pelabuhan edit print

28
Perencanaan Pelabuhan PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan/maritim, dimana peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan, dan sebagainya (Bambang Triatmodjo, 2003). Dengan adanya pelayaran antara satu tempat dengan tempat lainnya, hal ini akan membuka jalinan hubungan antara daerah. Perkembangan daerah yang terus terjadi menimbulkan suatu kebutuhan akan adanya pelabuhan di suatu daerah. Menurut Bambang Triatmodjo (2003), pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito), dan tempat-tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang di mana barang- barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Ditinjau dari segi penggunaannya, pelabuhan dapat dibagi atas beberapa macam, yaitu: 1. Pelabuhan minyak; 2. Pelabuhan ikan; 3. Pelabuhan barang; 4. Pelabuhan penumpang; 5. Pelabuhan untuk keperluan campuran; dan 6. Pelabuhan militer. 1 BAB I

Upload: homhayadoe

Post on 10-Dec-2014

129 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan/maritim, dimana peranan pelayaran

adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan,

pertahanan/keamanan, dan sebagainya (Bambang Triatmodjo, 2003). Dengan

adanya pelayaran antara satu tempat dengan tempat lainnya, hal ini akan

membuka jalinan hubungan antara daerah. Perkembangan daerah yang terus

terjadi menimbulkan suatu kebutuhan akan adanya pelabuhan di suatu daerah.

Menurut Bambang Triatmodjo (2003), pelabuhan (port) adalah daerah

perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas

terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar

muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito), dan

tempat-tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan

gudang-gudang di mana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih

lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.

Ditinjau dari segi penggunaannya, pelabuhan dapat dibagi atas beberapa

macam, yaitu:

1. Pelabuhan minyak;

2. Pelabuhan ikan;

3. Pelabuhan barang;

4. Pelabuhan penumpang;

5. Pelabuhan untuk keperluan campuran; dan

6. Pelabuhan militer.

Konstruksi pada pelabuhan yang digunakan untuk menyandarkan kapal-

kapal dan menambatkannya pada waktu melakukan bongkar muat barang dan

menaikturunkan penumpang disebut dermaga. Dermaga menurut konstruksinya

dapat dibagi atas:

1. Jembatan perancah (jetty/pier);

2. Dinding tegak (quai/wharf); dan

3. Ponton terapung.

1

BAB

I

Page 2: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Pada tugas perencanaan pelabuhan ini ditekankan pada perencanaan

pelabuhan penumpang yang terletak di sebuah sungai yang berjarak sekitar 10

km dari garis pantai. Pada lokasi yang ditinjau, perlu diperhitungkan sedimentasi

yang terjadi, sehingga dapat diketahui berapa volume pengerukan yang harus

dilakukan. Dengan demikian dapat diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan

untuk pelabuhan tersebut, termasuk biaya operasional dan konstruksinya.

Untuk merencanakan pelabuhan penumpang, ada beberapa hal yang

harus dipenuhi sebagai persyaratan, diantaranya:

1. Dermaga harus panjang dan dapat menampung seluruh panjang kapal

atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal.

2. Tersedianya kantor imigrasi

3. Tersedianya kantor bea cukai.

4. Adanya kantor keamanan.

5. Adanya kantor direksi pelabuhan.

6. Adanya kantor maskapai pelayaran.

7. Depot minyak dan air bersih.

8. Adanya tempat parkir.

9. Fasilitas pelayanan publik.

10. Adanya tempat ibadah.

Semua persyaratan di atas harus dipenuhi oleh pelabuhan untuk

menciptakan kelancaran dan pelayanan yang baik. Dengan pelayanan yang baik,

tentunya hal ini akan menyebabkan pelabuhan akan semakin sering disinggahi

oleh kapal-kapal.

2

BAB

II

Page 3: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

DASAR-DASAR PERENCANAAN PELABUHAN

Pembangunan pelabuhan membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh

karena itu, diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang matang untuk

memutuskan pembangunan suatu pelabuhan. Keputusan pembangunan

pelabuhan umumnya didasarkan pada pertimbangan ekonomi, politik, dan

teknis. Ketiga faktor ini saling berkaitan, namun biasanya yang paling

menentukan adalah pertimbangan ekonomi.

2.1 Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan

Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka pelabuhan

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Bambang Triatmodjo, 2003):

1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat

seperti jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang

dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan cepat.

2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang

(daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.

3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup,

sehingga kapal dapat dengan leluasa melakukan pergerakan untuk keluar

masuk pelabuhan.

4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh

selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang

atau mengisi bahan bakar.

5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang-

gudang tempat penyimpanan barang setelah bongkar muat.

6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

2.2 Pemilihan Lokasi Pelabuhan

Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan

daratan. Tinjauan daerah perairan menyangkut luas perairan yang diperlukan

3

Page 4: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

untuk alur pelayaran, kolam putar, penambatan dan tempat berlabuh, dan

kemungkinan pengembangan pelabuhan di masa mendatang. Daerah perairan

ini harus terlindung dari gelombang, arus dan sedimentasi.

Keadaan daratan tergantung pada fungsi pelabuhan dan fasilitas yang

berhubungan dengan tempat pengangkutan, penyimpanan dan industri.

Pembangunan suatu pelabuhan biasanya diikuti dengan perkembangan daerah

di sekitarnya. Untuk itu daerah daratan harus cukup luas untuk mengantisipasi

perkembangan industri di daerah tersebut.

Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah

sebagai berikut:

1. Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan

termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.

2. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur

dan kolam pelabuhan.

2.2.1 Tinjauan topografi dan geologi

Keadaan topografi daratan dan keadaan dasar sungai harus

memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk

pengembangan di masa datang. Daerah yang akan digunakan untuk perairan

pelabuhan harus mempunyai kedalaman yang cukup sehingga kapal-kapal bisa

masuk ke pelabuhan. Daerah daratan harus cukup luas untuk membangun

fasilitas-fasilitas yang mendukung suatu pelabuhan seperti dermaga, gudang,

jalan, kantor, dan sarana-sarana penunjang lainnya.

Selain keadaan topografi, kondisi geologi perlu diteliti untuk

memperkirakan sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah perairan dan

kemungkinan menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun tempat

lain. Kondisi lapisan tanah pada daerah rencana pembangunan pelabuhan juga

perlu diteliti, untuk mengetahui bagaimana daya dukung tanah tersebut

terhadap bangunan di atasnya. Selain itu jenis sedimentasi perlu diketahui untuk

memperkirakan jenis alat keruk yang dapat dipakai pada lokasi tersebut.

2.2.2 Tinjauan pelayaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam suatu pelayaran adalah pengaruh

angin, gelombang, dan arus yang dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja

pada kapal. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam perencanaan

4

Page 5: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

pelabuhan agar mudah dan nyaman dilalui kapal-kapal yang akan

menggunakannya.

2.2.3 Tinjauan sedimentasi

Peninjauan sedimentasi yang terjadi harus diperhitungkan dengan baik.

Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi

harus sesedikit mungkin. Proses erosi dan sedimentasi yang terjadi berpengaruh

pada jenis sedimen dasar dan juga tergantung pada arus yang mengalir melalui

lokasi kolam pelabuhan. Selain itu, sedimentasi juga dipengaruhi oleh keadaan

hutan yang berada di atas aliran sungai. Bila kondisi hutan di atas kolam

pelabuhan adalah hutan gundul ataupun terjadi penebangan hutan secara liar,

maka air hujan yang turun tidak dapat meresap langsung ke dalam tanah,

sehingga akan mengalir ke sungai, selanjutnya keadaan ini mempengaruhi

kecepatan pengangkutan.

Sedimentasi di bagian atas kolam pelabuhan akan memperbesar jumlah

sedimen yang akan mengendap di kolam pelabuhan, sehingga perlu diadakan

pengerukan yang memerlukan biaya yang cukup besar.

2.2.4 Tinjauan gelombang dan arus

Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan pelabuhan.

Untuk pelabuhan yang terletak di sebuah estuari, maka pengaruh akibat

gelombang tidak begitu besar, sehingga untuk perencanaan tidak

diperhitungkan. Adapun gelombang yang timbul hanya diakibatkan oleh kapal

yang bergerak dan dalam hal ini sangat kecil pengaruhnya.

2.3 Draft Kapal

Draft (sarat) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan

muatan maksimum atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan

dengan titik terendah kapal. Pada Tabel 1.1 Buku Pelabuhan karangan Bambang

Triatmojo dapat dilihat bahwa untuk kapal penumpang yang mempunyai bobot

mati 3.000 ton, mempunyai panjang (Loa) 99 meter, lebar 14,7 meter, dan draft

4,5 meter. Untuk keamanan, draft kapal harus ditambahkan dengan suatu nilai

keamanan yang besarnya adalah 1,5 m. Sehingga draft total kapal adalah

sebesar 6 m.

5

Page 6: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

2.4 Ukuran dan Bentuk Pelabuhan

Ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran kapal-kapal yang

akan menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. Dalam tugas

rancangan pelabuhan ini direncanakan ukuran dan bentuk pelabuhan sedemikian

hingga sesuai dengan perkiraan untuk 20 tahun ke depan. Hal tersebut karena

pelabuhan ini merupakan pelabuhan penumpang yang tidak terlalu besar

(disesuaikan dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,13% per tahun).

Berdasarkan karakteristik kapal yang disebutkan tadi, maka panjang dermaga

yang dibutuhkan (terpakai) untuk merapatnya kapal tersebut adalah sebagai

berikut:

Lp = n . Loa + (n – 1) 15 + 2 . 25

= 1 . 99 +(1 – 1) 15 + 50

= 149 m

Jadi diperkirakan panjang dermaga terpakai adalah 149 meter. Lebar total

kolam pelabuhan direncanakan 240 m sehingga di sisi sungai dikeruk sejauh 40

m dari lebar sungai yang sudah ada, yaitu sebesar 200 m, sehingga kapal dapat

berputar di dalam kolam. Sebagai kontrolnya:

B` = b(2) + (30 s.d. 40) m

= 14,7(2) + 40

= 69,4 m < 200 m (lebar mulut pelabuhan)

2.5 Fender

Fender berfungsi untuk menahan gaya dan menyerap energi benturan

yang disebabkan oleh tumbukan kapal pada waktu kapal merapat ke dermaga.

Fender juga melindungi rusaknya cat pada badan kapal karena gesekan antara

kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak gelombang, arus dan angin. Bila

dinding dermaga tidak dilindungi, maka konstruksi dermaga akan cepat rusak.

Untuk itu di sepanjang dermaga diberikan konstruksi pelindung yaitu fender.

Menurut Bambang Triatmodjo (2003), terdapat beberapa tipe fender, yakni

fender kayu, fender karet, dan fender gravitasi.

6

Page 7: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

ANALISA SEDIMEN

Pada sebuah sungai akan dibangun suatu pelabuhan penumpang. Dalam

merencanakan pelabuhan tersebut perlu diadakan suatu analisa sedimentasi

yang akan mempengaruhi kedalaman dasar kolam pelabuhan.

Data sungai:

Lebar sungai (B) = 200 m

Kemiringan dasar (I) = 4 x 10-3

Kemiringan talud = 1 : 3 (vertikal : horizontal)

Kedalaman air rata-rata (h) = 8 m

Kekasaran dasar (k) = 2,5 x 10-2 m

Jari-jari hidrolis (R) = 7,407 m

Data butiran:

Diameter butiran: d35 = 0,126 mm

d50 = 0,154 mm

d90 = 0,335 mm

Berat jenis butiran (s) = 2640 kg/m3

Berat jenis air (w) = 1010 kg/m3

Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/det2

Temperatur (T) = 20° C

3.1 Menentukan Debit Normal (Qn)

7

BAB

III

Page 8: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

A = (B + m.h)h

= (200 + 3 x 8)8

= 1792 m2

Asumsi pengaliran adalah turbulen sempurna dengan dasar hidrolik kasar.

C = 18 log = 18 log = 63,916 m1/2/dt

= C

= 63,916

= 11,002 m/dt

Kontrol:

= 1 x 10-6 m2/dt

Re = = =81,489 x 106

Berdasarkan Diagram Chezy, pengaliran adalah hidrolik kasar sehingga asumsi

awal benar.

Q = A x = 1792 x 11,002 = 19715,584 m3/dt

Jadi, debit normal sungai (Qn) = 19715,584 m3/dt.

3.2 Menentukan Ada Tidaknya Angkutan Bed Load Pada Qn

D35 = 0,126 mm = 1,26 x 10-4 m

Re =

=

= 67,895

Berdasarkan Grafik S3, butiran dinyatakan bergerak.

8

Page 9: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

D50 = 0,154 mm = 1,54 x 10-4 m

Re =

=

= 82,982

Berdasarkan Grafik S3, butiran dinyatakan bergerak.

D90 = 0,335 mm = 3,35 x 10-4 m

Re =

=

= 180,498

Berdasarkan Grafik S3, butiran dinyatakan bergerak.

Hal ini menunjukkan bahwa semua butiran bergerak.

Fr = = = 1,243 > 1 (air mengalir cepat)

3.3Menentukan Volume Sedimen Pada Qn

Untuk menentukan volume sedimen digunakan rumus Frijlink, Einstein, dan

MPM (diambil volume timbunan yang terbesar).

3.3.1 Metoda Frijlink

Dipakai dm = d50 = 0,154 mm

Cd90 = 18 log = 18 log = 97,628 m1/2/dt

= 0,529

9

Page 10: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

= 0,016

Berdasarkan Grafik S9 didapat:

= 5

Tb = 5 x dm (g..R.I)1/2

= 5 x (1,54 x 10-4) x (9,8 x 0,529 x 7,407 x 0,004)1/2

= 3,018 x 10-4 m3/dt

Tb selebar sungai = 3,018 x 10-4 m3/dt x 200 m

= 0,0604 m3/detik

Volume sedimen selama 1 tahun = 0,0604 x 365 x 24 x 3600

= 1.903.353,126 m3

3.3.2 Metoda Einstein

Dipakai d35 = 0,126 mm; = 0,529

= = 0,013

Berdasarkan Grafik S7 didapat Φ* = 10

Tb = 10 x 2640 x 1,6140,5 x (9,8 x 1,26 x 10-4)1,5

= 1,455 N/m.dt

Tb selebar sungai = 1,455 N/m.dt x 200 m

= 291,059 N/dt (berat solid di udara) atau

= = 0,011 m3/dt

Volume sedimen selama 1 tahun = 0,011 x 365 x 24 x 3600

= 346.896 m3

10

Page 11: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

3.3.3 Metoda MPM

w .R.I = 0,047.(s - w).dm + 0,25 .Tb2/3

Sungai lebar, = 1

Diameter efektif = d50 = 1,54 x 10-4 m

= 0,529

maka dengan rumus MPM:

1,01 x 1 x 0,529 x 7,407 x 0,004 = 0,047 x 1,63 x (1,54 x 10 -4 ) + 0,25 x

Tb2/3

1,583 x 10-2 = 1,179 x 10-5 + 0,117 x Tb2/3

Tb = 4,971 x 10-2 t/m.dt

Tb selebar sungai= 4,971 x 10-2 t/m.dt x 200 m

= 9,942 t/dt

Volume sedimen selama 1 tahun = 9,942 x 365 x 24 x 3600

= 313.540.621,8 t (di air) atau

= = 192.356.209,7 m3

Maka besar volume sedimen pada debit normal (Qn) diambil yang realistis yaitu

menurut Frijlink sebesar 1.903.353,126 m3/tahun.

11

Page 12: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

PENGERUKAN

Pengerukan dikenal dalam teknik pembangunan pelabuhan sebagai

sarana penunjang suatu proses pelaksanaan penggalian dan penimbunan tanah

baik di dalam air maupun di darat. Pengerukan dilakukan pada saat

pembangunan pelabuhan yaitu dalam pembuatan kolam pelabuhan, perataan

suatu dasar pemecah gelombang dan sebagainya. Pengerukan juga dilakukan

untuk memelihara kedalaman kolam pelabuhan atau alur pelayaran, karena

adanya pengangkutan sedimen. Pada pembangunan pelabuhan ini dilakukan

pengerukan awal untuk mendapatkan kedalaman yang cukup sesuai dengan

draft kapal yang akan masuk pelabuhan ini dan dilakukan pengerukan akibat

sedimentasi yang terjadi.

4.1 Pengerukan pada Awal Pembangunan Pelabuhan

Pelabuhan ini direncanakan untuk disinggahi oleh kapal penumpang yang

mempunyai karakteristik bobot mati 3000 ton, mempunyai panjang (Loa) 99

meter, lebar 14,7 meter, dan draft 4,5 meter. Draft kapal total adalah draft kapal

ditambah dengan angka koreksi karena adanya salinitas dan kondisi muatan

sebesar 1,5 m. Draft kapal total menjadi 4,5 m + 1,5 m = 6 m.

4.1.1 Data kapal keruk

Jenis kapal keruk yang dipakai untuk pengerukan awal pembangunan

tersebut adalah kapal keruk hidraulis yang memiliki cara kerja dengan mengayun

(swing) dimana arah kepala hisap digerakkan dalam radius dan kedalaman

tertentu.

Ukuran pipa penghisap 16 inchi yang dapat menghasilkan produk hisap

sebesar 200 cu Yard/jam atau 200 x 0,764 m3/jam = 152,8 m3/jam

Data kapal keruk:

Diameter pipa penghisap : 0,406 m

12

BAB

IV

Page 13: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Panjang Lambung : 13,725 m

Panjang Ladder : 12,810 m

Jarak spud dengan pisau pemotong : 26,840 m

Jarak penyapuan : 29,814 m

Sudut Inklanasi : 60°

Lebar kerja minimum : 17,090 m

Kedalaman pengerukan (Zs) : 11,094m

Lebar alur pengerukan : 10 m

4.1.2 Volume pengerukan kolam pelabuhan

Ukuran kolam pelabuhan yang direncanakan dalam tugas rancangan

pelabuhan ini adalah dengan lebar 40 m dan panjangnya 180 m. Jadi sungai

tempat kolam pelabuhan akan dibuat harus diperlebar sebesar 40 m dari lebar

semula yaitu 200 m. Pengerukan di sungai dilakukan dengan kapal keruk,

sedangkan pada bagian pelebaran mula-mula dikeruk dengan backhoe hingga

mencapai kedalaman 4 m dari tanah yang belum dikeruk. Dengan demikian pada

bagian pelebaran ini kedalaman pengerukan oleh kapal keruk adalah sebesar 4

m. Pengerukan sungai dilakukan dari wilayah dimana dermaga akan dibangun.

Hal ini akan memudahkan dalam membuang tanah kerukan untuk selanjutnya

digunakan untuk timbunan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka volume pengerukan kolam pelabuhan

pada awal pembangunan adalah:

1. Pada jarak sekitar 10 km dari garis pantai, kedalaman sungai rata-rata

adalah 8 m, sehingga tidak diperlukan pengerukan.

2. Daerah pelebaran sungai untuk kolam pelabuhan sebesar 40 m

kedalaman pengerukan adalah 8 m. Volume pengerukan: 8 x 40 x 180

= 57.600 m3.

Volume total kerukan = 57.600 m3.

4.1.3 Volume pengerukan alur pelayaran

Alur pelayaran dibuat sepanjang 10 km yaitu dari garis pantai. Kedalaman

sungai rata-rata adalah 8 m, sehingga untuk kapal dengan draft 4,5 m tidak

diperlukan lagi pengerukan alur pelayaran.

13

Page 14: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

4.1.4 Waktu pengerukan pada awal pembangunan pelabuhan

Berdasarkan uraian perkiraan volume pengerukan di atas, maka waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan pengerukan dengan kapal keruk dapat

diperkirakan. Adapun kapal keruk bekerja selama 10 jam sehari. Perhitungan

untuk waktu pengerukan adalah sebagai berikut:

- Produksi hisap kapal keruk = 152,8 m3/jam

- Produksi hisap 1 hari (10 jam kerja) = 10 x 152,8 = 1.528 m3/hari.

- Volume total kerukan = 57.600 m3.

Waktu pengerukan = = 38 hari/1 kapal keruk

4.1.5 Pengerukan dengan backhoe

Pengerukan dengan backhoe lazim disebut dengan penggalian.

Penggalian ini dimulai dari elevasi nol sampai kedalaman efektif backhoe yaitu 4

m. Dengan demikian dapat dihitung volume galian: 40 x 180 x 4 = 7.200 m3

Volume total galian = 7.200 m3.

Produktivitas backhoe:

- Kapasitas bucket : 1 m3

- Tanah galian = tanah lanau basah

- % swell : 23 %

- Dalam pemotongan : 4 m

- Sudut swing : 90˚

- Kondisi pekerjaan = sedang

Kapasitas buket: 1/1,23 = 0,81 m3/trip

Time cycle:

- Pengisian bucket : 7 detik

- Angkat beban dan swing : 10 detik

- Dumping (pembuangan) : 5 detik

- Swing kembali : 5 detik

- Waktu tetap, percepatan, dan lain-lain : 5 detik

Total waktu = 32 detik = 0,53 menit = 0,0089 jam

Banyak trip = 1/0,0089 = 113 trip/jam

Produksi teoritis = 0,81 x 113 = 92 m3/jam

Faktor koreksi:

14

Page 15: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

- Efisiensi kerja: 50 menit/jam (0,83 jam)

- Untuk kondisi kerja dan tata laksana sedang: 0,65

- Faktor swing dan kedalaman galian:

- Tanah lanau dan basah : 10,2

- Kedalaman optimum : 4/10,2 x 100 % = 39,22 %.

- Swing 90% : 0,80

- Faktor pengisian : 0,90

Faktor koreksi total : 0,83 x 0,65 x 0,80 x 0,90 = 0,39

Produksi/jam : 92 m3/jam x 0,39 = 35,88 m3/jam.

Dalam 1 hari : 10 x 35,88 = 358,8 m3/hari.

Waktu yang diperlukan 1 backhoe untuk sekali galian: 32 detik.

Waktu penggalian: 7.200/358,8 = 21 hari/backhoe

Direncanakan digunakan 2 buah backhoe, maka 21/2 = 11 hari.

4.1.6 Pengangkutan hasil pengerukan dengan dumptruck

Dumptruck digunakan untuk mengangkut tanah hasil pengerukan dengan

backhoe di daerah kolam pelabuhan yang akan diangkut untuk dibuang ke

daerah rendah di luar llokasi proyek. Dumptruck yang digunakan berkapasitas 6

m3

Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi muatan : 3,2 menit

Waktu perjalanan ke lokasi pembuangan dan kembali ke proyek : 10 menit

Jumlah dumptruck yang dibutuhkan :

truck/backhoe

Jadi, jumlah dumptruck yang dibutuhkan untuk 2 backhoe adalah 8 dumptruck.

4.2 Waktu Pengerukan pada Perawatan Pelabuhan

Untuk perawatan pelabuhan, pelaksanaan pengerukan adalah karena

faktor sedimentasi baik terhadap kolam pelabuhan maupun alur pelayaran.

Berdasarkan perhitungan sedimentasi pada Bab III sudah diperoleh volume total

sedimentasi yaitu 1.903.353,126 m3 atau 5.214,67 m3/hari. Dengan demikian

tebalnya sedimentasi pada alur pelayaran dan kolam pelabuhan adalah sebagai

berikut:

15

Page 16: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

t = = 0,948 m < 1,5 m (aman)

maka selang waktu diperlukannya pengerukan:

= 1,6 tahun

Pengerukan yang dilakukan pada masa perawatan adalah selebar alur pelayaran

(lebar alur pelayaran adalah 70,56 m). Besar volume sedimen pada alur

pelayaran adalah 671.559,372 m3 selama setahun.

Dengan kapasitas produksi kapal keruk sebesar 1.528 m3/hari, maka lamanya

waktu 1 kapal keruk melakukan pengerukan adalah:

= 440 hari kerja

Direncanakan 4 buah kapal keruk, sehingga waktu pengerukan adalah 3,7 bulan.

16

BAB

V

Page 17: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

FEASIBILITY

Perencanaan pembangunan suatu pelabuhan, faktor feasibility pelabuhan

tersebut juga penting diperhatikan. Hal ini karena akan membantu dalam

perkiraan biaya pelabuhan yang dibangun tersebut. Selain itu juga bisa

diperkirakan biaya pemeliharaannya dan keuntungan dari pengoperasiannya.

Feasibility meliputi perencanaan biaya pelabuhan dari awal, biaya pemeliharaan,

operasional dan benefit (keuntungan/pemasukan dari pembangunan pelabuhan

tersebut).

5.1 Biaya Pembangunan dan Perawatan

Biaya pembangunan barang ini antara lain meliputi biaya-biaya untuk

kegiatan survey, pembebasan tanah, pemagaran lahan, desain perencanaan,

pembangunan, biaya operasional, dan sebagainya.

Survey , yang merupakan peninjauan terhadap faktor-faktor ekonomis, teknis

dan faktor lainnya yang dianggap perlu dalam perencanaan pembangunan

suatu pelabuhan, sebesar Rp 130.000.000,-

Pembebasan tanah , harga tanah diasumsikan Rp 60.000,-/m2 dan luas

seluruh areal pelabuhan: (300 x 668)= 200.400 m3.

Rp 12.024.000.000,-

Pemagaran

Pagar untuk batas seluruh areal pelabuhan sepanjang 1268 m Rp

1.000.000,-/m.

Rp 1.268.000.000,-

Pembangunan fisik , meliputi:

Dermaga dengan dimensi 149 m x 21 m x 0,6 m dibangun dengan

konstruksi beton cor mutu K250 seharga Rp 4.000.000/m3.

Rp 7.509.600.000,-

17

Page 18: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Pemasangan tiang pancang diameter 500 mm dan tebal 12 mm,

dengan total berat 2800 ton.

Rp 40.026.154.150,-

Gedung stasiun utama yang meliputi pusat koordinasi pelabuhan,

kantor-kantor maskapai pelayaran, restoran/kantin, pos keamanan,

kesehatan dan sebagainya dibangun dari bahan beton dengan

perkiraan biaya seharga Rp 350.000,-/m2 dengan luas 6612 m2.

Rp 2.314.200.000,-

Menara suar,ditaksir:

Rp 172.500.000,-

Fender kayu, ditaksir:

Rp 160.000.000,-

Areal gardu listrik seluas 400 m2 dibangun dari konstruksi beton

lengkap dengan perlengkapannya,ditaksir:

Rp 1.000.000.000,-

Tangki minyak 2 buah dan tangki air 2 buah berkapasitas masing-

masing 50 ton @ Rp 50.000.000,-

Rp 200.000.000,-

Mushalla 1 buah dengan luas 400 m2 dengan harga konstruksi Rp

230.000/m2.

Rp.92.000.000,-

Lapangan parkir, yaitu lapangan parkir untuk kendaraan pengantar

penumpang dan karyawan pelabuhan seluas sekitar 25600 m2 dengan

perkerasan aspal beton seharga Rp 286.000/m2.

Rp 7.321.600.000,-

Perkerasan utama sepanjang 530 m Rp 5.348.700,-

Rp 2.834.811.000,-

18

Page 19: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Backhoe 2 buah dengan ongkos sewa @ Rp 1.500.000,-/hari untuk

pengerukan saat pembangunan selama 11 hari.

Rp 33.000.000,-

Dumptruck 8 buah dengan ongkos sewa @ Rp 800.000,-/hari untuk

pengangkutan tanah hasil pengerukan selama 11 hari.

Rp 70.400.000,-

Hammer diesel 3 buah dengan ongkos sewa @ Rp 1.245.000/hari

untuk Pemancangan tiang pancang selama 38 hari.

Rp 141.930.000,-

Kapal keruk 2 buah dengan ongkos sewa Rp 11.666.666/hari untuk

pengerukan saat pembangunan selama 19 hari.

Rp. 443.333.000,- dibulatkan Rp 443.335.000,-

Penginapan dan perumahan karyawan seluas 1344 m2 dengan harga

Rp 925.000/m2.

Rp 1.243.200.000,-

Sarana telekomunikasi (wartel dan telepon umum);

Rp.285.000.000,-

Total biaya pembangunan fisik: Rp 63.847.730.150,-

Desain, meliputi:

Biaya perencanaan, biasanya 7% dari biaya pembangunan fisik.

Rp 4.469.341.111,-

PPh/PPN, dihitung 11% dari pembangunan fisik.

Rp 7.023.250.317,-

Total biaya desain: Rp 11.492.591.430,-

Operasional, (biaya per tahun) meliputi:

19

Page 20: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Gaji karyawan, ditaksir sebanyak 100 orang yang dirata-ratakan

Rp 3.000.000/bulan/orang.

Rp. 300.000.000,-

Perawatan/ pemeliharaan, biasanya 5% dari biaya pembangunan fisik.

Rp 3.192.386.508,-

Persediaan minyak untuk generator, ditaksir:

Rp 1.300.000.000,-

Pajak perusahaan:

Rp. 40.000.000,-

Biaya penyusutan:

Rp. 50.000.000,-

Total biaya operasional per tahun: Rp 4.882.386.508,-

5.2 Benefit (Pemasukan) per Tahun

Benefit merupakan perolehan biaya pemasukan (keuntungan) terhadap

pengoperasian pelabuhan yang dihitung dari usaha penyewaan, penjualan, jasa

dan penginapan.

Sewa pelabuhan , diperkirakan kapal-kapal yang merapat ke pelabuhan

bertambat selama 2 hari untuk kapal penumpang sehingga dalam setahun

dapat bertambat 182 kapal, dengan biaya tambatan sebesar Rp

7.000.000,-/hari/kapal.

Rp 25.480.000.000,-

Jasa telekomunikasi , ditaksir:

Rp 800.000.000,-

Penyewaan kantor-kantor , untuk maskapai, restoran/kantin, pertokoan dan

sebagainya,ditaksir :

Rp. 1.800.000.000,-

Keuntungan penjualan minyak dan air , ditaksir:

Rp 710.000.000,-

20

Page 21: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Jasa parkiran , ditaksir:

Rp 54.750.000,-

Kantin , ditaksir:

Rp 100.000.000,-

Total benefit dalam setahun: Rp 28.944.750.000,-

5.3 Rekapitulasi

Rekapitulasi dilakukan untuk meninjau keuntungan dari pengoperasian

pelabuhan tersebut setelah benefit dikurangi biaya total pembangunan

pelabuhan, perawatan dan biaya operasional. Perkiraannya adalah sebagai

berikut:

- Total biaya pembangunan fisik Rp 63.847.730.150,-

- Total biaya desain Rp 11.492.591.430,- +

Biaya total pembangunan pelabuhan Rp 75.340.321.580,-

Biaya total operasional pertahun Rp 4.882.386.508,- +

TOTAL BIAYA Rp 80.222.708.088,-

Total benefit per tahun Rp 28.944.750.000,-

Umur rencana pelabuhan adalah 20 tahun sehingga perhitungan

rekapitulasi sebagai berikut:

- Total benefit (20 tahun) = Rp 28.944.750.000,- x 20 tahun

= Rp 578.895.000.000,-

- Total operasional (20 tahun) = Rp 4.882.386.508,- x 20

tahun

= Rp 97.647.730.160,-

- Biaya total pembangunan pelabuhan = Rp 80.222.708.088,-

Dengan demikian akan diperoleh rasio perbandingan benefit terhadap

pengeluaran. Perbandingan tersebut adalah:

B/C = 578.895.000.000/(97.647.730.160 + 80.222.708.088)

= 3,25

21

Page 22: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

Jadi, angka rasio B/C = 3,25 > 1, angka ini menunjukkan bahwa

pengoperasian pelabuhan dengan umur rencananya 20 tahun akan memberikan

keuntungan.

22

Page 23: Pelabuhan Edit Print

Perencanaan Pelabuhan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1988, Transportasi Sedimen, Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Bambang Triatmodjo, 2003, Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.

Yulizar dkk, 2006, Perencanaan Pelabuhan, Fakultas Teknik Universitas Syiah

Kuala, Banda Aceh.

23