pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

Upload: greatmada

Post on 10-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    1/18

    PELESTARIAN KESENIAN BAMBU DI SAUNG ANGKLUNG UDJO

    JURNAL

    Disusun Oleh:

    Muhamad Farhan

    0807179

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

    FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    2012

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    2/18

    ABSTRAK

    PELESTARIAN KESENIAN BAMBU DI SAUNG ANGKLUNG UDJO

    Oleh:

    Muhamad Farhan

    NIM: 0807179

    Masalah yang dibahas adalah bagaimana upaya Saung Angklung Udjo

    dalam melestarikan kesenian bambu dan bagaimana upaya Saung Angklung Udjodalam mengembangkan atraksi wisata yang memuat kesenian bambu. Penelitian

    ini bertujuan untuk menganalisis apakah program yang telah dilakukan Saung

    Angklung Udo telah mencakup prinsip pelestarian yang mencakup perlindungan,

    pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya sesuai dengan peraturan bersama

    Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata no 42 tahun 2009

    tentang pedoman pelestarian kebudayaan.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,

    yaitu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan masalah atau keadaan

    sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Teori-teori yangberkaitan dan mendukung penelitian ini antara lain konsep kebudayaan, prinsip-

    prinsip pelestarian cagar budaya dan konsep kesenian. Wawancara dengan pihak

    pengelola juga dilakukan guna mengetahui program yang telah dilakukan dalam

    upaya pelestarian kesenian sunda dan didukung oleh observasi langsung

    kelapangan guna mengetahui kondisi Saung Angklung Udjo secara faktual.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa program pelestarian yang dilakukan

    oleh Saung Angklung Udjo telah mengacu pada pedoman pelestarian yang telah

    ditetapkan oleh peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri

    Kebudayaan dan Pariwisata No 42 Tahun 2009 tentang pedoman pelestariankebudayaan dengan upaya perlindungan, membentuk yayasan Saung Angklung

    Udjo yang salah satu programnya membangun museum hidup. Upaya

    pengembangan, dengan mengembangkan alat musik bambu serta atraksi wisata,

    dan penyelengaraan workshop serta pelatihan. Upaya Pemanfaatan dengan

    membentuk suatu badan pendidikan Udjo School sebuah institusi pendidikan

    dengan sebuah misi yang harus dijalankan yaitu untuk melestarikan budaya sunda.

    Kata Kunci : Pelestarian, Saung Angklung Udjo, Kesenian bambu

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    3/18

    A. Pendahuluan

    Pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian integral pembangunan

    nasional yang pelaksanaannya melibatkan tiga stakeholder kunci yaitu

    pemerintah, swasta dan masyarakat. Pembangunan sektor ini dilaksanakan secara

    sektoral yang melibatkan institusi baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan

    internasional. Salah satu dampak yang secara langsung terasakan saat ini yaitu

    dalam hal perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja. Banyak sekali

    investor-investor baik dalam dan luar negeri yang menanamkan usaha

    pariwisatanya di Indonesia. Secara tidak langsung kesempatan bekerja dalam

    industri pariwisata semakin meluas.

    Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu memberi

    dampak positif dengan adanya perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.

    Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan

    kesempatan kerja, peningkatan incomeper kapita dan peningkatan devisa negara.

    Hal tersebut sejalan dengan undang-undang republik Indonesia nomor 10 Tahun

    2009 tentang kepariwisataan pada Pasal 4 mengenai tujuan dari kepariwisataan

    salah satunya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

    kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan dan mengatasi pengangguran.

    Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu memberikan kontribusi

    nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang

    meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau

    daerah. UNESCO dan UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002

    telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian

    kebudayaan. Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk

    menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian

    kebudayaan di berbagai daerah (Depbudpar RI, 2005).

    Pelestarian dan pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk

    mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya

    bangsa. Kebijakan yang dikembangkan dalam melaksanakan program ini adalah

    mengembangkan kebudayaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kerangka

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    4/18

    Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan adab masyarakat

    Indonesia. Aktualisasi budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada

    kenyataannya masih belum berjalan dengan baik. Nilai budaya yang bersumber

    pada kearifan lokal dan kebudayaan suku-suku bangsa dengan masuknya unsur-

    unsur budaya yang merugikan yang diserap tanpa filter budaya, menyebabkan

    masyarakat cenderung tidak lagi menggunakan nilai-nilai budaya tersebut dalam

    kehidupan, sehingga tidak ada lagi pilihan selain terjun dalam kancah pergaulan

    bangsa dan interaksi kebudayaan lintas bangsa. Oleh karena itu dalam kondisi

    inilah kebudayaan harus membuka pemahaman akan kekayaan dan keragaman

    warisan budaya yang kita miliki sebagai salah satu kekuasaan dan keunggulan

    daerah/ Negara dalam berkompetensi memasuki persaiangan-persaingan global,

    maka pengembangan aset warisan budaya selain memiliki dimensi pelestarian

    diharapkan juga akan mendorong kemampuan dan daya produktifitas bagi

    peningkatan perekonomian secara keseluruhan.

    Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat workshop kesenian, yang

    merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop

    instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai

    laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kesenian Sunda

    dan khususnya angklung. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan

    istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni

    tradisional Sunda. Berlokasi di Jln. Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat

    Indonesia.Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh

    pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik

    bambu. Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah

    berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang

    hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung

    Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam

    maupun di luar negeri.

    Kebudayaan sunda memiliki banyak jenis kesenian, namun dalam

    perjalanannya telah banyak yang punah dan tidak dikenal lagi oleh masyarakat

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    5/18

    nya. Bahkan kesenian yang masih dipertunjukan sekalipun masih langka

    dipagelarkan, dan ditonton / disaksikan oleh masyarakatnya sendiri, gagasan SAU

    dalam melestarikan sebagian kesenian sunda yang berbahan dasar dari bambu dan

    pementasannya adalah bagian penting dalam pelestarian kesenian sunda untuk

    lebih dikenal oleh masyarakat didalam maupun luar Negeri yang telah

    menimbulkan dorongan agar kesenian sunda masih dapat dinikmati oleh siapapun

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

    1. Bagaimana upaya Saung Angklung Udjo dalam melestarikan kesenianbambu ?

    2. Bagaimana upaya saung angklung udjo dalam mengembangkan atraksikesenian bambu ?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah1. Mendeskripsikan upaya Saung Angklung Udjo dalam melestarikan

    kesenian bambu.

    2. Mendeskripsikan upaya Saung Angklung Udjo dalam mengembangkanAtraksi kesenian bambu

    D. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini digunakan riset deskriptif kualitatif, riset deskriptif yaitu

    metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu

    fenomena.Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data

    dan menginterpretasikannya. Metode kualitatif yaitu metode yang lebih bersifat

    makna dari pada generalisasi. Analisis data bersifat induktif berdasarkan fakta-

    fakta yang ditemukan di lapangan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis

    atau teori.Metoda kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    6/18

    dan mengandung makna, yaitu data yang sebenarnya dan data pasti (Suryana,

    2010).

    Pembagian jenis data

    Dilihat dari asal atau sumbernya data dapat dikelompokkan menjadi dua

    kelompok besar yang disebut data sekunder dan data primer.

    a.Data sekunder

    Data sekunder dapat didefinisikan sebagai data yang telah dikumpulkan

    pihak lain, bukan oleh pelaku riset. Data ini bersifat internal dan instansi,

    dinas, lembaga, perusahaan yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini.

    b.Data primer

    Definisi data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh pelaku

    riset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus dalam pelestarian budaya

    sunda. Data primer akan diperoleh melalui data kualitatif dalam bentuk

    wawancara dan analisis dokumenter.

    Variabel Penelitian

    Sangadji dan Sopiah (2010 :133) mengemukakan bahwa variabel penelitian

    adalah konstrak (abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati) yang diukur

    dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai

    fenomena-fenomena. Jadi, variabel penelitian merupakan objek penelitian yang

    dapat dianalisis lalu diinterpretasi untuk menghasilkan kesimpulan dalam suatu

    penelitan.Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah :

    a) Atraksi kesenian bambub) Pelestarian kesenian bambu

    Sampel

    Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

    narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel

    dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel

    teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    7/18

    Sampel dalam penelitian kualitatif disebut juga sebagai sampel konstruktif, karena

    dengan sumber data sari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula

    masih belum jelas. Sugiono (2011:298-229).

    Narasumber yang dijadikan sampel dalam penelitian ini oleh penulis adalah:

    1. Bpk.Taufik Udjo selaku Direktur Utama Saung Angklung Udjo.2. Ibu.Mutiara Udjo selaku Direktur Operasional Saung Angklung Udjo.3. Bpk.Sam Udjo selaku Direktur Yayasan/Udjo Foundation.4. Kang Tata selaku Manajer Pertunjukan Saung Angklung Udjo.5. Kang Maulana selaku Manajer Marketing Saung Angklung Udjo.6. Kang Riza Handani selaku Corporate Secretary Saung Angklung Udjo.7. Annisa Agriani. SPd selaku Ketua biro marketing teater lakon Universitas

    Pendidikan Indonesia, Penari Sanggar Seni Sunda canghegar.

    Instrumen Penelitian.

    Dalam metode kualitatif instrumennya adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri.

    Peneliti adalah sebagai instrumen kunci, untuk dapat menjadi instrumen, maka

    peneliti harus memiliki wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu

    bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti

    menjadi lebih jelas dan bermakna (Suryana, 2010), peneletian ini juga

    menggunakan peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan

    dan Pariwisata no 42 tahun 2009 tentang pedoman pelestarian sebagai instrumen

    penelitian untuk mengetahui apakah upaya pelestarian yang telah dilakukan

    ditempat penelitian telah sesuai dengan kriteria pedoman pelestarian yang telah

    ditetapkan.

    Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan untuk

    melalui wawancara dan studi dokumentasi.

    a.Wawancara

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    8/18

    Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

    dengan cara tanya jawab dan bertatap muka dengan menggunakan alat yang

    dinamakan panduan wawancara (Sugiono, 2002:234)

    b.Studi Dokumentasi

    Sudijono (2008:30) mengemukakan bahwa studi dokumentasi adalah kegiatan

    yang dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai

    relevansi dengan tujuan. Senada dengan pendapat Sudijono tersebut,

    Sukmadinata (2005:221) mengemukakan bahwa studi dokumentasi adalah suatu

    teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

    dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.

    c.Observasi Lapangan

    Teknik observarsi lapangan ini digunakan penulis dengan tujuan untuk

    mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti, dimana

    peneliti akan melakukan observasi terhadap variabel-variabel yang ada di lokasi

    penelitian.

    d.Studi Literatur

    Adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi literatur

    mengenai kepariwisataan dan data lain yang berkaitan dengan judul skripsi

    dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan lainnya.

    Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

    data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

    Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

    diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

    memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap

    tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman, (1984)

    mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

    interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

    sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    9/18

    a) Pengumpulan informasiPengumpulan informasi melalui wawancara, maupun observasi langsung.

    b) Reduksi data (Data reduction)Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak

    sesuai dengan masalah penelitian.

    c) Penyajian data (Data display)Setelah informasi dipilih maka bisa disajikan dalam bentuk tabel, ataupun

    uraian penjelasan.

    d) Tahap akhir (Conclusion)Tahap akhir adalah menarik kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:18)

    E.Hasil Penelitian

    1. Pengembangan Atraksi Kesenian Bambu di SAU

    Jawa Barat sebagai suatu daerah yang masyarakatnya mayoritas merupakan

    etnis Sunda memiliki berbagai jenis kesenian yang bersifat lokal atau tradisional.

    Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa buku yang mengutarakan tentang seni

    tradisional dan seni pertunjukan, penulis mendapat gambaran bahwa seni

    tradisional merupakan seni yang tumbuh serta berkembang pada suatu daerah

    tertentu. Pada umumnya kesenian tradisional dapat tetap hidup pada daerah yang

    memiliki kecenderungan tidak terkena pengaruh dari masyarakat luar. Sedangkan

    seni pertunjukkan merupakan suatu bentuk seni yang pengungkapannya dapat

    dinikmati oleh penonton lewat indera mata serta pendengaran dan hanya berlaku

    pada saat terjadinya pementasan dan terekam dalam pemikiran manusia yang

    menyaksikannya. Pada awalnya Saung Angklung Udjo (SAU) hanya memiliki

    satu konsep pertunjukan yang diberi nama Kaulinan Urang Lembur yaitu suatu

    konsep pertunjukan yang memadukan unsur kesenian dan pendidikan yang

    diciptakan oleh pendiri SAU Udjo Ngalagena, saat ini pengelola SAU telah

    mengembangkan dan mengemas Atraksi pertunjukannya menjadi dua paket

    pertunjukan yaitu :

    Pertunjukan Internal SAU

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    10/18

    Sebuah paket atraksi yang terdiri dari :

    a. Pertunjukan Bambu Petang (reguler)Pertunjukan ini berisi beberapa penampilan pendek dari beberapa kesenian

    seperti : demonstrasi wayang Golek, upacara helaran, tari tradisional,

    Angklung pemula, angklung pemula, Angklung orkestra masal dan

    Arumba. Di akhir pertunjukan, para penonton akan diajak untuk menari

    bersama anak-anak. Pertunjukan Bambu Petang dikembangkan dari

    sebuah konsep Kaulinan Urang Lembur yang diciptakan oleh Udjo

    Ngalagena.b. Setengah Hari di Saung Angklung Udjo

    Para murid TK sampai SMA dapat mengambil bagian dalam program ini,

    mengawali hari dengan berjalan mengelilingi saung Angklung Udjo

    (SAU) sambil mengenal SAU lebih dekat melalui cerita dari awal

    berdirinya sampai sekarang, kemudian para peserta akan belajar membuat

    Angklung bersama para pengrajin Angklung, dilanjutkan dengan

    menonton sebuah pertunjukan bambu Kaulinan Urang Lembur di Bale

    Karesemen dan makan siang ala Kampung Sunda di taman belakang SAU.

    Diakhir program, para peserta akan menceritakan pengalaman

    menyenangkan mereka selama di SAU melalui sebuah karangan.

    c. Workshop Saung Angklung UdjoProgram ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk membuat

    Angklung sendiri, dan akan dimainkan dalam pertunjukan bambu

    Kaulinan Urang Lembur, Angklung yang telah dibuat dapat dibawa pulang

    sebagai cenderamata.

    Pertunjukan Eksternal

    Sebuah paket Atraksi yang terdiri dari :

    a. IwungMenawarkan sebuah pertunjukan interaktif keharmonisan suara Angklung

    yang memainkan lagu-lagu populer. Selain itu, sebuah Angklung bertanda

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    11/18

    khusus yang disesuaikan dengan acara tersebut akan diberikan sebagai

    cenderamata.

    b. AwiPaket ini berisikan Iwung dan Angklung orkestra. Permainan Angklung

    orkestra membawa filosofi Angklung sebagai alat pemersatu yang

    dipercaya dapat menumbuhkan semangat patriotik, sehingga terkadang

    dapat menggugah sisi emosional penonton.

    c. GombongSebuah pengalaman untuk merasakan semangat dan kemeriahan

    pertunjukan bambu Kaulinan Urang Lembur di tempat yang wisatawan

    inginkan.

    d. ArumbaSebuah bentuk inovasi baru dari instrumen bambu. Menggunakan tangga

    nada diatonik, sehingga arumba dapat memainkan beragam jenis musik

    yang berbeda, dari tradisional klasik, hingga kontemporer. Karena

    formatnya yang menyerupai band, arumba dapat menyesuaikan berbagai

    macam kebutuhan acara konsumen.

    Tabel 4.1Paket Pertunjukan Di Saung Angklung Udjo

    Pertunjukan Internal SAU Pertunjukan Eksternal Pertunjukan Lainnya

    Pertunjukan Bambu Petang

    (reguler)Iwung

    Rampak Kendang

    Setengah Hari di Saung Angklung

    Udjo

    Awi

    Calung Cilik

    Workshop Saung Angklung Udjo Gombong Prosesi dan aktivitas masyarakat

    Sunda

    Arumba Tari Tradisional Sunda

    Sumber : Diolah Oleh Penulis

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    12/18

    Selain kedua paket tersebut Saung Angklung Udjo juga menyediakan beberapa

    pertunjukan kesenian dan kebudayaan Sunda lainnya, mulai dari tarian Rampak

    Kendang dan Calung cilik hingga prosesi upacara dan aktivitas masyarakat Sunda

    lainnya. Selain itu SAU juga memiliki produk pendukung untuk memenuhi

    kebutuhan wisatawan pada saat di SAU. Produk pendukung tersebut diantaranya :

    1. Toko Cinderamata (Pernak-pernik budaya, suvenir pernikahan, satisioner.)2. Produk alat musik bambu (Angklung, Arumba, Calung)3. Kursus seni budaya (Angklung, Arumba, Tari tradisional, Pencak Silat,

    Vokal, kecapi Suling, Gamelan, MC, dan Wayang Golek)

    4. F&B (Makanan & Minuman khas Sunda)5. Infrastruktur (Guest House, Workshop Pembuatan Alat Musik Bambu,

    Bale Karesmen, Buruan Sari Asih)

    Program Pelestarian Kesenian diSAU

    Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar

    Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan

    memanfaatkan Cagar Budaya. Beberapa Program yang dimiliki SAU dalam

    melestarikan kesenian Bambu diantaranya dengan mendirikan

    1. SAU Bamboo Music & Craft Production

    Udjo Ngalagena telah mulai memproduksi Angklung dengan tangga nada

    pentatonik dan diatonik sejak tahun 1961. Dengan pengalaman selama 45 tahun,

    SAU hadir sebagai pusat produksi alat musik bambu terbaik di Indonesia. Dengan

    terus meningkatkan varian dan mutu dari beragam produknya, kini, SAU tidak

    hanya dikenal sebagai tempat produksi alat musik bambu tetapi sebagai pusat

    kerajinan bambu. Berikut beberapa ragam produk yang dihasilkan SAU

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    13/18

    Tabel 4.2 Ragam Produk Bambu SAU

    Angklung Arumba Lain-lain

    Angklung Unit Kecil Arumba Unit Kecil Gambang

    Angklung Unit Sedang Arumba Unit Besar Gambang mini

    Angklung Unit Besar Arumba Melodi 2 Tabung Calung

    Angklung Sarinande Plus Kendang

    Gamelan Awi

    Sumber : Diolah Oleh Penulis

    2. Akademi

    SAU dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan budaya Sunda. Karakteristik

    Sunda menyelimuti dan melandasi setiap aktivitas yang terjadi di sini dan telah

    menjadi bagian dalam kehidupan seharihari. Dengan sebuah misi yang harus

    dijalankan yaitu untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Sunda di

    masyarakat, SAU tetap mempertahankan salah fungsinya sebagai sarana

    pendidikan. SAU membagi 2 wilayah pendidikannya :

    2.1 Beasiswa Seni dan Budaya Saung Angklung Udjo

    Memfokuskan program ini untuk masyarakat di sekitar Saung Aangklung

    Udjo, khususnya anak-anak.

    2.2 Udjo School

    Seperti layaknya sebuah institusi pendidikan, Udjo School telah terakui dan

    terakreditasi. Dan sebagai nilai lebih, Udjo School memiliki dedikasi yang tinggi

    untuk pelestarian budaya Sunda. Di Udjo School, Anda akan dapat

    mengembangkan dasardasar prinsip seni yang Anda pilih. Tidak hanya itu, Anda

    juga akan belajar untuk menjadi seorang ahli yang dapat menggunakan bakat

    untuk pegangan hidup.

    Udjo School memiliki dua metode pengajaran :

    Internal, yang berarti membuka kelaskelasdengan jadwal dantempat yang sudah ditetapkan.

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    14/18

    Dan Eksternal, yang berarti mempelajari hal yang serupa secaraprivatindividual ataupun grup.

    Pemilihan mata pelajaran adalah hal yang utama dalam pendidikan karena

    membebaskan orang untuk memilih apa yang ingin dipelajari. Udjo school

    membaginya ke dalam :

    a. Angklung dan Arumba

    Kelas ini mempelajari bagaimana cara bermain Angklung yang benar. Satu

    kelas (minimal) terdiri dari 14 orang untuk dapat menghasilkan harmoni suara

    Angklung yang indah.

    b. Tari Tradisional

    Hanya tersedia untuk kelas privatbaik untuk kelompok maupun individual.

    c. Pencak Silat

    Olahraga bela diri asli Indonesia, dan Sunda memiliki aliran Pencak Silatnya

    sendiri. Terdapat dua jenis pencak silat yang dapat dipelajari, yaitu : seni dan bela

    diri.

    d. Karawitan. Terbagi dalam tiga bagian:

    Vokal / Mamaos, mempelajari teknik bernyanyi secara profesional. Kecapi

    Suling, mempelajari cara memainkannya dengan benar. Kelas ini hanya untuk

    kelompok.Gamelan, belajar secara bertahap dengan peralatan gamelan lengkap

    Host/MC.

    e. Wayang.

    Wayang golek merupakan pertunjukan boneka tradisional berwujud tiga

    dimensi dan terbuat dari kayu. Belajar menjadi seorang Dalang yang handal.

    3. Foundation

    Saung Angklung Udjo Foundation adalah sebuah yayasan yang diresmikan

    pada 30 Juni 2010, sebagai wujud nyata melanjutkan perjuangan dan cita-cita

    Abah Udjo Ngalagena pencetus YAYASAN SAUNG ANGKLUNG pada 14

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    15/18

    September 1973 dengan tujuan utama melestarikan, mengembangkan dan

    meningkatkan kesenian Angklung khususnya serta kesenian-kesenian daerah

    Sunda pada umumnya yang dibuat dari pada bambu dan alat-alat lainya.

    Visi :

    Sebagai sentra budaya angklung dan budaya Jawa Barat pada umumnya

    dengan pemberdayaan manusia yang berkualitas

    Misi :

    Memelihara, mengembangkan dan mensosialisasikan seni dan budaya

    angklung serta sejenisnya, demikian pula terhadap kesenian sunda

    lainnya.

    Memelihara dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya

    sebagai pelaksana.

    3.1 Program

    Yayasan Saung Angklung Udjo didirikan oleh generasi penerus Bah Udjo

    Ngalagena sebagai wujud apresiasi melanjutkan dan melestarikan budaya Sunda.

    a. Melanjutkan pendidikan budaya Sunda dan angklung pentatonis,

    Dimaksudkan sebagai upaya pendidikan yang bertujuan membentuk karakter

    kepribadian tertentu yang mampu memelihara, melestarikan dan mempertahankan

    tradisi dan nilai-nilai lokal yang ditopang oleh pemahaman yang memadai tentang

    kebudayaan Sunda dan Angklung Pentatonis

    b. Membangun museum hidup Angklung (dengan semua jenisnya),

    Dimaksudkan untuk memberikan pesan kebudayaan dan seni dalam bentuk

    nyata dari berbagai jenis angklung dan alat musik bambu yang di tempatkan

    dalam suatu wadah Musium Hidup.

    c. Mengasuh SDM anak-anak selain berkesenian juga dalam bidang

    pendidikan formal dan non formal,

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    16/18

    Dimaksudkan sebagai rasa tanggung jawab dan rasa kecintaan terhadap anak-

    anak untuk terus mengembangkan dan menanamkan kesenian, kerohanian,

    pendidikan formal dan non-formal.

    d. Menyusun silabus pengajaran angklung dan sertifikat pelatihan angklung

    yang diakui oleh DIKNAS,

    Dimaksudkan sebagai rasa tanggung jawab dan rasa kecintaan terhadap budaya

    asli Indonesia, maka Angklung akan dijadikan sebagai salah satu pelajaran seni di

    sekolah-sekolah. Sertifikat pelatihan angklung yang diakui DIKNAS akan

    menjadikan suatu standarisasi sebagai upaya peningkatan kualitas Seni dan

    Angklung di Indonesia khususnya Jawa Barat.

    e. Menjaga kelestarian alam dan tanaman bambu yang berkualitas,

    Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap program pemerintah untuk

    menciptakan lingkungan hijau dengan melestarikan tanaman bambu dan tanaman

    lain.

    Mengembangkan dan melestarikan tanaman bambu untuk menghasilkan bahanbaku angklung yang berkualitas.

    f. Menciptakan Inovasi dan kreatifitas musik Bambu.

    Dimaksudkan sebagai bentuk kreatifitas dan pelestarian alat musik bambu yang

    ada di Indonesia khususnya Jawa Barat (Sunda), yang kemudian dikembangkan

    menjadi suatu alat musik ber instrumen sama dalam bentuk atau terbuat dari

    bambu. Contoh : ARUMBA.

    F. Kesimpulan

    Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sebuah tujuan wisata budaya yang

    lengkap, karena SAU memiliki arena pertunjukan, pusat kerajinan bambu dan

    workshop untuk alat musik bambu. Disamping itu, kehadiran SAU di Bandung

    menjadi lebih bermakna karena kepeduliannya untuk terus melestarikan dan

    mengembangkan kebudayaan Sunda, khususnya kesenian yang berbahan dasar

    bambu, kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    17/18

    maka dapat diambil kesimpulan bahwa SAU telah melakukan upaya pelestarian

    Kesenian bambu yang sesuai dengan pedoman pelestarian yang berbasis pada

    peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

    No 42 Tahun 2009 tentang pedoman pelestarian kebudayaan dengan upaya-upaya

    sebagai berikut :

    1. Perlindungan : Sebagai upaya dalam melakukan perlindungan terhadapKesenian Bambu SAU membentuk suatu yayasan dengan nama Saung

    Angklung Udjo Foundation dengan salah satu programnya membangun

    museum hidup Angklung (dengan semua jenisnya), yang dimaksudkanuntuk memberikan pesan kebudayaan dan seni dalam bentuk nyata dari

    berbagai jenis angklung dan alat musik bambu yang di tempatkan dalam

    suatu wadah Musium Hidup.

    2. Pengembangan : Membentuk suatu yayasan dengan nama SaungAngklung Udjo Foundation dengan salah satu programnya, menciptakan

    Inovasi dan kreatifitas musik bambu yang maksudkan sebagai bentuk

    kreatifitas dan pelestarian alat musik bambu yang ada di Indonesiakhususnya Jawa Barat (Sunda), yang kemudian dikembangkan menjadi

    suatu alat musik berinstrumen sama dalam bentuk atau terbuat dari bambu.

    Contoh : ARUMBA. Menyelenggarakan Workshop Saung Angklung

    Udjo. Program ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk

    membuat Angklung sendiri, dan akan dimainkan dalam pertunjukan

    bambu Kaulinan Urang Lembur, Angklung yang telah dibuat dapat dibawa

    pulang sebagai cenderamata.

    3. Pemanfaatan : Membentuk suatu badan pendidikan Udjo School sebuahinstitusi pendidikan dengan sebuah misi yang harus dijalankan yaitu untuk

    melestarikan budaya sunda. Membentuk Saung Angklung Udjo

    Foundation Sebuah yayasan yang diresmikan pada 30 juni 2010, dengan

    tujuan utama melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan kesenian

    angklung khususnya serta kesenian-kesenian daerah Sunda pada umumnya

    yang dibuat dari pada bambu dan alat-alat lainnya. SAU mengemas dan

  • 7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo

    18/18

    mengembangkan sebagaian kesenian sunda sebagai bagian dari daya tarik

    wisata yang disajikannya seperti pergelaran Angklung Orkestra, Arumba

    dan pergelaran tari-tarian tradisional.

    G. Daftar Pustaka

    Caturwati, Endang (2007) . Tari ditatar Sunda. Bandung : Sunan Ambu Press.

    Mutakin, Awan (2008).IPTEK dan Masyarakat Industrial. Bandung : Universitas

    Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Mutakin, Awan (2006).Pengantar Antropologi. Bandung : Universitas

    Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Rustiyanti, Sri (2010).Menyingkap Seni Pertunjukan Etnik Di Indonesia.

    Bandung :Sunan Ambu Press.

    Masunah, Juju dan Narawati, tati (2003) Seni dan Pendidikan Seni. Bandung :

    P4ST UPI.

    Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Gunung Agung.

    Suryana (2010).Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dam

    Kualitatif. Bandung : Universita Pendidikan Indonesia.

    Suranti, Ratna (2005).Pariwisata Budaya dan Peran Serta Masyarakat.

    (Makalah).

    Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

    Undang-Undang No. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009

    Tentang Kepariwisataan

    Peraturan Bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan

    Pariwisata No. 42 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan.

    Rencana Strategis kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014.

    Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun

    2007.