pedoman terapi ilmu kedokteran anak

Upload: armanion-sains

Post on 05-Jul-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    1/396

    PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    PERTUMBUHAN

    BATASANSetiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh baikfisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian atau keseluruhan

    INDIKATOR1. Berat badan

    Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya selama 3-4 haripertama dan akan kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-9

    Berat badan ↑ 2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan, 3 x berat badan lahir pada umur1 tahun, 4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahunPenambahan berat badan

    6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl1-2 th : 0,2 kg/bl

    2. Tinggi Badan Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm

    Panjang badan ↑ 1½ x panjang badan pada umur 1 tahunPenambahan panjang badan

    Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl1-7 th : 7,5 cm/th

    Tabel 1. Formula Praktis untuk Menentukan Tinggi Badan Normal pada Bayi dan Anak

    Panjang/Tinggi Badan Sentimeter (cm)

    Lahir1 th2-12 th

    5075[Umur (th) x 6] + 77

    (Dikutip dari : Needlman, 1996)

    3. L ingkar KepalaRata-rata lingkar kepala lahir 33,0-35,6 cm

    Pada th ke-1, lingkar kepala menjadi 44,4-46,9 cm (↑ + 10 cm)

    Pada th ke-2 menjadi 46,9-49,5 cm (↑ + 2,5 cm)

    Pada th ke-3 menjadi 47,7-50,8 cm (↑ + 1,25 cm)

    4. Erupsi gigiGigi susu berjumlah 20 buah dan biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 th

    Tabel 2. Umur Rata-rata Erupsi Gigi Susu dan Gigi Tetap pada Anak

    1

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    2/396

    Gigi Susu2 insisor sentral bawah4 insisor atas2 insisor lateral bawah4 molar ke-14 kuspid

    4 molar ke-2

    Umur (bl)5-108-1212-1512-1616-20

    20-30Gigi Tetap4 molar ke-18 insisor8 premolar4 kaninus4 molar ke-24 molar ke-3

    Umur (th)5-77-910-1211-121316-21

    (Dikutip dari : Wasserman, 1981)

    5. Pusat OsifikasiPada akhir bulan ke-2 kehidupan janin, kerangka tulang rawan embrio telahterdiferensiasi menjadi sejumlah segmen yang merupakan cikal bakal tulang kerangkaOsifikasi pertama tampak pada klavikula dan bagian membranosa tulang tengkorak,kemudian dengan cepat diikuti pada tulang panjang dan vertebraDikenal 2 pusat osifikasi, yaitu pusat osifikasi primer umumnya dibentuk pada masa

     janin. Sedangkan pusat osifikasi sekunder dibentuk setelah lahir, kecuali pada epifisisdistal femur dan proksimal tibiaPada waktu lahir biasanya ditemukan pusat osifikasi di kalkaneus, kuboideus, tibiaproksimal, talus dan femur distal. Setelah umur 6 bl pergelangan tangan dan tangan barubisa memberikan informasi untuk menentukan umur tulang

    2

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    3/396

     

    Gambar 1. Pusat Osifikasi Primer pada Embrio(Dikutip dari : Markum dkk., 1991) 

    PENILAIAN

    Gambar 2. Pusat Osifikasi Primer pada Janin(Dikutip dari : Markum dkk., 1991)

    Untuk mengetahui ukuran pertumbuhan seorang anak apakah normal atau tidak, makaukuran anak tersebut harus dibandingkan dengan ukuran normal populasi yang sebaya.Berbagai nilai baku antropometri dapat dipergunakan untuk menilai pertumbuhan fisikseorang anak, namun yang paling sering dipakai adalah ukuran berat badan, tinggi badandan lingkar kepala

    Nilai baku untuk ukuran antropometrik berat badan dan tinggi badan yang sering dipakaiadalah menurut National Center Health Stastitic (NCHS), sedangkan untuk lingkar kepaladipergunakan grafik NelhausGrafik pertumbuhan standar NCHS ini telah diterima oleh WHO sebagai standarpertumbuhan internasional untuk umur 5 th pertamaSetiap grafik tersusun dari 7 kurva persentil. Kurva persentil ini menunjukkan persentaseanak pada umur tertentu. Sebagai nilai standar adalah persentil ke-50 (median)Dianggap patologis apabila hasil pengukuran berada < –3 SD (persentil ke-5)Untuk penilaian pertumbuhan bayi prematur, harus dilakukan koreksi (mengurangi minggu-minggu prematuritas)Untuk lingkar kepala sampai umur 18 bl Setelah umur ini tidak

    perlu koreksi Untuk berat badan sampai umur 24 blUntuk tinggi badan sampai umur 40 bl

    3

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    4/396

     

       B   E   R   A   T   D   A   L   A   M    K

       G

       B   E   R   A   T   D   A   L   A   M    K

       GBE RAT DAL AM P  O N

    BE RAT DAL AM P  O N

     

    UMUR DALAM BULAN UMUR DALAM TAHUN

     

       B   E   R   A   T   D   A   L   A   M    K

       G

       B   E   R   A   T   D   A   L   A   M    K

       GBE RAT DAL AM P  O N

    BE RAT DAL AM P  O N

     

    UMUR DALAM BULAN UMUR DALAM TAHUN

     

    Gambar 3. Kurva Tinggi dan Berat Badan Anak Perempuan Berdasarkan Persentil  

    4

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    5/396

      (Dikutip dari : Am J Clin Nutr, 1979)

    5

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    6/396

     

       P   A   N   J   A   N   G   D   A   L   A   M    C

       M

    P A N J  A N GDAL AM I   N C I      T

       I   N   G   G   I   D   A   L   A   M    C

       MT I   N G GI  DAL AM I   N C I  

     

    UMUR DALAM TAHUNUMUR DALAM BULAN

     

       T   I   N   G   G   I   D   A   L   A   M    C

       MT I   N G GI  DAL AM I   N C I  

     P A N J  A N GDAL AM I   N C I  

     

       P   A   N   J   A   N   G   D   A   L   A   M    C

       M

     

    UMUR DALAM BULAN UMUR DALAM TAHUN 

    Gambar 4. Kurva Tinggi dan Berat Badan Anak Laki-laki Berdasarkan Persentil (Dikutip dari : Am J Clin Nutr, 1979)

    6

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    7/396

     

    Gambar 5. Kurva Lingkaran Kepala Anak Perempuan(Dikutip dari : Nelhaus, 1968)

    TAHUNBULAN

     

    Gambar 6. Kurva Lingkaran Kepala Anak Laki-laki(Dikutip dari : Nelhaus, 1968)

    Keterangan :Ukuran lingkar kepala digolongkan normal apabila berada diantara garis putus-putus (-2 SDsampai +2 SD)

    PERKEMBANGAN

    BATASANBertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

    PENILAIANDeteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangansecara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari

    perkembangan normal

    Tahap penilaian1. Penjaringan Perkembangan (skrin ing)

    Tujuannya untuk memisahkan anak yang diduga mempunyai kelainan perkembanganDapat dilakukan 1 atau 2 tahap :Skrining 2 tahap terdiri dari

    Preskrining (mempergunakan kuesioner yang diisi oleh orang tuanya)Skrining (dilakukan bila hasil preskrining meragukan/abnormal)

    Waktu skrining menurut beberapa ahli

    7

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    8/396

    Drilen : 9-10 bl, 2 th, 3 thChamberlain : 1 th dan 3 thFrankenberg : 3-6 bl, 9-12 bl, 18-24 bl dan 3, 4, 5 th

    2. Diagnostik PerkembanganMerupakan tindak lanjut dari skriningTujuannya untuk menentukan secara tepat tingkat perkembangan anak dan penyebabterjadinya gangguan tersebutPemeriksaaan meliputi anamnesis/riwayat penyakit, pemeriksaan fisis umum,penglihatan, pendengaran, neurologik, gangguan metabolik/genetik, gangguanbicara/bahasa, serta gangguan fungsi perkembangan intelektual/kecerdasanIntegrasi dari hasil penemuan tersebut kemudian ditetapkan untuk penatalaksanaan,konsultasi dan prognosisnya

    Beberapa tes perkembangan yang sering digunakan di Poliklinik Tumbuh KembangFKUP/RSHS Bandung adalah

    1. Diagnostik Perkembangan Fungsi MunchenTujuan utama adalah untuk mendeteksi keterlambatan dalam perkembangan dengan

    cara mengukur tahap perkembangan bidang fungsi tertentuDigunakan untuk umur 0-3 th

     Aspek perkembangan yang din ilai 

    Umur 0-12 bl Umur 2-3 th

    Umur MerangkakDudukBerjalanMemegangPersepsiBerbicaraPengertian bahasaSosialisasi

    Umur Pengertian berbahasaBerbicara (aktif berbahasa)PersepsiKeterampilan tanganBerjalan

    Persyaratan Pelaksanaan Anak dalam keadaan bangun, tidak dalam keadaan ngantuk, lelah, menangis danlaparRuang tenang, cukup cahayaPemeriksaan harus tenang, tidak tergesa-gesa

    Bahan yang Diperlukan Sebuah loncengSebuah kerincingan merahSebuah gelang dengan garis tengah 12 cmBeberapa kubus kayu berwarna polos dengan sisi 3 cmKepingan plastik bulat berwarna dengan garis tengah 26 mm

    Kepingan bonekaKepingan kubus terbuka dengan sisi 7,5 cmSelembar popok bayiMobil kayu disertai tali penarik sepanjang 14 cmSelembar kertas lemas

    PencatatanUntuk keperluan pencatatan hasil tes dipakai formulir penilaian (gambar 7)Sebelum pemeriksaan dilakukan, koreksi terhadap umur prematuritas

    8

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    9/396

    Sebagai prinsip, pemeriksaan dimulai pada tingkat umur yang lebih rendah danberangsur-angsur meningkat ketahap yang lebih tinggi

    Grafik PerkembanganSesudah mendapat angka untuk masing-masing bidang fungsi, kemudian dibuatgrafik perkembangan pada formulir khusus (gambar 8)

    Penafsiran Hasil PemeriksaanYang pertama diperhatikan, apakah grafik tadi menunjukkan penyimpangan yangnegatif (umur perkembangan dalam bidang tertentu berada di bawah umur kronologis)

    DIAGNOSTIK – PERKEMBANGAN – FUNGSI MUNCHEN

    TAHUN PERTAMA Nama Tangal lahir

    Waktu lahir kurang minggu

    Tgl. Pemeriksaan Umur kronologis bulan minggu

    Pemeriksa Umur kronologis yang telah dikoreksi bln. mgg.

    Umur

    (bulan)

    Umur

    merang-

    kak

    Umur

    duduk

    Umur

    berjalan

    Umur

    meme-

    gang

    Umur

    persep-

    si

    Umur

    berbi-

    cara

    Umur

    pengertia

    n bahasa

    Umur

    sosiali-

    Sasi

    Umur

    dikoreksi Umur - perkembangan

     b b b

    c

     b

    c

     b 0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    a

     b

    c

    d

    a b

    a

    a

     b

    c

    a

     b

    c

    a

     b

    c

    a

     b

    c

    a

    c

    a a a a

    a

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b

    a

     b12 12

    11 11

    10 10

    9 9

    8 8

    77

    9

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    10/396

    Gambar 7. Formulir Penilaian untuk Keperluan Pencatatan Hasil Pemeriksaan  DIAGNOSTIK - PERKEMBANGAN - FUNGSI MUNCHEN

    TAHUN PERTAMA

     Nama, Nama orang tua Tanggal lahir

    Tanggal

    pemerik-

    saan

    Umur

    kron. yg

    telahdikoreksi

    dl.bulan*

    Umur

    merang-

    kak

    Umur

    duduk

    Umur

    berjalan

    Umur

    meme-

    gang

    Umur

    persepsi

    Umur

    berbi-

    cara

    Umur

    penger-

    tianbahasa

    Umur

    sosiali-

    sasi

    30

    29

    28

    27

    26

    25

    24

    23

    22

    21

    20

    19

    18

    17

    16

    15

    14

    13

    12

    11

    10

    9

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    21

    Lahir

    * Pada bayi prematur, umur menurut tanggal lahir harus dikurangi

     jumlah minggu yang belum lengkap.Contoh : Bayi berumur 4 bulan, dilahirkan prematur 4 minggu, maka

    umur kronologis yang telah dikoreksi adalah 3 bulan (4 bulan minus

    4 minggu)

    Cap

    Pemeriksa

    Gambar 8. Formulir Pencatatan Grafik Perkembangan

    2. Denver Developmental Screening Test II (DDST II) Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 th, berisi 125 gugus tugasyang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut :1. Personal social (sosial personal)

    Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan2. Fine motor adaptive (motor halus adaptif)

    Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil

    10

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    11/396

    3. Language (bahasa)Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.

    4. Gross motor  (motor kasar)Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar

    Bahan yang diperlukanBenangKismisKerincingan dengan gagang yang kecilBalok-balok berwarna luas 10 inciBotol kaca kecil dengan lubang 5/8 inciBel kecilBola tenisPinsil merahBoneka kecil dengan botol susuCangkir plastik dengan gagang/peganganKertas-kertas kosong

    Pencatatan hasil1. Koreksi faktor prematuritas

    Tarik garis umur dari garis atas ke datar dan cantumkan tanggal pemeriksaan padaujung atas garis umur

    2. Semua ujicoba dilakukan untuk tiap sektor dimulai dengan ujicoba yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur

    3. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 ujicoba yang paling dekat di sebelah kiri garisumur serta tiap ujicoba yang ditembus garis umur

    4. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu ujicoba pada langkah 3 (“gagal”;

    “menolak”; “tidak ada kesempatan”) → lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri padasektor yang sama sampai anak dapat “lewat” 3 ujicoba

    Skor PenilaianSkor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empatUjicoba dekat tanda garis 50%

    P : Pass/lewat. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh anakmemberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)

    F : Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuhanak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik

    No : No opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untukmelakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai padaujicoba dengan tanda R

    R : Refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba Penolakan dapat

    dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidakmenanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (ujicoba yang dilaporkanoleh ibu/ pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan)

    Interprestasi Penilaian Individual1. Lebih (anvenced)

    Bilamana seorang anak lewat pada ujicoba yang terletak dikanan garis umur,dinyatakan perkembangan anak lebih pada ujicoba tsb.

    2. NormalBila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba disebelah kanan garis umur

    11

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    12/396

    3. Caution/peringatanBila seorang anak gagal atau menolak ujicoba, garis umur terletak pada atau antarapersentil 75 dan 90 skornya

    4. Delayed/keterlambatanBila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak lengkapdisebelah kiri garis umur

    5. Opportunity/tidak ada kesempatan ujicoba yang dilaporkan orang tua

    Interprestasi DDST IINormal

    Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya

    SuspekBila didapatkan > 2 caution dan/atau > 1 keterlambatanLakukan uji ulang dalam 1-2 mgg untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasatakut, keadaan sakit atau kelelahan

    Tidak dapat diujiBila ada skor menolak pada > 1 uji coba terletak disebelah kiri garis umur ataumenolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%Uji ulang dalam 1-2 mgg

    Bila ulangan hasil uji coba didapatkan suspek atau tidak dapat diuji, maka dipikirkanuntuk dirujuk (referal consideration)

    3. VOYTAUntuk anak 0-12 bulanUntuk diagnostik dini gangguan motorik serebral serta diagnostik yang menyangkutperkembangan neurologik dengan cara melihat 7 reaksi sikap tubuh

    4. SKALA BAYLEY Untuk anak 2-30 bulanDibagi 3 bagian yaitu : Mental scale

    Motor scale

    Infant behavior record 

    POLA PERKEMBANGAN SAMPAI UMUR 1 TAHUN ______________________________________________________________

    Masa neonatus (4 minggu pertama) ______________________________________________________________Ti : Tiarap dalam sikap fleksi; memutar kepala dari sisi ke sisi; kepala melengkung pada

    suspensi ventralTl : Biasanya fleksi dan sedikit kakuV : Dapat melakukan fiksasi muka atau cahaya pada garis penglihatan; gerakan mata “mata

    boneka” (dool’s eye) pada pemutaran tubuhR : Respons Moro aktif; refleks melangkah dan menempatkan; refleks memegang aktif

    S : Penglihatan memilih pada muka manusia ______________________________________________________________

    Pada 4 minggu ______________________________________________________________Ti : Kaki lebih ekstensi; mempertahankan dagu ke atas; memutar kepala; mengangkat kepala

    sebentar sebidang dengan tubuh pada suspensi ventralTL : Postur tonus leher menonjol; lentur dan releks; kepala tertinggal di belakang pada

    penarikan untuk posisi dudukV : Mengamati orang; mengikuti gerakan objek

    12

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    13/396

    S : Gerakan tubuh seirama dengan suara orang lain pada kontak sosial; mulai tersenyum ______________________________________________________________

    Pada 8 minggu ______________________________________________________________Ti : Mengangkat kepala sedikit lebih jauh; kepala ditahan pada bidang tubuh pada suspensi

    vertikalTl : Postur tonus leher menonjol; kepala tertinggal di belakang pada penarikan untuk posisi

    dudukV : Mengikuti gerakan objek 180 derajatS : Tersenyum pada kontak sosial; mendengarkan suara dan coos 

     ______________________________________________________________

    Pada 12 minggu ______________________________________________________________Ti : Mengangkat kepala dan dada, lengan ekstensi; kepala ditahan pada bidang tubuh pada

    suspensi ventralTL : Postur tonus leher menonjol; menjulurkan tangan kearah dan menghindari objek ;

    melambaikan mainan

    D : Kepala yang tertinggal di belakang pada posisi duduk; kepala mantap, condong kedepan ;menyenangi duduk dengan dukungan badan sepenuhnya

    B : Bila dipegang tegak ,mendorong dengan kaki A : Melihat bola kecil, tetapi tidak bergerak ke arahnyaS : Tertawa keras; dapat menampakkan tidak senang jika kontak sosial diputus; gembira pada

    saat melihat makanan ______________________________________________________________

    Pada 28 minggu ______________________________________________________________Ti : Berguling-guling; berputar; merangkak atau merayap-merangkak (Knobloch)TL : Mengangkat kepala; berguling-guling; gerakan meliuk-liukD : Duduk sebentar, dengan dukungan pelvis; membungkuk ke depan pada tangan ;

    punggung memutar

    B : Dapat mengdukung sebagian besar; melompat-lompat secara aktif A : Mencapai dan memegang objek besar. Memindahkan objek dari tangan ke tangan ;

    memegang menggunakan telapak tangan sisi radial; cenderung pada bola kecilBa : Suara vokal polisilabus dibentukS : Menyukai ibu; mengoceh; senang berkaca; berespons terhadap perubahan pada

    kepuasan emosi kontak sosial ______________________________________________________________

    Pada 40 minggu ______________________________________________________________D : Duduk bangun sendiri dan dengan tidak terbatas tanpa dukungan, punggung lurusB : Menarik posisi berdiri; “berkeliling” atau berjalan berpegangan pada peralatan rumah

    tanggaM : Merayap atau merangkak

     A : Memegang objek dengan ibu jari dan ajri telunjuk; mendorong barang-barang dengan jaritelunjuk, mengambil bola-bola kecil dengan dibantu gerakan tangan; menemukan mainanyang disembunyikan, berupaya mendapatkan kembali objek yang jatuh; melepaskan objekyang dipegang oleh orang lain

    Ba : Suara konsonan berulang (ma-ma, pa-pa)S : Berespons terhadap suara ma-ma; memainkan permainan ciluk-ba; melambaikan bye-bye 

     ______________________________________________________________

    Pada 52 minggu (1 tahun) ______________________________________________________________

    13

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    14/396

    M : Berjalan dengan satu tangan dipegang (48 minggu); bangkit secara bebas ; melangkahbeberapa langkah (Knocbloch)

     A : Mengambil bola kecil tanpa dibantu gerakan tang jari telunjuk dan jempol ; melepaskanobjek pada orang lain atas permintaan atau isyarat

    Ba : Beberapa permaian disamping “mama”,” papa”S : Memainkan permainan bola sederhana; membuat penyesuaian postur untuk berpakaian-------------------------------------------------------------------------------------------------------Keterangan

    Ti : Tiarap TL : TelentangV : Visual R : RefleksS : Sosial D : DudukB : Berdiri Ba : BahasaM : Motor A : Adaptif

    POLA PERKEMBANGAN PADA UMUR 1-5 TAHUN ______________________________________________________________

    15 bulan ______________________________________________________________M : Berjalan sendiri; merangkak naik tangga

     A : Membuat menara tiga kubus; membuat garis dengan pensil berwarna (crayon) ;memasukan pellet ke dalam botol

    Ba : Campuran; mengikuti perintah sederhana; dapat menamai objek yang familiar (bola)S : Menunjukkan beberapa keinginan atau kebutuhan dengan menunjuk; memeluk orang tua

     ______________________________________________________________

    18 bulan

     ______________________________________________________________M : Lari dengan kaku; duduk pada kursi kecil; berjalan naik tangga dengan satu tangandipegang; menjelajahi laci dan keranjang sampah

     A : Membuat menara dari 4 kubus; meniru mencorat-coret; meniru coretan vertikal ; melemparbola kecil

    Ba : 10 kata (rata-rata); memberi nama gambar; mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuhS : Makan sendiri; mencari pertolongan bila ada kesukaran ; dapat mengeluh bila basah atau

    menjadi kotor; mencium orang tua dengan mengerut ______________________________________________________________

    14

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    15/396

    24 bulan ______________________________________________________________M : Berlari baik; naik turun tangga, satu tangga setiap saat; membuka pintu; memanjat

    peralatan rumah tangga; melompat A : Menara 7 kubus (6 pada 21 bulan); menggambar lingkaran; meniru coretan horisontal;

    melipat kertas mengikuti lipatan yang sudah adaBa : Mengajukan 3 kata bersama (subjek, kata kerja, objek)S : Memegang sendok dengan baik; sering menceriterakan pengalaman baru; membantu

    membuka pakaian; mendengarkan cerita dengan gambar ______________________________________________________________

    30 bulan ______________________________________________________________M : Naik tangga dengan kaki berselang-seling

     A : Menara 9 kubus; membuat garis vertikal dan horisontal, tetapi biasanya tidak maumenggabungnya menjadi silang; meniru garis sirkuler, membentuk gambar tertutup

    Ba : Menyebut dirinya dengan sebutan “saya”; mengetahui nama seluruhnyaS : Membantu menjauhkan barang; berpura-pura dalam bermain

     ______________________________________________________________

    36 bulan

     ______________________________________________________________M : Menaiki sepeda roda tiga; berdiri sebentar pada satu kaki

     A : Menara 10 kubus; meniru konstruksi “jembatan”: meniru membuat lingkaran; meniru silangBa : Mengetahui umur dan jenis kelamin; menghitung 3 objek dengan benar; mengulangi 3

    angka atau kalimat 6 silabusS : Memainkan permainan sederhana (bersama dengan anak lain); membantu dalam

    berpakaian (pakaian yang tidak berkancing dan membuka sepatu); mencuci tangan  ______________________________________________________________

    48 bulan ______________________________________________________________M : Melompat dengan satu kaki; melempar bola tangan ke atas; menggunakan gunting untuk

    memotong gambar; memanjat baik A : Meniru membuat jembatan dari model; membuat konstruksi “gerbang” dari 5 kubus ;

    meniru silang dan segi empat; menggambar manusia dengan 2 atau 4 bagian selainkepala; nama-nama yang lebih panjang dari 2 garis

    Ba : Menghitung 4 uang logam dengan tepat; menceritakan sejarahS : Bermain dengan beberapa anak dengan memulai interaksi sosial dan memainkan peran;

    pergi ke toilet sendiri ______________________________________________________________

    60 bulan ______________________________________________________________M : Melompat-lompat

     A : Menggambar segitiga dari mencontoh; memberi nama yang lebih berat dari 2 timbanganBa : Memberi nama 4 warna; mengulangi kalimat 10 silabus; menghitung 10 uang logam

    dengan benar

    S : Berpakaian dan membuka pakaian; menanyakan pertanyaan mengenai arti kata-kata;memainkan peran domestik ______________________________________________________________Keterangan

    Ba : Bahasa M : Motor A : Adaptif S : Sosial

    (Dikutip dari Gesell, 1996)

    15

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    16/396

     

    TIM TUMBUH KEMBANG FKUP/RSHS BANDUNG

    Untuk meningkatkan pelayanan tumbuh kembang anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandungtelah dibentuk Tim Tumbuh Kembang FKUP/RSHS Bandung yang beranggotakan berbagaidisiplin ilmu yang ada di lingkungan FKUP/RSHS.

    TUJUAN1. Mengelola anak yang menderita gangguan tumbuh kembang secara terpadu2. Menerima konsultasi masalah tumbuh kembang anak3. Membuka jalinan komunikasi diantara disiplin ilmu yang terkait

    PUSKESMASRSUD

    KLINIKTUMBUH KEMBANG 

    DOKTER SWASTA

    KONSULTASI

    KONSULTASI KONSULTASI

    TIM TUMBUH  KEMBANG  

    KONSULTASI

    BAG/SMFDI LINGKUNGAN RSHS 

    DATANG SENDIRI

    Gambar 9.  Alur Rujukan Klinik Tumbuh Kembang 

    BEBERAPA GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG SERING TERJADIMasalah perkembangan yang spesifik

    Temper tantrumBerbohongMencuri

    16

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    17/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    18/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    19/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    20/396

    KRITERIA DIAGNOSIS

    •  Terdapat kendala perilaku adaptif sosial (kemampuan untuk mandiri)

    •  Gejala timbul < umur 18 tahun

    •  Fungsi intelektual < normal (IQ < 70)

    TERAPI 

    •  Dokter anak memeriksa fisik anak secara lengkap dan mengobati kelainan/penyakit yangmungkin adaPreventif primer

    Memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit tertentu (imunisasi)Meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik, mengajarkan cara hidupsehat

    Preventif SekunderMendeteksi penyakit sedini mungkinDiagnosis dini PKU dan hipotiroid ditanggulangi (untuk mencegah kerusakan lebihlanjut)Koreksi defek sensoris kemudian dilakukan stimulasi dini (stimulasi sensoris, speechterapist) 

    •  Psikolog untuk menilai perkembangan mental terutama kognitif anak

    •  Pekerja sosial untuk menilai situasi keluarga bila dianggap perluSetelah dilakukan penilaian, dirancang strategi terapi, mungkin perlu dilibatkan lebih banyakahli. Misalnya ahli saraf anak bila menderita epilepsi, palsi serebral dll. ; psikiater bila anaktersebut menderita kelainan tingkah laku ; fisioterapis untuk merangsang perkembanganmotorik dan sensorik ; ahli terapi bicara serta guru pendidikan luar biasa

    SINDROMA DOWN

    BATASAN

    Kelainan kongenital multipel, dapat berupa gangguan pertumbuhan dan perkembangan,kelainan sistem saraf, tulang, ligamentum, jantung, saluran cerna, darah dan sistemendokrin. Kelainan ini disebabkan oleh karena kelainan kromosom (Trisomi 21)

    TERAPI

    •  Sebelum kehamilan terjadi : Konseling genetik

    •  Saat kehamilan : Analisis cairan amnion

    •  Setelah bayi lahir

    Stimulasi dan fisioterapi → perkembangan fisik dan mental optimalPerlindungan terhadap penyakit infeksiMencegah dan memperbaiki deformitas

    PEMBERIAN MAKANAN BAYI

    Tabel 3. Jadwal Pemberian Makanan Bayi di Klinik Tumbuh Kembang Bag/SMF IlmuKesehatan Anak FK Unpad/RSHS

    20

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    21/396

     

    Umur (bl) Jenis Makanan Jumlah Pemberian Keterangan

    0-4 ASI Sesuka bayi

    4-6 ASIBuah-buahanBubur susu

    Sesuka bayi1-2 kali1-2 kali

    Waktu pemberiansesuai dengan jammakan keluarga

    6-8 ASIBuah-buahanBubur susuBubur nasi saring

    Sesuka bayi2 kali2 kali1 kali

    sdasdasda

    8-9 ASIBuah-buahanBubur susuBubur nasi

    Sesuka bayi2 kali1 kali2 kali

    sdasdasda

    9-12 ASIBuah-buahanNasi tim

    Sesuka bayi2 kali3 kali

    sdasda

    12-24 ASIMakanan sesuai pola makan keluarga

    21

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    22/396

    IMUNISASI

    Tabel 4. Jadwal Imunisasi di Kli nik Tumbuh KembangBag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad/RSHS 

    Dasar Ulangan Ket.JenisImuni-Sasi 

    ke Umur Dosis/

    cara

    Tempat

     

    ke Umur Dosis/

    Cara

    Tempat

    BCG 1 0-2 bl 0,05 mli.k.

    Di daerahm.deltoid

    dekatinsersinya

    2

    6-7 th

    12-13 th

    0,1 ml i.k. 

    sda

    Di daerahm.deltoiddekatinsersinya

    Dasar >2bl

    → PPD

    Hepa-Titis B

    1

    23

    0 bl

    1 bl6 bl

    Tergantungpabrik

    (0,25-0,5 ml)

    paha ka/ki 

    sdasda

    4 10-11 th(HB4)

    Tergan-tung

    pabrik

    m. deltoid HB1,2,3selang 1bl, ulang12 blkemudianTiap 5 thsekaliperiksaanti-HBsAg,

    bila (-) → ulang

    DPT 123

    2 bl3 bl4 bl

    0,5 ml i.m.sdasda

    paha ka/kisdasda

    1 2 3 

    18-24 bl

    5-7 th(DT5)12 th

    (DT6/TT)

    0,5 mli.m.sda

    sda

    m.deltoideus 

    sda

    sda

    Polio 1234

    0 bl2 bl3 bl4 bl

    2 tetes p.o.sdasdasda

    1 2

    18 bl-2 th(polio5)5-7 th

    (polio6)

    2 tetesp.osda

    Cam-pak

    1 9 bl 0,5 mls.k.

    paha ka/ki 1 

    15 bl(MMR1)11-12 th(MMR2)

    0,5 mls.k.sda

    m.deltoideus 

    sda

    Bila MMRI tidakmemung-

    kinkan → 

    CampakHib 1

    23

    2 bl4 bl6 bl

    0,5 ml i.m.sdasda

    paha ka/ki 1 15-18 bl(Hib4)

    0,5 mli.m.

    paha ka/ki Hib4tetapdiberi,walautelahdapatHib < 1 th

    Tiphym-Vi

    1 > 2 th 0,5 mls.k./i.m.

    m. deltoid 

    diulangsetiap 3 th

     

    Tipa(Bio

    Farma)

    12

    3

    > 2 thSelang 1

    bulanSelang 1bulan dari

    ke-2

    0,5 ml s.k.sda

    sda

    Paha/m.deltoideus

     sda

    1 Ulangansetiap 1 th

    1 ml s.k. 

    m.deltoideus

    Hepa-titis A

    1

    2

    > 2 th

    Selang 1bl

    720 IU i.m.

    sda

    m.deltoideus

    sda

    1 6-12 blkemudiandari ke-2

    Vari-sela

    (Varilix)

    1 > 1 th 0,5 mls.k./i.m.

    m. del toid 1 10-12 th 0,5 mls.k./i.m.

    m.deltoid

    Keterangan

    22

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    23/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    24/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    25/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    26/396

    KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

    BATASANKeadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalammakanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)

    KLASIFIKASIKEP ringan : Berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHO-NCHS

    dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku medianWHO-NCHS

    KEP sedang : BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB 70-80% bakumedian WHO-NCHS

    KEP berat : BB/U < 60% baku median WHO-NCHS dan/atau BB/TB < 70% baku medianWHO-NCHSKEP berat secara klinis terdapat dalam 3 tipe : Kwashiorkor, marasmus danmarasmik-kwashiorkor Tanpa melihat BB bila disertai edema yang bukankarena penyakit lain adalah KEP berat tipe kwashiorkor

    KEP nyata : Istilah yang digunakan di lapangan yang meliputi KEP sedang dan berat, yang

    pada KMS berada di bawah garis merah (tidak ada garis pemisah antara KEP sedang danberat pada KMS)KEP total : Jumlah KEP ringan, sedang dan berat

    ETIOLOGIPrimer : Kekurangan konsumsi karena tidak tersedianya bahan makananSekunder : Kekurangan kalori-protein akibat penyakit (misal penyakit ginjal, hati, jantung,

    paru dll)

    KRITERIA DIAGNOSIS

    •  Anamnesis makanan

    •  Klinis, termasuk antropometri

    •  Laboratorium

    PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah : Hb, leukosit, eritrosit, nilai absolut eritrosit, hematokrit (Ht), apus darah tepi,

    albumin, protein total, ureum, kreatinin, kolesterol, HDL, trigliserida, Fe, TIBC,transthyretin serum, elektrolit, glukosa, bilirubin, indeks protrombin dan biakan

    Urin : Kultur, urea N, hidroksiprolin Apus rektal

    PENYULITMudah terserang infeksiDiare

    HipotermiaHipoglikemia

     Anemia

    TERAPIKEP I (KEP ringan)

    •  Penyuluhan gizi/nasehat pemberian makanan dirumah (bilamana penderita rawat jalan)

    •  Dianjurkan memberikan ASI eksklusif (bayi < 4 bl) dan terus memberikan ASI sampai 2th

    1

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    27/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    28/396

    8 Mikronutrien

    9 Stimulasi

    10 Tindak lanjut

    •  Pengobatan penyakit penyerta

    Pengobatan ditujukan pada penyakit yang sering menyertai KEP berat, yaituDefisiensi vitamin A

    Bila terdapat tanda defisiensi vitamin A pada mata →  vitamin A pada hari ke-1, 2dan 14 p.o. dengan dosis

    Umur > 1 th : 200.000 SI/kali6-12 bl : 100.000 SI/kali0-5 bl : 50.000 SI/kali

    Bila terdapat ulserasi pada mata →  tambahkan perawatan lokal untuk mencegahprolaps lensa berupa :Tetes mata kloramfenikol atau salep mata tetrasiklin setiap 2-3 jam selama 7-10 hariTetes mata atropin, 1 tetes, 3 kali sehari selama 3-5 hariTutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali

    Dermatosis (ditandai hipo/hiperpigmentasi, deskuamasi/kulit mengelupas, lesi ulserasieksudatif yang menyerupai luka bakar dan sering disertai infeksi sekunder a.l. olehkandida; umumnya terdapat defisiensi Zn)

    Setelah suplementasi Zn dan dermatosis membaik →  penyembuhan akan lebihcepat bila

    Kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KMnO4 (K-permanganat) 1%selama 10 menitSalep/krim (Zn dengan minyak kastor)Usahakan daerah perineum tetap kering

    Parasit/cacingMebendazol 100 mg p.o., 2 kali sehari, selama 3 hari

    Diare berlanjut (diare biasa menyertai KEP berat, tetapi akan berkurang dengansendirinya pada pemberian makanan secara hati-hati. Intoleransi laktosa tidak

     jarang sebagai penyebab diare. Diobati hanya bila diare berlanjut dan tidak ada

    perbaikan keadaan umum)Berikan formula bebas/rendah laktosaMetronidazol 7,5 mg/kgBB p.o. setiap 8 jam, selama 7 hariSering kerusakan mukosa usus dan giardiasis merupakan penyebab lainberlanjutnya diare. Bila mungkin, lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik

    Tuberkulosis (TB)Bila ada dugaan kuat menderita tuberkulosis, lakukan tes tuberkulin/Mantoux(seringkali anergi) dan foto toraks

    Bila (+) atau sangat mungkin TB → obati sesuai pedoman pengobatan TB

    •  Kegagalan pengobatan (kegagalan pengobatan tercermin pada angka kematian dankenaikan BB)Perhatikan saat terjadi kematian

    Dalam 24 jam pertama : Kemungkinan hipoglikemia, hipotermia, sepsis yang

    terlambat atau tidak diatasi, atau proses rehidrasi kurang tepatDalam 72 jam : Periksa apakah volume formula terlalu banyak atau pemilihan formulatidak tepatMalam hari : Kemungkinan hipotermia karena selimut kurang memadai, tidak diberimakan, atau perubahan konsentrasi formula terlalu cepat

    Kenaikan BB tidak adekuat pada fase rehabilitasiPenilaian kenaikan BBBaik : > 10 g/kgBB/hariSedang : 5-10 g/kgBB/hari

    3

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    29/396

    Kurang : < 5 g/kgBB/hariPenyebab kenaikan BB < 5 g/kgBB/hari

    Pemberian makanan tidak adekuatDefisiensi nutrien tertentuInfeksi yang tidak terdeteksi, sehingga tidak diobati (HIV/AIDS)Masalah psikologik

      Penanganan penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntasRehabilitasi dianggap lengkap dan anak siap dipulangkan bila BB/U > 80% atau BB/TB >90%. Anak KEP berat yang pulang sebelum rehabilitasi tuntas, dirumah harus terusdiberi makanan tinggi energi (150 Kkal/kgBB/hari) dan tinggi protein (4-6 g/kgBB/hari)

    Beri anak makanan yang sesuai (energi dan protein), minimal 5 kali sehariBeri makanan selingan diantara makanan utamaUpayakan makanan selalu dihabiskanBeri suplementasi vitamin dan mineral/elektrolit

     ASI teruskan

    •  Tindakan pada kegawatanSyok (renjatan)

    Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit dibedakansecara klinis. Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberiancairan i.v sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati terhadap overhidrasiPedoman pemberian cairan

    Berikan cairan dekstrosa 5% : NaCl 0,9% (1:1) atau Ringer-dekstrosa 5% (1:1) → 15 ml/kgBB dalam 1 jam pertamaEvaluasi setelah 1 jam :

    Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi, dan pernafasan) dan

    status hidrasi →  syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti

    diatas untuk 1 jam berikutnya dengan cairan p.o. atau nasogastrik →  cairanrehydration solution for malnutrition (resomal) 10 ml/kgBB/jam sampai 10 jam,selanjutnya beri formula khusus (F-75/pengganti)

    Bila tidak ada perbaikan klinis → anak menderita syok septik → berikan cairanrumat 4 ml/kgBB/jam dan transfusi darah 10 ml/kgBB perlahan-lahan (dalam 3

     jam). Kemudian mulai berikan formula (F-75/pengganti)

     Anemia beratTransfusi darah segar 10ml/kgBB dalam 3 jam, bila

    Hb < 4 g/dl atauHb 4-6 g/dl disertai distres pernafasan

    Bila ada tanda gagal jantung → packed red cells dengan jumlah yang samaFurosemid 1 mg/kgBB i.v. pada saat transfusi dimulai

     Amati reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok) Anak dengan distres pernafasan setelah transfusi, Hb tetap < 4 g/dl atau 4-6 g/dl

    → jangan ulangi

    SEPULUH LANGKAH UTAMA PADA TATA LAKSANA KEP BERAT

    Langkah ke-1 : Pengobatan/Pencegahan Hipoglikemia Hipoglikemia dan hipotermia biasanya terjadi bersama-sama, sebagai tanda adanya infeksi.Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu ketiak < 36

    0C/suhu dubur < 36

    0C).

    Pemberian makanan yang sering penting untuk mencegah kedua kondisi tersebutBila kadar gula darah dibawah 50mg/dl, berikan

    50 ml bolus (pemberian sekaligus) glukosa 10% atau larutan sukrosa 10% ( 1 sdt guladalam 5 sdm air ) p.o. atau pipa naso-gastrikSelanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼bagian dari jatah untuk 2 jam)

    4

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    30/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    31/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    32/396

    Pilihan antibiotik spektrum luasBila tanpa penyulit

    Kotrimoksasol 5 ml suspensi pediatri p.o. 2x/hari selama 5 hari (2,5 ml bila beratbadan < 4 kg)

    Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada penyulit (hipoglikemia, hipotermia, infeksikulit, saluran nafas atau saluran kencing), berikan

     Ampisilin 50 mg/kgBB/i.m./i.v. setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian p.o. amoksisilin15 mg/kgBB setiap 8 jam, selama 5 hariBila amoksisilin tidak ada, teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam p.o.danGentamisin 7,5 mg/kg/BB/i.m./i.v. sekali sehari, selama 7 hariBila dalam 48 jam tidak terdapat kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25mg/kg/BB/i.m./i.v. setiap 6 jam selama 5 hariBila terdeteksi infeksi kuman yang spesifik, tambahkan antibiotik spesifik yangsesuai. Tambahkan obat anti malaria bila pemeriksaan darah untuk malaria positifBila anoreksia menetap setelah 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi pemberianhingga 10 hari. Bila masih tetap ada, nilai kembali keadaan anak secara lengkap,termasuk lokasi infeksi, kemungkinan adanya organisme yang resisten serta apakahvitamin dan mineral telah diberikan dengan benar

    Langkah ke-6 : Mulai Pemberian Makanan Pada awal fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-hati karena keadaan faalianak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian makanan harusdimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi danprotein cukup untuk memenuhi metabolisme basal sajaFormula khusus seperti F WHO 75 yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harusdisusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut diatas (tabel pemberian dietdan cairan) :Berikan formula dengan cangkir/gelas. Bila anak terlalu lemah, berikan dengan sendok/pipetPada anak dengan selera makan baik tanpa edema, jadwal pemberian makanan pada fasestabilisasi ini dapat diselesaikan dalam 2-3 hari saja (1 hari untuk setiap tahap). Bilamasukan makanan < 80 Kkal/kgBB/hari, berikan sisa formula nasogastrik. Janganmemberikan makanan lebih dari 100 Kkal/kg BB/hari pada fase stabilisasi ini

    Pantau dan catatJumlah yang diberikan dan sisanyaMuntahFrekuensi buang air besar dan konsistensi tinjaBB (harian)

    Selama fase stabilisasi, diare secara perlahan berkurang dan BB mulai naik, tetapi padapenderita dengan edema BB-nya akan menurun dulu bersamaan dengan menghilangnyaedema, baru kemudian BB mulai naik. Bila diare berlanjut atau memburuk walaupunpemberian nutrisi sudah berhati-hati, lihat bab diare persisten

    Langkah ke-7 : Perhatikan Tumbuh KejarPada masa rehabilitasi, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapaimasukan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan > 10 g/kgBB/hari. Awal fase

    rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan, biasanya 1-2 minggu setelah dirawatTransisi secara perlahan dianjurkan untuk menghindari risiko gagal jantung yang dapatterjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadakPada periode transisi, dianjurkan untuk merubah secara perlahan-lahan dari formula khususawal ke formula khusus lanjutan

    Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0,9-1,0 g per 100 ml)denganformula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2,9 g per 100 ml) dalam jangkawaktu 48 jamModifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energidan protein yang sama

    7

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    33/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    34/396

    Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)Pemberian vitamin A setiap 6 bl

    Tata Laksana Diet pada Balita KEP BeratTata laksana diet pada balita KEP berat ditujukan untuk memberikan makanan tinggi energi,tinggi protein dan cukup vitamin mineral secara bertahap, guna mencapai status gizi optimal

     Ada 4 kegiatan penting dalam tata laksana diet, yaitu pemberian diet, pemantauan danevaluasi, penyuluhan gizi, serta tindak lanjut

    •  Pemberian dietPemberian diet pada KEP berat harus memenuhi syarat sbb.

    Melalui 3 fase yaitu fase stabilisasi, transisi, dan rehabilitasiKebutuhan energi mulai dari 100-200 kalori/kgBB/hariKebutuhan protein mulai dari 1-6 g/kgBB/hari

    Pemberian suplementasi vitamin dan mineral bila ada defisiensi atau pemberianbahan makanan sumber mineral tertentu, sbb.

    Sumber Zn : Daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayamSumber Cu : Tiram, daging, hatiSumber Mn : Beras, kacang tanah, kedelaiSumber Mg : Daun seledri, bubuk coklat, kacang-kacangan,

    bayamSumber K : Jus tomat, pisang, kacang-kacangan, kentang,

    apel, alpukat, bayam, daging tanpa lemakJumlah cairan 150-200 ml/kgBB/hari, bila edema dikurangiCara pemberian : p.o. atau lewat pipa nasogastrikPorsi makanan kecil dan frekuensi seringMakanan fase stabilisasi harus hipoosmolar dan rendah laktosa dan rendah serat,

    lihat tabel formula WHO dan modifikasiTerus memberikan ASI

    Jenis makanan → berdasarkan berat badanBB < 7 kg diberikan kembali makanan bayiBB > 7 kg dapat langsung diberikan makanan anak secara bertahap (lihat tabeltentang fase pemberian diet dan cairan)Mempertimbangkan hasil anamnesis riwayat gizi (lihat lampiran tentang catatan polamakan)

    •  Evaluasi dan pemantauan pemberian dietBB sekali seminggu : Bila tidak naik, kaji penyebab al : Masukan zat gizi tidakadekuat, defisiensi zat gizi tertentu, mis. : Iodium, ada infeksi, ada masalah psikologisPemeriksaan laboratorium : Hb, gula darah, feses (adanya cacing) dan urin

    Masukan zat gizi : Bila kurang, modifikasi diet sesuai seleraKejadian diare : Gunakan formula rendah atau bebas laktosa dan hipoosmolar, mis. :Susu rendah laktosa, tempe dan tepung-tepunganKejadian hipoglikemia : Beri minum air gula atau makan setiap 2 jam

    •  Penyuluhan gizi di rumah sakitMenggunakan leaflet  khusus yang berisi : Jumlah, jenis dan frekuensi pemberianbahan makananSelalu memberikan contoh menu (lihat lampiran contoh menu)Mempromosikan ASI

    9

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    35/396

      Memperhatikan riwayat gizi (lampiran tentang anamnesis dan catatan pola makan)Mempertimbangkan sosial ekonomi keluargaMemberikan demonstrasi/praktek memasak makanan balita untuk ibu

    •  Tindak lanjutMerujuk ke Puskesmas

    Merencanakan dan mengikuti kunjungan rumahMerencanakan pemberdayaan keluarga

    Tabel 9. Formula WHO dan Modifikasi

    Bahan Per 1000 ml F75 F100 F135

    Formula WHOSusu skim bubuk g 25 85 90Gula pasir g 100 50 65Minyakkelapa/kacang

    g 30 60 75

    Larutan elektrolit ml 20 20 27Tambahan airsampai dengan

    ml 1000 1000 1000

    Nilai gizi per 100 mlEnergi kalori 75 100 135Protein g 0,9 2,9 3,3Laktosa g 1,3 4,2 4,8K mmol 3,6 5,9 6,3Na mmol 0,6 1,9 2,2Mg mmol 0,43 0,73 0,8

    10

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    36/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    37/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    38/396

      Campuran tersebut dibuat bubur bersama tepung beras dan tepung maizena sampaimasakTambahkan garam dan daun seledri, kemudian angkat dari apiUntuk menambah warna, daun seledri bisa diblender bersama ayamNilai gizi

    Energi = 277 KkalProtein = 10,2 gLemak = 14,5 gKarbohidrat = 25 g

    2. BB > 7 kg

    Waktu Menu ke-I Menu ke-ll06.0008.00

    10.0012.00

    15.0018.00

    21.00

    Formula WHO/modifikasiBubur kaldu ayamTahu bacem

    Minum manisKue talam manisBubur nasiPisangGetuk ubi merahBubur berasPepes teriTumis kangkungFormula WHO/modifikasi 

    Formula WHO/modifikasiSawut singkong+kelapa muda parutTempe kripik

    Minum manisNagasariBubur Manado (beras+ikan+bayam)PepayaCendolFrikadel jagung (jagung+terigu telur)

    Sup wortel + buncisFormula WHO/modifikasi

    CAIRAN RESOMAL TERDIRI DARI Air 2 literBubuk WHO-ORH untuk 1 liter (*) 1 pakGula pasir 50 gramLarutan elektrolit/mineral (**) 40 gram

    Setiap 1 liter cairan Resomal ini mengandung 45 mEq Na, 40 mEq K dan 1,5 mEq Mg(*) : Bubur WHO-ORS untuk 1 liter mengandung 3,5 g NaCl,

    2,9 g trisodium citrat dihidrat 1,5 g KCL dan 20 g glukosa(**) : Larutan elektrolit mineral terdiri atas :

    KCl 224 gTripottassium citrat  81 gMgCl2  6H20 76 gZn asetat 2H20 8,2 gCuSO4 5H20 1,4 g

     Air sampai larutan menjadi 2500 ml

    Bila tidak memungkinkan untuk membuat larutan elektrolit/mineral seperti diatas, sebagaialternatif atau pengganti Resomal dapat dibuat larutan sbb. :

     Air 2 literBubuk WHO-ORS untuk 1 liter (*) 1 pakGula pasir 50 gBubuk KCl 4 g

     Atau bila sudah ada WHO-ORS yang siap pakai (sudah dilarutkan), dapat dibuat larutanpengganti sbb. :

    13

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    39/396

    Larutan WHO-ORS 1 liter Air 1 literGula pasir 50 gBubuk HCl 4 g

    Oleh karena larutan pengganti tidak mengandung Mg, Zn, dan Cu, maka berikan makananyang merupakan sumber mineral tersebut. Dapat pula diberikan MgSO4 50% i.m. 1x dengandosis 0,3 ml/kgBB (maks. 2 ml)

    DAFTAR PUSTAKADirektorat Bina Gizi Masyarakat. Hasil penataran petugas kesehatan dalam rangka pelayan giziburuk di Puskesmas dan Rumah Sakit. BLK Cimacan: Oktober 1981; 1-28.Departemen Kesehatan RI, WHO, Unicef.  Buku bagan manajemen terpadu balita sakit(MTBS). Indonesia: Jakarta, 1997; 7,18.Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas Depkes.  Pedoman penanggulangankekurangan energi protein (KEP) dan petunjuk pelaksanaan PMT pada balita. Jakarta, 1997; 11-36.London School of Hygiene and Tropical Medicine.  Dietary management of PEM (NotPublished, 1998); 10-15.WHO.  Guidelines for the inpatient treatment of severely malnourished children, WHO Searo,1998; 1-13.

    Waterlow JC. Protein energy malnutrition. London: Edward Arnold, 1992; 164-77.Departemen kesehatan RI.  Petunjuk teknis bagi bidan desa program jaring pengaman sosialbidang kesehatan (JPS-BK).

    DEFISIENSI VITAMIN A (XEROFTALMIA)

    BATASANBerbagai macam manifestasi akibat defisiensi vitamin A, khususnya kelainan pada mata

    (xeroftalmia)Klasifikasi xeroftalmia (WHO, 1981) 

    XN : Rabun senjaXIA : Xerosis konjungtivaXIB : Bercak bitotX2 : Xerosis korneaX3A : Ulkus kornea/keratomalasia < 1/3 permukaan korneaX3B : Ulkus kornea/keratomalasia < 1/3 permukaan korneaXS : Jaringan parut pada korneaXF : Xeroftalmia fundus

    KRITERIA DIAGNOSIS 

    •  Pemeriksaan fisis (xeroftalmia)

    •  Gejala defisiensi pada mataBerkurangnya penglihatan di waktu senja (rabun senja)Mata bersisik, silau, keluar cairan dan sakit mata

    •  Gejala lainMalabsorpsi lemak, diare menahun, penyakit hati menahunKelainan kulit berupa hiperkeratosis folikuralis (biasanya pada bagian lateral lengan,tungkai bawah dan bokong)

    TERAPI

    •  Umur > 1 th

    14

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    40/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    41/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    42/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    43/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    44/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    45/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    46/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    47/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    48/396

    Pastikan adanya henti kardiopulmonal, letakkan penderita dalam posisinetral diatas permukaan yang keras dan rata, upayakan supaya leher

    stabil, bebaskan jalan nafas, berikan ventilasi dengan O2  100% (bilamungkin), berikan kompresi jantung, masukan obat-obatan dan cairanyang sesuai, dan berikan energi dengan dosis yang benar untukdefibrilasi (bila ada indikasi)Pemberian O2, cairan, dan obat-obatan memerlukan pendekatan yangterorganisasi. Bila hanya ada seorang dokter, lakukan prosedurberurutan, delegasikan tindakan yang mungkin dikerjakan olehparamedis yang terlatih. Bila terdapat lebih dari seorang doktermemungkinkan beberapa tindakan dikerjakan simultan dan harus adayang bertindak sebagai pemimpin atau pemimpin resusitasi. Pemimpinbertanggung jawab dalam hal penanganan jalan nafas, memberiinstruksi pemberian obat, dan mendelegasikan pekerjaan lain kepadaanggota yang lain, meliputi akses vaskular, mengambil contoh darah,dan mecatat keterangan penderita

    PROTOKOL RESUSITASIUrutan tindakan resusitasi dimulai dengan menentukan apakah penderitatidak sadar, memanggil bantuan, pastikan tidak bernafas, meletakkanpenderita diatas permukaan yang keras dan datar (papan resusitasi),bebaskan jalan nafas, memberikan 2x ventilasi awal, memastikan tidakada denyut nadi, dan kompresi jantung

     A. Membebaskan jalan nafas

    •  Membuka jalan nafas dengan menengadahkan kepala danmenopang dagu (head tilt-chin lift) sehingga anak berada padasniffing position. Bila dicurigai trauma leher, kepala dalam posisinetral dan lakukan gerakan mengedapkan/mencakilkan rahang

    ( jaw thrust). Dengan cara demikian lidah akan menjauhi bagianbelakang faring dan membuka jalan nafas

    •  Mulut penderita dapat dibuka dengan menyilangkan ibu jari dan jari telunjuk diantara rahang atas dan bawah (cross finger ). Lendiratau kotoran didalam rongga mulut dibersihkan secara manualdengan jari atau dilakukan penghisapan dengan alat penghisap

    •  Pipa orofaring dapat menahan lidah supaya tidak jatuh kebelakangmenyumbat faring

    •  Intubasi endotrakea akan mempermudah bantuan ventilasi•  Krikotirotomi merupakan akses jalan nafas terakhir bila intubasi

    endotrakea tidak dapat dikerjakan

    •  Trakeostomi dilakukan bila diperlukan terapi ventilator jangka lama•  Bila tersedak, benda asing di rongga faring dapat diambil dengan

    forseps magill melalui penglihatan langsung, atau denganmelakukan tepukan punggung bayi (back blow), manuver Heimlichatau hentakan subdiafragma-abdomen pada anak yang lebihbesar

    4

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    49/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    50/396

    •  Akses intravenaPemasangan dimulai di vena kulit kepala (pada bayi) atau vena

    perifer. Akses vena sentral berguna pada kasus renjatan,biasanya pada v. jugularis eksterna atau v. femoralis. Hindaripemasangan pada v. subklavia dan v. jugularis interna di ruanggawat darurat untuk menghindari penyulit. Bila akses perkutangagal lakukan seksio (venous cutdown) v. safena magna atau v.femoralis. Pada kasus yang mengancam jiwa seksio vena harusdicoba bila akses perkutan gagal dikerjakan dalam 2 menit. Infusintra oseus harus dicoba bila akses intravena perifer atau seksiovena belum terpasang dalam 5 menit, lokasi terbaik adalah padatibia, walaupun dapat dilakukan pada femur dan krista iliaka

    •  Atasi penyebab henti kardiorespirasiTindakan ini penting terutama pada hipotermia, renjatan, disritmia,

    tekanan intrakranial ↑, atau kegagalan pompa jantung

    D. Obat-obatanPilihan pertama :Tujuan awal pengobatan pada penderita henti kardiorespirasi adalahmengatasi hiposekmia, asidosis, hipotensi dan meningkatkan denyut

     jantung. Setiap kali selesai memberikan obat melalui vena perifer,saluran infus harus dibilas (bolus) dengan 5 ml NaCl fisiologis danmengangkat ekstremitas beberapa saat untuk mendorong obatmasuk kedalam sirkulasi sentral. Ca dan bikarbonat akan mengendapbila dicampurkan, dan larutan alkali kuat akan menginaktifkanepinefrin, dopamin, dan isoproterenol

    •  OksigenBerikan inspirasi O2 maksimum pada semua henti kardiorespirasi

    •  EpinefrinDiberikan pada keadaan henti jantung, bradikardia simtomatikyang tidak berespons terhadap bantuan ventilasi, pemberian O2 dan hipotensi yang tidak berhubungan dengan deplesi volumecairan. Efek adrenergik alfa (vasokonstriktor) akan meningkatkanresistensi vaskular sistemik dan tekanan darah sistole/diastole.Efek adrenergik beta meningkatkan kontraktilitas miokardium dandenyut jantung.Dosis awal i.v. atau intra oseus 0,01 mg/kgBB (0,1 ml/kgBBlarutan standar 1:10.000). Bila henti jantung menetap dosis ke-2dan berikutnya 0,1 mg/kgBB (0,1 ml/kgBB larutan konsentrasitinggi 1:1.000), diulang tiap 3-5 menit selama resusitasi. Bisadiberikan melalui pipa endotrakea 0,1 mg/kgBB (0,1 ml/kgBBlarutan konsentrasi tinggi 1:1.000), dilarutkan sampai 3-5 ml

    dengan larutan NaCl fisiologis•  Bikarbonat

    Hanya diberikan bila terjadi henti jantung yang lama (10 menit),krisis hipertensi pulmonal, hiperkalemia atau asidosis metabolikyang berhubungan dengan disfungsi organ (disritmia, disfungsi

    6

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    51/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    52/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    53/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    54/396

    •  Untuk fibrilasi ventrikel/takikardia ventrikel dengan nadi tidakteraba (pulseless)

    Diberikan 2 joule/kgBB dengan unsynchronize mode. Bila tidakberhasil →  bolus lidokain 1 mg/kgBB i.v., ulang defibrilasi setiap30-60 detik dengan dosis 2-4 joule/kgBBDapat dicoba bretilium tosilat 5 mg/kgBB i.v. dosis pertama, dan10 mg/kgBB dosis ke-2 untuk kasus refrakter (bila lidokain tidakberhasil mengembalikan irama sinus)

    •  Untuk takikardia ventrikel dengan hemodinamik tidak stabil/takiaritmia (takikardia supraventrikular, takikardia ventrikular,fibrilasi atrial, atau geletar atrial) diberikan kardioversi, dengandosis 0,5 joule/kgBB synchronize mode. Bila tidak berhasil,berikan bolus lidokain 1 mg/kgBB, dan dosis kardioversi dapatdinaikkan bertahap sampai dosis maksimum 1 joule/kgBB

    F. Evaluasi dan PemantauanSetelah melakukan ventilasi dan kompresi lk. 1 menit (10 siklus padabayi/anak kecil, 4 siklus pada anak lebih besar/dewasa), evaluasi laginadi (5-10 detik). Jika tidak ada nadi, mulai lagi dengan ventilasidiikuti kompresi jantung. Jika denyut nadi ada, periksa pernafasan (3-5 detik) ; jika bernafas, awasi secara ketat. Jika tidak bernafas,berikan ventilasi 20x/menit pada bayi/anak kecil, 12x/menit pada anak> 8 th atau dewasa dan awasi denyut nadi secara ketat. Jikaresusitasi dilanjutkan, evaluasi ulang respirasi dan nadi tiap beberapamenit. Jangan menghentikan resusitasi lebih dari 7 detik kecualidalam keadaan tertentuPada saat evaluasi, pemimpin resusitasi memberikan instruksi untukmenyiapkan dan melakukan intubasi endotrakeal bila belum adanafas spontan, memasang akses vena, menyiapkan/memberikan

    obat-obatan, memasang monitor EKG dan menyiapkan defibrilatorBila ventilasi tidak efektif karena distensi lambung, dekompresi harusdilakukan dengan memakai pipa oro/nasogastrik, atau memiringkanpenderita (dalam posisi pemulihan/setengah telungkup), kemudianberikan tekanan pada epigastriumPemantauan resusitasi meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi ;dimulai dengan melihat gerakan dinding dada selama ventilasi,meraba nadi pada saat kompresi jantung dan auskultasi dinding dadaselama ventilasi. Bila denyut jantung telah timbul kembali, harusdilanjutkan dengan pemantauan EKG dan tekanan darah dengansfigmomanometer air raksa atau alat DopplerBila warna kulit anak sudah kembali normal menunjukkan curah

     jantung sudah adekuat, kompresi jantung dapat dihentikan walaupun

    nadi tidak teraba (palpasi nadi sering tidak akurat karenavasokonstriksi yang timbul akibat pemberian epinefrin atau obatagonis adrenergik alfa lain). Ventilasi harus dilanjutkan pada anakyang megap-megap karena pernafasannya belum adekuat

    10

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    55/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    56/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    57/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    58/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    59/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    60/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    61/396

    •  SteroidSelain pada kasus insufisiensi adrenal tidak ada bukti nyata

    bahwa steroid menguntungkan dalam pengobatan renjatan

    PROGNOSISBergantung dari etiologi, diagnosis dini dan kecepatan serta penangananrenjatan

    SURAT PERSETUJUANDiperlukan

    DAFTAR PUSTAKA Argen AC dan Bass DH.  Resuscitation. Dalam: Heese de V, penyunting.Handbook of paediatrics; edisi ke-4. Cape Town: Oxford University Press1995; 1-13.Bell LM.  Shock. Dalam: Fleischer GR, Ludwig S, penyunting. Synopsis ofpediatric emergency medicine. Baltimore: William & Wilkins, 1996; 27-32.de Viliers FPR. Practical management of pediatric emergencies; edisi ke-2.Johannesbureg: Departement of paediatrics child health university of theWitwatersrand 1993; 1-9.Rubertsson S. Cardiopulmonary resuscitation. Dalam: Grenvik A, Ayres SM,Holbrook PR, Shoemaker WC, penyunting. Pocket companion to textbook ofcritical care. Philadelphia: WB Saunders Co, 1996; 1-29.White R.  Shock. Dalam: Baldwin GA, penyunting. Handbook of pediatricemergencies. Boston: A Little Brown, 1989; 41-6.

    17

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    62/396

    Tabel 51. Ringkasan Bantuan Hidup Dasar

    RJP/bantuan nafas Manuver Dewasa Anak Bayi

    Pastikan tidakresponsifPanggil bantuan

    > 8 th 1-8 th < 1 th

     A. Bebaskan jalannafasTengadah kepala-topang dagu

    Jalan nafas Tengadahkepala-topangdagu (bila adatrauma,kedapkanrahang)

    Tengadahkepala-topangdagu (bila adatrauma,kedapkanrahang)

    Tengadah kepala-topang dagu (bilaada trauma,kedapkan rahang)

    B. Periksapernafasan(lihat, dengar,rasakan)Bila korban bernafasatau mulai bernafasefektif, letakkan

    dalam posisipemulihanBila tidak bernafas,berikan 2x nafaslambat dengan balondan maskerEkshalasi diantranafas

    Pernafasanawal

    Selanjutnya

    Obstruksi jalan nafasoleh bendaasing

    Bantuan nafas2x 1,5-2detik/nafas

    12x nafas/menit

    Manuver

    Heimlich

    Bantuan nafas2x 1,5-2detik/nafas

    20x nafas/menit

    Manuver

    Heimlich

    Bantuan nafas 2x1,5-2 detik/nafas

    20x nafas/menit

    Tepukan

    punggung danhentakan dada

    C. Periksa nadi(Karotis pada anakdan dewasa ; brakialatau femoral padabayi)Bila ada nadi tetapitak ada nafas, berikanbantuan nafas (1nafas tiap 3 detik

    pada bayi/anak)Bila tidak ada nadi,mulai kompresi dadabergantian dengannafasBila ada nadi tapi <60x/menit pada bayi/anak dengan perfusiyang buruk, mulaikompresi dada

    SirkulasiPeriksa nadi

    Lokasikompresi

    Carakompresi

    Dalamnyakompresi

    Kecepatankompresi

    Karotis

    Dibawahpertengahansternum

    Dengan tumittelapak tangan,

    tangan yang laindiatasnya3,5-5 cm atau1/3-1/2kedalamandinding dada80-100x/menit

    Karotis

    Dibawahpertengahansternum

    Dengan tumittelapak tangan

    2,5-4 cm atau1/3-1/2kedalamandinding dada100x/menit

    Brakial ataufemoralSatu jari dibawahgaris inter papilamamae

    Dengan dua atautiga jari

    1,5-2,5 cm atau1/3-1/2kedalamandinding dadaPaling sedikit100x/menit(neonatus 120 x/menit)

    Teruskan bantuanhidup dasarSesuaikan prosedurdengan resusitasineonatus, bantuanhidup lanjut pediatrik,atau bantuan hidup

    lanjut penyakit jantungsecepat mungkin

    Rasio

    Kompresi

    15:2 (satupenolong)5:1 (duapenolong)Kompresiberhentidiselingi

    ventilasi sampaitrakea diintubasi

    5:1

    Kompresiberhentidiselingi

    ventilasi sampaitrakea diintubasi

    5:1

    Kompresiberhenti diselingiventilasi sampai

    trakea diintubasi3:1 untukneonatus yangdiintubasi (duapenolong)

    18

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    63/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    64/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    65/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    66/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    67/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    68/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    69/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    70/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    71/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    72/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    73/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    74/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    75/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    76/396

    PROGNOSISMortalitas rumah sakit 20-85% (tergantung berat hipotermia, waktu

    sampai mendapat pertolongan, derajat hipotensi, dan kondisi lain yangmenyertainya)

    DAFTAR PUSTAKA American Academy of Pediatr ics.  Americans college of emergencyphysicians. Advanced pediatrics life support. Elk Gove Village: American

     Academiy of Pediatrics, 1989; 131–45. Aun C. Thermal syndromes. Dalam: Oh TE, penyunting. Intensif care manual;edisi ke-3. Toronto: Butterworths, 1990; 467–69.Holbrook PR.  Cold syndromes. Textbook of pediatric critical care.Philadelphia: WB Saunders Co, 1993; 1048–50.

    32

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    77/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    78/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    79/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    80/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    81/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    82/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    83/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    84/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    85/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    86/396

    Tabel 54. Denyut Nadi Istirahat   Tabel 55. Tekanan Darah Rata-rata 

    Umur BatasNormalRendah/

    Menit

    Rata-rata/Menit

    BatasNormalTinggi/Menit

    Umur Sistole2 SD

    Diastole2 SD

    Neonatus1-11 bl

    2 th4 th6 th8 th10 th

    12 th14 th16 th

    18 th 

    70808080757070

    Pr Lk70 6565 6060 55

    55 50 

    1251201101001009090

    Pr Lk90 8585 9080 75

    75 70 

    190160130120115110110

    Pr Lk110 105105 100100 95

    95 90 

    Neonatus6 bl–1 th

    1 th2 th3 th4 th

    5–6 th6–7 th7–8 th8-9 th9-10 th

    10–11 th

    11-12 th12–13 th13–14 th 

    80 (16)89 (29)96 (30)99 (25)100 (25)99 (20)94 (14)100 (15)101 (15)105 (16)107 (16)111 (17)

    112 (18)115 (19)118 (19) 

    46 (16)60 (10)66 (25)64 (25)67 (23)65 (20)55 (9)56 (8)56 (9)57 (9)57 (10)58 (10)

    59 (10)59 (10)60 (10) 

    Tabel 56. Rentang Respirasi per Menit Waktu Tidur/Bangun

    Umur Tidur BangunPerbedaan antaraTidur dan Bangun

    (Rata-rata)

    6–12 bl1–2 th2–4 th

    4–6 th6–8 th

    8–10 th10–12 th12–14 th

    22-3117-2316-25

    14-2313-2314-2313-1915-18

    58-7530-1023-12

    19-3615-3015-3115-2818-26

    371612

    86356

    42

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    87/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    88/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    89/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    90/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    91/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    92/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    93/396

    HIPOGLIKEMIA PADA DM 

    BATASANSulit untuk menentukan pada kadar berapa penetapan hipoglikemia pada DM. Padaumumnya diambil sebagai batas glukosa darah 60 mg/dl. Yang lebih penting adanya gejalaklinis hipoglikemia

    KLASIFIKASIDerajat 1 (ringan)

    Bila dapat mengetahui dan mengobati hipoglikemianya sendiri tanpa bantuan orang lain(anak kecil tidak dapat menolong dirinya sendiri, sehingga hipoglikemia anak < 5 th tidaktermasuk dalam derajat 1)

    Derajat 2 (sedang)Hipoglikemia diobati dengan bantuan orang lain, bila mungkin dengan pemberian glukosap.o.

    Derajat 3 (berat)Tidak sadar disertai kejang atau tidak dapat minum glukosa p.o., karena sudah terdapatdisorientasi berat. Terapi dengan glukagon secara i.m./i.v.

    ETIOLOGIMasukan makanan yang kurang atau tidak makanLatihan jasmani tanpa masukan makanan yang cukupKelebihan dosis insulin

    PATOFISIOLOGI

    Masukan makanan yang kurang atau latihan jasmani →  gula darah ↓  Keadaan ini dapatdiperberat dengan pemberian insulin. Demikian juga kelebihan dosis insulin →  glukosadarah ↓ 

    KRITERIA DIAGNOSIS

    • • 

    Gejala klinis dan atau

    Glukosa darah < 60 mg/dl

    PEMERIKSAAN PENUNJANGGlukosa darah serial setiap 15-30 menit

    TERAPI

    Tabel 46. Terapi Hipoglikemia 

    Derajat Gambaran Klin is Terapi

    Ringan Gambaran neurologik ringan(adrenergik/kolinergik) : Lapar,tremor, gugup, cemas, berkeringat,pucat, berdebar-debar dan takikardiaNeuroglikopenia ringan : Penurunan

    Sari buah, cairanmanis, atau susuMakanan ringan/snack 

    4

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    94/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    95/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    96/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    97/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    98/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    99/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    100/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    101/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    102/396

     PEMANTAUAN

    Terapi hipotiroid berbeda untuk setiap individuPenyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respons klinis serta hasil pemeriksaan T4 dan TSH

    Pada 3 bl pertama evaluasi dilakukan setiap bl, kemudian setiap 3 blSelanjutnya 6 bl satu kali dan pada umur pra sekolah dilakukan tes IQ

    PROGNOSIS

    Bila terapi dilakukan pada umur < 1 bl → IQ > 90 pada umur 3 atau 4 thBila pada umur < 3 bl → IQ ≥ 85Bila tidak diterapi/1 bl keterlambatan → akan kehilangan 1 point IQ

    PENCEGAHAN

    Pengenalan dini dengan uji saring tiroid pada bayi baru lahir → menghindari cacat mentaldan fisik yang lebih berat

    DAFTAR PUSTAKAChiovatol, Di Lavro R, Lapi P, Macchia P, Fenzi G, Pinchera A . Recent insight in thepathogenesis of neonatal hypothyroidism. Dalam: Pinchera A, Mann K, Hostalek U, penyunting.The thyroid and age. Dipresentasikan pada Merck european thyroid symposium, Italia, 30 April–2Mei 1998.DussaultJH. Congenital hypothyroidism. Inl Hlth Dis Cntrl, 1994; 1222-8.Fisher DA. Hypothyroidsm. Ped in rev 1994;15:227–32.Foley T, Malvarex P, Blizzard R. Thyroid disease. Dalam: Kappy MS, Blizzzard RM, Migen CJ,penyunting. Wilkins. The diagnosis and treatment of endocrine disorders in childhood andadolescent; edisi ke 4. Illinois: Charles C Thomas, 1994; 457–531.Illig R, Largo RH, Qin Q, Torresani T, Rochiccioli P, Larsson A.  Mental development incongenital hypothyroidism after neonatal screening. Arc Dis Child 1987; 62:1050–5.La Franchi S. Hypothyroidism, congenital and acquired. Dalam: Kaplan SA, penyunting. Clinicalpediatrics and adolescent endocrinology. Philadelphia: WB Saunders Co, 1990; 87–126.Rivkees SA, Bode HH, Crawford JD. Long term growth in juvenile acquired hypothyroidis : Thefailure to achieve normal adult stature. N Engl J Med 1988; 318;10:599–602.Rukman Y. Hipotiroidisme pada anak. Kumpulan naskah simposium hipotiroidisme. Semarang:

    Universitas Diponegoro, 1995; 17–23.Smith DW, Klien AM, Henderson JR, Myrianthopoulos NC. Congenital hypothyroidism–signand symptoms in the newborn period. J Pediatr 1975; 87:61:958-62.

    HIPERTIROID

    BATASANKeadaan klinis akibat kelainan yang menyebabkan hipersekresi kelenjar tiroid

    KLASIFIKASI UNTUK PENYAKIT GRAVEPenyakit Grave anakPenyakit Grave neonatus

    ETIOLOGIPenyakit GravePenyakit Grave neonatusTiroiditisIodine induce hipertiroid

    13

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    103/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    104/396

    Tiroidektomi dilakukan apabilaGagal dengan terapi antitiroidToksisitas terhadap obat anti tiroidKetidakpatuhan pengobatan

    Kebutuhan nutrisi ditingkatkan

    Jika toksik →  propanolol 80 mg/m2/hari atau 0,5-2 mg/kgBB/hari, dalam 3-4 dosis

    (kontraindikasi : Asma dan blokade jantung)Digitalis apabila terjadi gagal jantung

    PEMANTAUAN

    setiap 1, 3,dan 6 bl

    T3,T4 dan TSHRefleksogramUmur tulangEfek samping obat terutama agranulositosis

    PENYAKIT GRAVE NEONATUS

    BATASANPenyakit Grave pada neonatus

    ETIOLOGITransfer antibodi dari ibu yang menderita penyakit Grave

    PATOFISIOLOGI

     Antibodi dari ibu melalui plasenta →  gangguan pada tiroid fetus →  hipersekresi hormontiroid bayi

    KRITERIA DIAGNOSIS

    •  AnamnesisBKB atau IUGR 

    Gejala timbul beberapa jam/hari setelah lahir (2-10 hari)•  Klinis

    IntrauterinTakikardia (> 160x/menit)

    Irritable, tremor, hiperaktifFlushing Banyak minumGangguan saluran cerna (muntah, diare)Gangguan kardiovaskular (takikardia, aritmia, gagal jantung)

    Tiromegali → sufokasi (hambatan untuk bernafas)Hepatosplenomegali (dapat disertai ikterus)KraniosinostosisOptalmopati

    •  LaboratoriumT3 dan T4 ↑ TSH ↓ Hipoprotrombinemia

     Antibodi anti tiroid ibu (+) (intrauterin)

    PEMERIKSAAN PENUNJANGT3,T4, dan TSH

     Antibodi antitiroid ibu

    15

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    105/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    106/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    107/396

     Tabel 50. Faktor Hormonal dan Mekanik 

    Faktor Hormonal Faktor Mekanik

    Gonadotropin, LH-FSHTestosteronDihidrotestosteron

    Substansi yang menginhibisi saluran Muller

    GubernakulumEpididimisTekanan abdominal

    Pada bl ke-3 kehamilan testis berada di dalam fosa iliakaPada bl ke-7 kehamilan testis berada di dalam kanalis inguinalisPada bl ke-8 kehamilan testis menuju skrotum sehingga pada saat lahir berada di dalamskrotumKeberadaan testis di dalam skrotum sangat penting untuk mempertahankan fungsiepididimis dan spermatogenesis, karena suhu skrotum 1,5-2

    oC lebih rendah dari suhu tubuh

    KRITERIA DIAGNOSIS

    •  AnamnesisTestis tidak teraba atau pernah tampak/teraba di dalam skrotum (retraktil)Riwayat keluarga menderita kriptokismus

    •  Fisis

    Tidak terabanya testis di dalam skrotum uni/bilateralTestis teraba

    Jalur penurunan normalDiluar jalur penurunan normal (ektopik)

     Apabila tidak teraba, testis mungkin berada diIntrakanalikulerIntraabdominal

     AgenesisPengamatan yang teliti terhadap sindroma tertentu (Kallman, Klinefelter, Prader Willi)

    PEMERIKSAAN PENUNJANG Apabila testis tidak teraba, perlu dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokasi

    USG

    CT-scanningVenografiMRI

    Untuk menentukan ada tidaknya testis dilakukan pemeriksaan uji HCG

    TERAPI

    •  Operasi : Di Bagian IKA RSHS biasanya pada umur ± 2 th•  Hormonal (umur 10-24 bl)

    Human chorionic gonadotropin (HCG) i.m. selama 5 mgg.Dosis (menurut International Health Foundation)

    Umur 3-12 bl : 2 x 250 IU/mgg1-6 th : 2 x 500 IU/mgg> 6 th : 2 x 1000 IU/mgg

    Menurut WHOUmur < 1 th : 2 x 250 IU/mgg

    1- 5 th : 2 x 500 IU/mgg> 5 th : 2 x 1000 IU/mgg

    Luteinizing-Hormone-Releasing–Hormon

    Tetes hidung 3 x 400 µg (1,2 g/hari)•  Hormonal diikuti operasi•  Tanpa terapi (testis retraktil)

    18

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    108/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    109/396

    DIARE AKUT

    BATASAN Buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya, > 3kali per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul secara mendadak danberlangsung kurang dari 2 minggu

    ETIOLOGIInfeksi : Bakteri : E. coli , Shigela, Salmonela, Vibrio, 

    Yersinia, CampylobacterVirus : Rotavirus, Norwalk virus , Adenovirus Parasit : Ameba, Giardia lamblia, Kriptosporidium

     Alergi : Protein air susu sapiIntoleransi : KarbohidratMalabsorpsi : Karbohidrat, lemak, proteinKeracunan makanan

    Zat kimia beracunToksin mikroorganisme : Clostridium perfringens, Stafilokokus Imunodefisiensi

    KRITERIA DIAGNOSIS 

    •  BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekuensi > 3 x/hari

    •  Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)

    •  Muntah +/-, nyeri perut, panas

    •  Pemeriksaan fisisTanda dan gejala dehidrasi (-) atauTanda dan dehidrasi ringan-sedang atauTanda dan gejala dehidrasi berat dengan/tanpa syok (renjatan)

    Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit +/-dan/atau gangguan keseimbangan asam basa

    •  LaboratoriumFeses : Dapat disertai darah/lendir

    pH asam/basaClinitest dapat +/-Leukosit > 5 /LPB (birumetilen)  invasifBiakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri/terapiELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi virus)

    Darah : Dapat terjadi gangguan elektrolit dan atau gangguan asam basa

    PEMERIKSAAN PENUNJANGFesesDarah : Elektrolit

    CARA MENILAI DERAJAT DEHIDRASI

    Tabel 27. Cara Menilai Derajat Dehidrasi 

    PENILAIAN A B C

    Lihat :Keadaan umum

    Mata

    Baik, sadar

    Normal

     Ada

    * Gelisah, rewel

    Cekung

    Tidak ada

    * Lesu, lunglaiatau tidak sadarSangat cekungdan keringTidak ada

    1

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    110/396

      Air mataMulut dan lidahRasa haus

    BasahMinum biasa, tidakhaus

    Kering* Haus, ingin minum

    banyak

    Sangat kering* Malas minumatau tidak bisaminum

    2. Periksa turgorkulit

    Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangatlambat

    3. Derajat dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI

    RINGAN/ SEDANGBila ada 1 tanda *ditambah 1 ataulebih tanda lain

    DEHIDRASI

    BERATBila ada 1 tanda *ditambah 1 ataulebih tanda lain

    4. Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

    PENYULIT DehidrasiGangguan keseimbangan asam-basaGangguan keseimbangan elektrolitGangguan sirkulasiGagal ginjal akutHipoglikemia

    Gangguan gizi

    TERAPI

    •  Kausal Antibiotik hanya untuk

    Diare invasif : Kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosisselama 5 hari

    Kolera : Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari, diberikan dalam 4 dosis selama 2-3 hari Ameba, Giardia, Kriptosporidium : Metronidazol 30-50 mg/kgBB /hari, dibagi 3 dosis

    selama 5 hari (10 hari untuk kasus berat) Anti diare tidak diberikan

    •  Diet

    Sesuai dengan penyebab diareIntoleransi karbohidrat  susu rendah sampai bebas laktosa Alergi protein susu sapi  susu kedelaiMalabsorbsi lemak  susu yang mengandung medium chain trigliceride (MCT)

     Apabila dengan terapi dietetik diatas tidak ada respons, gunakan susu protein hidrolisat

    •  PenyulitDehidrasi

    Tanpa dehidrasi : Rencana Terapi A (Tabel 28)Dehidrasi ringan–sedang : Rencana Terapi B (Tabel 29)Dehidrasi berat : Rencana Terapi C (Tabel 30)

    Gangguan elektrolitHiponatremia (lihat bab hiponatremia)Hipernatremia (lihat bab hipernatremia)Hipokalemia (lihat bab hipokalemia)Hiperkalemia (lihat bab hiperkalemia)

    Gangguan keseimbangan asam-basa Asidosis metabolik Apabila kadar bikarbonat < 22 mEq/l dan kadar base excess (BE) tidak diketahui larutan bikarbonat 8,4% (1 mEq = 1 ml) atau 7,5% ( 0,9 mEq = 1ml ) sebanyak2-4 mEq/kgBB

    Bila BE diketahui :

    mEq NaHCO3 = BE x BB x 0,3 

    2

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    111/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    112/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    113/396

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    114/396

     

    •  PenyuluhanPencegahan diare

    Pemberian ASIMemperbaiki cara penyapihanMenggunakan air bersihMencuci tangan dengan sabun/air mengalirMenggunakan jamban tertutupMembuang tinja bayi secara baik dan benarImunisasi campak

    Pencegahan dehidrasiBagaimana mencampur oralitBagaimana memberikan oralit

    6

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    115/396

    Cairan rumah tangga yang lainMeneruskan pemberian ASIPemberian makanan sebelum dan sesudah diareKapan harus kembaliTanda dehidrasi

    PROGNOSISBaik

    PENCEGAHAN  Air minum yang bersih dari sumur/sumber air yang terjaga kebersihannya dan dimasakPengolahan makanan yang dimasak dengan baik, untuk menghindari kontaminasiCuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan dan sebelummenyiapkan makananGunakan jamban untuk anak kecil atau yang sakit, buang cepat tinja dengan caramemasukkannya kedalam jamban atau menguburkanBerikan hanya ASI selama 4-6 bl pertama, teruskan pemberian ASI paling sedikit untuk 1 thpertamaBerikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi mulai umur 4-6 bl

     Anak yang berumur > 9 bl yang tidak menderita campak imunisasi campak

    DAFTAR PUSTAKA DEPKES RI. Modul pelatihan pemberantasan penyakit diare bagi supervisor. Tatalaksanapenderita diare. Jakarta, 1994.Harris F. Paediatric fluid therapy. Oxford: Blackwell Scientific Publications, 1972;9-21.WHO. Program for control of diarrhea disease supervisory skills-treatment of diarrhoeal, 1987.Winters RW. Principles of pediatric fluid therapy; edisi ke-2. Boston: Little Brown & Co, 1982;57-64.

    HIPONATREMIA

    BATASANKeadaan kadar Na darah < 130 mEq/L

    KLASIFIKASIlihat tabel 31

    ETIOLOGI

    KRITERIA DIAGNOSIS 

    •  Manifestasi klinis sangat bervariasi

    •  Apabila kadar Na darah < 120 mEq/L, akan terjadi edemaserebral dengan segala akibatnya seperti apati, anoreksia,nausea, muntah, agitasi, sakit kepala, gangguan kesadaran,kejang dan koma

    •  Tonus otot umumnya normal, kadang-kadang terjadi kejang otot lurik, kelemahan otot,ginjal akan mengeksresikan urin yang lebih encer (dilusi)

    PENYULIT  Akibat edema serebri akut   koma dan kematian 50%Sekuele : Tergantung dari beratnya hiponatremia

    TERAPI 

    •  Tergantung dari lama/beratnya hiponatremia serta penyakit yang mendasarinya(underlying disease)

    7

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    116/396

    •  Pada umumnya bila terdapat gejala pada SSP atau kadar Na < 120 mEq/L   larutanNaCl hipertonis, misalnya : 3% (513 mEq/L) ; 5% (855 mEq/L)

    •  Untuk mencapai kadar Na yang aman (125 mEq/L), maka Na yang dibutuhkan menurutrumus sbb.

    mEq Na = 125 – Na darah x 0,6 x BB (kg) 

    Larutan diberikan dalam 4 jam →  selanjutnya cairan yang diberikan sesuai dengankeadaan hiponatremia

    Hipovolemik : Larutan isotonik sesuai kebutuhanEuvolemik : Umumnya perlu pembatasan cairanHipervolemik : Perlu restriksi cairan dan garam

    PROGNOSIS 

    Bila disertai gejala SSP → angka kematian + 50%

    Tabel 31. Klasifikasi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Hiponatremia 

    Pseudohiponatremia

    Isotonik

    Hiponatremia

    Hipotonik

    Hiponatremia

    Hipertonik

    Hipovolemik Euvolemik Hipervolemik

    Kehilanganmelalui ginjal1. Diuretikum >>2. Diuresis

    osmotik3. Salt-wasting

    nephropathy4. Insufisiensi

    adrenal

    5. ATR proksimal6. Alkalosis

    metabolik7. Pseudohipo

    aldosteronism

    Kehilangan diluar ginjal1. Gastrointestinal

    MuntahDiareFistulaKeringat

    2. Rongga ketiga(third space)

    PankreatitisLuka bakar

    Trauma ototPeritonitisEfusi

     Asites

    1. Peningkatan ADH SIADHobat-obatan,nyeri

    2. Reset osmostat3. Defisiensi

    glukokortikoid4. Hipotiroidism5. Keracunan air

    6. Terapi i.v.7. Tap water

    Enema8. Minum

    (psikogenik)

    Keadaanedema1. Gagal

     jantung2. Sirosis3. Sindroma

    nefrotik

    Gagal ginjal1. Akut2. Kronik

    Una > 20 mEq/l

    Una < 20 mEq/l

    Una > 20 mEq/l

    Una < 20

    mEq/l

    Una > 40

    mEq/l

    Larutan garam 

    Larutan garam 

    Pembatasancairan

     Pembatasan

     Pembatasancairan

     

    Keterangan : ATR : Asidosis tubular renal ADH : Anti diuretic hormonSIADH : Syndrome of inappropriate secretion of ADH

    (Dikutip dari Berry dan Belsha, 1990)

    DAFTAR PUSTAKA Berry PL, Belsha CW. Hyponatremia. Fluid and electrolyte therapy. Ped Clin North Am1990;37:351-64.Lustig JV. Fluid and electrolyte therapy. Dalam: Hay WW, Groothuis JR, Hayward AR, Levin MJ,penyunting. Current pediatric diagnosis and treatment; edisi ke-12. Connecticut: Appleton &Lange, 1995;1178-89.

    8

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    117/396

    Robson AM . Pathophysiology of body fluid. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Nelson WE,Vaughan VC III, penyunting. Nelson textbook of pediatrics; edisi ke-14. Philadelphia: WBSaunders Co, 1992; 179-84.Winters RW. Disorder of potassium metabolism. Principles of pediatric fluid therapy; edisi ke-2.Boston: Little, Brown & Co, 1982;57-64. 

    HIPERNATREMIA

    BATASANKeadaan apabila kadar Na darah > 150 mEq/L

    ETIOLOGI Masukan cairan yang tidak adekuatKonsentrasi garam dalam darah yang tinggiKehilangan cairan ekstra renalKegagalan sistem osmolaritas dan kehilangan cairan secara simultan(tetapi yang akan ditinjau disini hanyalah yang disebabkan karena diare)

    KRITERIA DIAGNOSIS 

    •  Dapat disertai diare

    •  Mendapat cairan rehidrasi oral yang mengandung Na tinggi, atau tidak mendapat cukupcairan

    •  Mendapat obat tertentu yang menyebabkan kehilangan cairan hipotonis, misalnyalaktulosa

    •  Menderita penyakit ginjal kongenital, misalnya disfungsi tubuler, displasia renal

    •  Rewel

    •  Dapat disertai panas badan

    •  Iritabel, high pitched cry bila dehidrasi berat tonus otot meningkat, akan terjadi koma dankejang

    •  Pemeriksaan fisis :Pada keadaan dehidrasi ringan sukar dibedakan dari hiponatremia tetapi apabilakeadaan dehidrasi berat turgor kulit seperti karet

    •  Kadar Na > 150 mEq/L

    PENYULIT Kerusakan SSPPerdarahan intra serebralRetardasi mentalKematian

    TERAPI 

    •  Bila dehidrasi berat disertai syok/presyok → NaCl 0,9% atau Ringer laktat atau Albumin5%

    Setelah syok teratasi →  larutan yang mengandung Na : 75-80 mEq/L, misalnya NaCl-

    dekstrosa (2A) atau DG half strength sampai ada diuresis → berikan K 40 mEq/L

    •  Apabila ada hipokalsemia Ca glukonat sesuai kebutuhan

    •  Jumlah cairan

    9

  • 8/16/2019 Pedoman Terapi Ilmu Kedokteran Anak

    118/396

    Defisit cairan dikoreksi dalam 2 x 24 jam :

    Hari ke-1 : 50% defisit + kebutuhan rumatan menurut rumus Holliday dan SegarBB : 0-10 kg 100 ml/kg BB

    10-20 kg 1.000 ml + 50 ml/kgBB

    untuk setiap kg diatas 10 kg> 20 kg 1.500 ml + 20 ml/kgBB

    untuk setiap kg diatas 20 kgHari ke-2 : 50% defisit + cairan rumatan seperti diatasCairan oral

     Anak mau minum segera diberikan cairan oralit

    PROGNOSIS

    Bila Na > 160 mEq/L dapat menyebabkan kelainan SSP permanen → kematian + 10%

    DAFTAR PUSTAKA Conley SB. Hypernatremia. Fluid and electrolyte therapy. Ped Clin North Am 1990;37:365-72.Harris F.  Hypertonic dehydration. Paediatric fluid therapy. Oxford: Blackwell Scientific

    Publications, 1972;55–64.

    HIPOKALEMIA

    BATASANKeadaan apabila kada