pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk...

29
i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PEMANFAATAN CITRA SATELIT UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH BAGI KAUR DESA DI KECAMATAN GEROKGAK BULELENG I Wayan Treman, S.Pd.M.Sc. /0031126912 (Ketua) Drs. Ida Bagus Made Astawa, M.Si./0019085806 (Anggota) Drs. Sutarjo, M.Pd./0013065202 (Anggota) Drs. I Ketut Suratha, M.Pd./ 0001025403 (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 216/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Upload: doandung

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

LAPORAN AKHIR PROGRAM

P2M DIPA UNDIKSHA

PELATIHAN PEMANFAATAN CITRA SATELIT UNTUK

MENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH

DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH BAGI KAUR DESA DI

KECAMATAN GEROKGAK BULELENG

I Wayan Treman, S.Pd.M.Sc. /0031126912 (Ketua)

Drs. Ida Bagus Made Astawa, M.Si./0019085806 (Anggota)

Drs. Sutarjo, M.Pd./0013065202 (Anggota)

Drs. I Ketut Suratha, M.Pd./ 0001025403 (Anggota)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 216/UN48.15/LPM/2015

Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pelatihan Pemanfaatan Citra Satelit untuk Mendukung

Perencanaan Pengembangan Wilayah dalam Pelaksanaan

Otonomi Daerah Bagi Kaur Desa di Kecamatan Gerokgak

Buleleng.

2. Ketua Peneliti :

a. Nama lengkap : I Wayan Treman, S.Pd. M.Sc.

b. Jenis kelamin : Laki-laki

c. NIP : 196912312002121007

d. Disiplin ilmu : Geografi

e. Pangkat/Gol./Jab. : Penata/IIIc/Lektor

f. Fak/Jurusan : FIS/Pendidikan Geografi

g. Alamat/Telp/Faks : Jln. Udayana 11 Singaraja (0362) 23884

h. Alamat rumah : Jln. Srikandi Gg. Markisa II/7 Singaraja

i. Telp/Faks : 085326717188

3. Jumlah anggota pelaksana : 3 orang

4. Lokasi kegiatan :

a. Nama Desa/Kec. : Gerokgak-Gerokgak

b. Kabupaten/Propinsi : Buleleng-Bali :

5. Jumlah biaya kegiatan : Rp. 11.000.000 (Sebelas Juta Rupiah)

6. Lama kegiatan : 8 (Delapan) bulan

Singaraja, 5 Oktober 2015

Mengetahui Ketua Pelaksana

Dekan FIS Undiksha

Prof. Dr. Sukadi, M.Pd. M.Ed. I Wayan Treman, S.Pd.M.Sc.

NIDN 0010036302 NIDN 0031126912

Menyetujui

Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.

NIDN 0001015913

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dihaturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya

dengan rahmat-Nya-lah Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat terselenggara

dan dilaporkan sesuai dengan rentang waktu yang telah disediakan.

Terselenggaranya kegiatan pengabdian ini tentu juga atas bantuan dan kerja sama

dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, pada kesempatan yang baik ini

dihaturkan terimakasih yang setulus-tulusnya kehadapan Yang Terhormat,

1. Ketua LPM Undiksha atas perkenan dan pendanaan yang telah diberikan

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Undiksha atas perkenan yang telah

diberikan

3. Bapak Camat Gerokgak atas pemberian ijin tempat dan fasilitas yang

telah disediakan untuk dapat terselenggaranya kegiatan ini.

4. Kepala Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak atas perkenan yang

diberikan melatih para kaurnya dalam pemanfaatan citra satelit untuk

pengembangan Otonomi daerah.

5. Para Kaur Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak atas kesediannya

sebagai peserta pelatihan dalam kegiatan pengabdian ini.

6. Teman sejawat di Jurusan Pendidikan Geografi atas kerjasamanya dalam

mendukung kegiatan pengabdian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu kegiatan pengabdian ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga apa yang telah diberikan terhadap terselenggaranya kegiatan ini

mendapatkan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih. Sebagai akhir kata, disadari

bahwa dalam pengabdian ini masih belum sempurna. Berkenaan dengan itu segala

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga kualitas

pengabdian ini dapat ditingkatkan dan memiliki nilai guna.

Singaraja, 5 Oktober 2015

Tim P2M JP. Geografi Undiksha

iv

DAFTAR ISI

PENGESAHAN............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iii

DAFTAR ISI................................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Pengabdian............................................................. 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah............................................... 1

1.3 Tujuan Kegiatan.............................................................................. 3

1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................ 3

1.5 Tinjauan Pustaka............................................................................. 4

1.6 Khalayak Sasaran Strategi............................................................... 6

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah....................................................... 7

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................................ 7

2.3 Khalayak Sasaran strategi............................................................... 8

2.4 Metode Kegiatan............................................................................. 9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 11

3.1 Hasil Pengabdian............................................................................ 11

3.1.1 Peserta Pelatihan........................................................................ 11

3.1.2 Penyiapan Materi Pelatihan....................................................... 12

3.1.3 Kegiatan Pelatihan..................................................................... 13

3.1.4 Nilai Angket Peserta Pelatihan.................................................. 17

3.2 Pembahasan............................................................................... 17

3.2.1 Dampak Pelatihan...................................................................... 17

3.2.2 Nilai Kebermanfaatan Pelatihan................................................ 19

IV. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 22

4.1 Kesimpulan..................................................................................... 22

4.2 Saran............................................................................................... 22

Daftar Pustaka............................................................................................. 24

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pengabdian

Era reformasi yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir,

telah banyak membawa perubahan pada arah dan kebijakan pembangunan, yaitu

berupa pengurangan peran Pemerintah Pusat dan diimbangi dengan peningkatan

peran Pemerintah Daerah dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengendalikan pembangunan di daerahnya. Oleh karena itu, maka setiap

Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan

menganalisis keunggulan komparatif (comparative adventages) wilayahnya,

berupa potensi sumberdaya dan peluang pembangunan di daerah masing-masing.

Kemampuan sumberdaya manusia daerah dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta manajemen pembangunan merupakan prasyarat

penting untuk mampu mengelola sumberdaya daerah secara efektif dan efisien

sehingga terwujud peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Optimalisasi perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian sumberdaya daerah

dapat dilakukan melalui penguasaan teknologi penginderaan jauh.

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

tentang objek, daerah, atau fenomena (geofisik), melalui perolehan data dengan

suatu alat (sensor) tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena

yang dikaji, dilanjutkan dengan pengolahan, analisis dan interpretasi terhadap data

tersebut. (Lillesand dan Kiefer, 1994). Data mengenai informasi fisik suatu objek

yang direkam dengan satelit yang mengorbit bumi disimpan dalam bentuk citra

satelit (digital), yang akan dikelola dengan software Er Mapper.

Pelaksanaan amanat otonomi daerah dalam menginventarisasi dan

mengidentifikasi potensi sumberdaya wilayah dan pengembangannya, masih

dilakukan secara manual petugas terkait. Data lebih banyak bersumber dari data

teristris (lapangan) yang dikumpulkan secara langsung. Sehingga memerlukan

waktu yang lama dan biaya relatif tinggi.

Kecamatan Gerokgak memiliki wilayah yang cukup luas dengan

mencakup 14 desa. Desa tersebut meliputi Sumber Klampok, Pajarakan, Sumber

2

Kima, Pemuteran, Banyupoh, Penyabangan, Musi, Sanggalangit, Gerokgak, Patas,

Pengulon, Celukan Bawang, Tinga Tinga dan Tukad Sumaga. Disamping masalah

tersebut juga terdapat variasi potensi desa yang semestinya didentifikasi secara riil

sebagai prasyarat utama perencanaan dan pengembangan wilayah. Dalam

otonomi daerah menuntut dimilikinya SDM yang andal pemerintah daerah dalam

bidang pengembangan dan perencanaan wilayah. Untuk mencapai SDM yang

andal tersebut, salah satunya adalah : pengenalan citra satelit. Citra satelit

memberikan kemudahan bagi pemerintah daerah, untuk membuat pengembangan

dan perencanaan wilayahnya dengan data yang mutakhir dalam jangka waktu

yang singkat .

Er Mapper dapat dijalankan pada workstation dengan system operasi

UNIX dan computer PCs (Personal Computer) dengan system operasi Windows

95/98 dan Windows NT. Pengelolaan data citra merupakan suatu cara

memanipulasi data citra atau pengolahan suatu data citra menjadi suatu keluaran

(output) yang sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari pengelolaan data

adalah untuk mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu

tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberi informasi kualitatif

suatu objek, serta dapat memecahkan masalah. Data digital ini disimpan dalam

bentuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut : pixel (picture element).

Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi.

Struktur ini kadang disebut raster, sehingga data citra sering disebut juga raster.

Data dari satelit umumnya terdiri dari beberapa bands (layers) yang

mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands mencatat pantulan objek

dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda. Data ini disebut :

multispektral data. Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan penggabungan

antara beberapa bands untuk mengektraksi informasi dan objek-objek yang

spesifik seperti index vegetasi, parameter kualitas air, pemukiman, mangrove,

tegalan, hutan, persawahan, dan lain-lain.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pengembangan wilayah akan sangat tergantung dari ketersediaan dan

keakuratan data potensi wilayah. Potensi wilayah mencakup sumberdaya alam dan

3

sumber daya manusia. Permasalah yang muncul sangat komplek, mulai dari

penentuan luas wilayah, batas wilayah yang riil, pengadaan data, identifikasi,

inventarisasi, pengelolaan, perencanaan dan pengembangan wilayah. Semua itu

diperlukan konsentrasi yang berdasarkan skala prioritas sesuai kondisi wilayah

kekinian. Berdasarkan analisis situasi dan indentifikasi masalah dapat

dirumuskan permasalahan utama sebagai berikut:

1. Apakah pelatihan pemanfaatan citra satelit berpengaruh terhadap

keterampilan para kaur desa di Kecamatan Gerokgak dalam

perencanaan dan pengembangan potensi wilayah dalam rangka

mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah ?

2. Apakah pelatihan pemanfaatan citra satelit memiliki nilai manfaat bagi

para kaur desa di Kecamatan Gerokgak dalam perencanaan dan

pengembangan wilayah ?

1.3 Tujuan Kegiatan

Kegiatan P2M ini ditujukan pada peningkatan kualitas SDM dalam

perencanaan dan pengembangan wilayah. Secara implisit tujuan kegiatan ini lebih

difokuskan pada:

1. Memberi pembekalan keterampilan pemanfaatan citra satelit dalam

perencanaan dan pengembangan wilayah kepada para kaur Kecamatan

Gerokgak

2. Mengetahui nilai kebermanfaatan pelatihan pemanfaatan citra satelit dalam

perencanaan dan pengembangan wilayah Kecamatan Gerokgak

1.4 Manfaat Kegiatan

1.Meningkatkan kemampuan teoritis pemanfaatan citra satelit bagi kaur desa

sebagai penunjang utama perencanaan dan pengembangan wilayah dalam

memperlancar pelaksanaan otonomi daerah.

2.Teridentifikasinya potensi sumberdaya alam dan SDM yang relevan dengan

perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi

daerah.

4

3.Memberikan praktek pengolahan citra satelit kepada kaur desa dalam

mengelola data potensi sumberdaya alam dan SDM untuk perencanaan dan

pengembangan wilayah.

1.5 Tinjauan Pustaka

a. Perencanaan Pembangunan Daerah

Pengertian pembangunan daerah dapat dilihat berdasarkan unusur-unsur

yang membentuknya. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu sistem

yang dibentuk darim unsur-unsur perencanaan, pembangunan dan daerah.

Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan

alternatif-alternatif atau keputusan yang didasarkan pada data dan fakta yang

digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian aktivitas

kemasyarakatan baik yang bersifat fisik maupun non fisik dalam rangka mencapai

tujuan yang lebih baik Siagian dalam Riyadi, 2004).

Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah),

perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan untuk melakukan perubahan

menuju arah perkembangan lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat,

pemerintah, dan lingkungan dengan memanfaatkan atau mendayagunakan

berbagai sumberdaya yang ada dengan orientasi menyeluruh, lengkap dan

perpegang pada skala prioritas.

Perencanaan pembangunan daerah akan membentuk tiga hal pokok yang

meliputi perencanaan komunitas, area (wilayah) dan sumberdaya yang ada

(Riyadi, 2004). Sehingga dengan demikian dalam perencanaan dan

pengembangan wilayah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sangat

diperlukan data potensi desa yang berupa sumberdaya yang ada. Maka perlu

diadakan data yang riil dan termutakhir yang bisa dilakukan dengan data berbasis

citra satelit.

b. Pengolahan Citra Satelit /Digital.

Sistem pengolahan data merupakan penanganan data yang direkam oleh

sensor penginderaan jauh hingga menjadi bentuk data yang dapat dinterpretasi dan

informasi yang dipergunakan oleh pengguna. Penananganan data dilakuakan

5

dengan menggunakan komputer, alat mekanik dan elektronik (Campbell, 1987).

Kemampuan sensor untuk merekam data permukaan bumi harus diimbangi

dengan kemampuan pengolahan dan penanganan data.

Usaha pengolahan data hingga menjadi bentuk citra yang dapat

diinterpretasi, atau dalam bentuk informasi yang dapat langsung digunakan oleh

pengguna, memerlukan banyak pemikiran, instrumentasi, waktu, pengalaman dan

data rujukan.Peranan manusia untuk pengolahan data baik dalam pengembangan

perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) terus berlanjut

hingga yang paling penting adalah adalah terapan informasi penginderaan jauh

untuk berbagai bidang penggunaan.

Penggunaan data penginderaan jauh sebagai alat untuk pengelolaan

sumberdayaudah dimanfaatkan sejak manusia mengenal foto udara dan lebih

dikembangkan lagi sejak satelit sumber alam diluncurkan. Upaya tersebut

dimaksudkan untuk mendapatkan data yang detail dan termutakhir pada suatu

gejala dipermukaan bumi. Implikasi teknik penginderan jauh saat ini menjadi alat

penting pada berbagai program operasional yang berkaitan dengan pengelolaan

sumberdaya alam, pemantauan daerah keteknikan dan eksplorasi.

c. Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Citra Satelit

Berbagai bidang penggunaan dalam pembangunan seperti kehutanan,

pertanian, pemetaan, inventarisasi sumberdaya alam daratan dan lautan, hingga

penanganan bencana alam telah banyak dilakukan. Data penginderaan jauh dapat

berupa citra dan non citra. Secara definitif penginderaan jauh merupakan

gambaran suatu objek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik objek,

yang direkam dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik atau elektronik

(Danoedoro, 1996).

Kunci keberhasilan terapan data penginderaan jauh terletak pada

manusianya yang menggunakan data tersebut. Data yang dihasilkan akan menjadi

informasi penting yang berdayaguna bila pengguna memahami asal usul data,

sehingga mengerti bagamana menginterpretasinya dan memahami cara

menggunakan yang paling tepat.

6

Berawal dari identifikasi sumberdaya baik fisik maupun non fisik pada

citra satelit, dilanjutkan dengan proses inventarisasi potensi tersebut yang terdapat

pada wilayah desa masing-masing. Langkah berikutnya klasifikasi data yang

dilanjutkan dengan interpretasi atau analisis data potensi yang biasanya

dipresentasikan dalam bentuk peta. Peta persebaran potensi pada masing-masing

area digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan dan pengembangan wilayah

masa berikutnya.

Berdasarkan LAN (Lembaga Administrasi Negara) yang dituangkan

dalam modul diklat perencanaan pembangunan wilayah (1999), hal yang dapat

mempengaruhi perencanaan pembangunan wilayah antara lain :

a. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri

b. Dilakukan sesuai dengan keahlian

c. Realistis sesuai kemampuan sumberdaya

d. Koordinasi yang baik dan transparansi

e. Top down dan bottom up planning

f. Sistem pemantauan dan pengawasan yang kontinyu

1.6 Khalayak Sasaran Strategi

Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan Pengabdian

Masyarakat (P2M) ini adalah Kaur Desa yang menangani data potensi desa.

Potensi desa mencakup data sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang

terdapat dalam suatu wilayah yang berpotensi sebagai penunjang utama

perencanaan dan pengembangan wilayah. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan,

Kecamatan Gerokgak terdiri dari 14 desa. Masing-masing desa akan diwakili oleh

3 orang kaur. Secara keseluruhan terdapat 42 orang Kaur Desa sebagai peserta

pelatihan. Kaur Pembangunan menjadi sasaran dalam pelatihan ini, dilandasi oleh

tanggungjawabnya yang salah satunya adalah sebagai pengelola data potensi desa

dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah. Tanggungjawab tersebut

lebih banyak bersumberkan data teristerial (lapangan), namun dalam era kekinian

diperlukan data yang termutakhir dalam jangka waktu yang relatif cepat. Seiring

dengan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat terhadap potensi desa

tersebut diperlukan data yang berbasisikan data ekstrateristerial (satelit).

7

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan dalam kegiatan

pengabdian masyarakat ini dapat ditampilkan dalam kerangka konseptual berikut.

Terdapat tiga kegiatan pokok yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu:

a. Memberikan materi tentang potensi wilayah (SDA dan SDM) dan data

citra satelit.

b. Mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra

satelit untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam

mendukung otonomi daerah.

c. Membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data

citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran

potensi wilayah.

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada peserta

pelatihan tentang potensi desa dan citra satelit kepada kaur desa, sebagai salah

satu penginput dan pengelola data potensi daesa. Kegiatan ini dilakukan dalam

kelas dengan membagikan materi tentang potensi desa dan citra satelit yang

dimaksud.

Kegiatan dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan menginventarisasi

potensi desa yang berupa SDA dan SDM yang relevan dalam perencanaan dan

pengembangan wilayah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Data

IDENTIFIKASI SDA dan SDM PEMBERIAN MATERI

OBSERVASI

PERENCANAAN

PENGEMBANGAN

WILAYAH

PELATIHAN PENGOLAHAN CITRA SATELIT DATA RIIL

SD

8

tersebut didapat dari kegiatan pengolahan citra satelit menggunakan software

tertentu. Dengan tahap akhir dilakukan interpretasi dan dipresentasikan dalam

bentuk peta potensi sebagai output akhir.

2.3 Khalayak Sasaran Strategi

Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan Pengabdian

Masyarakat (P2M) ini adalah Kaur Desa yang menangani data potensi desa.

Potensi desa mencakup data sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang

terdapat dalam suatu wilayah yang berpotensi sebagai penunjang utama

perencanaan dan pengembangan wilayah. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan,

Kecamatan Gerokgak terdiri dari 14 desa. Masing-masing desa akan diwakili oleh

3 orang kaur. Secara keseluruhan terdapat 42 orang Kaur Desa sebagai peserta

pelatihan. Kaur Pembangunan menjadi sasaran dalam pelatihan ini, dilandasi oleh

tanggungjawabnya yang salah satunya adalah sebagai pengelola data potensi desa

dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah. Tanggungjawab tersebut

lebih banyak bersumberkan data teristerial (lapangan), namun dalam era kekinian

diperlukan data yang termutakhir dalam jangka waktu yang relatif cepat. Seiring

dengan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat terhadap potensi desa

tersebut diperlukan data yang berbasisikan data ekstrateristerial (satelit).

Dalam otonomi daerah menuntut dimilikinya SDM yang andal di daerah

tingkat II dalam bidang pengembangan dan perencanaan wilayah. Untuk

mencapai SDM yang andal tersebut, salah satunya adalah : pengenalan citra

satelit. Citra satelit memberikan kemudahan bagi Daerah Tingkat II, untuk

membuat pengembangan dan perencanaan wilayahnya. Menyadari akan hal

tersebut, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha bekerja sama

dengan Pemerintah Kecamatan Gerokgak Buleleng menyelenggarakan pelatihan

pemanfaatan citra satelit untuk pengembangan dan perencaan wilayah dalam

pelaksanaan otonomi daerah bagi kaur Desa tingkat Kecamatan.

Usaha ini dilaksanakan karena, pelatihan bermanfaat terutama sebagai

upaya peningkatan kualitas SDM dalam menggunakan Citra satelit, tak terkecuali

dalam perbendaharaan dan pengayaan materi dalam bidang pengelolaan data

potensi desa, khususnya data sumberdaya alam dan manusia. Sasarannya adalah

9

para pelaksana teknis yaitu para kaur desa, termasuk kaur pembangunan di

kecamatan.. Selesai pelatihan ini diharapkan para peserta yang mendapat pelatihan

pemula, dapat mengembangkan ilmu dan praktek tersebut di tempat kerja masing-

masing.

2.4 Metode Kegiatan

Kegiatan ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada peserta

pelatihan tentang potensi desa dan kaur desa adalah sebagai salah satu pengelola

data potensi desa, serta pengenalan citra satelit sebagai salah satu basis data

potensi desa dengan mengakomodasi sumberdaya desa masing-masing. Kegiatan

ini dilakukan dalam kelas dengan membagikan materi tentang potensi desa dan

citra satelit yang dimaksud.

Kegiatan dilanjutkan dengan mengidentifikasi potensi desa yang relevan

dalam perencanaan dan pengembangan wilayah serta mendukung pelaksanaan

otonomi daerah. Langkah berikutnya adalah praktek pengolahan citra satelit yang

diwujudkan dalam bentuk peta persebaran potensi desa.

Evaluasi dilaksanakan dalam rangka mengukur tingkat ketrampilan yang

dimiliki oleh peserta pelatihan untuk pengolahan citra satelit sebagai basis data

potensi desa. Juga diukur teknik analisis data menggunakan komputer dengan

program Er Mapper. Sebagai indikator penguasaan teknik tersebut secara kolektif

akan diukur dengan menggunakan tes ketrampilan sebagai instrumen, dengan

produk akhir berupa peta persebaran potensi desa yang dapat mendukung

perencanaan dan pengembangan wilayah. Berkenaan dengan nilai manfaat dari

pelatihan diukur dari angket dengan menggunakan lima kriteria sebagai berikut,

Sangat bermanfaat dengan skor 5, bermanfaat dengan skor 4, biasa saja dengan

skor 3, kurang bermanfaat dengan skor 2, dan tidak bermanfaat dengan skor 1.

Untuk jelasnya perhatikan Lampiran 1.

Pelatihan ini dipandang berhasil jika nilai yang diperoleh peserta dari

angket yang diisi lebih dari 85% memperoleh nilai 70 ke atas (bermanfaat/70 – 89

dan sangat bermanfaat/> 89), di bawah ketentuan itu (tidak bermanfaat/< 30,

kurang bermanfaat /30 – 49, dan biasa saja/50 – 69) pelatihan dianggap gagal.

Pengolahan skor menjadi nilai manfaat menggunakan formula berikut.

10

Skor yang Diperoleh

Skor Maksimal Ideal x 100

Keterangan:

Skor Maksimal Ideal = 10 x 5 = 50.

Skor yang diperoleh dapat bervariasi dari 10 – 50.

11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan Tim P2M Jurusan

Pendidikan Geografi Undiksha telah berlangsung. Hasil dan pembahasan terhadap

pelaksanaan pengabdian itu dapat dikemukakan sebagai berikut.

3.1 Hasil Pengabdian

Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim P2M

Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha sesuai dengan perencanaan yang telah

disusun ditujukan untuk memberikan pelatihan kepada Para Kaur desa di wilayah

Kecamatan Gerokgak untuk perencanaan pengembangan wilayah dalam

pelaksanaan otonomi daerah. Terdapat tiga hal yang ditekankan dalam pelatihan

ini, yaitu: Memberikan materi tentang potensi wilayah (SDA dan SDM) dan data

citra satelit, mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra

satelit untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi

daerah dan membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data

citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah.

Di samping itu, pengabdian ini juga ditujukan untuk mengatahui nilai

kebermanfaatan pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanan

pengembangan wilayah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan

dengan itu dan berdasarkan pelaksanaan pengabdian yang telah dilakukan, dapat

dilaporkan hasilnya sebagai berikut.

3.1.1 Peserta Pelatihan

Sesuai dengan subjek sasaran pelatihan yang telah dikemukakan, seluruh

peserta pelatihan adalah Para Kaur Desa yang tersebar di wilayah Kecamatan

Gerokgak. Dari 42 Kaur Desa yang diharapkan yang hadir sebagai peserta

pelatihan berjumlah 40 orang (95%). Karakteristik Kaur Desa bersangkutan dapat

digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

12

Tabel 01. Karakteristik Kaur Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak

sebagai Peserta Pelatihan Pemanfaatan Citra Satelit dalam

Perencanaan Pengembangan Wilayah untuk Pelaksaanan

Otonomi Daerah

Status

Kaur

Karakteristik Peserta Pelatihan Berdasarkan

Pendidikan Jenis Kelamin Bidang Kerjaan Pengalaman

Kerja (Tahun)

SMA PT Laki

Perem

puan Sumber

daya

Non

sumber

daya

< 5

≥ 5

(1) (4) (5) (8) (9) (6) (7) (8) (9)

Negeri 0 10 10 0 10 0 0 10

% 0 25 25 0 25 0 0 25

Swasta 30 0 25 5 26 4 8 22

% 75 0 62,5 12,5 5 10 20 55

Total 30 10 35 5 36 4 8 80

% 75 25 87,5 12,5 90 10 8 32

Sumber: data pelaksanaan lapangan.

Tabel 01 memperlihatkan bahwa seluruh peserta pelatihan adalah telah

menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA (bahkan 10 orang telah tamat S1)

sebagai Sarjana. Sebagian besar (87,5 %) peserta pelatihan berjenis kelamin laki-

laki dengan 80% peserta telah memiliki pengalaman kerja ≥ 5 tahun. Kehadiran

peserta seperti yang diharapkan, yaitu 40 orang dari 42 khalayak sasaran. Namun

demikian, kehadiran peserta dipandang sangat tinggi karena telah mencapai 95%

dan peserta tetap mengikuti kegiatan sampai kegiatan berakhir.

3.1.2 Penyiapan Materi Pelatihan

Penyiapan materi pelatihan dilakukan oleh Tim P2M Jurusan Pendidikan

Geografi Undiksha. Memperhatikan tujuan pengabdian ini, tim menyepakati

bahwa materi yang diberikan ditekankan pada tiga hal pokok. Bagian pertama

memberikan rasional pada peserta latihan pentingnya potensi wilayah (SDA dan

SDM). Bagian kedua membahas tentang data citra satelit, mengidentifikasi dan

menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra satelit untuk perencanaan dan

pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah. Bagian ketiga adalah

membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data citra satelit

tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah.

13

Selain materi yang bersifat teoritis, peserta pelatihan juga diberikan bahan diskusi

yang bertujuan memberikan wawasan tentang perencanaan pengembangan

wilayah yang berwawasan geospatial dalam pelaksanaan otonomi daerah yang

dapat dipakai sebagai suplemen pelaksanaan tugas di tingkat Desa dan seterusnya.

Kedua materi (kajian teori dan bahan diskusi) yang diberikan merupakan bahan-

bahan yang dapat dimanfaatkan para kaur desa pada wilayah Kecamatan

Gerokgak yang mengikuti pelatihan dalam P2M ini untuk pelaksanaan otonomi

daerah dalam wujud Peta Persebaran Potensi Desa.

3.1.3 Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan

pengembangan wilayah ini berlangsung selama satu hari, yaitu pada hari Senin

dan selasa tanggal 10-11 Agustus 2015 bertempat di SMP Negeri 2 Gerokgak

Buleleng. Kegiatan P2M dihadiri oleh Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi

Undiksha yang berjumlah 4 (Empat) orang, perwakilan dari staf Kecamatan dan

Peserta Pelatihan dari kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak..

Setelah acara pembukaan, kegiatan pelatihan dilaksanakan, yang pada

intinya dibagi menjadi tiga sesi, yaitu: Pemberian Materi, Diskusi, dan Praktik

pengolahan citra satelit dengan produk akhir dalam wujud Peta potensi

sumberdaya. Pemberian materi pelatihan disampaikan Tim P2M Jurusan

Pendidikan Geografi Undiksha yang diwakili oleh I Wayan Treman, S.Pd. M.Sc

dan menggunakan pemateri diluar tim atas nama I Gede Budiarta, S.Pd. M.Si.

Pemberian materi berlangsung selama ”45 menit” didahului dengan pemaparan

materi dasar pentingnya mengetahui potensi sumberdaya yang terakomodasi pada

citra satelit, untuk perencanaan pengembangan wilayah dalam pelaksanaan

otonomi daerah, seperti yang terlihat pada gambar 1.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi selama ”60 menit” untuk

membahas tentang citra satelit, potensi sumberdaya dan perencanaan

pengembangan wilayah guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah yang riil

berdasarkan skala prioritas pembangunan wilayah. Setelah kegiatan diskusi,

kegiatan selanjutnya adalah praktik pengolahan citra satelit guna mengenali

14

potensi sumberdaya wilayah yang ada selama ”95 menit” sebagai bahan

pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya kedepannya.

Gambar 1. Saat Pemberian Materi

Secara rinci hasil kegiatan pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk

perencanaan pengembangan wilayah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pemberian Materi

Sesi pertama dalam pelatihan adalah memberikan materi kepada peserta pelatihan

yang difokuskan pada tiga hal, yaitu:

Potensi wilayah yang ditekankan pada dua hal, yaitu sumberdaya alam, dan

sumberdaya manusia yang sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Citra Satelit yang memaparkan pentingnya data potensi wilayah berbasis

data digital terakomodasi dalam perencanaan pengembangan wilayah yang

diwujudkan dalam program pembangunan desa yang berkesinambungan.

Menampilkan data yang riil, akurat cepat dan termutakhir, baik mencakup

sumber daya alam maupun potensi yang lainnya.

15

Perencanaan pengembangan wilayah dilakukan setelah diketahui dengan

pasti semua sumberdaya pendukung wilayah, yang diwujudkan dalam

bentuk peta potensi wilayah.

Terdapat sejumlah pertanyaan/respon yang muncul dari peserta pelatihan

berkenaan dengan materi pelatihan yang disampaikan, yang secara garis besarnya

dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, sebagaimana paparan berikut.

Terkait dengan potensi wilayah

Pertanyaan yang prinsip, Bagaimana potensi wilayah dapat diidentifikasi

dan diinventarisasi ? Respon yang diberikan Tim P2M, bahwa Potensi

wilayah secara garis besar dibedakan menjadi dua yakni sumberdaya alam

dan sumber daya manusia. Sumber daya alam mencakup atmosfer,

hidrosfer, lithosfer sedangkan sumberdaya manusia mencakup antroposfer.

Kesemua aspek tersebut diklasifikasi dalam kelompok yang lebih khusus

sampai dengan tingkat kerincian tertentu sehingga memudahkan dalam

perencanaan pengembangannya.

Terkait dengan citra satelit

Pertanyaan yang prinsip dalam hal ini, Data atau informasi potensi wilayah

apakah yang dapat ditampilkan oleh citra satelit dan bagaimana

menginterpretasinya ? Respon yang diberikan menjelaskan bahwa Citra

satelit merupakan hasil perekaman data potensi wilayah yang berbasis data

digital yang terdiri dari piksel-piksel yang menyatakan tingkat kerincian

suatu objek. Data potensi yang dapat dimuat seperti bentuk lahan, hutan,

laut dan pantai, penggunaan lahan seperti sawah, perkebunan, ladang,

permukiman, perkotaan, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat resolusinya

maka data yang disajikan semakin detail dan sebaliknya. Untuk dapat

menginterpretasi objek yang tergambar pada citra satelit, ada 3 rangkaian

kegiatan pokok meliputi deteksi, identifikasi dan Klasifikasi (analisis).

Analisis dapat dilakukan dengan analisis visual/manual dan analisis digital.

Analisis digital dengan bantuan komputer menggunakan software tertetu.

Analisis visual dilakukan dengan kunci interpretasi sesuai dengan

karakteristik objek meliputi warna/rona, bentuk, ukuran, pola, bayangan,

tekstur dan situs.

16

Terkait dengan peta potensi wilayah

Perencanaaan pengembangan wilayah sangat diperlukan pengetahuan

tentang data base potensi wilayah dengan persebaran ruangnya. Untuk

melaksanakan hal tersebut maka perlu dilakukan identifikasi dan

inventarisasi potensi wilayah secara rinci, akurat, cepat dan mutakhir

melalui interpretasi citra satelit. Pelatihan analisis digital menggunakan

perangkat komputer dan software Er Mapper seperti yang terlihat pada

gambar 2. Setelah data dideteksi, identifikasi dan klasifikasi, selanjutnya

penempatan data tersebut pada ruang yang tepat dalam bentuk peta potensi

wilayah. Peta ini yang akan dimanfaatkan sebagai pijakan dalam

perencanaan pengembangan wilayah dalam bentuk pelaksanaan

pembangunan untuk mendukung otonomi daerah. Sehingga pembangunan

wilayah /desa dpat dilakukan sesuai skala prioritas yang dapat mewujudkan

kesejahteraan bagi masyarakat desa tersebut.

Gambar 2. Saat latihan Analisis Digital Citra Satelit.

17

3.1.4 Nilai Angket Peserta Pelatihan

Berdasarkan angket yang diisi oleh peserta pelatihan, nilai kemanfaatan

pelatihan dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada table berikut.

Tabel 02. Rekapitulasi Nilai Kemanfaatan Pelatihan Pemanfaatan Citra

Satelit untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah Kaur Desa di Kecmatan Gerokgak

Rentang

Nilai Kriteria Pelaksanaan P2M

Jumlah

N %

< 30 Tidak bermanfaat

Gagal

0 0

30 – 49 Kurang bermanfaat 0 0

50 – 69 Biasa Saja 0 0

70 – 89 Bermanfaat Berhasil

8 20

> 89 Sangat bermanfaat 32 80

Total 40 100

Sumber: Pengolahan Data lapangan

Tabel 02 memperlihatkan bahwa hampir seluruh peserta pelatihan

mengemukakan bahwa pelatihan yang dilakukan sangat bermanfaat dan

bermanfaat. Bahkan tidak terdapat peserta pelatihan yang mengemukakan bahwa

pelatihan ini biasa saja, apalagi yang mengemukakan kurang bermanfaat atau

tidak bermanfaat. Dengan demikian P2M yang dilaksanakan tergolong berhasil

karena nilai manfaat 70 ke atas diperoleh oleh seluruh peserta (100%) atau lebih

besar dari 85%.

1.2 Pembahasan

1.2.1 Dampak Pelatihan

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat tiga kegiatan utama yang

dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu Bagian pertama

penjelasan tentang pentingnya potensi wilayah yang mencakup sumber daya alam

dan sumber daya manusia. Bagian kedua memperkenalkan dan menginterpretasi

data citra satelit guna mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM

untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi

daerah. Bagian ketiga adalah menyusun perencanaan dan pengembangan wilayah

18

berbasiskan data citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran

potensi wilayah.

Stimulus berupa materi pelatihan yang disampaikan melalui metode

ceramah yang dilengkapi tanya jawab kepada para kaur desa di lingkungan

Kecamatan Gerokgak telah memberikan dampak yang positif. Stimulus yang

diberikan dalam bentuk Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan

pengembangan wilayah tersebut telah mampu menumbuhkan pemahaman para

kaur desa sebagai peserta pelatihan terhadap makna perencanaan pembangunan

desa yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Di samping itu, pelatihan

juga menyadarkan bahwa kaur desa adalah salah satu pelaksana utama dalam

pembangunan desa sehingga dapat mengakomodasi potensi wilayah dalam

perencanaan pengembangan wilayah secara lokal dan nasional.

Kegiatan pelatihan yang difokuskan pada kegiatan diskusi telah

memberikan keleluasaan kepada para kaur desa di lingkungan Kecamatan

Gerokgak untuk mengidentifikasi potensi wilayah masing-masing yang

mendukung perencanaan pengembangan wilayah. Demikian juga dalam

mengidentifikasi potensi desa riil yang relevan dengan rencana prioritas

pembangunan desa. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa melalui pelatihan

pemanfaatan citra satelit untuk perencanaaan pengembangan wilayah yang

dikemas dalam bentuk diskusi telah mampu menumbuhkan kemampuan para

kaur desa dalam mengidentifikasi data sumber daya/potensi wilayah yang sesuai

dalam perencanaan pembangunan desa. Di samping itu, melalui diskusi yang

dilakukan juga telah dikembangkan sejumlah indikator perencanaan

pembangunan desa yang berkesinambungan yang dapat digunakan untuk

menyusun peta potensi wilayah.

Dalam hal ini dapat dikemukakan, bahwa pemahaman terhadap makna

pemanfaatan citra satelit dan disertai dengan kemampuan untuk melakukan

pengidentifikasian terhadap sumber daya wilayah yang riil, yang sesuai dalam

mengembangkan perencanaaan pembangunan desa sehingga memudahkan peserta

pelatihan untuk mengembangkan indikator-indikator perencanaan pembangunan

desa yang nyata. Kesemuanya itu pada akhirnya memudahkan juga para peserta

pelatihan untuk mempraktikkannya dalam menyusun peta potensi wilayah yang

19

mendukung perencanaan wilayah kedepan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa

kegiatan praktik penyusunan peta potensi wilayah yang berbasis data citra satelit

menumbuhkan kemampuan para kaur desa di lingkungan Kecamatan gerokgak

dalam mengembangkan potensi wilayah dalam bentuk data digital sebagai media

dalam perencanaan pengembangan wilayah desa.

Keberhasilan peserta pelatihan dalam menyusun peta potensi wilayah yang

berbasis data digital sebagai sumber basis data mencerminkan kemampuan

profesional (kompetensi professional) para kaur desa di lingkungan Kecamatan

Gerokgak. Kemampuan ini menjadi modal dasar yang sangat positif dalam

mewujudkan diri sebagai kaur desa yang professional.

1.2.2 Nilai Kebermanfaatan Pelatihan

Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan

wilayah memiliki nilai kebermanfaatan bagi para kaur desa dalam perencanaan

pembangunan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah sepenuhnya.

Melalui pelatihan yang dilakukan telah mampu meningkatkan kemampuan teoritis

para kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak, dalam perecanaan

pengembangan wilayah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah secara

utuh. Kegiatan pelatihan juga telah mampu menumbuhkan kemampuan para kaur

desa mengidentifikasi sumberdaya/potensi desa berdasarkan citra satelit dengan

skala prioritas pembangunan baik dalam bidang fisik maupun non fisik untuk

kesejahteran masyarakat desa. Hal yang menggembirakan juga, melalui pelatihan

ternyata telah memberikan pengalaman (praktik) kepada para kaur desa dalam

mengembangkan sumberdaya yang ada berdasarkan citra satelit kemudian

menginterpretasi sehingga dapat digambarkan persebaran ruang potensi tersebut

yang diwujudkan dalam bentuk peta potensi desa. Produk ini pada masa kedepan

dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan

pembangunan yang berkesinambungan.

Nilai kebermanfaatan pelatihan seperti telah dikemukakan juga dijaring

melalui angket. Hasil angket menunjukkan bahwa nilai kebermaantan pelatihan

ini bagi kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak tergolong tinggi. Hal

tersebut dengan jelas terlihat dari 80% peserta pelatihan memperoleh nilai dengan

20

kriteria sangat bermanfaat dan 20% ( > 89) yang memperoleh nilai dengan kriteria

bermanfaat (nilai 70 – 89), atau dengan kata lain, pelatihan yang dilakukan dalam

kegiatan P2M ini manfaatnya adalah tinggi.

Tanpa pelatihan ini, peserta pelatihan masih memandang bahwa program

dari pemerintah sebagai harga mati yang harus digunakan untuk mengembangkan

pembangunan desa. Peserta pelatihan baru mengetahui bahwa Kaur desa adalah

salah satu pengembang pembangunan desa yang paling utama dan mendasar. Para

kaur desa juga memandang bahwa melalui pelatihan ini telah ditumbuhkan

kemampuannya untuk mengakomodasi potensi desa dalam pengembangan

pembangunan desa yang berkesinambungan.

Melalui pelatihan ini baru dapat dipahami bahwa sumber data potensi dari

citra satelit merupakan salah satu sumber informasi penting, riil dan termutakhir

untuk perencanaan pengembangan wilayah. Di samping itu, dengan memasukkan

data citra satelit dalam perencanaan pengembangan wilayah, data dan infomasi

yang lebih aktual dipandang akan dapat diwujudkan dalam peta potensi desa

secara nyata dan mudah. Dengan mengakomodasi data citra satelit dalam

mengembangkan pengembangan wilayah, juga peserta pelatihan merasa ikut

melaksanakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang berbasis data

digital dalam perencanaan pengembangan wilayah guna mendukung pelaksanaan

otonomi daerah yang sebenarnya.

Berkenaan dengan itu, para kaur desa masih mengharapkan ke depan

pelatihan sejenis ini tetap ada sehingga pemahaman tentang citra satelit sebagai

media identifikasi sumberdaya/potensi desa untuk menampilkan basis data riil,

aktual dan mutakhir selalu dapat diwujudkan. Di samping itu, pelatihan sejenis

ini semestinya juga diberikan kepada teman-teman kaur desa di wilayah lain,

sehingga ada kesamaan pandangan tentang pemaknaan terhadap perencanaan

pengembangan wilayah berbasis data citra satelit. Harapan lain dari peserta

pelatihan adalah diadakannya alat-alat yang mendukung untuk analisis citra

satelit sebagai sumber data digital potensi desa oleh pemerintah. Sehingga para

kaur lebih sering latihan dan menjadi terbiasa untuk menginterpretasi. Hal ini

berdampak pada lebih dikenal dengan detai potensi yang ada seingga dapat

disusun perencanaan pengembangan wilayah sesuai dengan skala prioritas.

21

Berpijak pada apa yang telah dikemukakan tersebut, dapat dinyatakan

bahwa keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh

TIM P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha ini juga tidak lepas dari

observasi awal yang dilakukan, terutama terkait dengan perencanaan

pengembangan wilayah tidak hanya berdasarkan atas data lapangan/teristerial

saja akan tetapi juga data/ informasi berbasis pada citra satelit (ekstrateristerial)

untuk mendapatkan data yang lebih riil, cepat, akurat dan mutakhir. Hal lain yang

menonjol yang dipandang memudahkan pelaksanaan pelatihan adalah penguasaan

peserta pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan

wilayah terutama dalam mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber daya

yang ada. Kenyataan tersebut menyebabkan pengidentifikasian potensi desa yang

relevan dengan perencanaan prioritas pembangunan menjadi lebih mudah

dilakukan dan tepat sasaran.

Selain itu, keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

dilakukan oleh TIM P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha ini juga sangat

ditunjang kemampuan peserta pelatihan tentang penyusunan peta potensi desa.

Kemampuan tersebut menjadikan pada waktu sesi praktik penyusunan peta

potensi peserta pelatihan tidak mengalami kesulitan, dan Tim P2M yang

mendampingi juga menjadi lebih mudah. Di samping itu, kematangan peserta

pelatihan sebagai kaur desa yang menguasai materi yang terkait dengan aspek-

aspek pembangunan terlihat dari pemikiran-pemikiran yang berorientasi pada

pengembangan desa yang disampaikan dalam penyusunan peta potensi, sehingga

peta yang tersusun mencirikan prioritas pembangunan yang lebih riil sesuai

dengan potensi yang ada.

22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Melalui pelatihan pemanfaatan citra satelit ternyata telah mampu

memberikan kemampuan kepada kaur desa untuk mengidentifikasi

sumberdaya atau potensi wilayah dalam rangka perencanaan

pengembangan wilayah dalam pelaksanaan otonomi yang nyata. Hal

tersebut dapat dilihat dari produk pelatihan yang dihasilkan, yaitu:

a. Teridentifikasikannya potensi wilayah melalui citra satelit yang

meliputi sumberdaya alam dan manusia, merupakan aset utama dalam

pembanguna wilayah baik dalam kuantitas dan persebarannya.

b. Tersusunnya Peta potensi wilayah sebagai media penyaji informasi riil

dan database, sehingga akan lebih memudahkan dalam pengelolaan aset

untuk kepentingan pembangunan.

4.1.2 Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan

wilayah dipandang memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi oleh para

kaur desa di Kecamatan Gerokgak. Sebagian besar (80%) nilai yang

dicapai dari angket yang disebarkan tergolong ke dalam kriteria sangat

bermanfaat dan 20% tergolong bermanfaat. Tidak satu peserta pelatihan

yang mengemukakan bahwa pelatihan ini kurang atau tidak bermanfaat,

bahkan yang menyatakan manfaatnya biasa-bisa saja tidak dijumpai.

Dengan demikian pelaksanaan pelatihan dalam P2M ini dinyatakan

berhasil.

4.2 Saran

4.2.1 Memperhatikan permasalahan pengelolaan sumberdaya/potensi wilayah

yang berkualitas dan tepat sasaran dalam suatu wilayah, ke depan

pelatihan sejenis ini juga dipandang penting dilakukan pada wilayah lain

dalam skup yang lebih luas sehingga keseimbangan antara kepentingan

nasional dan daerah dapat terwujudkan melalui pelatihan seperti ini.

4.2.2 Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di desa dalam pengelolalaan

potensi wilayah, ketersedian citra satelit dan sumber database yang lain

23

sangat dibutuhkan. Data tersebut dapat dipakai sebagai bahan

pertimbangan oleh pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan,

baik dalam kuantitas maupun kualitas.

4.2.3 Ke depan juga dipandang penting mengadakan ”workshop” untuk

menghasilkan Peta potensi wilayah partisipatif. Dimana peta potensi

wilayahnya digambarkan sendiri, sehingga dalam menjaga, memelihara

dan pengelolaan sangat detail sehingga hasil pembangunan lebih dapat

dirasakan oleh segenap masyarakat.

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Buku Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat.LPM Universitas

Pendidikan Ganesha.

Anonim. Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992, tentang Penataan Ruang

Anonim. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah

Anonim. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967. tentang Kehutanan

Chambel, J.B. 1987. Intoduction to Remote Sensing. Third Edition. The Guilford

Press. New York.

Lillesand, T.M dan Kiefer, R.W. 1994. Penginderaan Jauh dan interpretasi

Citra. Diterjemahkan oleh Dulbahri, Suharsono P., Hartono, Suharyadi,

Sutanto (penyunting). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mitchel, Bruce; B. Setiawan, Dwita Hadi Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya

dan Lingkungan. Gadjah Mada Press: Yogyakarta.

Riyadi dan Bratakusumah, D.S. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah ;

Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutikno dan Sudarmaji. 2001. Dilema Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air

dalam Otonomi Daerah. Makalah. Fakultas Pasca-Sarjana UGM

Yogyakarta.

25