pbl blok 23 ayu

27
Kelainan pada Mata ec Ulkus Kornea Ayu Sriningsih Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta Scenario Seorang pria usia 40 tahun datang dengan keluhan mata kanan kabur, merah, berair, dan sakit. Sebelum keluhan diatas pasien sedang menyabit padi di sawah.Pada pemeriksaan didapatkan mata kanan visus 3/60, konjungtiva hiperemis, kornea defek + luas.Mata kiri normal. Anamnesis 1 Keluhan Utama Pada kasus didapatkan keluhan utamanya yaitu mata kanan kabur, merah, berair, dan sakit. Riwayat penyakit sekarang Sejak kapan? Apakah keluhan pada salah satu atau keduanya? Bagaimana onsetnya? Mendadak atau berangsur-angsur? Apa keluhan lain ? Seperti merah, berair, sakit mata, fotofobia, secret, merasa kelilipan, penglihatan menurun? Adakah gejala lain akibat kemasukan benda asing dan pemakaian kontak lensa?

Upload: rudy-hermawan

Post on 31-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Blok 23 Ayu

Kelainan pada Mata ec Ulkus Kornea

Ayu Sriningsih

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta

Scenario

Seorang pria usia 40 tahun datang dengan keluhan mata kanan kabur, merah, berair, dan

sakit. Sebelum keluhan diatas pasien sedang menyabit padi di sawah.Pada pemeriksaan

didapatkan mata kanan visus 3/60, konjungtiva hiperemis, kornea defek + luas.Mata kiri

normal.

Anamnesis1

Keluhan Utama

Pada kasus didapatkan keluhan utamanya yaitu mata kanan kabur, merah, berair, dan sakit.

Riwayat penyakit sekarang

Sejak kapan?

Apakah keluhan pada salah satu atau keduanya?

Bagaimana onsetnya? Mendadak atau berangsur-angsur?

Apa keluhan lain ? Seperti merah, berair, sakit mata, fotofobia, secret, merasa kelilipan,

penglihatan menurun?

Adakah gejala lain akibat kemasukan benda asing dan pemakaian kontak lensa?

Riwayat penyakit dahulu

Adakah riwayat penyakit atau keluhan mata sebelumnya?

Adakah riwayat trauma mata?

Adakah riwayat hipertensi?

Adakah riwayat diabetes mellitus?

Adakah riwayat pemakaian obat yang mungkin menyebabkan gejala gangguan

penglihatan atau pemakaian obat untuk mengobati penyakit mata dulu maupun sekarang?

Riwayat keluarga dan sosial

Apakah di keluarga ada riwayat penyakit mata turunan?

Page 2: Pbl Blok 23 Ayu

Adakah riwayat gejala gangguan mata dalam keluarga (misalnya penularan konjungtivits

infektif)?1

Gejala umum mata

Hilangnya penglihatan Mendadak/ perlahan-lahan

Nyeri/ tidak nyeri

Transien/ permanen

Kedua mata/ satu mata/ sebagian dari lapang pandang

Mata merah Berair/ lengket

Nyeri

disertai hilangnya penglihatan

Durasi

Tabel1. Gejala umum mata 2

Pemeriksaan Fisik

Tanda Tanda Vital

Terutama tekanan darah untuk megetahui apakah pasien hipertensi atau tidak.

Pemeriksaan mata dasar

Pemeriksaan mata dasar tersebut ialah:

1. Segmen anterior :2

Cara pemeriksaan : arahkan lampu senter dari arah pinggir temporal ke arah kornea,

gerakkan ke arah anterior dan nasal. Penilaian :

palpebra superior / inferior : apakah terdapat vesikel / krusta, hiperemi,

hematom, posisi normal atau ptosis, lagoftalmus

konjungtiva bulbi : apakah terdapat injeksi konjungtiva/injeksi siliar,

pterigium, skleritis/episkleritis, apakah tampak perdarahan subkonjungtiva,

flikten, sekret?

konjungtiva tarsalis inferior : apakah terdapat papil, vesikel, sekret, sikatriks?

Page 3: Pbl Blok 23 Ayu

Konjungtiva tarsalis superior (palpebra superior di balik) : apakah terdapat

papil, vesikel, sekret, sikatriks?

Kornea : apakah jernih, terdapat infiltrat, sikatrik (makula, nebula, lekoma),

ulkus, perforasi/perlukaan, neovaskular?

C O A , sinari mata dari bagian lateral 45 derajat : apakah dalam, atau

dangkal, hifema, hipopion?

Pupil : besar pupil apakah kecil atau lebar (diameter normal : 2 - 4 mm),

bentuknya bulat atau ireguler/sinekia posterior, apakah terdapat koloboma

(gangguan pembentukan iris yang tidak penuh 360°), cek juga refleks pupil

langsung dan tak langsung.

Iris : sinekia, iris bombe?

Lensa : apakah jernih, katarak?

Seringkali iris, pupil, dan lensa sulit oleh karena adanya kekeruhan pada kornea.

Hiperemis didapatkan oleh karena adanya injeksi konjungtiva ataupun

perikornea.3

2. Ketajaman visus /VA

Pada pemeriksaan visus atau VA kita menilai ketajaman penglihatan, manusia

normal memiliki ketajaman penglihatan 1,0, atau 20/20, atau 6/6 yang berarti pasien

dapat melihat dalam jarak 6 meter (numerator) dan secara normal seseorang dapat

melihat dalam jarak 6 meter (denominator). Pemeriksaan visus dilakukan pertama kali

sebelum pemeriksaan lain kecuali pada suatu trauma yang emergensi misalnya trauma

kimia. Pemeriksaan dengan memakai Snellen chart (umumnya, dan pada orang

normal yang tidak buta huruf).Pemeriksaan dilakukan dalam jarak 6 meter, pasien

duduk tenang dan mencoba melihat dan membaca huruf yang kita tunjuk.Perlu diingat

bahwa pemeriksaan dilakukan kepada 1 mata secara bergantian, dan dimulai dengan

mata kanan.Baris terakhir yang bisa dibaca itulah visus pasien. Jika pasien tidak dapat

melihat huruf terbesar artinya visus kurang dari 6/60 atau 20/200 maka kita memakai

cara finger counting.4

Tes finger counting dilakukan pertama dalam jarak 1 meter, dilakukan

maksimal sampai 5 meter. Misalnya pasien dapat menghitung jari dalam sampai

jarak 3 meter maka laporannya ialah visus 3/60. Jika pasien tidak dapat menghitung

jari, maka kita melakukan tes hand movement.Uji ini dilakukan hanya 1 kali pada

jarak 1 meter.Jika pasien mampu melihat gerakan (lambaian) tangan maka

Page 4: Pbl Blok 23 Ayu

laporannya visus 1/300. Jika visus sudah sangat buruk sehingga tes hand

movementpun gagal, maka kita lakukan uji persepsi cahaya. Uji ini sebaiknya

dilakukan di dalam dark room. Pada uji light perception ini dapat dilihat dari arah

mana proyeksi cahayanya. Jika pasien tidak dapat membedakan lagi maka artinya no

light perception atau visus 0.Suatu penurunan visus kita asumsikan menjadi kelainan

pada media refraksi, maka dapat dikoreksi dengan lensa. Kita bisa memberi lensa pin

hole agar membantu memfokuskan cahaya yang masuk tepat di macula.3 Tujuan tes

ini adalah untuk membedakan antara kelainan refraksi dan kelainan media refraksi.

Bila ada kelainan refraksi, maka dengan melakukan uji pinhole didapatkan perbaikan

pada ketajaman penglihatan.Hal ini dikarenakan fungsi dari pinhole yang dapat

memfokuskan cahaya yang masuk sehingga jatuh tepat pada makula

lutea.Didapatkan adanya penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi oleh

karena adanya defek pada kornea sehingga menghalangi reflaksi cahaya yang masuk

ke dalam media refraktan.

4. TIO palpasi

Tonometri ialah cara memeriksanya, yang paling sederhana tentunya

tonometri perpalpasi, kita bisa membandingkan TIO kiri dan kanan maupun TIO

pasien dengan kita sebagai pemeriksa (dianggap normal).5

6. Funduskopi

Pemeriksaan oftalmoskopi direk dapat digunakan untuk memeriksa segmen

anterior (termasuk lensa) maupun fundus.

Pemeriksaan Penunjang

Slit lamp

Merupakan alat untuk melihat benda menjadi lebih besar dibanding ukuran normal.

Loupe mempunyai kekuatan 4 – 6 D. Pemeriksaan akan lebih sempurna bila dilakukan di

kamar yang digelapkan.

Page 5: Pbl Blok 23 Ayu

Pada gambaran slit lamp menunjukan luas, ulcus sentral kornea yang disebabkan

fungi fusarium.  Ulkus karena jamur memberikan gambaran abu2, batas tidak jelas, dengan

lesi satelit.6

Uji flueresense

Uji flouresens merupakan uji untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea mata

Kertas flueresense yang telah terlebih dahulu dibasahi oleh garam fisiologi diletakkan di

dalam sakus konjungtiva anterior. Penderita diminta untuk menutup matanya selama 20 detik,

beberapa saat kemudian kertas ini diangkat dilakukan irigasi konjungtiva dengan garam

fisiologis. Dilihat permukaan kornea bila terlihat warna hijau dengan sinar biru berarti ada

kerusakan epitel kornea. Defek kornea akan terlihat hijau karena pada bagian itu akan bersifat

basa dan memberi warna hijau. Pada keadaan ini disebut uji flueresense positif.6

Uji festel

Disebut juga Seidel (untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea). Pada

konjungtiva inferior ditaruh kertas fluresense atau diteteskan flueresense. Kemudian dilihat

adanya cairan mata yang keluar dari fistel kornea. Bila terdapat kebocoran kornea adanya

fistel kornea akan terlihat pengaliran cairan mata yang berwarna hijau mulai dari lubang

fistel.6

Papan placido

Untuk melihat lengkungan kornea. Dipakai papan placido dengan gambaran lingkaran

konsentris putih hitam yang menghadap sumber cahaya, sedang pasien sendiri membelakangi

Page 6: Pbl Blok 23 Ayu

jendela.Melalui lubang di tengah plasidoskop dilihat gambaran bayangan plasido pada

kornea.6

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini ditujukan sebagai persiapan prabedah guna melihat adanya penyakit lain

seperti DM, kelainan jantung, hipertensi, dll. Adanya trombositopenia prabedah dapat

meningkatkan resiko pendarahan saat pembedahan sehingga harus diketahui sebelum

pembedahan.7

Pemeriksaan gram, giemsa dan KOH(untuk jamur).

Pemeriksaan kultur dengan agar darah, agar coklat dan agar sabouraud.6

Working Diagnosis

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian

jaringan kornea.Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya

kola-genase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk tukak pada

kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer.

Differnsial Diagnosis

Keratitis

Penyebab keratitis 90% disebabkan oleh bakteri, jenis bakteri sepertiStaphylococcus

aureus, Staphylococcus epidermidis, Stapylococcusaeroginosa, dan Moarxella.3

Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan korneayang terkena : yaitu

keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epiteldan bowman dan keratitis profunda

apabila mengenai lapisan stroma.

Pada anamnesis pasien, bisa didapatkan beberapa gejala klinis padapasien yang terkait

dengan perjalan penyakit keratitis pungtata superfisial. Pasien dapat mengeluhkan adanya

pengeluaran air mata berlebihan,fotofobia, penurunan visus, sensasi benda asing, iritasi

okuler dan blefarosspasma.Oleh karena korea memiliki banyak serat-serat

saraf, kebanyakanlesi kornea baik supervisial ataupun profunda, dapat menyebabkan

nyeridan fotofobia. Nyeri pada keratitis diperparah degan pergerakan daripalpebral (umunnya

palpebral superior) terhadap kornea dan biasanyamenetap hingga terjadi penyembuhan

Page 7: Pbl Blok 23 Ayu

karena kornea bersifat

sebagai jendela mata dan merefraksikan cahaya, lesi kornea sering kalimengakibatkan

penglihatan menjadi kabur, terutama ketika lesinya berada dibagian central.

Sensitifitas kornea umumnya normal atau hanya sedikit berkurang,tapi tidak pernah

menghilang sama sekali seperti pada keratitis herpessimpleks. Walaupun umumnya respons

konjungtiva tidak tampak padapasien akan tetapi reaksi minimal seperti injeksi konjungtiva

bulbar dapat dilihat pada pasien.7

Sedangkan pasien keratitis tanpa pengobatan komplikasi yangpaling ditakutkan

adalah ulkus kornea.3

Uveitis Anterior

Uveitis anterior disebut juga sebagai iridosiklitis. Dibedakan dalam bentuk

granulomatosa akut-kronis dan non-granulomatosa akut-kronis.

Penyebab uveitis anterior akut nongranulomatosa dapat oleh trauma, diare kronis,

penyakit Reiter, herpes simpleks, sindrom Bechet, sindrom Posner Schlosman, pascabedah,

infeksi adenovirus, parotitis, influenza, dan klamidia. Nongranulomatosa uveitis anterior

kronis dapat disebabkan artritis reumatoid dan Fuchs heterokromik iridosiklitis.

Granulomatosa akut terjadi akibat sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis, virus, jamur

(histoplasmosis), atau parasit (toksoplasmosis).7

Uveitis dapat terjadi mendadak atau akut berupa mata merah dan sakit, ataupun datang

perlahan dengan mata merah dan sakit ringan dengan penglihatan turun perlahan-lahan.

Iridosiklitis kronis merupakan episoda rekuren dengan gejala akut yang ringan atau sedikit.

Keluhan pasien dengan uveitis anterior akut mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun

ringan dengan mata berair, dan mata merah.Keluhan sukar melihat dekat pada pasien uveitis

akibat ikut meradangnya otot-otot akomodasi.

Pupil kecil akibat rangsangan proses peradangan pada otot sfingter pupil dan terdapatnya

edem iris. Pada proses radang akut dapat terjad miopisasi akibat rangsangan badan siliar dan

edem lensa.7

Terdapat fler atau efek tyndal di dalam bilik mata depan dan bila peradangan sangat

akut maka akan terlihat hifema atau hipopion. Pada nongranulomatosa terdapat presipitat

halus pada dataran befcaft kornea. Pada iridosiklitis granulomatosa terdapat prespitat besar

'mutton fat deposit', benjolan Koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil atau benjolan Busacca

(penimbunan sel pada permukaan iris).7

 

Page 8: Pbl Blok 23 Ayu

Endoftalmitis

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi

setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam

rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan

memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan

jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah

(endogen).7

Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada

tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat

penyebaran bekteri, jamur, ataupun parasit dari fokus infeksi di dalam tubuh.

Bakteri yang sering merupakan penyebab adalah stafilokok, strepto-kok, pneumokok,

Pseudomonas dan basil sublitis.

Jamur yang sering mengakibatkan endoftalmitis supuratif adalah ak-tinomises,

aspergilus, fitomikosis sportrikum dan kokidioides.

Endoftalmitis merupakan penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun terakhir ini

karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat

pembedahan mata intra-okular.7

Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang

sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah,

kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai dengan hipopion.

Kekeruhan ataupun abses di dalam badan kaca, keadaan ini akan memberikan refleks pupil

berwarna putih sehingga gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma.

Bila sudah terlihat hipopion keadaan sudah lanjut sehingga prognosis lebih buruk.

Karena itu diagnosis dini dan cepat harus dibuat untuk mencegah berakhirnya dengan

kebutaan pada mata.

Endoftamitis akibat kuman kurang virulen tidak terlihat seminggu atau beberapa

minggu sesudah trauma atau perbedaan. Demikian pula infeksi jamur dapat tidak terlihat

sesudah beberapa hari atau minggu.

Endoftalmitis yang disebabkan jamur masa inkubasi lambat kadang-kadang sampai 14

hari setelah infeksi dengan gejala mata merah dan sakit.

Di dalam badan kaca ditemukan masa putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses

satelit di dalam badan kaca, dengan proyeksi sinar yang baik.

Endoftalmitis diobati dengan antibiotika melalui periokular atau sub-konjungtiva.

Page 9: Pbl Blok 23 Ayu

Penyulit endoftamitis adalah bila proses peradangan mengenai ketiga iapisan mata

(retina koroid dan Sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis. Prognosis

endoftamitis dan panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan jamur atau parasit.6

Anatomi Ulkus Kornea

Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah

jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke sklera di limbus, lengkung melingkar pada

persambungan ini disebut sulkus skelaris. Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm

di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm dari anterior ke posterior,

kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda beda, yaitu lapisan epitel (yang bersambung

dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan

lapisan endotel. Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea. 1 Kornea merupakan

lensa cembung dengan kekuatan refraksi sebesar + 43dioptri. Kalau kornea oedema karena

suatu sebab, maka kornea juga bertindak sebagai prisma yang dapat menguraikan sinar

sehingga penderita akan melihat halo.

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam, yaitu:3

1) Lapisan epitel

Tebalnya 50 µm , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong kedepan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel basal

berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya

melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,

elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ectoderm permukaan.

2) Membran Bowman

Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3) Jaringan Stroma

Page 10: Pbl Blok 23 Ayu

Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang sejajar satu dengan

yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian

perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan

waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma

kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga

keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio

atau sesudah trauma.

4) Membran Descement

Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.

Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40

µm.

5) Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 m.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidosom dan zonula

okluden

Definisi Ulkus Kornea

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan

kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrate supuratif disertai defek kornea bergaung, dan

diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang

membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.

Etiologi Ulkus Kornea

Infeksi

Penyebab tukak kornea adalah bakteri, jamur, akantamuba, dan herpes simpleks.

Bakteri yang sering mengakibatkan tukak kornea adalah Streptokokkus alfa hemolitik,

Stafilokokkus aureus, Moraxella likuefasiens, Pseudomonas aeruginosa, Nocardia asteroides,

Alcaligenes sp., Streptokokkus anerobik, Streptokokkus betahemolitik, Enterobakter hafniae,

Proteus sp, Stafilokokkus epidermidis, infeksi campuran erogenes dan Stafilokokkus aureus,

Moraxella sp. dan Stafilokokkus aureu, Streptokokkus alfa hemolitik dan Stafilokokkus

aureus.3

Page 11: Pbl Blok 23 Ayu

Infeksi jamur oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies

mikosis fungoides.

Pada tukak kornea yang disebabkan jamur dan bakteri akan terdapat defek epitel yang

dikelilingi leukosit polimorfnuklear.Bila infeksi disebabkan virus, akan terlihat reaksi

hipersensitivitas disekitarnya.

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar

yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksikornea oleh acanthamoeba adalah

komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila

memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai

lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.3

Noninfeksi

Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.Bahan asam yang dapat merusak

mata terutama bahan anorganik,organik dan organik anhidrat. Bila bahan asam

mengenai mata maka akanterjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila

konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan hanya bersifat

superfisial saja.3

Trauma kimia asam adalah trauma pada kornea dan konjungtiva yang disebabkan

karena adanya kontak dengan bahan kimia asam yang dapat menyebabkan kerusakan

permukaan epitel bola mata, kornea dan segmen anterior yang cukup parah serta kerusakan

visus permanen baik unilateral maupun bilateral.3

Defisiensi vitamin A. Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi

karena kekuranganvitamin A dari makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna

danganggun pemanfaatan oleh tubuh.

Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)

SLE adalah gangguan autoimun multisystem dengan komplikasi ocular disegmen

anterior dan posterior, termasuk keratitis sicca, episkleritis, ulkus kornea, uveitis, dan

vasculitis retina.3

Rheumathoid arthritis (RA) adalah gangguan vaskulitis sistemik yang paling sering

melibatkan permukaan okular. Pasien dengan RA berat sering hadir dengan ulserasi progresif

Page 12: Pbl Blok 23 Ayu

indolen dari kornea perifer atau pericentral dengan peradangan minimal yang pada akhirnya

dapat mengakibatkan perforasi kornea.3

Klasifikasi

Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:

1. Ulkus kornea sentral

a. Ulkus kornea bakterialis

b. Ulkus kornea fungi

c. Ulkus kornea virus

d. Ulkus kornea acanthamoeba

2. Ulkus kornea perifer

a. Ulkus marginal

Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin.Bentuk simpel berbentuk

ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus,

toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok

arteritis nodosa, dan lain-lain.Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya

lateral.Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan

lain-lain.

b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)

Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah

sentral.ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai

sekarang belum diketahui.Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori

hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun.Biasanya menyerang satu

mata.Perasaan sakit sekali.Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang

meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.

c. Ulkus cincin (ring ulcer)

Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang

berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam,

kadang-kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat

menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada

hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.3

Epidemiologi

Page 13: Pbl Blok 23 Ayu

Ulkus kornea merupakan penyebab tersering kebutaan di Negara-negara berkembang

yang disebabkan karena ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea.

Berdasarkan survey ulkus kornea merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah

katarak sebagai penyebab utama kebutaan di banyak Negara berkembang di Asia, Afrika dan

Timur Tengah.Ulkus kornea juga merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia.

Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea,

yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan di India Utara ditemukan

61% laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki sehari-

hari sehingga meningkatkan resiko terjadinya trauma termasuk traumakornea.8

Patogenesis

Epitel merupakan sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea.

Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang avaskkuler dan membran bowman’s mudah

terkena infeksi oleh berbagai macam organisme, seperti bakteri, amuba dan jamur.

Perjalanan ulkus kornea dibagi 4 stadium:8

Stadium Infiltrasi Progresif

Mikroorganisme mengalami kesulitan untuk melekat pada epitel, karena epitel

mempunyai permukaan yang licin, membran yang tidak dapat ditembus mikroorganisme, dan

ditambah dengan adanya reflaks mengedip dari kelopak mata. Tetapi dengan adanya

penurunan alamiah ini maka kuman dapat melekat pada permukaan epitel dan masuk ke

dalam stroma melalui epitel yang rusak dan melakukan replikasi.

Dalam waktu 2 jam setelah kerusakan kornea timbul reaksi radang yang diawali

pelepasan faktor kemotaktif yang merangsang migrasi sel polimorphonuclear(PMN) ke

stroma kornea yang berasal dari lapisan air mata dan pembuluh darah limbus. Apabila tidak

terjadi infeksi maka sel PMN akan menghilang dalam waktu 48 jam dan epitel pulih dengan

cepat.

Ciri khas stadium ini adalah terdapatnya infiltrat dari leukosit PMN dan limfosit ke

dalam epitel dan stroma. Ciri klinis pada epitel terdapat kekeruha yang berwarna putih atau

kekuning-kuningan, edema dan akhirnya terjadi nekrosis. Keadaan tersebut tergantung pada

virulensi kuman, mekanisme pertahanan tubuh dan pengobatan antibiotika.

Mikroorganisme akan difagosit oleh sel PMN. Sel ini akan mengeluarkan enzim –

enzim yang mencerna bakteri, dan juga merusak jaringan sekitarnya.

Page 14: Pbl Blok 23 Ayu

Stadium Ulserasi Aktif

Pada epitel dan stroma terjadi nekrosis, pengelupasan, dan timbul suatu cekungan

(defek). Jaringan sekitarnya terdapat infiltrasi sel radang, dan edema. Pada pemeriksaan klinis

terdapat kornea berwarna putih keabuan dengan dasar ulkus yang nekrosis. Pada bilik mata

depan timbul reaksi radang ringan atau sampai terjai hipopion, dan blefarospasme pada

kelopak mata. Penderita mengeluh rasa nyeri, fotofobia, lakrimasi, dan penurunan tajam

penglihatan. Ulkus meluas ke lateral atau ke lapisan yang lebih dalam sehingga menimbulkan

descemetokel, atau bahkan sampai perforasi.

Stadium Regresi

Pada stadium ini terjadi regresi dari perjalanan penyakit di atas, karena adanya

mekanisme pertahanan tubuh atau pengobatan. Ciri regresi tersebut antara lain, berkurangnya

keluhan rasa nyeri, fotofobia, lakrimasi dan keluhan – keluhan lainnya. Secara klinis tampak

infiltrat mengecil, batas ulkus lebih tegas, daerah nekrotik mendangkal, tanda – tanda radang

berkurang.

Stadium Penyembuhan / Sikatrisasi

Stadium ini, proses penyembuhan berlanjut dengan semakin progresifnya epithelisasi

yang membentuk lapisan terluar secara permanen.Selain epithelium, jaringan fibrous juga

mengambil bagian dengan membentuk fibroblast pada kornea dan sebagian sel endothelial

untuk membentuk pembuluh darah baru. Stroma yang menebal dan mengisi lapisan bawah

epithelium, mendorong epithel ke anterior.Derajat jaringan parut (scar) pada penyembuhan

bervariasi. Jika ulkus sangat superfisial dan hanya merusak epithelium saja, maka akan

sembuh tanpa ada kekaburan pada kornea pada ulkus tersebut. Bila ulkus mencapai lapisan

Bowman dan sebagian lamella stroma, jaringan parut yang terbentuk disebut dengan nebula.

Makula dan leukoma adalah hasil dari proses penyembuhan pada ulkus yang lebih dari 1/3

stromakornea.

Manifestasi Klinis

Tukak kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma enteng yang merusak epitel

kornea. Tukak kornea akan memberikan gejala mata merah sakit mata ringan hingga berat,

fotofobia, pengihatan menurun, dan kadang kotor.

Page 15: Pbl Blok 23 Ayu

Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek

epitel yang bila diberi pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau ditengahnya. Iris sukar

dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea.

Gejala yang dapat menyertai adalah terdapat penipisan kornea, lipatan Descemet, reaksi

jaringan uvea (akibat gangguan vaskularisasi iris), berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia

posterior. Biasanya kokus gram positif, staf aureus dan streptokok pneumoni akan

memberikan gambaran tukak yang terbatas, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih

abu-abu pada anak tukak yang supuratif.

Daerah kornea yang tidak terkena akan tetap berwarna jernih dan tidak terlihat infiltrasi

sel radang. Bila tukak disebabkan pseudomonas maka tukak akan terlihat melebar dengan

cepat, bahan purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan tukak.

Bila tukak disebabkan jamur maka infiltrât akan berwarna abu-abu di keliling infiltrat

halus di sekitarnya (fenomena satelit). Bila tukak berbentuk dendrit akan terdapat hipestesi

pada kornea. Tukak yang berjalan cepat dapat membentuk descemetokel atau terjadi perforasi

kornea yang berakhir dengan membuat suatu bentuk lekoma adheren.

Bila proses pada tukak berkurang maka akan terlihat berkurangnya rasa sakit fofobia,

berkurang infiltrât pada tukak dan defek epitel kornea menjadi bertambahkecil.

Penatalaksanaan Ulkus Kornea

Pengobatan umumnya untuk tukak kornea adalah dengan siklo-plegik, antibiotika yang

sesuai topikal dan subkonjungtiva, dan pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak

dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat, dan perlunya obat sistemik.3

Pengobatan pada tukak kornea bertujuan menghalangai hidupnya bakteri dengan

antibiotika, dan mengurangi reaksi radang dengan steroid. Secara umum tukak diobati

sebagai berikut:3

tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan

berfungsi sebagai inkubator

sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari

diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder

debridement sangat membantu penyembuhan

diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi lokal kecuali keadaan berat.

Page 16: Pbl Blok 23 Ayu

Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epiteliasasi dan mata terlihat tenang kecuali

bila penyebabnya Pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1-2 minggu.

Pada tukak kornea dilakukan pembedahan atau keratoplasti apabila : dengan pengobatan

tidak sembuh terjadinya jaringan parut yang mengganggu penglihatan3

Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:9

Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat

Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis

Prolaps iris

Sikatrik kornea

Katarak

Glaukoma sekunder

Pencegahan

Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli mata

setiap ada keluhan pada mata.Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat

mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.

- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata

- Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup

sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensa

tersebut.

Prognosis Ulkus Kornea

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepatlambatnya

mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, danada tidaknya komplikasi yang

timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukanwaktu penyembuhan yang lama, karena jaringan

kornea bersifat avaskular.Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat

pertolongan

Page 17: Pbl Blok 23 Ayu

sertatimbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.Penyembuhan yang

lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaanobat. Dalam hal ini, apabila tidak ada

ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat

menimbulkan resistensi.Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus

disembuhkandengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan

duametode; migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis

sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva.Ulkus superfisial yang kecildapat

sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada

ulkusyang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapatmembentuk

jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.

Daftar Pustaka

1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga, 2007.h.44

2. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Ed.9. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005. H.

18-9, 71, 79-83

3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2005. H. 173-176.

4. Vaughan GD, Asbury T, Eva RP. Oftalmologi umum. Edisi ke-14. Jakarta: Widya

Medika; 2000.h.401-406.

5. Riordan P, Whitcher JP. Oftalmologi umum. Edisi ke-17. Jakarta: ECG; 2010.h.30-

58.

6. Nuraeni N. Ulkus Kornea ec Jamur. (http://rumahnyeniaeni.blogspot.com/2010/11/v-

behaviorurldefaultvmlo.html) .diakses tanggal 25 Maret 2013.

Page 18: Pbl Blok 23 Ayu

7. Ocampo VVD. Senile cataract. 18 November 2011. Diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, 10 Maret 2012.

8. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus Kornea dalam: Ilmu Penyakit

Mata Untuk Dokter Umum dan mahasiswa Kedokteran. Ed. 2. Jakarta: Penerbit

Sagung Seto. 2002.

9. American Academy of Ophthalmology. Basic and clinical science, external disease

and cornea. USA: MD Association, 2009.p.38-9