-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
1/18
PELESTARIAN KESENIAN BAMBU DI SAUNG ANGKLUNG UDJO
JURNAL
Disusun Oleh:
Muhamad Farhan
0807179
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
2/18
ABSTRAK
PELESTARIAN KESENIAN BAMBU DI SAUNG ANGKLUNG UDJO
Oleh:
Muhamad Farhan
NIM: 0807179
Masalah yang dibahas adalah bagaimana upaya Saung Angklung Udjo
dalam melestarikan kesenian bambu dan bagaimana upaya Saung Angklung Udjodalam mengembangkan atraksi wisata yang memuat kesenian bambu. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis apakah program yang telah dilakukan Saung
Angklung Udo telah mencakup prinsip pelestarian yang mencakup perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya sesuai dengan peraturan bersama
Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata no 42 tahun 2009
tentang pedoman pelestarian kebudayaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,
yaitu penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan masalah atau keadaan
sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Teori-teori yangberkaitan dan mendukung penelitian ini antara lain konsep kebudayaan, prinsip-
prinsip pelestarian cagar budaya dan konsep kesenian. Wawancara dengan pihak
pengelola juga dilakukan guna mengetahui program yang telah dilakukan dalam
upaya pelestarian kesenian sunda dan didukung oleh observasi langsung
kelapangan guna mengetahui kondisi Saung Angklung Udjo secara faktual.
Hasil penelitian menunjukan bahwa program pelestarian yang dilakukan
oleh Saung Angklung Udjo telah mengacu pada pedoman pelestarian yang telah
ditetapkan oleh peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata No 42 Tahun 2009 tentang pedoman pelestariankebudayaan dengan upaya perlindungan, membentuk yayasan Saung Angklung
Udjo yang salah satu programnya membangun museum hidup. Upaya
pengembangan, dengan mengembangkan alat musik bambu serta atraksi wisata,
dan penyelengaraan workshop serta pelatihan. Upaya Pemanfaatan dengan
membentuk suatu badan pendidikan Udjo School sebuah institusi pendidikan
dengan sebuah misi yang harus dijalankan yaitu untuk melestarikan budaya sunda.
Kata Kunci : Pelestarian, Saung Angklung Udjo, Kesenian bambu
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
3/18
A. Pendahuluan
Pembangunan sektor pariwisata merupakan bagian integral pembangunan
nasional yang pelaksanaannya melibatkan tiga stakeholder kunci yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat. Pembangunan sektor ini dilaksanakan secara
sektoral yang melibatkan institusi baik tingkat lokal, regional, nasional bahkan
internasional. Salah satu dampak yang secara langsung terasakan saat ini yaitu
dalam hal perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja. Banyak sekali
investor-investor baik dalam dan luar negeri yang menanamkan usaha
pariwisatanya di Indonesia. Secara tidak langsung kesempatan bekerja dalam
industri pariwisata semakin meluas.
Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu memberi
dampak positif dengan adanya perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan
kesempatan kerja, peningkatan incomeper kapita dan peningkatan devisa negara.
Hal tersebut sejalan dengan undang-undang republik Indonesia nomor 10 Tahun
2009 tentang kepariwisataan pada Pasal 4 mengenai tujuan dari kepariwisataan
salah satunya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu memberikan kontribusi
nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang
meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau
daerah. UNESCO dan UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002
telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian
kebudayaan. Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk
menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian
kebudayaan di berbagai daerah (Depbudpar RI, 2005).
Pelestarian dan pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk
mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya
bangsa. Kebijakan yang dikembangkan dalam melaksanakan program ini adalah
mengembangkan kebudayaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kerangka
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
4/18
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan adab masyarakat
Indonesia. Aktualisasi budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada
kenyataannya masih belum berjalan dengan baik. Nilai budaya yang bersumber
pada kearifan lokal dan kebudayaan suku-suku bangsa dengan masuknya unsur-
unsur budaya yang merugikan yang diserap tanpa filter budaya, menyebabkan
masyarakat cenderung tidak lagi menggunakan nilai-nilai budaya tersebut dalam
kehidupan, sehingga tidak ada lagi pilihan selain terjun dalam kancah pergaulan
bangsa dan interaksi kebudayaan lintas bangsa. Oleh karena itu dalam kondisi
inilah kebudayaan harus membuka pemahaman akan kekayaan dan keragaman
warisan budaya yang kita miliki sebagai salah satu kekuasaan dan keunggulan
daerah/ Negara dalam berkompetensi memasuki persaiangan-persaingan global,
maka pengembangan aset warisan budaya selain memiliki dimensi pelestarian
diharapkan juga akan mendorong kemampuan dan daya produktifitas bagi
peningkatan perekonomian secara keseluruhan.
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat workshop kesenian, yang
merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop
instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai
laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kesenian Sunda
dan khususnya angklung. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan
istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni
tradisional Sunda. Berlokasi di Jln. Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat
Indonesia.Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh
pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik
bambu. Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah
berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang
hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung
Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam
maupun di luar negeri.
Kebudayaan sunda memiliki banyak jenis kesenian, namun dalam
perjalanannya telah banyak yang punah dan tidak dikenal lagi oleh masyarakat
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
5/18
nya. Bahkan kesenian yang masih dipertunjukan sekalipun masih langka
dipagelarkan, dan ditonton / disaksikan oleh masyarakatnya sendiri, gagasan SAU
dalam melestarikan sebagian kesenian sunda yang berbahan dasar dari bambu dan
pementasannya adalah bagian penting dalam pelestarian kesenian sunda untuk
lebih dikenal oleh masyarakat didalam maupun luar Negeri yang telah
menimbulkan dorongan agar kesenian sunda masih dapat dinikmati oleh siapapun
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana upaya Saung Angklung Udjo dalam melestarikan kesenianbambu ?
2. Bagaimana upaya saung angklung udjo dalam mengembangkan atraksikesenian bambu ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah1. Mendeskripsikan upaya Saung Angklung Udjo dalam melestarikan
kesenian bambu.
2. Mendeskripsikan upaya Saung Angklung Udjo dalam mengembangkanAtraksi kesenian bambu
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan riset deskriptif kualitatif, riset deskriptif yaitu
metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu
fenomena.Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, mengaanalisis data
dan menginterpretasikannya. Metode kualitatif yaitu metode yang lebih bersifat
makna dari pada generalisasi. Analisis data bersifat induktif berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan di lapangan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis
atau teori.Metoda kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
6/18
dan mengandung makna, yaitu data yang sebenarnya dan data pasti (Suryana,
2010).
Pembagian jenis data
Dilihat dari asal atau sumbernya data dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yang disebut data sekunder dan data primer.
a.Data sekunder
Data sekunder dapat didefinisikan sebagai data yang telah dikumpulkan
pihak lain, bukan oleh pelaku riset. Data ini bersifat internal dan instansi,
dinas, lembaga, perusahaan yang memiliki keterkaitan dalam penelitian ini.
b.Data primer
Definisi data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh pelaku
riset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus dalam pelestarian budaya
sunda. Data primer akan diperoleh melalui data kualitatif dalam bentuk
wawancara dan analisis dokumenter.
Variabel Penelitian
Sangadji dan Sopiah (2010 :133) mengemukakan bahwa variabel penelitian
adalah konstrak (abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati) yang diukur
dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai
fenomena-fenomena. Jadi, variabel penelitian merupakan objek penelitian yang
dapat dianalisis lalu diinterpretasi untuk menghasilkan kesimpulan dalam suatu
penelitan.Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah :
a) Atraksi kesenian bambub) Pelestarian kesenian bambu
Sampel
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel
dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel
teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
7/18
Sampel dalam penelitian kualitatif disebut juga sebagai sampel konstruktif, karena
dengan sumber data sari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula
masih belum jelas. Sugiono (2011:298-229).
Narasumber yang dijadikan sampel dalam penelitian ini oleh penulis adalah:
1. Bpk.Taufik Udjo selaku Direktur Utama Saung Angklung Udjo.2. Ibu.Mutiara Udjo selaku Direktur Operasional Saung Angklung Udjo.3. Bpk.Sam Udjo selaku Direktur Yayasan/Udjo Foundation.4. Kang Tata selaku Manajer Pertunjukan Saung Angklung Udjo.5. Kang Maulana selaku Manajer Marketing Saung Angklung Udjo.6. Kang Riza Handani selaku Corporate Secretary Saung Angklung Udjo.7. Annisa Agriani. SPd selaku Ketua biro marketing teater lakon Universitas
Pendidikan Indonesia, Penari Sanggar Seni Sunda canghegar.
Instrumen Penelitian.
Dalam metode kualitatif instrumennya adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri.
Peneliti adalah sebagai instrumen kunci, untuk dapat menjadi instrumen, maka
peneliti harus memiliki wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna (Suryana, 2010), peneletian ini juga
menggunakan peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata no 42 tahun 2009 tentang pedoman pelestarian sebagai instrumen
penelitian untuk mengetahui apakah upaya pelestarian yang telah dilakukan
ditempat penelitian telah sesuai dengan kriteria pedoman pelestarian yang telah
ditetapkan.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan untuk
melalui wawancara dan studi dokumentasi.
a.Wawancara
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
8/18
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dan bertatap muka dengan menggunakan alat yang
dinamakan panduan wawancara (Sugiono, 2002:234)
b.Studi Dokumentasi
Sudijono (2008:30) mengemukakan bahwa studi dokumentasi adalah kegiatan
yang dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai
relevansi dengan tujuan. Senada dengan pendapat Sudijono tersebut,
Sukmadinata (2005:221) mengemukakan bahwa studi dokumentasi adalah suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
c.Observasi Lapangan
Teknik observarsi lapangan ini digunakan penulis dengan tujuan untuk
mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti, dimana
peneliti akan melakukan observasi terhadap variabel-variabel yang ada di lokasi
penelitian.
d.Studi Literatur
Adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi literatur
mengenai kepariwisataan dan data lain yang berkaitan dengan judul skripsi
dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan lainnya.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman, (1984)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
9/18
a) Pengumpulan informasiPengumpulan informasi melalui wawancara, maupun observasi langsung.
b) Reduksi data (Data reduction)Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak
sesuai dengan masalah penelitian.
c) Penyajian data (Data display)Setelah informasi dipilih maka bisa disajikan dalam bentuk tabel, ataupun
uraian penjelasan.
d) Tahap akhir (Conclusion)Tahap akhir adalah menarik kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:18)
E.Hasil Penelitian
1. Pengembangan Atraksi Kesenian Bambu di SAU
Jawa Barat sebagai suatu daerah yang masyarakatnya mayoritas merupakan
etnis Sunda memiliki berbagai jenis kesenian yang bersifat lokal atau tradisional.
Berdasarkan penelaahan terhadap beberapa buku yang mengutarakan tentang seni
tradisional dan seni pertunjukan, penulis mendapat gambaran bahwa seni
tradisional merupakan seni yang tumbuh serta berkembang pada suatu daerah
tertentu. Pada umumnya kesenian tradisional dapat tetap hidup pada daerah yang
memiliki kecenderungan tidak terkena pengaruh dari masyarakat luar. Sedangkan
seni pertunjukkan merupakan suatu bentuk seni yang pengungkapannya dapat
dinikmati oleh penonton lewat indera mata serta pendengaran dan hanya berlaku
pada saat terjadinya pementasan dan terekam dalam pemikiran manusia yang
menyaksikannya. Pada awalnya Saung Angklung Udjo (SAU) hanya memiliki
satu konsep pertunjukan yang diberi nama Kaulinan Urang Lembur yaitu suatu
konsep pertunjukan yang memadukan unsur kesenian dan pendidikan yang
diciptakan oleh pendiri SAU Udjo Ngalagena, saat ini pengelola SAU telah
mengembangkan dan mengemas Atraksi pertunjukannya menjadi dua paket
pertunjukan yaitu :
Pertunjukan Internal SAU
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
10/18
Sebuah paket atraksi yang terdiri dari :
a. Pertunjukan Bambu Petang (reguler)Pertunjukan ini berisi beberapa penampilan pendek dari beberapa kesenian
seperti : demonstrasi wayang Golek, upacara helaran, tari tradisional,
Angklung pemula, angklung pemula, Angklung orkestra masal dan
Arumba. Di akhir pertunjukan, para penonton akan diajak untuk menari
bersama anak-anak. Pertunjukan Bambu Petang dikembangkan dari
sebuah konsep Kaulinan Urang Lembur yang diciptakan oleh Udjo
Ngalagena.b. Setengah Hari di Saung Angklung Udjo
Para murid TK sampai SMA dapat mengambil bagian dalam program ini,
mengawali hari dengan berjalan mengelilingi saung Angklung Udjo
(SAU) sambil mengenal SAU lebih dekat melalui cerita dari awal
berdirinya sampai sekarang, kemudian para peserta akan belajar membuat
Angklung bersama para pengrajin Angklung, dilanjutkan dengan
menonton sebuah pertunjukan bambu Kaulinan Urang Lembur di Bale
Karesemen dan makan siang ala Kampung Sunda di taman belakang SAU.
Diakhir program, para peserta akan menceritakan pengalaman
menyenangkan mereka selama di SAU melalui sebuah karangan.
c. Workshop Saung Angklung UdjoProgram ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk membuat
Angklung sendiri, dan akan dimainkan dalam pertunjukan bambu
Kaulinan Urang Lembur, Angklung yang telah dibuat dapat dibawa pulang
sebagai cenderamata.
Pertunjukan Eksternal
Sebuah paket Atraksi yang terdiri dari :
a. IwungMenawarkan sebuah pertunjukan interaktif keharmonisan suara Angklung
yang memainkan lagu-lagu populer. Selain itu, sebuah Angklung bertanda
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
11/18
khusus yang disesuaikan dengan acara tersebut akan diberikan sebagai
cenderamata.
b. AwiPaket ini berisikan Iwung dan Angklung orkestra. Permainan Angklung
orkestra membawa filosofi Angklung sebagai alat pemersatu yang
dipercaya dapat menumbuhkan semangat patriotik, sehingga terkadang
dapat menggugah sisi emosional penonton.
c. GombongSebuah pengalaman untuk merasakan semangat dan kemeriahan
pertunjukan bambu Kaulinan Urang Lembur di tempat yang wisatawan
inginkan.
d. ArumbaSebuah bentuk inovasi baru dari instrumen bambu. Menggunakan tangga
nada diatonik, sehingga arumba dapat memainkan beragam jenis musik
yang berbeda, dari tradisional klasik, hingga kontemporer. Karena
formatnya yang menyerupai band, arumba dapat menyesuaikan berbagai
macam kebutuhan acara konsumen.
Tabel 4.1Paket Pertunjukan Di Saung Angklung Udjo
Pertunjukan Internal SAU Pertunjukan Eksternal Pertunjukan Lainnya
Pertunjukan Bambu Petang
(reguler)Iwung
Rampak Kendang
Setengah Hari di Saung Angklung
Udjo
Awi
Calung Cilik
Workshop Saung Angklung Udjo Gombong Prosesi dan aktivitas masyarakat
Sunda
Arumba Tari Tradisional Sunda
Sumber : Diolah Oleh Penulis
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
12/18
Selain kedua paket tersebut Saung Angklung Udjo juga menyediakan beberapa
pertunjukan kesenian dan kebudayaan Sunda lainnya, mulai dari tarian Rampak
Kendang dan Calung cilik hingga prosesi upacara dan aktivitas masyarakat Sunda
lainnya. Selain itu SAU juga memiliki produk pendukung untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan pada saat di SAU. Produk pendukung tersebut diantaranya :
1. Toko Cinderamata (Pernak-pernik budaya, suvenir pernikahan, satisioner.)2. Produk alat musik bambu (Angklung, Arumba, Calung)3. Kursus seni budaya (Angklung, Arumba, Tari tradisional, Pencak Silat,
Vokal, kecapi Suling, Gamelan, MC, dan Wayang Golek)
4. F&B (Makanan & Minuman khas Sunda)5. Infrastruktur (Guest House, Workshop Pembuatan Alat Musik Bambu,
Bale Karesmen, Buruan Sari Asih)
Program Pelestarian Kesenian diSAU
Pelestarian adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar
Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkan Cagar Budaya. Beberapa Program yang dimiliki SAU dalam
melestarikan kesenian Bambu diantaranya dengan mendirikan
1. SAU Bamboo Music & Craft Production
Udjo Ngalagena telah mulai memproduksi Angklung dengan tangga nada
pentatonik dan diatonik sejak tahun 1961. Dengan pengalaman selama 45 tahun,
SAU hadir sebagai pusat produksi alat musik bambu terbaik di Indonesia. Dengan
terus meningkatkan varian dan mutu dari beragam produknya, kini, SAU tidak
hanya dikenal sebagai tempat produksi alat musik bambu tetapi sebagai pusat
kerajinan bambu. Berikut beberapa ragam produk yang dihasilkan SAU
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
13/18
Tabel 4.2 Ragam Produk Bambu SAU
Angklung Arumba Lain-lain
Angklung Unit Kecil Arumba Unit Kecil Gambang
Angklung Unit Sedang Arumba Unit Besar Gambang mini
Angklung Unit Besar Arumba Melodi 2 Tabung Calung
Angklung Sarinande Plus Kendang
Gamelan Awi
Sumber : Diolah Oleh Penulis
2. Akademi
SAU dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan budaya Sunda. Karakteristik
Sunda menyelimuti dan melandasi setiap aktivitas yang terjadi di sini dan telah
menjadi bagian dalam kehidupan seharihari. Dengan sebuah misi yang harus
dijalankan yaitu untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Sunda di
masyarakat, SAU tetap mempertahankan salah fungsinya sebagai sarana
pendidikan. SAU membagi 2 wilayah pendidikannya :
2.1 Beasiswa Seni dan Budaya Saung Angklung Udjo
Memfokuskan program ini untuk masyarakat di sekitar Saung Aangklung
Udjo, khususnya anak-anak.
2.2 Udjo School
Seperti layaknya sebuah institusi pendidikan, Udjo School telah terakui dan
terakreditasi. Dan sebagai nilai lebih, Udjo School memiliki dedikasi yang tinggi
untuk pelestarian budaya Sunda. Di Udjo School, Anda akan dapat
mengembangkan dasardasar prinsip seni yang Anda pilih. Tidak hanya itu, Anda
juga akan belajar untuk menjadi seorang ahli yang dapat menggunakan bakat
untuk pegangan hidup.
Udjo School memiliki dua metode pengajaran :
Internal, yang berarti membuka kelaskelasdengan jadwal dantempat yang sudah ditetapkan.
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
14/18
Dan Eksternal, yang berarti mempelajari hal yang serupa secaraprivatindividual ataupun grup.
Pemilihan mata pelajaran adalah hal yang utama dalam pendidikan karena
membebaskan orang untuk memilih apa yang ingin dipelajari. Udjo school
membaginya ke dalam :
a. Angklung dan Arumba
Kelas ini mempelajari bagaimana cara bermain Angklung yang benar. Satu
kelas (minimal) terdiri dari 14 orang untuk dapat menghasilkan harmoni suara
Angklung yang indah.
b. Tari Tradisional
Hanya tersedia untuk kelas privatbaik untuk kelompok maupun individual.
c. Pencak Silat
Olahraga bela diri asli Indonesia, dan Sunda memiliki aliran Pencak Silatnya
sendiri. Terdapat dua jenis pencak silat yang dapat dipelajari, yaitu : seni dan bela
diri.
d. Karawitan. Terbagi dalam tiga bagian:
Vokal / Mamaos, mempelajari teknik bernyanyi secara profesional. Kecapi
Suling, mempelajari cara memainkannya dengan benar. Kelas ini hanya untuk
kelompok.Gamelan, belajar secara bertahap dengan peralatan gamelan lengkap
Host/MC.
e. Wayang.
Wayang golek merupakan pertunjukan boneka tradisional berwujud tiga
dimensi dan terbuat dari kayu. Belajar menjadi seorang Dalang yang handal.
3. Foundation
Saung Angklung Udjo Foundation adalah sebuah yayasan yang diresmikan
pada 30 Juni 2010, sebagai wujud nyata melanjutkan perjuangan dan cita-cita
Abah Udjo Ngalagena pencetus YAYASAN SAUNG ANGKLUNG pada 14
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
15/18
September 1973 dengan tujuan utama melestarikan, mengembangkan dan
meningkatkan kesenian Angklung khususnya serta kesenian-kesenian daerah
Sunda pada umumnya yang dibuat dari pada bambu dan alat-alat lainya.
Visi :
Sebagai sentra budaya angklung dan budaya Jawa Barat pada umumnya
dengan pemberdayaan manusia yang berkualitas
Misi :
Memelihara, mengembangkan dan mensosialisasikan seni dan budaya
angklung serta sejenisnya, demikian pula terhadap kesenian sunda
lainnya.
Memelihara dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya
sebagai pelaksana.
3.1 Program
Yayasan Saung Angklung Udjo didirikan oleh generasi penerus Bah Udjo
Ngalagena sebagai wujud apresiasi melanjutkan dan melestarikan budaya Sunda.
a. Melanjutkan pendidikan budaya Sunda dan angklung pentatonis,
Dimaksudkan sebagai upaya pendidikan yang bertujuan membentuk karakter
kepribadian tertentu yang mampu memelihara, melestarikan dan mempertahankan
tradisi dan nilai-nilai lokal yang ditopang oleh pemahaman yang memadai tentang
kebudayaan Sunda dan Angklung Pentatonis
b. Membangun museum hidup Angklung (dengan semua jenisnya),
Dimaksudkan untuk memberikan pesan kebudayaan dan seni dalam bentuk
nyata dari berbagai jenis angklung dan alat musik bambu yang di tempatkan
dalam suatu wadah Musium Hidup.
c. Mengasuh SDM anak-anak selain berkesenian juga dalam bidang
pendidikan formal dan non formal,
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
16/18
Dimaksudkan sebagai rasa tanggung jawab dan rasa kecintaan terhadap anak-
anak untuk terus mengembangkan dan menanamkan kesenian, kerohanian,
pendidikan formal dan non-formal.
d. Menyusun silabus pengajaran angklung dan sertifikat pelatihan angklung
yang diakui oleh DIKNAS,
Dimaksudkan sebagai rasa tanggung jawab dan rasa kecintaan terhadap budaya
asli Indonesia, maka Angklung akan dijadikan sebagai salah satu pelajaran seni di
sekolah-sekolah. Sertifikat pelatihan angklung yang diakui DIKNAS akan
menjadikan suatu standarisasi sebagai upaya peningkatan kualitas Seni dan
Angklung di Indonesia khususnya Jawa Barat.
e. Menjaga kelestarian alam dan tanaman bambu yang berkualitas,
Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap program pemerintah untuk
menciptakan lingkungan hijau dengan melestarikan tanaman bambu dan tanaman
lain.
Mengembangkan dan melestarikan tanaman bambu untuk menghasilkan bahanbaku angklung yang berkualitas.
f. Menciptakan Inovasi dan kreatifitas musik Bambu.
Dimaksudkan sebagai bentuk kreatifitas dan pelestarian alat musik bambu yang
ada di Indonesia khususnya Jawa Barat (Sunda), yang kemudian dikembangkan
menjadi suatu alat musik ber instrumen sama dalam bentuk atau terbuat dari
bambu. Contoh : ARUMBA.
F. Kesimpulan
Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sebuah tujuan wisata budaya yang
lengkap, karena SAU memiliki arena pertunjukan, pusat kerajinan bambu dan
workshop untuk alat musik bambu. Disamping itu, kehadiran SAU di Bandung
menjadi lebih bermakna karena kepeduliannya untuk terus melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan Sunda, khususnya kesenian yang berbahan dasar
bambu, kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
17/18
maka dapat diambil kesimpulan bahwa SAU telah melakukan upaya pelestarian
Kesenian bambu yang sesuai dengan pedoman pelestarian yang berbasis pada
peraturan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
No 42 Tahun 2009 tentang pedoman pelestarian kebudayaan dengan upaya-upaya
sebagai berikut :
1. Perlindungan : Sebagai upaya dalam melakukan perlindungan terhadapKesenian Bambu SAU membentuk suatu yayasan dengan nama Saung
Angklung Udjo Foundation dengan salah satu programnya membangun
museum hidup Angklung (dengan semua jenisnya), yang dimaksudkanuntuk memberikan pesan kebudayaan dan seni dalam bentuk nyata dari
berbagai jenis angklung dan alat musik bambu yang di tempatkan dalam
suatu wadah Musium Hidup.
2. Pengembangan : Membentuk suatu yayasan dengan nama SaungAngklung Udjo Foundation dengan salah satu programnya, menciptakan
Inovasi dan kreatifitas musik bambu yang maksudkan sebagai bentuk
kreatifitas dan pelestarian alat musik bambu yang ada di Indonesiakhususnya Jawa Barat (Sunda), yang kemudian dikembangkan menjadi
suatu alat musik berinstrumen sama dalam bentuk atau terbuat dari bambu.
Contoh : ARUMBA. Menyelenggarakan Workshop Saung Angklung
Udjo. Program ini memberikan kesempatan kepada para peserta untuk
membuat Angklung sendiri, dan akan dimainkan dalam pertunjukan
bambu Kaulinan Urang Lembur, Angklung yang telah dibuat dapat dibawa
pulang sebagai cenderamata.
3. Pemanfaatan : Membentuk suatu badan pendidikan Udjo School sebuahinstitusi pendidikan dengan sebuah misi yang harus dijalankan yaitu untuk
melestarikan budaya sunda. Membentuk Saung Angklung Udjo
Foundation Sebuah yayasan yang diresmikan pada 30 juni 2010, dengan
tujuan utama melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan kesenian
angklung khususnya serta kesenian-kesenian daerah Sunda pada umumnya
yang dibuat dari pada bambu dan alat-alat lainnya. SAU mengemas dan
-
7/22/2019 pelestarian kesenian bambu disaung angklung udjo
18/18
mengembangkan sebagaian kesenian sunda sebagai bagian dari daya tarik
wisata yang disajikannya seperti pergelaran Angklung Orkestra, Arumba
dan pergelaran tari-tarian tradisional.
G. Daftar Pustaka
Caturwati, Endang (2007) . Tari ditatar Sunda. Bandung : Sunan Ambu Press.
Mutakin, Awan (2008).IPTEK dan Masyarakat Industrial. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Mutakin, Awan (2006).Pengantar Antropologi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Rustiyanti, Sri (2010).Menyingkap Seni Pertunjukan Etnik Di Indonesia.
Bandung :Sunan Ambu Press.
Masunah, Juju dan Narawati, tati (2003) Seni dan Pendidikan Seni. Bandung :
P4ST UPI.
Sugiyono. (2009).Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Gunung Agung.
Suryana (2010).Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dam
Kualitatif. Bandung : Universita Pendidikan Indonesia.
Suranti, Ratna (2005).Pariwisata Budaya dan Peran Serta Masyarakat.
(Makalah).
Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Undang-Undang No. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan
Peraturan Bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No. 42 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan.
Rencana Strategis kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun
2007.