pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

99
IV. TATA NASKAH Dalam penulisan usul penelitian, tesis, dan artikel ilmiah, setiap mahasiswa harus mengikuti tata naskah atau kaidah penulisan ilmiah, di samping tetap memperhatikan substansi atau isi tulisan. Setiap institusi dapat menyusun tata naskah sendiri yang harus digunakan sebagai pedoman penulisan. Secara umum, tata naskah mencakup dua hal, yaitu kaidah penulisan baku yang berlaku universal dalam penulisan ilmiah dan gaya selingkung yang menjadi ciri khas institusi. Bab ini membahas tata naskah penulisan usul penelitian dan tesis. A. Tata Naskah Usul Penelian 1. Kertas Kertas yang digunakan untuk membuat naskah usul penelitian adalah kertas HVS putih, ukuran kuarto (A4) 80 gram. 2. Pias Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan bawah 3 cm. 3. Halaman Sampul Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih dari dua puluh

Upload: hendrik-milanisti

Post on 29-Nov-2014

4.518 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

IV. TATA NASKAH

Dalam penulisan usul penelitian, tesis, dan artikel ilmiah, setiap

mahasiswa harus mengikuti tata naskah atau kaidah penulisan ilmiah, di samping

tetap memperhatikan substansi atau isi tulisan. Setiap institusi dapat menyusun

tata naskah sendiri yang harus digunakan sebagai pedoman penulisan. Secara

umum, tata naskah mencakup dua hal, yaitu kaidah penulisan baku yang berlaku

universal dalam penulisan ilmiah dan gaya selingkung yang menjadi ciri khas

institusi. Bab ini membahas tata naskah penulisan usul penelitian dan tesis.

A. Tata Naskah Usul Penelian

1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk membuat naskah usul penelitian

adalah kertas HVS putih, ukuran kuarto (A4) 80 gram.

2. Pias

Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi

kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan

bawah 3 cm.

3. Halaman Sampul

Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika

judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih

pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih

dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak

yang cukup, di bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original)

dengan ukuran diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata

“USUL PENELITIAN” (dengan huruf kapital seluruhnya, Times New

Roman, font 16). Di bawahnya ditulis nama lengkap penulis dengan huruf

kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor

induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga

(ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi,

Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan

tahun usul penelitian dibuat. Semua huruf pada halaman sampul dicetak

tebal (Bold). Halaman sampul dijilid soft cover.

Page 2: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

4. Halaman Judul

Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika

judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih

pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih

dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak

yang cukup, di bawah judul ditulis kata “USUL PENELITIAN” (dengan

huruf kapital seluruhnya, Font 16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai

salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Program Studi ... (isi

sesuai dengan nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis

nama lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama

dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah

ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14)

dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas

Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun usul penelitian dibuat. Semua

huruf pada halaman sampul dicetak tebal (Bold).

5. Penomoran

Bagian-bagian usul penelitian yang meliputi bab, sub-bab, sub

sub-bab dan seterusnya dan diberi nomor urut dengan huruf romawi.

I. PENDAHULUANII. PERUMUSAN MASALAH III. TUJUANIV. MANFAAT PENELITIAN V. KERANGKA TEORIVI. METODE PENELITIANA. Materi Penelitian / Sasaran PenelitianB. Rancangan Percobaan / Metode Pengambilan SampelC. Variabel Penelitian dan Prosedur Pengukuran / Definisi OperasionalD. Analisis DataE. Waktu dan Tempat

DAFTAR PUSTAKA

6. Nomor Halaman

Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan

angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi

halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-

halaman bagian awal usul penelitian ditulis pada margin bawah di tengah

Page 3: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka romawi

kecil. Setiap pergantian bab tidak perlu berganti halaman.

7. Spasi Ketikan

Jarak bab dengan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan kalimat

pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu setengah

spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dengan sub-bab berikutnya

sebesar dua spasi.

Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar

pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir

uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan

dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.

a. Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented

style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan keenam dari garis

pias kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris.

Jika hanya satu baris, dimasukkan pada halaman berikutnya. Dalam

satu paragraf tidak boleh hanya satu kalimat.

b. Tabel dan Gambar

Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk

memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi

singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh

tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel

digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak

sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan

mengganggu pembahasan.

Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel

diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir

kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal

kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel

tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik

dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after

Page 4: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel

dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis

dengan font berukuran 9.

Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas

nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan.

Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai

pertemuan antara baris dan kolom. Contoh tabel dengan sistem terbuka

adalah:

Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong KabupatenPurbalingga

*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa

Gambar dipakai dalam usul penelitian untuk memperjelas

informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran konkret

kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang

digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar.

Gambar diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di

atasnya. Judul gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali

awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul

gambar tidak diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris

diketik dalam satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya.

Kalimat pertama setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.

Jenis TernakPopulas

i*(eko

Populasi**(L

Proporsi(Sapi potong 271 271 8,86

Kerbau 65 65 2,13Kambing 15.317 2.145 70,17Domba 72 10 0,33Kuda 1 1 0,03Babi 27 11 0,36Ayam dan Itik 55.418 554 18,12

Page 5: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

76

74

72

70

68

66

64

62

Lokasi (Desa)

Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong

Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas

nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.

Gambar dibuat dengan sistem terbuka.

B. Tata Naskah Tesis

1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas

HVS putih, ukuran kuarto (A4), 80 gram

2. Pias

Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi

kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan

bawah 3 cm.

3. Halaman Sampul

Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih

dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek

daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh

kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di

bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original) dengan ukuran

diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata “TESIS”

(dengan huruf kapital seluruhnya, Font 16). Di bawahnya ditulis nama

Rat

aan

tingg

i pin

ggul

jant

an

(cm

)

Page 6: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di

bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis

nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan

urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman

sampul dicetak tebal (Bold). Halaman sampul dijilid dengan hard copy.

4. Halaman Judul

Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih

dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek

daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh

kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di

bawah judul ditulis kata “TESIS” (dengan huruf kapital seluruhnya, Font

16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister pada Program Studi ... (isi sesuai dengan

nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis nama lengkap

penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah

nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama

lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan:

nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman

sampul dicetak tebal (Bold).

5. Penomoran Bab

Bagian-bagian tesis yang meliputi bab, sub-bab, sub sub-bab dan

seterusnya diberi nomor. Judul bab ditulis rata tengah menggunakan huruf

kapital, dicetak tebal diberi nomor dengan angka romawi tanpa kata bab.

Sub bab ditulis rata kiri menggunakan huruf biasa kecuali huruf pertama

pada setiap kata. Sub bab dan sub sub-bab diberi nomor dengan angka

arab berupa nomor bab dan diikuti nomor sub bab dan sub-sub bab.

Contoh penomoran bab dan sub bab disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN A. Latar BelakangB. Perumusan MasalahC. Tujuan dan Manfaat

Page 7: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

II. TELAAH PUSTAKA III. METODE PENELITIAN

IV. Dan seterusnya

6. Nomor Halaman

Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan

angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi

halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-

halaman bagian awal tesis ditulis pada pias bawah di tengah kira-kira 1,5

cm dari tepi bawah menggunakan angka romawi kecil. Setiap pergantian

bab perlu berganti halaman.

7. Spasi Ketikan

Jarak antara bab dan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan

kalimat pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu

setengah spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dan sub-bab

berikutnya sebesar dua spasi.

Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar

pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir

uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan

dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.

a. Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented

style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan kelima dari garis

margin kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris.

Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut dimasukkan pada

halaman berikutnya. Dalam satu paragraf tidak boleh hanya satu

kalimat.

b. Tabel dan Gambar

Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk

memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi

singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh

tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel

digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak

Page 8: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan

mengganggu pembahasan.

Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel

diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir

kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal

kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel

tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik

dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after

paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel

dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis

dengan font berukuran 9.

Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas

nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan.

Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai

pertemuan antara baris dan kolom.

Contoh tabel dengan sistem terbuka adalah:

Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong KabupatenPurbalingga

Jenis Ternak Populasi*

(ekor)Populasi**

(LU)Proporsi

(%)Sapi potong 271 271 8,86Kerbau 65 65 2,13Kambing 15.317 2.145 70,17Domba 72 10 0,33Kuda 1 1 0,03Babi 27 11 0,36Ayam dan Itik 55.418 554 18,12

*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa

Gambar dipakai dalam tesis untuk memperjelas informasi dan

pembahasan atau untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada

pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan

dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar. Gambar

diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di atasnya. Judul

gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan

Page 9: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul gambar tidak

diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dalam

satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya. Kalimat pertama

setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.

76

74

72

70

68

66

64

62

Lokasi (Desa)

Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong

Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas

nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.

Gambar dibuat dengan sistem terbuka. Apabila gambar diambil dari

pustaka, sumber pustaka ditulis setelah judul gambar dalam tanda

kurung.

C. Teknik Penulisan Kutipan Pustaka

Kutipan yang diambil harus dicantumkan sumbernya. Hal ini

dilakukan untuk memenuhi kode etik keilmuan yang berlaku dan untuk

menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber kutipan terdiri atas

kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Jika nama pengarang ditulis

sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung adalah tahun penerbitan

dan nomor halaman sedangkan setelah nama pengarang tidak diberi tanda

koma. Apabila pengarang lebih dari dua orang maka yang ditulis adalah nama

belakang pengarang pertama diikuti tulisan et al.

Rat

aan

tingg

i pin

ggul

jant

an

(cm

)

Page 10: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan

langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa

mengubah sedikitpun, baik ide maupun bahasanya sedangkan kutipan tidak

langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan dengan

bahasa penulis. Kutipan langsung kurang dari empat baris ditulis satu

setengah spasi. Jika empat baris atau lebih maka kutipan ditulis satu spasi.

Penulisan baris pertama kutipan yang lebih dari empat baris dimulai dari

ketukan kelima dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk

sedangkan baris berikutnya dimulai dari margin kiri. Penulisan kutipan

langsung diberi tanda petik ganda (“...”). Unsur-unsur sumber kutipan yang

perlu dicantumkan dalam kutipan langsung dan catatan kaki adalah nama

belakang pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman. Unsur-unsur

tersebut ditulis dalam tanda kurung (….), antara nama pengarang dan tahun

diberi tanda koma (,) dan antara tahun dan nomor halaman diberi tanda titik

dua (:). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan kutipan tidak

langsung.

Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris.

Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan

wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam

bahasa ilmiah”.

Contoh kutipan langsung empat baris atau lebih.

Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang

menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu :

“The practice of alternately using two languages will be called bilingualism and the persons involved bilingual. Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of language contact, will be referred to as interference phenomena”.

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh satu orang.

Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma…

(Muchtar, 1998)

atau

Muchtar (1998) menyatakan bahwa latar belakang masalah…..

Page 11: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

atau

Muchtar (1998) mengemukakan bahwa latar belakang masalah...

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh dua orang.

Muchtar dan Jahi (1998) menyatakan bahwa latar belakang

masalah.....

atau

Muchtar dan Jahi (1998) mengemukakan bahwa latar belakang

masalah …

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar,

Abdul Jahi dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang atau lebih).

Latar belakang masalah… (Muchtar et al., 1998)

atau

atau

Muchtar et al. (1998) menyatakan bahwa latar…

Muchtar et al. (1997) mengemukakan bahwa latar…

Pedoman tersebut berlaku untuk penulisan sumber kutipan dalam format

catatan kaki.

Contoh beberapa teknik penulisan kutipan pustaka:

Nama penulis terpadu di dalam naskah:

1. Butler dan Day (2005) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin juga

akan menguraikan melanin jamur.

2. Shetty et al. (2004) dan Subbarao et al. (2005) melaporkan bahwa

pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam tanah akan …

3. Shetty et al. (2004); Subarno (2007) dan Subbarao et al. (2006)

melaporkan bahwa pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam

tanah akan …

4. Semangun (2006) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang

luas.

Semangun (2003) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang

luas.

Page 12: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

(Apabila ada pernyataan oleh seorang pengarang dengan beberapa

edisi, digunakan edisi yang baru)

5. Menurut data dari Biro Pusat Statistik (2000), produksi kacang tanah

Indonesia rendah.

Nama penulis dan tahun di dalam kurung:

a) Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi gas-

gas beracun (Ko dan Lockwood, 2007).

b) Gas-gas di dalam tanah misalnya karbon disulfida, etilen, metana dan

aldehida (Tsutsuki dan Ponnamperuma, 2001 dalam Blok, 2007).

c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian tanah

(Katan, 2003; Gamliel dan Stapleton, 2006).

d) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002).

e) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 2006).

Sebagaimana disebut di atas, pencantuman sumber referensi juga

dapat dilakukan dengan catatan kaki atau dikenal pula dengan sebutan

footnote. Cara pencantuman sumber referensi melalui fotetnote ditulis secara

lengkap apabila sumber referensi baru pertama kali disebut atau dicantumkan.

Cara penulisannya: nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan

cetak miring atau huruf italic), edisi (bila ada), penerbit, kota penerbit, dan

halaman yang diacu. Font: Times New Roman, size: 10, line spacing: single

(1 spasi). Angka penulisan fotenote bersambung dari bab 1 hingga bab

terakhir.

Contoh:

1 John Harding, 1982. Victims and Offenders: Needs and Responsibilities, Bedford SquarePress, NCVO, London, UK. Hal.1.

2 Andrew, Karmen 1984. Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/ColePublishing Company Monterey, California. Hal. 3.

3 Sudikno Mertokusumo, 1986. Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta. Hal. 110.4 Stephen Schafer, 1968, The Victim and his Criminal a Study in Functional Responsibility.

Published by Random House Inc., in New York and simultanneously in Toronto, Canada, by Random House of Canada Limited. Hal. 40.

Page 13: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Sumber referensi dalam fotenote tidak ditulis lengkap apabila sudah

pernah disebutkan secara lengkap. Penulisan selanjutnyadipersingkat dengan

mempergunakan singkatan : ibid., op. cit., dan loc. cit.

Ibid, kependekan dari ibidem, = “pada tempat yang sama” dipakai

apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung

mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.

Op. cit., kependekan dari opere citato artinya ”dalam karangan yang

telah disebut”, dipakai untuk menunjuk kepada suatu buku yang telah disebut

sebelumnya dengan lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh

sumber-sumber lain. Dengan demikian yang dicantumkan nama pengarang,

op. cit., dan nomor halaman. Apabila dari seorang penulis atau pengarang

telah disebut dua macam buku atau lebih, maka harus ditambahkan nama

buku untuk menghindarkan kekeliruan.

Loc. cit. kependekan dari loco citato artinya “pada tempat yang telah

disebut” dipergunakan untuk menunjuk kepada halaman yang sama dari

suatu sumber yang telah disebut. Dengan demikian yang dicantumkan: nama

akhir pengarang, loc. cit.. Nomor halaman tidak perlu dicantumkan, sebab

dengan sendirinya sama dengan halaman dalam buku yang telah disebut

sebelumnya.

Contoh pemakaian: ibid., op. cit., dan loc. cit.

5 Andrew Karmen, Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/Cole PublishingCompany Monterey, California, 1984, hal.9.

6 Ibid., hal. 27 (berarti: dikutip dari buku yang tersebut di atas).7 John Harding, Victims and and Offenders Needs and Responsibilities, Bedford Square

Press\NCVO, 1982, hal.16.8 Emilio C. Viano, Victims and Society, Visage Press Inc.\Washington D.C., 1976, hal. 626.9 Andrew Karmen, op. cit.., hal. 186. (buku yang telah disebut di atas).10 John Harding, loc.cit. (buku yang telah disebut di atas pada halaman yang sama, yakni hal.

16).11 Andrew Karmen, loc. cit., menunjuk kepada halaman yang sama dengan yang tersebut

terakhir, yakni hal. 186.

Fotenote dapat dipakai juga sebagai komentar atau penjelasan yang

berkaitan dengan kontens atau isi pada suatu tulisan. Penggunanan fotenote

ini bertujuan agar komentar atau penjelasannya tidak mengganggu secara

keseluruhan isi tulisan utama.

Page 14: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Contoh:

12 Herbert L. Packer, 1968. The Limits of the Criminal Sanction, Stanford University Press, Stanford, California. hal. 17. Lebih lanjtut Packer menyatakan “These three concept symbolize the three basic problems of substance (as opposes to procedure) in the criminal law: (1) what conduct should be designated as criminal; (2) what determinations must be made before a person can be found to have committed a criminal offense; (3) what should be done with persons who are found to have committed criminal offenses.

13 Pengertian paradigma pada hemat penulis dapat dilihat dari dua perspektif yakni perspektif keilmuan dan perspektif umum. Dalam perspektif keilmuan paradigma antara lain dapat dimengerti dari pendapat Thomas Kuhn dan Liek Wilarjo. Kuhn mendefinisikanparadigma diantaranya sebagai ". . . recognized scientific achievements that for a timeprovide model problems and solutions to a community of practitioners” (Arief Sidarta,1998. Paradigma Ilmu Hukum Indonesia Dalam Perspektif Positivis. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1) Sedangkan Wilardjo mengartikan paradigma sebagai model yang dipakai ilmuwan dalam kegiatan keilmuannya untuk menentukan jenis-jenis persoalan yang perlu digarap, dan dengan metode apa serta melalui prosedur yang bagaimana penggarapan itu harus dilakukan.(Liek Wilardjo, 1998. Peran Paradigma dalam Perkembangan Ilmu. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1)

14 Dalam perspektif umum sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiaparadigma antara lain diartikan sebagai model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka berfikir (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.) Dalam konteks penulisan ini maka pengertian paradigma mengacu pada perspektif keilmuan.

D.Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan

Daftar pustaka acuan merupakan dafataryang terdiri atas

buku,makalah,artikel atau bahan lainnyayang dikutip secara tertulis dalam

tesis pustaka primer yang diacu seyogyanya yang terbaru atau 5 tahun terakhir.

Semua tulisan dilakukan dengan aturan baku yaitu ukuranfont 12 engan tipe

huruf times new roman dan tidak ditebalkan. Secara garis besa,bagian yang

harus ditulis didalam daftar pustaka acuan adalah sebagai berikut.

Nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma,

singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik, tanpa gelar akademik

atau gelar apapun lainnya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara

penulisannya adalah penulis pertama ditulis nama belakang diikuti

singkatan nama depan dan nama tengah, sedangkan penulis selanjutnya

ditulis dengan singkatan nama depan, nama tengah dan ditulis lengkap

nama belakangnya. Semua nama penulis suatu tim harus dicantumkan.

Tahun penerbitan,

Judul, termasuk sub judul yang ditulis dengan huruf miring atau italic

4.2.1 Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan

Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang terdiri atas buku, makalah,

artikel atau bahan lainnya yang dikutip secara tertulis dalam tesis. Pustaka

primer yang diacu seyogyanya yang terbaru atau 5 tahun terakhir. Semua

tulisan dilakukan dengan aturan baku yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf

Times New Roman dan tidak ditebalkan. Secara garis besar, bagian yang

harus ditulis di dalam daftar pustaka acuan adalah:

Page 15: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Nama penerbit

Kota tempat penerbitan

Halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat beragam

bergantung jenis sumber pustakanya. Jika yang diacu berupa buku cukup

mencantumkan halaman yang diacu saja, jika yang diacu artikel atau jurnal

dicantumkan semua halaman yang memuat artikel tersebut.

Page 16: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

a. Acuan dari Buku

Cara penulisan pustaka dari buku: nama pengarang/penulis, tahun

terbit, judul buku (dengan huruf italic), edisi (kalau ada), penerbit, kota

tempat terbit dan halaman yang diacu.

Contoh:

Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan di Indonesia. FakultasKehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gams, W., E.S. Hoekstra and A. Aptroot, 1998. CBS Course of Mycology4th ed. Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn.

Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang

sama dan ditulis oleh penulis yang sama maka penulisan tahun penerbitannya

ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul bukunya. Misalnya:

Cornet, L. and K. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career LadderClearinghouse, Atlanta.

. 1995b. Planning Career Ladders. CareerLadder Clearinghouse, Atlanta.

b. Acuan dari Kumpulan Makalah

Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang

berisi lebih dari satu makalah dan ada editor atau penyuntingnya. Nama

editor ditulis seperti di atas dengan diberi keterangan (Ed) jika hanya

seorang editor atau (Eds) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel

tersebut ditulis miring atau italic.

Contoh:

Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their medical and veterinary effect. In: J.G. Horsfall and E.B. Coeling (Eds.), Plant Desease: An Advanced Treatis. Vol. 4. pp. 357-380. Academic Press, New York.

Mukhadis, H.A. 2000. Tata Tulis Artikel Ilmiah. Dalam: H.A. Saukah danM.G. Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Hal.51-65.Universitas Negeri Malang, Malang

c. Acuan dari Jurnal atau Makalah

Acuan dari Jurnal atau Makalah

Page 17: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Judul jurnal dan makalah dicetak miring dengan huruf kapital pada

awal kata, secara lengkap, kemudian diikuti penulisan volume (tahun) dan

halaman.

Contoh:

Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A. Reriew. CanadianJournal of Microbiology. 44:1115-1136.

Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. InfoKomputer 4 (4): 46-48

d. Acuan Jurnal dari CD-ROM

Penulisannya sama yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis

biasa, nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-

ROM-nya di dalam tanda kurung.

Contoh:

Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in Flooded Soils. Soil Science 93: 413-149 (CD-ROM: Soil Science-Digital, 1995)

e. Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak

Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring.

Contoh:

Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene from Xanthonomonas citri Involved in Plant Growth. Proceedings of the First Asian Conference of Plant Pathology. August 26-28. Beijing. p10.

Paplomatas, E.J., S. Tzalavaras, and J.E. Devay. 1997. Use of Verticillium tricorpus As a Biocontrol of Rhizoctania Solani on Cotton Seedlings. Book of Abstract of 7 th International Verticillium Symposium, October 6-10, Cape Sounion, Athens.

f. Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian

Penulisan tesis, disertasi dan laporan penelitian dengan huruf miring

dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan diantara tanda

kurung.

Contoh:

Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian

Page 18: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Haryanto, R. 2002. Uji Pseudomonas sp. Sebagai Agensia Pengendali Hayati Sclerotium rolfsii Pada Kacang Merah. Tesis. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).

Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida Nabati Pada Ulat Grayak. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan)

g. Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut

Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling awal, diikuti

tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga

penanggungjawab atas penerbitan tersebut dan nama tempat penerbitan.

Contoh:

Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan (Dipertanbun), 1983.Petunjuk Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Biro Pusat Statistik (BPS), 2007. Indonesia dalam Angka.

h. Acuan dari Karya Terjemahan

Cara Penulisannya yaitu: nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan

karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata “Terjemahan

oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan, nama penerbit dan

tempat penerbit terjemahan.

Contoh:

Ary, D., L.C Jacobs, and A. Razavieh. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemahan oleh Arief Furchan. 2004. Usaha Nasional, Surabaya.

i. Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres

Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan

cetak miring dan diikuti tulisan “Makalah disajikan dalam…”, nama

pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat dan waktu penyelenggaraan

seminar atau kongres tersebut.

Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres

Page 19: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Contoh:

Rahayu, M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI, IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001

j. Acuan Artikel dari Internet

Penulisan Artikel berasal dari jurnal ditulis: nama penulis, diikuti oleh

tahun, judul, nama jurnal (cetak miring), keterangan on-line dalam tanda

kurung, volume dan nomor dan diakhiri dengan alamat sumber disertai

kapan akses dilakukan.

Contoh:

May, S. 1995. The Origin of Landsberg, Columbia and C24. (On-line), Protocols of NASC, http://nasc. Nott. Ac. Uk/protocols/ler.html diakses 2 September 1999

Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan

pakar di bidang ilmunya maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat

e-mail diantara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan

ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di

antara tanda kurung.

Contoh:

Garcia, M. ([email protected]). 1 September 1999. arabidopis ecotypes. E-mail kepada L Soetanto (Loekas,soetanto@medew. fyto.wau.nl)

Page 20: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

V. KEBAHASAAN

Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah, termasuk tesis, memiliki ciri

tertentu berbeda dengan bahasa tulis pada umumnya. Bahasa tulis keilmuan

memerlukan kelengkapan unsur kalimat, komunikatif, menggunakan kaidah

bahasa yang baik dan benar, jelas, efisien, efektif dan tidak bermakna ganda.

Bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya apabila informasi yang

disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Pilihan kata dalam bahasa

tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata-

kata yang digunakan bersifat denotatif yaitu memiliki makna lugas dan tepat

dalam pengungkapannya.

Berdasarkan uraian di atas bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya,

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a. menggunakan bahasa resmi atau baku,

b. mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim,

c. menggunakan makna denotatif,

d. menggunakan kata dan istilah yang tepat,

e. menggunakan kalimat-kalimat yang efektif, dan

f. menghindari penggunaan kata-kata beremosi.

Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan

selalu dikaitkan dengan situasi resmi sehingga bahasa tersebut juga disebut

sebagai bahasa resmi. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menggambarkan

ide atau pikiran yang sesuai dengan ide atau pikiran penulisnya.

A. EJAAN

1. Pemakaian Huruf

Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf,

penulisan kata, pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan.

a. Huruf Kapital

1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat

2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung

Page 21: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Contoh:

Rusyana (1984:82) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud

penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam bahasa

ilmiah”

3) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti

untuk Tuhan.

Contoh:

Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,

Islam, Kristen, Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada

hamba-Nya, Bimbinglah hamba-Mu ya Tuhan.

4) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri,

gelar kehormatan, gelar keturunan/kebangsawanan dan keagamaan

yang diikuti nama orang dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu

memakai huruf kapital.

Contoh:

Sir Alex Ferguson, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kyai Haji Agus

Salim.

5) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan

dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai

pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.

Contoh:

Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar Negeri Hasan

Wirayuda, Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi Depdiknas

Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat, tidak

perlu memakai huruf kapital.

Contoh: Ia baru saja dilantik menjadi menteri.

6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku

bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson

makhluk hidup.

Page 22: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Contoh: Bangsa Indonesia, Suku Dayak, Bahasa Indonesia, Idul Fitri,

hari raya Galungan, Perang Diponegoro.

7) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur geografi yang

diikuti nama.

Contoh: Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau

Toba, Gunung Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan.

Unsur geografi yang tidak diikuti unsur nama tidak menggunakan

huruf kapital, misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan

raya dan nama geografi sebagai jenis, misalnya garam inggris, gula

jawa, pisang ambon.

8) Huruf kapital digunakan unsur pertama semua unsur nama negara,

lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi

kecuali kata seperti dan.

Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak,

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57, Tahun 1972.

9) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk

kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan serta dokumen resmi.

Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-

Undang Kepegawaian.

10) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk

semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,

surat kabar dan judul karangan kecuali kata seperti dan, yang, untuk,

di, ke, dari, daripada, dalam, terhadap, sebagai, tetapi, antara yang

tidak terletak pada posisi awal.

Contoh: Pedoman Identifikasi dan Determinasi Tumbuhan Tingkat

Tinggi.

11) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama penulisan nama orang

pada hukum, dalil, uji, teori dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji

Duncan, analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan, proses,

Page 23: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

uji atau metode yang tidak diikuti orang ditulis dengan huruf kecil

sedangkan singkatannya ditulis dengan huruf kapital.

Contoh: uji morfometri, rancangan acak lengkap (RAL), metode

imunodifusi ganda (MIG), proses hierarki analitik (PHA).

12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama

gelar, pangka dan sapaan.

Contoh:

Prof. Profesor

Dr. Doktor

Ph.D. phylosophy of doctor

M.A. master of arts

M.P. magister pertanian

M.M. magister manajemen

M.H. magister hukum

M.Si. magister sains

S.E. sarjana ekonomi

S.S. sarjana sastra

S.Si. sarjana sains

dr. dokter

Tn. Tuan

Ny. Nyonya

Sdr. saudara

b. Huruf Miring

Huruf miring disebut juga huruf Italic. Huruf tersebut digunakan

pada kondisi sebagai berikut:

1) Menuliskan judul buku dan terbitan berkala serta prosiding atau

workshop yang terdapat dalam teks dan dalam daftar pustaka.

2) Menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan

maupun ucapannya. Contoh: ad hoc, et al., in vitro, status quo,

grass root.

Page 24: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

3) Menuliskan nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas dan forma

makhluk. Contoh: Garcinia mangostana, Salacca zalacca var.

Amboinense.

Akan tetapi nama ilmiah di atas tingkat genus tidak ditulis dengan

huruf miring. Misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales.

c. Huruf Tebal

Huruf tebal digunakan untuk judul atau tajuk (heading). Huruf ini

dapat digunakan untuk menulis nama takson yang baru ditemukan atau

diusulkan pertamakali, vektor atau matriks dalam matematika. Huruf

tebal juga digunakan untuk menulis kata atau kalimat yang mendapat

penekanan khusus (highlight).

2. Penulisan Kata

Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata

berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim.

Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada umumnya tidak banyak

menimbulkan persoalan bagi pemakai bahasa. Karena itu kedua hal

tersebut tidak dibahas secara tersendiri disini. Yang akan dibahas pada

bab ini adalah pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata,

penulisan kata depan, partikel dan kata bilangan.

a. Pemenggalan Kata

1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan,

pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf vokal tersebut

kecuali huruf diftong.

Contoh: ma-ut, ku-at, sau-da-ra, san-tai

2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang

berurutan, pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf

konsonan tersebut. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan

satu fonem tidak pernah diceraikan.

Contoh: swas-ta, cup-lik, Ap-ril, pang-sa, makh-luk, ikh-las.

Page 25: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

3) Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan termasuk gabungan

huruf konsonan, di antara dua buah vokal, pemenggalan kata

dilakukan sebelum huruf konsonan.

Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan.

4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,

pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan yang

pertama dengan huruf konsonan yang kedua.

Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut.

5) Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami

perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai

dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.

Contoh: mem-butuh-kan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun.

6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur

itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat

dilakukan di antara unsur-unsur tersebut atau sesuai dengan kaidah-

kaidah di atas.

Contoh:

fotografi ----- foto-grafi, fo-to-gra-fi

introspeksi--- intro-speksi, in-tro-spek-si

pascapanen---pasca-panen, pas-ca-pa-nen

b. Penulisan Kata Ulang

Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung

(-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata dasar, misalnya: macam-

macam, buku-buku, pengulangan kata berimbuhan, misalnya: berjalan-

jalan, berkejar-kejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata,

misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit dan pengulangan yang

berubah bunyi, misalnya: ramah-tamah, bolak-balik, sayur-mayur.

c. Penulisan Gabungan Kata

Penulisan gabungan kata sering bervariasi, ada yang menuliskan

terpisah dan ada yang menuliskan serangkai. Variasi penulisan ini

terjadi karena beberapa hal antara lain, penulis tidak memahami kaidah

Page 26: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

penulisan yang benar atau kesalahan dalam penulisan dianggap tidak

menjadi soal, yang penting informasi dapat dipahami oleh pembaca.

Hal tersebut tidak boleh dibiarkan tanpa ada pembenahan di bidang tata

tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut:

1) Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk,

bagian-bagiannya dituliskan terpisah.

Contoh: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa marga, kerja

sama, serah terima, tata laksana, terima kasih, uji coba.

2) Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, maknanya

tidak dapat dikembalikan kepada makna unsur-unsurnya ditulis

serangkai.

Contoh: kata daripada dan barangkali. Maknanya tidak dapat

dikembalikan kepada dari dan pada, barang dan kali. Kata

daripada berfungsi untuk mempertentangkan dan kata barangkali

merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’.

Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal, matahari,

hulubalang, segitiga.

Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri

sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh. Unsur ini hanya

muncul dalam kombinasi, misalnya unsur antar, catur, daca, maha,

non, pasca, peri, sub, tuna dan sebagianya. Misalnya: amoral,

asusila, antardaerah, caturwatga, mahasiswa, nonfosfat, perilaku,

subbagian, tunadaksa, pascapanen, pancausaha tani.

Catatan:

Jika unsur terkait seperti itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya

kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-),

misalnya: non-RRC, non-Indonesia, antar-SMU.

3) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis seringkali

dengan unsur berikutnya yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika

unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha dan peri

terpisah.

Page 27: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Contoh: mahakasih, mahasiswa, mahaguru, perilaku, peribahasa,

maha pengasih, maha pemurah, peri kemanusiaan.

Kata esa ditulis terpisah dalam Ketuhanan Yang Maha Esa

4) Kalau gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,

penulisannya harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung (-).

Contoh: diujicobakan, dibudidayakan, melatarbelakangi,

pertanggungjawaban, penandatanganan.

5) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin

menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda

hubungan untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.

Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru,

mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda.

d. Penulisan Kata Depan

Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang

mengikutinya sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan serangkai

dengan kata yang mengikutinya. Perbedaan kedua hal tersebut dapat

dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini:

1) Kata depan di dan awalan di-

Ciri yang pertama, kata depan di selalu diikuti kata benda

yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan di- sebagai awalan

selalu diikuti kata kerja. Ciri yang kedua, di sebagai kata depan

dapat diganti dengan kata dari, sedangkan di- sebagai awalan tidak

dapat diganti dengan kata dari. Ciri yang ketiga, di sebagai kata

depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-, sedangkan di-

sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me-. Perhatikan

contoh berikut.

di (kata depan) di- (awalan)

di atas (dari atas)

di bidang (dari bidang)

di depan (dari depan)

di jalan (dari jalan)

diatur (*dari atur)

dibunuh (*dari bunuh)

dicuci (*dari cuci)

didera (*dari dera)

Page 28: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

di luar (*meluar)

di muka (*memuka)

dimakan (memakan)

dipukul (memukul)

* suku kata di depan kata dasar berupa awalan bukan kata depan

2) Kata depan ke dan awalan ke

Kata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang

menyatakan arah atau tempat sedangkan awalan ke- tidak

demikian. Awalan ke- membentuk kata benda dari kata lain.

Awalan ke- yang berkombinasi dengan akhiran –kan menghasilkan

kata kerja perintah. Ciri lainnya, kata depan ke dapat diganti

dengan dari sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari.

Perhatikan contoh berikut ini:

ke (kata depan)

a) Ke mana saja kamu selama ini?

b) Dia pergi ke kantor setiap hari kerja

c) Mereka menuju ke arah yang sama

d) Pada waktu saya ke depan, ia malah lari ke belakang

Ke- (awalan)

a) Ia diangkat menjadi Ketua Senat Mahasiswa tahun ini

b) Kesampingkan dulu pekerjaan itu dan kerjakan tugas yang satu

ini

c) Demonstrasi itu merupakan kehendak mahasiswa sebagai

bentuk protes kepada pemerintah

e. Penulisan Partikel

Partikel yang sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam

penulisan ilmiah adalah pun dan per sedangkan partikel yang lain yaitu

kah, lah dan tah tidak menimbulkan persoalan.

1) Partikel pun

Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata kerja,

kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena pun yang seperti

itu merupakan kata utuh yang memiliki makna penuh. Misalnya:

a) Karena krisis moneter, harga-harga pun membumbung tinggi

Page 29: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

b) Apa pun yang dimakan, ia tetap kurus

c) Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak jika badan sedang sakit

d) Mereka pun pasti berharap agar harga bahan pokok kembali

normal

Penulisan pun berikut ini harus ditulis serangkai: adapun,

andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun,

maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun dan sekalipun (yang berarti

“walaupun”)

2) Partikel per

Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’ dan ‘tiap’ dituliskan

terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misalnya:

a) Semua orang yang ditahan diperiksa satu per satu

b) Akibat krisis moneter, harga susu naik Rp 7.500,00 per kaleng

c) Upah pekerja kasar sekarang Rp 8.000,00 per hari

Bentuk per yang menunjukkan bilangan pecah ditulis serangkai.

Tiga persepuluh, delapan perlima belas, tujuh dua pertiga.

f. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan dan Akronim

1) Singkatan nama resmi lembaga resmi pemerintah, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal

kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya: DPR, PGRI, PT, GBHN, KTP, APBN.

2) Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap hurufnya diikuti

dengan titik, misalnya: a.n. (atas nama), u.b. (untuk beliau), d.a.

(dengan alamat)

3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu

tanda titik, misalnya: dsb. (dan sebagainya), sda. (sama dengan atas),

Yth. (yang terhormat)

4) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat

diikuti dengan tanda titik, misalnya: A.S. Kartasasmita, Muh. Imran,

Bpk. (bapak), Kol. (kolonel), S.E. (sarjana ekonomi), M.Sc. (master

of science).

Page 30: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

5) Singkatan satuan ukuran, takaran, satuan mata uang dan lambang

unsur kimia tidak diberi tanda titik, misalnya: kg (kilogram), cm

(sentimeter), l (liter), ha (hektar), Rp (rupiah), Ca (kalsium), Cl

(klorida), Zn (seng).

6) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,

gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari

deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret

kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI

(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), LAN (Lembaga

Administrasi Negara), PASI (Persatuan Atletik Seluruh

Indonesia), SIM (surat ijin mengemudi).

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf

awal huruf kapital. Misalnya: Akabri (Akademi Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia), Bappenas (Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional), Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha

Indonesia), Kowani (Konggres Wanita Indonesia)

Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,

suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata

seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu

(pemilihan umum), radar (radio detecting and ranging), rapim

(rapat pimpinan), rudal (peluru kendali), tilang (bukti

pelanggaran), siskamling (sistem keamanan lingkungan).

g. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

Penulisan lambang bilangan ada dua cara yaitu dengan angka arab

atau angka romawi dan dengan huruf.

1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan

dengan ukuran seperti panjang, luas, isi, berat, satuan waktu

(pergunakan sistem satuan internasional), nilai uang atau yang

digunakan untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat

yang bukan pada dokumen resmi.

Page 31: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Bentuk dihindari Bentuk dianjurkan

lima sentimeter 5 sentimeter (5cm)

sepuluh meter persegi 10 meter persegi (10m2)

dua puluh lima liter 25 liter (25L)

lima ribu rupiah Rp5.000,00

2) Bilangan dalam perincian dituliskan dengan angka

3) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata

dituliskan dengan huruf dan yang dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan

dengan angka.

Bentuk yang dihindari

Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah 3.000 orang

Rumah sakit itu sudah menyediakan 12 tenda tambahan

Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang 21 orang per hari, lima

orang penderita demam, delapan orang penderita TBC, enam orang

penderita penyakit dalam dan tiga orang penderita darah tinggi

Bentuk yang dianjurkan

Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah tiga ribu orang

Rumah sakit itu sudah menyediakan dua belas tenda tambahan

Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang masuk 21 orang per hari,

5 orang penderita demam, 8 orang penderita TBC, 6 orang penderita

penyakit dalam dan 3 orang penderita darah tinggi

4) Lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan huruf.

Bentuk yang dihindari

28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut

10 kambing dijadikan materi dalam penelitian

Bentuk yang dianjurkan

Sebanyak 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut

Sepuluh kambing dijadikan materi dalam penelitian itu

5) Kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis seperti berikut ini:

Tahun ’50-an atau tahun lima puluhan

Uang 5000-an atau uang lima ribuan

Lima uang 1000-an atau lima uang seribuan

Page 32: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

6) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel

pos dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.

Telah dijual sebidang tanah seluas 100 (seratus) meter persegi dengan

harga Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

Telah diterima uang sejumlah Rp 7.500.000 (tujuh juta lima ratus

rupiah) untuk melunasi faktur No. 231/PB/II/1998

7) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut:

Pendidikan Perpajakan Angkatan IV dimulai tanggal 1 Juni 1998

Pendidikan Perpajakan Angkatan Ke-4 dimulai tanggal 1 Juni 1998

Pendidikan Perpajakan Angkatan Keempat dimulai tanggal 1 Juni 1998

8) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis

dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara

berturut-turut, seperti dalam perincian atau pemaparan.

Misalnya:

Di antara 72 orang anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak

setuju dan 5 orang memberikan suara blangko.

Kendaraan yang ditempah untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100

helicak, 100 bemo.

9) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus

tepat. Misalnya:

Saya lampirkan anda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus

sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus

sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

3. Tanda Baca

1) Tanda Titik

Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital tidak menggunakan

tanda titik, sedangkan singkatan gelar akademik dan singkatan nama

orang harus menggunakan tanda titik.

Tanda titik digunakan untuk menutup kalimat yang bukan kalimat tanya

atau kalimat seru.

Page 33: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Tanda titik mengikuti nomor daftar atau rangkaian. Untuk nomor yang

sudah mengandung titik di dalamnya tidak diberi titik pada bagian

akhir.

Contoh:

1. Tujuan

2. Sasaran

Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk

memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya sedangkan pada angka yang

tidak menyatakan jumlah tidak perlu digunakan tanda titik.

Contoh:

10.000 orang

2.345 mahasiswa

NIP 130938296

Nomor telepon (0821) 32315

Nomor rekening 23144233

2) Tanda Koma (,)

Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian

atau pembilangan.

a) Perusahaan itu bergerak di bidang pariwisata, pos dan

telekomunikasi

b) Kita butuh aparat yang jujur, bersih dan berwibawa

Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara perlawanan

yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh tetapi,

melainkan, dan sedangkan.

a) Mereka bukan pemain yang berbakat, melainkan pemain yang ulet

dan rajin.

b) Daerah Lampung penghasil utama lada, sedangkan Sulawesi

penghasil kopra

c) Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi pendapatannya tidak cukup

untuk biaya hidup sekeluarga.

Page 34: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang

mendahului induk kalimat.

a) Kalau hari hujan, saya tidak datang

b) Karena ada tugas penting yang harus dikerjakan, ia terpaksa

membatalkan perjalanannya ke luar kota.

Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Termasuk didalamnya: Oleh karena itu, Jadi, Lagi pula, Meskipun

begitu, akan tetapi,

a) Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

b) Meskipun demikian, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang

berarti untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya.

Suhardi, M.Sc.

Subiyakto, S.H.

Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan

keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang

diselipkan dalam kalimat yang sudah lengkap dan bagian ini dibuang

pun tidak mengganggu makna dalam kalimat tersebut. Keterangan

aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan.

a) Menteri Luar Negeri Indonesia, Hasan Wirayuda, memberikan

keterangan kepada para wartawan sehubungan dengan hasil

kunjungannya ke Jepang

b) Edy Kancil, koruptor kelas kakap yang melakukan korupsi miliaran

rupiah, sampai sekarang masih tetap dicari oleh pihak kepolisian.

3) Tanda Titik Koma (;)

a) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di

dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh:

Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat

minyak goreng; sabut kelapanya dapat dibuat tali, sikat, keset, dan

Page 35: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

permadani kasar; tempurungnya dapat dijadikan kayu bakar;

pohonnya dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan.

b) Tanda titik koma digunakan pada rincian ke bawah yang unsur-

unsurnya berupa kelompok kata yang panjang atau berupa kalimat.

Dalam hal ini, sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan.

Contoh:

Krisis bidang keuangan saat ini menimbulkan berbagai masalah di

bidang perekonomian, seperti

menurunnya daya beli masyarakat;

kebangkrutan di bidang usaha sehingga menyebabkan PHK;

utang swasta yang semakin membengkak

kerawanan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat

4) Tanda Titik Dua (:)

a) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diikuti rincian

berupa kata atau frasa.

Contoh:

Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

mengalir dari tempat yang tinggi

selalu rata/mendatar

sesuai dengan bentuk wadahnya

memberikan tekanan ke semua arah

meresap melalui celah kecil

melarutkan zat lain.

b) Tanda titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan

pelengkap kalimat atau kalimat yang pengantarnya belum lengkap.

Misalnya: Sifat-sifat air adalah

mengalir dari tempat yang tinggi

selalu rata/mendatar

sesuai dengan bentuk wadahnya

memberikan tekanan ke semua arah

meresap melalui celah kecil

Page 36: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

melarutkan zat lain.

c) Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap yang

diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap pula, dan tanda akhir

rincian harus tanda titik.

Contoh:

Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.

Air mengalir dari tempat yang tinggi.

Permukaannya rata/mendatar.

Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya.

Air memberi tekanan ke semua arah.

Air dapat meresap melalui celah kecil.

Air dapat melarutkan berbagai zat

d) Tanda titik dua digunakan memisahkan nomor jilid dan halaman

dalam daftar pustaka, memisahkan tahun dan halaman kalau

pengacuan halaman dilakukan pada sistem nama-tahun dalam teks dan

menandai kutipan langsung. Contoh: Agrin 2: 27-35, (Hartoko, 2001:

234)

5) Tanda Petik Ganda (“...”)

Tanda petik ganda digunakan sebagai berikut.

a) Mengurung kutipan langsung.

Ia berkata, “ Saya akan pergi.”

b) Mengurung kata atau bentukan kata yang dipinjam dari bahasa lain,

kata yang digunakan dengan cara khusus, dan kata percakapan sehari-

hari

Pria itu selalu berpakaian “trendy”.

Makan itu “diserbu” oleh para pengungsi

para pengunjuk rasa mendesak presiden untuk segera “lengser” dari

jabatan.

c) Mengurung judul cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah buku, dan yang

sejenis.

Page 37: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Dalam ceramahnya yang berjudul “Kebijaksanaan Moneter”, ia kurang

sependapat dengan program CBS.

6) Tanda Petik Tunggal (‘...’)

a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan atau kutipan

yang tersusun di dalam kutipan lain. Contohnya “Kau dengar bunyi

‘kring-kring’ tadi?”

b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,

atau penjelasan kata atau ungkapan asing (survive ‘sintas’, feed back

‘balikan’).

7) Tanda Hubung (-)

a) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang (buku-buku,

bersama-sama) dan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

baris.

Misalnya:

Dalam pembahasan ini diuraikan beberapa hu-

kum alam yang baru.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung atau

pangkal baris.

Beberapa pendapat mengenai amandemen i-

tu telah disampaikan para ahli. (tidak tepat)

Beberapa pendapat mengenai amandemen itu

telah disampaikan para ahli (tepat)

Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak ma-

u meneliti masalah kemiskinan. (tidak tepat)

Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau

meneliti masalah kemiskinan (tepat)

b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya

atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

Contohnya:

Kedua anak muda itu berkelana dengan cara meng-

arungi laut yang luas.

Page 38: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

Para pedagang di Pasar Baru sedang me-

ngarungi beras.

Akhiran –i tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu huruf pada

pangkal baris.

c) Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan se- dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Jawa Tengah), ke-

dengan angka (ke-22), angka dengan –an (tahun 40-an), singkatan

berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata (mem-PHK-kan, sinar-X),

merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing (di-smash)

8) Tanda Elipsis (...)

Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang

dihilangkan pada kutipan langsung. (“Pola konsumsi daging ... sesuai

kebutuhan”, “... sangat dipengaruhi tingkat kesuburan tanah...”)

9) Tanda Kurung ((...))

a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang

bukan bagian integral pokok pembicaraan.

b) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam

kalimat dapat dihilangkan.

c) Tanda kurung (atau tanda kurung tutup) mengapit angka atau huruf

yang merinci suatu urutan keterangan. Contohnya : Faktor produksi

menyangkut masalah (1) alam, (2) tenaga kerja, dan (3) modal.

10) Tanda Garis Miring (/)

a) Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat, nomor pada

alamat, dan penandaan masa tahun yang terbagi dalam dua tahun

takwim.

b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, dan

tiap.

B. Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap

kosakata dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa

Page 39: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

asing. Berdasarkan integrasinya, unsur serapan tersebut dapat dibagi atas dua

golongan. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle, cock. Unsur-unsur tersebut

pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang

pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga

bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adalah sebagai berikut:

aa ( Belanda) menjadi a

paal pal

baal bal

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e

aerobe aerob

aerodinamics aerodinamika

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e

haemoglobin hemoglobin

haematite hematit

ai tetap ai

trailer trailer caison kaison

au tetap au

audiogram audiogram hydraulic hidraulik

c dimuka e, i, oe, dan y menjadi s

central sentral circulation sirkulasi

c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k

cubic kubik construction konstruksi

classification klasifikasi crystal kristal

cc di muka e dan i menjadi ks

accent aksen

accessory aksesori

vaccine vaksin

cch dan ch di muka a, o , dan konsonan menjad i k

saccharin sakarin machine mesin

Page 40: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

ch yang lafalnya c menjadi c

check cek China Cina

(sansekerta) menjadi s

abda sabda astra sastra

e tetap e

effect efek syntesis sintesis

ea tetap ea

idealist idealis habeas habeas

ee (Belanda) menjadi e

stratosfeer stratosfer

systeem sistem

eu tetap eu

neutron neutron

europium europium

gh menjadi g

sorghum sorgum

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i

politiek politik riem rim

oo (Belanda) menjadi o

komfoor kompor

provoost provos

oo (Inggris) menjadi u

cartoon kartun

proof pruf

ou menjadi u jika lafalnya u

gouverneur gubernur

coupon kupon

ph menjadi f

phase fase

physiology fisiologi

q menjadi k

aquarium akuarium

Page 41: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

frequency frekuensi

rh menjadi r

rhapsody rapsodi

rhytem ritme

sc di muka a, o, u dan konsonan menjadi sk

scandium skandium

scriptie skripsi

sc di muka e, i, dan y menjadi s

scenography senografi

schphistoma sififtoma

sch di muka vokal menjadi sk

schema skema

scholaticism skolatisime

t di muka i menjadi s jika lafalnya s

ratio rasio

action aksi

th menjadi t

theocracy teokrasi

thrombosis trombosis

uu menjadi u

prematuur prematur

vacuum vakum

x pada posisi awal kata tetap x

xanthate xantat

xenon xenon

x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif

taxi taksi

xc di muka e dan i menjadi ks

exception eksepsi

excess ekses

xc di muka a, o, u dan konsonsan menjadi ksk

Page 42: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

excavation ekskavasi

exclusive eksklusif

y menjadi i jika lafalnya i

yttrium itrium

dynamo dinamo

kata seperti standarsiasi, efektif fan implementasi diserap secara utuh disamping

kata standar, efek, dan implemen.

- aat (Belanda) menjadi –at

advokaat advokat

- age menjadi –ase

percentage persentase

etalage etalase

al, eel, (Belanda), aal (Belanda) menjadi al

structural, structureel struktural

formal, formeel formal

normal, normaal normal

ant menjadi an

accountant akuntan

archy, archie (Belanda) menjadi arki

anarchy, anarchie anarki ary

(Inggris), air (Belanda) menjadi er complementary

komplementer eel, aal (Belanda) menjadi al

ideaal ideal

formeel formal

eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi il

principieel prinsipil

ic, ics, ique, iek, ica (Belanda) menjadi ik, ika

logic, logica logika

phonetics fonetik

physics, physica fisika

technique teknik

Page 43: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

ic, isch (Belanda) menjadi is

economical, economisch ekonomis

practical, practisch praktis

ile, iel menjadi il

mobile, mobiel mobil

ive, ief (Belanda) menjadi if

descriptive, descriptief deskriptif

logue menjadi log

analoog analog

epiloog epilog

oir(e) menjadi oar

trottoir trotoar

repertoir repertoar

or, eur (Belanda) menjadi ur, ir

direktor, direkteur direktur

amateur amatir

ty, teit (Belanda) menjadi tas

university, universiteit universitas

ure, uur (Belanda) menjadi ur

structure, struktuur struktur

premature, prematuur prematur

C. Pemilihan Kata dan Istilah

Dalam memilih kata hendaknya diperhatikan tiga hal, yaitu (1)

ketepatan, (2) kesesuaian, dan (3) kebenaran. Kata yang tepat adalah kata

yang mempunyai makna yang dapat mengungkapkan atau sesuai dengan

gagasan pemakai bahasa. Kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata

yang digunakan dalam situasi dan keadaan pembaca. Kebenaran berhubungan

dengan penerapan kaidah-kaidah kebahasaan yang meliputi kaidah morfologi,

sintaksis, dan ejaan.

Page 44: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

D. Kalimat Efektif

Sebuah kalimat yang baik harus mengandung gagasan atau ide pokok

yang jelas dan penyusunannya harus memenuhi persyaratan gramatikal.

Kalimat disusun berdasarkan kaidah kebahasaan yang berlaku. Kaidah itu

meliputi (1) cara memilih kata, (2) unsur-unsur yang harus ada di dalam

kalimat, dan (3) aturan-aturan ejaan yang berlaku.

Seorang penulis hendaknya dapat menuangkan gagasannya dalam

kalimat-kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus disusun secara sadar

sehingga informasi yang disampaikan oleh penulis dapat diterima secara utuh

oleh pembaca. Beberapa hal yang menjadi ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: (1)

kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, (4)

kehematan dalam mempergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur

kalimat (Akhadiah, Arsyad, dan Ridwan, 1991:116).

Kebanyakan penulis masih belum memperhatikan penulisan frase

buku dalam kalimat bahasa Indonesia. Mereka masih menggunakan frase

yang tidak baku, seperti

Bentuk tidak baku Bentuk bakuterdiri dari terdiri atas tergantung pada bergantung pada bertujuan untuk x bertujuan x berdasarkan kepada berdasarkan padamembicarakan tentang x berbicara tentang x atau

membicarakan x antara x dengan y antara x dan y dalam menyusun dalam penyusunandibanding dibandingkan denganwalau / meskipun, tetapi ... walau / meskipun, ... (tanpa kata tetapi)

Penulis juga sebaiknya menghindari kata yang berlebihan seperti (se)rangkaian,

(se)kumpulan, kelompok yang diikuti oleh kata ulang.

Penulisan yang salah Penulisan yang benar (se)rangkaian molekul-molekul serangkaian molekul para responden-responden para responden beberapa sampel-sampel beberapa sampel banyak unsur-unsur banyak unsur

Kata yang bersinonim sebaiknya dihindari pemakaiannya secara bersamaan. Bentuk salah Bentuk benar

disebabkan karena disebabkan oleh

Page 45: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

agar supaya agar atau supayadalam rangka untuk dalam rangka ..., atau untuk ...

setelah...,contoh jenis bantuan misalnya ...

contoh bantuan ialah ... atau misalnya

..., baik ... ataupun ... ... baik maupun ...

E. Paragraf

Paragraf dalam sebuah tulisan merupakan penggalan teks. Hal itu

ditandai oleh (1) baris pertama biasanya bertakuk dan (2) selalu dimulai

dengan baris baru.

Sebuah paragraf merupakan penggalan yang utuh dari pikiran penulis.

Paragraf sebagai penggalan pikiran, sebuah paragraf terpisah dari paragraf

yang lain. Gagasan yang terkandung dalam setiap paragraf merupakan bagian

dari runtunan pikiran yang berhubungan. Setiap paragraf merupakan bagian

dari keseluruhan karangan secara utuh. Kalimat-kalimat dalam satu paragraf

saling terkait secara utuh dan padu sehingga terbentuk satu kesatuan pikiran.

Page 46: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

VI. ARTIKEL ILMIAH

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal

ilmiah atau buku kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan

mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah dapat berupa hasil

penelitian maupun gagasan ilmiah (review). Hasil penelitian ataupun gagasan /

pemikiran ilmiah akan lebih bermanfaat apabila telah diaplikasikan ataupun

disampaikan kepada publik. Jurnal ilmiah merupakan suatu sarana yang efektif

untuk mempublikasikan hasil penelitian bagi kalangan yang lebih luas atau

publik.

Artikel ilmiah seyogyanya dirancang dengan menyesuaikan petunjuk

penulisan jurnal yang dituju. Hampir semua jurnal ilmiah mengeluarkan petunjuk

/patokan yang harus diikuti jika ingin naskah kita dimuat di dalamnya.

Jumlah halaman artikel dalam jurnal biasanya dibatasi dan umumnya tidak

lebih dari 15 halaman, sudah termasuk gambar dan tabel. Dengan demikian hanya

hal-hal yang sangat perlu saja yang dapat dimuat dalam halaman yang jumlahnya

terbatas tersebut. Kebanyakan jurnal tidak menghendaki Tinjauan Pustaka

(Literature Review). Hal-hal yang berkaitan dengan survei pustaka dipadukan

dalam Pendahuluan (Introduction Background). Pemilihan dan pemilahan menjadi

amat penting dalam penulisan artikel ilmiah. Dalam banyak kasus, metode dibuat

seringkas-ringkasnya oleh penulis.

A. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

Artikel hasil penelitian tidak ditulis secara menyeluruh seperti laporan

teknis resmi hasil penelitian. Artikel hasil penelitian hanya berisi tentang hal-

hal yang penting dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Hal-hal pokok yang

harus ada dalam artikel ilmiah ini adalah sebagai berikut.

1. Judul

Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak

terlalu panjang atau pendek yaitu antara 5-20 kata. Judul artikel memuat

variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan

masalah yang diteliti. Artikel ilmiah dapat diangkat dari tesis. Pemilihan

Page 47: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

judul hendaklah yang menarik, padat makna dan mampu mencirikan

keseluruhan isi naskah.

2. Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademik

atau gelar lain. Semua pengarang harus ditulis lengkap, tidak boleh hanya

et al.

Di belakang nama ditulis nama dan alamat lembaga dimaksudkan

untuk keperluan korespondensi. Hanya satu nama yang diberi tanda untuk

maksud korespondensi. Tuliskan nama negara bila naskah diterbitkan dalam

majalah internasional. Artikel ilmiah yang diangkat dari tesis, penulis tesis

sebagai peneliti utama sedangkan pembimbing ditulis berikutnya.

3. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat dan menjelaskan

seluruh isi tulisan dan umumnya disajikan dalam satu paragraf. Abstrak

berisi masalah pokok dan alasan dilakukannya penelitian serta sasaran yang

akan dicapai. Nyatakan pendekatan dan metode serta bahan yang dipakai,

serta ungkapkan hasil dan kesimpulan penting yang diperoleh. Dalam

abstrak hindari informasi atau kesimpulan yang tidak ada dalam makalah,

singkatan yang tidak dijelaskan dan merk dagang. Abstrak ditulis dalam

bahasa Indonesia dan Inggris dengan panjang maksimum 300 kata (pada

beberapa jurnal mensyaratkan tidak lebih dari 200 kata) dan ditulis dengan

jarak satu spasi.

Kata kunci juga ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata

kunci diperlukan untuk mempermudah penelusuran artikel. Pilih istilah yang

membantu artikel anda mudah ditelusuri. Kata kunci tersebut merupakan

istilah dasar dari pemikiran/gagasan dalam laporan asli yang berupa kata

tunggal atau gabungan kata dan berjumlah 2 – 5 kata.

4. Pendahuluan

Bagian pendahuluan menyajikan secara ringkas berisi tentang tiga

gagasan: latar belakang, masalah penelitian dan rumusan tinjauan penelitian.

Penulisan kajian pustaka harus singkat dan hanya memuat teori-teori

Page 48: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

maupun rujukan yang secara ringkas, padat dan langsung berhubungan

dengan masalah penelitian. Alur logika penyajian mulai dari latar belakang

diatur sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke perumusan

masalah dan cara pemecahannya.

5. Metode

Metode menguraikan cara mengumpulkan, sumber dan analisis

data. Pada bagian ini dapat dijelaskan tentang lokasi dan lama penelitian,

rancangan, model yang digunakan, variabel serta cara penafsiran dan

penyimpulan hasil penelitian. Penelitian yang menggunakan alat dan bahan

perlu ditulis secara spesifik. Acuan wajib dicantumkan pada metode yang

kurang dikenal.

6. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan disajikan secara singkat dan jelas, dan dapat

dibantu dengan tabel, gambar dan grafik atau foto yang diberi komentar.

Bagian ini memuat hasil analisis data, bukan data mentah atau pun analisis

ragamnya sedangkan prosesnya tidak disajikan. Pembahasan bertujuan

untuk menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan

yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Bagian ini dapat pula memuat

penafsiran temuan-temuan mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam

kumpulan pengetahuan yang mapan dan menyusun teori baru atau

memodifikasi teori yang ada. Pembahasan selalu mengacu kepada pustaka

yang terkait.

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan akurat dari hasil

pembahasan, bukan hasil penelitian yang ditulis ulang namun makna yang

didapatkan dari hasil penelitian. Kesimpulan dapat merupakan pembuktian

singkat akan kebenaran hipotesis. Kesimpulan yang baik adalah menjawab

permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disusun.

Saran yang dikemukakan seharusnya berkaitan dengan pelaksanaan

atau hasil penelitian.

Page 49: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

8. Persantunan

Persantunan biasanya ditujukan kepada semua pihak yang

membantu jalannya penelitian, misalnya pemberi sumber dana/kelembagaan

sponsor, konsultan, teknisi dan oakar yang membantu menelaah naskah.

Ucapan hendaknya disampaikan secara formal.

9. Daftar Pustaka

Daftar pustaka harus lengkap sesuai dengan acuan dan harus sudah

disebut di dalam batang tubuh artikel ilmiah. Sistematika penulisan pustaka

dapat dilihat pada pedoman untuk penulisan pada jurnal yang bersangkutan.

10. Lampiran (bagi yang memerlukannya)

Lampiran biasanya memuat hal-hal yang dapat membantu

memperjelas isi naskah ilmiah tetapi jika dimasukkan ke dalam naskah akan

mengganggu kejelasan isi. Lampiran dapat berupa data mentah, gambar atau

perhitungan data yang mendukung.

B. Artikel Ilmiah yang Berupa Gagasan Ilmiah/Review

Artikel ilmiah yang berupa gagasan ilmiah/review antara lain berupa

artikel yang menelaah suatu teori, konsep atau prinsip mengembangkan suatu

model, mendeskripsi kenyataan atau fenomena tertentu, menilai suatu produk

maupun hal lainnya.

Seperti penulisan artikel ilmiah hasil penelitian, penulisan artikel ilmiah

juga menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Ditulis melanjut,

artinya tidak perlu ditulis pada halaman baru. Hal-hal pokok yang harus ada

dalam artikel ini adalah sebagai berikut:

1. Judul

Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak

terlalu panjang atau terlalu pendek yaitu 5-20 kata. Judul mencerminkan

uraian yang terkandung di dalam artikel dan juga pengaruhnya terhadap

daya tarik judul bagi pembaca.

2. Nama Penulis

Lihat ketentuan di dalam bagian yang sama pada artikel ilmiah

hasil penelitian.

Page 50: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED

3. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat.

Hal lainnya dapat dilihat dalam artikel ilmiah hasil penelitian.

4. Pendahuluan

Bagian ini berisi uraian yang mengantar pembaca kepada topik

utama yang akan dibahas sehingga bagian ini harus dapat menarik pembaca

untuk mendalami bagian selanjutnya. Bagian pendahuluan sebaiknya

diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang

akan dibahas.

5. Bagian Inti

Judul atau sub judul bagian inti sangat beragam bergantung pada

topik yang dibahas. Pengorganisasian isi bagian inti meliputi langkah-

langkah:

a. mengidentifikasi tipe isi yang akan di deskripsi dalam artikel;

b. menetapkan struktur

c. menata isi ke dalam strukturnya

d. menata urutan isi

e. mendeskripsi isi sesuai urutan yang telah ditetapkan

Pemaparan isi dimulai dari tingkat umum ke rinci secara bertahap

atau isi yang paling penting dipaparkan lebih dahulu. Tingkat sajian yang

lebih umum akan menjadi dasar bagian isi yang lebih rinci. Setiap paparan

selalu berkaitan dengan bagian isi lainnya.

6. Penutup atau Kesimpulan

Bagian ini merupakan bagian akhir sebuah artikel yang umumnya

berupa simpulan.

7. Daftar Pustaka

(Lihat bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil penelitian).

Page 51: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1995. Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. PT. RinekaCipta, Jakarta. 335 hlm.

Amirin, T.M. 1995. Menyusun rencana penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 172 hlm.

Balai Pustaka, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. DepartemenPendidikan Nasional. Balai Pustaka, Jakarta. 1382 hlm.

Bynum, W.F., and R. Porter. 2002. Oxford Dictionary of Scientific. OxfordUniversity Press. 736 pages

Evans, D. and P. Gruba. 2002. How to write a better thesis. 2nd Edition.Melbourne University Press, Australia. 198 pages.

Fahmy M.H. and P, Volland-Nail. 2000. Publishing research results. In: AGA (Ed), International Conference on Goats. 19-21 March 2000, Poitiers, France. pp. 963-965.

Gustavii, B. 2003. How to write and illustrate a scientific paper. CambridgeUniversity Press, UK. 152 pages.

Ibrahim, H. 1998. Guidelines to communication. In: H. Ibrahim (Ed), Small Ruminant Production Tehniques. ILRI Manual 3. International Livestock Research Institute, Nairobi, Kenya. 207 pages.

Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia. Penerbit Nusa Indah, NTT. 188 hlm.

Lindsay, D. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah [A guide to scientific writing].Diterjemahkan oleh S.S. Ahmadi. UI-Press, Jakarta. 101 hlm.

Matthews, J.R. J.M. Bowen, and R.W. Matthews. 1996. Successful scientific writing: A step-by-step guide for biological and medical sciences. Cambridge University Press, Cambridge, UK. 256 pages

Nazir, M. 1998. Metode penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. 597 hlm.

Pamungkas, 2000. Pedoman umum Bahasa Indonesia yang disempurnakan. PT.Giri Singa, Surabaya. 67 hlm.

Sakri, A. 1994. Petunjuk bagi Pengarang, Penyunting dan Korektor. SeriPembinaan Bahasa Tulis. Penerbit ITB, Bandung.

Sakri, A. 1994. Bibliografi. Seri Pembinaan Bahasa Tulis. Penerbit ITB, Bandung.21 hlm.

Singarimbun, M. dan S. Effendi, 1998. Metode penelitian survei. LP3ES, Jakarta.

Page 52: Pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009

1

Yang, J.T. 1995. An outline of scientific writing. World Scientific Publishing Co.Pre. Ltd., Singapore. 166 pages.