya ini termasuk kedalam biaya penyempurnaan

produk termasuk kedalamnya pemilihan berbagai kemasan parfum serta varian

formulasi parfum.

b. Biaya Personil

Biaya ini mencakup biaya gaji upah dan honor tim utama perusahaan

maupun karyawan, biaya ini biasanya dihasilkan dari hasil penjualan produk

maupun pemasukan lain pada perusahaan, masing-masing jabatan dan peranan

mempunyai nominal gaji yang berbeda-beda. Adapun penggajian meliputi gaji

CEO, CFO dan COO serta beberapa orang tenaga karyawan dan tenaga pemasaran.

c. Biaya Produksi

Biaya produksi pada usaha Manner Perfume meliputi pembelian bahan baku

minyak atsiri lokal, proses produksi bahan baku minyak nilam, biaya pembelian

80

botol aluminium sebagai wadah parfum, biaya produksi senyawa Patchouli Alcohol

(PA) dengan alat destilasi fraksinasi, lalu biaya pembuatan kotak kayu dilapisi batu

dan biaya pembelian pelarut parfum untuk kebutuhan produksi minyak atsiri

menjadi parfum.

d. Biaya Pemasaran

Proses ini umumya menghabiskan dana secara terus-menerus dalam jumlah

besar. Biaya tersebut ialah biaya sewa stand pameran, endorsment kepada publik

figur, biaya pemasaran melalui internet dan media sosial, pencetakan brosur,

kemudian pembuatan seragam tim sebagai identitas Manner Perfume.

e. Biaya Perjalanan

Biaya ini meliputi perjalanan pulang-pergi ketika mengikuti pameran

inovasi dan teknologi, kemudian biaya perjalanan pengurusan izin edar produk serta

berbagai sertifikasi dan perjalanan ketika mengikuti berbagai pelatihan terkait

dengan riset dan pengembangan Manner Perfume kedepannya.

4.4.3. Produk MPV III Manner Perfume

Produk MVP III menggambarkan perbaikan produk dari MVP pertama dan

kedua, perbaikan produk atau elemen kanvas bisnis hampir dilakukan disetiap

elemen kanvas model bisnis. Perbaikan meliputi penambahan nilai tambah produk,

ketahanan aroma, kartu ucapan atau kartu edukasi, tampilan botol dan tampilan

kemasan.

81

Gambar 36. Hasil Minimum Viable Product (MVP) I

Gambar a memperlihatkan tampilan parfum pada MVP III dengan botol

yang sesuai keinginan konsumen, aroma wangi dapat di kustomisasi, dan adanya

konten edukasi konsumen pada kemasan parfum. Lalu Gambar b menunjukkan

nama parfum yang menjadi varian. Kemudian Gambar c memperlihatkan senyawa

PA yang ditambahkan sebagai senyawa pengikat agar parfum tahan lama, senyawa

ini didapat dari proses destilasi fraksinasi. Terakhir, Gambar 27 memperlihatkan

proses formulasi parfum dengan teknologi destilasi fraksinasi yaitu dengan

memisahkan komponen aromatik.

4.4.4. Pendapatan MPV III Manner Perfume

a. Harga Pokok Produksi MVP III

Harga pokok produksi pada MVP III merupakan hasil evaluasi dari seluruh

komponen penyusun biaya produksi di MVP I dan II, pada MVP III. Perbaikan nilai

tambah berpengaruh pada bertambahnya nominal biaya harga produksi. Berikut ini

dijelaskan pada tabel di bawah ini.

a). Tampilan Parfum MVP III

b). Varian Aroma Khas Kerajaan

Padjadjaran

c). Senyawa Patchouli Alcohol (PA) d). Teknologi Formulasi Manner

Perfume

82

Tabel 11. Harga Pokok Produksi MVP III BIAYA BAHAN LANGSUNG

No Bahan-Bahan Kebutuhan Bahan Harga Bahan (Rp)

Nama Bahan Satuan Per Botol

50 ml

Per Pesanan Satuan Keseluruhan

1 Senyawa Patchouli Alcohol

ml 3 ml - 10.000 30.000

2 Minyak

Sendalwood

ml 5 ml - 1.500 7.500

3 Minyak Kasturi ml 10 ml - 1.000 10.000

4 Minyak Sweet Orange

ml 5 ml - 1.000 5.000

5 Alkohol ml 10 ml - 100 1.000

6 Tween ml 5 ml - 200 1.000

7 Botol Kaca botol 1 set - 10.000 15.000

8 Kotak Kayu + Batu set 1 set - 20.000 20.000

Jumlah Biaya Bahan langsung Rp 89.500

BIAYA BURUH LANGSUNG

No Jenis Pekerjaan

Kebutuhan buruh (jam-orang) Upah Buruh (Rp)

Per Botol Per Pesanan Per jam-orang Keseluruhan

1 Pencampuran Parfum 1 - 10.000 10.000

2 Penyiapan Botol, Dus dan Label

1 - 5.000 5.000

3 Gaji Personil 3 - 10.000 30.0000

Jumlah Biaya Buruh Langsung Rp 45.000

BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK

No Jenis Biaya

Biaya Biaya Tambahan (Rp) Jumlah (Rp)

Dasar (Rp) Per jam-orang Per pesanan

1 Bahan Tak Langsung 400.000 4.000 - 4.000

2 Buruh Tak Langsung 12.000 3.000 - 3.000

3 Biaya Lainnya 700.000 10.000 - 10.000

Jumlah Biaya Tak Langsung Pabrik Rp 17.000

BIAYA KOMERSIAL

No Jenis Biaya

Biaya dasar Biaya Tambahan (Rp) Jumlah (Rp)

per produk per pesanan

1 Biaya Administrasi 100.000 5.000 - 5.000

2 Biaya Pe masaran 700.000 10.000 - 10.000

Jumlah Biaya Komersial Rp 15.000

PERINCIAN BIAYA PEMBUATAN 1 BOTOL PARFUM

Komponen Biaya Jumlah (Rp)

Biaya Bahan Langsung 89.500

Biaya Buruh Langsung 45.000

Biaya Primer 134.500

Biaya Tak Langsung Pabrik 17.000

Biaya Produksi 151.500

Biaya Komersial 15.000

Harga Pokok Produk Per Botol Rp 166.500

Keuntungan Kotor Rp 83.250

Harga Jual Produk Rp 249.750

Keuntungan Setelah Pajak Rp 58.275

Apabila parfum dijual ke pasaran dengan memperhitungkan pajak penjualan

dan perkiraan keuntungan, maka harga jual produk dapat ditentukan. Keuntungan

83

kotor ditetapkan sebesar 50 % dari harga pokok dan pajak penjualan 10 % dari harga

jual produk, dengan demikian harga jual produk adalah adalah sebesar Rp 249.750

(harga pokok Rp 166.500 ditambah keuntungan kotor Rp 83.250)

Keuntungan kotor = 50% x Harga pokok per botol

= Rp 83.250,-

Pajak penjualan = 10% x Harga jual produk

= Rp 24.975,-

Keuntungan setelah pajak

= Rp 249.750 – Rp 166.500 – Rp 24.975

= Rp 58.275 per botol

c. Laporan Penjualan MVP III

Laporan penjualan yang dijabarkan dibawah ini merupakan hasil dari

penjualan Manner Perfume yang tercatat yaitu pada bulan Agustus terjual sebanyak

40 botol dan bulan September sebanyak 60 botol. Laporan ini menjadi salah satu

indikator kemajuan atau perkembangan Minimum Viable Product dimana ketika

harga pokok produksi meningkat, harga meningkat, keuntungan tetap stabil.

Laporan penjualan dijelaskan secara lengkap pada tabel dibawah ini.

Tabel 12. Laporan Penjualan MVP III LAPORAN PENJUALAN MVP III (AGUSTUS - SEPTEMBER 2018)

Bulan Penjualan

per bulan

Harga Jual per

botol

Pendapatan Kotor

(penjualan x harga

jual)

Keuntungan

(per botol

setelah pajak)

Pendapatan Bersih

(Penjualan x

Keuntungan per botol)

Agustus 2018 40 249.750 9.990.000 58.275 2.331.000

September

2018

60 249.750 14.985.000 58.275 3.496.500

Total Rp 24.975.000

Rp 5.827.500

Laporan pada MVP III memberikan gambaran peningkatan secara finansial

untuk pertumbuhan usaha Manner Perfume, pada periode ini Manner Perfume

melakukan proses pemasaran yang cukup efektif dengan pendekatan kekinian

sehingga penjualan meningkat. Apabila dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui

bahwa dengan komponen biaya yang lebih banyak dari MVP II dengan keunggulan

yang lebih baik, keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp 5.827.500,-.

84

4.4.5. Analisis SWOT MVP III Manner Perfume

Kekuatan dan kelemahan pada MVP II dijadikan bahan evaluasi untuk

perbaikan lingkungan internal perusahaan pada perancangan MVP III sesuai

dengan respon pada pengujian dilapangan dan peluang serta ancaman dijadikan

sebagai bahan perbaikan pada perancangan di Minimum Viable Product yang ketiga

ini. Berikut ini uraian secara kualitatifnya.

Tabel 13. Analisis SWOT MVP III Elemen Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Customer

Segments

Jumlahnya yang besar, terukur

untuk dapat

dicapai dan loyalitas

pelanggan yang

tinggi dengan proposisi nilai

yang baik

Memerlukan channel yang unik

untuk

menyampaikan nilai ke pelanggan,

perlakuan secara

personal yang memuaskan

Penyebaran mulut kemulut berpeluang menambah

pelanggan baru dan

menghasilkan sumber pemasukan baru untuk

usaha ini seperti menjadi

pemateri diberbagai seminar inovasi

Segmen pelanggan dapat berkurang

apabila perusahaan

pesaing mampu meningkatkan kinerja

channels, key

resources dan menemukan value

propsition baru

Customer

Relationships

Hubungan personal yang

dibangun

dengan baik dapat mengikat

hati konsumen

agar loyal terhadap produk

local berniali

tambah tinggi

Memerlukan SDM yang banyak dan

terampil untuk

secara rutin menjalin ikatan personal

seperti sapaan rutin

kepada pembala lama dan calom

Berpeluang sangat unik dibandingkan hubungan

yang dibangun oleh

perusahaan parfum komersil dan parfum

bermerek, karea Manner

Perfume mengambil segmen ditengahnya

Perkembangan metode pemasaran

dan hubungan ke

konsumen yang begitu cepat dan

mengancam usaha

yang belum adaptif terhadap perubahan

cepat

Channels Saluran yang

digunakan

mendukung penyampaian

nilai dan

penambahan arus pembelian

serta

mendapatkan pelanggan baru

Setiap channel yang

telah dipegang oleh

SDM yang baik harus secara

produktif dapat

menyampaikan nilai dan meningkatkan

penjualan

Saluran yang digunakan

seperti menggunakan local

public figure dapat menjadikan Manner

Perfume sebagai produk

khas dan unggulan Jawa Barat

Perusahaan sejenis

didaerah yang sama

dengan modal besar dan akselerasi yang

lebih cepat,

mengancam strategi saluran pemasaran

yang telah dirancang

Value

Propositions

Varian dan

formulasi yang

makin baik serta ketahanan yang

makin lama menjadi nilai

tambah utana

Penyampaian nilai

masih membutuhkan

ekstra strategi dan energi

Semua blok kanvas model

bisnis sangat mendukung

proses penyampaian proposisi nilai

Produk pesaing

dengan nilai tambah

sederhana namun dikemas menarik

dapat mengkaburkan edukasi oleh usaha

ini.

Key Activities Aktivitas

semakin produktif,

mendukung

pembuatan proposisi nilai

Kapasitas resources

yang mulai membaik

mengharuskan

pengembangan berkelanjutan secara

berkala

Aktivitas berpeluang untuk

menjadikan Manner Perfume semakin dikenal

sebagai produk lokal dari

bahan minyak atsiri alami

Aktivitas pesaing

yang lebih produktif menjadikan aktivtas

usaha ini semakin

tertingga

Key Resources Kapasitas SDM mulai membaik

karena banyak

melakukan penjualan dan

mengikuti

berbagai kegiatan

Machine destilasi fraksinasi masih

bekerja sama dengan

pihak laboratorium

Dapat menyempurnakan produk hingga berkualitas

dan dapat mneurunkan

struktur biaya apabila dikelola dengan baik

Sumber daya pesaing yang digaji lebih

tinggi atau yang

bermitra resmi membuat usaha ini

terancam

keberlanjutannya

85

Tabel 13. Analisis SWOT MVP III (Lanjutan)

Key Partnerships Komponen

ABCGM (Academic,

Business,

Community. Government

and Media)

telah lengkap

Belum dilakukan

kerjasama resmi yang

menguntungkan

kedua belah pihak

Dapat menjadi akselator

penyempurnaan produk serta peluang pasar baru

Dapat dengan mudah

pergi apabila tidak diperlakukan dengan

khusus

Cost Structures

Setiap elemen

biaya terkait

operasional perusahaan

telah dibuat

Dana

pengembangan

produk belum dipetakan

penempatannya

untuk hasil produk terbaik

Dapat dikelola se-efektif

dan se-efisien mungkin

untuk seluruh kebutuhan perusahaan

Perusahaan pesaing

dengan investasi

biaya lebih tinggi dapat mengancam

perkembangan usaha

Revenue Streams

Sumber

pemasukan

akan lebih banyak seiring

dengan

berkembangya usaha dan

produk yang

sesuai kebutuhan

konsumen

Dana hibah

menyebabkan

kurangnya kebebasan tim

dalam perushaan

untuk berinovasi karena harus

mencapai target dari

pemerintah

Setiap orang dalam

perusahaan berpeluang

digaji sesuai UMR bahkan lebih besar dengan bonus

setiap penjualan produk

Penjualan yang

sedikit dapat

mengancam pemasukan

perusahaan pemula

sehingga tidak dapat bersaing

Berdasarkan analisis di atas, sebagian besar kondisi internal dengan analisis

kekuatan telah membaik, kekuatan produk telah siap untuk berkompetisi dengan

nilai tambah khasnya. Kelemahan semakin mudah diidentifikasi untuk dijadikan

peluang serta ancaman dapat diminimalisir dengan edukasi nilai tambah produk

yang unik serta inovasi pada sistem pemasaran.

4.4.6. Evaluasi Blue Ocean Strategy MVP III

Kanvas model bisnis pada MVP III menjadi acuan apabila dikehendaki

perbaikan berkelanjutan di masa yang akan datang. Prinsip perbaikan pada

umumnya sama, yaitu dengan merancang Kanvas Model Bisnis, lalu dianalisis

dengan SWOT dan dievaluasi dengan Blue Ocean Strategy (BOS). Di bawah ini

merupakan tabel evaluasi dari BOS pada MVP yang ketiga.

Tabel 14. Evaluasi Blue Ocean Strategy Kanvas Model Bisnis Pertama

Eliminasi

(Eliminate)

Mitra dari pemerintah yaitu dari Kemenristek Dikti akan dihapuskan dari sumber pendanaan, hal

ini bertujuan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kemandirian.

Pengurangan

(Reduce)

Pengurangan penggunaan batu sebagai pelapis kotak kayu sebagai proposisi nilai produk, hal ini

dilakukan apabila lapisan batu tidak sesuai keinginan konsumen.

Peningkatan

(Rise)

Peningkatan varian aroma parfum, peningkatan variasi pengemasan parfum tidak hanya didalam

botol, terdapat rekomendasi untuk membuat plakat dengan tambahan parfum yang dapat diisi ulang,

lalu peningkatan penjualan bahan baku minyak atsiri sebagai sumber pemasukan.

Penciptaan

(Create)

Pembuatan segmen pasar baru yang sangat mungkin dijangkau dengan loyalitas tinggi terhadap

parfum berbahan baku minyak atsiri, menciptakan saluran pemasaran yang membuat produk masif terjual dipasaran.

86

Berdasarkan evaluasi diatas, elemen kanvas model bisnis yang dieliminasi

adalah elemen key partnerships, hal ini dilakukan karena kemandirian dapat

ditingkatkan dengan tidak bergantung kepada investor. Lalu elemen yang dikurangi

adalah proposisi nilai, hal ini dilakukan karena sebagian konsumen tidak

memerlukan lapisan batu pada kotak kayu.

87

4.5. Hasil Validasi

4.5.1. Indikator Peningkatan Minimum Viable Product (MVP)

Beberapa elemen menjadi indikator yang menunjukkan kemajuan Minimum

Viable Product yang telah diuji ke lapangan dalam setiap periode. Elemen tersebut

meliputi beberapa hal yang dikategorikan sebagai indikator internal dan ekternal

perusahaan. Indikator kemajuan setiap MVP ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 15. Indikator Kemajuan Setiap Minimum Viable Product (MVP)

No Kriteria MVP I MVP II MVP III Penjabaran

1 9 Elemen Kanvas

Model Bisnis

MVP I: 9 elemen kanvas model bisnis

belum mendukung akselrasi usaha.

MVP II: 9 elemen BMC berjalan dan

memberikan pemasukan. MVP III: seluruh elemen berjalan dan

memberikan akselerasi pada usaha.

2 Profit MVP I: Keuntungan hanya berasal dari

penjualan parfum rempah. MVP II: Keuntungan dari penjualan

parfum dan crude oil atsiri.

MVP III: Berasal dari penjualan produk, penjualan crude oil, pengisi materi, dan

pelatihan.

3 Aset MVP I: Aset hanya peralatan produksi dan bahan baku minyak

MVP II: Penambahan asset berupa

perangkat kantor dirumah produksi MVP III: Penambahan asset berupa

peralatan dokumentasi, dan tools

akselerasi bisnis.

4 Karyawan dan

Dampak Sosial

MVP I: Hanya 1 mitra kolaborasi

sebagai karyawan yaitu di Subang

MVP II: 2 mitra kolaborasi sebagai karyawan yaitu di Subang dan

Palembang

MVP III: 3 mitra kolaborasi sebagai karyawan produksi bahan baku di

Subang, Palembang dan Yogyakarta.

5 Pengalaman MVP I: Pengalaman hanya pada

operasional usaha dan kegiatan komunitas bisnis.

MVP II:Pengalaman bertambah pada

kegiatan dana hibah KBMI MVP II: Penambahan penglaman pada

kegiatan hibah CPPBT, pelatihan

perfumery kepada ahli dan perbaikan

bisnsi dengan tools Design Better

Business.

6 Keterampilan MVP I: Keterampilan pada bidang produksi dan pemasaran.

MVP II: Penambahan kemampuan

komunikasi/negoisasi, dan kemampuan menulis.

MVP III: Keterampilan memanajemen

suatu proyek, memvalidasi pasar, melakukan perbaikan terhadap usaha,

kemampuan branding yang lebih masif

7 Legalitas MVP I: legalitas masih bernaung dibawah nama Universitas Padjadjaran.

MVP II: Legalitas masih dibawah

Unpad. MVP III: Legalitas berupa Paten Merek

Telah didaftarkan di Kemenkumham

Kanwil Jawa Barat dengan no

PermohonanD082019005829

88

Tabel 15. Indikator Kemajuan Setiap Minimum Viable Product (MVP)

8 Pasar MVP I: Pasar terbatas hanya penggemar

parfum rempah.

MVP II: Pasar bertambah di Level Provinsi Jawa Barat untuk varian

parfum aromatik

MVP III: Pasar online semakin membaik, jangakaun hampir se

Indonesia

9 Brand MVP: Brand belum dikenal luas sebagai

usaha pemula berbahan baku minyak atsiri lokal.

MVP II: Brand mulai diperkenankan diacara seminar dan Pameran dan sedikit

di saluran social media.

MVP III: Brand Manner Perfume

sebagai parfum local berbahan baku

atsiri alami disebarkan massif melalui

saluran pemasaran online, secara mulut ke mulut, melalui local public figures

10 Teknologi

Formulasi

MVP I : Teknologi pencampuran

sederhana minyak atsiri rempah.

MVP II: Pencampuran minyak nilam dengan minyak atsiri aromatik

MVP III : Senyawa Patchouli Alcohol

ditambah minyak atsiri aromatik

Keterangan :

1 Kriteria berbeda

2 Kriteria berbeda

3 Kriteria berbeda

4 Kriteria berbeda

5 Kriteria berbeda

Dibawah ini merupakan penjelasan secara lengkap mengenai indikator

kemajuan setiap Minimum Viable Product (MVP) pada usaha pemula Manner

Perfume

a. Sembilan Elemen Kanvas Model Bisnis

Kanvas Model Bisnis Minimum Viable Product (MVP) pertama

menunjukkan bahwa model bisnis belum mendukung keseluruhan operasional

perusahaan yang dapat mendatangkan pemasukan untuk kemajuan usaha. Lalu pada

MVP II, sembilan elemen kanvas model bisnis saling berhubungan satu sama lain

dan mendukung kemajuan usaha.

b. Profit

Kanvas Model Bisnis pada Minimum Viable Product (MVP) I menghasilkan

keuntungan yang hanya berasal dari penjualan parfum rempah, kemudian pada

MVP II, keuntungan dari penjualan parfum dan crude oil atsiri. Lalu pada MVP III

Berasal dari penjualan produk, penjualan crude oil, pengisi materi, dan pelatihan.

Peningkatan ini terjadi seiring dengan membaiknya formulasi produk, metode

89

pemasaran yang lebih aktif dan efektif serta kemampuan sumber daya manusia

perusahaan dalam menangkap peluang semakin membaik

Gambar 37. Grafik Pemasukan dari Penjualan

c. Aset

Indikator dibagian ini menunjukkan jumlah asset yang terlihat (tangible)

dan asset tidak tampak (intengible) yang ada pada perusahaan.

Tabel 16. Aset Terlihat dan tidak Terlihat MVP I MVP II MVP III

5 Jenis bahan baku

minyak atsiri

11 Jenis bahan baku

minyak atsiri

Kamera

2 komunitas TLE dan

JTN

Sewa rumah produksi Laptop

1 petani atsiri 2 petani atsiri Tools Design Better Busines

1 partner refill parfum 2 komunitas TLE dan

JTN

Lemari

- Lemari Kursi

- Kursi Meja

- Facebook marketing Sewa rumah produksi

- - Komunitas kreatif JTN dan

TLE

- - 3 kelompok tani

- - 5 hektar lahan minyak atsiri

- - 21 Jenis bahan bak atsiri

- - Kemampuan branding dan komunikasi

- - Instagram dan facebook

marketing

Aset pada MVP I hanya peralatan produksi dan bahan baku minyak, lalu

pada MVP II asset meningkat dengan bertambahnya kebutuhan perangkat kantor

dan asset pada MVP III berupa penambahan peralatan dokumentasi dan tools untuk

akselerasi usaha.

c. Karyawan dan Dampak Sosial

Karwayan dan dampak sosial yang dihasilkan oleh MVP I yaitu satu mitra

utama kolaborasi sebagai karyawan yaitu di Subang, lalu pada MVP II terdapat 2

3150000

7000000

25000000

1723500

3587500

13700000

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000

MVP 1

MVP 2

MVP 3

Pemasukan dari Penjualan

Pendapatan Bersih Pendapatan Kotor

90

mitra kolaborasi sebagai karyawan yaitu di Subang dan Palembang dan pada MVP

III terdapat 3 mitra kolaborasi sebagai karyawan produksi bahan baku di Subang,

Palembang dan Yogyakarta.

Dampak sosial yang ditimbulkan dari proses bisnis sangat signifikan terjadi

walaupun dalam akselerasi yang tidak terlalu cepat, dan sedikit ada kemajuan

seiring dengan transformasi produk yang dibuat melalui Minimum Viable Product

(MVP). Pada MVP pertama belum terlihat dampak sosial, karena petani yang turut

menjadi mitra hanya satu yaitu dari Palembang. Pada MVP kedua dampak nilai

meluas karena terbangun kerjasama dengan CV Pavettia Atsiri dari Kabupaten

Subang, Jawa Barat. Puncaknya terjadi pada MVP III dimana terdapat tiga mitra

petani yang berhasil terjalin yaitu petani Palembang, Petani Subang dan kelompok

atsiri di Yogyakarta

d. Transformasi Teknologi Formulasi

Indikator kemajuan untuk teknologi formulasi menunjukkan hasil pada

MVP I, formulasi masih menggunakan teknologi pencampuran sederhana minyak

atsiri rempah. Kemudian pada MVP II formulasi dilakukan melalui pencampuran

minyak nilam dengan minyak atsiri aromatik dan pada MVP III. Dibawah ini

merupakan proses formulasi parfum pada perusahaan Manner Perfume.

Data senyawa menjadi

syarat senyawa

formulasi biang parfum

impor

Komposisi senyawa

biang parfum impor

Kumpulan data

senyawa minyak atsiri

lokal

Data senyawa menjadi

syarat senyawa

formulasi parfum impor

bermerek

Komposisi senyawa

parfum impor bermerek

Data Senyawa Hasil

Analisis

Analisis Senyawa

Data Senyawa Hasil

Analisis

Analisis Senyawa

Data Senyawa Hasil

Analisis

Analisis Senyawa

Sampel Biang Parfum

Impor

Sampel Parfum

Impor Bermerek

Sampel Minyak

Atsiri Lokal

Identifikasi senyawa parfum impor yang mirip dengan senyawa minyak atsiri

Formulasi yang dibutuhkan untuk komposisi senyawa minyak atsiri

Formulasi Parfum dari Minyak Atsiri

Gambar 26. Formulasi MVP 3

Formulasi dilakukan dengan mencampurkan senyawa Patchouli Alcohol

ditambah minyak atsiri aromatik. Gambar diatas merupakan gambaran proses

91

formulasi pada Manner Perfume, formulasi ini khususnya digunakan untuk

membuat produk pada MVP III.

e. Pengalaman

Indikator kemajuan usaha terkait pengalaman yang dimiliki oleh pihak

internal perusahaan yaitu, pada MVP I pengalaman hanya pada operasional usaha

dan kegiatan komunitas bisnis. Kemudian pada MVP II pengalaman bertambah

pada kegiatan dana hibah KBMI dan pada MVP III penambahan penglaman pada

kegiatan hibah CPPBT, pelatihan perfumery kepada ahli dan perbaikan bisnis

dengan tools Design Better Business.

f. Keterampilan

Indikator kemajuan pada bidang keterampilan menunjukkan hasil pada

MVP I keterampilan hanya pada bidang produksi dan pemasaran secara sederhana,

kemudian pada MVP II penambahan keterampilan pada bagian cara berkomunikasi

dan negosiasi yang baik serta kemampuan menulis dalam bentuk business plan atau

tulisan karya ilmiah. Terakhir pada MVP III terjadi penambahan kemampuan pada

keterampilan mengelolah suatu proyek, memvalidasi pasar, melakukan perbaikan

terhadap usaha, dan penambahan kemampuan branding yang lebih masif.

Tabel 17. Keterampilan Membangun Jejaring yang dimiliki oleh Manner

Perfume MVP 1 MVP 2 MVP 3

Petani atsiri Subang Petani atsiri di Subang dan Palembang Kepala Laboratorium Sentral

Unpad

Komunitas TLE Komunitas TLE Petani atsiri Palembang, Subang dan Yogyakarta

Komunitas JTN Komunitas JTN Tabloid al Hikmah

- PIB Unpad Coco Class

- Dewan Atsiri Indonesia Komunitas TLE

- Pengrajin kayu di Desa Cipacing,

Sumedang

Komnitas JTN

- - Oorange Unpad

- - DRPMI Unpad

- - Pengrajin kayu Gerbang Art

Jatinangor

- - Pengrajin batu di Purbalingga

Tabel diatas menunjukkan kemampuan peningkatan keterampilan tim

Manner Perfume dalam membangun jaringan untuk mendukung perkembangan

usaha.

92

g. Legalitas

Indikator kemajuan lain yang terlihat pada usaha pemula Manner Perfume

adalah legalitas atau perizinan yang telah didaftarkan. MVP I menunjukkan belum

ada legalitas, Manner Perfume masih bernaung dibawah nama Universitas

Padjadjaran, lalu pada MVP II legalitas masih dibawah Unpad dan pada MVP III

Legalitas berupa paten merek Manner Perfume telah didaftarkan di Kemenkumham

Kanwil Jawa Barat dengan nomer permohonan D082019005829.

h. Pasar

Kemajuan yang diperoleh melalui proses pemasaran yang dilakukan pada

setiap Minimum Viable Product menunjukkan bahwa MVP I pasar terbatas hanya

penggemar parfum rempah, kemudian pada MVP II pasar bertambah di level

Provinsi Jawa Barat untuk varian parfum aromatic dan pada MVP III pasar online

semakin membaik, serta jangakaun hampir se-Indonesia.

i. Brand

Indikator kemajuan terakhir yang diidentifikasi ialah brand Manner

Perfume, seberapa jauh usaha ini dikenal dikalangan segmentasi pasar. Kemajuan

menunjukkan, pada MVP I brand belum dikenal luas sebagai usaha pemula

berbahan baku minyak atsiri lokal, kemudian pada MVP II Brand mulai

diperkenalkan diacara seminar, pameran dan sedikit melalui saluran sosial media.

Selanjutnya pada MVP III brand Manner Perfume sebagai parfum lokal berbahan

baku atsiri alami disebarkan masif melalui saluran pemasaran online, secara mulut

ke mulut, melalui local public figures.

4.5.2. Preferensi Terhadap Setiap MVP (Minimum Viable Product)

Setelah melakukan validasi kanvas model bisnis pada Minimum Viable

Product satu, MVP kedua dan MVP ketiga kepada objek yang telah ditentukan

dengan melakukan wawancara dan memberikan penilaian terhadap setiap

variabel dari tiap blok elemen kanvas model bisnis. Penilaian yang didapatkan

dari masing-masing responden akan dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai

secara keseluruhan. Indikator penilaian variabel-variabel tiap blok kanvas model

bisnis Manner Perfume dari nilai satu hingga sepuluh:

93

Nilai 10: Sangat setuju sekali

Nilai 9: Sangat setuju

Nilai 8: Setuju

Nilai 7: Agak setuju

Nilai 6: Netral

Nilai 5 Agak tidak setuju

Nilai 4. Tidak setuju

Nilai 3. Sangat tidak setuju

Nilai 2. Sama sekali tidak setuju

Nilai 10: Sangat tidak setuju sekali

Validasi kanvas model bisnis berdasarkan variabel dari tiap blok elemen

adalah sebagai berikut ini:

Gambar 38. Grafik Preferensi Konsumen

Pengukuran preferensi konsumen dengan cara Focus Group Discussion

menggunakan kuesioner bertujuan untuk mengetahui sikap dan pendapat konsumen

terhadap setiap Minimum Viable Product yang telah dibuat, penilian berkaitan

dengan tampilan produk, ketahanan aroma, tingkat kesenangan terhadap aroma,

MVP 1

MVP 3

6.4 6.6222222226.533333333 6.12 6.457.1333333337.222222222 6.85 6.566666667

7.5777777787.5333333337.5866666677.466666667 7.3 7.6 7.4666666677.4833333337.666666667

8.2888888898.8444444448.426666667 8.52 8.2166666678.3777777788.355555556 8.6 8.766666667

PREFERENSI KONSUMEN

MVP 1 MVP 2 MVP 3

94

sensasi dikulit dan proposi nilai lainnya yang ditawarkan oleh perusahaan.

Penjelasan dibawah ini merupakan gambaran lengkap hasil pengujian preferensi

konsumen terhadap Sembilan elemen kanvas model bisnis.

a. Customer Segments

Grafik preferensi konsumen pada Gambar 38 menunjukkan elemen kanvas

model bisnis pada bagian segmentasi pasar pada MVP I memperoleh nilai rata-rata

6.4, kemudian pada MVP II memperoleh nilai rata-rata 7.5 dan pada MVP II sebesar

8.2 untuk skala penilaian dari angka 1 sampai 10. Hasil MVP I terjadi karena

segmentasi pasar masih sempit, target pasar yang dituju tidak bervariasi karena

proposisi nilai belum optrimal. Skor pada MVP II diperoleh karena segmen mulai

diperluas dan di targetkan satu persatu dan pada MVP III segmen pasar semakin

bervariasi dan setiap segmen diperlakukan khusus sehingga melekatkan loyalitas.

b. Customer Relationships

Hubungan yang dibangun kepada konsumen pada MVP I memperoleh nilai

rata-rata sebesar 6.22, MVP II sebesar 7.53 dan pada MVP III sebesar 8.84. Nilai

rata-rata yang diperoleh MVP III lebih baik dari MVP II karena hubungan yang

dibangun lebih personal seperti adanya kesempatan kustomisasi sesuai keinginan

konsumen. MVP II meningkat dari MVP I karena hubungan yang dibangun lebih

dari hanya sekedar edukasi konsumen, namun dititik beratkan kepada customer

journey dari pembeli.

c. Channels

Saluran distribusi pada MVP III memperoleh nilai 8.42, MVP II

memperoleh nilai 7.58 dan MVP I memperoleh nilai 6.53. Perbedaan angka hasil

penilaian di setiap MVP disebabkan oleh kemampuan perusahaan dalam

menangkap kebutuhan konsumen akan perubahan pada saluran penyampaian

produk serta saluran edukasi produk. MVP III menghadirkan saluran terkini yang

cepat dan efisien, lalu pada MVP II sedikit banyak menggunakan teknologi dan

pada MVP I jalur distribusi masih sedikit konvensional walaupun telah dirancang

saluran distribusi secara teknologi.

d. Value Propositions

MVP III memperoleh nilai rata-rata sebesar 6.2, MVP II memperoleh nilai

7.4 dan MVP III memperoleh nilai 8.5. MVP III lebih baik dari MVP II karena nilai

95

tambah produk yang lebih tahan lama, terdapat banyak pilihan aroma, dan racikan

parfum dapat dikustomisasi oleh pembeli sementara pada MVP II parfum masih

menggunakan minyak nilam yang belum efektif dalam mempertahankan aroma dan

pada MVP I skor yang diperoleh rendah karena belum ada pilihan aroma, MVP I

hanya menawarkan parfum aroma rempah yang tidak seluruhnya disukai oleh target

pasar.

e. Key Activities

Aktivitas-aktivitas kunci pada MVP III memperoleh nilai 6.45, MVP II

sebesar 7.3 dan MVP I sebesar 8.2. peningkatan penilaian konsumen terhadap

elemen aktivitas utama perusahaan terjadi karena tuntutan terhadap pemenuhan

proposis nilai yang semakin baik pada iterasi ketiga. Aktivitas utama pada MVP II

lebih baik dari MVP I karena pada perancangan pertama aktivitas masih sederhana

dan belum banyak relasi/jejaring yang dibangun untuk mendukung berjalananya

aktivitas operasional perusahaan.

f. Key Resources

Sumber daya utama pada MVP III memperoleh nilai rata-rata 8.3 karena

sistem perusahaan mulai professional dan kapabilitas setiap individu SDM semakin

meningkat seiring dengan keikutsertaan diberbagai program kkewirausahaan. Lalu

pada MVP II diperoleh nilai sebesar 7.6, hal ini karena proses jejaring belum

terbangun dengan solid, sehingga sumber daya masih terbatas. Terakhir, pada MVP

I diperoleh nilai 7.13, hal ini karena proses bisnis masih belum stabil dan proposisi

nilai belum teridentifikasi dengan baik.

g. Key Partnerships

Mitra yang dijalin oleh perusahaan sejak awal MVP I sampai MVP III

meningkat secara perlahan dan menunjukkan perubahan angka yang tidak terlalu

tinggi. Hal ini karena mitra telah teridentifkasi dengan lengkap sejak awal pendirian

usaha. Perolehan nilai rata-rata berturut-turut, MVP I sebesar 7.2, MVP II 7.4 dan

MVP III sebesar 8.3.

h. Cost Structures

Struktur biaya setiap Minimum Viable Product menunjukkan perolehan nilai

yang signifikan meningkat. Pada MVP I nilai rata-rata hanya 6.5, hal ini terjadi

karena belum adanya biaya yang kompleks pada awal perancangan produk pertama,

96

selanjutnya pada MVP II mulai banyak penambahan struktur biaya perusahaan

yang ditunjukkan dengan perolehan nilai sebesar 7.4. KemudianMVP III

peningkatan signifikan terjadi karena perusahaan mengikuti berbagai program

untuk memasarkan dan menyempurnakan produk.

i. Revenue Streams

Sumber-sumber pemasukan pada MVP I memperoleh nilai sebesar 6.5, hal

ini menunjukkan kondisi penjualan produk masih terbatas karena varian parfum

masih sedikit. Kemudian MVP II pemasukan mengalami peningkatan karena

produk rempah diganti dengan produk parfum khas minyak atsiri aromatik.

Terakhir pada MVP II, pemasukan meningkat pesat karena pemasaran produk yang

semakin efektif serta varian aroma parfum yang dapat diskustomisasi dan

ketahanan aroma lebih dari 12 jam.