pbl merty mata 23 (repaired)

41

Click here to load reader

Upload: bernard-leonardo

Post on 13-Feb-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang dapat menyerang indra penglihatan yaitu konjungtivitis.

Sebelumnya, pengertian dari konjungtiva itu sendiri adalah membrana mukosa yang melapisi

bagian dalam kelopak mata (palpebra) dan berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior

bola mata. Sedangkan pengertian konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva yang ditandai

dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata nampak merah, sehingga sering

disebut mata merah.Conjunctivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata

dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur,

chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.

         . Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan

menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis

dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. Konjungtivitis

biasanya tidak ganas dan bisa sembuh  sendiri. Dapat juga menjadi kronik dan hal ini

mengindikasikan perubahan degeneratif atau kerusakan akibat serangan akut yang berulang.satu

diantaranya konjugtivitis gonore pada bayi baru lahir.Pasien sering datang dengan keluhan mata

merah didapatkan hiperemia dan injeksi konjungtiva,mata bengkak, dan ada kotoran kental yang

banyak.Bertolak dari kasus ini maka dalam makalah ini akan membahas tentang konjungtivitis

gonore baik itu etiologi, patofisiologi , prinsip pengelolahan dan prognosis serta preventif.

1.2 Tujuan

Menjelaskan tentang bagaimana menganamnesa pasien dengan Konjugtivitis

Menjelaskan tentang penyebab dan proses perjalanan penyakit Konjugtivitis

Menjelaskan tentang prinsip pengelolahan terhadap penyakit ini

Memberitahukan mengenai pencegahan terhadap penakit Konjungtivitis

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 1

Page 2: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

BAB II

ISI

2.1 PENGANTAR

Skenario

Bayi U, usia 5 hari dibawa ke dokter dengan keluhan keluar banyak sekali kotoran yang

kental dan berwarna putih kekuningan dari kedua mata, disertai bengkak hebat pada kedua

kelopak mata sehingga mata tidak dapat dibuka dengan sempurna. Riwayat kelahiran : bayi

merupakan anak pertama, lahir cukup bulan, ditolong bidan, berat lahir : 2700 gram, panjang 48

cm. Ayahnya merupakan seorang buruh bangunan. Ibunya seorang ibu rumah tangga.

Anatomi konjungtiva

Gbr. Anatomi mata

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak mata bagian belakang.

Berbagai obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar

musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.

Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera di bawahnya.

Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva

tarsal dengan konjungtiva bulbi.3

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 2

Page 3: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya

sehingga bola mata mudah bergerak.Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami

infeksi dan menyebar kebawahnya.

2.2 ANAMNESIS

Anamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien / keluarganya / orang

yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk

verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien.Pada pasien bayi biasanya di lakukan

alo-anamnesa dimana orang tua atau wakil dari pasien yang akan membantu menjelaskan tentang

riwayat sakit pasien. Pada kasus Konjungtivitis gonore ada beberapa hal yang perlu di tanyakan

selain Diantaranya yakni :

1. Identitas Pasien 1,2

- Siapa nama pasien ? jenis kelamin ?

- Berapa umur pasien ?

- Alamat tempat tinggal pasien ?

- Nama orang tua ? umur ? pendidikan & pekerjaan ?

2. Riwayat Penyakit sekarang

- Keluhan nya apa? Ada keluhan lain yang menyertai keluhan utama?

- Sejak kapan pasien menderita gangguan pada mata nya( mata bengkak, kotoran

banyak pada kelopak mata ) ? (konjungtivitis GO : inkubasi 2-5 hari, virus >5 hari,

jamur 5-10 hari, alergi : 24 jam setelah penetesan Nitrat )

- Apakah perlahan- lahan? Sebelah mata atau dua mata sekaligus ?( Konj.GO : satu

mata terlebih dahulu )

- Apakah Bertambah berat/ berkurang ?

- Apakah di sertai secret ? apakah banyak atau sedikit ? (infeksi virus,alergi,jamur:

sedikit , bakteri : purulen mengucur)

- Bagaimana bentuk secret nya putih kekuningan atau jernih ? (virus : serous )

- Apakah konjungtiva bayi merah/ hiperemi ?) (bakteri : mencolok, virus sedang, alergi

: ringan- sedang

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 3

Page 4: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

- Apakah ditemukan darah dalam mata ? ( bakteri , virus : + , alergik : -

- Bagaiman dengan sekresi air mata bayi ( virus : profuse/berlebih, bakteri & : jamur :

sedang)

- Apakah waktu di lakukan perabaan pada mata yang bengkak bayi memberi respon

seperti kesakitan ? (Konjungtivitis gonore )

- Apakah Mata bayi sukar di buka ?

- Apakah selama sakit mata bayi panas?

- Apakah bayi sudah pernah berobat sebelum nya ?

- Jika ya, dimana? Adakah obat yang sudah dipakai ?

- Bagaimana perkembangan kondisi bayi selama sakit? Memburuk-membaik?

3. Riwayat kehamilan ibu 2

- Apakah selama kehamilan ibu menderita penyakit tertentu ?

- Adakah upaya untuk mengatasi penyakit tersebut?

- Bagaimana perjalanan penyakit tersebut ? apakah sudah sembuh?

4. Riwayat kelahiran

- Kapan bayi nya lahir ? tempat tanggal lahir?

- Berapa usia kehamilan ibu saat melahirkan ? (GO kadang premature) 3

- Siapakah yang menolong ?

- Bagaimana cara kelahiran normal, bedah cecar ?

- Bagaiman kondisi bayi setelah lahir ? kesadaran ? kondisi fisik nya?

- Apakah ada trauma lahir ?

- Adakah bayi kontak dengan orang orang tertentu yang mempunyai sakit?

- Apakah ada tindakan tertentu pada bayi setelah lahir ex. Pemberian obat tertentu ?

5. Riwayat keluarga

- Berapa jumlah anggota keluarga ?

- kondisi kesehatan mereka sekarang ?

- Apakah pernah menderita penyakit tertentu ?

- Apakah dalam keluarga pernah ada yang mengeluh nyeri waktu BAK dan terdapat

nanah pada alat kelamin ?

- Adakah dalam keluarga yang menderita alergi ? alergi pada apa?

- Berapa jumlah anggota keluarga ?

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 4

Page 5: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

- Adakah dalam anggota keluarga yang menderita sakit mata yang serupa dengan bayi?

2.3 PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Umum/sistemik1,2

Kesan keadaan sakit (tidak tampak sakit, sakit ringan – berat)

Tanda vital

o Nadi mencakup laju, irama, kualitas, dan isi. Pemeriksaan nadi sebaiknya

dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat

meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 – 20 kali per menit setiap

peningkatan suhu 1 derajat celcius.

Umur Frekuensi nadi rata – rata

(x/ menit)

Lahir 140

1 bulan 130

1 – 6 bulan 130

6 – 12 bulan 115

o Tekanan darah merupakan indikator penting dalam menilai fungsi

kardiovaskuler, pemasangan manset dilakukan pada lengan atas kanan.

Umur Tekanan sistolik/ diastolic

(mmHg)

0 bulan

1 bulan

65/45

86/54

6 bulan 90/60

1 tahun 96/65

o Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

menilai proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2. Yang dinilai

frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan mencakup

frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 5

Page 6: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

(pada anak usia kurang dari setahun, RR : 30 – 60/menit)

o Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme didalam

tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui

metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan

dan penyimpanannya didalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.3

Umur Suhu (oC)

2 bulan 37.5

1 tahun 37.7

Inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi. Bila ditemukan suatu kelainan

meliputi lesi harus diidentifikasi dan dijelaskan. Setiap perubahan sekunder,

misalnya, harus diketahui dan dicatat.

Lain-lain (berat badan dan panjang badan, perbesaran Kelenjar getah bening,

misal : KGB periaurikuler infeksi virus)

Pemeriksaan Lokalis pada mata

- Pemeriksaan fiksasi

Pemeriksaan mata sebaiknya di mulai dengan mengukur ketajaman penglihatan,

sayangnya hal ini tidak selalu bisa di lakukan.Pengukuran secara kasar terhadap

fungsi spasial pada bayi dan balita bisa dapat menganalisis kemampuan subjek untuk

melakukan fiksasi atau mengikuti cahaya atau objek yang menarik seperti jari atau

maianan boneka dan lainnya.Bayi normal dan terjaga selama pemeriksaan biasanya

akan memfiksasikan pandangannnya ke wajah pemeriksa dan mengikutinya, paling

tidak sampai jarak tertentu seiring dengan berpindahnya pemeriksa. fiksasi normal

dicapai dengan pada bulan pertama setelah lahir.kelemahan atau kegagalan fungsi

fiksasi menunjukan kerusakan visual, walaupun bayi masih berusia muda, dapat

terjadi bersama kelainan yang dapat sembuh sendiri seperti tertundanya pematangan

visual.4

- Pemeriksaan eksternal

Palpebra, bulu mata, apparatus lakrimal 1,4

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 6

Page 7: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Perhatikan apakah palbebra simetris, kelainan local palpebra berupa kontur seperti

kelopak yang bengkak, bagaimana kosnsitensi nya, apakah ada tumor, atau sikatrik,

edema.Bulu mata bayi premature kadang belum tumbuh, jika ada bulu mata

perhatikan bulu mata nya apakah lentik dan panjang , pada kasus bulu mata tidak

lentik di karenakan bulu mata nya lengket karna ada nya kotoran/secret.Sekret dan,

kotoran yang ada pada mata harus di lihat baik-baik warna, serous/purulen, banyak

atau sedikit.Selain itu di lihat apakah ada epifora (produksi air mata yang berlebihan

oleh karna adanya radang, ulkus, benda asing, alergi).

Jika memungkinkan maka periksa juga kornea/skelra yang kelihatan lewat fisura

palpebralis, jika di curigai ada benda asing di konjungtiva/kornea , perlahan-lahan

palpebra superior di balik/eversi dan diperiksa dengan menggunakan jari tangan yang

bersih, atau cotton applicator.

- Segmen Anterior 4

Dengan bantuan lampu pena (penlight) injeksi, papilla,folikel dan skeret konjungtiva

diperiksa dengan seksama.Pemeriksaan kornea meliputi kekeruhan , ulcerasi, dan

vasukularisasi.Fotofobia dapat di temukan pada penyakit kornea *keratitis, iritis, dan

lain nya. Sekret dan, kotoran yang ada pada mata harus di lihat baik-baik warna,

serous/purulen, banyak atau sedikit.

- Segmen Posterior

Pada neonatus dan bayi fundus terlihat kurang bewarna (pigmentasi pirang/pucat ).

Reflex cahaya fovea mungkin tidak ada atau ada tapi kualitas kurang baik dan

biasanya diskus optic tampak sedikit lebih pucat daripada anak yang berusia lebih

tua.Gambaran ini khusunya untuk fundus bayi premature.

- Pemeriiksaan penunujang

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 7

Page 8: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Gbr.2.3 Pewarnaan gram N.gonorrhoae

Diagnosis dapat di tegakan dengan membuat sediaan hapus secret konjungtiva yang

di warnai dengan biru metilen bila di temukan diplokokus intaseluler dalam sel

leukosit) maka pasien konjungtivitis GO.hal ini membedakannya dengan

konjungtivitis oleh Chlamydia dan kuman lain.n Kalau sediaan hapus tidak

menampakan adanya diplococus harus dilakukan biakan bakteriologik Neisseria dan

ini dapat membedakan Neisseria lainnya karena ia memberikan peragian glukosa

positif sedangkan sukrosa dan maltose negative.5 Selama 48 jam pada media yang

diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified Thayer-Martin), koloni gonococci

berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm.

Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik. Untuk

menentukan spesies dilakukan uji fermentasi gula, dimana pada Neisseria

Gonorrhoeae didapatkan : glukosa (+), maltosa (-), sucrose (-). Pada Neisseria

Meningococcus peragian gula maltosa (+).5,6

Tabel 2.2 Hasil uji mikrobiologi sekret penderita

Pewarnaan Giemsa Isolasi kuman, dilihat secara mikroskopik berbentuk

diplokokkus gramn (-) seperti ginjal. Ditemukan intraseluler

yang berasal dari spesimen penderita infeksi akut.

Kultur agar coklat

selektif

Inkubasi pada 35 – 37oC dengan suasana CO2 5 – 10%.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 8

Page 9: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

(Thayer – Martin) Sifatnya mikroaerofilik (aerob)

Perbenihan CTA

(Cystein Trypticase

Agar)

N. gonorrhoeare hanya meragi glukosa.

N. meningitidis meragi glukoasa dan maltosa

2.3 Diagnosis

Working Diagnosis

Gbr.2.3.1 konjuntivits Gonore

Berdasarkan hasil ananmesis , pemeriksaan , dan data pada kasus scenario makan

diagnosa pada pasien bayi dengan umur 5 hari dengan keluhan banyak kotoran mata yang

kentall dan putih kekuningan dari kedua mata disertai bengak sehingga mata tidak dapat

membuka dengan sempurna dapat di diagnosa pasien menderita konjungtivitis et causa

infeksi Gonorea.

Konjungtivitis Gonorea adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan secret

purulen yang di sebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae.Penyakit ini timbul pada

bayi karena mata bayi terkontaminasi dengan kuman N.gonorrhoeae yang ada pada jalan

lahir( servitisi gonorrhoeae) atau pada ibu yang menderita uretritis gonorre.Penyakit ini

sering di sebut dan di golongkan dalam Oftalmia neonatorum.5

Manisfestasi klinik : 5,6,8

Inkubasi antara 12 jam – 5 hari

Memberi secret purulen kuning kental dan banyak,kadang bila sangat dini secret

awalnya serous yang kemudian menjadi kental dan purulen

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 9

Page 10: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Di sertai perdarahan konjungtiva dan konjungtiva kemotik

Kelopak mata bengkak bilateral

Konjungtiva merah dan membengkak

Terdapat pseudomembran pada yang merupakan kondensasi fibrin pada

permukaan konjungtiva.

Injeksi konjungtiva mencolok

Nodus periaurikuler +

Tidak terdapat folikel & papil +/-

Rasa gatal minim. Dan sekresi air mata sedang

Diferential diagnosis

1. Konjungtivitis Bakterialis lain 2,4

Suatu konjungtivitis oleh karna bakteri dapat saja selain Gonokokus dapat disebakan

oleh stapylococus, Streptococus , Haemophilus, Pseudomonas dan lain nya.Secara

umum akan memberi gejala secret mukopurulent, kemosis konjungtiva, edema

kelopak mata, mata merah, kadang disertai blefaritis dan keratitis, juga terdapat papil

pada konjungtiva.konjungtvititas bakteri di bagi menjadi hiperakut (N.gonore),

konjungtivitas mukopurulen/kataral (Streptococus,staphylococcus) da konjungtivitis

sub akut ( H.influemsa)

Etiologi

- Staphylococcus Aureus

Infeksi ini biasa nya di dapat karena infeksi nosokomial di rumah sakit.gejal timbul

sesudah bayi berumur beberapa hari , berapa konjungtiva hyperemia, kemosis, mata

mengeluarkan mucus yang berlebih.Bakteri ini pada umumnya menyebabkan

konjungtivitis pada semua umur.Bakteri ini merupakan kokus gram positif yang

menyebabkan konjungtivitis akut, kronik,maupun pseudomembran.

- Streptococcus pneumonia

Pneumokokus merupakan penyebab yang sering pada konjungtivitis akut dan

mukopurulen.Bakteri ini sering kali di temukan di saluran nafas pada anak dan anak

muda yang sehat.Pneumokokus adalah kuman gram negative berbentuk lanset atau

peluru, diplokokous yang tersusun dengan kedua ujung yang rata saling

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 10

Page 11: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

berhadapan.Kuman ini mempunyai kapsul yang berisi polisakarida yang dapat dilihat

pada pengecatan dengan tinta india.,Organisme ini menyebabkan konjungtivitis dan

sering di sertai perdarahan.Selain itu di temukan dacryosistits,keratitis ulseratif.

Sedangkan pada sterptococus pyogenes dan S.viridans jarang menyebakan

koonjungtivits bakterialis.konjugtivitis streptococcus mempunyai karakterisik

kemosis dan injeksi koncungtiva, eksudat purulen, serta dapat ditemukan

pseudomembran atau membrane.

- Haemophilus influenza

Bakteri ini sering menyebabkan konjungtivits pada anak.Kuman ini dapat

menyebabkan konjungtivitis akut, purulen, atau mukopurulen yang sering tejadi pada

musim dingin.Kuman terlihat pleumorfik batang gram negative.Dapat pula terliaht

cocobasil.

Gejala klinik konjungtivitis bakterialis 6,9

Konjunngtivitis bakteri dapat di tandai dengan awitan yang mendadak atau tertunda ,

durasi yang bervariasi ,adanya injeksi konjungtiva dan kemosis, pengeluaran pus, dan

tidak adanya limpadenopati aurikuler (kec. Konjungtivitis gonore ). Diakatakan akut

jika kurang dari 4 minggu dan kronik jika berlangsung lebih lama. Lesi bisa unilateral

dan bilateral. Bakteri yang mengakibatkan konjingtiva biasanya tidak menular.Jenis

konjungtivits bakteri lain selain N.gonorre biasanya onset terjadi setelah 3 hari atau

lebih setelah lahir dan dapat bervariasi Karena berasal dari infeksi postnatal yang

dalam perawatan

Pemeriksaan

Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram atau Giemsa

untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas.Diagnosa berdasarkan hasil

pemeriksaan sesuai jenis kuman yang di temukan.selain terlihat gambaran

kuman,terdapat banyak neutrofil PMN.Study sensivitas antibiotic juga diperlukan.

Penatalaksanaan konjungtivitis bakterialis

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 11

Page 12: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, terapi empiris harus segera dapat

diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, polimiksin, dan

sebagainya, selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak memberikan hasil, dihentikan dan

menunggu hasil pemeriksaan.Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung,

diberikan tetes mata antibiotik spektrum luas tiap jam disertai salep mata untuk tidur

atau salep mata 4-5 kali sehari.Pada infeksi Staphylococus terapi topical Basitracin

(5000U) dalam sediaan tetes/salep, salep ertotromisin, dan vankomisin 50 mg/ml

tetes, terapi sitemik duaa, gunakan Penisilin resisten penisilinase, sefalosprin.

Sedangkan pada Streptococus, terapi menggunakan basitrasin atau eritromisin topical,

pada haemiphilus terapi kloramphenicol topicak , gentamisin topical, jika diperlukan

terapi sistemik gunakan sefalosporin generasi 2 dan3.

Komplikasi

Blefaritis dapat menyertai konjungtvitis staphylococcus, pada kasus tertentu dapat

menjadi ulserasi kornea dan perforasi.

Prognosis

Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti

Haemophilus Influenzae, adalah penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh

sendiri dalam waktu 2 rninggu. Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1-3

hari.

Pencegahan

Untuk mencegah oftalmia neonatorum dapat dilakukan pembersihan mata bayi dengan

larutan dan diberikan salep kloramfenikol.

2. Konjungtivitis klamidia/inklusi

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 12

Page 13: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Gbr. 2.3.2 komjungtivits klamidia(folikuler)

Konjungtivitis klamidia dikenal dengan inkulsi blenorea yang merupakan penyebab

infeksius yang paling sering menyebabkan neonatorum oftalmia.Masa inkubasi

bervariasi 5- 15 hari, Meskipun perak nitral telah di anggap melawn klamidia , tetapi

telah di temukan bahwa konjungtivits klamidia pada bayi baru lahir lebih sering

setelah profilaksis dengan eritromisin.

Etiologi konjungtivitis/inklusi 2

Berbagai serotype Chlamydia trachomatis yang merupakan organisme intraseluler

obligat.Clamydia trachomatis mempunyai serotype D sampai K biasa dihubungkan

dengan dengan infeksi genital dan konjungtivits inklusi.

Gejala klinik Konjungtiva inklusi

Secara klinik dapat menyebabkan konjungtivitis mukopurulen atau purulen kadang

membentuk pseudomembran di salah satu mata, mata merah,pseudoptosi, dan

belekan pagi haari.Neonatus menunjukan konj. Papilar dan eksudat dalam jumlah

sedang..Bila infeksi mata memetap 6-8 minggu dapat terjadi konjungtivitis

folikular(pada dewasa, bayi tidak memiliki jaringan adenoid di stroma

konjungtiva).Bayi premature umumnya lebh rentan.Konjungtivits anak hampir sama

dengan bayi yang baru dilahirkan kecuali terdapat hipertrofi folikular di kelopak mata

bagian bawah yang merupakan tanda utama dan inklusi sel epitelm jarang pada

kerokan konjungtiva.Limpadenopati preaurikuler, secret mukopurulen, dan

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 13

Page 14: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

keterlibatan kornea pada keratitis epitel superficial dan infiltrat subepitel dapat

terjadi.

Pemeriksaan

Pengecatan Giemsa pada keroka konjungtiva memperlihatkan leukosit

Polimorfonuklear dan granula basofilik, inklusi intrasitoplasma di sel epitel(badan

inklusi).Tes antibody imunofloresen langsung cepat juga di gunakan untuk study

sitologi komplemen.Penentuan serologic berguna untukm mendiagnosis mata.tetapi

ukuran kadar igM bergnuna untuk pneumositis klamidia mata pada bayi.

Prognosis

Konjungtivitis klamidia dikenal dengan inkulsi blenorea yang merupakan penyebab

infeksius yang paling sering menyebabkan neonatorum oftalmia jika tidak segera di

tangani.

Penatalaksaan

Bayi yang baru lahir dengan konjungtivitis inklusi harus di terapi dengan antibiotic

topical dan sistemik.eritromisin oral perlu karna infeksi ini melibatkan saluran nafas.

atau IV 50mg/kgbb/hr selama 14 hari, tetrasiklin topical/ ertitromisin 0,5 %salep mata

4 kali sehari selama 2 minggu.

3. Konjungtivitis virus

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 14

Page 15: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Gbr. 2.3.3 konjungtivitis virus

Konjungtivitis virus di tandai dengan awitan akut.Beberapa lesi ini menular dengan

hebat, Penularan bisa melalui udara, bertanggung jawab untuk beberapa tahapan dari

konjungtivitis virus.Virus juga mempengaruhi sistemik sepeerti timbulnya demam

dan faringitis.Kontak dengan anggota keluarga , orang terdekat dengan seperti

pengasuh , penitipan anak.3

Etiologi

Organisme tersering menyebabkan konjungtivitis adalah adenovirus tipe 3 dan

kadang tipe 4 dan 7sedangkan coxsakie dan pikornavirus.Konjutivitis dapat berasal

dari tahapan infeksi varisela, gondongan dan rubella herpes dan lain nya.

Sedangkan pada konjungtivitis virus pada bayi juga dapat disebakan akibat infeksi

virus herpes tipe II

Manifestasi Klinis 2,7

Di bedakan dari konjungtivits bakteri berdasarkan secret nya yang berair dan purulen

terbatas,hanya sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal, injeksi, nodul

preaurikular bias nyeri atau tidak, serta kadang disertai sakit tenggorokan dan

demam.

Konjungtivitis herpes simpleks sering terjadi pada anak kecil, memberikan gejala

injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia ringan. Terjadi pada

infeksi primer herpes simpleks atau episode rekuren herpes okuler.Sedangkan pada

infeksi Herpes simplex tipe 2 bisa bilateral dan unilateral tanpa folikel tampak vesikel

di kelopak mata.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 15

Page 16: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Pemeriksaan

Diagnosis dikonfirmasi dengan pemeriksaan efek sitopatik pada inokulasi biakan sel

yang di ambil dari permukaan konjungtiva, virus dapat dibiakan dan diidentifikasi

oleh uji netralisasi..Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan

tidak ada bakteri yang tumbuh disitu.jika virus nya herpes simpleks maka hasil

kerokan akan memperlihatkan sel raksasa dengna inklusi intrasitoplasmik.

Pemeriksaan serologic akan menunjukan kenaikan titer antibody penetral virus.

Komplikasi

Keratitis. Virus hipertik dapat menyebabkan parut pada kelopak, neuralgia, katarak,

glaucoma, kelumpuhan saraf III, IV, VI, atrofi saraf optic dan kebutaan.

Penatalaksanan & Pencegahan

Jika penyebab nya olehkkarna adenovirus maka terapi konjungtiva tidak di perlukan

sembuh sendiri dalam 10 hari.kecuali terdapat infeksi sekunder ,pasien harus

memperhatikan hygiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi.Sedangkan jika

terinfeksi Herpes maka di berikan salep vidaribine 3 % 5 kali sehari selama 10 hari

atau salpe idiioxuridine atau tetesan triflourothymidine 1% tiap 2 jam 7 kali sehari

selama 10 hari.

4. Konjungtivitis alergi

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 16

Page 17: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Gbr. 2.3.4 konjungtivitis alergi

Konjungtivitis alergi adalah radang konjungtiva akibat reaksi terhadap non infeksi,

dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa

hari kontak seperti pada reaksi terhadap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi

antibody humoral terhadap allergen. Biasanya dengan riwayat atopi.9

Etiologi

Rekasi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi antibody humoral terhadap

allergen. Konjungtivitis alergi di bagi menjadi akut dan kronik , akut merupakan

suatu bentuk reaksi akut yang diperantarai oleh igE terhadap allergen yang tersebar di

udara seperti serbuk sari, rumput, bulu hewan, dan lainnya./konjungtiviits Hay fever.

Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari syndron Steven Johnson, suatu

penyakit eritema multiforme berat akibat reaksi alergi pada orang dengan prediposisi

alergi obat-obatan. Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi

reaksi alergi.Pengunaan lensa kontak dapat mengalami reaksi alergi terhadap lensa

atau bahan pembersih lensa yang menyebabkan konjungtivitis papilar raksasasa

dengan secret mukoid.2,9

Manifestasi Klinis

Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal, dan silau. Sering berulang dan

menahun, bersamaan dengan rinitis alergi. Biasanya terdapat riwayat atopi sendiri

atau dalam keluarga. Pada pemeriksaan ditemukan injeksi ringan pada konjungtiva

palbebra dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal yang dapat

menimbulkan komplikasi pada konjungtiva. Pada keadaan akut dapat terjadi kemosis

berat.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 17

Page 18: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

Pada pemeriksaan lab terdapat sel eusinofil , sel plasma , limfosit dan basofil.2

Penatalaksanaan

Biasanya penyakit akn sembuh sendiri. Pengobatan ditujukan untuk menghindarkan

penyebab dan menghilangkan gejala. Terapi yang dapat diberikan misalnya

vasokonstriktor local pada keadaan akut (epinefrin 1:1.000), astringen, steroid topical

dosis rendah dan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya. Untuk pencegahan

diberikan Natrium kromoglikat 2% topical 4kali sehari untuk mencegah degranulasi

sel mast. Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik.

Penggunaan steroid sistemik berkepanjangan hrus dihindari karena bias terjadi infeksi

virus, katarak, hingga ulkus kornea oportunistik. Antihistamin sistemik hanya sedikit

bemanfaat.

5. Konjungtivitis Kimiawi 2,5,7

Sensitvitas terhadap obat dapat menimbulkan reaski di konjungtiva, selain itu saat

obat mengenai kelopak mata pada setiap instilasi kulit menunjukan dermatitis kontak

dengan hyperemia berat..konjungtivitis ringan dari perak nitrat terjadi di mana pada

bayi lahir larutan perak nitraat 1 % di berikan kepada bayi baru lahir dengan

profilaksis pada penyakit tertentu.Biasanya konjungtivits kimiawi terjadi setelah 24

jam proses kelahiran.Kegawatdaruratan yang disebakan oleh clamydia telah resisten

dengan perak nitrat dan biasanya neonatorum ophtalmia dapat di sebabkan oleh obat

profilaksis lain nya.selain itu Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis non-

spesifik infiltrate, yang diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat

pemberian lama dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang

disiapkan dalam bahanpengawet atau vehikel toksik atau yang menimbulakan iritasi.

Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epitel berkeratin, beberapa neutrofil

polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk aneh. ada kejadian manapun, gejala

utama luka bahan kimia adalah sakit, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan

blefarospasme. Riwayat kejadian pemicu biasanya dapat diungkapkan.Pengobatan

terdiri atas menghentikan agen penyebab dan memakai tetesan yang lembut atau

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 18

Page 19: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

lunak, atau sama sekali tanpa tetesan. Sering reaksi konjungtiva menetap sampai

berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya setelah penyebabnya

dihilangkan.Obat alternative yang biasanya digunakan adalah salep ertromisin 0,5 %

dan tetrasiklin 1% yang dapat berupa salep atau suspense yang diberikan sebagai

aplikasi topical pada masa pascapartum.sering kali reaksi konju

Gtiva ini menetap sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah penyebab

nya dihilangkan.

Tebel 2.3.1 Diagnosa banding konjungtivitis gambaran klnik 8

Tanda /

gejala

virus Bakteri Fungus dan

parasit

alergi

Kotoran Sedikit Mengucur Sedikit Sedikit Sedikit

Air mata Mengucur Sedang Sedang Sedikit Sedang

Gatal Sedikit Sedikit - - Hebat

Injeksi Umum Umum Lokal Lokal Umum

Nodul

preaurikular

Lazim Jarang Lazim Lazim -

Pewarnaan

eksudat

,

Monosit,

limfosit

Bakteri,

PMN

Bakteri PMN Biasanya

negative

Eosinofil

Sakit

tenggorok

dan panas

yg

menyertai

Sewaktu-

waktu

jarang - - -

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 19

Page 20: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

6. Blefaritis

Gbr.2.3.5 Blefaritis

Radang yang sering terjadi pada kelopak mata dan tepi kelopak.Radang ini

melibatkan folikel dan kelenjar rambut.Blefaritis dapat di sebabkan oleh karena alergi

yang berjalan kronis.Kadang di kaitkan dengan stafilokokus kronik.Kondisi

menyebabkan debris skuamosa, inflamasi tepi kelopak, kulit dan folikel bulu mata.

Gejala klinik Blefaritis 2,8

Gejala umum blefaritis adalah kelopak mata bengkak , mata merah,sakit, eksudat

lengket dan epifora, mata lelah,gatal dan nyeri memburuk ketika bangun pagi hari,

serta kadang terdapat krusta pada tepi kelopak mata.mata yang terkena betepi merah

dan banyak sisik atau granulasi.Mungkin terdapat debris dalam bentuk roset di sekitar

bulu mata oleh karna ulcerasi tanda dari infeksi staphylococcus, jumlah bulu mata

berkurang, obstruksi duktus meibomm, injeksi pada tepi kelopak, abnormalitas film

air mata.

Etiologi

Blefaritis bakterialis di sebabkan oleh karena infeksi dari Staphylococcus,

Streptococus,pneumococus dan lain nya.Blefaritis alergi dapat di sebabkan akibat

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 20

Page 21: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

debu, asap, bahan kimia iritatif .blefaritis posterior di sebabkan karna radang pada

kelenjar meibom.

Penatalaksanaan

Terapi seringkali sulit dan harus diberikan dalam jangka panjang.Untuk blefaritis

anterior , pemberisihan kelopak mata dengan cotton bud yang di basahi dengan

larutan bikarbonat atau shampoo bayi yang di enccerkan membantu menghilangkan

debris skuamosa dari mata.Dengan cara yang serupa sekresi kelenjar meibom

abnormal dapat dikeluarkan dengan masase kelopak etelah diberikan cairan

hangat.Penyakit kelopak mata akibat staphylococcus mungkin membutuhkan terapi

dengan antibiotic topical (gel asam Fusidat) dan kadang dengan antibiotic sitemik,

dimana fungsi kelenjar meibom dapat di perbaiki dengan tetrasiklin oral.

2.4 Etiologi Konjungtivitits Gonore 2,4

Konjungtivitis gonore pada bayi di sebabkan karena adanya infeksi lewat jalan

lahir oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. gambaran organisme adalah bakteri gram negatif,

diplokokus non motil. Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi

yang cekung akan berdekatan, oksidasa (+), tidak bergerak. Gambaran ini mengarah pada ciri

dari Neisseria. Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok

Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk

biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat

negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat

mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat

desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau

lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 21

Page 22: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

2.5 Epidemiologi 10

Insiden konjungtivitis menular neonatal berkisar 1-2%, tergantung pada karakter sosial

ekonomi daerah. The epidemiology of neonatal conjunctivitis has changed since silver nitrate

solution was introduced to prevent gonococcal ophthalmia. Epidemiologi konjungtivitis neonatal

telah berubah sejak larutan perak nitrat diperkenalkan untuk mencegah ophthalmia gonokokal.

has been reported as the most common infectious agent that causes ophthalmia neonatorum in

the United States (incidence is 6.2 per 1000 live births). Klamidia telah dilaporkan sebagai agen

infeksi paling umum yang menyebabkan neonatorum ophthalmia di Amerika Serikat (insiden

adalah 6,2 per 1.000 kelahiran hidup).

In contrast, the incidence of gonococcal ophthalmia neonatorum has been reduced

dramatically, from 100 per 1000 live births to 3 per 1000 live births.Sebaliknya, insiden

neonatorum ophthalmia gonore telah berkurang secara dramatis, dari 100 per 1000 kelahiran

hidup menjadi 3 per 1000 kelahiran hidup. InternationalAs in the United States, incidence of

ophthalmia neonatorum in many other countries also decreased after silver nitrate solution was

used.Seperti di Amerika Serikat, kejadian neonatorum ophthalmia di banyak negara lain juga

menurun setelah larutan perak nitrat digunakan. In Europe, incidence fell from 10% of births to

less than 1%.Di Eropa, insiden jatuh dari 10% kelahiran menjadi kurang dari 1%.The incidence

was less than 7 per 1000 live births in 1943 in England.kejadian itu kurang dari 7 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 1943 di Inggris.

A higher incidence of ophthalmia neonatorum exists in developing countries.Sebuah

insiden yang lebih tinggi neonatorum ophthalmia ada di negara-negara berkembang. In a Nairobi

hospital, the incidences of gonococcal and chlamydial conjunctivitis were 40 per 1000 and 80

per 1000 (per live newborn), respectively. Dalam sebuah rumah sakit Nairobi, maka insiden

konjungtivitis gonore dan klamidia adalah 40 per 1000 dan 80 per 1000 (per hidup bayi yang

baru lahir), masing-masing. More than 50% of newborns in Nairobi had concurrent gonococcal

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 22

Page 23: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

conjunctivitis. Lebih dari 50% dari bayi yang baru lahir di Nairobi telah konjungtivitis

gonokokal bersamaan. Prophylaxis was not administered at birth in this area. Profilaksis tidak

diberikan pada saat lahir di daerah ini. The prevalence of gonorrhea also was high among

antenatal attenders in African countries, ranging from 4-15%. Prevalensi gonore juga tinggi di

antara pengunjung institusi antenatal di negara-negara Afrika, mulai 4-15%. Mortality is due to

systemic involvement.Kematian adalah karena keterlibatan sistemik. No published information is

available on mortality. Tidak ada informasi yang diterbitkan tersedia di kematian. Antibiotics

have significantly altered the prognosis of neonatal conjunctivitis, especially with Neisseria

gonorrhoeae infection.Antibiotik telah secara signifikan mengubah prognosis konjungtivitis

neonatal, terutama dengan infeksi Neisseria gonorrhoeae. For example, one study showed that

from 1906-1911, 24% of children who were admitted to American schools for the blind had a

visual disability that resulted from ophthalmia neonatorum. Sebagai contoh, satu studi

menunjukkan bahwa dari 1906-1911, 24% anak yang dirawat di sekolah-sekolah Amerika untuk

orang buta memiliki cacat visual yang dihasilkan dari neonatorum ophthalmia. In contrast, only

0.3% of these children were blind secondary to gonococcal conjunctivitis from 1958-1959.

Sebaliknya, hanya 0,3% dari anak-anak ini buta sekunder untuk konjungtivitis gonokokal.

2.6 Patosiologi 2,4,8

Mata memiliki serangkaian mekanisme pertahanan untuk mencegah invasi

bakteri, termasuk faktor bakteriostatik dalam air mata (enzim dan antibodi IgG dan IgA),

kekuatan kedipan palpebra yg menghanyutkan air mata ke duktus lakrimalis, mukus yang

menangkap debris, sistem kekebalan tubuh yang utuh, dan populasi koloni normal bakteri

non-patogenik yang kompetitif mencegah invasi oleh organisme patogen.Pada waktu

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 23

Page 24: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

proses persalinan maka daerah persalinan pada ibu yang terkena infeksi akan mengenai

mata bayi, kuman akan masuk melewati film air mata sebagai mekanisme pertahanan,

Ketika mekanisme pertahanan ini runtuh, Serangan bakteri akan mengenai

konjungtiva,inilah yang di kenal dengan konjungtivitis neonatorum.

Bersama dengan sekresi eksotoksinnya, merupakan antigen asing yang menginduksi reaksi

antigen-antibodi. Dimulai dengan disrupsi lapisan epitel konjungtiva, bakteri oleh sistem

imun hematologik difagositosis oleh neutrofil (mediator inflamasi) menimbulkan rasa

gatal, Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel

– sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat

konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra.

Perubahan permeabilitas vaskular yang menyebabkan konjungtiva hiperemis , terjadi

pelebaran vaskular yang disebut injeksi konjungtiva. Sedangkan immunoglobulin yang

terdapat pada air mata bekerja menyebabkan lakrimasi sehingga mata menjadi berair.

Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis

limfoid stroma ( pembentukan folikel) .Lewat proses ini lah maka di dapatkan gejala klinik

pada konjungtivitis Gonore seperti mata bengkak, merah, ada secret yang kental dan

banyak,dilatasi pembuluh darah/injeksi konjungtiva dan lain nya.

Penyakit konjungtivitis ini pada orang dewasa, terdapat 3 stadium perjalanan

yaitu :8

1. Stadium I : infiltratif

Berlangsung 3 – 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang,

blefarospasme, disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi

konjungtiva yang lembab, kemotik dan menebal, sekret serous, kadang-kadang

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 24

Page 25: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

berdarah. Kelenjar preauikuler membesar, mungkin disertai demam. Pada orang

dewasa selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran

hipertrofi papilar yang besar. Gambaran ini adalah gambaran spesifik gonore

dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata terlebih dahulu dan

biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata kanannya.

2. Stadium II : supuratif

Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih

bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme.

Sekret yang kental campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya

mengenai kedua mata dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang

merupakan kondensasi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra

dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak (memancar

muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai

sekret mengenai mata pemeriksa.

3. Stadium III : konvalesen

Berlangsung 2 – 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra sedikit

bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Pada konjungtiva bulbi

injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang.

2.7 KOMPLIKASI 2

Komplikasi yang didapat adalah tukak kornea marginal terutama di bagian atas (yang

sering berbentuk cincin), dimulai dengan infiltrat, kemudian pecah menjadi ulkus. Tukak ini

mudah perforasi akibat adanya daya lisis kuman gonokok (enzim proteolitik). Tukak kornea

marginal dapat terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan

pembentukan sekret yang banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 25

Page 26: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis, tanpa

didahului kerusakan epitel kornea. Ulkus dapat cepat menimbulkan perforasi, edofthalmitis,

panofthalmitis dan dapat berakhir dengan kebutaan.

2.8 PENATALAKSANAAN 2,4,8

Karena infeksi ini menular, semua bayi yang terinfeksi kuman ini harus segera

dirujuk ke RS dan di isolasi paling sedikit 24 jam yang di sertai dengan

pengobatan pertama.

Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram positif diplococcus batang

intraseluler dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore.Jika hasil lab bukan GO

terapi antibiotic topical spectrum luas

Irigasi mata dengan larutan salin mata harus terus dilakukan sampai eksudat

hilang.

American academy of pediatric merekomendasikan dengan Seftriakson (25-50

mg/kg/hari) dan tidak boleh melebihi 125 mg, IV atau IM diberikan sekali atau

sefotaksim (50-100mg/kgbb/hari) iv atau im dibagi dalam dua dosis untuk 7 hari

2.9 PROGNOSIS

Konjungtivitis bacterial akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat

berlangsung selama 10-14 haari ; jika diobati dengan memadai, 1-3 hari kecuali konjungtivitis

stafilocokus yang dapat berlanjur menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap menahun)

dan konjungtivitis gonokokus bila tidak diobati prognosis akan menjadi buruk dimana akan

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 26

Page 27: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis) yang akan berakhir dengan kebutaan.

Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan

meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septicemia dan meningitis.

2. 10 PREVENTIF 2, 10

1. Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.

2. Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir (harus

diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).

3. Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan pemberian

kloramfenikol salep mata.

4. Operasi cesar direkomendasikan bila si ibu mempunyai lesi aktif saat melahirkan.

5. Cegah penularan dengan menjaga higene pada bayi dan orang di sekitarnya.

Mortality/MorbidityRaceNo published information is available on racial differences.

BAB III

PENUTUP

3.1 RINGKASAN & KESIMPULAN

Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis, yang bisa diakibatkan oleh infeksi bakteri

atau virus, dapat pula terjadi akibat asap, angin dan sinar kuat, selain daripada alergi, demam dan

penyakit lain. Konjugtivitis dapat mengakibatkan mata merah, bengkak, sakit, panas, gatal, dan

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 27

Page 28: Pbl Merty Mata 23 (Repaired)

seperti kelilipan.Konjungtivitis Gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan

sekret purulen yang disebabkan oleh Kuman Neisseria Gonorrhaea. Penyakit ini timbul pada

bayi karena mata bayi terkontaminasi dengan kuman N.gonorrhoeae yang ada pada jalan

lahir( servitisi gonorrhoeae) atau pada ibu yang menderita uretritis gonorre.Penyakit ini sering di

sebut dan di golongkan dalam Oftalmia neonatorum. konjungtivitis gonokokus bila tidak diobati

prognosis akan menjadi buruk dimana akan menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis)

yang akan berakhir dengan kebutaan. Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi

meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah

septicemia dan meningitis.

Maka itu bayi dengan keluhan objektif kedua kelopak mata bengkak, merah, terdapat

secret kotoran yang kental kuning kehijaun dan tidak dapat membuka dengan sempurna

disebakan karena bayi terinfeksi Neissreia gonorrhoeae dari ibu saat melewati jalan lahir

sehingga bayi dikatakan menderita Konjungtivitis bakterialis et causa Gonore.

PBL 23 Sistem Penginderaan Page 28