1.bab 2 edit (print)

Upload: yusronazharbasyir

Post on 18-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metalurgi

TRANSCRIPT

8Laboratorium Pengujian Bahan

BAB 1LATAR BELAKANG PENGUJIAN

Dengan semakin beratnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk membuat peralatan yang lebih baik dengan harga yang murah.Hampir semua peralatan saat ini mengkombinasikan berbagai jenis material untuk memenuhi permintaan masyarakat baik itu material plastik, fiber, logam, dan karet. Terlepas dari hal tersebut logam tidak pernah luput untuk dikembangkan sehingga tidak kalahdengan material lain, namun juga terdapat kelemahan yang harus diatasi.Penelitian logam telah mencapai tahapan rekayasa mekanik yang mana material akan diuji untuk mengetahui sifat dari material, kita dapat membandingkan material satu dengan yang lainnya sehingga akan didapat bahan yang lebih baik. Sehingga akan meningkatkan efisiensi peralatan umur pemakaian serta juga menghindari kerusakan pada saat penggunaan peralatan.Material dalam sifat mekaniknya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai contoh baja memiliki sifat kuat namu mudah aus, besi memiliki sifat kuat namun dapat terkorosi. Oleh karena itu harus dilakukan rekayasa bahan agar didapat material dengan sifat yang diinginkan.Rekayasa bahan yang sering dilakukan adalah perlakuan panas fisik yaitu hardening, tempering, annealing, dan normalizing serta proses lainnya seperti quenching dari hardening. Proses ini sering digunakan pada material logam baja karena sering kali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya baja maka perlulah suatu penelitian lebih lanjut.

BAB IIPENGUJIAN KEKERASAN

2.1. Tujuan Pengujian1. Mengetahui angka kekerasan suatu bahan.2. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan bahan.3. Mengetahuai salah satu cara pengukuran kekerasan.4. Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan.2.2 Definisi KekerasanKekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya berupa penetrasi indentasi dan goresan. Kekerasan merupakan sifat mekanik yang sangat penting karena dari kekerasan dapat diperkirakan kekuatan dari material tersebut. 2.3. Pelaksanaan Pengujian2.3.1. Alat yang Digunakan Dalam Pengujian Spesifikasi Alat yang Digunakan Dalam Pengujian Kekerasana. Uji Kekerasan Vickers1. Microhardness Vickers TesterAlat ini digunakan untuk mengetahui nilai kekerasan spesimen.Spesifikasi alat : Perbesaran: 400 kali (untuk pengukuran) 100 kali (untuk observasi) Bahan uji: 0,098N; 0,245N; 0,49N; 0,9807N 1,961N; 2,942N Waktu indentor diam dari gaya pengujian 0-60 detik tiap detik/unit Nilai maksimal pergerakan dari atom whell= 0,0625 mm Berat alat: 15 kg Gambar 2.1 Microhardness Vickers TesterSumber: Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya2. Centrifugal Sand Paper MachineAlat ini digunakan untuk menghaluskan permukaan spesimen. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.Spesifikasi alat : Merk : Saphir Buatan : Jerman Diameter: 15 cm Putaran: 120 rpm

Gambar 2.2 Centrifugal Sand Paper MachineSumber: Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

b. Uji Mikrostruktur1. Mikroskop LogamAlat ini digunakan untuk melihat struktur mikro spesimen. Seperti yang terlihat pada gambar 2.3.Spesifikasi alat :

a. Merk : Nikonb. Buatan: Jepangc. Pembesaran: 450 kali

Gambar 2.3 Mikroskop LogamSumber: Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2. Kamera Digunakan untuk memotret hasil uji. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 KameraSumber: Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

3. EtsaDigunakan untuk memperjelas penampakan struktur mikro spesimen. Etsa berupa cairan kimia yang akan bereaksi dengan atom tertentu pada logam, terutama atom-atom yang tidak stabil, misalnya atom pada batas butir. Etsa yang digunakan pada pengujian ini adalah nital, yang merupakan campuran 1 5 ml white nitric acid dalam 100 ml ethyl / methyl alcohol 95 - 100%. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 EtsaSumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

4. Kertas GosokDigunakan untuk meratakan permukaan spesimen. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kertas GosokSumber :Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya5. Batu Hijau

Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaanspesimen. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 : BatuHijauSumber :Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

6. Kain FlannelDigunakan untuk menghaluskan dan membersihkan spesimen dari batu hijau yang tersisa. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Kain FlannelSumber :Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Komposisi Kimia Spesimen Uji Kekerasan vickers

Spesimen: Baja Assab 760 Komposisi: C = 0,50 % Mn = 0,50 % Si= 0,25 % Fe = 98,75 % Pergeseran Titik EutectoidUntuk menentukan suhu eutectoid dan kadar karbon Mangan dan Silicon, mengacu pada dasar teori halaman 52. Tabel 2.2 Komposisi Kimia BahanNoLogamKomposisiSuhu Eutectoid%C

1Mn0,5%7250,72

2Si0,25%7300,71

Perhitungan pergeseran titik eutectoid

= 727,48 oC

= 0,71 %

Keterangan : : Fe Fe3C : Pergeseran titik eutectoid

Gambar 2.9 Pegeseran Titik Eutectoid

Pergeseran titik eutectoid yaitu pada diagram fase Fe-Fe3C dibuat tanpa unsur paduan, jika terdapat unsur paduan maka diagram akan mengalami pergeseran. Pergeseran inilah yang dimaksud dengan pergeseran titik eutectoid. Pada kondisi awal, diagram berada pada suhu austenit yaitu 723 oC dan kadar karbon 0,83%. Setelah diberi unsur paduan yaitu Mangan 0,5% dan Silicon 0,25%, diagram mengalami pergeseran yaitu pada suhu 727,48oC dan kadar karbon 0,71%.

Bentuk dan Dimensi Spesimen

Skala= 1:1Satuan = milimeterGambar 2.10 Bentuk dan dimensi spesimen

2.3.2. Prosedur PungujianDilakukan proses heat treatment terlebih dahulu, yaitu Hardening 900 oC holding 15 menit.a. Uji Kekerasan1.Permukaan spesimen yang akan diuji dibersihkan dahulu dari terak dan kotoran dengan Centrifugal Sand Paper Machine sampai betul-betul rata dan halus dan siap diuji.2.Pemasangan benda kerja yang akan diuji harus benar-benar diperhatikan.3. Dilakukan pengujian kekerasan dengan Electricall Vickers Hardness Tester dengan pengambilan data secara acak pada permukaan benda uji. Dalam pengujian kali ini diambil 10 titik secara acak.

b. Uji Mikrostruktur1. Permukaan spesimen yang akan difoto diratakan dan dihaluskan dengan Centrifugal Sand Paper Machine.2. Permukaan spesimen dihaluskan dengan batu hijau dan digosok dengan kain flannel sampai benar-benar mengkilap dan halus.3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol, kemudian ditetesi cairan etsa.4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian fokus diatur sampai didapatkan gambar yang jelas dengan perbesaran 450 kali.5. Dilakukan pemotretan dengan kamera, kemudian hasilnya dicuci dan dicetak.2.4. Hipotesa1. Heat treatment dapat menyebabkan perubahan tingkat kekerasan. Dalam pengujian kali ini perlakuan yang diberikan pada material adalah hardening, martempering, tanpa perlakuan, normalizing dan annealing. Dari proses tersebut dapat dijelaskan mulai tingkat kekerasan paling tinggi ke rendah seperti penjelasan di bawah ini:a. HardeningDapat meningkatkan kekerasan secara meksimum tetapi memiliki tegangan dalam yang tinggi, distorsi yang tinggi dan sifat yang rapuh.b. MartemperingMerupakan perbaikan dari prosedur quenching dan digunakan untuk mengurangi distorsi selama pendinginan.c. Tanpa PerlakuanSpesimen tidak mengalami proses perlakuan panas apapund. NormalizingDigunakan untuk menghaluskan butiran yang mengalami pemanasan berlebih (overheated) dan menghilangkan tegangan dalam.e. AnnealingDapat meningkatkan keuletan material, tetapi kekerasan material akan menurun.2. Temperatur pemanasan yang semakin tinggi membuat material lebih keras karena semakin banyak butiran atom yang terbentuk daripada temperatur yang rendah.

2.5. Pengolahan DataData dari hasil pengujian dihitung dan disusun dalam bentuk Tabel, masing-masing untuk spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan, selain data tersebut, di ambil pula hasil pengujian berupa kekerasan rata-rata untuk perlakuan panas yang berbeda. Dari data-data tersebuat dilakukan dua macam pengolahan data2.5.1. Data KelompokDilakukan perbandingan nilai kekerasan sebelum dengan sesudah perlakuan panas untuk menentukan ada tidaknya perubahan nilai kekerasan. Untuk itu perludigunakan pengujian dengan metode uji standar t.

Tabel 2.2 Data spesimen tanpa perlakuan panasNoX[ X ][ X ]2

1299,714,17200,7889

2296,510,97120,3409

3290,24,6721,8089

4288,12,576,6049

5286,61,071,1449

6282,0-3,5312,4609

7281,5-4,0316,2409

8278,8-6,7345,2929

9276,2-9,3387,0489

10275,7-9,8396,6289

2855,30608,361

Gambar 2.11 Foto Mikrostruktur Tanpa PerlakuanSumber :Laboratorium Pengujian BahanTeknik Mesin Universitas Brawijaya

Dari foto mikrostruktur spesimen tanpa perlakuan panas diatas didapat bahwa spesimen tanpa perlakuan panas akan memiliki persebaran struktur butiran hitam dan putih yang tidak merata. Butiran berwarna hitam adalah perlite sedangkan butiran berwarna putih adalah ferrite. Butiran pada spesimen tanpa perlakuan panas berukuran relatif besar. Hal ini mengindikasikan bahwa spesimen tanpa perlakuan memiliki kekerasan yang rendah dan keuletan yang tinggi.

Kekerasan rata-rata

Standart deviasi

Standart deviasi rata-rata

db = n-1 = 10 1 = 9dengan = 5% makanilai t Tabel t (/2;db)t (0,025;9) = 2,26interval penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas

Jadi kekerasan spesimen rata-rata tanpa perlakuan panas memiliki nilai 266,95 sampai 304,109 VHN dengan tingkat keyakinan 95%.Tabel 2.3 Data spesimen Hardening 9000C 15 menitNoX[ X ][ X ]2

11005,617,26297,9076

2987,7-0,640,4096

31007,919,56382,5936

4993,04,6621,7156

5971,2-17,14293,7796

6963,9-24,44597,3136

7981,3-7,0449,5616

8974,2-14,14199,9396

91004,516,16261,1456

10994,15,7633,1776

9883,402137,544

Gamber 2.12 foto mikrostruktur hardening 9000 15Sumber :Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Dari mikrostruktur spesimen dengan perlakuan hardening 9000 C dan holding 15 menit didapat bahwa struktur hitam dan puih tersebar lebih merata dan butiran menjadi lebih kecil. Meskipun terlihat beberapa titik konsentrasi putih berbentuk besar dan tak beraturan. Kekerasan rata-rata

Standart deviasi

Standart deviasi rata-rata

db = n-1 = 10 1 = 9dengan = 5% makanilai t Tabel t (/2;db)t (0,025;9) = 2,26interval penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas

Jadi kekerasan spesimen rata-rata perlakuan panas hardening berkisar antara 977,327 VHN sampai 999,352 VHN dengan tingkat keyakinan 95 %.

Uji Beda Dua Rata-RataUntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kekerasan pada spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan panas dilakukan uji beda dua rata-rata dengan uji standart t.Hipotesa :Ho : 1 = 2H1 : 1 2Digunakan pengujian dua arah dengan = 5% dan db = (n1 -1) + (n2 -1) = (10-1) + (10-1) = 18Maka nilai t Tabel t (0,025;18) = 2,101Perhitungan thitung

Kedudukan thitung pada kurva distribusi t adalah sebagai berikut

Dari kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak didaerah tolak, berarti terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas.Analisa Variasi Dua ArahTujuan Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pemanasan waktuholding dan kombinasi keduanya terhadap kekerasan spesimenHipotesa :H01 : 1 = 2( media pendingin tidak berpengaruh)H11 : 1 2( media pendingin berpengaruh)H02 : 1 = 2( heating tidak berpengaruh)H12 : 1 2( heating berpengaruh)H03 : ()1 = ()2(media pendingin dan heating tidak berpengaruh)H13 : ()1 ()2(media pendingin dan heating berpengaruh)

Perulangan (z) = 5Banyaknya data = 20Banyaknya data tiap kolom (U) = 10Banyaknya data tiap baris (V) = 10Banyaknya variasi holding (x) = 2Banyaknya variasi heating (y) = 2

Tabel 2.4 Data variasi dua arah

Faktor perlakuan panasFaktor Suhu

Hardening800 oC900 oCr

976744,21.720,2

981,9698,41.680,3

985,1705,31.690,4

990,1717,11.707,2

992,3759,31.751,6

c4.925,43.624,38.549,7

Normalizing231,4280,3511,7

235,4278,9514,3

230,4292,4522,8

231,9271,8503,7

228,4288,5516,9

c1.157,51.411,92.569,4

tot6.082,95.036,211.119,1

JKT = ( a2+ b2+c2+ +t2) - FK= (9762+ 981,92+ 985,12+990,12+992,32+ 744,22+ 698,42+ 705,32+717,12+759,32+231,42+ 235,42+230,42+ 231,92+228,42+280,32+278,92+292,42+ 271,82+ 288,52) 6.181.719,241

= 3.296.759,19 - 6.181.719,241= - 2.884.960,05

= 54.779,04

= 8.145.676,702 - = 1.963.957,461 JKAB = JKP - JKA - JKB= 1.963.957,461 - 54.779,04= 120.959,01 JKG = JKT - JKA - JKB - JKAB= 2.884.960,05 54.779,04 120.959,01 = 921.022,6Dimana :FK: Frekuensi KomulatifJKT:Jangkauan Kuartil TengahJKA:Jangkauan Kuartil AtasJKB:Jangkauan Kuartil BawahJKP:Jangkauan KuartilJKG:Jangkauan Kuartil GalatF Tabel dengan = 5% F (, V1 ,V2)F1Tabel = V1= (x-1) = (2-1) = 1 V2= (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16F1Tabel( 5%, 1, 16) = 4,49

F2Tabel = V1 = (x-1) = (2-1) = 1 V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16F2Tabel( 5%, 1, 16) = 4,49

F3Tabel = V1 = (x-1) = (2-1) = 1 V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16F3 Tabel( 5%, 1, 16) = 4,49Tabel 2.7 Analisa varianSumber KeragamanDbJKKTFhitung

Pengaruh A(perlakuan panas)(x-1) = 1JKA = 1.788.199,40412 = JKA/(x-1)= 1.788.199,404/1= 1.788.199,404F1 = 12/ 2=31,0645911

PengaruhB(heating)(y-1) = 1JKB = 54.779,04

22 = JKB/(y-1)= 54.779,04/1= 54.779,04F2= 22/ 2= 0,951621209

PengaruhA& B(perlakuan panas & heating)(x-1)(y-1)= 1JKAB =120.959,0132 = JKAB/(x-1) (y-1)= 120.959,01/1= 120.959,01F3= 32/ 2= 2,101299317

Galatxy (z-1)16JKG = 921.022,62 = JKG/(x-y) (z-1)= 921.022,6/16= 57.563,9125

Jumlah ()192.884.960,052.021.501,367

Hasil Analisa1. F1 hitung> F1 Tabel = 31,0645911> 4,49Keterangan :Variasi perlakuan panas yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan, hal ini sesuai dengan hipotesa H11 : 1 2 .

2. F2 hitung< F2 Tabel = 0,951621209< 4,49Keterangan :Variasi heating yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan, hal ini sesuai dengan hipotesa H12 : 1 23. F3 hitung< F3 Tabel = 2,101299317< 4,49Keterangan :Variasi kombinasi perlakuan panas dan heating yang diberikan pada spesimen berpengaruh pada kekerasan, hal ini sesuai dengan hipotesa H13 : ()1 ()2.

2.5.2 Data Antar KelompokTabel 2.6 Data Kekerasan Hardening 900oC,15Hardening 900oC, 15

NoKekerasan (VHN)

11005,6

2987,7

31007,9

4993,0

5971,2

6963,9

7981,3

8974,2

91004,5

10994,1

9883,4

Tabel2. 7 Data Martempering 5000 CNo.Kekerasan (VHN)

1.441,3

2.401,2

3.423,0

4.444,0

5.441,3

6.434,9

7.442,5

8.439,7

9.442,1

10.441,8

4351,8

Tabel 2.8 Data Kekerasan Tanpa perlakuanNo.Kekerasan (VHN)

1.299,7

2.296,5

3.290,2

4.288,1

5.286,6

6.282

7.281,5

8.278,8

9.276,2

10.275,7

2855,3

Tabel 2.9 Data Kekerasan Normalizing 900oC, 15NoKekerasan (VHN)

1245,2

2280,3

3278,9

4292,4

5260,4

6271,8

7288,5

8298,4

9258,2

10302,8

2776,9

Tabel 2.10 Data Kekerasan Annealing 900oC, 15NoKekerasan (VHN)

1212,2

2274,3

3275,7

4226,4

5200,2

6234,5

7246,7

8255,4

9232,7

10240,5

2398,6

Tabel 2.11 Tabel kekerasan rata rata perlakuan panas

NoPerlakuanPanasRata-Rata Kekerasan (VHN)

1Hardening (air) 900 C, 15988,34

2Martempering 5000 C435,18

3Tanpa perlakuan285,53

4Normalizing 900C, 15277,69

5Annealing 900C, 15239,86

Grafik 2.1 HubunganPerlakuan Panas Hardening 9000C 15 Menit dengan Tanpa Perlakuan

Berdasarkan data kekerasan rata-rata yang disajikan pada diagram batang diatas, dapat disimpulkan bahwa perlakuan panas (hardening air 9000C, 15 menit) dapat menambah nilai kekerasan material secara signifikan

2.6 Pembahasan 1. Data KelompokPemberian perlakuan panas pada spesimen dapat merubah sifat mekanik suatu spesimen. Spesimen tanpa perlakuan panas memiliki sifat kekerasan yang berbeda dengan spesimen yang mendapatkan perlakuan panas tergantung dari perlakuan yang diberkan.Pada pengujian kali ini kelompok kami menggunakan spesimen baja asab 760 yang diberikan perlakuan Hardening 900C dengan holding 15 menit. Dari perlakuan tersebut dari uji kekerasannya didapatkan nilai kekerasan rata-ratnya 988,34 VHN. Dengan mengunakan perhitungan interval penduga kekerasan spesimen dioeroleh bahwa nilai kekeraan dari spesimen tersebut berkisar antara 977,327 VHN 999,352 VHN dengan tingkat keyakinan 95% sedangkan pada spesimen tanpa perlakuan didapatkan nilai kekerasan rata-rata 285,53 VHN.Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan baja dengan perlakuan Hardening lebih tinggi dari spesimen tanpa perlakuan, hal ini disebabkan karena Hardening didinginkan secara cepat yeng membuat pembentukan butir lebih banyak dan ukuran butirannya homogen. Tetapi pada Hardening terdapat tegangan dalam atau sisa pada spesimen. Sehingga material/spesimen dengan perlakuan panas hardening bersifat rapuh. Selain itu sifat keuletan material akan menurun jika diberi perlakuan hardening ini.

Grafik 2.2 Hubungan Perlakuan Panas Suhu Sama Beda Perlakuan dengan Kekerasan

2. Data antar kelompok.Data grafik batang, dapat diketahui hubungan antara berbagai macam perlakuan panas dengan kekerasan rata-ratanya. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan dari yang tinggi sampai yang terendah adalah Hardening 900C holding 15 menit, Martempering 500C, Tanpa perlakuan, Normalizing 900C holding 15 menit dan Annealing 900C holding 15 menit..Hardening 900C dengan holding 15 menit media pendingin air mempunyai kekerasan yang tertinggi yaitu 988,34 VHN. Hal ini disebabkan pada pendinginannya yang cepat dan mengunakan media pendingin air. Dengan pendingian cepat maka akan terbentuk banyak martensit yang mempunyai sifat keras. Cepatnya waktu pendinginan dapat membentuk inti atom yang banyak serta kecil-kecil dan stabil sehingga ikatan atomnya lebih erat yang membuat spesimen lebih keras. Martempering 500C mempunyai kekerasan sebesar 435,18 VHN. Martempering merupakan proses perbaikan dari proses quenching, dan digunakan untuk mengurangi distorsi selama proses pendinginan. Pada martempering butiran yang terbentuk lebih teratur sehingga kekerasannya dibawah hardening. Spesimen tanpa perlakuan mempunyai kekerasan sebesar 238,4 VHN. Pada spesimen ini tidak diperlakukan perlakuan panas apapun sehingga tidak terjadi perubahan sifat mekanik, sehingga kekerasannya dibawah Martempering. Normalizing 900C holding 15 menit mempunyai kekerasan sebesar 277,69 VHN. Meskipun suhu dan holding yang digunakan sama dengn hardenig, tetapi pendinginan normalizing menghasilkan kekerasan kekerasan yang jauh lebih rendah dari hardening. Hal ini dikarenakan pendinginan pada normalizing menggunakan pendinginan yang lambat sehingga menghasilkan ukuran butir yang lebih besar daripada harding, selain itu tegangan dalam material akan rendah.Pada perlakuan panas annealing 9000C holding 15 menit dan normalizing 9000C holding 15 menit menurut dasar teori, normalizing memiliki kekerasan lebih tinggi daripada annealing karena pada annealing dilakukan pendinginan yang lebih lambat sehingga material akan cenderung lebih lunak. Akan tetapi, selisih nilai kekerasan yang diperoleh dari proses normalizing dan annealing sangat kecil. Hal itu disebabkan karena suhu pemanasan dan holding time kedua proses itu sama yaitu pada suhu 9000C 15 menit

2.7 Kesimpulan dan Saran2.7.1 Kesimpulan1. Dengan perlakuan panas yang berbeda beda didapatkan nilai kekerasan yang berbeda-beda2. Secara teoritis nilai yang tinggi adalah hardening, martempering, tanpa perlakuan, normalizing, annealing. Hasil yang diperoleh dari pengujian sudah sesuai dengan teori yaitu hardening, martempering, tanpa perlakuan, normalizing, annealing.

2.7.2 Saran1. Sebaiknya pengumuman format kertas laporan diumumkan minimal empat hari dan tidak ada revisi, agar proses penulisan dapat dipercepat2. Sebaiknya asisten mengaitkan materi-materi praktikum dengan dunia perindustrian terkini3. Jaga kebersihan Laboratorium

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2013/2014