pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

136
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN OLEH GURU-GURU SMP NEGERI 1 UNGARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang oleh Faisal Nur Iman 1102411084 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: duongtruc

Post on 19-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

i

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN OLEH

GURU-GURU SMP NEGERI 1 UNGARAN

DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013

SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

oleh Faisal Nur Iman

1102411084

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Faisal Nur Iman, NIM 1102411084, dengan judul

“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pembelajaran oleh

Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam Rangka Implementasi Kurikulum

2013” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri

Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 16 Februari 2015

Semarang, 12 Februari 2015

Mengetahui,

Ketua Jurusan KTP Dosen Pembimbing

Dra. Nurussa’adah, M.Si. Drs. Wardi, M.Pd.

NIP. 195611091985032003 NIP. 196003181987031002

Page 3: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari : Senin

Tanggal : 16 Februari 2015

Panitia Ujian

Ketua , Sekretaris,

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Haryanto

NIP. 195604271986031001 NIP. 195505151984031002

Penguji I,

Dr. Nugroho, M.Psi

NIP. 196207061987031002

Penguji II, Penguji III,

Drs. Suripto, M.Si. Drs. Wardi, M.Pd

NIP. 195508011984031005 NIP. 196003181987031002

Page 4: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini hasil penelitian saya sendiri, bukan

buatan orang lain dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain baik sebagian

maupun secara keseluruhan. Pendapat ataupun temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 12 Februari 2015

Faisal Nur Iman

NIM. 1102411084

Page 5: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan diri secara etis,

sesuai denga hati nurani”. (Kohnstamm dan Gunning)

“Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong. Pendidikan adalah

proses menyalakan api pikiran”.( W.B. Yeats)

“Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau

pengangkatan manusia muda ke taraf insani”. (Driyarkara)

“Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran,

apalagi perbuatan". (Pramoedya Ananta Toer)

“Hidup adalah pilihan dan yang harus kita lakukan adalah menyelesaikan

sesuatu yang telah kita pilih dengan bijak”. (Faisal Nur Iman)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Orangtuaku Bapak Umar, S.Ag. dan Ibu Nur Naeni, S.Pd.

yang senantiasa memberikan semangat dan do’a

Aldina Eka Andriani, S.Pd. dan Dastia Hardian Anisa

yang telah membantu dan memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Rekan Jurusan Teknologi Pendidikan yang selalu yang

telah memberikan dukungan dan bantuan

Almamaterku

Page 6: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi pada Pembelajaran oleh Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam

Rangka Implementasi Kurikulum 2013”.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi.

2. Prof. Dr. Fakhruddin M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian.

3. Dra. Nurussa’adah, M. Si, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kepercayaan kepada penyusun untuk melakukan penelitian.

4. Drs. Wardi, M. Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Edi Subkhan S.Pd., M.Pd. yang telah memeberikan semangat dan kesadaran

kritis mahasiswa selama perkulihan dan diluar perkuliahan.

6. Bapak dan ibu dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang

telah memberikan ilmu selama perkuliahan.

7. Sukardi, S. Pd., M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Ungaran

Kecamatan Ungaran Kabupaten Ungaran yang telah memberikan ijin

penelitian.

Page 7: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

vii

8. Suharto, S. Pd. yang telah memperlancar dalam pelaksanaan penelitian.

9. Nitasari Titah Rahayu, S.Kom. yang telah menjadi guru pendamping

penelitian.

10. Segenap guru SMP Negeri 1 Ungaran Kecamatan Ungaran Kabupaten

Ungaran.

11. Sahabatku Dastia Hardian Anisa yang telah membantu dalam penulisan

skripsi.

12. Anak-anak kos Taman Siswa yang telah memberikan motivasi, pemikiran

mereka untuk selesainya skripsi.

13. Teman-teman seperjuangan KTP angkatan 2011.

14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi peneliti, pembaca, maupun dunia

pendidikan pada umumnya.

Semarang,12 Februari 2015

Penulis

Page 8: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

viii

ABSTRAK

Iman, Faisal Nur. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada

Pembelajaran oleh Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam Rangka

Implementasi Kurikulum 2013. Skripsi. Kurikulum dan Teknologi

Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Drs. Wardi, M.Pd.

Kata kunci : pemanfaatan TIK, pembelajaran, implementasi kurikulum 2013.

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah

satu kompetensi yang sangat penting bagi guru. Dalam Permendiknas Nomor 16

Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

terdapat empat kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, dua diantaranya adalah

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kedua kompetensi tersebut

sangat erat kaitannya dengan pemanfaatkan TIK dalam pembelajaran.

Berdasarkan studi pendahuluan di SMP Negeri 1 Ungaran, peneliti menemukan

adanya perbedaan pemanfaatan TIK oleh setiap guru mata pelajaran. Padahal

dalam implementasi kurikulum 2013, semua guru diwajibkan memanfaatkan TIK

dalam pembelajaran. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana

pemanfaatan TIK pada pembelajaran oleh guru-guru dalam rangka implementasi

Kurikulum 2013?

Penelitian ini adalah penelitian survei lapangan. Subjek penelitian ini

adalah guru SMP Negeri 1 Ungaran yang berjumlah 47 orang, kemudian diambil

sampel 6 orang yang dikelompokkan ke dalam tiga kelompok mata pelajaran yaitu

IPA, IPS dan Seni. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif

persentase, adapun teknik pengumpulan data menggunakan angket dalam bentuk

skala likert berskala 5 seta data observasi pendukung berupa rancangan

pelaksanaan pembelajaran guru, wawancara guru dan siswa.

Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi guru dalam perencanaan pembelajaran untuk

kelompok mata pelajaran IPA memperoleh hasil 96% termasuk kategori sangat

tinggi, IPS memperoleh hasil 97% termasuk kategori sangat tinggi dan Seni

memperoleh hasil81% termasuk kategori sangat tinggi, (b) pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi guru dalam proses pembelajaran untuk kelompok mata

pelajaran IPA memperoleh hasil 95 % termasuk kategori sangat tinggi, IPS

memperoleh hasil 95% termasuk kategori sangat tinggi dan Seni memperoleh

hasil 79% termasuk kategori tinggi, (c) pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi guru dalam evaluasi pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran

IPA memperoleh hasil 91% termasuk kategori sangat tinggi, IPS memperoleh

hasil 94% termasuk kategori sangat tinggi dan Seni memperoleh hasil 83%

termasuk kategori sangat tinggi. Saran yang dapat diberikan, sebaiknya guru

meningkatkan pemanfaatan TIK dalam merancang, menggunakan dan

mengevaluasi pembelajaran agar implementasi kurikulum 2013 dapat berjalan

dengan baik.

Page 9: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1. 2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 4

1. 3 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1. 4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1. 5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

1. 6 Penegasan Istilah .................................................................................. 6

1. 7 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2. 1 Standar Kompetensi Guru ................................................................... 9

2. 2 Implementasi Kurikulum 2013 ........................................................... 27

2. 3 Pendekatan Scientifik .......................................................................... 44

2. 4 Kemampuan Berfikir Tingkat Tingi ................................................... 54

2. 5 Penilaian Autentik ............................................................................... 58

2. 6 Pembelajaran Berbasis TIK ................................................................ 71

2. 7 Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran ............................................... 75

2. 8 Kerangka Berpikir ............................................................................... 86

Page 10: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

x

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 88

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 89

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 89

3.4 Alat dan Teknik Pengumpulan Data .................................................. 91

3.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 93

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 95

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 97

4.1.1 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru dalam Perencanaan Pembelajaran ............................................ 97

4.1.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru dalam Proses Pembelajaran ...................................................... 101

4.1.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.........................

Guru dalam Evaluasi Pembelajaran .................................................. 103

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 108

4.2.1 Pemaknaan dan Temuan Penelitian ................................................... 108

4.2.1.1 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru dalam Perencanaan Pembelajaran ............................................ 109

4.2.1.2 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru dalam Proses Pembelajaran ...................................................... 111

4.2.1.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru dalam Evaluasi Pembelajaran ................................................... 112

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................... 114

5.2 Saran .................................................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 116

LAMPIRAN .................................................................................................... 118

Page 11: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi Guru ................................................................. 13

2.2 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan

Kegiatan Belajar dan Maknanya ....................................................... 49

2.3 Dimensi Takksonomi Anderson ......................................................... 56

2.4 Rumusan Standar Kompetensi Lulusan ............................................. 63

3.1 Populasi Guru SMP Negeri 1 Ungaran ............................................. 90

3.2 Variabel, Sub Variabel dan Indikator................................................. 94

3.3 Tingkat Pemanfaatan TIK oleh Guru ................................................. 96

4.1 Pemanfaatan TIK guru dalam perencanaan pembelajaran ................. 99

4.2 Pemanfaatan TIK guru dalam proses pembelajaran .......................... 103

4.3 Pemanfaatan TIK guru dalam perencanaan pembelajaran ................. 106

4.4 Data Hasil Penelitian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran ........... 108

Page 12: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Prosedur Analisis ............................................................................... 65

2.2 Kerangka Berpikir Pemanfaatan TIK oleh Guru

dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 .................................. 87

Page 13: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson ................................... 55

2.2 Hubungan Empat Kompetensi Inti dalam Standar

Kompetensi Lulusan .......................................................................... 64

2.3 Konsep Pembelajaran Berbasis TIK ................................................. 72

2.4 Tampilan Jateng Pintar ...................................................................... 78

2.5 Tampilan Beranda Jateng Pintar ....................................................... 79

2.6 Tampilan Jenjang pendidikan/ Lembaga Pendidikan ........................ 80

2.7 Tampilan Kontributor dan Siswa ....................................................... 80

2.8 Tampilan Tool Regulasi Pendidikan .................................................. 81

2.9 Penggunaan Electronic Learning dalam Pembelajaran ..................... 82

Page 14: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................ 118

2. Instrumen Penelitian Guru .................................................................. 119

3. Instrumen Pendukung Penelitian ........................................................ 125

4. Rincian Hasil Hasil Penelitian ........................................................... 127

5. Rincian Data Pendukung Penelitian .................................................... 129

6. Identitas Responden ............................................................................ 130

7. Daftar Nama Guru .............................................................................. 131

8. Surat Penetapan Dosen Pembimbing .................................................. 132

9. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 133

10. Surat Bukti Penelitian ........................................................................ 134

11. Foto Penelitian ................................................................................... 170

Page 15: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang dapat mendukung kemajuan suatu

bangsa adalah pendidikan. Dalam pelaksanaannya, pendidikan diatur oleh

Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal mengenai

berbagai aspek dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi

oleh penyelenggara atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Adapun fungsinya sebagai dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan

pendidikan nasional yang bermutu.

Untuk menciptakan pendidikan yang bermutu, maka suatu Negara

membutuhkan adanya standar proses pendidikan dan kurikulum yang mampu

mewadahi tuntutan kebutuhan pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan

Menengah menyatakan bahwa Standar Proses adalah kriteria mengenai

pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar

Kompetensi Lulusan. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas

1

Page 16: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

2

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum dijelaskan bahwa secara prinsip, kegiatan

pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang

semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan

yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat, berbangsa, serta

berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan

pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik

menjadi kompetensi yang diharapkan.

Pada kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pada proses

pembelajaran, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke

peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara

aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan. Untuk

itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada

peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya.

Konsep pembelajaran bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah

(scientific approach). Pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses

pembelajaran yang terfokus pada lima pengalaman belajar pokok yaitu: (1)

mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi,

(5) mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Proses pembelajaran menyentuh

Page 17: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

3

tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan

(knowledge).

Pada pembelajaran kurikulum 2013 guru memegang peranan penting

untuk menjadi fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik, guru perlu menguasai kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Salah satu kemampuan

kepribadian yang harus dimiliki guru adalah guru mampu mengembangkan

dirinya sesuai dengan pembaharuan dalam bidang profesinya maupun

spesialisasinya.

Sesuai yang tercantum dalam kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) diintegrasikan kedalam pembelajaran. Hal ini menjadikan

seorang guru diwajibkan untuk menguasai TIK dalam pembelajaran. Peran TIK

menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan daya tarik

dan perhatian peserta didik.

SMP Negeri 1 Ungaran merupakan salah satu sekolah yang sudah

menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan

guru di SMP Negeri 1 Ungaran, dalam implementasi Kurikulum 2013 sekolah

sudah menyiapkan fasilitas berupa komputer, liquid crystal display (LCD) dan

beberapa laptop/netbook baik milik pribadi guru maupun milik sekolah.

Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Ungaran sudah memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK, hal ini dikarenakan SMP Negeri 1 Ungaran

merupakan mantan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Page 18: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

4

Walaupun media pembelajaran berbasis TIK sudah tersedia, namun

terdapat perbedaan pemanfaatan TIK dalam meranang, menggunkan dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran oleh guru. Hal tersebut dikarenakan

kebutuhan TIK setiap guru mata pelajaran yang berbeda.

Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan penelitian dengan judul

“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Pembelajaran

oleh Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam Rangka Implementasi Kurikulum

2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di muka, dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Perubahan paradigma praktek pembelajaran dari pembelajaran tradisional

yang berpusat pada guru menuju pembelajaran modern yang berpusat kepada

siswa.

2. Dalam implementasi kurikulum 2013, guru diwajibkan agar mampu

mengintegrasikan TIK dalam merancang, proses dan evaluasi pembelajaran,

sehingga guru dapat memaksimalkan potensi siswa.

3. Pemanfaatan TIK oleh setiap guru mata pelajaran berbeda sesuai dengan

kebutuhan pembelajaran.

4. Dengan adanya standar kualifikasi akademik, guru harus mampu

mengkondisikan pembelajaran kurikulum 2013 dengan baik.

Page 19: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

5

5. Guru harus dapat memanfaatkan infrastruktur yang mendukung pembelajaran

berbasis TIK seperti ponsel, smart phone, jaringan internet, dan media

pendukung lainnya dengan maksimal.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam

perencanaan pembelajaran?

2. Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam

proses pembelajaran?

3. Bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam

evaluasi pembelajaran?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan diadakannya penelitian

ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan :

1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam perencanaan

pembelajaran.

2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam proses

pembelajaran.

3. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam evaluasi

pembelajaran.

Page 20: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoretis untuk

mengetahui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru SMP Negeri 1

Ungaran dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Selain itu juga sebagai

kontribusi hasil penelitian yang hasilnya dapat dipelajari dan dijadikan

pertimbangan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi guru, sebagai masukan dan pengetahuan pemanfaatan TIK oleh guru,

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan oleh guru untuk mengambil

tindakan penggunaan dan peningkatan pembelajaran berbasis TIK dalam

rangka implementasi kurikulum 2013.

2. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil

pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang

diperoleh selama studi di perguruan tinggi.

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian mengenai judul skripsi ini, perlu

ditegaskan pengertian istilah-istilah dalam penelitian ini.:

1.6.1 Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk

belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara

peserta didik dengan bahan atau sistem pembelajaran (Yusufhadi, 1994: 45).

Page 21: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

7

1.6.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk selanjutnya disingkat TIK

yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar

media.

1.6.3 Guru SMP Negeri 1 Ungaran

Guru yang dimaksud adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik di SMP Negeri 1 Ungaran.

1.6.4 Implementasi Kurikulum 2013

Impelentasi adalah suatu penerapan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi yang dimaksud

adalah pelaksanaan Kurikulum 2013.

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar sistematika penulisan skripsi terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir.

Bagian pendahuluan berisi halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar

isi, daftar bagan, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

Page 22: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

8

Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:

1. Bab 1 Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.

2. Bab 2 Landasan Teori, yang memuat landasan teori, kerangka berpikir,

hipotesis penelitian.

3. Bab 3 Metode Penelitian, yang terdiri dari jenis dan desain penelitian,

populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data.

4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan, berisi tentang uraian hasil penelitian dan

pembahasan.

5. Bab 5 Penutup, memuat Simpulan dan Saran.

Bagian akhir skripsi terdiri dari lampiran-lampiran.

Page 23: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Standar Kompetensi Guru

2.1.1 Guru

Menurut Marno (2009 :15), guru memiliki beberapa istilah, seperti

“ustad”,”muallim”,”muaddib”, dan “murabbi”. Beberapa istilah untuk sebutan

“guru” itu terkait dengan beberapa istilah untuk pendidikan, yaitu “ta’lim”,

“ta’dib”, dan “tarbiyah”.

Istilah muallim lebih menekankan guru sebagai pengajar dan penyampai

pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science); istilah muaddib lebih menekankan

guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan keteladanan;

sedangkan istilah murabbi lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan

baik aspek jasmaniah maupun ruhaniah. Sedangkan istilah yang umum dipakai

dan dimiliki cakupan makna luas dan netral adalah ustad yang dalam bahasa

Indonesia diterjemahkan sebagai “guru”.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

9

Page 24: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

10

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang

yang mengajar peserta didik, yang mengajarkan berbagai hal yang baru bagi

mereka baik melalui pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

2.1.2 Pengertian Kompetensi

Menurut Mulyasa (2009 : 26), kompetensi adalah perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin, kompetensi adalah seperangkat

tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai

syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan

tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan

keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai

kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi

maupun etika.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dalam diri guru,

sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya.

Page 25: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

11

2.1.3 Kompetensi guru dalam bidang TIK

Di era informasi kini, sudah tidak zaman lagi para tenaga didik atau guru

gagap terhadap teknologi. Teknologi diharapkan menjadi kesatuan dalam

pembelajaran sehingga tercipta peserta didik yang lebih aktif dan mandiri.

terdapat di masyarakat, melakukan penelitian sederhana. Guru perlu menguasai

pemanfaatan TIK untuk kebutuhan belajarnya. Kegiatan belajar dan pembelajaran

perlu dikelola dengan baik. Urgensi peningkatan kemampuan TIK guru menurut

Inggit Dyaning Wijayanti (2011) adalah :

1. TIK dapat digunakan untuk membantu pekerjaan administratif (word

processor & Kebutuhan Wajib Tingkat Dasar, Spreadsheet).

2. TIK dapat digunakan untuk membantu mengemas bahan ajar (Multimedia)

Kebutuhan Tingkat Menengah.

3. TIK dapat digunakan untuk membantu proses manajemen pembelajaran (e-

learning, Kebutuhan Tingkat Lanjut,dll).

4. TIK dapat digunakan untuk dukungan teknis dan meningkatkan

pengetahuan agar dapat mewujudkan self running creation (antivirus, tools,

jaringan, internet, dll).

Agar TIK terus digunakan oleh guru maka manfaat pelatihan harus sesuai

dengan kebutuhan untuk mengatasi permasalahan sehari-hari, karena kalau tidak

maka keterampilan teknis yang dimiliki akan mudah terlupakan. Untuk itu seiring

dengan peningkatan kompetensi guru maka sekolah harus memiliki program

pemanfaatan TIK yang memaksa beserta aturan reward & punishment nya. Agar

guru mau menggunakan TIK maka perlu dideskripsikan secara jelas dahulu

Page 26: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

12

kemanfaatan TIK tersebut secara personal bagi tiap guru, bukan hanya

kemanfaatan bagi sekolah atau pihak lain, karena kalau demikian motivasi guru

untuk mau menggunakan TIK tidak akan kuat.

Inggit Dyaning Wijayanti (2011) memberikan Standar Kompetensi Guru

yang harus dikuasai dalam penguasaan TIK adalah :

1. Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya

2. Merakit, menginstalasi, menset-up, memelihara, dan melacak serta

memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal

3. Melakukan pemrograman komputer dengan salah satu bahasa pemrograman

berorientasi objek

4. Mengolah kata ( word processing ) dengan komputer personal

5. Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal

6. Mengelola pangkalan data (database) dengan komputer personal atau

komputer server

7. Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual

dan interpersonal.

Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru yang merupakan salah satu dari standar pendidik

dan tenaga kependidikan. Standar tersebut memuat daftar kompetensi pedagogik,

kepribadian, profesional dan sosial yang terintegrasi dalam kinerja guru.

Page 27: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

13

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Guru

NO. KOMPETENSI INTI

GURU

KOMPETENSI GURU KELAS

I. Kompetensi Pedagodik

1. Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek

fisik, moral, sosial,

kultural, emosional, dan

intelektual.

1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia

sekolah dasar yang berkaitan dengan

aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,

moral, spiritual, dan latar belakang sosial-

budaya.

1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik

usia sekoiah dasar dalam lima mata

pelajaran SD/MI.

1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal

peserta didik usia sekolah dasar dalam

lima mata pelajaran SD/MI.

1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar

usia sekolah dasar dalam lima mata

pelajaran SD/MI.

2. Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip

2.1 Memahami berbagai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang

Page 28: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

14

pembelajaran yang

mendidik.

mendidik terkait dengan lima mata

pelajaran SD/MI.

2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran

yang mendidik secara kreatif dalam lima

mata pelajaran SD/MI.

2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran

tematis, khususnya di kelas-kelas awal

SD/MI.

3. Mengembangkan

kurikulum yang terkait

dengan mata

pelajaran/bidang

pengembangan yang

diampu.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum.

3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran

SD/MI.

3.3 Menentukan pengalaman belajar yang

sesuai untuk mencapai tujuan lima mata

pelajaran SD/MI.

3.4 Memilih materi lima mata pelajaran

SD/MI yang terkait dengan pengalaman

belajar dan tujuan pembelajaran.

3.5 Menata materi pembelajaran secara benar

sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan

Page 29: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

15

karakteristik peserta didik usia SD/MI.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen

penilaian.

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang

mendidik.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan

pembelajaran yang mendidik.

4.2 Mengembangkan komponen-komponen

rancangan pembelajaran.

4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang

lengkap, baik untuk kegiatan di dalam

kelas, laboratorium, maupun lapangan.

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang

mendidik di kelas, di laboratorium, dan di

lapangan.

4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai

dengan karakteristik peserta didik dan

lima mata pelajaran SD/ MI untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara

utuh.

4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam

lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan

situasi yang berkembang.

Page 30: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

16

5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pembelajaran.

6. Memfasilitasi

pengembangan potensi

peserta didik untuk

mengaktualisasikan

berbagai potensi yang

dimiliki.

6.1 Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk mendorong peserta

didik mencapai prestasi belajar secara

optimal.

6.2 Menyediakan berbagai kegiatan

pembelajaran untuk mengaktualisasikan

potensi peserta didik, termasuk

kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

santun dengan peserta

didik.

7.1 Memahami berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif, empatik, dan

santun, baik secara lisan maupun tulisan.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik,

dan santun dengan peserta didik dengan

bahasa yang khas dalam interaksi

pembelajaran yang terbangun secara

siklikal dari (a) penyiapan kondisi

psikologis peserta didik, (b) memberikan

Page 31: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

17

pertanyaan atau tugas sebagai undangan

kepada peserta didik untuk merespon, (c)

respon peserta didik, (d) reaksi guru

terhadap respon peserta didik, dan

seterusnya.

8. Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar.

8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar sesuai

dengan karakteristik lima mata pelajaran

SD/MI.

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil

belajar yang penting untuk dinilai dan

dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima

mata pelajaran SD/MI.

8.3 Menentukan prosedur penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar.

8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan

evaluasi proses dan hasil belajar.

8.3 Mengadministrasikan penilaian proses

dan hasil belajar secara berkesinambungan

dengan menggunakan berbagai instrumen.

8.6 Menganalisis hasii penilaian proses dan

hasil belajar untuk berbagai tujuan.

Page 32: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

18

8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil

belajar.

9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi

untuk kepentingan

pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian

dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan

belajar.

9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian

dan evaluasi untuk merancang program

remedial dan pengayaan.

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan

evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian

dan evaluasi pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

10.1 Melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk

perbaikan dan pengembangan lima mata

pelajaran SD/MI.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

Page 33: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

19

II. Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum,

sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

11.1 Menghargai peserta didik tanpa

membedakan keyakinan yang dianut,

suku, adat istiadat, daerah asal, dan

gender.

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama

yang dianut, hukum, dan norma sosial

yang berlaku dalam masyarakat, serta

kebudayaan nasional Indonesia yang

beragam.

2. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur,

berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik

dan masyarakat.

12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

12.2 Berperilaku yang mencerminkan

ketakwaan dan akhlak mulia.

12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh

peserta didik dan anggota masyarakat di

sekitarnya.

3. Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang

mantap dan stabil.

13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang

dewasa, arif, dan berwibawa.

Page 34: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

20

4. Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang

tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa

percaya diri.

14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung

jawab yang tinggi.

14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada

diri sendiri.

14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

5. Menjunjung tinggi kode

etik profesi guru.

15.1 Memahami kode etik profesi guru.

15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.

15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik

profesi guru.

III. Kompetensi Sosial

1. Bersikap inklusif,

bertindak objektif, serta

tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras,

kondisi fisik, latar

belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi.

16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap

peserta didik, teman sejawat dan

lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran.

16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap

peserta didik, teman sejawat, orang tua

peserta didik dan lingkungan sekolah

karena perbedaan agama, suku, jenis

kelamin, latar belakang keluarga, dan

status sosial-ekonomi.

Page 35: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

21

2. Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

santun dengan sesama

pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua,

dan masyarakat.

17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat

dan komunitas ilmiah lainnya secara

santun, empatik dan efektif.

17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta

didik dan masyarakat secara santun,

empatik, dan efektif tentang program

pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta

didik dan masyarakat dalam program

pembelajaran dan dalam mengatasi

kesulitan belajar peserta didik.

3. Beradaptasi di tempat

bertugas di seluruh

wilayah Republik

Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya.

18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat

bekerja dalam rangka meningkatkan

efektivitas sebagai pendidik, termasuk

memahami bahasa daerah setempat.

18.2 Melaksanakan berbagai program dalam

lingkungan kerja untuk mengembangkan

dan meningkatkan kualitas pendidikan di

daerah yang bersangkutan.

Page 36: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

22

4. Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri

dan profesi lain secara

lisan dan tulisan atau

bentuk lain.

19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,

profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah

lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi

pembelajaran kepada komunitas profesi

sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk

lain.

IV. Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi,

struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran

yang diampu.

Bahasa Indonesia

20.1 Memahami hakikat bahasa dan

pemerolehan bahasa.

20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan

ragam bahasa Indonesia.

20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah

bahasa Indonesia sebagai rujukan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

20.4 Memiliki keterampilan berbahasa

Indonesia (menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis)

Page 37: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

23

20.5 Memahami teori dan genre sastra

Indonesia.

20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra

Indonesia, secara reseptif dan produktif.

Matematika

20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan

prosedural serta keterkaitan keduanya

dalam konteks materi aritmatika, aljabar,

geometri, trigonometri, pengukuran,

statistika, dan logika matematika.

20.8 Mampu menggunakan matematisasi

horizontal dan vertikal untuk

menyelesaikan masalah matematika dan

masalah dalam dunia nyata.

20.9 Mampu menggunakan pengetahuan

konseptual, prosedural, dan keterkaitan

keduanya dalam pemecahan masalah

matematika, serta penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat

ukur, alat hitung, dan piranti lunak

komputer.

Page 38: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

24

IPA

20.11 Mampu melakukan observasi gejala

alam baik secara langsung maupun tidak

langsung.

20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan

hukum-hukum ilmu pengetahuan alam

dalam berbagai situasi kehidupan sehari-

hari.

20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan

alam, termasuk hubungan fungsional

antarkonsep, yang berhubungan dengan

mata pelajaran IPA.

IPS

20.14 Menguasai materi keilmuan yang

meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan

keterampilan IPS.

20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan

konsep keilmuan IPS.

20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan

prinsip-prinsip pokok ilrnu-ilmu sosial

dalam konteks kebhinnekaan masyarakat

Indonesia dan dinamika kehidupan global.

Page 39: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

25

20.17 Memahami fenomena interaksi

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, kehidupan agama, dan

perkembangan masyarakat serta saling

ketergantungan global.

PKn

20.18 Menguasai materi keilmuan yang

meliputi dimensi pengetahuan, sikap,

nilai, dan perilaku yang mendukung

kegiatan pembelajaran PKn.

20.19 Menguasai konsep dan prinsip

kepribadian nasional dan demokrasi

konstitusional Indonesia, semangat

kebangsaan dan cinta tanah air serta bela

negara.

20.20 Menguasai konsep dan prinsip

perlindungan, pemajuan HAM, serta

penegakan hukum secara adil dan benar.

20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai,

moral, dan norma kewarganegaraan

Indonesia yang demokratis dalam konteks

kewargaan negara dan dunia.

Page 40: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

26

2. Menguasai standar

kompetensi dan

kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang

pengembangan yang

diampu.

21.1 Memahami standar kompetensi lima

mata pelajaran SD/MI.

21.2 Memahami kompetensi dasar lima mata

pelajaran SD/MI.

21.3 Memahami tujuan pembelajaran lima

mata pelajaran SD/MI.

3. Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

22.1 Memilih materi lima mata pelajaran

SD/MI yang sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik.

22.2 Mengolah materi lima mata pelajaran

SD/MI secara integratif dan kreatif sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

4. Mengembangkan

keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan

melakukan tindakan

reflektif.

23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja

sendiri secara terus menerus.

23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam

rangka peningkatan keprofesionalan.

23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas

untuk peningkatan keprofesionalan.

23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan

belajar dari berbagai sumber.

Page 41: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

27

5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.

24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam berkomunikasi.

24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pengembangan diri.

Berdasarkan daftar kompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa salah satu

kewajiban semua guru adalah memanfaatkan TIK, dan pelaksanaannya

dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu: (1) memanfaatkan TIK untuk

kepentingan pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik), dan (2)

memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan keprofesian

berkelanjutan (kompetensi profesional). Oleh karena itu pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran menjadi kompetensi guru yang sangat penting untuk menunjang

keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2.2 Implementasi Kurikulum 2013

2.2.1 Pengertian Implementasi

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah

kurikulum yang telan dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan

sepenuhnya. Implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan

sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya, permasalahan

besar yang akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau

menyimpang dari yang telah dirancang maka terjadilah kesia-siaan antara

rancangan dengan implementasi.

Page 42: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

28

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya

dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap sempurna. Berikut ini adalah

pengertian tentang implentasi menurut para ahli.

Menurut Nurdin Usman (Usman, 2002: 70) dalam bukunya yang berjudul

Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya

mengenai implementasi atau pelaksanaan. Implementasi adalah bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implemantasi bukan

sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan

kegiatan.

Dari pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme

mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan

acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,

implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu

kurikulum.

Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang

telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya

implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk

mentransfer ide atau gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan

dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain

tersebut.

Page 43: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

29

2.2.2 Implementasi Kurikulum 2013

a. Urgensi Kurikulum 2013

Menurut Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (2013:31),

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, antara

lain, international assesment, yang menunjukkan kemampuan peserta didik

Indonesia berada di peringkat bawah dibanding dengan negara-negara di kawasan

Asia.

Pengukuran yang dilakukan oleh TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Studies), mengatur peningkatan pembelajaran

matematika dan sains di sejumlah negara. Hal yang sama ditunjukkan lewat hasil

PISA (Program for International Student Assesment), penilaian tingkat dunia

yang diselenggarakan setiap tiga tahun untuk mengkaji performa akademis siswa

umur 15 tahun.

Hasil pada 2009 diketahui bahwa hampir semua siswa Indonesia

menguasai pelajaran matematika dan IPA hanya sampai level 3 dari 6 level.

Sementara itu, berdasarkan kerangka kompetensi abad 21, proses pembelajaran

tidak cukup hanya meningkatkan pengetahuan semata, melainkan harus

dilengkapi dengan kemampuan kreatif-kritis dan berkarakter kuat, seperti mampu

bertanggung jawab, memiliki jiwa sosial, toleran, produktif, dan adaptif.

Page 44: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

30

2.2.3 Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan,

menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian

terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi

belajar mengajar yang baik. Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan

pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu

siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan,

kegiatan dan evaluasi.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan

kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan

menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan

prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru

menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi

kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan

prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga

pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang

digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan

prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok :

(1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan

efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan

pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan

dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan

Page 45: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

31

media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan

penilaian.

Sedangkan Asep Herry Hernawan (2002) mengemukakan lima prinsip

dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di

antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi

dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen

tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi

(relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi

psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat

(relevansi sosiologis).

2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar

yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam

pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian

berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,

serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik

secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar

yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang

di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang

pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Page 46: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

32

4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum

dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada

secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan

kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas

maupun kuantitas.

Terkait dengan pengembangan kurikulum 2013, terdapat sejumlah prinsip-

prinsip yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan

daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai

rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh

seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau

jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas

pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk

menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar

adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan

perolehannya di masyarakat.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang

pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah

mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang

menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus

dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan

Page 47: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

33

pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum

didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan

kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan

keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu

mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas

dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan

diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi

horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi

prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan

Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning)

sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas

dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat

penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan

Page 48: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

34

dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman

belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif

dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran

bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara

dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun

rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak

boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan

kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan

dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya

sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang

dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam

Page 49: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

35

sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk

mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan

struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD

serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun

manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi

langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling

mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan

dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki

pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk

mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok

peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses

perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki

seorang atau sekelompok peserta didik.

2.2.4 Komponen-komponen Kurikulum 2013

Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini

meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan,

kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar

komponen-komponen.

Page 50: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

36

Adapun komponen-komponen pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Komponen tujuan

Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang

berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari

kurikulum yang akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut

akan membantu dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga

membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat

dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.

Page 51: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

37

b. Tujuan Institusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap

lembaga pendidikan. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan

bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah

dirumuskan sebagai berikut :

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya.

c. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang

studi atau mata pelajaran.

d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler,

dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik

setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam

satu kali pertemuan.

Page 52: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

38

2. Komponen Isi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak

didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi

kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari

masing-masing bidang studi tersebut.

a. Komponen Metode

Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting

karena metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan

apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau

tidak. Dalam prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan

strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang

memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif,

kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau

pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat

haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.

b. Komponen Evaluasi

Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk

memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan

melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih

luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara

keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

Page 53: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

39

Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang

berperan sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah

dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat

mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang

digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil

dari evaluasi tersebut. Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki

kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang

sudah baik atau berhasil.

b. Pandangan Tentang Pembelajaran

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum mengatakan

bahwa secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk

bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat

manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk

memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang

diharapkan.

Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi

pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar

setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat dan yang

Page 54: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

40

pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan

masyarakat belajar.

Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan

dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama,

solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik

guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,

kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta

didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi

menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan

kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui

penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri

dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi

informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan

waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan

tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.

Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif

mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu

pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta

didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-

Page 55: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

41

benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu

didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk

dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan

suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,

menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan

strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar

kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik

kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru

tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus

bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi

dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,

berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di

sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit

menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah,

sedang, dan/atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni

sensori motor, praoperasional, operasional konkrit, dan operasional formal.

Secara umum jenjang pertama terjadi sebelum seseorang memasuki usia

sekolah, jejang kedua dan ketiga dimulai ketika seseorang menjadi peserta didik

di jenjang pendidikan dasar, sedangkan jenjang keempat dimulai sejak tahun

kelima dan keenam sekolah dasar.

Page 56: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

42

Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses

tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman,

lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri

peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran

dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses

pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta

didik.

Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan

pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang

memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi

kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman

belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar

mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi.

Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari

kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun

demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur penggerak untuk pengembangan

kemampuan lain.

Page 57: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

43

c. Model Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 mengembangkan dua model proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses

pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang

dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan

belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau

menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam

kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses

pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai

proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran

dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang

terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan

ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan

perilaku yang terkait dengan sikap.

Page 58: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

44

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi

secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan

pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.

Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan

menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran

tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

2.3 Pendekatan Saintifik

2.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah

merupakan pendekatan dalam Kurikulum 2013. Dalam pelaksanaanya, ada yang

menjadikan saintifik sebagai pendekatan atau metode. Namun karakteristik dari

pendekatan saintifik berbeda dengan metode saintifik. Sesuai dengan Standar

Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah

sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan

pendidikan.

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau

prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

Page 59: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

45

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada

peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi

pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik

dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya

diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan

keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,

menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,

bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin

berkurang dengan semakin tingginya kelas siswa.

Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori

Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori

belajar penemuan. Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar

Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan

mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan

melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan

memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan

intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-

teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memilik kesempatan untuk

melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan

Page 60: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

46

memperkuat retensi ingatan. Empat hal diatas adalah bersesuaian dengan proses

kognitif yang diperluksn dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan

dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental

atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi

dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah

berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang

dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan

adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya

seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum,

prinsip ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam

pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok

dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada

sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran

diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilsi dan akomodasi.

2.3.2 Karakteristik Pembelajaran dengan Metode Saintifik

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa.

b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip.

Page 61: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

47

c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi

siswa.

d. Dapat mengembangkan karakter siswa.

2.3.3 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.

f. Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.3.4 Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada siswa

b. Pembelajaran membentuk student self concept.

Page 62: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

48

c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa.

f. Pembelajaran meningkatkan motivaasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi.

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.3.5 Proses Pembelajaran Saintifik

Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta

mempengaruhi karakteristik standar proses (Permen No.65 Tahun 2013).

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman

belajar pokok yaitu:

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi/ eksperimen;

d. mengasosiasi/ mengolah informasi; dan

e. mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan

belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Page 63: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

49

Tabel 2.2: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar

dan Maknanya.

LANGKAH

PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa

atau dengan alat)

Melatih kesungguhan,

ketelitian, mencari

informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan

tentang informasi yang

tidak dipahami dari apa

yang diamati atau

pertanyaan untuk

mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang

diamati (dimulai dari

pertanyaan faktual sampai

ke pertanyaan yang bersifat

hipotetik)

Mengembangkan

kreativitas, rasa ingin

tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan

untuk membentuk

pikiran kritis yang perlu

untuk hidup cerdas dan

belajar sepanjang hayat

Mengumpulkan

informasi/ eksperimen

- melakukan eksperimen

- membaca sumber lain

selain buku teks

Mengembangkan sikap

teliti, jujur,sopan,

menghargai pendapat

Page 64: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

50

- mengamati objek/

kejadian/

- aktivitas

- wawancara dengan nara

sumber

orang lain, kemampuan

berkomunikasi,

menerapkan kemampuan

mengumpulkan

informasi melalui

berbagai cara yang

dipelajari,

mengembangkan

kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasi/ mengolah

informasi

- mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen

mau pun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi.

- Pengolahan informasi

yang dikumpulkan dari

yang bersifat menambah

keluasan dan kedalaman

Mengembangkan sikap

jujur, teliti, disiplin, taat

aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan

prosedur dan

kemampuan berpikir

induktif serta deduktif

dalam menyimpulkan .

Page 65: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

51

sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat

mencari solusi dari

berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang

berbeda sampai kepada

yang bertentangan

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau

media lainnya

Mengembangkan sikap

jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir

sistematis,

mengungkapkan

pendapat dengan singkat

dan jelas, dan

mengembangkan

kemampuan berbahasa

yang baik dan benar.

Untuk memperkuat pendekatan saintifik diperlukan adanya penalaran dan

sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan). Agar dapat disebut ilmiah,

metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek

yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran

yang spesifik. Karena itu metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan

Page 66: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

52

koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian

memformulasi dan menguji hipotesis.

Tujuan dari pembelajaran saintifik adalah

a) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan

konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

b) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori,

hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan

berpikir tingkat tinggi (critical thinking skill) secara kritis, logis, dan

sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja

kelompok serta diskusi kelas

c) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa,

mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini

mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta

memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar

termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

d) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan

bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang

direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara

lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan,

dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi

atau praktik.

Page 67: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

53

e) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil

konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau

grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan

pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui

presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya. (Kemendikbud, 2013:

141).

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan

langkah sebagai berikut.

a. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara

langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca,

melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut.

b. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,

hukum,dan teori.

c. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen.

d. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,

mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena.

e. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan

aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga.

Page 68: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

54

2.4 Kemampuan Berfikir Tingkat Tingi

Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah kegiatan berpikir yang

melibatkan level kognitif hirarki tinggi dalam proses berfikir. Bloom (dalam

Utari, 2014:1) membagi ranah kognitif menjadi enam bagian, yaitu (1)

pengetahuan, yang mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi

yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sulit, (2)

pemahaman, yang mengacu pada kemampuan memahami makna materi, (3)

penerapan, yang mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan

materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan

aturan atau prinsip, (4) analisis, yang mengacu pada kemampuan menguraikan

materi ke dalam komponen-komponennya, (5) sintesis, yang mengacu pada

kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk

suatu pola struktur atau bentuk baru, dan (6) evaluasi, yang mengacu pada

kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan

tertentu.

Anderson dan Krathwohl 2001 (dalam Widodo, 2006: 1) melakukan revisi

terhadap taksonomi Bloom. Hasil revisi tersebut sangat mudah diterima oleh

banyak saintis dan praktisi sehingga keberadaannnya selalu menjadi rujukan dari

perkembangan teori pembelajaran.

Page 69: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

55

Gambar 2.1 Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Anderson dan Krathwohl 2001 (dalam Widodo, 2006: 1) berpendapat

bahwa selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah

pada produk, padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil

berpikir bukan proses berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang

menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan menciptakan merupakan proses

berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang baru bisa mencipta

bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan pada sesuatu dari

berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.

Kunci perubahan ini terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan

Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak

menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu, mereka mengusulkan

penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu remembering (ingatan),

Page 70: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

56

understanding (pemahaman), applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation

(penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya. Terminologi ini lebih

menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah knowledge mewakili kata

benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering yang bermakna

ingatan, kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses belajar

dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.

Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi

susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi

kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson berasumsi bahwa kemampuan

mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari

kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi

tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi

creation (penciptaan).

2.4.1 Dimensi Taksonomi Anderson

Anderson dan Krathwohl (dalam Widodo, 2006: 1) memberikan deskripsi

dan kata kunci dimensi taksonomi Bloom yang telah direvisi sebagai berikut:

Tabel 2.3 Dimensi Takksonomi Anderson

KATEGORI KATA KUNCI

Remembering (ingatan): can the

student recall or remember the

information? Dapatkah peserta

didik mengucapkan atau mengingat

Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,

menyatakan susunan, mengucapkan,

mengulang, menyatakan

Page 71: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

57

informasi?

Understanding (pemahaman):

Dapatkah peserta didik

menjelaskan konsep, prinsip,

hukum atau prosedur?

Mengelompokkan, menggambarkan,

menjelaskan identifikasi, menempatkan,

melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan,

pharaprase.

Applying (penerapan): Dapatkah

peserta didik menerapkan

pemahamannya dalam situasi baru?

Memilih, mendemonstrasikan,

memerankan, menggunakan,

mengilustrasikan, menginterpretasi,

menyusun jadwal, membuat sketsa,

memecahkan masalah, menulis

Analyzing (analisis): Dapatkah

peserta didik memilah bagian-

bagian berdasarkan perbedaan dan

kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan,

mengkontraskan, membedakan, melakukan

deskriminasi, memisahkan, menguji,

melakukan eksperimen, mempertanyakan.

Evaluating (evaluasi): Dapatkah

peserta didik menyatakan baik atau

buruk terhadap sebuah fenomena

atau objek tertentu?

Memberi argumentasi, mempertahankan,

menyatakan, memilih, memberi dukungan,

memberi penilaian, melakukan evaluasi

Creating (penciptaan): Dapatkah

peserta didik menciptakan sebuah

benda atau pandangan?

Merakit, mengubah, membangun, mencipta,

merancang, mendirikan, merumuskan,

menulis.

(Widodo, 2006)

Page 72: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

58

2.5 Penilaian Autentik

Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian untuk

menjamin (1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian

peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai

dengan konteks sosial budaya, dan (3) pelaoran hasil penilaian peserta didik

secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Dalam penilaian autentik memerhatikan keseimbangan antara penilaian

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan

perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya.

2.5.1 Pengertian Penilaian Autentik

Trianto (2010:118) dalam bukunya yang berjudul Mendesain

Pembelajaran Inovatif-Progresif mengemukakan pendapatnya mengenai

penilaian autentik. Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data

yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan

bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang

dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam

belajar, aka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas

dari kemacetan belajar.

Gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses

pembelajaran, maka assesment tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran

Page 73: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

59

seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetapi dilakukan bersama-sama secara

terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.

Data yang dikumpulkan melalui kegiatan pembelajaran (assessment)

bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar

memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu

mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya

sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.

Dikarenakan assessment menekankan proses pembelajaran, maka data

yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada

saat proses pembelajaran. Guru yang ingin mengetahui perkembangan belajar

siswa harus dapat mengumpulkan data dari kegiatan siswa di kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan materi, tidak hanya mengerjakan tes tertulis saja.

Pengumpulan data yang demikian merupakan data autentik.

Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan (performance)

yang diperoleh siswa. Penilaian tidak hanya guru tetapi bisa juga tema atau orang

lain. Karakteristik penilaian autentik :

a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung;

b. Bisa diguanakan untuk formatif maupun sumatif;

c. Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta

d. Berkesinambungan

e. Terintegrasi

f. Dapat digunakan sebagai feedback.

Page 74: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

60

2.5.2 Bentuk Penilaian Autentik

Menurut Trianto (2010:119), bentuk penilaian autentik meliputi tes tertulis

(paper and pencil tes), kinerja (performance assessment), penugasan (project

assessment), Asesmen hasil karya (product assessment), pengumpulan kerja

siswa (portofolio).

a. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan bentuk penilaian yang digunakan dengan

menyajikan sejumlah pertanyaan dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti

tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi, pemahaman dan sikap siswa secara

perorangan.

b. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara

langsung dan sistematis dari kinerja para siswa dengan mengacu pada kriteria

kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini berarti Penilaian kinerja merupakan bentuk

penilaian hasil belajar yang berorientasi pada proses. Penilaian kinerja bertujuan

agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah,

melihat dan mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan

keterampilannya. Dalam penilaian kinerja pada umumnya dilengkapi dengan

rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria penilaiannya..

Rubrik melengkapi penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran

yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kerja siswa. Di

dalam rubrik terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa

Page 75: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

61

bervariasi. Misalnya, ada yang menggunakan kategori 3 (hebat/superior), 2

(memuaskan), 1 (cukup memuaskan), dan 0 (tidak memuaskan).

c. Penilaian Hasil Karya (Produk)

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas

suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik

membuat produk-produk teknologi dan seni, dll.

d. Penilaian Proyek (Tugas)

Penilaian tugas (proyek) adalah penilaian yang diberikan kepada siswa

untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan

kegiatan mengumpulkan, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan

bahan, atau dana.

e. Pengumpulan Kerja Siswa (Portofolio)

Portofolio merupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan

pekerjaan siswa sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan siswa dalam

satu bidang atau lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik

(Paulson dalam Masdjudi, 2002). Portofolio memuat dan mengembangkan lima

dimensi yang mencerminkan profil seorang siswa, yaitu (1) pemahaman fakta, (2)

refleksi, (3) kemampuan berkomunikasi, (4) keterampilan dan konsep, dan (5)

kualitas kerja.

Kelima dimensi itu diperihatkan oleh hasil-hasil proyek siswa seperti

karangan argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal siswa, tulisan hasil

presentasi siswa, gambar, hasta karya, dan penyajian data. Melalui penilaian

portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta

Page 76: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

62

didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan,

puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur,

laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau

peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah,

berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan

pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam

portofolio harus menunjukkan rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang

berhubungan. Penilaian portofolio dapat dilakukan siswa dan guru secara bekerja

sama. Caranya siswa mengumpulkan semua pekerjaannya selama rentang waktu

tertentu.

2.5.3 Prosedur Analisis Rancangan Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 menekankan pada pencapaian kompetensi yang

dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi

dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis

itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju

semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah

pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat

kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji

dalam rumusan kompetensi dasar.

Page 77: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

63

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk

tingkat SMP adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Rumusan Standar Kompetensi Lulusan

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak

fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif

dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan

dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Page 78: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

64

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi

lulusan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Hubungan Empat Kompetensi Inti dalam Standar Kompetensi

Lulusan

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai

berikut:

a. Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi

pokok.

b. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)

menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur

c. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator

keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Page 79: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

65

Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi,

yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta

d. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap sosial dan sikap religious.

e. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini :

Bagan 2.1 Prosedur Analisis

a. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga

(pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk

melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).

Materi

Pokok

(Silabus)

Materi

Pembelajaran

Fakta,

Konsep, Prinsip, dan

Prosedur

Alternatif

Kegiatan

Pembelajar

an:

Mengamati,

Menanya,

Mencoba,

Mengasosia

si, dan

Pembelajaran

(Silabus)

Indikator

Sikap,

Pengethuan

, dan

Keterampil

an untuk

Penilaian

Penillaian

(Silabus)

Lulusan yang

:

Cerdas,

Kreatif,

Produktif, dan

Bertanggung

jawab

Page 80: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

66

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat

kategori, yaitu:

1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,

disentuh, atau diamati. Yang merupakan materi fakta misalnya ketika guru akan

mengajarkan materi tentang kontrol diri, maka materi faktanya adalah kegiatan-

kegiatan yang menggambarkan sikap kontrol diri atau sebaliknya seperti

maraknya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (fakta positif) atau masih adanya

kegiatan perkelahian pelajar (fakta negatif).

2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain

konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.

Contoh konsep tentang sholat sunnah (kelompok sholat seperti sholat rawatib,

sholat tahajud, sholat dhuha, sholat sunah fajar) adalah sholat yang apabila

dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdoa. Konsep adalah

kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.

3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang

berkaitan. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika manusia bersyukur maka

akan ditambah ni’mat. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep manusia,

konsep syukur, dan konsep bertambah ni’mat. Termasuk ke dalam kategori

prinsip adalah hokum, teori, dan azas.

4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam

menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada

aspek keterampilan. Contoh yang merupakan materi prosedur adalah kaifiyat

Page 81: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

67

wudhu, kaifiyat sholat, kaifiyat haji, kaifiyat pengurusan jenazah dsb. Yang

kesemuanya memiliki urut-urutan sudah baku dan tidak bisa diubah-ubah.

b. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

1) Mengamati (Observasi) adalah kegiatan yang dilakukan dengan

memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca,

menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta,

yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau

fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.

Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong

keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus

memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.

a. Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa untuk

kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan subjek yang

sepenuhnya melakukan observasi (complete observer). Di sini peserta

didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi

yang diamati.

b. Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya observasi

biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta

didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi

yang diamati.Mereka juga tidak memiliki hubungan apa pun dengan

Page 82: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

68

pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan

observasi biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati

ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada

pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan

atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.

c. Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi

partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku

atau objek yang diamati. Observasi semacam ini mengharuskan peserta

didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati.

2) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip

dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Dalam kegiatan

menanya, siswa mengembangkan keterampilan lisan dan tertulis dalam

merumuskan pertanyaan, mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga

pertanyaan kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien

proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain: tujuan dan

hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi

ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi yang

cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.

3) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konseptual,

dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba

dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang

diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada

Page 83: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

69

situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas

projek, atau tugas produk.

Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan

untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan

meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. Mereka

menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui

data-data yang diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan

kelanjutan dari jenis yang pertama.

Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan

membangun pengetahuan konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan

kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data

baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekedar

membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui melainkan mencoba menerapkan

dalam situasi baru. Untuk kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi

guru merancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang

diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan.

4) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data

yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi

adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan,

menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan

mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja

ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan

sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek dan tugas produk umumnya

Page 84: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

70

tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan

berinovasi.

5) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana

siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam

bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar

siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk

menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk

dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi kendala waktu

terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus

menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan

dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang

proporsional.

Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa

mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka bebas

berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya.Membuat blog, membuat

laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan dengan memanfaatkan website

dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal.

Page 85: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

71

2.6 Pembelajaran berbasis TIK

2.6.1 Definisi Pembelajaran Berbasis TIK

Dalam Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK, pembelajaran

berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan TIK untuk mendukung

proses pembelajaran. TIK berperan sebagai alat bantu bukan sebagai subyek

utama. Dalam pembelajaran berbasis TIK, TIK berperan sebagai media

penghubung untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Dua unsur penting dalam

proses pembelajaran berbasis TIK yaitu unsur media dan pesan yang disampaikan

melalui media tersebut. Unsur media menggambarkan TIK sebagai jaringan

infrastruktur yang menghubungkan pendidik dengan peserta didik, sedangkan

unsur pesan menggambarkan konten pembelajaran digital.

Pembelajaran berbasis TIK, tidak menghilangkan konteks awal

pembelajaran yang berlangsung secara tatap muka di dalam ruang kelas

melainkan melalui beberapa tahapan evolusi sesuai kondisi sekolah. Pada sekolah

yang baru merintis pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran digambarkan

sebagai proses tatap muka di dalam kelas dengan konten digital sebagai suplemen.

Oleh karena itu proses pembelajaran dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pada tingkat yang lebih tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan

sebagai proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan konten digital

sebagai komplemen. Pada kondisi ini guru masih sebagai penyampai materi.

Beberapa konten digital wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur

kurikulum, sedangkan proses pembelajaran masih dibatasi ruang dan waktu.

Page 86: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

72

Pada tingkatan berikutnya, pembelajaran berbasis TIK digambarkan

sebagai proses pembelajaran yang telah mengintegrasikan kemajuan TIK ke

dalam proses pembelajaran. Seluruh konten pembelajaran berbentuk digital, dan

wajib disampaikan karena masuk ke dalam struktur kurikulum. Siswa dapat

mengakses konten pembelajaran tanpa terbatas ruang dan waktu dan guru

berperan sebagai tutor. Pengelolaan pembelajaran tidak menggunakan TIK

sehingga masih terdapat campur tangan pengelolaan pembelajaran secara manual.

Pada tingkatan paling tinggi, pembelajaran berbasis TIK digambarkan

sebagai proses pembelajaran yang telah menyatu dengan kemajuan TIK (menyatu

seperti infus yang tidak dapat dibedakan lagi antara cairan infus dengan darah).

Pada kondisi ini, peserta didik melaksanakan pembelajaran secara mandiri dan

online yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Guru dalam tingkatan ini

berperan sebagai tutor.

Gambar 2.3 Konsep Pembelajaran Berbasis TIK

Dari gambaran tersebut, secara konseptual, pembelajaran berbasis TIK

didefinisikan sebagai pembelajaran tatap muka yang diperkaya dengan dukungan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang memfasilitasi pendidik sebagai

penyampai materi maupun sebagai tutor menggunakan konten digital.

Page 87: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

73

2.6.2 Infrastruktur Pendukung Pembelajaran Berbasis TIK

Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan

pembelajaran berbasis TIK meliputi Komputer Server, Intranet, Akses Internet,

dan Komputer Client untuk pendidik dan peserta didik.

a. Komputer Server

Komputer server berfungsi sebagai mesin yang merespon setiap

permintaan data komputer client. Tugasnya sangat berat, oleh karenanya spesikasi

komputer server harus sangat tinggi. Processor yang digunakan adalah processor

kelas server, dengan memori minimum 8 GB.

Sistem operasi yang dipasang dalam komputer server berbeda dengan

sistem operasi yang dipasang di komputer client. Minimal harus mengandung web

server multidomain, database server dan DNS server. Web server multidomain

adalah platform sistem operasi yang memungkinkan aplikasi berbasis jaringan di

server dapat diakses oleh komputer client melalui intranet maupun internet.

Database server adalah fungsional sistem operasi server yang mewujudkan server

sebagai pangkalan data. DNS server adalah platform sistem operasi server yang

menterjemahkan nomor IP komputer menjadi nama domain sehingga mudah

dihafalkan.

Secara umum, server harus dinyalakan selama 24 jam per hari, 7 hari per

minggu. Ketentuan ini mengharuskan sekolah menempatkan komputer server di

dalam ruangan server dengan pendingin yang memadai. Ruangan server minimal

berukuran 3 m x 2 m dengan pendingin yang menyala terus menerus. Untuk

Page 88: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

74

menghindari kerusakan perangkat karena listrik padam sebuah server harus

dilengkapi dengan UPS (Uninterupted Power Supply).

b. Intranet

Intranet sering juga disebut sebagai Local Area Network (LAN). Intranet

ini menghubungkan seluruh komputer yang dimiliki sekolah membentuk suatu

jaringan komputer. Dengan adanya intranet ini memungkinkan seseorang di area

manapun di sekolah dapat mengakses aplikasi yang dipasang di server. Idealnya,

seluruh ruangan di sekolah terhubung dengan intranet melalui kabel, ditambah

areal tertentu diberi akses poin sehingga warga sekolah dapat mengakses intranet

dan internet melalui area hotspot. Untuk membangun intranet, diperlukan

perangkat keras berupa kabel UTP, Konektor RJ45, Switch/Hub, Toolkit Jaringan

Komputer, dan Access Point.

c. Akses Internet

Akses internet dibutuhkan untuk menghubungkan server dengan entitas

lain di luar sekolah. Akses internet juga dapat dimanfaatkan untuk mempublikasi

aplikasi yang dipasang di server sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat di luar

sekolah. Dengan kata lain, akses internet ini memungkinkan aplikasi

pembelajaran berbasis TIK diakses dari luar sekolah.

Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK di SMP akses internet

minimal yang harus dimiliki sekolah adalah dedicated 1MB (upstream dan

downstream nya 1:1). Disertai dengan minimal 1 buah IP Public Static yang

disediakan oleh Internet Service Provider (biasanya diberi IP Public Static

sebanyak 8).

Page 89: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

75

d. Komputer Client

Komputer client untuk mendukung pembelajaran berbasis TIK dapat

berupa personal computer (PC) dapat juga berupa komputer jinjing

(laptop/notebook). Komputer client ini berfungsi sebagai alat untuk mengakses

program komputer berbasis jaringan yang dipasang di komputer server. Processor

komputer client yang digunakan tidak dibatasi tetapi sebaiknya menggunakan

standar processor terbaru di pasaran dengan kecepatan tidak kurang dari 2.2 GHz.

Untuk kebutuhan akses ke server yang lebih baik minimal RAM yang dibutuhkan

adalah 2GB.

2.7 Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Menurut Yudhi Munadi (2008 : 150) beberapa bentuk pemanfaatan

teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman.

Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah

siswa dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya

dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah

mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang

kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,

teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama

antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang

lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,

ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Page 90: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

76

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam

kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini

dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai

kebutuhan secara elektronik.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah

merupakan suatu keharusan untuk memfasilitasi dan mempermudah proses

pembelajaran. Seperti menggunakan komputer atau notebook/netbook, liquid

crystal display (LCD), interconnection-networking (internet), Compact Disk

(CD), flashdisk, dimana pemanfaatannya tersebut dapat membantu proses

kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini merupakan beberapa contoh media pembelajaran berbasis TIK,

antara lain:

a. Powerpoint.

Microsoft powerpoint adalah salah satu program bawaan Microsoft Office

yang digunakan untuk membuat dokumen presentasi. Presentasi merupakan

kegiatan penyampaian gagasan atau ide seseorang kepada para audien. Presentasi

akan lebih mudah dimengerti dan dipahami jika ditampilkan dalam bentuk slide.

Dengan microsoft powerpoint, kita bisa membuat slide presentasi yang unik dan

menarik dengan menambahkan efek teks, gambar, clipart, musik, video, dan Iain-

lain.

Page 91: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

77

b. Internet.

Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer

yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control

Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket

(packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di

seluruh dunia. Salah satu media internet yang dikembangkan untuk membantu

proses pembelajaran adalah Portal Jawa Tengah Pintar (Portal Jateng Pintar).

Portal Jateng Pintar merupakan sebuah inisiatif yang diciptakan dan

dikembangkan oelh Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pendidikan (BPTIKP) untuk menggagas one stop service (layanan terpadu)

Pendidikan Jawa Tengah.

Portal ini mampu menjawab dua tantangan dalam penerapan Teknologi

Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan (e-pendidikan) saat ini, yaitu

penerapan TIK sebagai (enabler) efektivitas dan efisiensi proses pendidikan serta

penerapan TIK untuk menghasilkan masyarakat berpengetahuan (knowledge-

based society) yaitu masyarakat mandiri yang mampu mengambil keuntungan dari

TIK untuk mengembangkan diri secara terus menerus (long life learning) dan

meningkatkan produktivitas.

Page 92: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

78

Gambar 2.4 Tampilan Jateng Pintar

Saat ini kemajuan pendidikan di Jawa Tengah saat ini berada di atas rata-

rata nasional, sehingga sudah semestinya disertai dengan penyediaan infrastuktur

digital semacam Portal Jateng Pintar ini sehingga seluruh pemangku kepentingan

pendidikan di Jawa Tengah dapat terlayani dengan lebih baik. Ada 2 hal yang

dikedepankan dalam portal ini. Pertama adalah fasilitasi guru dan siswa dalam

pembelajaran dan pengembangannya.

Kedua adalah fasilitasi data dan dokumen pendidikan yang akurat. Dua hal

tersebut dianggap penting sebagai bagian pelayanan Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Tengah kepada masyarakat. Kaitan dengan implementasi Kurikulum 2013

yang pada Tahun Pelajaran 2014/2015 agar Portal Jateng Pintar dapat mengambil

bagian dalam penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di segala lini

dalam tahapan sosialisasi maupun implementasinya.

Page 93: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

79

Gambar 2.5 Tampilan Beranda Jateng Pintar

Terdapat beberapa tool pada Portal Jateng Pintar. Pertama, tools pada

menu beranda. Di dalam beranda terdapat beberapa menu yaitu : (1) sekapur sirih

yang berisi sambutan dari kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi

jateng, (2) profil pendidikan jateng yang berisi tentang informasi umum dari dinas

pendidikan jateng , (3) tentang jateng pintar yang memuat profil portal Jateng

Pintar, (4) berita jateng pintar yang berisi berita seputar pendidikan jateng, (5)

tanya jawab yang digunakan untuk memberikan pertanyaan tempat, (6) forum

yang dapat digunakan untuk berdiskusi antar member.

Kedua, tools pada menu jenajang/ lembaga pendidikan. di dalam jenjang/

lembaga pendidikan terdapat beberapa menu yaitu : (1) PAUD, (2) SD/ MI/

SDLB, (3) SMP/ MTs/ SMPLB, (4)SMA/ MA/ SMALB, (5) SMK/ MAK, (6)

Perguruan Tinggi, (7) PNF, (8) PPTK.

Page 94: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

80

Gambar 2.6 Tampilan Jenajang/ Lembaga Pendiidkan

Tool tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk mengunduh dan

berbagi konten Sumber belajar, RPP, Tutorial dan Soal Online.

Ketiga, tools pada menu kontributor dan siswa. Di dalam tool tersebut

terdapat beberapa menu yaitu : (1) menjadi kontributor, (2) registrasi, (3) login

kontributor, (4) daftar kontributor.

Gambar 2.7 Tampilan Kontributor dan Siswa

Page 95: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

81

Tool Kontributor dan Siswa merupakan tempat untuk mendaftar dan Login

menjadi Kontributor dan Siswa di Portal Jateng Pintar.

Keempat, tools pada menu Regulasi Pendidikan. Di dalam tool tersebut

terdapat beberapa menu yaitu : (1) UU, (2) PP, (3) Kepres, (4) Permen/ Kepmen,

(5) Perda, (6) Pergub

Gambar 2.8 Tampilan Tool Regulasi Pendidikan

Tool Regulasi Pendidikan ditujukan untuk referensi sumber-sumber

Hukum dalam Regulasi Pendidikan di Jawa Tengah.

Kelima, tools pada menu DAPODIK dan tautan. Di dalam DAPODIK

terdapat beberapa menu yaitu : (1) Data Siswa, (2) Data Guru, (3) Data Sekolah.

Pada tool Dapodik (Data Pokok Pendidikan) terdapat data Siswa, Guru maupun

Sekolah khusus Jawa Tengah dapat di akses disini melalui sistem online.

Page 96: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

82

Gambar 2.9 Tampilan Tool Dapodik dan Tautan

c. Compact Disk (CD) pembelajaran.

CD pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara sistematis

dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangan

mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut

memungkinkan peserta didik menerima materi pembelajaran secara lebih mudah

dan menarik. Secara fisik CD pembelajaran merupakan program pembelajaran

yang dikemas dalam CD.

d. Video pembelajaran.

Video pembelajaran adalah suatu media yang dibuat untuk menunjukkan

contoh konkret atau penguatan dari isi materi pelajaran yang telah disampaikan

sehingga siswa dapat memahami dan dapat menarik kesimpulan.

e. Buku Elektronik.

Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang

memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk

yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan

Page 97: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

83

suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan

lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku

konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer.

Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau

compact disk (kapasitas sekitar 700 MB), DVD atau digital versatile disk

(kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk. Format multimedia

memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara,

gambar, movie dan unsur multimedia lainnya.

f. Electronic Learning (E-learning).

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya

kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan

maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Tengoklah hasil laporan Bank Dunia

tentang hasil tes membaca anak kelas IV SD Indonesia sangat memprihatinkan,

belum lagi bidang matematika dari 38 negara, Indonesia menduduki peringkat ke-

32. Sedangkan dari segi proses pendidikan khususnya pembelajaran, sebagian

besar guru di kita lebih cenderung pembelajaran dalam arti menanamkan materi

pelajaran yang bertumpu pada aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat,

menghafal, dan menumpuk informasi. Oleh karena itu, beragam tudingan yang

disampaikan ke pihak pemerintah yang kurang peduli terhadap pendidikan

bangsanya termasuk urusan pendidikan dasar khususnya SD.

Page 98: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

84

Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran

kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidkan dimana terkait banyak unsur,

namun proses belajar mengajar merupakan jantung pendidikan yang harus

diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai

konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

Dikaitkan dengan tuntutan masa depan yang bukan hanya bersifat

kompetitif tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan teknologi dan

informasi maka kualitas sistem pembelajaran yang dikembangkan harus mampu

secara cepat memperbaiki berbagai kelemahan yang ada. Salah satu cara yang

dapat dikembangkan adalah mengubah sistem pembelajaran konvensional dengan

sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dengan dukungan sarana dan

prasarana yang memadai.

Pembelajaran dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi melalui

jaringan internet merupakan salah satu alternatif yang tepat dan dapat mengatasi

berbagai persoalan pembelajaran, walaupun sistem pendidikan di Indonesia

keberadaannya sangat heterogen karena terbentur masalah letak geografis yang

sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan teknologi informasi.

Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi

kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknologi komputer dan

internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, memberikan

banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses

pembelajaran. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor

kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang

Page 99: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

85

dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif. Sejalan dengan

perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini.

Dengan adanya perkembangan dalam bidang pembelajaran sebagaimana

diuraikan diatas, maka proses pembelajaran tradisional-konvensional yang terjadi

dalam ruang kelas, pada era desentralisasai dan globalisasi saat ini pelan namun

pasti akan mulai kehilangan bentuk. Elektronic Learning atau E-learning

merupakan cara baru dalam proses pembelajaran menggunakan media elektronik,

khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar

dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio,

misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua

tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer

(intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan fasilitasi.

The ILRT of Bristol University (2005) mendefinisikan e-learning sebagai

penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan

pengajaran, pembelajaran dan penilaian. Udan and Weggen (2000) menyebutkan

bahwa e-learning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh sedangkan

pembelajaran on-line adalah bagian dari e-learning. Di samping itu, istilah e-

learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning

web-based learning, virtual classroom, dll.

Page 100: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

86

2.8 Kerangka Berpikir

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, membawa

dampak didalam dunia pendidikan, salah satunya adalah dirumuskannya

Kurikulum 2013. Pada kurikulum tersebut guru diwajibkan untuk

mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran.

Dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 mengenai Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat empat kompetensi yang

harus dikuasai oleh guru, dua diantaranya kompetensi pedagogik dan kompetensi

profesional. Kompetensi pedagogik meliputi pemanfaatkan TIK untuk

kepentingan pengelolaan pembelajaran, dan kompetensi profesional meliputi

memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan keprofesian

berkelanjutan. Kedua kompetensi tersebut menjadi landasan pemanfaatan TIK

dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menunjang

keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran kurikulum 2013 meliputi:

(1) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam perencanaan

pembelajaran, (2) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses

pembelajaran, (3) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

evaluasi pembelajaran.

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi oleh guru dalam rangka implementasi Kurikulum 2013.

Hal ini dilakukan mengingat pentingnya pemanfaatan TIK untuk meningkatkan

proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013.

Page 101: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

87

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Pemanfaatan TIK oleh Guru

dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013

Pedagogik

Kompetensi pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

Profesional

Kompetensi pengelolaan dan

penggunaan media serta sumber belajar

1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

guru dalam perencanaan pembelajaran.

2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

guru dalam proses pembelajaran.

3. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

guru dalam evaluasi pembelajaran.

Page 102: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

88

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei bersifat

deskriptif, bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena

(Arikunto, 2010:245). Menurut Sujana dan Ibrahim penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

terjadi pada saat sekarang, dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil

masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagai mana

adanya pada saat penelitian (2001;64).

Dalam uapaya mendapatkan data, penulis menggunakan penelitian survei

yaitu suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah.

Metode survei pada pendidikan lebih banyak digunakan untuk pemecahan

masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijakan, dan

pertanyaan survei disusun untuk memberikan informasi tentang variabel-variabel

bukan untuk menggabungkan satu variabel dengan variabel lainnya sekalipun

informasi tersebut mengandung dan menunjukkan adanya hubungan antar

variabel. Pertanyaanya lebih bersifat memancing informasi untuk pemecahan

masalah.

88

Page 103: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

89

Dengan metode survei diharapkan mampu menganalisis dan

mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada

pembelajaran oleh Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam rangka implementasi

Kurikulum 2013.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu

Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, pengumpulan data diperoleh

dari hasil observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan dokumentasi pada

tanggal 18 Desember 2014 sampai dengan 9 Januari 2015.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri 1 Ungaran di Kabupaten

Semarang.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2008 : 80). Dalam

penelitian ini, sebagai populasinya adalah guru-guru SMP Negeri 1 Ungaran.

Populasi yang digunakan yaitu guru-guru SMP Negeri 1 Ungaran yang

berjumlah 47 orang. Terdiri dari beberapa guru mata pelajaran, diantaranya adalah

Agama Islam, Agama Katolik, Agama Kristen, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Bahasa Jawa, BKP, IPA, IPS, Matematika, Penjasorkes, PKn dan Seni Budaya.

Berikut ini adalah tabel daftar guru SMP Negeri 1 Ungaran :

Page 104: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

90

Tabel 3.1 Populasi Guru SMP Negeri 1 Ungaran

No Guru Mata Pelajaran Jumlah Orang

1. Agama Islam 2

2. Agama Katolik 1

3. Agama Kristen 1

4. Bahasa Indonesia 4

5. Bahasa Inggris 5

6. Bahasa Jawa 2

7. BKP 3

8. IPA 2

9. IPA Biologi 3

10. IPA Fisika 2

11. IPS 5

12. Matematika 5

13. Penjasorkes 3

14. Pkn 2

15. Seni Budaya 2

16. Tata Busana 2

17. TIK 3

Total 47

Page 105: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

91

3.3.2 Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari

populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan karena beberapa alasan,

yaitu populasi besar. Dari 47 guru di SMP Negeri 1 Ungaran, populasi diambil 6

guru dari mata pelajaran bidang IPA, IPS dan Seni.

3.4 Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Agar hasil penelitian memberikan kesimpulan yang benar dan dapat

dipercaya, maka data yang diperoleh harus benar dan baik. Untuk memperoleh

data yang benar dan baik dalam suatu penelitian harus mengikuti metode dan

teknik yag sesuai dengan permasalahan penelitian yang harus dibahas. Jenis

metode pengumpulan data meliputi:

3.4.1 Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 231) “dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya”.

Dengan dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini peneliti memegang chek-list untuk

mencatat variabel yang sudah ditentukan dalam penelitian yang akan dilakukan.

Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal

membubuhkan tanda chek di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang

bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat

menggunakan kalimat bebas. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 237).

Page 106: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

92

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai rencana

pelaksanaan pembelajaran guru, dalam hal ini peneliti menggunakan RPP yang

telah dibuat oleh guru.

3.4.2 Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2008 : 199)

“kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab”. Penelitian yang akan peneliti lakukan untuk mengumpulkan data adalah

melalui angket. Adapun angket ini digunakan untuk mengukur pemanfaatan TIK

dalam proses dan evaluasi pembelajaran.

Bentuk angket yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk

check-list, dimana dalam angket ini responden tinggal membubuhkan tanda check-

list pada kolom yang telah disediakan dalam penelitian ini. Dalam menggunakan

angket cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berdasarkan item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi atau dapat

terjadi. Item pertanyaan dalam kuesioner ini bersifat tertutup, sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

Page 107: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

93

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan pengertian yang didapatkan melalui hasil

menyimpulkan dari berbagai macam teori. Lalu melalui definisi operasional

tersebut didapat indikator-indikator yang nantinya akan dijabarkan menjadi butir-

butir pertanyaan. Berikut ini definisi operasional dari variabel:

Kompetensi pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru,

yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang harus

dimiliki guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk

membantu atau mempermudah proses pembelajaran. Semakin berkembangnya

teknologi maka guru dituntut untuk mengikutinya.

Setelah diketahui definisi operasional, kemudian dilanjutkan mencari

indikator dari definisi operasional tersebut. Indikator tersebut nantinya akan

dijadikan sebagai pedoman dalam membuat butir-butir soal. Berikut ini adalah

indikator yang diperoleh dari penjabaran definisi operasional:

Page 108: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

94

Tabel 3.2 Variabel, Sub Variabel dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Variabel :

Pemanfaatan

Teknologi

Informasi dan

Komunikasi

oleh Guru

Pada

Pembelajaran

Kurikulum

2013

1. Pemanfaatan teknologi

informasi dan

komunikasi guru

dalam perencanaan

pembelajaran.

1. Keseuaian materi dengan

fakta, konsep, prinsip dan

prosedur pembelajaran

2. Kesesuaian RPP dengan

pendekatan scientific

3. Kesesuaian RPP dengan

penilaian autentik

2. Pemanfaatan

teknologi informasi

dan komunikasi guru

dalam proses

pembelajaran.

1. Guru menggunakan proses

mengamati dalam

pembelajaran

2. Guru menggunakan proses

menanya dalam pembelajaran

3. Guru menggunkan proses

mencoba dalam pembelajaran

4. Guru menggunkan proses

mengasosiasi dalam

pembelajaran

5. Guru menggunakan proses

mengomunikasikan dalam

pembelajaran

3. Pemanfaatan

teknologi informasi

dan komunikasi guru

dalam evaluasi/

penilaian

pembelajaran.

1. Guru menggunakan penilaian

sikap dalam pembelajaran.

2. Guru menggunakan penilaian

pengetahuan dalam

pembelajaran

3. Guru mengunakan penilaian

keterampilan dalam

pembelajaran

Berikutnya menentukan bentuk kuesioner yang digunakan, yaitu

menggunakan bentuk check list untuk variabel kompetensi guru dalam

memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

Page 109: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

95

Dari bentuk kuesioner tersebut, selanjutnya menentukan jawaban dari setiap

bentuk kuesioner. Bentuk pilihan check list digunakan jawaban dengan skor

sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi (ST)

b. Tinggi (T)

c. Sedang (S)

d. Rendah (R)

e. Sangat Rendah (SR)

Dengan skor untuk jawaban:

a. Sangat Tinggi (ST) diberi skor 5

b. Tinggi (T) diberi skor 4

c. Sedang (S) diberi skor 3

d. Rendah (R) diberi skor 2

e. Sangat Rendah (SR) diberi skor 1

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif persentase. Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah

terkumpul dengan cara mendeskripsikan data tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2008 : 147).

Penyajian data dianalisis menggunakan metode kuantitatif deskriptif

persentase untuk menunjukkan pemanfaatan TIK oleh guru dalam perencanaan,

proses dan evaluasi pembelajaran.

Page 110: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

96

Data pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diketahui dengan menghitung

persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat pemanfaatan TIK oleh guru dalam pembelajaran dikonversikan ke

dalam Tabel berikut:

Tabel 3.3 Tingkat Pemanfaatan TIK oleh Guru

Rentang persentase Tingkat pemanfaatan

80% - 100% Sangat tinggi

60% - 79% Tinggi

40% - 59% Sedang

20% - 39% Rendah

0 - 19% Sangat rendah

Page 111: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

114

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi pada pembelajaran oleh guru-guru di SMP Negeri 1 Ungaran

dalam rangka implementasi kurikulum 2013 diperoleh data sebagai berikut:

a. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam perencanaan

pembelajaran untuk guru kelompok mata pelajaran IPA memilki persentase

96%, IPS 97% dan Seni 81%.

b. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam proses

pembelajaran untuk guru kelompok mata pelajaran IPA memiliki persentase

95%, IPS 95% dan Seni 79%.

c. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam evaluasi

pembelajaran untuk guru kelompok mata pelajaran IPA memiliki persentase

91%, IPS 94% dan Seni 83%.

5.2. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian terhadap

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada pembeljaran oleh guru-

guru di SMP Negeri 1 Ungaran dalam rangka implementasi kurikulum 2013,

peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

114

Page 112: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

115

a. Bagi kepala sekolah sebaiknya membuat program pelatihan peningkatan

pemanfaatan TIK oleh guru agar perencanaan, proses dan evaluasi

pembelajaran yang dihasilkan dapat mencapi tujuan pembelajaran pada

kurikulum 2013.

b. Bagi guru harus membekali dan mengembangkan diri terhadap kemampuan

penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga pemanfaatan TIK

dalam perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran dapat berjalan dengan

baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya mengarahkan siswa untuk

memanfaatkan TIK, sehingga siswa mampu belajar menggunakan perangkat

TIK untuk mencapai tujuan pembeajaran.

d. Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah dan pendidikan untuk dapat

mendorong setiap lembaga pendidikan agar dapat bekerjasama secara lebih

baik dalam pelaksanaan program yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK

dalam rangka implementasi kurikulum 2013.

Page 113: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

116

DAFTAR PUSTAKA

Anbarini, Ratih. 2013. Terobosan Kemedikbud 2010-2013 Menyiapkan Generasi

Emas 2045. Jakarta: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Depdiknas Dirjen Manajemen Dasar dan Menengah. 2010. Panduan

Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) untuk

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Dirjen Pembinaan Sekolah

Menengah Pertama.

Depdiknas. 2011. Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK.

Jakarta: Direktorat Jendral Pendididkan Menengah Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2014. Manual Book Jateng Pintar. Jawa Tengah: Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (BPTIKP) Tahun 2014.

Hernawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's Taxonomy: an overview – Theory

Into Practice,College of Education, The Ohio State University Learning

Domains or Bloom's Taxonomy: The Three Types of Learning, tersedia di

www.unco.edu/cetl/sir/stating_outcome/documents/Krathwohl.pdf

(diakses tanggal, 25 Februari 2015).

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik, Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Marno. 2009. Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Mulyasa. 2013. Pengantar dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah(SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/

Madrasah Aliyah (SMA/MA)

Page 114: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

117

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan.

Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Sari, Ika Mustika. 2010. Evaluasi Pendidikan (Taxonomy Anderson). Tersedia

pada http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR. PEND. FISIKA/IKA

MUSTIKA SARI/EVALUASI PENDIDIKAN/Taxonomy Anderson.pdf.

(diakses tanggal, 25 Februari 2015).

Satori, Djaman. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sayodih Sukmadinata, Nana. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.

Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata , Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Prenada Media Grup.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Semarang: CV

Obor Pustaka.

Wijayanti, Inggit Dyaning. 2011. Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Page 115: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

118

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 116: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

118

KISI-KISI INSTRUMEN

Fokus Penelitian Indikator Deskriptor Nomor Pertanyaan

Variabel :

Pemanfaatan

Teknologi Informasi

dan Komunikasi oleh

Guru Pada

Pembelajaran

Kurikulum 2013

4. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi guru dalam perencanaan

pembelajaran.

4. Keseuaian materi dengan fakta, konsep, prinsip

dan prosedur pembelajaran

5. Kesesuaian RPP dengan pendekatan scientific

6. Kesesuaian RPP dengan penilaian autentik

1-20

5. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi guru dalam proses

pembelajaran.

6. Guru menggunakan proses mengamati dalam

pembelajaran

7. Guru menggunakan proses menanya dalam

pembelajaran

8. Guru menggunkan proses mencoba dalam

pembelajaran

9. Guru menggunkan proses mengasosiasi dalam

pembelajaran

10. Guru menggunakan proses mengomunikasikan

dalam pembelajaran

21-35

6. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi guru dalam evaluasi

pembelajaran.

4. Guru menggunakan penilaian sikap dalam

pembelajaran.

5. Guru menggunakan penilaian pengetahuan dalam

pembelajaran

6. Guru mengunakan penilaian keterampilan dalam

pembelajaran

36-50

Lam

piran

1

Page 117: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

119

PENGANTAR

Dalam rangka menyusun skripsi guna memenuhi tugas akhir studi S1 yang

berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada

Pembelajaran oleh Guru-Guru SMP Negeri 1 Ungaran dalam rangka

Implementasi Kurikulum 2013”, penelitian ini dimaksudkan untuk

mengungkapkan dan mengumpulkan data tentang pemanfaatan TIK pada

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berkenaan dengan itu mohon Bapak/Ibu Guru SMP Negeri 1 Ungaran

berkenan memberikan informasi tentang pemanfaatan TIK oleh guru pada

pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kompetensi pemanfaatan TIK

oleh guru pada pembelajaran di kelas.

Data yang diberikan tersebut semata-mata digunakan untuk memperlancar

skripsi dan diharapkan berguna sebagai sumber pengambilan kebijakan untuk

meningkatkan kompetensi guru di bidang TIK.. Data yang diberikan Bapak/Ibu

tidak berkaitan langsung dengan penilaian terhadap Bapak/Ibu secara pribadi.

Atas perkenaan dan kerjasama Bapak/Ibu, disampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya disertai harapan kiranya pengorbanan

Bapak/Ibu tidak sia-sia. Sekali lagi terima kasih.

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap ........................................................ (jika tidak berkeberatan)

Guru Mata Pelajaran .........................................................

Usia .............. tahun

Pengalaman Mengajar -

Pendidikan Terakhir

Status Sertifikasi

Lampiran 2

Page 118: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

120

Petunjuk: a. Guru membaca dan memahami dengan cermat deskriptor kompetensi pada kuesioner.

b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan.

c. Berilah tanda (√) pada kolom ST, T, S, R, atau SR sesuai dengan deskriptor!

d. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :

ST : Sangat Tinggi R : Rendah

T : Tinggi SR : Sangat Rendah

S : Sedang

Contoh pengisian :

No

.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam pembelajaran. √

Daftar peryataan :

No

.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

1. Di dalam perencanaan pembelajaran guru

menyampaikan materi yang akan diajarkan berupa

kejadian atau peristiwa fakta yang dapat dilihat,

didengar, dibaca, disentuh, atau diamati memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

2. Di dalam perencanaan pembelajaran guru

menyampaikan konsep yang berkaitan dengan kejadian

di sekitar siswa memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

3. Di dalam perencanaan pembelajaran guru

menghubungkan fakta-fakta dengan konsep pada materi

pelajaran memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

4. Di dalam perencanaan pembelajaran guru menggunakan

prosedur atau langkah yang bertahap dan sistematis

dalam menerapkan prinsip ilmiah memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK.

5. Di dalam perencanaan pembelajaran guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

Page 119: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

121

No

.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

6. Di dalam perencanaan guru melakukan apersepsi diawal

pembelajaran dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

7. Di dalam perencanaan pembelajaran guru mengeksplor

pengetahuan awal siswa berdasarkan fenomena atau

kejadian di sekeliling siswa memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK.

8. Di dalam perencanaan pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada siswa melakukan observasi

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

9. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa merumuskan hipotesis memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

10. Di dalam perencanaan pembelajaran guru menjelaskan

prosedur kerja atau langkah pembelajaran memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

11. Di dalam perencanaan pembelajaran guru menggunakan

cooperative learning berbasis TIK

12. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa mengumpulkan data pengamatan atau materi

dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

13. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa untuk menganalisis materi yang didapat

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

14. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa menyampaikan temuannya memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

15. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa menghubungkan dan menjelaskan hasil temuan

dengan konsep materi pelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK.

16. Di dalam perencanaan pembelajaran guru memberikan

penguatan konsep kepada siswa memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

Page 120: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

122

No

.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

17. Di dalam perencanaan pembelajaran guru membimbing

siswa merumuskan kesimpulan dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

18. Di dalam perencanaan guru memberi kesempatan siswa

merefleksi pembelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

19. Di dalam perencanaan guru meminta siswa

menyebutkan penerapan materi dalam kehidupan sehari-

hari memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

20. Di dalam perencanaan guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan dan membuat urgensi dari materi yang

sudah dipelajari memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

21. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

22. Guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran dengan

memanfaatkan media pembelajaran TIK

23. Guru mengeksplor pengetahuan awal siswa berdasarkan

fenomena atau kejadian nyata memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

24. Guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan

observasi memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

25. Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

26. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

27. Guru membimbing siswa untuk kerja kelompok dengan

memanfaatkan penggunaan media pembelajaran TIK

28. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data

pengamatan atau materi memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

29. Guru membimbing siswa untuk menganalisis materi

yang didapat sehingga menghasilkan temuan oleh siswa

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

Page 121: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

123

No.

Pernyataan Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

30. Guru membimbing siswa menghubungkan dan

menjelaskan hasil temuan dengan konsep materi

pelajaran memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

31. Guru memberikan penguatan konsep kepada siswa

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

32. Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

33. Guru memberi kesempatan siswa merefleksi

pembelajaran memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

34. Guru meminta siswa menyebutkan contoh dalam

kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

35 Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan dan

membuat urgensi dari materi yang sudah dipelajari

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

36. Guru menilai pengetahuan siswa dalam menyampaikan

argumentasi dalam pembelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

37. Guru menilai siswa dalam menyampaikan pertanyaan

terkait dengan materi pembelajaran memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

38. Guru menilai siswa dalam menyampaikan hipotesis

dalam pembelajaran memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

39. Guru menilai siswa dari perilaku kerja kelompok

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

40. Guru menilai siswa dari ketekunan mengamati bahan

amatan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

41. Guru menilai sikap siswa ketika menghargai pendapat

siswa lain memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

Page 122: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

124

No

.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

42. Guru menilai siswa saat memecahkan masalah

memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

43. Guru menilai kemampuan analisis siswa dan sikap

analitisnya menggunakan media pembelajaran berbasis

TIK

44. Guru menilai siswa dari hasil pengamatan yang telah

dilakukan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

45. Guru menilai siswa dari penjelasan konsep dari materi

pembelajaran memanfaatkan media berbasis TIK

46. Guru menilai kemampuan siswa ketika merumuskan

kesimpulan dari pembelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

47. Guru menilai kemampuan discovery siswa dalam

pembelajaran dengan memanfaatkan media

pembelajaran TIK

48. Guru menilai siswa menggunakan pre test dalam

pembelajaran dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

49. Guru menilai hasil post test siswa dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

50. Guru menilai hasil penugasan siswa yang berkaitan

dengan materi yang diajarkan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

Page 123: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

125

INSTRUMEN PENDUKUNG PENELITIAN

Identitas Responden

Nama Lengkap ........................................................ (jika tidak berkeberatan)

Kelas .......................................................

Usia .............. tahun

Mata Pelajaran

Nama Guru

Petunjuk:

a. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah

ditetapkan.

b. Berilah tanda (√) pada kolom ST, T, S, R, atau SR sesuai dengan

deskriptor!

c. Skala penilaian untuk masing-masing deskriptor adalah sebagai berikut :

ST : Sangat Tinggi R : Rendah

T : Tinggi SR : Sangat Rendah

S : Sedang

Daftar peryataan :

No.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

2. Guru mengeksplor dan memberikan gambaran

awal berupa kejadian nyata terkait materi

memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mencari materi memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

4. Guru memberikan kuis memanfaatkan TIK di

awal pembelajaran

Lampiran 3

Page 124: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

126

No.

Pernyataan

Jawaban

ST T S R SR

(5) (4) (3) (2) (1)

5. Guru membimbing siswa merumuskan hipotesis

memanfaatkan media pembelajaran berbasis

TIK

6. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran atau

langkah-langkah pembelajaran memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

7. Guru membimbing siswa untuk melakukan

kerja kelompok dengan memanfaatkan media

pembelajaran TIK

8. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan

data pengamatan atau materi memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

9. Guru membimbing siswa untuk menganalisis

materi yang didapat, sehingga siswa dapat

menyampaikan hasil analisisnya memanfaatkan

media pembelajaran berbasis TIK

10. Guru membimbing siswa menghubungkan dan

menjelaskan hasil temuan siswa dengan konsep

materi pelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

11. Guru memberikan menjelaskan kembali konsep

dari materi kepada siswa memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

12. Guru membimbing siswa merumuskan

kesimpulan memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

13. Guru memberi kesempatan siswa mengingat

kembali materi pelajaran memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK

14. Guru meminta siswa menyebutkan contoh dalam

kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan

materi memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

15. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan

dan menjelaskan pentingnya materi yang sudah

dipelajari memanfaatkan media pembelajaran

berbasis TIK

Page 125: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

127

HASIL PENELITIAN

1. Perencanaan Pembelajaran

No Nama Guru Perolehan Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. IPA 1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5

2. IPA 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5

3. IPS 1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5

4. IPS 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5

5. Seni 1 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 3 3

6. Seni 2 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4

No Kode Perolehan Skor

16 17 18 19 20

1. IPA 1 5 5 5 5 5

2. IPA 2 5 5 5 5 5

3. IPS 1 5 5 5 5 4

4. IPS 2 5 5 5 5 5

5. Seni 1 4 3 4 3 3

6. Seni 2 5 5 3 5 5

2. Proses Pembelajaran

No Kode Perolehan Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. IPA 1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5

2. IPA 2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5

3. IPS 1 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5

4. IPS 2 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5. Seni 1 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 4 3 4 3 3

6. Seni 2 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5

Lampiran 4

Page 126: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

128

3. Evaluasi Pembelajaran

No Kode Perolehan Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. IPA 1 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4

2. IPA 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4

3. IPS 1 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5

4. IPS 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

5. Seni 1 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 5 2 3 5

6. Seni 2 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 3

Page 127: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

129

HASIL DATA PENDUKUNG

No Nama Kelas

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. A VII A 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5

2. B VII A 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5

3. C VII C 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5

4. D VII C 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5

5. E VII D 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4

6. F VII D 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5

7. G VII E 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

8. H VII E 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5

9. I VIII B 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5

10. J VIII B 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5

11. K IX A 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5

12. L IX A 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5

No Nama Kelas

Skor

11 12 13 14 15

1. A VII A 4 4 4 5 5

2. B VII A 5 4 5 5 5

3. C VII C 4 5 5 4 4

4. D VII C 5 5 5 5 5

5. E VII D 4 4 5 5 5

6. F VII D 5 3 4 4 4

7. G VII E 5 4 5 5 5

8. H VII E 5 5 5 4 5

9. I VIII B 5 4 4 5 5

10. J VIII B 5 5 5 5 5

11. K IX A 5 5 4 5 5

12. L IX A 5 4 4 4 4

Lampiran 5

Page 128: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

130

IDENTITAS RESPONDEN

No Nama Guru Mata Pelajaran Kode

1. Jarwadi, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam IPA 1

2. Elia Ling Ling Melati, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam IPA 2

3. Drs. Haryanto Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1

4. Ana Prastiwi, S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 2

5. Suharto, S.Pd Seni Budaya Seni 1

6. Sri Suyanti, S.Pd Seni Budaya Seni 2

Lampiran 6

Page 129: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

131

Daftar Nama Guru SMP Negeri 1 Ungaran Tahun 2014

No Nama Guru Mata Pelajaran

1. Drs. Agus Wisnugroho, M.M Penjasorkes

2. Jafar Sembiring, S.Pd IPA

3. Drs. Sugiyono Agama Kristen

4. Hj. Etik Winarti, S.Pd IPS

5. E.S.Ambar Septono, S.Pd Matematika

6. Siti Sudarmi, S.Pd IPA Biologi

7. Iis Aisyah, S.Pd Bahasa Indonesia

8. Kardi Tata Busana

9. Nur Widayati, S.Pd Pkn

10. Rina Dewi, S.Pd, M.Pd Bahasa Jawa

11. Drs.Moh Absoh Agama Islam

12. Endang Sriningsih, S.Pd BKP

13. Harsono,S.Pd Penjasorkes

14. Siti Noor Aminah, S.Pd IPS

15. Sumi Harsiyah, S.Pd IPA Fisika

16. Retno Setyowati, S.Pd Matematika

17. Sunarni, S. Pd Tata Busana

18. Sri Suyanti, S.Pd Seni Budaya

19. Dra. Endang Susilowati Bahasa Inggris

20. Jarwadi, S.Pd IPA Fisika

21. Drs. Supardi Matematika

22. Kuswahyu Widiyanti, S.Pd IPA Biologi

23. Rita Handayani, S.Pd Bahasa Indonesia

24. Dra. Sri Bowati Bahasa Indonesia

25. HM. Sri Sundari, Spd Agama Katholik

26. Eny Suprapti, S.Pd PKn

27. Drs. Haryanto IPS

Lampiran 7

Page 130: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

132

28. Sukartiningsih, M.Pd Matematika

29. Titik Wuryaningsih, S.Pd Bahasa Jawa

30. Maghfiroh, S.Pd Bahasa Indonesia

31. Eny Indriastuti, S.Pd,M.Pd BKP

32. Suharto, S.Pd Seni Budaya

33. Listiani,R.SPd Bahasa Inggris

34. Ana Prastiwi, S.Pd IPS

35. Tri Astuti Ari Winarti, S.Pd Bahasa Inggris

36. Dwi Santoso, S.Pd Penjasorkes

37. Nitasari Titah Rahayu, S.Kom TIK

38. Elia Ling Ling Melati, S.Pd IPA Biologi

39. Dra. Eko Wahyuningsih IPS

40. Ahmad Kuri, S.Ag Agama Islam

41. Nurul Komariyah,S.Pd BKP

42. Sutanto,S.Pd Bahasa Inggris

43. Ariana Oktavia, S.Pd Bahasa Inggris

44. Danar Prambudi, S.Pd TIK

45. Kamila Nisa, S.Pd Matematika

46. Cahyo HP, S.Pd, M.Sc Biologi & Fisika

47. Hanan Bayu Nursito TIK

Page 131: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

133

Page 132: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

125

Page 133: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

125

Page 134: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

125

Page 135: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

170

DOKUMENTASI

1. Pemberian Arahan kepada Responden

2. Pengisian Angket oleh Responden

Lampiran 11

Page 136: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

171

3. Pengisian Angket oleh Responden

4. Pengsian Angket oleh Responden