skripsi lengkap erzam fauzan (n111 07 009) terbaru edit ke-4. 21-11-13 (print)

65
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ERZAM FAUZAN N111 07 009 PROGRAM STUDI FARMASI

Upload: same

Post on 31-Dec-2015

431 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT

YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ERZAM FAUZANN111 07 009

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2013

Page 2: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT

YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

SKRIPSI

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana

ERZAM FAUZANN111 07 009

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2013

ii

Page 3: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

PERSETUJUAN

ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT

YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ERZAM FAUZAN

N111 07 009

Disetujui oleh :

Pada tanggal 2013

iii

Pembimbing Utama,

Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt.NIP. 19491018 198003 2 001

Pembimbing Pertama,

Dra. Hj. Aisyah Fatmawathy, M.Si., Apt.NIP. 19541117 198301 2 001

Page 4: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

PENGESAHAN

ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT

YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

OLEH :

ERZAM FAUZAN

N111 07 009

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Pada Tanggal : 2013

Panitia Penguji Skripsi :

1. Drs. Abd. Muzakkir Rewa, M.Si., Apt. : ..........................................

(Ketua)

2. Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt. : ..........................................

(Sekretaris)

3. Sumerheni, S.Si., M.Sc., Apt. : ..........................................

(Anggota)

4. Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,Apt. : ..........................................

(Ex Officio)

5. Dra. Hj. Aisyah Fatmawathy, M.Si., Apt. : ..........................................

(Ex Officio)

Mengetahui :Dekan Fakultas farmasiUniversitas Hasanuddin

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA., Apt.NIP. 19560114 198601 2 001

iv

Page 5: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya

sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak

benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.

Makassar, Desember 2013

Penyusun,

Erzam Fauzan

v

Page 6: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena atas

berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Farmasi, Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak

rintangan dan hambatan yang dihadapi, namun dengan doa dan bantuan

dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,

Apt. selaku pembimbing utama, Ibu Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt.

selaku pembimbing pertama, dan Ibu Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty, M.Si.,

Apt. selaku pembimbing kedua yang dengan ikhlas telah meluangkan

waktu dan pikirannya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga

penulis sampaikan kepada ; Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt. selaku

Dekan Fakultas Farmasi serta penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan dan masukan yang bermakna selama hampir

empat tahun ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada seluruh staf Fakultas Farmasi yang telah banyak memberikan

dukungan, petunjuk dan bimbingannya kepada penulis.

vi

Page 7: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan

kepada ayahanda terhormat ABD Manan Sayadi dan ibunda tersayang

HJ. Mulyani Razak yang telah banyak memberikan pengorbanan baik

moril maupun materil yang tidak akan mampu penulis balas sampai akhir

hayat, di dalam doa yang senantiasa dipanjatkan sebagai pemacu penulis

dalam menghadapi tantangan maupun rintangan selama ananda

menjalani dunia perkuliahan. Penulis juga menyampaikan terima kasih

kepada kaka saya Handriansya SE, Hj Desi Gulfianty, dan adik saya

Ahmad Pradana yang selalu memberikan curahan kasih sayang yang

sebesar-besarnya dan tak henti-henti memberikan semangat. Tak lupa

mereka yang menjadi teman seperjuangan dalam penelitian ini

Muhammad Syaiful yang selalu hadir menemani dan tak henti

memberikan semangat.

Kepada teman-teman Farmasi Angkatan 2007, khususnya Sherwin

Armanda, Ardian, Alfian Partang, Andi Syamsul Bakhri, Rizky Amalia

Salam, Dewita Fatiah, Sjalri Achmad Ariendi, Isma Aziza, Andi Irna Sari

serta kanda Muh. Ismail, S.Si, Apt., Andi Dian Permana, S.Si., serta

semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas

bantuan dan kebersamaannya dalam suka dan duka selama penulis

menuntut ilmu serta dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk

segala sesuatu yang pernah kita lewati bersama baik suka maupun duka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, banyak kekurangan dan kelemahan. Di dunia tak ada

vii

Page 8: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

satupun yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Maka

dari itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna

tambahan wawasan agar dalam pengerjaan penelitian selanjutnya dapat

lebih baik.

Akhirnya semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang farmasi, amin.

Makassar, 2013

Penulis

viii

Page 9: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kadar timbal (Pb) dalam beberapa sediaan pewarna rambut yang beredar di kota Makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan pewarna rambut yang beredar di Kota Makassar memenuhi persyaratan kadar timbal asetat, sebagai komponen pewarna, yang telah ditetapkan oleh Depertemen Kesehatan yaitu tidak melebihi dari 0,6%. Preparasi sampel dilakukan dengan mendekstruksi kering sediaan pewarna rambut tersebut dan ditambahkan dengan HNO3

p. Hasil preparasi sampel kemudian diukur kadar timbalnya menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dari hasil analisa seluruh sampel uji merek H, U, B, T, dan M telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

.

ix

Page 10: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

ABSTRACT

A research of analysis of lead (Pb) in hair dye preparations are circulated in the city of Makassar in Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) have been conducted. This research aimed to determine whether circulating hair dye preparations in Makassar eligible levels of lead acetate, as a dye component, which has been established by the Department of Health that does not exceed 0.6%. Sample preparation is done with destruction of dye preparations dried and added with HNO3 p. Sample preparation results were then measured levels of lead using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. From the analysis of the entire sample test brand H, U, B, T, and M meets specified requirements.

x

Page 11: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

DAFTAR ISI

halaman

PERSETUJUAN......................................................................................... iii

PENGESAHAN.......................................................................................... iv

PERNYATAAN............................................................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................vi

ABSTRAK...................................................................................................ix

ABSTRACT.................................................................................................x

DAFTAR ISI................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4

II.1 Kosmetik..................................................................................4

II.2 Kosmetik Rias Rambut.............................................................7

II.3 Komposisi Produk Pewarna Rambut........................................7

II.3.1 Produk Pewarna Rambut Permanen & Demi-Permanen7

II.3.2 Produk Pewarna Rambut Semi-Permanen.....................9

II.3.3 Produk Pewarna Rambut Temporer / Sementara.........10

II.4 Pewarna Rambut...................................................................12

II.4.1 Zat Pewarna Rambut....................................................12

II.4.2 Daya Lekat Zat Warna..................................................12

xi

Page 12: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

III.4.3 Proses Sistem Pewarnaan...........................................14

II.5 Absorpsi Kosmetik Secara Perkutan......................................14

II.6 Logam....................................................................................15

II.7 Timbal....................................................................................16

II.7.1 Penggunaan Timbal......................................................16

II.7.2 Toksisitas Timbal..........................................................17

II.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)..................................19

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN......................................................22

III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan...........................................22

III.2 Metode Kerja.........................................................................22

III.2.1 Pengambilan Sampel...................................................22

II.2.2 Preparasi Sampel.........................................................22

II.2.2 Pemeriksaan Kuantitatif................................................23

II.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data.....................................24

II.4 Pembahasan Hasil dan Pengambilan Kesimpulan.................24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................25

IV.1 Hasil Penelitian.....................................................................25

IV.2 Pembahasan.........................................................................26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................28

V.1 Kesimpulan............................................................................28

V.2 Saran.....................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................29

LAMPIRAN................................................................................................31

xii

Page 13: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

xiii

Page 14: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

DAFTAR TABEL

TABEL halaman

1. Contoh bahan-bahan dasar prekursor................................................8

2. Contoh bahan-bahan dasar oksidator................................................8

3. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut semi-permanen.........9

4. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut temporer..................11

5. Hasil Analisis Kuantitatif Timbal (Pb) pada pewarna rambut yang beredar di makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom..........25

6. Hasil Pengamatan Serapan Larutan Baku Timbal (Pb) pada Panjang Gelombang 283,3 nm.........................................................33

7. Hasil Pengukuran Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)......................................................................................34

xiii

Page 15: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR halaman

1. Gambar Skematik Reaksi Oksidasi Pewarna.....................................9

2. Gambar Contoh Pewarna Semi-permanen......................................10

3. Gambar Contoh Pewarna Dasar Kationik yang Digunakan dalam Produk Pewarna Rambut Semi-permanen............................11

4. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom....................................20

5. Grafik Kurva Baku Timbal (Pb) secara SSA.....................................36

xiv

Page 16: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Preparasi Sampel 31

2. Penentuan Linieritas Kurva Baku.....................................................32

3. Hasil Pengukuran Timbal (Pb)..........................................................33

4. Contoh Perhitungan Kadar Timbal Dalam Sampel...........................35

xv

Page 17: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

BAB I

PENDAHULUAN

Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu

rambut juga berfungsi sebagai pelindung kulit. Pertama sebagai pelindung

terhadap rangsang fisik seperti panas, dingin, kelembaban, dan sinar.

Kedua sebagai pelindung terhadap rangsang mekanik seperti pukulan,

gosokan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsang

kimia seperti berbagai zat kimia dan keringat (7,15).

Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin di dalam rambut

yang ada dalam lapisan korteks. Bahan asal pigmen melanin adalah

melanosit yang berada dalam umbi rambut. Melanosit adalah sel-sel yang

menghasilkan pigmen (zat warna) yang menyebabkan rambut asli dapat

memiliki bermacam-macam warna (7,1). Bila sudah mencapai usia lanjut,

warna rambut berubah menjadi putih, dan ini sering kurang disukai

keberadaannya. Rambut menjadi putih dapat disebabkan karena

hilangnya aktivitas enzim dalam sel pigmen dan bisa juga akibat faktor

keturunan (7,15,19).

Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang

digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk

mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain. Pewarnaan

rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara, menggunakan berbagai

jenis zat warna, baik zat warna alami maupun sintetik (7).

1

Page 18: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

2

Zat warna yang digunakan pada pewarna rambut salah satunya

adalah metalik, seperti timbal asetat yang dapat menghitamkan rambut

yang dikemas di dalam pewarna rambut (17). Timbal asetat digunakan

hanya untuk cat rambut kepala maksimal 0,6% (b/v) (7).

Penyalahgunaan senyawa timbal sebagai asupan untuk pewarna

rambut masih banyak terjadi. Kandungan timbal dalam kosmetik dapat

diakibatkan oleh kontaminasi dari bahan baku yang digunakan atau

penggunaan pigmen yang mengandung timbal. Timbal dapat masuk ke

dalam tubuh melalui kulit, tertelan atau kontak dengan mata kemudian

masuk ke dalam peredaran darah dan terakumulasi dalam jaringan,

terutama tulang. Jika logam seperti timbal masuk ke dalam tubuh manusia

akan menimbulkan toksisitas yang berpengaruh terhadap sistem

kardiovaskular, saraf, gastrointestinal, urinaria, endokrin, reproduksi dan

bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi (4,18).

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti

kadar timbal yang terdapat pada beberapa sediaan pewarna rambut yang

beredar di Kota Makassar. Pemilihan metode Spektrofotometri Serapan

Atom adalah karena metode ini cepat, spesifik untuk setiap unsur logam

tanpa diperlukan pemisahan, dapat mengukur kadar timbal dalam kadar

rendah serta menggunakan sampel dengan jumlah kecil.

Permasalahan yang timbul adalah apakah sediaan pewarna rambut

yang beredar di Kota Makassar memenuhi persyaratan kadar timbal

asetat, sebagai komponen pewarna/penghitam, yang telah ditetapkan oleh

Page 19: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

3

Depertemen Kesehatan yaitu tidak lebih dari 0,6% (b/v). Berdasarkan hal

tersebut diatas, telah dilakukan penelitian mengenai kadar timbal asetat

dalam sediaan pewarna rambut yang beredar di Kota Makassar yang

selanjutnya dibandingkan dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Page 20: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kosmetik

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti

keterampilan menghias, mengatur. Menurut JELLINEX, kosmetologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika,

biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan

penggunaan bahan kosmetika. Defenisi kosmetik dalam Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan

atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan

(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan

rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah

penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki

bau badan tetapi tidak dimasukkan untuk mengobati atau menyembuhkan

suatu penyakit. Dalam defenisi kosmetik diatas, yang dimaksud dengan

“tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”

adalah sediaan tersebut seyogyanya tidak mempengaruhi struktur dan

faal kulit (15).

Penggolongan kosmetika antara lain : (15)

A. Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I., berdasarkan

kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan

menjadi 13 golongan.

1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain lain.

4

Page 21: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

5

2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.

3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.

4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.

5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut

dan lain-lain.

6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.

7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerah pipi,

bedak muka dan lain-lain.

8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pastagigi, breath

freshener dan lain-lain.

9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene

spray dan lain-lain.

10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain.

11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain.

12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-

lain.

13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen

foundation dan lain-lain.

B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan :

1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara

modern (termasuk antaranya adalah cosmedics)

Page 22: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

6

2. Kosmetik tradisional :

a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari

bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-

temurun.

b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan

pengawet agar tahan lama.

c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-

benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan

tradisional.

C. Penggolongan menurut kegunaanya bagi kulit :

1. Kosmetika perawatan kulit (skin-care cosmetics)

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.

Termasuk di dalamnya:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing

cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener)

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya

moisturizer cream, night cream, anti wrinkle cream.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sun block cream/lotion

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),

misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang

berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).

Page 23: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

7

2. Kosmetika riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit

sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta

menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self

confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan pewangi

sangat besar.

II.2 Kosmetik Rias Rambut

Sediaan rias rambut adalah sediaaan kosmetika yang digunakan

dalam tatarias dengan maksud untuk pewarnaan rambut, pemucatan atau

pemutihan rambut, pelurusan rambut, pengritingan atau pengikalan

rambut dan atau penghilang ketombe, pelembut rambut, penataan rambut,

pembantu perawatan rambut, pelebatan dan atau penyuburan rambut.

Sediaan rias rambut disajikan dalam berbagai bentuk sediaan, seperti

bubuk, emulsi, gel atau jeli, krim, larutan, losio, dan pomit (7).

II.3 Komposisi Produk Pewarna Rambut (10)

II.3.1 Produk Pewarna Rambut Permanen & Demi-Permanen

Produk pewarna rambut permanen diformulasikan dengan dua

komponen yang berbeda dari prekursor-penghubung dasar dan oksidasi

basa. Prekursor dasar terdiri dari surfaktan, alkali, reduktor, prekursor,

coupler, dan air (Tabel 1). Pengoksidasi dasar terdiri dari agen

pengoksidasi (misalnya peroksida), stabilizer untuk peroksida, dan

surfaktan (Tabel 2). Karena peroksida yang tidak stabil dalam larutan

Page 24: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

8

alkali, prekursor dan pengoksidasi dasar harus diformulasikan secara

terpisah untuk penyimpanan produk.

Surfaktan digunakan untuk membantu melarutkan prekursor dan

coupler, untuk membantu menyebarkan pewarna secara merata di atas

rambut, dan untuk mengentalkan produk sehingga tidak mudah menetes

ketika digunakan. Alkali diperlukan untuk memfasilitasi reaksi oksidasi dan

zat pereduksi untuk menghambat oksidasi prekursor oleh udara. Surfaktan

dalam dasar oksidasi bekerja sebagai pengental dengan endapan

surfaktan dalam pengenceran ketika dua komponen yang dicampur

bersama-sama, sehingga campuran lebih tebal.

Tabel 1. Contoh bahan-bahan dasar prekursor

Tabel 2. Contoh bahan-bahan dasar oksidator

Page 25: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

9

Pewarna untuk produk pewarna permanen dicapai dengan reaksi

oksidasi pewarna prekursor diikuti dengan reaksi dengan coupler

pewarna. Skema reaksi pewarna oksidasi ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Gambar Skematik Reaksi Oksidasi Pewarna

Pewarnaan rambut demi-permanen mirip dengan pewarnaan

rambut permanen dalam hal pewarna oksidatif tetapi menyerupai bahan

akhir dari pewarna rambut semi-permanen. Jumlah peroksidanya kurang

dan karena itu memberikan lebih sedikit kerusakan rambut.

II.3.2 Produk Pewarna Rambut Semi-Permanen

Produk pewarna rambut semi-permanen tidak memerlukan

peroksida atau pencampuran. Formulasi terdiri dari pelarut, surfaktan,

amida, aroma, dan asam atau alkali (Tabel 3). Pelarut yang paling sering

digunakan adalah air dan glikol atau turunan glikol, dan tujuan dari asam

atau alkali adalah untuk menyesuaikan pH.

Tabel 3. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut semi-permanen

Page 26: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

10

Jenis-jenis pewarna yang digunakan adalah aromatik amina netral,

amina nitro aromatik, atau turunan antrakuinon. Beberapa contoh dari

semi permanen pewarna yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pewarna

dapat diklasifikasikan sebagai pewarna mono-, di-, atau (cincin) trinuclear.

Penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah kecil pewarna rambut

mononuklear memiliki tingkat yang lebih tinggi saat proses pembilasan.

Pewarna dalam jumlah besar mampu mencapai posisi yang lebih

terhambat dalam batang rambut sehingga warna rambut berlangsung

lebih lama.

Gambar 2. Gambar Contoh Pewarna Semi-permanen

II.3.3 Produk Pewarna Rambut Temporer / Sementara

Formulasi pewarnaan temporer dicapai dengan campuran aditif

warna, surfaktan, dan asam atau basa (Tabel 4). Produk-produk ini

tersedia dalam bentuk bilasan, gel, mousse, dan semprotan.

Page 27: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

11

Tabel 4. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut temporer

Pewarna dasar kationik sering digunakan dalam formulasi. Gambar

3 menunjukkan beberapa sampel dasar pewarna kationik. Beberapa jenis

pewarna yang digunakan untuk satu formulasi untuk mencapai warna

rambut yang diinginkan.

Gambar 3. Gambar Contoh Pewarna Dasar Kationik yang Digunakan dalam Produk

Pewarna Rambut Semi-permanen

Page 28: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

12

II.4 Pewarna Rambut

Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang

digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk

mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain (7).

II.4.1 Zat Pewarna Rambut

Zat warna yang digunakan dalam pewarna rambut dapat berupa

zat warna alam, sintetik, maupun logam. Zat warna alam yang lazim

digunakan adalah zat warna yang diperoleh dari sumber alam berasal dari

tumbuhan, baik sebagai simplisia, sediaan galenika seperti ekstrak dan

rebusan, sari komponen warna, maupun zat semisintetik yang dibuat

berdasarkan pola warna senyawa komponen warna yang terkandung

dalam simplisianya (7). Zat warna sintetik (buatan) yaitu DC orange no. 4,

DC hitam, dan DC coklat (17).

Dalam zat warna senyawa logam, peranan pewarnaan rambut

ditentukan oleh jenis senyawa logam, jenis pembangkit warna, dan

suasana lingkungan pembawanya. Oleh karena itu zat warna senyawa

logam meliputi, senyawa logam, zat pembangkit warna, asam, alkalis, dan

pembawa. Senyawa logam meliputi bismut sitrat, kadmium sulfat, kobalt

sulfat, nikel sulfat, perak nitrat, tembaga sulfat, dan timbal asetat (8).

II.4.2 Daya Lekat Zat Warna

Berdasarkan daya lekat zat warna, pewarnaan rambut dibagi dalam

3 golongan :

Page 29: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

13

1. Pewarna Rambut Temporer

Pewarnaan rambut temporer adalah pewarnaan rambut yang akan

menambah cerah dan warna pada rambut serta tidak menunjukkan efek

yang kekal atas warna rambut. Sifat pewarnaannya pada rambut sebentar

dan mudah dihilangkan dengan keramas menggunakan sampo (7). Bahan

pewarna jenis ini adalah pewarna asam yang mempunyai molekul besar

sehingga tidak mampu masuk ke dalam batang rambut dan mudah

terlepas (17).

2. Pewarna Rambut Semipermanen

Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang

memilki daya lekat tidak terlalu lama; daya lekatnya ada yang 4-6 minggu,

ada juga yang 6-8 minggu. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan

terhadap keramas sampo, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya

akan luntur juga (7).

3. Pewarna Rambut Permanen

Pewarnaan rambut permanen adalah pewarnaan rambut yang

memilki daya lekat jauh lebih lama dan akan tetap melekat pada rambut

hingga :

(1) Pertumbuhan rambut selanjutnya dan rambut yang diwarnai

dipotong.

(2) Dilunturkan dengan proses pemucatan rambut

(3) Dilunturkan dengan penghilang cat

Page 30: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

14

Sifat lekat zat warna pada rambut dalam pewarnaan rambut

permanen dapat dibedakan dalam pelekatan penetrasi dan pelekatan

tersalut. Zat warna sangat lekat pada rambut sehingga tidak luntur karena

keramas sampo, dan memerlukan pewarnaan lagi setelah jangka waktu

lebih kurang 3-4 bulan. Pewarnaan rambut permanen ini lebih disukai

karena penggunaannya lebih praktis dan tidak memerlukan pengecatan

kembali dalam jangka waktu yang relatif lama (7).

III.4.3 Proses Sistem Pewarnaan

Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi

dalam 2 golongan :

1. Pewarnaan Rambut Langsung

Sediaan pewarnaan rambut lansung telah mengandung zat warna,

sehingga dapat lansung digunakan dalam pewarna rambut, tanpa terlebih

dahulu harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (7).

2. Pewarnaan Rambut Tidak Langsung

Sediaan pewarnaan rambut tidak lansung disajikan dalam 2

kemasan, masing-masing berisi komponen zat warna dan komponen

pembangkit warna. Jika hendak digunakan terlebih dahulu harus

dicampur komponen satu dengan yang lainnya (7).

II.5 Absorpsi Kosmetik Secara Perkutan

Terjadinya absorpsi kosmetika ke dalam tubuh disebabkan kulit

mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang

melekat di atasnya. Celah tersebut adalah (17) :

Page 31: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

15

1. Celah antarsel epidermis. Meskipun tersusun berlapis dan satu sama

lainnya terikat oleh jembatan antarsel, masih mempunyai celah yang

dapat dilalui oleh molekul kosmetika.

2. Celah folikel rambut. Lubang keluar folikel rambut biasanya sekaligus

juga merupakan lubang keluat kelenjar palit. Lubang ini merupakan

celah yang dapat dilalui oleh molekul kosmetika.

3. Celah antarsel saluran kelenjar keringat juga merupakan jalam masuk

molekul kosmetika.

Absorpsi kulit terhadap pewarna rambut dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya yaitu (17) :

(1) Intensitas dari pemakaian.

(2) Konsentrasi dari bahan aktif pewarna rambut.

(3) Jenis bahan dasar yang menjadi bahan pelarut pada pewarna

rambut.

(4) Luas tempat pemakaian pewarna rambut.

(5) Unsur pemakai, karena umur biasanya menentukan kondisi kulit.

(6) Struktur kulit tempat pemakaian, kulit yang terluka biasanya

mengabsorpsi pewarna rambut lebih banyak

II.6 Logam

Logam dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu logam esensial dan

logam nonesensial. Logam esensial adalah logam yang sangat membantu

dalam proses fisiologis makhluk hidup dengan jalan membantu kerja

enzim atau pembentukan organ dari makhluk hidup yang bersangkutan.

Page 32: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

16

Sebaliknya logam nonesensial adalah logam yang peranannya dalam

tubuh makhluk hidup belum diketahui, kandungannya dalam jaringan

hewan sangat kecil, dan apabila kandungannya tinggi akan dapat

merusak organ-organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Logam

yang dapat menyebabkan keracunan adalah jenis logam berat. Logam ini

termasuk logam yang esensial seperti Cu, Zn, Se dan yang nonesensial

seperti Hg, Pb, Cd, dan As (3).

II.7 Timbal

Timbal adalah sejenis logam yang lunak bewarna abu-abu kebiruan

mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal mudah

dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk

melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Logam ini termasuk ke dalam

kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia.

Logam ini mempunyai nomor atom 82 dengan bobot atau berat atom

207,2. Timbal meleleh pada suhu 328°C, dan titik didih 1740°C (18).

Timbal adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat

toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang

tercemar timbal. Timbal masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral, lewat

makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata,

serta lewat parenteral (18).

II.7.1 Penggunaan Timbal

Timbal dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai

bidang. Dalam industri baterai, timbal digunakan sebagai grid yang

Page 33: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

17

merupakan alloy (suatu persenyawaan) dengan logam bismut (Pb-Bi)

dengan perbandingan 93:7 (11)

Timbal oksida (PbO4) dan logam timbal dalam industri baterai

digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron. Alloy

Pb yang mengandung 1% stibium (Sb) banyak digunakan sebagai kabel

telepon. Alloy Pb dengan 0,15% As, 0,1% Sn, dan 0,1% Bi banyak

digunakan untuk kabel listrik (11).

Persenyawaan Pb dengan Cr (chromium), Mo (molibdenum) dan Cl

(chlor), digunakan secara luas sebagai pigmen “chrom”. Senyawa PbCrO4

digunakan dalam industri cat untuk mendapatkan warna “kuning-chrom”,

Pb(OH)2.2PbCO3untuk mendapatkan warna “timah putih”, sedangkan

senyawa yang dibentuk dari PbO4 digunakan untuk mendapatkan warna

“timah merah” (11).

Dalam perkembangan industri kimia, dikenal pula zat aditif yang

dapat ditambahkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor.

Persenyawaan yang dibentuk dari logam Pb sebagai zat aditif ini ada dua

jenis, yaitu (CH3)4-Pb (tetrametil-Pb) dan (C2H5)4-Pb (tetraetil-Pb) (11).

II.7.2 Toksisitas Timbal

Timbal adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang

bisa berasal dari tindakan yang mengonsumsi makanan, minuman, atau

melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar timbal, kontak lewat kulit,

kontak lewat mata, dan lewat parenteral. Di dalam tubuh, timbal bisa

menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan

Page 34: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

18

hemoglobin dan sebagian kecil timbal dieksresikan lewat urin atau feses

karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi

terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut (18).

Pada jaringan atau organ tubuh, timbal juga akan terakumulasi

pada tulang, karena logam ini dalam bentuk ion Pb2+ mampu

menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat dalam

jaringan tulang. Di samping itu, pada wanita hamil, timbal dapat melewati

plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah

janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama

air susu (11).

Timbal bersifat kumulatif. Mekanisme toksisitas timbal berdasarkan

organ yang dipengaruhinya adalah (18) :

1. Sistem haemopoietik; menghambat sistem pembentukan

hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia.

2. Sistem saraf; menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi,

halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.

3. Sistem urinaria; menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop of

Henle, serta menyebabkan aminosiduria.

4. Sistem gastro-intestinal; menyebabkan kolik dan konstipasi.

5. Sistem kardiovaskular; menyebabkan peningkatan permeabilitas

pembuluh darah.

6. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap

gametotoksisitas atau janin belum lahir menjadi peka terhadap

Page 35: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

19

timbal. Ibu hamil yang terkontaminasi timbal bisa mengalami

keguguran.

7. Sistem endokrin; mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi

adrenal.

8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.

II.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang

digunakan untuk mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini

seringkali mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan

sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas yag digunakan untuk

analisis kuantitatif dari logam dalam sampel (2). Metode spektrofotometri

serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom.

Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,

tergantung pada sifat unsurnya (12).

Dasar analisis menggunakan teknik spektrofotometri serapan atom

adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom analit,

maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan. Ada 4 cara

pembentukan atom dalam spektrofotometri serapan atom yaitu (14) :

1. Dengan menggunakan nyala campuran gas (Flame-AAS).

2. Melalui pembentukan senyawa hidrida diikuti pemanasan.

3. Dengan tanpa nyala untuk analisis merkuri.

4. Menggunakan pemanasan oleh listrik (Electrothermal-AAS atau

Graphite Furnace-AAS).

Page 36: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

20

II.8.1 Instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (12)

Gambar 4. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom

a. Sumber Sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga

(hollow cathoda lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang

mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder

berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu.

Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara

anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka

katoda akan memacarkanberas-berkas elektron yang bergerak menuju

anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-

elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan

bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari

tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan

elektron dan menjadi bermuatan positif.

Ion-ion gas mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan

bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi pula. Pada

katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis.

Page 37: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

21

Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat

tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda.

Atom-atom unsur dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke

tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan

spektrum pencaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan

dianalisis.

b. Monokromator

Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih

panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator

terdapat chopper (pemecah sinar), suatu alat yang berputar dengan

frekuensi atau kecepatan perputaran tertentu.

c.Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui

tempat pengatoman.

d. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan

sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa

kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi.

Page 38: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, cawan porselen,

Fume Hood, labu tentukur, Neycraft, pipet volume, spektrofotometer

serapan atom PinAAcle 900T®, tabung falcon, timbangan analitik.

Bahan yang digunakan adalah akuades, amonium hidroksida,

asam klorida, asam nitrat, baku timbal (Pb), hidrogen peroksida, sediaan

pewarna rambut (merek H, U, B, T, dan M).

III.2 Metode Kerja

III.2.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah sediaan pewarna rambut yang

mengandung timbal atau timah hitam (Pb) yang beredar di Kota

Makassar. Kriteria pemilihan sampel diprioritaskan pada sediaan pewarna

rambut yang tidak memiliki izin registrasi oleh Badan POM. Pengambilan

sampel dilakukan di beberapa pasar dan pedagang kosmetik yang

tersebar di Makassar.

II.2.2 Preparasi Sampel (9,13)

Preparasi sampel dilakukan dengan mendestruksi kering sediaan

pewarna rambut tersebut. Sampel sediaan pewarna rambut ditimbang

sebanyak 0,5 gram kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen dan

dibakar sampai membentuk abu kemudian ditambahkan dengan asam

22

Page 39: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

23

nitrat pekat. Setelah itu dimasukkan dalam Neycraft dan dipijarkan /

ditanur selama 3 jam.

II.2.2 Pemeriksaan Kuantitatif

II.2.2.1 Pembuatan larutan baku timbal (6)

Larutan timbal pekat larutkan 159,8 mg timbal nitrat p dalam 5 ml

larutan asam nitrat p encerkan air secukupnya hingga 1000,0 ml

II.2.2.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Timbal (8,9,13)

Larutan standar timbal (1000 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,

dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 10 ml HCl 3%

kemudian dicukupkan volumenya dengan akuades hingga tanda batas

(konsentrasi 100 mcg/ml).

Larutan kerja timbal dibuat dengan memipet 0, 5, 10, 15, dan 20 ml

larutan baku 100mcg/ml dan dimasukkan masing-masing ke labu tentukur

50 ml dan ditambahkan 10 ml HCl 3% kemudian dicukupkan volumenya

dengan akuades hingga tanda batas (konsentrasi 0, 10, 20, 30, dan 40

mcg/ml) kemudiaan diukur pada spektrofotometri serapan atom pada

panjang gelombang 283,3 nm.

II.2.2.3 Penentuan Kadar Timbal Dalam Sampel (8,9,13)

Sampel hasil preparasi di dalam Fume Hood diencerkan dengan

HCl 3% dan disaring sampai 10 ml ke dalam tabung Falcon kemudian

dipipet 1 ml Dari tabung tersebut kemudian dilalukan proses analisis

secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang

283,3 µm untuk mengukur kadar timbalnya.

Page 40: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

24

II.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa nilai serapan dari pengukuran

menggunakan spektrofotometer serapan atom dikumpulkan. Selanjutnya

dilakukan penghitungan konsentrasi serta kadar dari unsur analit.

II.4 Pembahasan Hasil dan Pengambilan Kesimpulan

Pembahasan diuraikan berdasarkan hasil pengolahan data yang

diperoleh dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh

badan yang berwenang.

Page 41: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian di peroleh sebagai berikut (tabel 5):

Tabel 5. Hasil Analisis Kuantitatif Timbal (Pb) pada pewarna rambut yang beredar di makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

MerekReplikas

i

Bobot Sampel

(g)

Absorban

Konsentrasi

Kadar (%)

HI 0,5027 0,0021 1,4737 0,0029II 0,5034 0,0024 1,6316 0,0032III 0,5024 0,0004 0,5789 0.0012

RATA-RATA 0,0030

UI 0,5033 0,0017 1,2632 0,0025II 0,5024 0,0012 1,0000 0,0020III 0,5044 0,0223 12,1053 0,0240

RATA-RATA 0,0022

BI 0,5037 0,0003 0,5263 0,0010II 0,5056 0,0016 1,2105 0,0024III 0,5041 0,0003 0,5263 0,0010

RATA-RATA 0,0010

TI 0,5038 0,0296 15,9474 0,0317II 0,5059 0,0434 23,2105 0,0459III 0,5046 0,0376 20,1579 0,0399

RATA-RATA 0,0392

MI 0,5029 0,0002 0,4737 0,0009II 0,5032 0,0007 0,7368 0,0015III 0,5025 0,0012 1,0000 0,0020

RATA-RATA 0,0015

25

Page 42: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

26

IV.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan analisis kadar timbal (Pb) pada

beberapa sediaan pewarna rambut yang beredar di kota Makassar

dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

Adapun sediaan rambut yang dijadikan sampel antara lain merek H, U, B,

T, dan M. Pemilihan metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah

karena metode ini cepat, spesifik untuk setiap unsur logam tanpa

diperlukan pemisahan, dapat mengukur kadar timbal dalam jumlah kecil

serta menggunakan sampel dengan jumlah kecil.

Pada proses preparasi sampel dilakukan dengan metode

desktruksi kering. Proses dekstruksi ini dilakukan dengan maksud

menghilangkan senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam

sampel sehingga yang tersisa hanya senyawa-senyawa anorganik dimana

logam-logam berat termasuk dalam senyawa anorganik tersebut.

Preparasi sampel dilakukan cara sediaan pewarna rambut

ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian di masukkan ke dalam cawan

porselen dan dibakar sampai membentuk abu kemudian ditambahkan

dengan asam nitrat pekat. Setelah itu di masukkan dalam Neycraft dan

dipijarkan / ditanur selama 3 jam. Sampel hasil preparasi di dalam Fume

Hood diencerkan dengan HCL 3% dan disaring sampai 10 ml ke dalam

tabung Falcon kemudian dipipet 1 ml. Dari tabung tersebut kemudian

dilalukan proses analisis secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

dengan panjang gelombang 288,3 µm untuk mengukur kadar timbalnya.

Page 43: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

27

Berdasarkan hasil analisis pada sampel merek H, U, B, T, dan M

diperoleh rata-rata kadar timbal (Pb) berturut-turut sebesar 0,0030%;

0,0022%; 0,0010%; 0,0392%; dan 0,0015% (tabel 5-7). Untuk persyaratan

kadar timbal (Pb) yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI

(DEPKES) dalam sediaan pewarna rambut yaitu tidak boleh melebihi dari

0,6% (7). Efek samping yang tidak diinginkan jika logam seperti timbal

masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan toksisitas yang

berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular, saraf, gastrointestinal,

urinaria, endokrin, reproduksi dan bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi

(4,18).

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa

pada semua sempel uji dengan merek yaitu H, U, B, T, dan M diperoleh

rata-rata kadar lebih kecil dari 0,6% atau sesuai dengan persyaratan yang

telah di tetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.

Page 44: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kadar timbal (Pb) rata-rata pada sediaan merek H, U, B, T, dan M

diperoleh berturut-turut sebesar 0,0030%; 0,0022%; 0,0010%;

0,0392%; dan 0,0015%.

2. Untuk seluruh sampel uji merek H, U, B, T, dan M telah memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI

yaitu kadar timbal (Pb) dibawah dari 0,6%.

V.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap cemaran logam

berat lainnya pada sediaan pewarna rambut.

2. Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa kadar

timbal pada rambut pasca penggunaan pewarna rambut

28

Page 45: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bariqina, E. dan Ideawati. 2001. Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.

2. Bender, G.T. 1987. Principal of Chemical Instrumentation. Philadelphia: W.B.Sounders Company.

3. Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Cetakan I. Jakarta: Universitas Indonesia.

4. Davis, Mary E. Reasor, Mark J. Principles of Toxicology. General Principles of Pharmacology.Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 2009.

5. Departemen Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor: 376/Menkes/Per/1990. Bahan, Zat Warna, Zat Pengawet, Dan Tabir Surya Pada Kosmetika

6. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

7. Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta : Depkes.

8. Jannah, Fathul. 2010. Pemeriksaan Asupan Timbal Pada Sediaan Pewarna Rambut Bentuk Serbuk Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Sumatera Utara : USU

9. Konde, Pravin. Analysis of the “Big Four”- toxic elements, Pb, Cd, Hg and As in the Ayurvedic Herbal Tonic - Chyawanprash using FIAS 100 coupled to a PinAAcle™ 900T AAS. Perkin Elmer Inc. India.

10. Munshi, Shushan. 2004. Hair Coloring Products. CE 457/527 Colloid and Surface Phenomena, Spring

11. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

12. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Universitas Islam Indonesia

29

Page 46: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

30

13. Sarojam, Praveen. Analysis of Pb, Cd and As in Tea Leaves Using Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry.Perkin Elmer Inc. Shelton. USA.

14. Susanto, Y. M.Si. 2010. Prinsip Dasar Atomic Absorption Spectrometry. Bandung: Pusat Penelitian Kimia-LIPI.

15. Tranggono, R.I.S dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

16. Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Penterjemah: Sutiono, L., dkk. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

17. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik. Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

18. Widowati, W, dkk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

19. Young, A. 1974. Practical Cosmetic Science 2nd Edition. London: Mills & Boon Limited.

Page 47: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

LAMPIRAN I

PREPARASI SAMPEL

31

Sediaan Pewarna Rambut

Cawan porselin

Fume Hood

- Di timbang sebanyak ±0,5 g

- dibakar sampai membentuk abu- ditambahkan asam nitrat pekat

Tabung Falcon

- Di larutkan HCl 3% dan di saring sampai 10 ml

AAS

Kadar Pb

- Dipijar/tanur selama 3 jam

Neycraft

- Di pipet 1 ml

Page 48: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

LAMPIRAN II

PENENTUAN LINIERITAS KURVA BAKU

32

Larutan standar Pb (1000 ppm)

Larutan stok (100 ppm)

- Diambil 10 ml & dimasukkan dalam labu ukur 100ml- Ditambah dengan HCl 3%

AAS, =283,3

Kurva Linearitas Baku

10 ppm0 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm

Labu tentukur 50 ml

Pipet 0 ml Pipet 5 ml Pipet 10 ml Pipet 15 ml Pipet 20 ml

- Ditambah dengan HCl 3%

Page 49: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

LAMPIRAN III

HASIL PENGUKURAN TIMBAL (Pb)

Tabel 6. Hasil Pengamatan Serapan Larutan Baku Timbal (Pb) pada Panjang Gelombang 283,3 nm

Konsentrasi (ppm) Serapan

0

10

20

30

40

0,0015

0,0151

0,0367

0,0581

0,0749

Persamaan garis regresi : y = bx - a

Dimana : y = serapan

x = konsentrasi

berdasarkan perhitungan diperoleh nilai :

a = - 0,0007

b = 0,0019

r = 0,9948

persamaan garis regresi menjadi y = 0,0019x - 0,0007

33

Page 50: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

Tabel 7. Hasil Pengukuran Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Merek KODE A C (mg/L)Berat sampel

(g)C sampel

(mg/L)kadar (%)

H I 0,0021 1,4737 0,5027 50270 0,0029II 0,0024 1,6316 0,5034 50340 0,0032III 0,0004 0,5789 0,5024 50240 0,0012

RATA-RATA 0,0030U I 0,0017 1,2632 0,5033 50330 0,0025

II 0,0012 1,0000 0,5024 50240 0,0020III 0,0223 12,1053 0,5044 50440 0,0240

RATA-RATA 0,0022B I 0,0003 0,5263 0,5037 50370 0,0010

II 0,0016 1,2105 0,5056 50560 0,0024III 0,0003 0,5263 0,5041 50410 0,0010

RATA-RATA 0,0010T I 0,0296 15,9474 0,5038 50380 0,0317

II 0,0434 23,2105 0,5059 50590 0,0459III 0,0376 20,1579 0,5046 50460 0,0399

RATA-RATA 0,0392M I 0,0002 0,4737 0,5029 50290 0,0009

II 0,0007 0,7368 0,5032 50320 0,0015III 0,0012 1,0000 0,5025 50250 0,0020

RATA-RATA 0,0015

34

Page 51: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

LAMPIRAN IV

CONTOH PERHITUNGAN KADAR TIMBAL DALAM SAMPEL

Misalnya pada pewarna rambut merek black henna yang dilarutkan

dengan HNO3 0,1N dengan berat sampel 0,5027 g dilarutkan dalam 10 ml.

Absorbansi (Y) = 0,0021

Persamaan Regresi : Y = 0,0019x – 0,0007

X=0,0021+0,00070,0019

=1,4737mg / l

C (Konsentrasi) sampel dalam 10 ml :

= 0,5027g / 10ml 502,7mg / 0,01L

= 50270 mg/l

%kadar= 1,4737mg / lx 100%=0,0029%

35

Page 52: Skripsi Lengkap Erzam Fauzan (N111 07 009) Terbaru Edit Ke-4. 21-11-13 (Print)

Gambar 5. Grafik Kurva Baku Timbal (Pb) secara SSA

36

0 5 10 15 20 25 30 35 40 450

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

f(x) = 0.001898 x − 0.000699999999999999R² = 0.994800664525222

PbLinear (Pb)

Konsentrasi (bpj)

Abs

orba

n