askep pada tn.a edit

Upload: natalion-micho

Post on 20-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN (NYERI) DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OPERASI HERNIORAPHY DI RUANG CEMPAKA RSUD Dr.R.SOETRASNO REMBANG

Disusun oleh : KELOMPOK 5 1. Ayu Sunaringtyas 2. Fatoni Ridwan 3. Miko Andi Atmojo 4. Setia Eka Wardani

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANGPRODI DIII KEPERAWATAN BLORATAHUN AJARAN 2010/2011

,LAPORAN PENDAHULUAN NYERI

PengertianMenurut Mc Caffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyari tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (fundamental of nursing I: 1502). Menurut Mohor, nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan, merupakan sesuatu kekuatan yeng mendominasi dan bersifat tidak berkesudahan (1994). Untuk lebih jelasnya ada batas-batas nyeri yaitu: 1. Fenomena abstrak dan sangat subjektif 2. Pengalamanan yang tidak menyenangkan baik sensorik maupun emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan baik actual atau potensial atau dalam bentuk kerusakan. 3. Perasaan tidak menyenangkan yang disebabkan oleh stimulus spesifik seperti mekanik, termal, elektrik, kimia pada ujung syaraf serta tidak dapat diserahkan kepada orang lain.

Jenis Nyeri1. Berdasarkan Durasinya a. Nyeri Akut Suatu keadaan dimana seseorang mengatakan/ merasakan ketidaknyamanan yang dialami dengan durasi 15-16 bulan. b. Nyeri Kronik Suatu keadaan nyeri yang berlangsung terus menerus dan berulang pada periode yang tidak tentu (6 bulan keatas). 2. Berdasarkan lokasinya a) Superfisial/ketanais Suatu keadaan nyeri akibat stimulasi, kulit, berlangsung sebentar dan terlokalisasi, biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam. b) Visera dalam Suatu nyeri akibat stimulasi organ organ internal, bersifat difusi dan dapat menyebar ke beberapa arah. c) Nyeri Alih (Reffeseal) Jalan masuk neuron sensori dari organ yang terkena ke dalam segmen medula spinalis sebagai neuron dari tempat asal nyeri, dirasakan, persepsi nyeri pada daerah yang tidak terkena. d) Radiasi Nyeri berasa seakan menyebar kebagian tubuh bawah/ sepanjang bagian tubuh.

Karakteristik Nyeri a. Lokasi Dapat berasal dari beberapa bagian tubuh dalam, permukaan tubuh/timbul diseluruh bagian tubuh (generalisasi) b. Intensitas Dijabarkan dalam skala nyeri dengan deskripsi, tidak nyeri, ringan, sedang, sangat nyeri, tapi dapat dikontrol dan sangat nyeri tetapi tidak dapat dikontrol pasien. c. Waktu terjadi dan internal Kanan terjadi nyeri,berapa lama nyeri berlangsung dan interval nyeri. d. Kualitas nyeri Difusi: menyebar Danil : tumpuk Aching : sakit Konstan : tetap Intermiten : kadang-kadang Sharp : tajam e. Respon Respon nonverbal,posisi tubuh,gerak anggota badan kualitas suara yang lemah dengan nada yang monoton. f. Fakta presipitas Misal aktivitas fisik, lingkungan panas/dingin, emosi yang tinggi. g. Gejala yang berkaitan Seperti mual, muntah, pusing, diare (konstifasi) h. Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari Misal tidur, selera makan, bekerja i. Riwayat analgetik Meliputi lama, penggunaan, jenis, dosis, pengaruh/efek yang buruk terhadap nyeri saat ini.

Skala Intensitas Nyeri a. Numeris

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Tidak nyeri

nyeri ringan

nyeri sedang Sangat nyeri itas tapi masih bisa dikontrol oleh pasien dg aktifitas

Sangat nyeri tidak bisa dikontrol

b. Deskriptif

Tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri yang tak tertahankan c. Analog visual

Tidak nyeri Faktor yang memepengaruhi nyeri a. Usia

nyeri tak tertahankan

Anak-anak, toddler, usia sekolah tidak mampu mengasosiasikan sebagai pengalaman yang dapat terjadi di berbagai situasi. b. Jenis kelamin Laki-laki lebih kuat menahan nyeri c. Kebudayaan Kebudayaan bahwa memeperlihatkan nyeri adalah yang suatu alamiah, kebudayaan yang lain cenderung untuk melatih perilaku tertutup. d. Makna nyeri e. Perhatian f. Ansietas

g. Keletihan h. Pengalaman sebelumnya i. j. Gaya koping Dukungan keluarga dan sosial

Respon individu terhadap Nyeri 1. Tahap aktivitas Dimulai saat pertama individumenerima rangsangan nyeri sampai tubuh bereaksi terhadap nyeri yang meliputi respon simpato adrenal, respon muscular dan espon emosional. 2. Tahap pemantulan Nyeri sangat hebat dan singkat, system syaraf, parasimpatik mengambil alih tugas sehingga terjadi respon berlawanan dengan tahap aktivitas. 3. Tahap adaptasi

Penatalaksanaan Nyeri Teknik relaksasi Pemijatan Kompres panas/ dingin Terapi musik Pemberian analgetik Memblok serabut syaraf akupuntur

HALAMAN PENGESAHANTelah disusun Asuhan keperawatan Pada Tn. A dengan Post Operasi Hernioraphy di ruang Cempaka RSUD Dr.R.Soetrasno Rembang Pada hari Tanggal : :

Mengetahui,Pembimbing Askep

(

)

TINJAUN KASUSA. PengkajianPengkajian ini dilakukan pada tanggal 30 Juni 2010, pada pukul 18.00 WIB, secara alloanamnase, autoanamnase, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang, dan observasi. 1) Biodata Nama Umur/tgl lahir Pekerjaan Pendidikan Jenis kelamin Agama Status Mental Alamat Tanggal Masuk No. Register Diagnosa Media Penanggung jawab Nama Umur Pekerjaan Alamat : Ny. R : 38 tahun : ibu rumah tangga : Kragan 2/2 Kragan : Tn. A : 42 tahun : Wiraswasta :: laki laki : Islam : Sadar (compos mentis) : Kragan 2/2 Kragan : 29 Juni 2010 : 171547 : Hernia ingunalis dextra raponibel

Hubungan dengan klien: Istri

2) Keluhan Utama Klien mengatakan perutnya berasa nyeri P : Nyeri bertambah jika digunakan untuk beraktifitas Q : Nyeri pada perut seperti ditusuk tusuk R : Di area perut terutama di bagian bawah S : skala nyeri 5 T : Nyeri setiap saat

3) Riwayat kesehatan sekarang Pasien mengatakan sudah berkali kali merasa nyeri pada perut bagian bawah. Pasien hanya menjalani terapi alternatif pijt akan tetapi setelah beberapa bulan rasa nyeri pasien kambuh lagi. Akhirnya pasien datang ke Puskesmas pada tanggal 28 Juni

2010 pada pukul 09.00 WIB karena pasien merasa nyeri sejak 2 hari yang lalu. Dari Puskesmas, pasien dirujuk untuk dibawa ke RSUD Rembang, dan Dokter menganjurkan agar pasien segera dioperasi. Tanggal 30 Juni 2010 pada pukul 09.00 WIB, pasien dioperasi dan selesai pukul 09.45 WIB kemudian pukul 13.00 WIB dilakukan pengkajian pada pasien. Pasien mengatakan perutnya terasa nyeri karena luka jahitan post operasi. Nyeri seperti ditekan, nyeri pada perut bagian bawah kanan, dengan skala nyeri 5.

4) Riwayat kesehatan masa lalu Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu sudah berkali kali mengalami nyeri pada perutnya terutama bagian kanan bawah.

5) Keadaan kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarggga pasien, tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular atau keturunan.

Genogram (Peta Silsilah Keluarga)

Keterangan

: : Pasien

: Laki-Laki : Wanita

: garis keluarga : Tinggal 1 rumah

6) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum b) Kesadaran c) Tanda-tanda vital : Baik : Compos mentis : Tekanan darah : 150/80mmHg Suhu Nadi : 37C : 80x/mnt

Respiratory Rate : 20x/mnt d) Kepala : Bentuk kepala mesocepal, Rambut kusam, Kulit kepala bersih, Tidak ada ketombe, Tidak ada nyeri kepala. e) Mata : Ketajaman penglihatan baik, Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis, Tidak menggunakan alat bantu penglihatan. f) Hidung : Tidak terdapat polip, Tidak terjadi epitaksis, Penciuman normal. g) Telinga ; Tidak ada penumpukan serumen, Pendengaran normal, Tidak menggunakan alat bantu pendengaran. h) Mulut : Membran mukosa lembab, Gigi caries, Gusi tidak terjadi perdarahan, Fungsi bicara dan pengecapan normal. i) Leher : Tidak ada kaku kuduk, Tidak terjadi kesulitan menelan, Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, Tidak terjadi penongkatan vena jugularis. j) Dada : Bentuk simetris. :I Pal P A : Ekspansi paru kanan dan kiri simetris, : Vokal premitus teraba kanan dan kiri sama. : Sonor. : Vesikuler.

k) Ekspansi paru

l)

Jantung

:I Pal P A

: ictus kordis tidak tampak, : ictus kordis teraba pada interkosta 4 dan 5, : Pekak, : Reguler. : Terdapat luka jahitan pada perut kanan bawah,

m)

Abdomen

:I

Pal

: Adanya nyeri tekan pada perut kanan bawah,

P : Typani, A : Peristaltik usus 16x/mnt Panjang luka Jahitan tunggal pada abdomen kuadran 4 ( perut bagian kanan bawah). si

n) Muskuloskeletal

:tidak terjadi peningkatan tonus otot, tidak atrofi,

ROM normal, tidak ada lesi, nyeri tidak ada, refleks normal, turgor kulit baik.

7) Pola Fungsional Persepsi kesehatan dan pola manajemen Tn. A mengatakan dia yakin kalau luka post operasinya akan sembuh Makan dan minum Di Rumah : Pasien makan 3x sehari, habis 1 porsi. Dengan kandungan nutrisi nasi, lauk, sayur. Minum teh 7-8 gelas sehari (1000 cc) jenis air putih. Tidak alergi pada makanan apapun. Di RS : Pasien makan habis satu porsi diit TKTP, minum 2000cc (7-8 gelas) jenis makanan nasi, lauk, sayur. Jenis minuman teh dan air putih. Tidur / Istirahat Di Rumah : pasien tidur pada malam hari 6-8 jam/hari. Dan tidak

pernah tidur siang. Jika pasien merasa nyeri pasien berkurang lamanya istirahat. Di RS :pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri pada luka post

operasi. Jika nyeri berkurang pasien dapat tidur selama 5-6 jam/hari.

Eliminasi BAB/BAK Di Rumah :pasien BAB 1-2 X sehari dengan konsistensi lembek, warna

kuning, tidak ada gangguan, bau khas. BAK 5 kali sehari dengan warna jernih dan bau khas. Di RS dan bau khas. Aktivitas pada latihan(aktivitas sehari-hari) Sebelum sakit : Tn A beraktifitas seperti biasanya seperti bekerja dan melakukan kegiatan di rumah. Selama sakit :Pasien berbaring di tempat tidur dengan kondisi yang lemah :pasien belum BAB, BAK2 kali sehari dengan warna jernih

Personal Hygiene Di Rumah Di RS Seksualitas Pasien mempunyai 2 orang anak, perempuan dan laki-laki Pola kognitif persepsi Keluarga mengatakan keadaan pasien normal Seperti penglihatan, pendengaran dan penciuman. Pola perencanaan hubungan Pasien tinggal bersama istri dan anaknya ,interaksi antara istri dan anak seimbang karena terbiasa ditinggal suami bekerja Persepsi diri-pola konsep diri Sebelum sakit :Pasien senang becanda dan berbincang bincang dengan keluarga. Selama sakit :Pasien berbaring di tempat tidur dengan kondisi yang lemah : pasien mandi 2-3 kali sehari : pasien belum mandi selama di rumah sakit

dan cenderung diam. Koping pola toleransi stress Pasien tampak kebingungan mengatasi masalah yang dihadapi Nilai pola keyakinan Pasien beragama islam,istri pasien berkeyakinan bahwa sakit suaminya adalah cobaan dari Tuhan. Istrinya hanya bisa berdoa untuk kesembuhan suaminya

8) Therapi Infus RL 20 tetes per menit Injeksi cefazolin 2x 1 gr Injeksi torasik 3x 1 ampul

9) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tanggal 29 juni 2010

Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Leukosit Trombosit Gol Darah Waktu Pendarahan Waktu Pembetulan LED II Hitung Jenis o o o Segmen Limfosit Monosit

Hasil

Harga Normal

14,1 7300 281.000 0 2 3 23

P12-16/l14-18g/100ml 500-10.000per mm3 150-400 ribu/mm3

1-3 menit 10-15 menit Sampai 10 mm/jam

60 34 6 8,1 4,82 0,32 0,18

50-70% 20-40 % 2-4% 6,6-8,7/100ml 3,8-4,49/100ml 0,25 mg/100ml

Protein Total Albumin Bilirubin Total Bilirubin Direk Karbohidrat Gula Darah Sewaktu faal Ginjal Ureum Kreatinin Enzim SGOT SGPT Lemak Cholesterol total Trigliserid

95,50 19,08 0,93

120 mg / 100ml 20-40 mg/100ml

14,57 17

35U/L 35U/L 260 mg/100ml 150 mg/100ml

147,82 83,41

ANALISA DATANo Data 1. DS : pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi DO : skala nyeri pada pasien 5 luka post operasi berupa luka jahitan panjang 10 cm pasien tampak meringis menahan nyeri 2. DS : DO : terdapat luka jahitan pada perut kuadran 4 kanan bawah pemeriksaan laboratorium, leukosit : 7300/ mm3 kondisi luka masih belum kering S : 37C Invasi kuman Resiko infeksi terjadi Etilogi Diskontinuitas jaringan Masalah Gangguan aman (nyeri) rasa

nyaman

3.

DS : Pasien mengatakan sulit beraktifitas karena Nyeri pada area Intoleransi nyeri yang dirasakan DO : Pasien tampak lemas Pasien tampak tidak nyaman dalam dextra inguinalis aktifitas

beraktifitas.

PRIORITAS MASALAH

NO 1.

Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.

Tanggal ditemukan 30 Juni 2010

Tanggal teratasi

2.

Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan invasi kuman.

30 Juni 2010

3.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan rasa nyeri pada area dextra inguinal.

30 Juni 2010

RENCANA KEPERAWATANNO I Tanggal 30-062010 Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria hasil : Pasien tampak rileks dan tidak tampak meringis lagi. Pasien mengatakan adanya penurunan skala nyeri 3 dari skala 0 10 Kaji karakter, intensitas dan berat nyeri. Ajarkan relaksasi teknik teknik untuk menurunkan ketegangan otot dapat mengurangi intensitas nyeri.dengan masage dan tarik nafas dalam. Latih pasien untuk mobilisasi dini secara bertahap. Tahap 1 miring kanan, miring kiri, duduk. Berikan kesempatan waktu beristirahat bila terasa nyeri dan beri posisi yang nyaman, misal: waktu tidur belakang tubuh Istirahat merelaksasi semua jaringan sehingga akan meningkatan kenyamanan. Untuk mencegah terjadinya dikubitus. Intervensi Monitor tanda tanda vital Rasional Untuk mengetahui adanya peningkatan suhu dan tekanan darah Untuk memantau adanya penurunan tingkat skala nyeri. Untuk melancarkan peredaran darah sehingga O2 pada jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang. TTD

klien diberi bantal kecil. Tingkatkan pengetahuan tentang sebab sebab nyeri dan berhubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung Pengetahuan tentang sebab sebab nyeri membantu berkurangnya nyeri, hal ini dapat membantu meningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik. Diversi (hiburan) melalui penggunaan rangsangan auditory Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik. II 30-062010 Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil: Luka jahitan kering. Luka jahitan bersih dari pus dan nanah. Pantau luka jahitan dan balutan terhadap adanya pus dan nanah. Pertahankan kondisi sekitar luka tetap bersih. Ganti balut dengan teknik aseptik. Untuk mencegah adanya infeksi. Untuk membersihkan pus dan nanah. Untuk mengetahui apakah terjadi infeksi pada luka jahitan. Dapat meningkatkan penurunan intensitas nyeri karena pelepasan endofrin. Untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik. III 30-062010 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam, diharapkan intoleransi aktifitas berkurang dengan kriteria hasil: Pasien dapat beraktifitas tanpa bantuan orang lain. Kelemahan berkurang. Berikan posisi dari tidur ke posisi setengah duduk. Perhatikan perubahan posisi klien secara perlahan Menentukan penyebab intoleransi aktifitas.

Mengurangi infeksi denagn pemberian antibiotik. Untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi intoleransi aktifitas itu. memberikan posisi yang lebih nyaman.

Agar tidak terjadi penambahan penyebab intoleransi aktifitas.

IMPLEMENTASINO DP I Tgl/ Jam 30-06-2010 14.00 Mengkaji karakter, intensitas dan beratnya nyeri DS : pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditekan. DO : pasien tampak menahan sakit (skala nyeri : 5) I,III 15.00 Membantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman (semi fowler) II 16.00 Mempertahankan kondisi sekitar luka tetap bersih I 17.00 Memonitor tanda-tanda vital DS : DO : daerah sekitar luka bersih balutan kering. DS : DO : TD : 150/80 mmHg ; N : 86 X/mnt S : 370C ; RR :20 x/mnt III,I 17.30 Memberikan periode aktifitas dengan mobillisasi DS : Pasien tampak mau mengikuti teknik mobilisasi oleh perawat. DO : perawat membantu pasien melakukan mobilisasi ringan. I 18.00 Memberikan terapi injeksi obat analgetik sesuai advice dokter Torasik 1 amp II 18.05 Memberikan antibiotik sesuai dengan indikasi :injeksi cefazolin 1 gr. I 19.00 Mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam) DS :pasien mengerti teknik relaksasi yang diajarkan perawat. DO :pasien mengikuti secara perlahan teknik yang diajarkan perawat. I 21.00 Memberikan waktu untuk istirahat dengan memberikan bantal kecil di belakang punggung DS : pasien bisa beristirahat dengan nyaman. DO: perawat membantu pasien supaya lebih nyaman. DS : DO : obat masuk lewat IV tidak ada alergi DS : DO : obat masuk lewat IV tidak ada alergi DS : pasien mengatakan lebih nyaman. DO : pasien tampak nyaman. Implementasi Respon TTD

I

01-07-2010 07.00

Mengkaji karakter, intensitas dan beratnya nyeri.

DS : pasien mengtakan nyeri yang dirasakan seperti ditekan. DO : pasien tampak menahan sakit (skala nyeri : 3)

Mengajarkan teknik I 07.05 relaksasi

DS : pasien mengerti teknik relaksasi DO :pasien mengikuti secara perlahan teknik yang diajarkan perawat.

Mengganti balutan II 09.00 sesuai indikasi agar tidak terjadi infeksi Memantau luka jahitan II 09.30 dan balutan terhadap adanya pus dan darah

DS : pasien bersedia mengganti balutan DO : balutan diganti, luka jahitan kering

DS : DO : luka jahitan kering, tidak ada pus dan darah, tidak ada tanda-tanda peradangan.

Mempertahankan II 09.45 kondisi sekitar luka tetap bersih. Memberikan terapi I,II 10.00 infeksi obat analgetik sesuai advice dokter : terasik 1 amp- cefazolin 1 gr III 11.00 Memberikan posisi dari tidur ke setengah duduk.

DS : DO : daerah sekitar luka bersih

DS : DO : obat masuk lewat IV, tidak ada alergi.

DS: pasien bersedia melakukan DO: perawat membantu pasien untuk setengah duduk.

I

12.00

Memonitor tanda-tanda vital

DS : DO : TD : 120/80 mmHg ; RR : 20 x/mnt S : 37 0C ; N : 84 x/mnt

III

12.15 02-07-2010

Memberikan penkes mengenai sebab sebab nyeri dan intensitas lamanya nyeri.

DS: pasien dan keluarga tidak tahu sebab sebab nyerinya dan lamanya nyeri. DO: perawat memberikan informasi kepada pasien tentang nyerinya. DS : pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti di tekan DO : pasien sedikit menahan sakit (skala

II

09.00

Mengkaji karakter, intensitas dan beratnya nyeri.

nyeri :2) I 09.05 Memantau luka jahitan dan balutan terhadap adanya pus dan darah yang merupakan tanda adanya infeksi. DS : DO : Luka jahitan tidak ada pus maupun darah Tidak ada tanda-tanda peradangan Luka jahitan I 10.00 Mengganti balutan pada luka post operasi. Memberikan terapi pemberian injeksi obat analgetik sesuai advice dokter. Torasik 1 amp II 10.05 Memberikan antibiotik sesuai indikasi Injeksi cefazolin 1 amp III 11.00 Memberikan hiburan berupa auditory dengan televisi/radio DS: pasien mengatakan kalau menikmati hiburan di televisi DO: pasien tampak senang dan rileks DS : DO : obat masuk lewat IV, tidak ada alergi DS : pasien bersedia mengganti balutan DO :balutan diganti, luka kering DS :DO : obat masuk lewat IV, tidak ada alergi.

I

12.00

Memonitor tanda-tanda vital

DS :DO : TD : 130/ 80 mmHg ; RR : 20 x/mnt S ; 370C ; N : 80 x/mnt

CATATAN PERKEMBANGANNo 1 Tgl 30-62010 No DP I EVALUASI Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan hasilnya : S : pasien mengatakan merasa nyeri jika beraktivitas O : pasien selalu memegangi perutnya bagian kanan bawah skala nyeri 5 dari skala 0 - 10 A : masalah belum teratasi P : tingkatkan intervensi 2 II Setelah dilakukan tindakan keperawatan di dapatkan hasilnya : S:O : balutan diganti dan bersih (Masih ada tanda-tanda peradangan (rubor, calor,dolor,tumor,funtiolasi)) A : masalah belum teratasi P : tingkatkan interfensi perawatn luka aseptik 3 III Setelah dilakukan tindakan keperawatan di dapatkan hasilnya: S : pasien mengatakan kesulitan beraktifitas. O : pasien masih perlu bantuan orng lain. A : masalah belum teratasi P : tingkatkan intervensi pantauan intoleransi aktifitas TTD

1

1-072010

I

Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan hasilnya : S : pasien mengatakan merasa nyeri jika beraktivitas O : pasien selalu memegangi perutnya bagian kanan bawah skala nyeri 4 dari skala 0 - 10 A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi

2

II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan di dapatkan hasilnya : S:O : balutan diganti dan bersih (tanda-tanda peradangan /berangsur angsur berkurang (rubor, calor,dolor,tumor,funtiolasi))

A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi perawatan luka aseptik 3 III Setelah dilakukan tindakan keperawatan di dapatkan hasilnya: S : pasien mengatakan kesulitan beraktifitas. O : pasien masih perlu bantuan orng lain. A : masalah belum teratasi P : tingkatkan intervensi pantauan intoleransi aktifitas

1

2-072010

I

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan hasilnya : S : pasien mengatakan merasa nyeri jika beraktivitas O : pasien selalu memegangi perutnya bagian kanan bawah skala nyeri berkurang, skala nyeri 3 A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi

2

II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam di dapatkan hasilnya : S:O : balutan diganti dan bersih (tidak ada tanda-tanda peradangan (rubor, calor,dolor,tumor,funtiolasi)) A : masalah teratasi P : hentikan intervensi dalam pembalutan luka

3

III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di dapatkan hasilnya: S : pasien mengatakan sudah bisa sedikit sedikit beraktifitas. O : pasien masih perlu bantuan orng lain. A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi pantauan intoleransi aktifitas

EVALUASINo 1 Tgl 02-072010 No DP I EVALUASI Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan hasilnya : S : pasien mengatakan merasa nyeri jika beraktivitas O : pasien selalu memegangi perutnya bagian kanan bawah skala nyeri berkurang, skala nyeri 3 A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi TTD

2

II

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam di dapatkan hasilnya : S:O : balutan diganti dan bersih (tidak ada tanda-tanda peradangan (rubor, calor,dolor,tumor,funtiolasi)) A : masalah teratasi P : hentikan intervensi dalam pembalutan luka

3

III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di dapatkan hasilnya: S : pasien mengatakan sudah bisa sedikit sedikit beraktifitas. O : pasien masih perlu bantuan orng lain. A : masalah teratasi sebagian P : tingkatkan intervensi pantauan intoleransi aktifitas