seni budaya-kesenian di jawa barat "angklung"
TRANSCRIPT
KELOMPOK 41. Aditya Tri P. K. (01)2. Almeyda Artamevia K. (05)3. Arditya Firmansyah P. (08)4. Nurlaily Hidayati (21)5. Putri Alfisyahrini (22)6. Windyana Wulaningsih (33)
وبركاته الله ورحمة عليكم الم الس
KESENIAN DI JAWA BARAT
KESENIAN DI JAWA BARAT1. Angklung2. Gamelan Degung3. Kuda Renggong4. Kecapi Suling5. Rengkong6. Tanah Sunda
(Priangan) Jaipong7. Tari Topeng8. Wayang Golek9. Reog
10.Kuda Lumping11.Rampak Gendang12.Tari Ketuk Tilu13.Tari Merak14.Sisingan15.Calung16.Tari dan Ibing Pencak
SilatDll
Angklung
Angklung Alat musik multitonal (bernada ganda) Berkembang dalam masyarakat Sunda di Jawa
Barat Dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan Bunyinya disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran
Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan “lung”
Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”
Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”
Asal-usulAngklung
Pada perioda Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat, angklung sangat penting pada beberapa upacara ritual masyarakat Sunda
Angklung dimainkan untuk menghormati Dewi Sri (Dewi padi/kesuburan)
Dengan harapan agar negeri dan kehidupan mereka dapat diberkati
Alat musik ini juga digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi pertempuran di Perang Bubat
Anak-anak Jawa Barat bermain angklung di awal abad ke-20
Angklung diperkirakan mulai ada sejak zaman batu Neolitikum dan terus berkembang hingga awal abad penanggalan modern
Angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16)
Angklung tertua yang masih ada sampai kini ialah Angklung Gubrag
Dibuat pada abad ke-17 di Jasinga,Bogor Pada saat ini, beberapa angklung dari zaman
dahulu masih tersimpan di Museum Sri Baduga, Bandung
BAGIAN-BAGIAN ANGKLUNG
Tabung Dasar
Tabung Sora
PalangGantung
Jejer(Tihang)
Tabung Kecil
Tabung Sedang
Tabung Besar
1. Tabung Sora (Parungpung Laras/Liang Toros), berfungsi sebagai tabung nada atau penghasil nada.a. Tabung Kecil (Parungpung Anak)b. Tabung Sedang (Parungpung Panengah)c. Tabung Besar (Parungpung Indung)
Tiga-tiganya berfungsi sebagai tabung bernada, sebagai resonator atau lawong dan juga sebagai penghasil nada nada atau suara pada angklung.
2. Ancak (Kerangka Angklung) berfungsi sebagai kerangka angklung.a. Palang Gantung (Palang/Toros), berfungsi
sebagai penyangga atau penggantung Tabung Sora.
b. Jejer (Tihang), berfungsi sebagai kerangka angklung yang digunakan untuk menyambungkan Palang Gantung
c. Tabung Dasar (Parungpung Tatapakan), berfungsi untuk memperkuat Kerangka Angklung lainnya
TEKNIK MEMAINKAN
AGKLUNG
Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas
Sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi
Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:• Kurulung (getar), teknik paling umum
dipakai, tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
• Centok (sentak), teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
• Tengkep, salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja).
Jenis Angklung
1. Angklung Kanekes Berasal dari daerah Kanekes (orang Baduy) Digunakan terutama karena hubungannya
dengan ritus padi Dibunyikan ketika mereka menanam padi di
huma (ladang). Di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang
dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar)
Juga dapat dimainkan dalam sajian hiburan Yg biasa dimainkannya di buruan (halaman luas
di pedesaan) sambil menyanyikan lagu, antara lain:
1. Lutung Kasarung,2. Yandu Bibi,3. Yandu Sala,4. Ceuk Arileu,5. Oray-orayan,6. Dengdang,7. Yari Gandang,8. Oyong-oyong
Bangkong,9. Badan Kula,10. Kokoloyoran,11. Ayun-ayunan,12. Pileuleuyan,
13. Gandrung Manggu,14. Rujak Gadung,15. Mulung Muncang,16. Giler,17. Ngaranggeong,18. Aceukna,19. Marengo,20. Salak Sadapur,21. Rangda Ngendong,22. Celementre,23. Keupat Reundang, 24. Papacangan,25. Culadi Dengdang
Pemainangklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil
Posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran
Yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana
Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki
Angklung Kanekes
2. Angklung Reog Adalah alat musik untuk mengiringi tarian reog
ponorogo di jawa timur Memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, Memiliki dua nada serta bentuk yang
lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya berbentuk kubus)
Dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah
Penggunaan angklung Reyog pada musik seperti:
1. Tahu opo tempe,2. Sumpah palapa,3. Kuto reog,4. Resik Endah Omber Girang,5. Campursari berbau ponorogoan.
Angklung Reog
3. Angklung Banyuwangi Berasal dari Banyuwangi Para pemainnya terdiri dari 12 sampai 14 orang Instrumen musik terbuat dari bamboo Angklung banyuwangi ini memiliki bentuk
seperi calung Memiliki 4 jenis pertunjukan yaitu:
Angklung Caruk Angklung Tetak Angklung Paglak Angklung Blambangan
AngklungBanyuwangi
4. Angklung Dogdog Lojor Terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer
Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak)
Untuk Ritual padi, Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat
Sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya
Instrumen yang digunakan adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar
Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok
Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya:
1. Bale Agung, 2. Samping Hideung, 3. Oleng-oleng
Papanganten,
4. Si Tunggul Kawung,
5. Adulilang,6. Adu-aduan
Angklung Dogdog Lojor
5. Angklung Gubrag Terdapat di kampung Cipining, kecamatan
Cigudeg, Bogor Digunakan untuk menghormati dewi padi
dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung)
Mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik
Angklung Gubrag
6. Angklung Badeng Terdapat di Desa Sanding, Kecamatan
Malangbong, Garut Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk
kepentingan dakwah Islam Tapi diduga badeng telah digunakan sejak lama
dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yg berhubungan dengan ritual penanaman padi
Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17
Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak
Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam menggunakan sarana kesenian Badeng
Angklung yang digunakan ada 9 buah, yaitu
• 2 angklung roel, • 1 angklung kecer, • 4 angklung indung
dan angklung bapa, • 2 angklung anak;
• 2 buah dogdog, • 2 buah terbang atau
gembyung, • serta 1 kecrek
Lagu-lagu badeng:1. Lailahaileloh, 2. Ya’ti, Kasreng, 3. Yautike, 4. Lilimbungan, 5. Solaloh
Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Angklung Badeng
7. Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat
hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung)
mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi
Tapi sejak tahun 1940-an sudah tidak digunakan sebagai ritual padi
Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle...
Instrumen yang digunakan:1. 2 angklung indung, 2. 2 angklung ambrug,3. Angklung panempas,4. 2 angklung pancer,5. 1 angklung enclok.6. Kemudian 3 buah dogdog,
1 talingtit, Panembal, Badublag
Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong
Lagu-lagu buncis di antaranya:
1. Badud,2. Buncis,3. Renggong,4. Senggot,
5. Jalantir,6. Jangjalik,7. Ela-ela,8. Mega Beureum
Buncis
8. Angklung Padaeng Angklung padaeng adalah angklung yang
dikenalkan oleh Daeng Soetigna Sejak sekitar tahun 1938 Menggunakan nada diatonik yang sesuai
dengan sistem musik barat. Jadi, angklung kini dapat memainkan lagu-lagu
internasional
Angklung Padaeng
9. Angklung Sarinande Angklung sarinande adalah istilah untuk
angklung padaeng yang hanya memakai nada bulat saja (tanpa nada kromatis)
Dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinade berisi 8 angklung (nada Do Rendah sampai Do Tinggi) Sementara sarinade plus berisi 13 angklung (nada Sol Rendah hingga Mi Tinggi).
10. Angklung Toel Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo
sekitar tahun 2008. Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang
dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet.
Untuk memainkannya, seorang pemain cukup men-toel angklung tersebut,
Angklung akan bergetar beberapa saat karena adanya karet.
Angklung Toel
و الل ورحمة عليكم الم لسوبركاته ه