pedoman penulisan-usul-penelitian-tesis-dan-artikel-ilmiah-final-2009
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
IV. TATA NASKAH
Dalam penulisan usul penelitian, tesis, dan artikel ilmiah, setiap
mahasiswa harus mengikuti tata naskah atau kaidah penulisan ilmiah, di samping
tetap memperhatikan substansi atau isi tulisan. Setiap institusi dapat menyusun
tata naskah sendiri yang harus digunakan sebagai pedoman penulisan. Secara
umum, tata naskah mencakup dua hal, yaitu kaidah penulisan baku yang berlaku
universal dalam penulisan ilmiah dan gaya selingkung yang menjadi ciri khas
institusi. Bab ini membahas tata naskah penulisan usul penelitian dan tesis.
A. Tata Naskah Usul Penelian
1. Kertas
Kertas yang digunakan untuk membuat naskah usul penelitian
adalah kertas HVS putih, ukuran kuarto (A4) 80 gram.
2. Pias
Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi
kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan
bawah 3 cm.
3. Halaman Sampul
Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika
judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih
pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih
dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak
yang cukup, di bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original)
dengan ukuran diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata
“USUL PENELITIAN” (dengan huruf kapital seluruhnya, Times New
Roman, font 16). Di bawahnya ditulis nama lengkap penulis dengan huruf
kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor
induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama lengkap lembaga
(ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan: nama Program Studi,
Program Pascasarjana, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan
tahun usul penelitian dibuat. Semua huruf pada halaman sampul dicetak
tebal (Bold). Halaman sampul dijilid soft cover.
4. Halaman Judul
Judul usul penelitian ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika
judul lebih dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih
pendek daripada baris pertama. Judul usul penelitian hendaknya tidak lebih
dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak
yang cukup, di bawah judul ditulis kata “USUL PENELITIAN” (dengan
huruf kapital seluruhnya, Font 16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai
salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Program Studi ... (isi
sesuai dengan nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis
nama lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama
dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah
ditulis nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14)
dengan urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto dan tahun usul penelitian dibuat. Semua
huruf pada halaman sampul dicetak tebal (Bold).
5. Penomoran
Bagian-bagian usul penelitian yang meliputi bab, sub-bab, sub
sub-bab dan seterusnya dan diberi nomor urut dengan huruf romawi.
I. PENDAHULUANII. PERUMUSAN MASALAH III. TUJUANIV. MANFAAT PENELITIAN V. KERANGKA TEORIVI. METODE PENELITIANA. Materi Penelitian / Sasaran PenelitianB. Rancangan Percobaan / Metode Pengambilan SampelC. Variabel Penelitian dan Prosedur Pengukuran / Definisi OperasionalD. Analisis DataE. Waktu dan Tempat
DAFTAR PUSTAKA
6. Nomor Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan
angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi
halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-
halaman bagian awal usul penelitian ditulis pada margin bawah di tengah
kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka romawi
kecil. Setiap pergantian bab tidak perlu berganti halaman.
7. Spasi Ketikan
Jarak bab dengan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan kalimat
pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu setengah
spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dengan sub-bab berikutnya
sebesar dua spasi.
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar
pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir
uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan
dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.
a. Paragraf
Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented
style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan keenam dari garis
pias kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris.
Jika hanya satu baris, dimasukkan pada halaman berikutnya. Dalam
satu paragraf tidak boleh hanya satu kalimat.
b. Tabel dan Gambar
Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk
memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi
singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh
tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel
digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak
sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan
mengganggu pembahasan.
Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel
diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir
kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal
kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel
tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik
dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after
paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel
dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis
dengan font berukuran 9.
Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas
nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan.
Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai
pertemuan antara baris dan kolom. Contoh tabel dengan sistem terbuka
adalah:
Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong KabupatenPurbalingga
*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa
Gambar dipakai dalam usul penelitian untuk memperjelas
informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran konkret
kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang
digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar.
Gambar diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di
atasnya. Judul gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali
awal kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul
gambar tidak diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris
diketik dalam satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya.
Kalimat pertama setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.
Jenis TernakPopulas
i*(eko
Populasi**(L
Proporsi(Sapi potong 271 271 8,86
Kerbau 65 65 2,13Kambing 15.317 2.145 70,17Domba 72 10 0,33Kuda 1 1 0,03Babi 27 11 0,36Ayam dan Itik 55.418 554 18,12
76
74
72
70
68
66
64
62
Lokasi (Desa)
Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong
Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas
nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.
Gambar dibuat dengan sistem terbuka.
B. Tata Naskah Tesis
1. Kertas
Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas
HVS putih, ukuran kuarto (A4), 80 gram
2. Pias
Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi
kiri, kanan, atas dan bawah. Pias kiri 4 cm sedangkan pias kanan, atas dan
bawah 3 cm.
3. Halaman Sampul
Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih
dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek
daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh
kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di
bawah judul dicantumkan lambang UNSOED (original) dengan ukuran
diameter 3,5 cm. Di bawah lambang UNSOED ditulis kata “TESIS”
(dengan huruf kapital seluruhnya, Font 16). Di bawahnya ditulis nama
Rat
aan
tingg
i pin
ggul
jant
an
(cm
)
lengkap penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di
bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis
nama lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan
urutan: nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman
sampul dicetak tebal (Bold). Halaman sampul dijilid dengan hard copy.
4. Halaman Judul
Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih
dari dua baris maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek
daripada baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh
kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di
bawah judul ditulis kata “TESIS” (dengan huruf kapital seluruhnya, Font
16, Bold). Di bawahnya ditulis “sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister pada Program Studi ... (isi sesuai dengan
nama program studi masing-masing)”. Di bawahnya ditulis nama lengkap
penulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama dan di bawah
nama ditulis nomor induk mahasiswa, font 14. Paling bawah ditulis nama
lengkap lembaga (ditulis dengan huruf kapital, font 14) dengan urutan:
nama Program Studi, Program Pascasarjana, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto dan tahun lulus. Semua huruf pada halaman
sampul dicetak tebal (Bold).
5. Penomoran Bab
Bagian-bagian tesis yang meliputi bab, sub-bab, sub sub-bab dan
seterusnya diberi nomor. Judul bab ditulis rata tengah menggunakan huruf
kapital, dicetak tebal diberi nomor dengan angka romawi tanpa kata bab.
Sub bab ditulis rata kiri menggunakan huruf biasa kecuali huruf pertama
pada setiap kata. Sub bab dan sub sub-bab diberi nomor dengan angka
arab berupa nomor bab dan diikuti nomor sub bab dan sub-sub bab.
Contoh penomoran bab dan sub bab disajikan sebagai berikut.
I. PENDAHULUAN A. Latar BelakangB. Perumusan MasalahC. Tujuan dan Manfaat
II. TELAAH PUSTAKA III. METODE PENELITIAN
IV. Dan seterusnya
6. Nomor Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas menggunakan
angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori tetapi
halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-
halaman bagian awal tesis ditulis pada pias bawah di tengah kira-kira 1,5
cm dari tepi bawah menggunakan angka romawi kecil. Setiap pergantian
bab perlu berganti halaman.
7. Spasi Ketikan
Jarak antara bab dan sub-bab dua spasi. Jarak sub-bab dengan
kalimat pertama dua spasi. Jarak baris dengan baris lainnya adalah satu
setengah spasi. Jarak baris terakhir pada suatu sub-bab dan sub-bab
berikutnya sebesar dua spasi.
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dalam satu daftar
pustaka berjarak satu spasi. Jarak judul kutipan dengan uraian dan akhir
uraian dengan judul kutipan adalah dua spasi. Selanjutnya, judul kutipan
dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.
a. Paragraf
Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented
style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan kelima dari garis
margin kiri. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris.
Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut dimasukkan pada
halaman berikutnya. Dalam satu paragraf tidak boleh hanya satu
kalimat.
b. Tabel dan Gambar
Tabel merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk
memberikan informasi. Pada dasarnya tabel memberikan informasi
singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh
tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Tabel
digunakan jika peubah / variabel yang diamati cukup banyak dan tidak
sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan
mengganggu pembahasan.
Judul tabel dirumuskan dalam kalimat yang ringkas. Judul tabel
diletakkan di atas tabel dengan jarak dua spasi dari baris terakhir
kalimat di atasnya. Judul tabel ditulis dengan huruf kecil kecuali awal
kalimat dan nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul tabel
tidak diberi tanda titik. Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik
dalam satu spasi. Antara judul tabel dengan tabel berjarak 6 poin (after
paragraf). Jarak antar baris dalam tabel satu spasi. Jarak antara tabel
dengan keterangan tabel adalah satu spasi. Keterangan tabel ditulis
dengan font berukuran 9.
Setiap tabel diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas
nomor bab dan diikuti nomor urut tabel pada bab yang bersangkutan.
Tabel dibuat dengan sistem terbuka, tidak berbentuk sel-sel sebagai
pertemuan antara baris dan kolom.
Contoh tabel dengan sistem terbuka adalah:
Tabel 3.1 Populasi Ternak di Kecamatan Kejobong KabupatenPurbalingga
Jenis Ternak Populasi*
(ekor)Populasi**
(LU)Proporsi
(%)Sapi potong 271 271 8,86Kerbau 65 65 2,13Kambing 15.317 2.145 70,17Domba 72 10 0,33Kuda 1 1 0,03Babi 27 11 0,36Ayam dan Itik 55.418 554 18,12
*Sumber dari Monografi Kecamatan Kejobong (2006)**Livestock Unit, berasumsi pada populasi kategori kelompok umur dewasa
Gambar dipakai dalam tesis untuk memperjelas informasi dan
pembahasan atau untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada
pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan
dapat berbentuk diagram alir, grafik, foto, dan gambar. Gambar
diletakkan dengan jarak dua spasi dari kalimat terakhir di atasnya. Judul
gambar ditulis rata tengah dengan huruf kecil kecuali awal kalimat dan
nama-nama spesies, kota, dan sebagainya. Akhir judul gambar tidak
diberi tanda titik. Judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dalam
satu spasi dan rata kiri dengan urutan judul di atasnya. Kalimat pertama
setelah gambar berjarak dua spasi dari judul gambar.
76
74
72
70
68
66
64
62
Lokasi (Desa)
Gambar 3.2 Rataan tinggi pinggul kambing jantan di Kecamatan Kejobong
Setiap gambar diberi nomor urut dengan angka arab terdiri atas
nomor bab dan diikuti nomor urut gambar pada bab yang bersangkutan.
Gambar dibuat dengan sistem terbuka. Apabila gambar diambil dari
pustaka, sumber pustaka ditulis setelah judul gambar dalam tanda
kurung.
C. Teknik Penulisan Kutipan Pustaka
Kutipan yang diambil harus dicantumkan sumbernya. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kode etik keilmuan yang berlaku dan untuk
menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber kutipan terdiri atas
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Jika nama pengarang ditulis
sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung adalah tahun penerbitan
dan nomor halaman sedangkan setelah nama pengarang tidak diberi tanda
koma. Apabila pengarang lebih dari dua orang maka yang ditulis adalah nama
belakang pengarang pertama diikuti tulisan et al.
Rat
aan
tingg
i pin
ggul
jant
an
(cm
)
Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan
langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa
mengubah sedikitpun, baik ide maupun bahasanya sedangkan kutipan tidak
langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan dengan
bahasa penulis. Kutipan langsung kurang dari empat baris ditulis satu
setengah spasi. Jika empat baris atau lebih maka kutipan ditulis satu spasi.
Penulisan baris pertama kutipan yang lebih dari empat baris dimulai dari
ketukan kelima dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk
sedangkan baris berikutnya dimulai dari margin kiri. Penulisan kutipan
langsung diberi tanda petik ganda (“...”). Unsur-unsur sumber kutipan yang
perlu dicantumkan dalam kutipan langsung dan catatan kaki adalah nama
belakang pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman. Unsur-unsur
tersebut ditulis dalam tanda kurung (….), antara nama pengarang dan tahun
diberi tanda koma (,) dan antara tahun dan nomor halaman diberi tanda titik
dua (:). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan kutipan tidak
langsung.
Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris.
Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan
wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam
bahasa ilmiah”.
Contoh kutipan langsung empat baris atau lebih.
Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang
menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu :
“The practice of alternately using two languages will be called bilingualism and the persons involved bilingual. Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of language contact, will be referred to as interference phenomena”.
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh satu orang.
Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma…
(Muchtar, 1998)
atau
Muchtar (1998) menyatakan bahwa latar belakang masalah…..
atau
Muchtar (1998) mengemukakan bahwa latar belakang masalah...
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh dua orang.
Muchtar dan Jahi (1998) menyatakan bahwa latar belakang
masalah.....
atau
Muchtar dan Jahi (1998) mengemukakan bahwa latar belakang
masalah …
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar,
Abdul Jahi dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang atau lebih).
Latar belakang masalah… (Muchtar et al., 1998)
atau
atau
Muchtar et al. (1998) menyatakan bahwa latar…
Muchtar et al. (1997) mengemukakan bahwa latar…
Pedoman tersebut berlaku untuk penulisan sumber kutipan dalam format
catatan kaki.
Contoh beberapa teknik penulisan kutipan pustaka:
Nama penulis terpadu di dalam naskah:
1. Butler dan Day (2005) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin juga
akan menguraikan melanin jamur.
2. Shetty et al. (2004) dan Subbarao et al. (2005) melaporkan bahwa
pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam tanah akan …
3. Shetty et al. (2004); Subarno (2007) dan Subbarao et al. (2006)
melaporkan bahwa pembenaman dengan bahan organik segar kr dalam
tanah akan …
4. Semangun (2006) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang
luas.
Semangun (2003) menyatakan jamur tular tanah mempunyai inang
luas.
(Apabila ada pernyataan oleh seorang pengarang dengan beberapa
edisi, digunakan edisi yang baru)
5. Menurut data dari Biro Pusat Statistik (2000), produksi kacang tanah
Indonesia rendah.
Nama penulis dan tahun di dalam kurung:
a) Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi gas-
gas beracun (Ko dan Lockwood, 2007).
b) Gas-gas di dalam tanah misalnya karbon disulfida, etilen, metana dan
aldehida (Tsutsuki dan Ponnamperuma, 2001 dalam Blok, 2007).
c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian tanah
(Katan, 2003; Gamliel dan Stapleton, 2006).
d) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002).
e) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 2006).
Sebagaimana disebut di atas, pencantuman sumber referensi juga
dapat dilakukan dengan catatan kaki atau dikenal pula dengan sebutan
footnote. Cara pencantuman sumber referensi melalui fotetnote ditulis secara
lengkap apabila sumber referensi baru pertama kali disebut atau dicantumkan.
Cara penulisannya: nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan
cetak miring atau huruf italic), edisi (bila ada), penerbit, kota penerbit, dan
halaman yang diacu. Font: Times New Roman, size: 10, line spacing: single
(1 spasi). Angka penulisan fotenote bersambung dari bab 1 hingga bab
terakhir.
Contoh:
1 John Harding, 1982. Victims and Offenders: Needs and Responsibilities, Bedford SquarePress, NCVO, London, UK. Hal.1.
2 Andrew, Karmen 1984. Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/ColePublishing Company Monterey, California. Hal. 3.
3 Sudikno Mertokusumo, 1986. Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta. Hal. 110.4 Stephen Schafer, 1968, The Victim and his Criminal a Study in Functional Responsibility.
Published by Random House Inc., in New York and simultanneously in Toronto, Canada, by Random House of Canada Limited. Hal. 40.
Sumber referensi dalam fotenote tidak ditulis lengkap apabila sudah
pernah disebutkan secara lengkap. Penulisan selanjutnyadipersingkat dengan
mempergunakan singkatan : ibid., op. cit., dan loc. cit.
Ibid, kependekan dari ibidem, = “pada tempat yang sama” dipakai
apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung
mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.
Op. cit., kependekan dari opere citato artinya ”dalam karangan yang
telah disebut”, dipakai untuk menunjuk kepada suatu buku yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh
sumber-sumber lain. Dengan demikian yang dicantumkan nama pengarang,
op. cit., dan nomor halaman. Apabila dari seorang penulis atau pengarang
telah disebut dua macam buku atau lebih, maka harus ditambahkan nama
buku untuk menghindarkan kekeliruan.
Loc. cit. kependekan dari loco citato artinya “pada tempat yang telah
disebut” dipergunakan untuk menunjuk kepada halaman yang sama dari
suatu sumber yang telah disebut. Dengan demikian yang dicantumkan: nama
akhir pengarang, loc. cit.. Nomor halaman tidak perlu dicantumkan, sebab
dengan sendirinya sama dengan halaman dalam buku yang telah disebut
sebelumnya.
Contoh pemakaian: ibid., op. cit., dan loc. cit.
5 Andrew Karmen, Crime Victim An Introduction to Victimology, Books/Cole PublishingCompany Monterey, California, 1984, hal.9.
6 Ibid., hal. 27 (berarti: dikutip dari buku yang tersebut di atas).7 John Harding, Victims and and Offenders Needs and Responsibilities, Bedford Square
Press\NCVO, 1982, hal.16.8 Emilio C. Viano, Victims and Society, Visage Press Inc.\Washington D.C., 1976, hal. 626.9 Andrew Karmen, op. cit.., hal. 186. (buku yang telah disebut di atas).10 John Harding, loc.cit. (buku yang telah disebut di atas pada halaman yang sama, yakni hal.
16).11 Andrew Karmen, loc. cit., menunjuk kepada halaman yang sama dengan yang tersebut
terakhir, yakni hal. 186.
Fotenote dapat dipakai juga sebagai komentar atau penjelasan yang
berkaitan dengan kontens atau isi pada suatu tulisan. Penggunanan fotenote
ini bertujuan agar komentar atau penjelasannya tidak mengganggu secara
keseluruhan isi tulisan utama.
Contoh:
12 Herbert L. Packer, 1968. The Limits of the Criminal Sanction, Stanford University Press, Stanford, California. hal. 17. Lebih lanjtut Packer menyatakan “These three concept symbolize the three basic problems of substance (as opposes to procedure) in the criminal law: (1) what conduct should be designated as criminal; (2) what determinations must be made before a person can be found to have committed a criminal offense; (3) what should be done with persons who are found to have committed criminal offenses.
13 Pengertian paradigma pada hemat penulis dapat dilihat dari dua perspektif yakni perspektif keilmuan dan perspektif umum. Dalam perspektif keilmuan paradigma antara lain dapat dimengerti dari pendapat Thomas Kuhn dan Liek Wilarjo. Kuhn mendefinisikanparadigma diantaranya sebagai ". . . recognized scientific achievements that for a timeprovide model problems and solutions to a community of practitioners” (Arief Sidarta,1998. Paradigma Ilmu Hukum Indonesia Dalam Perspektif Positivis. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1) Sedangkan Wilardjo mengartikan paradigma sebagai model yang dipakai ilmuwan dalam kegiatan keilmuannya untuk menentukan jenis-jenis persoalan yang perlu digarap, dan dengan metode apa serta melalui prosedur yang bagaimana penggarapan itu harus dilakukan.(Liek Wilardjo, 1998. Peran Paradigma dalam Perkembangan Ilmu. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional tentang Paradigma dalam Ilmu Hukum Indonesia, UNDIP Semarang. hal.1)
14 Dalam perspektif umum sebagaimana tampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiaparadigma antara lain diartikan sebagai model dalam teori ilmu pengetahuan; kerangka berfikir (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.) Dalam konteks penulisan ini maka pengertian paradigma mengacu pada perspektif keilmuan.
D.Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan
Daftar pustaka acuan merupakan dafataryang terdiri atas
buku,makalah,artikel atau bahan lainnyayang dikutip secara tertulis dalam
tesis pustaka primer yang diacu seyogyanya yang terbaru atau 5 tahun terakhir.
Semua tulisan dilakukan dengan aturan baku yaitu ukuranfont 12 engan tipe
huruf times new roman dan tidak ditebalkan. Secara garis besa,bagian yang
harus ditulis didalam daftar pustaka acuan adalah sebagai berikut.
Nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma,
singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik, tanpa gelar akademik
atau gelar apapun lainnya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara
penulisannya adalah penulis pertama ditulis nama belakang diikuti
singkatan nama depan dan nama tengah, sedangkan penulis selanjutnya
ditulis dengan singkatan nama depan, nama tengah dan ditulis lengkap
nama belakangnya. Semua nama penulis suatu tim harus dicantumkan.
Tahun penerbitan,
Judul, termasuk sub judul yang ditulis dengan huruf miring atau italic
4.2.1 Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan
Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang terdiri atas buku, makalah,
artikel atau bahan lainnya yang dikutip secara tertulis dalam tesis. Pustaka
primer yang diacu seyogyanya yang terbaru atau 5 tahun terakhir. Semua
tulisan dilakukan dengan aturan baku yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf
Times New Roman dan tidak ditebalkan. Secara garis besar, bagian yang
harus ditulis di dalam daftar pustaka acuan adalah:
Nama penerbit
Kota tempat penerbitan
Halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat beragam
bergantung jenis sumber pustakanya. Jika yang diacu berupa buku cukup
mencantumkan halaman yang diacu saja, jika yang diacu artikel atau jurnal
dicantumkan semua halaman yang memuat artikel tersebut.
a. Acuan dari Buku
Cara penulisan pustaka dari buku: nama pengarang/penulis, tahun
terbit, judul buku (dengan huruf italic), edisi (kalau ada), penerbit, kota
tempat terbit dan halaman yang diacu.
Contoh:
Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan di Indonesia. FakultasKehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gams, W., E.S. Hoekstra and A. Aptroot, 1998. CBS Course of Mycology4th ed. Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn.
Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang
sama dan ditulis oleh penulis yang sama maka penulisan tahun penerbitannya
ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul bukunya. Misalnya:
Cornet, L. and K. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career LadderClearinghouse, Atlanta.
. 1995b. Planning Career Ladders. CareerLadder Clearinghouse, Atlanta.
b. Acuan dari Kumpulan Makalah
Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang
berisi lebih dari satu makalah dan ada editor atau penyuntingnya. Nama
editor ditulis seperti di atas dengan diberi keterangan (Ed) jika hanya
seorang editor atau (Eds) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel
tersebut ditulis miring atau italic.
Contoh:
Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their medical and veterinary effect. In: J.G. Horsfall and E.B. Coeling (Eds.), Plant Desease: An Advanced Treatis. Vol. 4. pp. 357-380. Academic Press, New York.
Mukhadis, H.A. 2000. Tata Tulis Artikel Ilmiah. Dalam: H.A. Saukah danM.G. Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Hal.51-65.Universitas Negeri Malang, Malang
c. Acuan dari Jurnal atau Makalah
Acuan dari Jurnal atau Makalah
Judul jurnal dan makalah dicetak miring dengan huruf kapital pada
awal kata, secara lengkap, kemudian diikuti penulisan volume (tahun) dan
halaman.
Contoh:
Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A. Reriew. CanadianJournal of Microbiology. 44:1115-1136.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. InfoKomputer 4 (4): 46-48
d. Acuan Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya sama yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis
biasa, nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-
ROM-nya di dalam tanda kurung.
Contoh:
Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in Flooded Soils. Soil Science 93: 413-149 (CD-ROM: Soil Science-Digital, 1995)
e. Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak
Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring.
Contoh:
Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene from Xanthonomonas citri Involved in Plant Growth. Proceedings of the First Asian Conference of Plant Pathology. August 26-28. Beijing. p10.
Paplomatas, E.J., S. Tzalavaras, and J.E. Devay. 1997. Use of Verticillium tricorpus As a Biocontrol of Rhizoctania Solani on Cotton Seedlings. Book of Abstract of 7 th International Verticillium Symposium, October 6-10, Cape Sounion, Athens.
f. Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian
Penulisan tesis, disertasi dan laporan penelitian dengan huruf miring
dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan diantara tanda
kurung.
Contoh:
Acuan dari Skripsi, Tesis, Disertasi atau Laporan Penelitian
Haryanto, R. 2002. Uji Pseudomonas sp. Sebagai Agensia Pengendali Hayati Sclerotium rolfsii Pada Kacang Merah. Tesis. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida Nabati Pada Ulat Grayak. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan)
g. Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling awal, diikuti
tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga
penanggungjawab atas penerbitan tersebut dan nama tempat penerbitan.
Contoh:
Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan (Dipertanbun), 1983.Petunjuk Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Biro Pusat Statistik (BPS), 2007. Indonesia dalam Angka.
h. Acuan dari Karya Terjemahan
Cara Penulisannya yaitu: nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan
karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata “Terjemahan
oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan, nama penerbit dan
tempat penerbit terjemahan.
Contoh:
Ary, D., L.C Jacobs, and A. Razavieh. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemahan oleh Arief Furchan. 2004. Usaha Nasional, Surabaya.
i. Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres
Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan
cetak miring dan diikuti tulisan “Makalah disajikan dalam…”, nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat dan waktu penyelenggaraan
seminar atau kongres tersebut.
Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres
Contoh:
Rahayu, M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI, IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001
j. Acuan Artikel dari Internet
Penulisan Artikel berasal dari jurnal ditulis: nama penulis, diikuti oleh
tahun, judul, nama jurnal (cetak miring), keterangan on-line dalam tanda
kurung, volume dan nomor dan diakhiri dengan alamat sumber disertai
kapan akses dilakukan.
Contoh:
May, S. 1995. The Origin of Landsberg, Columbia and C24. (On-line), Protocols of NASC, http://nasc. Nott. Ac. Uk/protocols/ler.html diakses 2 September 1999
Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan
pakar di bidang ilmunya maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat
e-mail diantara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan
ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di
antara tanda kurung.
Contoh:
Garcia, M. ([email protected]). 1 September 1999. arabidopis ecotypes. E-mail kepada L Soetanto (Loekas,soetanto@medew. fyto.wau.nl)
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
V. KEBAHASAAN
Penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah, termasuk tesis, memiliki ciri
tertentu berbeda dengan bahasa tulis pada umumnya. Bahasa tulis keilmuan
memerlukan kelengkapan unsur kalimat, komunikatif, menggunakan kaidah
bahasa yang baik dan benar, jelas, efisien, efektif dan tidak bermakna ganda.
Bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya apabila informasi yang
disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Pilihan kata dalam bahasa
tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata-
kata yang digunakan bersifat denotatif yaitu memiliki makna lugas dan tepat
dalam pengungkapannya.
Berdasarkan uraian di atas bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya,
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. menggunakan bahasa resmi atau baku,
b. mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim,
c. menggunakan makna denotatif,
d. menggunakan kata dan istilah yang tepat,
e. menggunakan kalimat-kalimat yang efektif, dan
f. menghindari penggunaan kata-kata beremosi.
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan
selalu dikaitkan dengan situasi resmi sehingga bahasa tersebut juga disebut
sebagai bahasa resmi. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menggambarkan
ide atau pikiran yang sesuai dengan ide atau pikiran penulisnya.
A. EJAAN
1. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan.
a. Huruf Kapital
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Contoh:
Rusyana (1984:82) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud
penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri yaitu ragam bahasa
ilmiah”
3) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Contoh:
Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen, Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada
hamba-Nya, Bimbinglah hamba-Mu ya Tuhan.
4) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri,
gelar kehormatan, gelar keturunan/kebangsawanan dan keagamaan
yang diikuti nama orang dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu
memakai huruf kapital.
Contoh:
Sir Alex Ferguson, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kyai Haji Agus
Salim.
5) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.
Contoh:
Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar Negeri Hasan
Wirayuda, Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas
Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat, tidak
perlu memakai huruf kapital.
Contoh: Ia baru saja dilantik menjadi menteri.
6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson
makhluk hidup.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Contoh: Bangsa Indonesia, Suku Dayak, Bahasa Indonesia, Idul Fitri,
hari raya Galungan, Perang Diponegoro.
7) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur geografi yang
diikuti nama.
Contoh: Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau
Toba, Gunung Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan.
Unsur geografi yang tidak diikuti unsur nama tidak menggunakan
huruf kapital, misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan
raya dan nama geografi sebagai jenis, misalnya garam inggris, gula
jawa, pisang ambon.
8) Huruf kapital digunakan unsur pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak,
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57, Tahun 1972.
9) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan serta dokumen resmi.
Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-
Undang Kepegawaian.
10) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah,
surat kabar dan judul karangan kecuali kata seperti dan, yang, untuk,
di, ke, dari, daripada, dalam, terhadap, sebagai, tetapi, antara yang
tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Pedoman Identifikasi dan Determinasi Tumbuhan Tingkat
Tinggi.
11) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama penulisan nama orang
pada hukum, dalil, uji, teori dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji
Duncan, analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan, proses,
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
uji atau metode yang tidak diikuti orang ditulis dengan huruf kecil
sedangkan singkatannya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: uji morfometri, rancangan acak lengkap (RAL), metode
imunodifusi ganda (MIG), proses hierarki analitik (PHA).
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangka dan sapaan.
Contoh:
Prof. Profesor
Dr. Doktor
Ph.D. phylosophy of doctor
M.A. master of arts
M.P. magister pertanian
M.M. magister manajemen
M.H. magister hukum
M.Si. magister sains
S.E. sarjana ekonomi
S.S. sarjana sastra
S.Si. sarjana sains
dr. dokter
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Sdr. saudara
b. Huruf Miring
Huruf miring disebut juga huruf Italic. Huruf tersebut digunakan
pada kondisi sebagai berikut:
1) Menuliskan judul buku dan terbitan berkala serta prosiding atau
workshop yang terdapat dalam teks dan dalam daftar pustaka.
2) Menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan
maupun ucapannya. Contoh: ad hoc, et al., in vitro, status quo,
grass root.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
3) Menuliskan nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas dan forma
makhluk. Contoh: Garcinia mangostana, Salacca zalacca var.
Amboinense.
Akan tetapi nama ilmiah di atas tingkat genus tidak ditulis dengan
huruf miring. Misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales.
c. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan untuk judul atau tajuk (heading). Huruf ini
dapat digunakan untuk menulis nama takson yang baru ditemukan atau
diusulkan pertamakali, vektor atau matriks dalam matematika. Huruf
tebal juga digunakan untuk menulis kata atau kalimat yang mendapat
penekanan khusus (highlight).
2. Penulisan Kata
Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan dan akronim.
Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada umumnya tidak banyak
menimbulkan persoalan bagi pemakai bahasa. Karena itu kedua hal
tersebut tidak dibahas secara tersendiri disini. Yang akan dibahas pada
bab ini adalah pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata,
penulisan kata depan, partikel dan kata bilangan.
a. Pemenggalan Kata
1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan,
pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf vokal tersebut
kecuali huruf diftong.
Contoh: ma-ut, ku-at, sau-da-ra, san-tai
2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf
konsonan tersebut. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan
satu fonem tidak pernah diceraikan.
Contoh: swas-ta, cup-lik, Ap-ril, pang-sa, makh-luk, ikh-las.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
3) Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan termasuk gabungan
huruf konsonan, di antara dua buah vokal, pemenggalan kata
dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan.
4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,
pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dengan huruf konsonan yang kedua.
Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut.
5) Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai
dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh: mem-butuh-kan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun.
6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat
dilakukan di antara unsur-unsur tersebut atau sesuai dengan kaidah-
kaidah di atas.
Contoh:
fotografi ----- foto-grafi, fo-to-gra-fi
introspeksi--- intro-speksi, in-tro-spek-si
pascapanen---pasca-panen, pas-ca-pa-nen
b. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung
(-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata dasar, misalnya: macam-
macam, buku-buku, pengulangan kata berimbuhan, misalnya: berjalan-
jalan, berkejar-kejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata,
misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit dan pengulangan yang
berubah bunyi, misalnya: ramah-tamah, bolak-balik, sayur-mayur.
c. Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata sering bervariasi, ada yang menuliskan
terpisah dan ada yang menuliskan serangkai. Variasi penulisan ini
terjadi karena beberapa hal antara lain, penulis tidak memahami kaidah
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
penulisan yang benar atau kesalahan dalam penulisan dianggap tidak
menjadi soal, yang penting informasi dapat dipahami oleh pembaca.
Hal tersebut tidak boleh dibiarkan tanpa ada pembenahan di bidang tata
tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut:
1) Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk,
bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa marga, kerja
sama, serah terima, tata laksana, terima kasih, uji coba.
2) Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, maknanya
tidak dapat dikembalikan kepada makna unsur-unsurnya ditulis
serangkai.
Contoh: kata daripada dan barangkali. Maknanya tidak dapat
dikembalikan kepada dari dan pada, barang dan kali. Kata
daripada berfungsi untuk mempertentangkan dan kata barangkali
merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’.
Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal, matahari,
hulubalang, segitiga.
Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri
sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh. Unsur ini hanya
muncul dalam kombinasi, misalnya unsur antar, catur, daca, maha,
non, pasca, peri, sub, tuna dan sebagianya. Misalnya: amoral,
asusila, antardaerah, caturwatga, mahasiswa, nonfosfat, perilaku,
subbagian, tunadaksa, pascapanen, pancausaha tani.
Catatan:
Jika unsur terkait seperti itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya
kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-),
misalnya: non-RRC, non-Indonesia, antar-SMU.
3) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis seringkali
dengan unsur berikutnya yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika
unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha dan peri
terpisah.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Contoh: mahakasih, mahasiswa, mahaguru, perilaku, peribahasa,
maha pengasih, maha pemurah, peri kemanusiaan.
Kata esa ditulis terpisah dalam Ketuhanan Yang Maha Esa
4) Kalau gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
penulisannya harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung (-).
Contoh: diujicobakan, dibudidayakan, melatarbelakangi,
pertanggungjawaban, penandatanganan.
5) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda
hubungan untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru,
mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda.
d. Penulisan Kata Depan
Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan serangkai
dengan kata yang mengikutinya. Perbedaan kedua hal tersebut dapat
dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini:
1) Kata depan di dan awalan di-
Ciri yang pertama, kata depan di selalu diikuti kata benda
yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan di- sebagai awalan
selalu diikuti kata kerja. Ciri yang kedua, di sebagai kata depan
dapat diganti dengan kata dari, sedangkan di- sebagai awalan tidak
dapat diganti dengan kata dari. Ciri yang ketiga, di sebagai kata
depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-, sedangkan di-
sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me-. Perhatikan
contoh berikut.
di (kata depan) di- (awalan)
di atas (dari atas)
di bidang (dari bidang)
di depan (dari depan)
di jalan (dari jalan)
diatur (*dari atur)
dibunuh (*dari bunuh)
dicuci (*dari cuci)
didera (*dari dera)
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
di luar (*meluar)
di muka (*memuka)
dimakan (memakan)
dipukul (memukul)
* suku kata di depan kata dasar berupa awalan bukan kata depan
2) Kata depan ke dan awalan ke
Kata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang
menyatakan arah atau tempat sedangkan awalan ke- tidak
demikian. Awalan ke- membentuk kata benda dari kata lain.
Awalan ke- yang berkombinasi dengan akhiran –kan menghasilkan
kata kerja perintah. Ciri lainnya, kata depan ke dapat diganti
dengan dari sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari.
Perhatikan contoh berikut ini:
ke (kata depan)
a) Ke mana saja kamu selama ini?
b) Dia pergi ke kantor setiap hari kerja
c) Mereka menuju ke arah yang sama
d) Pada waktu saya ke depan, ia malah lari ke belakang
Ke- (awalan)
a) Ia diangkat menjadi Ketua Senat Mahasiswa tahun ini
b) Kesampingkan dulu pekerjaan itu dan kerjakan tugas yang satu
ini
c) Demonstrasi itu merupakan kehendak mahasiswa sebagai
bentuk protes kepada pemerintah
e. Penulisan Partikel
Partikel yang sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam
penulisan ilmiah adalah pun dan per sedangkan partikel yang lain yaitu
kah, lah dan tah tidak menimbulkan persoalan.
1) Partikel pun
Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata kerja,
kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena pun yang seperti
itu merupakan kata utuh yang memiliki makna penuh. Misalnya:
a) Karena krisis moneter, harga-harga pun membumbung tinggi
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
b) Apa pun yang dimakan, ia tetap kurus
c) Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak jika badan sedang sakit
d) Mereka pun pasti berharap agar harga bahan pokok kembali
normal
Penulisan pun berikut ini harus ditulis serangkai: adapun,
andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun,
maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun dan sekalipun (yang berarti
“walaupun”)
2) Partikel per
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’ dan ‘tiap’ dituliskan
terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
a) Semua orang yang ditahan diperiksa satu per satu
b) Akibat krisis moneter, harga susu naik Rp 7.500,00 per kaleng
c) Upah pekerja kasar sekarang Rp 8.000,00 per hari
Bentuk per yang menunjukkan bilangan pecah ditulis serangkai.
Tiga persepuluh, delapan perlima belas, tujuh dua pertiga.
f. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan dan Akronim
1) Singkatan nama resmi lembaga resmi pemerintah, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal
kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: DPR, PGRI, PT, GBHN, KTP, APBN.
2) Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap hurufnya diikuti
dengan titik, misalnya: a.n. (atas nama), u.b. (untuk beliau), d.a.
(dengan alamat)
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik, misalnya: dsb. (dan sebagainya), sda. (sama dengan atas),
Yth. (yang terhormat)
4) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
diikuti dengan tanda titik, misalnya: A.S. Kartasasmita, Muh. Imran,
Bpk. (bapak), Kol. (kolonel), S.E. (sarjana ekonomi), M.Sc. (master
of science).
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
5) Singkatan satuan ukuran, takaran, satuan mata uang dan lambang
unsur kimia tidak diberi tanda titik, misalnya: kg (kilogram), cm
(sentimeter), l (liter), ha (hektar), Rp (rupiah), Ca (kalsium), Cl
(klorida), Zn (seng).
6) Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), LAN (Lembaga
Administrasi Negara), PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia), SIM (surat ijin mengemudi).
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf kapital. Misalnya: Akabri (Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia), Bappenas (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional), Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia), Kowani (Konggres Wanita Indonesia)
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu
(pemilihan umum), radar (radio detecting and ranging), rapim
(rapat pimpinan), rudal (peluru kendali), tilang (bukti
pelanggaran), siskamling (sistem keamanan lingkungan).
g. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan lambang bilangan ada dua cara yaitu dengan angka arab
atau angka romawi dan dengan huruf.
1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan
dengan ukuran seperti panjang, luas, isi, berat, satuan waktu
(pergunakan sistem satuan internasional), nilai uang atau yang
digunakan untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat
yang bukan pada dokumen resmi.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Bentuk dihindari Bentuk dianjurkan
lima sentimeter 5 sentimeter (5cm)
sepuluh meter persegi 10 meter persegi (10m2)
dua puluh lima liter 25 liter (25L)
lima ribu rupiah Rp5.000,00
2) Bilangan dalam perincian dituliskan dengan angka
3) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
dituliskan dengan huruf dan yang dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan
dengan angka.
Bentuk yang dihindari
Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah 3.000 orang
Rumah sakit itu sudah menyediakan 12 tenda tambahan
Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang 21 orang per hari, lima
orang penderita demam, delapan orang penderita TBC, enam orang
penderita penyakit dalam dan tiga orang penderita darah tinggi
Bentuk yang dianjurkan
Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah tiga ribu orang
Rumah sakit itu sudah menyediakan dua belas tenda tambahan
Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang masuk 21 orang per hari,
5 orang penderita demam, 8 orang penderita TBC, 6 orang penderita
penyakit dalam dan 3 orang penderita darah tinggi
4) Lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan huruf.
Bentuk yang dihindari
28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut
10 kambing dijadikan materi dalam penelitian
Bentuk yang dianjurkan
Sebanyak 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut
Sepuluh kambing dijadikan materi dalam penelitian itu
5) Kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis seperti berikut ini:
Tahun ’50-an atau tahun lima puluhan
Uang 5000-an atau uang lima ribuan
Lima uang 1000-an atau lima uang seribuan
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
6) Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel
pos dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.
Telah dijual sebidang tanah seluas 100 (seratus) meter persegi dengan
harga Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Telah diterima uang sejumlah Rp 7.500.000 (tujuh juta lima ratus
rupiah) untuk melunasi faktur No. 231/PB/II/1998
7) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut:
Pendidikan Perpajakan Angkatan IV dimulai tanggal 1 Juni 1998
Pendidikan Perpajakan Angkatan Ke-4 dimulai tanggal 1 Juni 1998
Pendidikan Perpajakan Angkatan Keempat dimulai tanggal 1 Juni 1998
8) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara
berturut-turut, seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya:
Di antara 72 orang anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju dan 5 orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempah untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
helicak, 100 bemo.
9) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat. Misalnya:
Saya lampirkan anda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
3. Tanda Baca
1) Tanda Titik
Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital tidak menggunakan
tanda titik, sedangkan singkatan gelar akademik dan singkatan nama
orang harus menggunakan tanda titik.
Tanda titik digunakan untuk menutup kalimat yang bukan kalimat tanya
atau kalimat seru.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Tanda titik mengikuti nomor daftar atau rangkaian. Untuk nomor yang
sudah mengandung titik di dalamnya tidak diberi titik pada bagian
akhir.
Contoh:
1. Tujuan
2. Sasaran
Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk
memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya sedangkan pada angka yang
tidak menyatakan jumlah tidak perlu digunakan tanda titik.
Contoh:
10.000 orang
2.345 mahasiswa
NIP 130938296
Nomor telepon (0821) 32315
Nomor rekening 23144233
2) Tanda Koma (,)
Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
a) Perusahaan itu bergerak di bidang pariwisata, pos dan
telekomunikasi
b) Kita butuh aparat yang jujur, bersih dan berwibawa
Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara perlawanan
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh tetapi,
melainkan, dan sedangkan.
a) Mereka bukan pemain yang berbakat, melainkan pemain yang ulet
dan rajin.
b) Daerah Lampung penghasil utama lada, sedangkan Sulawesi
penghasil kopra
c) Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi pendapatannya tidak cukup
untuk biaya hidup sekeluarga.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimat.
a) Kalau hari hujan, saya tidak datang
b) Karena ada tugas penting yang harus dikerjakan, ia terpaksa
membatalkan perjalanannya ke luar kota.
Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk didalamnya: Oleh karena itu, Jadi, Lagi pula, Meskipun
begitu, akan tetapi,
a) Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
b) Meskipun demikian, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang
berarti untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya.
Suhardi, M.Sc.
Subiyakto, S.H.
Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang
diselipkan dalam kalimat yang sudah lengkap dan bagian ini dibuang
pun tidak mengganggu makna dalam kalimat tersebut. Keterangan
aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan.
a) Menteri Luar Negeri Indonesia, Hasan Wirayuda, memberikan
keterangan kepada para wartawan sehubungan dengan hasil
kunjungannya ke Jepang
b) Edy Kancil, koruptor kelas kakap yang melakukan korupsi miliaran
rupiah, sampai sekarang masih tetap dicari oleh pihak kepolisian.
3) Tanda Titik Koma (;)
a) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat
minyak goreng; sabut kelapanya dapat dibuat tali, sikat, keset, dan
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
permadani kasar; tempurungnya dapat dijadikan kayu bakar;
pohonnya dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan.
b) Tanda titik koma digunakan pada rincian ke bawah yang unsur-
unsurnya berupa kelompok kata yang panjang atau berupa kalimat.
Dalam hal ini, sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan.
Contoh:
Krisis bidang keuangan saat ini menimbulkan berbagai masalah di
bidang perekonomian, seperti
menurunnya daya beli masyarakat;
kebangkrutan di bidang usaha sehingga menyebabkan PHK;
utang swasta yang semakin membengkak
kerawanan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat
4) Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diikuti rincian
berupa kata atau frasa.
Contoh:
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
mengalir dari tempat yang tinggi
selalu rata/mendatar
sesuai dengan bentuk wadahnya
memberikan tekanan ke semua arah
meresap melalui celah kecil
melarutkan zat lain.
b) Tanda titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan
pelengkap kalimat atau kalimat yang pengantarnya belum lengkap.
Misalnya: Sifat-sifat air adalah
mengalir dari tempat yang tinggi
selalu rata/mendatar
sesuai dengan bentuk wadahnya
memberikan tekanan ke semua arah
meresap melalui celah kecil
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
melarutkan zat lain.
c) Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap yang
diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap pula, dan tanda akhir
rincian harus tanda titik.
Contoh:
Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.
Air mengalir dari tempat yang tinggi.
Permukaannya rata/mendatar.
Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya.
Air memberi tekanan ke semua arah.
Air dapat meresap melalui celah kecil.
Air dapat melarutkan berbagai zat
d) Tanda titik dua digunakan memisahkan nomor jilid dan halaman
dalam daftar pustaka, memisahkan tahun dan halaman kalau
pengacuan halaman dilakukan pada sistem nama-tahun dalam teks dan
menandai kutipan langsung. Contoh: Agrin 2: 27-35, (Hartoko, 2001:
234)
5) Tanda Petik Ganda (“...”)
Tanda petik ganda digunakan sebagai berikut.
a) Mengurung kutipan langsung.
Ia berkata, “ Saya akan pergi.”
b) Mengurung kata atau bentukan kata yang dipinjam dari bahasa lain,
kata yang digunakan dengan cara khusus, dan kata percakapan sehari-
hari
Pria itu selalu berpakaian “trendy”.
Makan itu “diserbu” oleh para pengungsi
para pengunjuk rasa mendesak presiden untuk segera “lengser” dari
jabatan.
c) Mengurung judul cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah buku, dan yang
sejenis.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Dalam ceramahnya yang berjudul “Kebijaksanaan Moneter”, ia kurang
sependapat dengan program CBS.
6) Tanda Petik Tunggal (‘...’)
a) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan atau kutipan
yang tersusun di dalam kutipan lain. Contohnya “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata atau ungkapan asing (survive ‘sintas’, feed back
‘balikan’).
7) Tanda Hubung (-)
a) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang (buku-buku,
bersama-sama) dan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
Misalnya:
Dalam pembahasan ini diuraikan beberapa hu-
kum alam yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung atau
pangkal baris.
Beberapa pendapat mengenai amandemen i-
tu telah disampaikan para ahli. (tidak tepat)
Beberapa pendapat mengenai amandemen itu
telah disampaikan para ahli (tepat)
Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak ma-
u meneliti masalah kemiskinan. (tidak tepat)
Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau
meneliti masalah kemiskinan (tepat)
b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contohnya:
Kedua anak muda itu berkelana dengan cara meng-
arungi laut yang luas.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
Para pedagang di Pasar Baru sedang me-
ngarungi beras.
Akhiran –i tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu huruf pada
pangkal baris.
c) Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Jawa Tengah), ke-
dengan angka (ke-22), angka dengan –an (tahun 40-an), singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata (mem-PHK-kan, sinar-X),
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing (di-smash)
8) Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang
dihilangkan pada kutipan langsung. (“Pola konsumsi daging ... sesuai
kebutuhan”, “... sangat dipengaruhi tingkat kesuburan tanah...”)
9) Tanda Kurung ((...))
a) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral pokok pembicaraan.
b) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam
kalimat dapat dihilangkan.
c) Tanda kurung (atau tanda kurung tutup) mengapit angka atau huruf
yang merinci suatu urutan keterangan. Contohnya : Faktor produksi
menyangkut masalah (1) alam, (2) tenaga kerja, dan (3) modal.
10) Tanda Garis Miring (/)
a) Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
b) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, dan
tiap.
B. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap
kosakata dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
asing. Berdasarkan integrasinya, unsur serapan tersebut dapat dibagi atas dua
golongan. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle, cock. Unsur-unsur tersebut
pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang
pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adalah sebagai berikut:
aa ( Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe aerob
aerodinamics aerodinamika
ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematit
ai tetap ai
trailer trailer caison kaison
au tetap au
audiogram audiogram hydraulic hidraulik
c dimuka e, i, oe, dan y menjadi s
central sentral circulation sirkulasi
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
cubic kubik construction konstruksi
classification klasifikasi crystal kristal
cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin
cch dan ch di muka a, o , dan konsonan menjad i k
saccharin sakarin machine mesin
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
ch yang lafalnya c menjadi c
check cek China Cina
(sansekerta) menjadi s
abda sabda astra sastra
e tetap e
effect efek syntesis sintesis
ea tetap ea
idealist idealis habeas habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem
eu tetap eu
neutron neutron
europium europium
gh menjadi g
sorghum sorgum
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek politik riem rim
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur gubernur
coupon kupon
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
q menjadi k
aquarium akuarium
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
frequency frekuensi
rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhytem ritme
sc di muka a, o, u dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scriptie skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography senografi
schphistoma sififtoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema skema
scholaticism skolatisime
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio rasio
action aksi
th menjadi t
theocracy teokrasi
thrombosis trombosis
uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
x pada posisi awal kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
taxi taksi
xc di muka e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excess ekses
xc di muka a, o, u dan konsonsan menjadi ksk
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
excavation ekskavasi
exclusive eksklusif
y menjadi i jika lafalnya i
yttrium itrium
dynamo dinamo
kata seperti standarsiasi, efektif fan implementasi diserap secara utuh disamping
kata standar, efek, dan implemen.
- aat (Belanda) menjadi –at
advokaat advokat
- age menjadi –ase
percentage persentase
etalage etalase
al, eel, (Belanda), aal (Belanda) menjadi al
structural, structureel struktural
formal, formeel formal
normal, normaal normal
ant menjadi an
accountant akuntan
archy, archie (Belanda) menjadi arki
anarchy, anarchie anarki ary
(Inggris), air (Belanda) menjadi er complementary
komplementer eel, aal (Belanda) menjadi al
ideaal ideal
formeel formal
eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi il
principieel prinsipil
ic, ics, ique, iek, ica (Belanda) menjadi ik, ika
logic, logica logika
phonetics fonetik
physics, physica fisika
technique teknik
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
ic, isch (Belanda) menjadi is
economical, economisch ekonomis
practical, practisch praktis
ile, iel menjadi il
mobile, mobiel mobil
ive, ief (Belanda) menjadi if
descriptive, descriptief deskriptif
logue menjadi log
analoog analog
epiloog epilog
oir(e) menjadi oar
trottoir trotoar
repertoir repertoar
or, eur (Belanda) menjadi ur, ir
direktor, direkteur direktur
amateur amatir
ty, teit (Belanda) menjadi tas
university, universiteit universitas
ure, uur (Belanda) menjadi ur
structure, struktuur struktur
premature, prematuur prematur
C. Pemilihan Kata dan Istilah
Dalam memilih kata hendaknya diperhatikan tiga hal, yaitu (1)
ketepatan, (2) kesesuaian, dan (3) kebenaran. Kata yang tepat adalah kata
yang mempunyai makna yang dapat mengungkapkan atau sesuai dengan
gagasan pemakai bahasa. Kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata
yang digunakan dalam situasi dan keadaan pembaca. Kebenaran berhubungan
dengan penerapan kaidah-kaidah kebahasaan yang meliputi kaidah morfologi,
sintaksis, dan ejaan.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
D. Kalimat Efektif
Sebuah kalimat yang baik harus mengandung gagasan atau ide pokok
yang jelas dan penyusunannya harus memenuhi persyaratan gramatikal.
Kalimat disusun berdasarkan kaidah kebahasaan yang berlaku. Kaidah itu
meliputi (1) cara memilih kata, (2) unsur-unsur yang harus ada di dalam
kalimat, dan (3) aturan-aturan ejaan yang berlaku.
Seorang penulis hendaknya dapat menuangkan gagasannya dalam
kalimat-kalimat yang efektif. Kalimat efektif harus disusun secara sadar
sehingga informasi yang disampaikan oleh penulis dapat diterima secara utuh
oleh pembaca. Beberapa hal yang menjadi ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: (1)
kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, (4)
kehematan dalam mempergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur
kalimat (Akhadiah, Arsyad, dan Ridwan, 1991:116).
Kebanyakan penulis masih belum memperhatikan penulisan frase
buku dalam kalimat bahasa Indonesia. Mereka masih menggunakan frase
yang tidak baku, seperti
Bentuk tidak baku Bentuk bakuterdiri dari terdiri atas tergantung pada bergantung pada bertujuan untuk x bertujuan x berdasarkan kepada berdasarkan padamembicarakan tentang x berbicara tentang x atau
membicarakan x antara x dengan y antara x dan y dalam menyusun dalam penyusunandibanding dibandingkan denganwalau / meskipun, tetapi ... walau / meskipun, ... (tanpa kata tetapi)
Penulis juga sebaiknya menghindari kata yang berlebihan seperti (se)rangkaian,
(se)kumpulan, kelompok yang diikuti oleh kata ulang.
Penulisan yang salah Penulisan yang benar (se)rangkaian molekul-molekul serangkaian molekul para responden-responden para responden beberapa sampel-sampel beberapa sampel banyak unsur-unsur banyak unsur
Kata yang bersinonim sebaiknya dihindari pemakaiannya secara bersamaan. Bentuk salah Bentuk benar
disebabkan karena disebabkan oleh
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
agar supaya agar atau supayadalam rangka untuk dalam rangka ..., atau untuk ...
setelah...,contoh jenis bantuan misalnya ...
contoh bantuan ialah ... atau misalnya
..., baik ... ataupun ... ... baik maupun ...
E. Paragraf
Paragraf dalam sebuah tulisan merupakan penggalan teks. Hal itu
ditandai oleh (1) baris pertama biasanya bertakuk dan (2) selalu dimulai
dengan baris baru.
Sebuah paragraf merupakan penggalan yang utuh dari pikiran penulis.
Paragraf sebagai penggalan pikiran, sebuah paragraf terpisah dari paragraf
yang lain. Gagasan yang terkandung dalam setiap paragraf merupakan bagian
dari runtunan pikiran yang berhubungan. Setiap paragraf merupakan bagian
dari keseluruhan karangan secara utuh. Kalimat-kalimat dalam satu paragraf
saling terkait secara utuh dan padu sehingga terbentuk satu kesatuan pikiran.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
VI. ARTIKEL ILMIAH
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
ilmiah atau buku kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah dapat berupa hasil
penelitian maupun gagasan ilmiah (review). Hasil penelitian ataupun gagasan /
pemikiran ilmiah akan lebih bermanfaat apabila telah diaplikasikan ataupun
disampaikan kepada publik. Jurnal ilmiah merupakan suatu sarana yang efektif
untuk mempublikasikan hasil penelitian bagi kalangan yang lebih luas atau
publik.
Artikel ilmiah seyogyanya dirancang dengan menyesuaikan petunjuk
penulisan jurnal yang dituju. Hampir semua jurnal ilmiah mengeluarkan petunjuk
/patokan yang harus diikuti jika ingin naskah kita dimuat di dalamnya.
Jumlah halaman artikel dalam jurnal biasanya dibatasi dan umumnya tidak
lebih dari 15 halaman, sudah termasuk gambar dan tabel. Dengan demikian hanya
hal-hal yang sangat perlu saja yang dapat dimuat dalam halaman yang jumlahnya
terbatas tersebut. Kebanyakan jurnal tidak menghendaki Tinjauan Pustaka
(Literature Review). Hal-hal yang berkaitan dengan survei pustaka dipadukan
dalam Pendahuluan (Introduction Background). Pemilihan dan pemilahan menjadi
amat penting dalam penulisan artikel ilmiah. Dalam banyak kasus, metode dibuat
seringkas-ringkasnya oleh penulis.
A. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Artikel hasil penelitian tidak ditulis secara menyeluruh seperti laporan
teknis resmi hasil penelitian. Artikel hasil penelitian hanya berisi tentang hal-
hal yang penting dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Hal-hal pokok yang
harus ada dalam artikel ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak
terlalu panjang atau pendek yaitu antara 5-20 kata. Judul artikel memuat
variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan
masalah yang diteliti. Artikel ilmiah dapat diangkat dari tesis. Pemilihan
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
judul hendaklah yang menarik, padat makna dan mampu mencirikan
keseluruhan isi naskah.
2. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademik
atau gelar lain. Semua pengarang harus ditulis lengkap, tidak boleh hanya
et al.
Di belakang nama ditulis nama dan alamat lembaga dimaksudkan
untuk keperluan korespondensi. Hanya satu nama yang diberi tanda untuk
maksud korespondensi. Tuliskan nama negara bila naskah diterbitkan dalam
majalah internasional. Artikel ilmiah yang diangkat dari tesis, penulis tesis
sebagai peneliti utama sedangkan pembimbing ditulis berikutnya.
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat dan menjelaskan
seluruh isi tulisan dan umumnya disajikan dalam satu paragraf. Abstrak
berisi masalah pokok dan alasan dilakukannya penelitian serta sasaran yang
akan dicapai. Nyatakan pendekatan dan metode serta bahan yang dipakai,
serta ungkapkan hasil dan kesimpulan penting yang diperoleh. Dalam
abstrak hindari informasi atau kesimpulan yang tidak ada dalam makalah,
singkatan yang tidak dijelaskan dan merk dagang. Abstrak ditulis dalam
bahasa Indonesia dan Inggris dengan panjang maksimum 300 kata (pada
beberapa jurnal mensyaratkan tidak lebih dari 200 kata) dan ditulis dengan
jarak satu spasi.
Kata kunci juga ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata
kunci diperlukan untuk mempermudah penelusuran artikel. Pilih istilah yang
membantu artikel anda mudah ditelusuri. Kata kunci tersebut merupakan
istilah dasar dari pemikiran/gagasan dalam laporan asli yang berupa kata
tunggal atau gabungan kata dan berjumlah 2 – 5 kata.
4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan menyajikan secara ringkas berisi tentang tiga
gagasan: latar belakang, masalah penelitian dan rumusan tinjauan penelitian.
Penulisan kajian pustaka harus singkat dan hanya memuat teori-teori
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
maupun rujukan yang secara ringkas, padat dan langsung berhubungan
dengan masalah penelitian. Alur logika penyajian mulai dari latar belakang
diatur sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke perumusan
masalah dan cara pemecahannya.
5. Metode
Metode menguraikan cara mengumpulkan, sumber dan analisis
data. Pada bagian ini dapat dijelaskan tentang lokasi dan lama penelitian,
rancangan, model yang digunakan, variabel serta cara penafsiran dan
penyimpulan hasil penelitian. Penelitian yang menggunakan alat dan bahan
perlu ditulis secara spesifik. Acuan wajib dicantumkan pada metode yang
kurang dikenal.
6. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan disajikan secara singkat dan jelas, dan dapat
dibantu dengan tabel, gambar dan grafik atau foto yang diberi komentar.
Bagian ini memuat hasil analisis data, bukan data mentah atau pun analisis
ragamnya sedangkan prosesnya tidak disajikan. Pembahasan bertujuan
untuk menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan
yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Bagian ini dapat pula memuat
penafsiran temuan-temuan mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang mapan dan menyusun teori baru atau
memodifikasi teori yang ada. Pembahasan selalu mengacu kepada pustaka
yang terkait.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan akurat dari hasil
pembahasan, bukan hasil penelitian yang ditulis ulang namun makna yang
didapatkan dari hasil penelitian. Kesimpulan dapat merupakan pembuktian
singkat akan kebenaran hipotesis. Kesimpulan yang baik adalah menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disusun.
Saran yang dikemukakan seharusnya berkaitan dengan pelaksanaan
atau hasil penelitian.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
8. Persantunan
Persantunan biasanya ditujukan kepada semua pihak yang
membantu jalannya penelitian, misalnya pemberi sumber dana/kelembagaan
sponsor, konsultan, teknisi dan oakar yang membantu menelaah naskah.
Ucapan hendaknya disampaikan secara formal.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka harus lengkap sesuai dengan acuan dan harus sudah
disebut di dalam batang tubuh artikel ilmiah. Sistematika penulisan pustaka
dapat dilihat pada pedoman untuk penulisan pada jurnal yang bersangkutan.
10. Lampiran (bagi yang memerlukannya)
Lampiran biasanya memuat hal-hal yang dapat membantu
memperjelas isi naskah ilmiah tetapi jika dimasukkan ke dalam naskah akan
mengganggu kejelasan isi. Lampiran dapat berupa data mentah, gambar atau
perhitungan data yang mendukung.
B. Artikel Ilmiah yang Berupa Gagasan Ilmiah/Review
Artikel ilmiah yang berupa gagasan ilmiah/review antara lain berupa
artikel yang menelaah suatu teori, konsep atau prinsip mengembangkan suatu
model, mendeskripsi kenyataan atau fenomena tertentu, menilai suatu produk
maupun hal lainnya.
Seperti penulisan artikel ilmiah hasil penelitian, penulisan artikel ilmiah
juga menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Ditulis melanjut,
artinya tidak perlu ditulis pada halaman baru. Hal-hal pokok yang harus ada
dalam artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak
terlalu panjang atau terlalu pendek yaitu 5-20 kata. Judul mencerminkan
uraian yang terkandung di dalam artikel dan juga pengaruhnya terhadap
daya tarik judul bagi pembaca.
2. Nama Penulis
Lihat ketentuan di dalam bagian yang sama pada artikel ilmiah
hasil penelitian.
Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel IlmiahProgram Pascasarjana UNSOED
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat.
Hal lainnya dapat dilihat dalam artikel ilmiah hasil penelitian.
4. Pendahuluan
Bagian ini berisi uraian yang mengantar pembaca kepada topik
utama yang akan dibahas sehingga bagian ini harus dapat menarik pembaca
untuk mendalami bagian selanjutnya. Bagian pendahuluan sebaiknya
diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang
akan dibahas.
5. Bagian Inti
Judul atau sub judul bagian inti sangat beragam bergantung pada
topik yang dibahas. Pengorganisasian isi bagian inti meliputi langkah-
langkah:
a. mengidentifikasi tipe isi yang akan di deskripsi dalam artikel;
b. menetapkan struktur
c. menata isi ke dalam strukturnya
d. menata urutan isi
e. mendeskripsi isi sesuai urutan yang telah ditetapkan
Pemaparan isi dimulai dari tingkat umum ke rinci secara bertahap
atau isi yang paling penting dipaparkan lebih dahulu. Tingkat sajian yang
lebih umum akan menjadi dasar bagian isi yang lebih rinci. Setiap paparan
selalu berkaitan dengan bagian isi lainnya.
6. Penutup atau Kesimpulan
Bagian ini merupakan bagian akhir sebuah artikel yang umumnya
berupa simpulan.
7. Daftar Pustaka
(Lihat bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil penelitian).
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1995. Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. PT. RinekaCipta, Jakarta. 335 hlm.
Amirin, T.M. 1995. Menyusun rencana penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 172 hlm.
Balai Pustaka, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. DepartemenPendidikan Nasional. Balai Pustaka, Jakarta. 1382 hlm.
Bynum, W.F., and R. Porter. 2002. Oxford Dictionary of Scientific. OxfordUniversity Press. 736 pages
Evans, D. and P. Gruba. 2002. How to write a better thesis. 2nd Edition.Melbourne University Press, Australia. 198 pages.
Fahmy M.H. and P, Volland-Nail. 2000. Publishing research results. In: AGA (Ed), International Conference on Goats. 19-21 March 2000, Poitiers, France. pp. 963-965.
Gustavii, B. 2003. How to write and illustrate a scientific paper. CambridgeUniversity Press, UK. 152 pages.
Ibrahim, H. 1998. Guidelines to communication. In: H. Ibrahim (Ed), Small Ruminant Production Tehniques. ILRI Manual 3. International Livestock Research Institute, Nairobi, Kenya. 207 pages.
Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Indonesia. Penerbit Nusa Indah, NTT. 188 hlm.
Lindsay, D. 1988. Penuntun Penulisan Ilmiah [A guide to scientific writing].Diterjemahkan oleh S.S. Ahmadi. UI-Press, Jakarta. 101 hlm.
Matthews, J.R. J.M. Bowen, and R.W. Matthews. 1996. Successful scientific writing: A step-by-step guide for biological and medical sciences. Cambridge University Press, Cambridge, UK. 256 pages
Nazir, M. 1998. Metode penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. 597 hlm.
Pamungkas, 2000. Pedoman umum Bahasa Indonesia yang disempurnakan. PT.Giri Singa, Surabaya. 67 hlm.
Sakri, A. 1994. Petunjuk bagi Pengarang, Penyunting dan Korektor. SeriPembinaan Bahasa Tulis. Penerbit ITB, Bandung.
Sakri, A. 1994. Bibliografi. Seri Pembinaan Bahasa Tulis. Penerbit ITB, Bandung.21 hlm.
Singarimbun, M. dan S. Effendi, 1998. Metode penelitian survei. LP3ES, Jakarta.
1
Yang, J.T. 1995. An outline of scientific writing. World Scientific Publishing Co.Pre. Ltd., Singapore. 166 pages.