askep 2 edit

Upload: kakatarina014915327

Post on 05-Apr-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    1/23

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSecara umum Status Asma tikus adalah penyakit asma yang berat

    disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam

    - macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan

    sekresi yang berlebih - lebihan dari kelenjar - kelenjar dimukosa bronchus. Hal

    tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi, baik dari faktor

    ekstrinsik dan instrinsik.Di dalam Faktor Ekstrinsik memperlihatkan Asma yang

    timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang

    bereaksiterhadap antigen yang terdapat di udara ( antigen inhalasi ), seperti

    deburumah, serbuk serbuk dan bulu binatang, sedangkan pada faktor

    instrinsik nya memperlihatkan bahwa asma timbul akibat infeksi baik itu virus,

    bakteri dan jamur, cuaca iritan, bahan kimia, emosional, dan aktifitas

    yang berlebihan. Penyakit asma ini berlangsung dalam beberapa jam

    sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan

    yanglazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat

    kematian.

    Asma diklasifikasikan sebagai penyakit, intermiten reversibel,obstruktif

    dari paru-paru. Ini adalah berkembang masalah kesehatan diAmerika Serikat,

    dengan sekitar 20 juta orang terkena dampak.Dalam 20 tahun terakhir, jumlah

    anak dengan asma telah meningkatnyata, dan tidak terkemuka serius penyakitkronis pada anak-anak.Sayangnya, sekitar 75% anak dengan asma terus memiliki

    masalah kronis dimasa dewasa. Jumlah kematian setiap tahunnya dari asma telah

    meningkatlebih dari 100% sejak tahun 1979 di Amerika Serikat.Asma adalah penyakit

    saluran udara yang ditandai oleh peradangansaluran napas dan hyperreactivity

    (Meningkat tanggap terhadap berbagai.pemicu).

    Hyper-reaktivitas mengarah ke saluran napas karena onset akutkejang

    otot pada otot polos dari tracheobronchial obstruksi pohon, sehinggamengarah ke

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    2/23

    2

    lumen menyempit. Selain kejang otot, terdapat pembengkakanmukosa, yang

    menyebabkan edema. Terakhir, kelenjar lendir peningkatan jumlah, hipertrofi, dan

    mengeluarkan lendir tebal.Pada asma, kapasitas total paru (TLC), kapasitas residu

    fungsional(FRC), dan sisa volume (RV) meningkat, tetapi tanda penyumbatan

    salurannapas adalah pengurangan rasio paksa expiratory volume dalam 1

    detik (FEV1) dan FEV1 dengan kapasitas vital paksa (FVC).Sebuah alergen

    (antigen) diperkenalkan untuk tubuh, dan kepekaanseperti antibodi imunoglobulin

    E (IgE) terbentuk. IgE antibodi mengikatuntuk sel mast jaringan dan basofil di mukosa

    bronkiolus, jaringan paru-paru,dan nasofaring. Antigen-antibodi reaksi melepaskan zat

    mediator primer seperti histamin dan zat bereaksi lambat dari anaphylaxis (SRS-A) dan lain-

    lain. Ini menyebabkan mediator kontraksi kelancaran otot dan edema jaringan. Selain itu, sel

    goblet mengeluarkan lendir tebal ke saluran udarayang menyebabkan obstruksi. Asma

    intrinsik hasil dari semua penyebab lainkecuali alergi, seperti infeksi (Khususnya virus),

    menghirup iritasi, dan penyebab lainnya atau etiologi. The parasimpatis sistem

    saraf menjaditerangsang, yang meningkatkan nada bronchomotor,

    mengakibatkan bronkokonstriksi.

    B. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa Keperawatan

    A8.1Universitas Respati yogyakarta dapat mengetahui tentang penyakit

    asmatikus dan asuhan keperawatan terhadap klien dengan penyakit

    asmatikus.

    2. Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat mengetahui definisi penyakit asmatikus

    b. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi penyakit asmatikus

    c. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit asmatikus

    d. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi penyakit asmatikus

    e. Mahasiswa dapat mengetahui pathway penyakit asmatikus

    f. Mahasiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan dan

    asuhan keperawatan penyakit asmatikus

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    3/23

    3

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. DefinisiAsthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang

    dikarakteristikan oleh periode bronkospasme ( kontraksi spasme yang lama pada

    jalan nafas ). (Polaski : 1996).Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial

    yang dikateristikandengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).Asthma

    adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibeldimana trakea dan

    bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasitertentu. (Smelzer Suzanne :2001).Asmatikus adalah Suatu serangan asma yang berat, berlangsung

    dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan

    pada pengobatan yang lazim.Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat

    berakibatkematian, oleh karena itu :a.

    Apabila terjadi serangan, harus ditanggulangi secara tepat dandiutamakan

    terhadap usaha menanggulangi sumbatan saluran pernapasan.

    Keadaan tersebut harus dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor yang

    merangsang timbulnya serangan (debu, serbuk, makanan tertentu,infeksi saluran

    napas, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin,dan lain-lain).

    Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medic berupa seranganasam

    berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila serangan 1 2 jam pemberian

    obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan,aminofilin intravena,

    atau antagonis tidak ada perbaikan atau malahmemburuk.

    B. Etiologi

    1. Faktor Ekstrinsik Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitasyang disebabkanoleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    4/23

    4

    terdapat di udara(antigeninhalasi), seperti debu rumah, serbuk serbuk dan bulu

    binatang

    2. Faktor Intrinsika) Infeksi :-

    Virus yang menyebabkan ialah para influenza virus,

    respiratorysyncytial virus (RSV), Bakteri, misalnya pertusis dan

    streptokokkus., Jamur, misalnya aspergillus.

    3. Cuaca : Perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembabandihubungkandengan percepatan

    4. Iritan bahan kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara.5. Emosional : takut, cemas dan tegang.6. Aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari.

    C. Manifestasi Klinik1. Wheezing

    2. Batuk disertai dahak yang kental

    5. Diaphoresis

    6. Sianosis

    8. Kecemasan, labil dan penurunan tingkat kesadarn

    9. Tidak toleran terhadap aktifitas : makan, bermain, berjalan, bahkan

    bicara

    D. PathofisiologiAsma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolusyang

    menyebabkan sukar bernapas. Penyebab yang umum adalahhipersensitivitasbronkhiolus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yangtimbul pada asma

    tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut :seorang yang alergi

    mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlahantibody Ig E abnormal

    dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkanreaksi alergi bila reaksi dengan

    antigen spesifikasinya. (Tanjung, 2003) Padaasma, antibody ini terutama melekat

    pada sel mast yang terdapat padainterstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus

    dan bronkhus kecil.Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    5/23

    5

    tersebutmeningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mastdan

    menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,

    diantaranyahistamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan

    leukotrient),faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.Efek gabungan dari

    semua faktor - faktor ini akan menghasilkan edemalokal pada dinding bronkhioulus kecil

    maupun sekresi mucus yang kentaldalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus

    sehinggamenyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

    (Tanjung,2003) Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang

    terdapat padainterstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil.Bila

    seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebutmeningkat, alergen

    bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mastdan menyebabkan sel ini akan

    mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranyahistamin, zat anafilaksis yang

    bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient),faktor kemotaktik eosinofilik dan

    bradikinin.Efek gabungan dari semua faktor - faktor ini akan menghasilkan

    edemalokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kentaldalam lumen

    bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehinggamenyebabkan tahanan saluran

    napas menjadi sangat meningkat. (Tanjung,2003) Pada asma, diameter bronkiolus

    lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan

    tekanan dalam paru selamaeksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena

    bronkiolus sudahtersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat

    dari tekananeksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama

    ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik

    dan adekuat,tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.

    Kapasitasresidu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat

    selamaserangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.Halini bisa menyebabkan barrel chest. (Tanjung, 2003)

    a) Pencetus serangan (alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi)

    b) Kontraksi otot polos

    c) Edema mukusa

    d) Hipersekresi

    e) Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi)

    f) Hipoventilasi

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    6/23

    6

    g) Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru

    h) Gangguan difusi gas di alveoli

    i) Hipoxemia

    j) Hiperkarpia

    E. Pemeriksaan PenunjangA. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum

    pada penderita asma akan didapati :

    a. Pemeriksaan sputumPemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

    1. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dariKristaleosinopil.

    2. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (selcetakan)

    daricabang bronkus.

    3. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

    4. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya

    bersifatmukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus

    plug

    b. Pemeriksaan darah1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat

    pula terjadihipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

    2. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

    3. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas15.000/mm3dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

    4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dariIg E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari

    serangan

    B. Pemeriksaan RadiologiGambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada

    waktuserangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    7/23

    7

    yakniradiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis,

    sertadiafragma yang menurun.Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka

    kelainan yang didapatadalah sebagai berikut:

    a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilusakan bertambah.

    b. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), makagambaranradiolusen akan semakin bertambah.

    c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate padaparu.

    d. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.e. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks,

    dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran

    radiolusen pada paru-paru.

    C. Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergenyang

    dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

    D. ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapatdibagi

    menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema

    paru yaitu :

    a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right

    axisdeviasi dan clock wise rotation.

    b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakniterdapatnyaRBB (Right bundle branch block).

    c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus

    tachycardia,SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST

    negative.

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    8/23

    8

    E. Scanning paru

    Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari

    bahwaredistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada

    paru-paru.

    F. Spirometri

    Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang

    paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat

    respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer

    dilakukansebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol

    (inhaler ataunebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau

    FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak

    adanya responaerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan

    spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga

    penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak

    penderita tanpa keluhantetapi pemeriksaan spirometrinya

    menunjukkan obstruks.

    G. KomplikasiKomplikasi yang ditimbulkan oleh status asmatikus adalah

    a.Atelaktasis

    b.Hipoksemia

    c.Pneumothoraks Ventil

    d.Emfisema

    e.Gagal napas.

    H. Penatalaksanaan MedisPrinsip-prinsip penatalaksanaan status asmatikus adalah :

    1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harusdiperhatikan:Saatnya serangan Obat-obatan yang telah diberikan

    (macam obatnya dandosisnya).

    2. Pemberian obat bronchodilator.3. Penilaian terhadap perbaikan serangan

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    9/23

    9

    4. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid

    5. Setelah serangan mereda : Cari faktor penyebab modifikasi

    pengobatan penunjang selanjutnya.

    6. Oksigen dosis 2-4 liter/ menit

    I. Konsep Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian keperawatan

    Hal-hal yang perlu dikaji pada Klien asma adalah sebagai berikut:

    A. Riwayat kesehatan yang lalu:

    1. Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakitparusebelumnya.

    2. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/faktor lingkungan.

    3. Kaji riwayat pekerjaan Klien.

    B. Aktivitas

    1. Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit

    bernapas.

    2. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

    3. Aktivitas sehari-hari

    C. Pernapasan

    1. Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas

    atau latihan.

    2. Napas memburuk ketika Klien berbaring terlentangditempat tidur.

    3. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya:

    meninggikan bahu, melebarkan hidung.

    4. Adanya bunyi napas mengik-ngik.

    5. Adanya batuk berulang dengan dahak yang susah dikeluarkan.

    D. Sirkulasi

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    10/23

    10

    1. Adanya peningkatan tekanan darah.

    2. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.

    E. Integritas ego

    1. Ansietas

    2. Ketakutan

    3. Gelisah

    F.Asupan nutrisi1. Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.

    2. Penurunan berat badan karena anoreksia.

    G. Hubungan sosial

    1. Keterbatasan mobilitas fisik.

    2. Susah bicara atau bicara terbata-bata.

    3. Adanya ketergantungan pada orang lain.

    H. Seksualitas

    1. Penurunan libido

    .

    I. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan

    dengan sekresi yang tertahan/sisa sekresi

    2.

    Gangguan pola tidur bberhubungan dengan kurang pripasi/kendali tidur

    3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian (ketidakmampuan untuk bernapas)

    4. Pola napas tidak efektif5. Gangguan ADL yang berhubungan dengan kelemahan fisik

    umum,keletihan.

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    11/23

    11

    6. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan denganinformasi tidak adekuat mengenai proses penyakit dan

    pengobatan.

    J. Rencana IntervensiKetidakefektifan bersihan jalan napas tidak efektif yang

    berhubungandengan sekresi yang tertahan atau sisa sekresi. .Tujuan

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Jam, maka

    bpk.E

    1.Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.2. Tidak ada penggunaan otot bantu.3. Tidak ada bunyi nafas tambahan

    1. Rencana Intervensi :a. Kaji warna, kekentalan, dan jumlah sputum Rasional :

    Karakteristik sputum dapat menunjukkan berat

    ringannyaobstruksi.

    b. Atur posisi semifowler Rasional : Meningkatkanekspansi dada

    c.Ajarkan cara batuk efektifRasional : Batuk yang terkontrol danefektif dapat

    memudahkankeluarnya secret yang melekat di jalan

    napas.

    d.Bantu klien latihan napas dalamRasional : Ventilasi maksimal membuka lumen jalan

    napas danmeningkatkan gerakan secret ke dalam jalan

    napas besar untuk dikeluarkan

    e. Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500ml/harikecuali tidak diindikasikan

    Rasional : Hidrasi yang adekuat membantu

    mengencerkan secretdan mengefektifkan pembersihan

    jalan napas.

    f. Lakukan fisioterapi dada dengan teknik postural

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    12/23

    12

    drainase, perkusi,dan fibrasi dada.

    Rasional : Fisioterapi dada merupakan strategi untuk

    Mengeluarkansecret.

    g. Kolaborasi pemberian obatBronkodilator golongan B2.

    1)Nebulizer (via inhalasi) dengan golonganterbutaline0,25mg, fenoterol HBr 0,1% Solution,

    orciprenaline sulfur 0,75mg.

    Rasional : Pemberian bronkodilator via ihalasi

    akanlangsung menuju area bronkus yang mengalami

    spasmesehingga lebih cepat berdilatasi.

    2)intravena dengan golongan theophylineethilenediamine(Aminofilin) bolus IV 5-6 mg.

    Rasional : Pemberian secara intravena merupakan

    usaha pemeliharaan agar dilatasi jalan napas dapat

    optimal

    h. Agen mukolitik dan ekspektorantAgen mukolitik menurunkan kekentalan dan

    perlengketan secret paru untuk memudahkan

    pembersihan. Agen ekspektoran akanmemudahkan

    secret lepas dari perlengketan jalan napas.

    i. Kortikosteroid.Rasional : Kortikosteroid berguna padaketerlibatan luas denganhipoksemia dan menurunkan reaksi

    inflamasi akibat edema mukosadan dinding bronchus

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    13/23

    13

    BAB III

    KASUS

    Bpk. E 57 tahun datang ke RS. Harapan karena sejak tadi malam batuk-

    batuk terus menerus disertai dahak yang begitu kental dan sulit untuk di keluarkan

    sehingga bpk. E tidak bisa tidur nyenyak bahkan tadi malam bpk.E hampir tiap

    jam terbangun karena batuk. Bpk. E juga mengatakan dadanya sesak untuk

    bernafas, nafas menggeh-menggeh dan bunyi ngik-ngik. Istri bpk.e

    mengatakan sejak dari dulu pk. E memiliki sakit nafas, biasanya sesak nafas bpk

    E kambuh jika udara dingin atau ada debu serta jika bpk. E terlalu banyak pikiran.

    Saat dilakukan pengkajian terdapat suara nafas whezing saat ekspirasi,

    RR: 26x/menit,

    S:370C,

    N: 98x/menit,

    TD: 130/90mmHg.

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    14/23

    14

    BAB IV

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KETIDAK EFEKTIFAN

    BERSIHAN JALAN NAFAS

    A. PENGKAJIAN KEPERAWATANNama Perawat : TIM

    Tanggal pengkajian : 22 April 2012

    Jam Pengkajian : 10:00 WIB

    BIODATA

    Pasien

    Nama : Bp. E

    Umur : 57 Tahun

    Jenis Kelamin : Laki - Laki

    Agama : Islam

    Pendidikan : -

    Pekerjaan : -

    Status Pernikahan : Menikah

    Alamat : Jl. Laksda Adi Sucipto 50 Depok, Sleman, DIY

    Diagnosa Medis : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

    Waktu tgl masuk RS:

    Penanggung Jawab

    Nama : Ny. E

    Umur : 56 TahunJenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pendidikan : -

    Pekerjaan : -

    Status Pernikahan : Menikah

    Hub dengan klien : Istri

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    15/23

    15

    KELUHAN UTAMA

    Klien mengatakan dadanya sesak untuk bernafas.

    RIWAYAT KESEHATAN

    a. Riwayat penyakit sekarang

    Bp. E sejak tadi malam batukbatuk terus menerus disertai dahak

    yang begitu kental dan sulit untuk dikeluarkan sehingga Bp. E tidak bisa

    tidur nyenyak bahkan tadi malam Bp. E hamper tiap jam terbangun karena

    batuk.

    Bp. E juga mengatakan dadanya sesak untuk bernafas, nafas menggeh

    menggeh dan bunyi ngik-ngik.

    b. Riwayat penyakit keluargaTidak terkaji

    c. Riwayat penyakit dahuluBp. E memiliki sakit nafas, biasanya sesak nafas Bp. E kambuh

    jika udara dingin atau ada debu serta jika Bp. E terlalu banyak pikiran.

    GENOGRAM

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    16/23

    16

    Keterangan:

    : perempuan :klien

    : laki-laki

    :meninggal

    _____ : perkawinan

    : keturunan sedarah

    ------- :tinggal dalam satu rumah

    PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR

    1. Aktifitas dan latihan :Sebelum sakit bpk.E masih bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Tetapi

    setelah mengalami sakit bpk.E menjadi tidak dapat melakukan aktifitas

    seperti biasa, sebagian aktifitas bpk.E dibantu oleh istri.

    2. Tidur dan istirahat :Sebelum sakit bpk.E tidak ada masalah dalam tidur dan istirahat. Bpk.E

    biasanya tidur 7 jam setiap malam dan 2 jam setiap siang, semenjak sakit

    bpk.E selalu terbangu karena terbatuk.

    3. Kenyamanan dan nyeriP : klien mengatakan nyeri berkurang setelah klien melakukan teknik

    relaksasi yang diberikan oleh perawat

    Q : klien mengatakan dadanya sangat nyeri saat bernapas

    R : Ibu E mengatakan terdengar suara napas tambahan pada saat bpk. E

    bernapas

    S : Dari sekala 1-10 klien mengatakan sakitnya sekitar angka 8

    T : klien merasa nyeri datang pada saat bernapas

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    17/23

    17

    4. NutrisiSebelum klien sakit klien mempunyai nafsu makan sehingga selalu makan

    3 porsi sehari tetapi padsa saat sakit nafsu makan klien berkurang,

    sehingga hanya makan 1 porsi sehari.

    5. Cairan Elektrolit dan asam basaPada saat klien mengalami asmatikus klien hanya minum 3 gelas standar

    250cc dan dibantu dengan cairan infus 20tts/menit, sebelum sakit klien

    klien minum 8bgelas 250cc perhari bahkan lebih.

    6.OksigenasiKlien mengalami sesak napas pada saat terkena debu dan saat klien strss,

    sehingga memerlukan oksigen.

    7.Eliminasi fekal/bowelSebelum dan saat mengalami asmatikus BAB lancar dan fesesnya

    berwarna kuning.

    8.Eliminasi urinSeelum dan saat mengalami asmatikus freekuensi berkemih bpk.E lancar

    dan normal

    9.Sensori, persepsi, dan kognitifa. Gangguan penglihatan: tidakb. Gangguan pendengaran: tidakc.

    Gangguan penciuman: tidak

    d. Gangguan ssensasi taktil: tidake. Gangguan pengecapan : tidak

    10.Koping-toleransi stresSaat stress biasanya bpk.E menghirup udara segar, dan tidak memikirkan

    hal-hal yang dapat menimbulkan asmanya kambuh.

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    18/23

    18

    PEMERIKSAAN FISIK

    a. Keadaan umumKeadaan umum pasien ini adalah cemas dengan hasil pemeriksaan vital

    sign:

    RR :26x/menit

    S :370C

    N :98x/menit

    TD :130/90mmHg

    b.KepalaPada saat inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan yang terdapat

    dikepala, bentuk tengkirak simetris dengan bagian prontal menghadap

    kedepan dan bagian pariental menghadap kebelakang. Kulit kepala tidak

    mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.

    c.LeherSetelah dilakukan inspeksi palpasi dan teknik gerekan, leher klien dapat

    melakukan gerakan leher secara terkoordinasi meskipun pelan

    d. Dada

    pada saat inspeksi klien terlihat sesak napas, yaitu frekuensi pernafasan

    14x/menit, pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada kiri dan

    kanan terasa keras. Pada saat dilakukan perkusi suara paru klien terdengan

    whezing,

    e. AbdomenSetelah dilakukan pemeriksaan fisik, abdomen normal pada saat inspeksi

    tidak ada pembengkakan dan simetris. Pada saat dilakukan auskultasi

    terdengar suara bising usuis secara normal, 5-12x/menit

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    19/23

    19

    f. GenetaliaPria :

    g. Rectum klien dalam keadaan normal

    PSIKOLOGI BUDAYA DAN SPIRITUAL

    a. PsikologiKlien mengatakan takut pada saat bernapas karena merasa nyeri pada dada.

    b. SosialKlien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan bahasa indonesia, nada

    biacara klien sopan.

    c. BudayaTidak terkaji

    d. SpiritualTidak terkaji

    Pemeriksaan penunjang

    F. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan sputum2. Spirometri untuk menunjukkan obstuksi pada jalan nafas

    a.Terapi MedisSaat di UGD klien diberikan oksigen, dan diajari teknik relaksasi.

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    20/23

    20

    Diagnosa Keperawatan

    ANALISA DATA

    Nama klien : Bpk.E NoRegister :400635

    Umur :57 Thn Dx Medis :asma tikus

    Ruang Rawat :Bangsal melati Alamat : kledokan

    Tanggal/

    JamData Fokus Etiologi Problem

    Ds: Bpk.E sejak tadi

    malam batuk-batuk terus

    menerus disertai dahakyang begitu kental dan

    sulit dikeluarkan. Bpk.E

    juga mengatakan

    dadanya sesak untuk

    bernafas, nafas menggeh-

    menggeh dan bunyi ngik-

    ngik.

    Ds: Bpk.E tidak bisa

    tidur nyenyak bahkan

    tadi malam bpk.E hampirtiap jam terbangun

    karena batuk

    Do: saat dilakukan

    pengkajian terdapat suara

    nafas whezing, saat

    ekspirasi RR: 26x/mnt,

    suhu 370C, N:98x/mnt,

    TD: 130/90mmHg

    Sekresi yang

    tertahan /sisa

    sekresi

    Kurang privasi/

    kendali tidur

    Ketidakefektifan

    bersihan jalan

    nafas

    Gangguan pola

    tidur

    Pola napas tidak

    efektif

    PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATA

    1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekret yang tertahan /sisasekresi.

    2. Ansietas b.d ancaman kematian

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    21/23

    21

    Rencana Asuhan Keperawatan

    Nama klien :Bpk.E NoRegister :400635

    Umur :57thn DxMedis :Asma tikus

    Ruang rawat :Melati Alamat

    :kledokan

    NoDx

    Keperawatan

    Tujuan kriteria dan

    hasilIntervensi

    Nama

    /TTD

    1 Ketidakefektifan

    pola napas

    Ketidakefektifan

    bersihan jalan

    nafas b.d

    sekresi yang

    tertahan / sisa

    sekresi

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3x24 Jam,

    maka bpk.EMempunyai

    kecepatan dan irama

    respirasi dalam batas

    normal.

    Tidak ada

    penggunaan otot

    bantu.

    Tidak ada bunyi nafas

    tambahan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 4x24 jam

    maka bpk.E1. Mempunyai

    jalan napas

    yang paten

    2. Mengeluarkansekresi secara

    efektif

    3. Mempunyai irama

    dan frekuensi4. pernapasan dalam

    rentang yang normal.

    1.Pantau

    kecepatan irama

    kedalaman dan

    usaha respirasi2.Pantau

    respirasi yang

    berbunyi

    3.Kaji kebutuhan

    insersi jalan

    napas

    1. Pantaupemberian

    obat

    kepada

    pasien

    2, Fasilitas jalan

    pernapasan

    pasien

    Kersi jalan napas

    Elsa

    Donny

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    22/23

  • 7/31/2019 Askep 2 Edit

    23/23

    23

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Asma tikus adalah penyakit asma yang berat disebabkan oleh

    peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam -

    macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus

    atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebih - lebihan dari kelenjar -

    kelenjar dimukosa bronchus. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor

    yang mempengaruhi, baik dari faktor ekstrinsik dan instrinsik. Di

    dalam Faktor Ekstrinsik memperlihatkan Asma yang timbul karena

    reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya IgE yang

    bereaksiterhadap antigen yang terdapat di udara ( antigen inhalasi ),

    seperti deburumah, serbuk serbuk dan bulu binatang, sedangkan pada

    faktor instrinsik nya memperlihatkan bahwa asma timbul akibat infeksi

    baik itu virus, bakteri dan jamur, cuaca iritan, bahan kimia, emosional,

    dan aktifitas yang berlebihan.

    B. SaranMahasiswa keperawatan diharapkan dapat meningkatkan

    pengetahuannya tentang macam-macam penyakit dan juga

    meningkatakan kemampuan dalam pembuatan asuhan keperawatan.

    Sebagai calon perawat mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan

    keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal

    khususnya pada pasien dengan penyakit asma tikus.