asuhan keperawatan keluarga tn.e dan tn.a pada...

172
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.E DAN TN.A PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DENGAN KASUS DIARE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DI DESA JETAK KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR DISUSUN OLEH : LUCKY INDRIYANTI NIM.P.14029 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.E DAN TN.A PADA TAHAP

    PERKEMBANGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DENGAN KASUS

    DIARE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN

    KESEHATAN DI DESA JETAK KELURAHAN

    WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO

    KABUPATEN KARANGANYAR

    DISUSUN OLEH :

    LUCKY INDRIYANTI

    NIM.P.14029

    PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2017

  • ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.E DAN TN.A PADA TAHAP

    PERKEMBANGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DENGAN KASUS

    DIARE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN

    KESEHATAN DI DESA JETAK KELURAHAN

    WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO

    KABUPATEN KARANGANYAR

    Karya Tulis Ilmiah

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan

    DISUSUN OLEH :

    LUCKY INDRIYANTI

    NIM.P.14029

    PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2017

    i

  • SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangandibawahini :

    Nama

    NIM

    Program studi

    JudulKaryaTulisIlmiah

    : Lucky Indriyanti

    : P14029

    : D3 Keperawatan

    : Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A

    pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah

    dengan kasus Diare dengan ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan

    Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

    Karanganyar.

    Menyatakandengansebenarnyabahwa

    sayatulisinibenar-benarhasilkaryasayasendiri,

    Karya Tulis Ilmiah yang

    bukanmerupakanpengambilantulisanataupikiransayasendiri

    Apabiladikemudianharidapatdibuktikanbahwa

    iniadalahhasiljiplakan,

    Karya Tulis Ilmiah

    makasayabersediamenerimasanksiatasperbuatantersebutsesuaidenganketentuanaka

    demik yang berlaku.

    Surakarta, 07 Agustus 2017

    Yang MembuatPernyataan

    LUCKY INDRIYANTI

    NIM.P.14029

    ii

  • MOTTO

    “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah

    selesai (dari sesuatu) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan

    hanya pada Tuhanmulah kamu berharap”

    (QS.Alam Nasyrah)

    “Semua yang kuperoleh ini adalah karunia Allah, untuk menguji diriku apakah

    aku bersyukur atau kufur”

    (QS.An-Naml: 40)

    iii

  • LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI

    Telah diuji pada tanggal : 04 Agustus 2017

    Dewan penguji

    Ketua :

    1. Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep

    NIK. 201186080

    Anggota :

    1. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep

    NIK. 201187065

    iv

    :

    ( )

    ( )

  • v

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh :

    Nama

    NIM

    Program Studi

    Judul

    : LUCKY INDRIYANTI

    : P14029

    : D3 Keperawatan

    : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. E dan Tn. A pada

    Tahap Perkembangan Keluarga Pra Sekolah dengan Kasus

    Diare dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di

    Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan

    Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

    Telah di ujikan dan di pertahankan di hadapan

    Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

    Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Di tetapkan di : Surakarta

    Hari/Tanggal : Senin/ 07 Agustus 2017

    DEWAN PENGUJI

    Ketua

    Anggota

    : Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep. NIK. 201186080

    : Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep. NIK. 201187065

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi D3 Keperawatan

    STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep NIK 200981037

    vi

    (

    (

    )

    )

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

    berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

    Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn.A pada

    tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan

    ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo,

    Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

    bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

    penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat:

    1. Meri Oktariani, S. Kep, Ns., M. Kep., selaku Ketua Program Studi D3

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di

    STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep., selaku Sekretaris Program Studi

    D3 Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk

    dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku

    dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing

    dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaannya

    dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep., selaku penguji yang telah

    membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

    perasaannya dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi

    kasus ini.

    4. Semua dosen dan staf program D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan

    serta ilmu yang bermanfaat.

    5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

    semangat, kepercayaan, kasih sayang, nasihat dan dukungan dalam segala

    vii

  • bentuk serta atas do‟anya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun untuk

    menyelesaikan pendidikan.

    6. Adikku dan orang yang kusayangi yang selalu memberikan semangat, do‟a

    dan dukungan dalam setiap proses yang di lalui penulis.

    7. Teman-teman Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma

    Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

    persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

    Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

    keperawatan dan kesehatan. Amin.

    Surakarta, 06 Agustus 2017

    Lucky Indriyanti

    viii

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ............................................. ii

    MOTTO .................................................................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv

    LEMBAR PENETAPAN ......................................................................... v

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. vi

    KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

    DAFTAR SKEMA ................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

    1.2 Batasan Masalah .................................................................... 6

    1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 6

    1.4 Tujuan

    1.4.1 Tujuan Umum .............................................................. 6

    1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................. 7

    1.5 Manfaat

    1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 8

    1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................. 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Keluarga ................................................................. 10

    2.2 Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ................................ 20

    ix

  • 2.3 Konsep Dasar Diare .............................................................. 29

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian ................................................................. 43

    3.2 Batasan Istilah ...................................................................... 44

    3.3 Partisipan ............................................................................. 44

    3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 45

    3.5 Pengumpulan Data ............................................................... 45

    3.6 Uji Keabsahan Data ............................................................. 47

    3.7 Analisa Data ......................................................................... 48

    BAB IV HASIL

    4.1 Hasil

    4.1.1 Gambar lokasi pengambilan data .................................. 51

    4.1.2 Pengkajian ..................................................................... 51

    4.1.3Analisa data.................................................................... 60

    4.1.4Skoring prioritas ........................................................... 61

    5.1.5Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ....................... 64

    4.1.6Implementasi .................................................................. 78

    4.1.7Evaluasi Keperawatan.................................................... 88

    BAB V PEMBAHASAN

    5.1 Pengkajian ............................................................................ 92

    5.2 Diagnosa .............................................................................. 94

    5.3 Perencanaan ......................................................................... 95

    5.4 Tindakan .............................................................................. 97

    5.5 Evaluasi ............................................................................... 100

    x

  • BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ........................................................................... 103

    6.2 Saran .................................................................................... 105

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    xi

  • DAFTAR SKEMA

    Halaman

    Skema 2.1 Pathway Diare ..................................................................

    xii

    34

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Skoring Diagnosa Keperawatan ............................................... 27

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Tabel 4.3

    Tabel 4.4

    Tabel 4.5

    Tabel 4.6

    Tabel 4.7

    Tabel 4.8

    Tabel 4.9

    Data Umum ............................................................................ 52

    Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga .......................... 53

    Lingkungan ............................................................................ 54

    Struktur Komunitas Keluarga ................................................. 55

    Fungsi Keluarga ..................................................................... 56

    Stres dan Koping Keluarga ...................................................... 58

    Harapan Keluarga .................................................................. 58

    Pemeriksaan fisik .................................................................... 59

    Analisa Data ........................................................................... 60

    Tabel 4.10 Skoring Prioritas .................................................................... 62

    Tabel 4.11 Rencana Asuhan Keperawatan .............................................. 64

    Tabel 4.12 Implementasi .......................................................................... 79

    Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 89

    xiii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Asuhan Keperawatan Keluarga

    Lampiran 2. Asuhan penyuluhan (SAP), Leafled dan lembar balik

    Lampiran 3. Jurnal

    Lampiran 4. Lembar Konsultasi

    Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 6. Lembar Audien

    xiv

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit.Dimana

    rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status

    kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat

    dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas (Padila, 2012). Menurut

    World Healt Organization (WHO, 1947) dalam Padila (2012) Sehat adalah

    keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, sosial, serta tidak terbebas

    dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. Menurut

    Parsons (1922) dalam Padila (2012) adalah kegagalan atau gangguan dalam

    proses tumbang fungsi tubuh dalam penyesuaian diri manusia secara

    keseluruhan atau gangguan salah satu fungsi tubuh.

    Menurut WHO (1969) dalam Setiadi (2010) menjelaskan bahwa

    keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

    pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Friedman (1998) dalam

    Padila (2012) mendefinisikan keluarga merupakan sebuah kelompok kecil

    yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama

    lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka

    mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas kesehatan keluarga menurut

    Friedman (1998) dalam Padila (2012), mengenal masalah kesehatan,

    mengambil keputusan untuk

    1

    melakukan tindakan yang tepat,

  • 2

    memberiperawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan

    suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di

    masyarakat.

    Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 menurut Duvall

    (1985) dalam Setidi (2010) yaitu Keluarga baru,Keluarga dengan anak

    pertama

  • 3

    temukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, dan sekitar

    70-80 % dari jumlah tersebut terjadi pada anak-anak terutama usia dibawah 5

    tahun. Dari data tersebut dapat diperkirakan bahwa selama 20-30 tahun ke

    depan diare dan beberapa penyakit infeksi lainnya akan tetap menjadi

    perhatian sebagai penyebab kesehatan di dunia.

    Kelangsungan hidup anak ditunjukkan dengan angka kematian pada

    anak, terutama pada anak prasekolah.Angka kematian anak prasekolah

    Indonesia adalah tertinggi di ASEAN.Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga

    (SKRT) pada tahun 2010 dan Riset Kesehatan Dasar, dari tahun ke tahun

    diare masih menjadi penyebab utama kematian anak prasekolah di Indonesia.

    Prevalensi tertinggi diare terdeteksi pada anak usia 1-4 tahun (16,7%) dan

    merupakan penyebab tertinggi kematian anak padda usia 12-59 bulan (25,2%)

    (Kementrian Kesehatan RI,2011).

    Menurut WHO (2010), diare adalah buang air besar dengan kosistensi

    cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24jam). Diare pada

    anak prasekolah adalah sebagai buang air besar yang tidak normal atau

    bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya.Anak

    prasekolah dikatakan diare jika frekuensi buang air besar sudah lebih dari 3

    kali (lebih banyak dari biasanya) tinja encer, dan selain itu perlu juga

    diperhatikan warna dan baunya (Sofwan, 2010).

    Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada kasus diare adalah

    dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan elektrolit melalui feses. Gangguan

    volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

  • 4

    fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita mengalami kehilangan air

    dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi.Terutama diare pada anak

    perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak

    mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pada asuhan keperawatan yang

    muncul pada penderita diare adalah: kekurangan volume cairan, perubahan

    nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit, cemas (Wong,

    2008).

    Penyebab kematian yang disebabkan oleh diare lainnya adalah

    disentri, kurang gizi, dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Dasar dari

    semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan air

    melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh

    aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida, dan

    glukosa (Sodikin, 2011).

    Menurut WHO (2013), tingginya angka kejadian diare anak

    disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko diare

    yaitu: sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan yang kurang, kebersihan

    pribadi yang buruk (tidak mencuci tangan sebelum, sesudah makan, dan

    setelah buang air kecil).

    Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya

    pencegahan penyakit diare.Hal ini dikarenakan tangan merupakan pembawa

    kuman penyebab penyakit.Resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan

    adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan

    dengan sabun pada waktu penting.Kebiasaan mencuci tangan harus

  • 5

    dibiasakan sejak kecil.Anak-anak merupakan agen perubahan untuk

    memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus

    mengajarkan pola hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 2011).Mencuci tangan

    dengan menggunakan sabun telah terbukti bahwa kejadian penyakit diare

    dapat berkurang dengan prosentase kurang lebih 40%. Mencuci tangan ini

    lebih dianjurkan pada saat sebelum dan sesudah makan, dan setelah buang air

    kecil maupun buang air besar (WHO, 2013).

    Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi dalam

    lingkungan keluarga. Strategi intervensi keperawatan keluarga atau

    komunitas meliputi kemitraan (partnership), pemberdayaan (empowerment),

    pendidikan kesehatan dan proses kelompok (Khurniawan, 2015). Menurut

    Azwar (2008), pendidikan kesehatan adalah unsur program kesehatan dan

    kedokteran yang di dalamnya terkandung rencana untuk mengubah perilaku

    perseorangan dan masyarakat dengan tujuan membantu tercapainya program

    pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

    Menurut Setiawan (2008), pendidikan kesehatan merupakan serangkaian

    upaya yang ditunjukkan untuk memengaruhi orang lain, baik individu,

    kelompok, keluarga, maupun masyarakat agar terlaksana hidup sehat.

    Dengan hal ini,penulis termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah

    dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada tahap

    perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan

    ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo,

    Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.

  • 6

    1.2 Batasan Masalah

    Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan

    keluargaTn.E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah

    dengan kasus Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di

    Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

    Karanganyar.

    1.3 Rumusan Masalah

    Bagaimanakan penerapan Asuhan keperawatan keluargaTn.E dan

    Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan

    Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

    1.4 Tujuan

    1.4.1 Tujuan Umum

    MelakukanAsuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn.A

    pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

    Karanganyar.

  • 7

    1.4.2 Tujuan Khusus

    a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada

    tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.

    b. Menetapkan diagnosa keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada

    tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.

    c. Menyusun perencanaan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A

    pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.

    d. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A

    pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.

    e. Melakukan evaluasi pada keluarga Tn. E dan Tn. A pada tahap

    perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan

    ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Wonorejo,

    Gondangrejo, Karanganyar.

  • 8

    1.5 Manfaat Studi Kasus

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulis pada studi kasus

    yang berjudul “Asuhan Keperawatan KeluargaTn.E dan Tn.A pada

    tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan

    ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan

    Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan dan

    pengetahuan sebagai peran perawat dalam upaya pemberian asuhan

    keperawatan keluarga Tn. E Dan Tn.A dengan tahap keluarga pra

    sekolah pada Klien yang mengalami diare dengan ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Perawat

    Meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan

    asuhan keperawatan Keluarga Pra Sekolah pada penderita Diare

    secara tepat.

    b. Bagi Puskesmas

    Sebagai masukan untuk tenaga kesehatan yang ada di

    Puskesmas kususnya perawat dalam mengambil langkah dan

    kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

    keperawatan dalam upaya pencegahan dan penanganan diare.

  • 9

    c. Bagi Institusi Pendidikan

    1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui asuhan

    keperawatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan progam

    pendidikan keperawatan.

    2) Sebagai sumber informasi dan referensi perpustakaan.

    d. Bagi Penulis

    1) Menambah wawasan dan informasi penulis mengenai

    penyakit diare dan penatalaksanaan sebagai acuan

    pembuatan asuhan keperawatan.

    2) Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melaksanakan

    asuhan keperawatan keluarga pra sekolah pada penderita

    diare.

    e. Bagi Klien

    Diharapkan dapat membuka wawasan bagi keluarga pasien

    dalam upaya pencegahan dan penanganan diare.

  • BAB II

    TINJAUAN TEORI

    Tinjauan teori merupakan acuan dasar terhadap proses asuhan

    keperawatan secara keseluruhan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang

    konsep dasar keluarga, konsep asuhan keperawatan dan konsep tentang penyakit

    Diare.

    2.1 Konsep Dasar Keluarga

    2.1.1 Pengertian keluarga

    Departemen Kesehatan Republik indonesia (1988) seperti dikutip

    Setiadi (2010), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari

    masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

    terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan

    ketergantungan.

    Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

    rumah tangga karena adanya hubungan darah, adopsi atau perkawinan.

    Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran

    masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya

    (Muhlisin, 2012).

    Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

    adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

    beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu

    10

  • 11

    atap dalam keadaan ketergantungan yang saling berhubungan melalui

    pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.

    2.1.2 Tipe-tipe keluarga

    Menurut (Setiadi, 2010), tipe keluarga meliputi :

    a. Secara tradisional

    1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya

    terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari

    keturunannya atau adopsi atau keduanya.

    2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti

    ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyi

    hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

    b. Secara Modern

    1. Tradisional Nuclear adalah Keluarga inti (ayah, ibu dan anak)

    tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanki legal

    dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat

    bekerja di luar rumah.

    2. Reconstituted Nuclear adalah pembentukan baru dari keluarga

    inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam

    pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu

    bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan

    baru,satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

  • 12

    3. Niddle Age/ Aging Couple adalah Suami sebagai pencari uang,

    istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,anak-anak sudah

    meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

    4. Dyadic Nuclear adalah Suami istri yang sudah berumur dan

    tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja

    di luar rumah.

    5. Single Parent adalah Satu orangtua sebagai akibat perceraian

    atau kematian pasangan dan anak-anakny dapat tinggal di

    rumah atau di luar rumah.

    6. Dual Carrier adalah Suami istri atau keduanya orang karier dan

    tanpa anak.

    7. Commuter Married adalah Suami istri atau keduanya orang

    karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling

    mencari pada waktu-waktu tertentu.

    8. Single Adult adalah Wanita atau pria dewasa yang tinggal

    sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

    9. Three Generation adalah Tiga generasi atau lebih tinggal dalam

    satu rumah.

    10. Institusional adalah Anak-anak atau orang-orang dewasa

    tinggal dalam suatu panti-panti.

    11. Comunal adalah Satu rumah terdiri dari dua atau lebih

    pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-

    saa dalam penyediaan fasilitas.

  • 13

    12. Group Marriage adalah Satu perumahan terdiri dari orang tua

    dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap

    individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah

    orang tua dari anak-anak.

    13. Unmaried Parent and Child adalah Ibu dan anak dimana

    perkawinan tidak dikehendaki, anak adopsi.

    14. Cohibing Coiple adalah Dua orang atau satu pasangan yang

    tinggal bersama tanpa kawin.

    15. Gay and Lesbian Family adalah Keluarga yang dibentuk oleh

    pasngan yang berjenis kelamin sama.

    2.1.3 Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga

    Menurut friedman (2010), tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8

    yaitu:

    a. Keluarga Baru (Beginning Family).

    Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak,

    Pekembangan keluarga tahap ini antara lain :

    1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

    2) Menerapkan tujuan bersama.

    3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

    sosial

    4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB

    5) Persiapan menjadi orang tua.

  • 14

    6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

    menjadi orang tua).

    b. Keluarga dengan anak pertama

  • 15

    1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

    2) Membantu anak bersosialisasi.

    3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

    terpenuhi.

    4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

    5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

    6) Pembagian tanggung jawab.

    7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

    kembang anak.

    d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun).

    Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

    1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,

    sekolah dan lingkungan lebih luas.

    2) Mendorong

    intelektual.

    anak untuk mencapai pengembangan daya

    3) Menyediakan fasilitas untuk anak.

    4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

    sertakan anak.

    5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

    kehidupan dan kesehatan anggota kelurga.

  • 16

    e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun).

    Tugas perkembangan pada saat ini adalah :

    1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang

    seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah

    seorang yang dewasa muda dan memiliki otonomi).

    2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).

    3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

    4) Mempersiapakan perubahan system peran dan peraturan

    anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang

    anggota keluarga.

    f. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).

    Tugas perkembangan keluarga mempersiapakan anak untuk hidup

    mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

    dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,

    kakek dan nenek. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

    adalah :

    1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

    2) Mempertahankan keintiman.

    3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

    dimasyarakat.

    4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

    anaknya.

    5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

  • 17

    6) Berperan suami, istri, kakek dan nenek.

    7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh

    bagi anak-anaknya.

    g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family).

    Tugas perkembangan pada saat ini adalah :

    1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

    mengolah minat sosial dan waktu santai.

    2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

    3) Keakrapan dengan pasangan.

    4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

    5) Persiapan masa tua/pensiun.

    h. Keluarga lanjut usia

    Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

    1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

    hidup.

    2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

    kematian.

    3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

    4) Melakukan life review masa lalu.

    2.1.4 Fungsi Pokok Keluarga

    Menurut Friedman (1998) seperti dikutip dalam Padila (2012), secara

    umum fungsi keluarga adalah :

  • 18

    a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

    segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

    dengan orang lain.

    b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

    anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

    berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

    c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

    menjaga kelangsungan keluarga.

    d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

    kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

    mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan penghasilan

    untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan,adalah fungsi untuk

    mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

    memiliki produktivitas tinggi.

    2.1.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

    Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

    dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman

    (1981) seperti dikutip dalam Setiadi (2010), membagi 5 tugas keluarga

    dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :

  • 19

    a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

    Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

    langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka

    apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

    terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

    perubahannya.

    b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

    keluarga.

    Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

    pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

    pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

    memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

    melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat

    dikurangi atau bahakan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan

    seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

    c. Memberikan keperawatan anggota yang sakit

    Perawatan ini dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki

    kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

    kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

    masalah yang lebih parah tidak terjadi.

    d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan

    dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

  • 20

    e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

    kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

    2.2 Proses Asuhan Keperawatan

    Keperawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang

    ditunjukkan atau dipusatkan pada keluarga sebgai unit atau satu kesatuan yang

    dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat

    profesional dengan proses keperawatan yang berpendoman pada standart

    praktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etika keperawatan dalam

    lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Padila, 2012).

    2.2.1 Pengkajian

    Pengkajian adalah tahap awal di proses keperawatan dimana

    seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang

    dibinanya (Setiadi, 2010)

    Pengkajian keluarga meliputi

    a. Pengkajian data umum :

    1) Nama KK.

    2) Umur.

    3) Alamat.

    4) Pekerjaan KK.

    5) Pendidikan KK.

    6) Komposisi KK.

  • 21

    7) Genogram

    8) Tipe keluarga.

    9) Suku bangsa.

    10) Agama

    11) Status sosial ekonomi.

    12) Aktifitas rekreasi keluarga.

    b. Riwayat tahap perkembangan keluarga

    1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.

    Tahapan perkembangan keluarga ini di tentukan oleh usia anak

    tertua dari keluarga inti.

    2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

    Menjelaskan tentang tugas kelurga yang belum terpenuhi dan

    kendala yang dialami keluarga.

    3) Riwayat keluarga inti.

    Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat

    kesehatan anggota keluarga, upaya terhadap pencegahan penyakit,

    dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

    4) Riwayat kesehatan sebelumnya.

    Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit

    menular dan keturunan.

    c. Data lingkungan

    1) Karakteristik rumah

    a) Ukuran rumah (luas rumah).

  • 22

    b) Kondisi dalam rumah dan luar rumah.

    c) Kebersihan rumah.

    d) Ventilasi rumah.

    e) Saluran pembuangan air limbah.

    f) Pengolahan sampah.

    g) Kepemilikan rumah.

    h) Kamar mandi (wc).

    i) Denah rumah.

    2) Karakteristik tentangga dan komunitas

    Menjelaskan tentang karateristik dari tetangga dan komunitas

    setempat, meliputi kebiasaan, norma serta budaya penduduk

    setempat.

    3) Mobilisasi geografi keluarga

    Menjelaskan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.

    4) Pengumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

    Menjelaskan mengenai waktu yang di gunakan keluarga untuk

    berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakat.

    5) Sistem pendukung keluarga.

    Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas

    keluarga yang mendukung kesehatan.

  • 23

    d. Struktur komunikasi keluarga

    1) Pola komunikasi keluarga

    Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana

    anggota keluarga menciptakan komunikasi.

    2) Struktur kekuatan keluarga

    Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan

    mengendalikan anggota untuk mengubah perilaku yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    3) Struktur peran

    Menjelaskan tentang peran masing-masing anggota keluarga secara

    formal maupun informal baik di keluarga maupun di masyarakat.

    4) Nilai dan norma budaya

    Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    e. Fungsi keluarga

    Secara umum fungsi keluaraga terdiri dari 5 yaitu :

    1) Fungsi afektif

    Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk

    mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

    keluarga berhubungan dengan orang lain.

  • 24

    2) Fungsi sosialisasi

    Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat

    melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan

    rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

    3) Fungsi reproduksi

    Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

    dan menjaga kelangsungan keluarga.

    4) Fungsi ekonomi

    Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

    kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

    mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan

    penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

    Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk

    mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

    memiliki produktivitas tinggi.

    f. Stress dan koping keluarga (Muhlisin, 2012).

    1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang.

    Stressor jangka panjang yaitu yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan,

    sedangkan stressor jangka panjang adalah yang memerlukan

    penyelesaian lebih dari 6 bulan.

  • 25

    2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.

    Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan

    situasi.

    3) Strategi koping yang digunakan.

    Menjelaskan strategi apa yang di gunakan keluarga bila ada

    permasalahan.

    4) Harapan keluarga.

    Menjelaskan harapan keluarga dalam kesehatan.

    5) Pemeriksaan fisik.

    Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga meliputi: pengkajian

    fisik, pengkajian mental, pengkajian emosional, pengkajian

    sosial, dan pengkajian spritual anggota keluarga.

    2.2.2 Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

    tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

    intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

    keluarga sesuai dengan wewenang perawat (Padila, 2012).

    Dalam diagnosa keperawatan keluarga dibagi 3 komponen meliputi

    problem, etiology, dan sign atau sympton (Triyana, 2013) :

  • 26

    a. Masalah (problem)

    Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah tidak

    terpenuhinya kenutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga yang

    diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian.

    b. Penyebab (etiology)

    Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon

    fisiologi yang yang dipengaruhi oleh unsur psikososil, spiritual dan

    faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah

    baik sebagai penyebab ataupun faktor resiko. Dikeperawatan keluarga

    etiologi mengacu kepada 5 tugas keluarga (Padila, 2012), yaitu:

    1) Mengenal masalah kesehatn setiap anggotanya.

    2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

    3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

    dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

    terlalu muda.

    4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

    kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

    5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

    lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).

    c. Tanda dan gejala (Symptom)

    Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif

    yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan

    penyebab.

  • NO KRITERIA NILAI BOBOT

    1 Sifat masalah

    Skala:

    Tidak/Kurang sehat Ancaman kesehatan

    Keadaan sejahtera

    3

    2

    1 1

    2 Kemungkinan masalah dapat di ubah

    Skala :

    Mudah Sebagian

    Tidak dapat

    3

    2

    1 1

    3 Potensian masalah untuk dicegah

    Skala :

    Tinggi

    Cukup

    27

    2.2.3

    2.2.4

    Skoring Diagnosa Keperawatan

    Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan

    Maglaya (1978) dalam Setiadi (2010).

    Tabel 2.1 Skoring Diagnosa Keperawatan

    Selanjutnya skor dibagi dengan tertinggi dan dikalikan denah bobot,

    kemudian skor dijumlahkan untuk semua kriteria.

    Prioritas Diagnosa Keperawatan

    Prioritas Diagnosa Keperawatan adalah memprioritaskan masalah

    sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat

    dapat menentukan lebih dari satu diagnosa keperawatan (Padila, 2012).

  • 28

    Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

    keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas

    (skala Baylon dan Maglaya) menurut Setiadi (2010) sebagai berikut:

    1. Menentukan skor setiap kriteria

    2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

    3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tertinggi adalah

    5, sama dengan seluruh bobot.

    2.2.5

    2.2.6

    Intervensi Keperawatan

    Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada

    keluarga yang dilaksanakan oleh perawat, yang ditunjukkan kepada

    kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan

    keluarga.Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan

    merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap tujuan khusus.

    Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan, tindakan dan

    penilaian rangkaian asuhan keperawatan (Triyana, 2010).

    Implementasi Keperawatan

    Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan

    dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

    Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja

  • 29

    sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan

    yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (Muhlisin, 2012).

    2.2.7 Evaluasi

    Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap

    penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana

    tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

    dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga

    kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

    keluarga dalam mencapai tujuan (Friedman, 2010).

    2.3 Konsep Dasar Diare

    2.3.1 Definisi

    Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.Bisa

    juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan

    berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi, 2012).

    Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak

    normal atau tidak seperti biasanya.Perubahan yang terjadi berupa

    peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah,

    seperti lebih dari 3x/hari (Hidayat, 2008).

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan, Diare adalah pengeluaran

    tinja yang tidak normal dan cair.Buangan air besar yang tidak normal dan

    bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.

  • 30

    2.3.2 Etiologi

    Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor menurut Hidayat (2008),

    seperti infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologi.

    a. Infeksi

    1. Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan

    merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enteral

    meliputi :

    1) Infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, salmonella, shigella

    campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya.

    2) Infeksi virus: enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie,

    poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan

    sebagainya.

    3) Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris, dan

    strongylodies), protozoa (entamoeba histolytica, giardia

    lamblia,dan trichomonas hominisis), serta jamur (candida

    albicans)

    2. Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat

    pencernaan, misalnya otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis,

    bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.

    b. Malabsorbsi

    1. Karbohidrat: disakarida (intioleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa)

    serta monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).

  • 31

    Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi

    laktosa.

    2. Lemak.

    3. Protein.

    c. Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.

    d. Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.

    2.3.3 Manifestasi Klinik

    Manifestasi klinik pada klien menurut Suriadi (2010) adalah:

    a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

    b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit

    menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.

    c. Keram abdominal (colic abdomen).

    Suatu kondisi dimana si penderita akan mersakan rasa sakit yang

    sangat hebat pada perutnya seperti terasa melilit, kaku dan di remas-

    remas.

    d. Demam.

    Suatu keadaan saat suhu badan melibihi 37ᵒC yang disebabkan oleh

    penyakit atau peradangan.

    e. Mual dan muntah.

    Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai

    dorongan untuk muntah.Sedangkan muntah adalah kondisi pada saat

    isi perut dikeluarkan secara paksa melalui mulut.

  • 32

    f. Anorexia

    Gangguan makan yang disebabkan oleh gangguan psikologis di mana

    penderitanya mengontrol asupan kalori secara ekstrim, membatasi

    makan, dan amat terobsesi dengan berat badan.

    g. Lemah.

    h. Pucat.

    i. Perubahan tanda-tanda vital : nadi dan pernafasan cepat.

    j. Menurun atau tidak ada pengeluran urine.

    2.3.4 Patofisiologi

    Secara umum kondisi peradangan dan Gastrointestinal disebabkan

    oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi

    enterotoksin atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan

    sekresi cairan atau menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi

    dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.

    Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan

    osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

    osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

    elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan sehingga

    timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di

    dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian

    terjadi diare. Gangguan mobilisasi usus yang mengakibatkan

    hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare adalah kehilangan air

  • 33

    dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa

    (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang,

    output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi. Gangguan gizi

    sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran

    bertambah) dan gangguan sirkulasi darah (Ariani, 2016).

  • 34

    2.3.5 Pathway

    Makanan yang tidak Rangsangan tertentu Gangguan

    dapat diserap (toksin) mobilisasi usus

    Peningkatan Peningkatan sekresi Hiper- Hipoperis-

    osmotik dalam air & elektrolit peristaltic taltik

    usus

    absorbsi bakteri tumbuh

    Pergeseran air & makanan berkembang

    elektrolit ke dalam

    rongga usus

    Diare

    Kehilangan air Absorbsi Sistem Hospitalisasi

    & elektrolit makanan eliminasi

    kurang baik Perpisahan,

    Dehidrasi BAB > 3kali lingkungan

    Intake kurang, asing

    Keseimbangan output berlebih Dehidrasi Keseimbangan

    cairan & elektrolit cairan&

    nutrisi

    Lecet pada Cemas

    Gangguan anus

    nutrisi

    Resiko infeksi

    Skema 2.1

    Pathway Diare (Ridha, Nabiel 2014).

  • 35

    2.3.6

    2.3.7

    Komplikasi

    Komplikasi diare menurut Sudarti (2010), yaitu:

    a. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi

    menjadi:

    1. Dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan 10-15%BB.

    b. Rejatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila

    penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan

    menyebabkan penurunan tekanan darah.

    c. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus,

    hipotoni otot, kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada

    pemeriksaan EKG.

    d. Hipoglikemia adalah penurunan kadar glukosa dalam darah,

    normalnya kurang dari 200.

    e. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa

    karena kerusakan vili mukosa usus halus.

    f. Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya

    penderita mengalami kelaparan.

    Penatalaksanaan

    a. Prinsip perawatan diare menurut Dewi (2012) adalah sebagai berikut :

    1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).

  • 36

    2. Diatetik (pemberian makanan).

    3. Obat-obatan.

    1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/kgBB/hari

    sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi.

    Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan

    sisanya adlibitium.

    2) Sesuaikan dengan umur anak:

    a) 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).

    3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka

    diberikan cairan 25-100 ml/kg/BB dalam sehari atau setiap jam

    2 kali.

    4) Oralit diberikan sebanyak kurang lebih 100 ml/kgBB setiap 4-6

    jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.

    Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan

    RT).

    a) Larutan gula garam (LGG) : 1 sendok the gula pasir + ½

    sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air masak atau air

    teh hangat.

  • 37

    b) Air tajin (2 liter + 5 g garam).

    1) Cara tradisional.

    3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras

    dimasak selama 45-60 menit.

    2) Cara biasa.

    2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam

    dimasak hingga mendidih.

    4. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan

    daya tahan tubuh anak.

    Menurut Kemenkes RI (2011), berikut penatalaksaan diare

    berdasarkanklasifikasinya :

    1. Tanpa dehidrasi

    1) Beri cairan lebih banyak dari biasanya

    Beri oralit sampai diare berhenti dengan ketentuan: umur > 1

    tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Bila muntah,

    tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.

    2) Beri obat zinc

    Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah

    berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau

    dilarutkan dalam 1 sendok air matang. Dengan ketentuan:

    umur> 6 bulan diberi 20mg (1 tablet) per hari.

  • 38

    3) Beri makanan untuk mencegah kurang gizi

    a) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sma

    pada waktu anak sehat.

    b) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi

    makan.

    c) Beri makanan kaya kalium seperti buah segar, pisang, air

    kelapa hijau.

    d) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi kecil

    (setiap 3-4 jam).

    e) Setelah diare berhenti, beri makan yang sama dan

    makanan tambahan selama 2 minggu.

    4) Antibiotic hanya diberikan sesuai indikasi, misalnya: disentri,

    kolera, dll.

    2. Dehidrasi ringan/sedang:

    1) Jumlah oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama adalah 75

    ml/kg bb.

    2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit,berikanlah.

    3) Beri obat zinc selama 10 hari berturut-turut.

    3. Dehidrasi berat

    Pada keadaan ini klien akan diberikan larutan dehidrasi secara

    intravena (intravenous hydration) dengan kadar 100 ml/kgBB/3-

    6jam.

  • 39

    b. Penatalaksanaan Terapeutik.

    1. Penanganan fokus pada penyebab.

    2. Pemberian cairan dan elektrolit, oral (seperti : pedialyte atau

    oralit) atau terapi parenteral.

    3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari

    ASI (Suriadi, 2010).

    c. Penatalaksanaan Keperawatan.

    1. Sasaran primer

    Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala

    upaya pendidikan kesehatan.Sesuai dengan permasalahan

    kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala

    keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil, menyusui

    untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan

    sebagainya (Widyanto, 2014).

    2. Sasaran sekunder

    Sasaran sekunder pendidikan kesehatan adalah tokoh

    masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Setelah

    diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan kepada kelompok ini

    akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di

    lingkungannya (Widyanto, 2014).

    3. Sasaran tersier

    Sasaran tersier dari pendidikan kesehatan adalah pembuat

    keputusan atau penentu kebijakan sesuai dengan ruang lingkup

  • 40

    pendidikan kesehatan misalnya lingkup rukun tangga, rukun warga,

    dusun, kecamatan, kabupaten, dan lain sebagainya (Widyanto,

    2014).

    Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara

    umum yakni: pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

    yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,

    prncegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi

    diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat

    ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap

    cacat dan rehabilitasi (Iswari, 2011).

    a. Pencegahan primer

    Pencegahan primer penyakit diare dapat ditunjukkan pada

    faktor penyebab, lingkungan dan faktor penjamu.Untuk

    penyebab dilakukan berbagai upaya agar mkroorganisme

    penyebab diare dihilangkan.Peningkatan air bersih dan sanitasi

    lingkungan, perbaiki lingkungan biologis dilakukan untuk

    memodifikasi lingkungan.Untuk meningkatkan daya tahan

    tubuh dari penjamu maka dilakukan peningkatan status gizi dan

    pemberian nutrisi.

    1) Penyediaan air bersih

    2) Tempat pembuangan tinja

    3) Status gizi

  • 41

    4) Pemberian air susu ibu (ASI)

    5) Kebiasaan mencuci tangan

    b. Pencegahan Sekunder

    Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada sianak yang

    telah menderita diare atau yang terancam akan menderita yaitu

    dengan menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat

    dan tepat, serta untuk mencegah terjadinya akibat samping dan

    komplikasi. Prinsip pengobatan diare adalah mencegah

    dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi

    penyebab diare.Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor

    seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang.Pengobatan

    yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.Obat

    diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang

    membrantas penyebab diare seperti bakteri dan parasit,

    obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik

    yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak

    menyenangkan.Sebaikknya jangan mengkonsumsi golongan

    kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan

    obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misalnya

    bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek

    samping dan sebaikknya diminum sesuai petunjuk dokter.

    c. Pencegahan sekunder

  • 42

    Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai

    mengalami kecacatan dan kematian akibat dehidrasi.Jadi pada

    tahap ini penderita diare diusahakan pengembalian fungsi fisik,

    psikologis semaksimal mungkin.Pada tingkat ini juga dilakukan

    usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping

    dari penyakit diare.Usaha yang dapat dilakukan yaitu terus

    mengkonsumsi makan bergizi dan menjaga keseimbangan

    cairan.Rehabilitas juga dilakukan terhadap mental penderita

    dengan tetap memberikan kesempatan dan ikut memberikan

    dukungan secara mental kepada anak.Anak yang menderita

    diare selain diperhatikan kebutuhan fisik juga kebutuhan

    psikologis harus dipenuhi dan kebutuhan sosial dalam

    berinteaksi atau bermain dalam pergaulan dengan teman

    sepermainan.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas tentang pendekatan yang digunakan dalam

    menyelenggarakan studi kasus.

    3.1. Desain Penelitian

    Desain studi kasus yang digunakan adalah dalam karya tulis ilmiah

    ini yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan

    batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan

    menyertakan berbagai sumber informasi.Studi kasus dibatasi oleh waktu

    dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau

    individu.Penelitian studi kasus yaitu rancangan penelitian yang

    mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu

    klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2009).

    Keuntungan yang paling besar dari desain studi kasus adalah

    pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga

    akan didapatkan gambaran suatu unit secara jelas (Nursalam, 2009).

    Studi kasus ini mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga

    Tn. E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan

    kasus Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa

    Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

    Karanganyar.

    43

  • 44

    3.2. Batasan istilah

    Studi kasus ini menjabarkan mengenai asuhan keperawatan keluarga

    Tn.E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan

    kasus diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.

    a.

    b.

    c.

    Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

    diberikan melaui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga

    dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami

    keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

    keluarga (Setiadi, 2010).

    Tahap perkembangan pra sekolah adalah tahap yang dimulai sejak

    anak berusia 30 bulan – 6 tahun (Friedman, 2010).

    Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga

    didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan

    berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi,

    2012).

    3.3. Partisipan

    Subyek studi dalam kasus ini adalah dua Keluarga Tn. E dan Tn.A

    pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare

    dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan

    Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

  • 45

    3.4. Lokasi dan waktu

    a.

    b.

    Lokasi

    Lokasi yang telah digunakan untuk studi kasus adalah dengan

    setting keluarga di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan

    Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

    Waktu

    Waktu pelaksanaan pengambilan kasus ini telah dilakukan pada

    tanggal 22 mei – 3 juni 2017 (4 kali kunjungan). Waktu yang

    dibutuhkan untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah kurang lebih 3

    bulan.

    3.5. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

    dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

    suatu penyusunan karya tulis ilmiah studi kasus dengan pendekatan

    asuhan keperawatan. Langkah-langkah dalam pengumpulan data

    bergantung pada desain karya tulis ilmiah dan teknik instrumen yang

    digunakan (Nursalam, 2009). Teknik pengumpulan data yang akan

    digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah penelitian lapangan

    (field research), dilakukan dengan cara mengunjungi langsung ke objek

    penelitian yaitu di Keluarga Tn. E dan Tn. A di Desa Jetak, Kelurahan

    Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.Metode

    pengumpulan data yang digunakan adalah:

  • 46

    1. Teknik pengumpulan data primer

    Yakni pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

    pada lokasipenelitian atau objek yang diteliti. Dalam hal ini data

    diperoleh dengancara-cara sebagai berikut:

    1) Observasi

    Observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan cara

    mengadakan atau melakukan pengamatan secara langsung

    kepada responden (klien) untuk mencari perubahan atau hal-hal

    yang dirangkum dalam asuhan keperawatan (Hidayat, 2010).

    Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada objek

    penelitian terhadap keluarga pra sekolah yang mengalami diare

    dengan melakukan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.

    2) Wawancara

    Wawancara yaitu melakukan tanya-jawab dengan pihak-

    pihak yangberhubungan dengan masalah penelitian wawancara

    dinyatakan sebagai suatu percakapan dengan bertujuanuntuk

    memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang

    orang,kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,

    pengakuan, kerisauandan sebagainya (Hidayat, 2010).Penulis

    melakukan pengkajian terhadap keluarga pra sekolah (hasil

    pengkajian berisi tentang data umum yaitu identitas klien,

    riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian

    lingkungan, struktur komunikasi keluarga, fungsi keluarga, stress

  • 47

    dan koping keluarga, harapan keluarga, pemeriksaan fisik,

    dll).Sumber data dari klien, dan keluarga.

    2. Teknik pengumpulan data sekunder

    Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi

    bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer.(hasil

    dari pemeriksaan diagnostik dan data yang relevan). Pengumpulan

    data sekunderdilakukan dengan studi kepustakaan (Library research)

    yaitu pengumpulan data yang dilakukan dari jurnal, buku-buku, karya

    ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang

    diteliti.

    3.6. Uji keabsahan data

    Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya yang

    dilakukan adalah melakukan uji keabsahan data.Kegiatan ini dilakukan

    untuk melihat kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-hasil

    data dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi (Sugiyono,

    2013).Dalam penulisan ini uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk

    menguji kulitas data/informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data

    dengan validitas tinggi.

    Penulismelakukan uji keabsahan data dilakukan dengan cara

    mencari sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga

    sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang

    berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu pada pasien Keluarga Tn. E

    dan Tn. A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus

  • 48

    Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,

    Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten

    Karanganyar.Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yag

    bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

    sumber data yang telah ada. Dengan teknik pengumpulan data triangulasi,

    maka peneliti akan meningkatkan kredibilitas data karena menggunakan

    lebih dari satu pespektif sehingga kebenarannya terjamin (Sugiyono,

    2013).

    3.7. Analisa data

    Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

    dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

    menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana

    yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

    mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013).

    Dalam Karya Tulis Ilmiah ini analisis data dilakukan sejak penulis di

    keluarga, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul.

    Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

    membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

    opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara

    menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi

    wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.

    Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis yang

  • 49

    menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan

    teori yang ada sebagai bahan urutan untuk memberikan rekomendasi dalam

    intervensi tersebut (Sugiyono, 2013). Langkah-langkah dalam analisis data

    adalah sebagi berikut :

    a. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

    dengan melakukan observasi wawancara dan dokumentasi dengan

    menentukan stategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk

    menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data

    berikutnya (Sugiyono, 2013). Dalam penulisan ini data dikumpulkan

    dari hasil WOD (wawancara, observasi,dokumentasi). Hasil ditulis

    dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip

    (catatan terstruktur).

    b. Mereduksi Data

    Mereduksi data merupakan cara dimana peneulis merangkum,

    memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

    mencari tema polanya, sehingga data lebih mudah dikendalikan

    (Sugiyono, 2013). Dalam peneulisan ini mereduksi data yang dimaksud

    adalah data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

    lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

    menjadi data subjektif dan objektif, dan dianalisis berdasarkan hasil

    pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

  • 50

    c. Penyajian Data

    Setelah data direduksi, maka langkah penyajian data.Dalam

    penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

    singkat, bagan, hubungan antar kategori dan dengan teks yang bersifat

    naratif (Sugiyono 2013).Dalam penulisan ini penyajian data dapat

    dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.Kerahasiaan

    dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien.

    d. Kesimpulan

    Menurut Sugiyono (2013) kesimpulan dalam penelitian kulitatif

    yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah

    ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum

    jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih

    sebagai hipotesis, dan data menjadi teori jika didukung oleh data-data

    yang lain. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dari

    data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

    hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

    kesehatan.Dan penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan dengan

    metode induksi.Data yang dikumpulkan terkait dengan data-data

    pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

  • DATA UMUM Klien 1 (An.M) Klien 2 (An.N)

    Nama Kepala Keluarga

    Umur Alamat

    Pekerjaan Pendidikan KK

    Komposisi Keluarga

    Tipe Keluarga Suku Bangsa

    Agama

    Status Sosial Ekonomi Tn.E

    38 Th Jetak RT 1 RW 4 Wonorejo,

    Gondangrejo, Karanganyar.

    Buruh bangunan

    SLTP

    Tn.E (38 TH) Kepala keluarga Ny.S (41 TH) Istri

    An.M (3,5 TH) Anak Keluarga Inti

    BAB IV

    HASIL

    4.1 Hasil

    4.1.1

    4.1.2

    Gambaran Lokasi Pengambilan Data

    Pengambilan data dilakukan pada 2 (dua) keluargaTn.E dan

    Keluarga Tn.A dengan tahap perkembangan keluarga pra sekolah yang

    bertempat tinggal di Dusun Jetak, Desa Wonorejo, Kecamatan

    Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Dilaksanakan pada tanggal 22 Mei

    2017 sampai 03 Juni 2017 meliputi proses pengkajian, analisis data,

    diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

    Pengkajian

    1. Data Umum

    Tabel 4.1 Data Umum

    51

  • Aktifitas rekreasi

    Keluarga

    Keluarga setiap 1 minggu sekali

    kadang dua minggu sekali pergi

    berlibur untuk berenang. membeli pakaian, kebutuhan

    lainnya dan sisanya di tabung.

    Keluarga An.N jarang sekali

    pergi berlibur karena ayahnya

    sibuk untuk bekerja biasanya

    An.N menoton TV dan bermain

    dengan teman-teman di dekat

    RIWAYAT DAN

    TAHAP

    PERKEMBANGAN KK 1 KK 2

    Tahap Perkembangan

    Keluarga Saat Ini

    Pra Sekolah Pra Sekolah

    Tahap Keluarga Yang

    Belum Terpenuhi

    Merencanakan kegiatan dan

    waktu stimulasi tumbuh dan

    kembang anak Tidak ada tahap perkembangan

    keluarga sampai saat ini yang

    belum terpenuhi

    Riwayat Keluarga Inti

    Tn.E, Ny.S tidak memiliki

    riwayat penyakit akut, kronik dan

    tidak memiliki penyakit

    keturunan/menular. An.M pernah

    mengalami batuk, pilek dan diare

    umur 2 tahun yang lalu BAB

    kurang lebih dalam sehari 6x An.M dipriksakan ke Puskesmas

    Gondangrejo dan tidak di rawat

    inap. 8 hari yang lalu diare An.M

    kambuh kembali selama 3 hari

    An.M diperiksakan ke puskesmas

    An.M mendapatkan pengobatan

    dan An.M sudah dinyatakan

    sembuh. TN.A, Ny.M, tidak ada riwayat

    sakit yang mengharuskan untuk

    rawat inap di RS dan tidak

    memiliki riwayat penyakit akut,

    kronik maupun penyakit

    52

    2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

    Tabel 4.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

  • 2009 dan sekarang sudah

    memiliki 1 anak perempuan

    An.M. Ny.M menikah tahun 2003 dan

    sekarang dikaruniai 1 anak laki-

    laki.

    LINGKUNGAN KK 1 KK 2

    Karakteristik Rumah

    Merupakan rumah miik sendiri

    di daerah perkampungan padat

    penduduk jarak antara rumah

    tetangga sangat dekat. Luas

    rumah kira-kira 6x8 M. Rumah

    terdiri dari satu santai sudah di

    kramik tetapi bagian dapur

    masih tanah, tembok rumah dari

    batu bata dengan dinding sudah

    dicat, Ventilasi kurangdan

    dalam kebersihan dan kerapian

    rumah kurang. Rumah terdapat 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu

    sekaligus ruang TV beserta

    tempat tidur An.M, 1 kamar

    tidur Tn.E, 1 ruang makan, 1

    dapur dan 1 kamar mandi

    beserta WC jongkok. Kamar

    mandi yang digunakan tidak

    terlalu lebar, air yang digunakan

    cukup bersih. Pengelolaan

    sampah rumah tangga di buang

    ditempat sampah tong depan

    rumahnya 2 hari sekali di ambil oleh tim kebersihan yang setiap

    bulannya membanyar Rp. 5000

    ribu. Merupakan rumah milik sendiri

    di daeraah perkampungan padat

    penduduk jarak antara rumah

    tetangga sangat dekat. Luas

    rumah kira-kira 8x10 M. Rumah

    terdiri dari satu lantai sudah di

    kramik tetapi bagian dapur

    masih semen, tembok rumah dari

    batu bata dengan dinding sudah

    di cat. Ventilasi cukup tetapi

    53

    3. Lingkungan Tabel 4.3 Lingkungan

  • sekolahan PAUD dengan jalan

    kaki karena sekolahannya

    sangat dekat kira-kira 100 M .

    An.M tidak pernah berpergian

    jauh karena usianya masih kecil

    An.M hnaya berpergian bila

    orangtuanya pergi. Biasa Tn.E

    dan Ny.S pergi dengan

    menggunakan sepeda montor. Ny.S mengatakan sudah betah

    dan tidak ingin pindah kemana-

    mana. An.N bias ke sekolah TK Al

    Islam Wonorejo diatar ibunya

    Ny.M dengan menggunakan sepeda montor sekolah An.N

    dengan rumah kira-kira 500 M.

    An.N tidak pernah berpergian

    jauh karena usianya masih kecil

    biasanya An.N hanya bermain di

    depan rumah. An.N berpergian

    jauh bila ayahnya Tn.A dan

    ibunya Ny.M pergi An.N sering ikut. Tn.A dan Ny.M berpergian

    menggunakn sepeda montor

    kadamg mobil. Ny.M

    mengatakan sudah betah dan

    tidak ingin pindah kemana-

    mana.

    Perkumpulan Keluarga

    Dan Interaksi Dengan

    Masyarakat An.M sering berkumpul dengan

    temannya bermain, setiap senin-

    jum‟at belajar di Paud dan

    setiap seminggu sekali ke

    gereja. An.M sangat akrab

    denagan teman sebayanya di

    54

  • STRUKTUR

    KOMUNIKASI

    KELUARGA KK 1 KK 2

    Pola Komunikasi

    Keluarga

    Ny.S mengatakan An.M selalu

    bercerita dengan orangtuanya

    bila An.M merasa kesakitan

    selalu bilang kepada ibunya.

    Keluarga An.M sangat terbuka tentang semua hal dan biasa

    mengobrol tentang masalah-

    masalah yang dihadapui,

    Keluarga An.M juga selalu

    bermusyawarah jika ada

    masalah agar masalh cepat

    terselesaikan. Ibu An.N mengatakan An.N

    selalu mengobrol dengan ibunya.

    Bila An.N merasa kesakitan selalu bilang kepada ibunya.

    Keluarga An.N sangat terbuka

    tentang semua hal dan biasanya

    mengobrol tentang aktivitas

    sehari-hari yang di lakukan dan

    masalah-masalah yang di hadapi.

    Struktur Kekuatan

    Keluarga

    Antar anggota keluarga sangat

    terbuka saling menghargai satu

    55

    4. Struktur Komunikasi Keluarga

    Tabel 4.4 Struktur Komunikasi Keluarga

  • FUNGSI

    KELUARGA KK 1 KK 2

    Fungsi Afektif

    Keluarga Ny.S mengatakan kerap

    menegur An.M jika melakukan

    kesalahan tetapi keluarga saling

    menghargai satu sama lain. Ny.S

    sering berkumpul dengan anak dan

    saudara. Keluarga tampak akrab,

    rukun dan harmonis. Tn.E dan Ny.M selalu memberikan

    teguran apabila anaknya melakukan

    kesalahan.

    Fungsi

    Sosialisasi

    Ny.S mengatakan selalu mengajarkan

    An.M untuk menghormati orang

    yang lebih tua. An.M mempunyai

    hubungan yang baik dengan teman-

    temannya. Keluarga selalu mengajarkan pada

    anak cara menghargai orang yang lebih tua dari anaknya, seperti cara

    memanggil kakak, paman, bibi,tante,

    dan teman sebayanya baik

    dilingkungan tempat tinggal maupun

    disekolahan.

    Fungsi

    Perawatan

    Kesehatan 1. Mengenal Masalah

    Ny.S mengatakan bahwa anaknya

    An.M pernah mengalami diare

    keluarga melakukan pengobatan ke

    puskesmas kadang hanya membeli

    56

    5. Fungsi Keluarga

    Tabel 4.5 Fungsi Keluarga

  • kerapian rumah kurang.

    5. Menggunakan Fasilitas

    kesehatan yang ada

    Ny.S mengatakan bila keluarga sakit

    dipriksakan ke puskesmas dan merasa

    terbantu adanya periksa dan kontrol

    gratis.

    Fungsi

    Reproduksi

    Ny.S mempunyai 1 anak perempuan

    bernama An.M yang berumur 3,5

    tahun di sekolah PAUD. Ny.S tidak

    mengikuti program KB. Keluarga memiliki 1 orang anak laki-

    laki yang berusia 5 tahun. Ny.M tidak

    mengikuti program KB.

    Fungsi

    Ekonomi

    Ny.S dan keluarga tinggal satu

    rumah, untuk makan sehari-hari Ny.S

    STRESS DAN

    KOPING

    KELUARGA KK 1 KK 2

    Stressor jangka pendek

    dan jangka panjang

    a. Jangka Pendek

    Orang tua selalu waspada setiap

    saat untuk mencegah agar

    anaknya tidak mengalami

    kekambuhan penyakitnya yaitu

    diare.

    b. Jangka Panjang Ny.S mengatakan takut jika

    penyakit diare An.M yang

    dialami 2x kambuh kembali. a. Jangka Pendek

    Orang tua selalu waspada untuk

    mencegah agar anaknya tidak

    mengalami kekambuhan seperti

    yang telah di alami.

    b. Jangka Panjang

    Keluarga ingin memasukkan

    anaknya ke les privat, tetapi

    masih mengumpulkan biaya.

    Kemampuan keluarga

    57

    6. Stress dan Koping Keluarga

    Tabel 4.6 Stress dan Koping Keluarga

  • HARAPAN KELUARGA KK 1 KK 2

    Persepsi keluarga terhadap

    perawat

    Keluarga Ny.S mempunyai

    persepsi bahwa perawat

    merupakan tenaga kesehatan

    yang juga berperan penting

    dalam melakukan pelayanan

    kesehatan. Keluarga Ny.M mempunyai

    persepsi bahwa perawat

    merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam

    melakukan pelayanan kesehatan.

    Harapan keluarga terhadap

    Ny.S berharap petugas

    Pemeriksaan fisik AN.M AN.N

    1. TD

    2. N

    3. RR

    4. BB/TB

    5. Rambut 6. Konjungtiva

    7. Sklera

    8. Hidung

    9. Telinga

    10. Mulut

    11. Leher

    12. Dada (Thorax)

    Paru-Paru

    Inspeksi

    Palpasi

    Perkusi

    Auskultasi

    Jantung

    Inspeksi

    Palpasi

    Perkusi

    Auskultasi -

    90 x/menit

    20x/menit

    14,5 kg/96cm

    58

    7. Harapan Keluarga Tabel 4.7 Harapan Keluarga

    8. Pemeriksaan Fisik Tabel 4.8 Pemeriksaan Fisik

  • 13. Abdomen

    Inspeksi

    Auskultasi

    Perkusi

    Palpasi

    14. Estremitas

    15. Kulit

    16. Turgor Simetris, tidak ada jejas

    59

  • Data Masalah Etiologi

    Klien 1

    Ds :

    Ny.S mengatakan kurang mengertitentang

    cara pencegahan penyakit diare

    Ny.S mengatakan anakanya jarang cuci

    tangan setiap mau makan.

    Ny.S mengatakan An.M suka makan pedas

    dan jajan ciki

    Do :

    Keluarga Ny.S tampak kurang mengerti saat

    ditanya pencegahan diare.

    An.M tampak makan tidak cuci tangan

    terlebih dahulu Ketidakefektifan

    pemeliharaan

    kesehatan Ketidakmampuan

    keluarga

    mengambil

    keputusan

    Ds :

    Ny.S mengatakan membersihkan rumahnya

    bila longgar saja 1 kali sehari kadang tidak

    dibersihkan.

    Ny.S mengatakan anaknya jarang membuka

    jendela rumahnya.

    Do :

    Rumah Ny.S tampak kotor dan tidak rapi

    An.M tampak berpenampilan kurang bersih Hambatan

    pemeliharaan

    rumah Ketidakmampuan

    keluarga

    mengenal masalah

    kesehatan

    Klien 2

    Ds :

    Ny.M mengatakan kurang mengerti tentang

    cara pencegahan diare.

    Ny.M mengatakan An.N sering jajan di

    sembarang tempat (ciki, es, gorengan) An.N suka makan pedas-pedas seperti sambel

    tumpang.

    Ny.M menagtakan An.N sudah 3 kali diare.

    Ny.M mengatakan anaknya jarang cuci

    tangan.

    Do :

    Ny.M dan keluarga tidak bisa menjelaskan

    60

    4.1.3 Analisa Data Hari : Kamis, 25 Mei 2017

    Tabel 4.9 Analisa Data

  • Klien 1

    KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN

    Sifat masalah :

    Aktual 3 1 3/3 X 1 =1 Sifat masalah aktual karena

    keluarga belum memahami masalah

    penyebab dari penyakitnya

    Kemungkinan

    masalah yang

    dapat di ubah :

    Sebagian

    1

    2

    ½ x 2 =1

    Kemungkinan masalah untuk

    diubah adalah sebagian karena yang

    di hadapi sudah lama terjadi

    Kemungkinan

    masalah yang

    dapat dicegah :

    Cukup

    2

    1

    2/3 X 1 = 2/3

    Masalah pengetahuan tentang diare

    dapat diatasi dengan mempelajari

    apa itu diare, penyebab, tanda dan

    gejala diare serta pencegahan diare

    Menojolnya

    masalah :

    Masalah

    dirasakan dan

    harus segera

    ditangani Menonjolnya masalah yang

    Klien 1

    KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN

    Sifat masalah :

    Resiko 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Sifat masalah adalah ancaman

    kesehatan karena keluarga belum

    memahami pentingnya

    pemeliharaan rumah.

    Kemungkinan

    Masalah :

    Sebagian 2 2 ½x2=1

    Kemungkinan masalah yang dapat

    di ubah adalah sebagian karea Ny.S

    mau berubah untuk lebih menjaga

    kebersihan rumah

    Kemungkinan

    masalah yang

    Kemungkinan masalah dapat di

    cegah adalah cukup karena masalah

    61

    4.1.4 Skoring prioritas masalah Asuhan keperawatan keluarga

    Tabel 4.10 Skoring prioritas masalah Asuhan keperawatan keluarga

    1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga

    mengambi keputusan.

    2. Hambatan pemeliharaan rumah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal

    masalah kesehatan.

  • dapat dicegah :

    Cukup

    2 1 2/3 x 1 =2/3 yang dihadapi belum berat

    Menojolnya

    masalah :

    Masalah

    dirasakan dan

    harus segera

    ditangani

    2

    1

    2/2 x 1 = 1

    Menonjolnya masalah yang di

    rasakan harus segera ditangani agar

    Klien 2 ( An.N)

    KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN

    Sifat masalah :

    Aktual 3 1 3/3 X 1 =1 Ny.M mengatakan An N sudah

    diare 3 kali

    Kemungkinan

    masalah dapat

    diubah :

    Sebagian

    1

    2

    ½ x 2 =1

    Dengan pengobatan, pencegahan

    dan mengenal masalah diare akan

    sembuh

    Kemungkinan

    masalah yang

    dapat dicegah :

    Cukup

    2

    1

    2/3 X 1 = 2/3

    Diare dapat di cegah melalui

    pencegahan diare

    Menojolnya

    masalah :

    Masalah

    dirasakan dan

    harus segera

    ditangani

    2

    1

    2/2 x 1 = 1

    Menonjolnya masalah yang

    Klien 2 ( An.N)

    KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN

    Sifat masalah :

    Resiko/ancama

    n kesehatan 2 1 2/3 X 1 =2/3

    Ketidakmampuan keluarga untuk

    memelihara lingkungan yang sehat

    dan pencegahan diare

    mengakibatkan resiko diare

    berulang

    62

    1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga

    mengambil keputusan.

    2. Hambatan pemeliharaan rumah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal

    masalah kesehatan.

  • Kemungkinan

    masalah dapat

    diubah :

    Sebagian

    1

    2

    ½ x 2 =1

    Dengan pengubah perilaku,

    menjaga kebersihan lingkungan,

    mengerti cara pencegahan diare,

    melakukan cuci tangan, diare dapat

    diatasi

    Kemungkinan

    masalah yang

    dapat dicegah :

    Cukup

    2

    1

    2/3 X 1 = 2/3

    Diare dapat di cegah melalui

    pencegahan diare cuci tangan

    Menojolnya

    masalah :

    Masalah

    63

  • No

    Dx

    Tujuan Evaluasi Intervensi

    Umum Khusus Kriteria Standar

    1 Setelah

    dilakuka