pbl blok 23

27
Glaukoma Sudut Terbuka dengan Katarak Imatur Lidya Marlien Kondobua 102012142 Kelompok A1 Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 10 [email protected] Pendahuluan Latar Belakang Glaukoma berasal dari kata Yunani “ glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. 1 Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang. Di Amerika Serikat, glaukoma ditemukan pada lebih 2 juta orang, yang akan beresiko mengalami kebutaan. Namun jika glaucoma ditangani dengan tepat dan cepat, maka kebutaan dapat dicegah. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan screening terlebih untuk pasien dengan faktor resiko tinggi terkena glaucoma. Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Upload: lidyamarlien

Post on 09-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Glaukoma sudut terbuka dengan Katarak Imature

TRANSCRIPT

Glaukoma Sudut Terbuka dengan Katarak Imatur Lidya Marlien Kondobua102012142

Kelompok A1Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 10

[email protected]

Latar BelakangGlaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma.1 Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang. Di Amerika Serikat, glaukoma ditemukan pada lebih 2 juta orang, yang akan beresiko mengalami kebutaan. Namun jika glaucoma ditangani dengan tepat dan cepat, maka kebutaan dapat dicegah. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan screening terlebih untuk pasien dengan faktor resiko tinggi terkena glaucoma. Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mendapatkan bahwa glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan sesudah katarak (prevalensi 0,16%). Katarak 1,02%, Glaukoma 0,16%, Refraksi 0,11% dan Retina 0,09%. Akibat dari kebutaan itu akan mempengaruhi kualitas hidup penderita terutama pada usia produktif, sehingga akan berpengaruh juga terhadap sumberdaya manusia pada umumnya dan khususnya Indonesia.1,2Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya pembaca dapat semakin memahami tentang penyakit glaucoma, dimulai dengan pemeriksaan pada pasien glaucoma, gejala yang ditimbulkan, faktor resiko, dan juga penatalaksanaan yang tepat bagi pasien tersebut. Isi

Skenario 5.

Seorang wanita berusia 72 tahun datang ke poliklinik diantar oleh anaknya dengan keluhan utama kedua mata pandangan kabur dengan mata kanan lebih buruk dari mata kiri. Keluhan sudah dirasakan selama bertahun-tahun dan dirasakan semakin lama semakin memburuk. Anak pasien mengatakan bahwa ibunya sering menabrak perabotan di dalam rumah. Pasien menderita DM dan Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. AnamnesisAnamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien secara langsung (autoanamnesis) atau dengan keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien (alloanamnesis). Hasil anamnesis yang didapat pada kasus adalah sebagai berikut : Identitas

Meliputi nama, tempat tanggal lahir, alamat, dan juga pekerjaan. Keluhan Utama

Seorang wanita dibawa oleh anaknya dengan keluhan pandangan kabur yang dirasakan bertahun-tahun dan semakin memberat. Riwayat Penyakit Sekarang

Pandangan mata kanan lebih buruk dari mata kiri. Wanita tersebut sering menabrak perabotan di dalam rumah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pada kasus tidak diberitahukan apakah pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pada kasus hanya diberitahukan bahwa pasien menderita DM dan Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Riwayat Keluarga

Pada kasus tidak diberitahukan apakah keluarga pasien ada yang menderita hal serupa atau tidak. Riwayat social-ekonomi

Meliputi suasana dan kebersihan tempat tinggal pasien. Ditanyakan pula pekerjaan dan kesibukan pasien sehari-hari.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik penting dilakukan untuk menegakkan diagnosis bersama dengan anamnesis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah pengecekan tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan,dan tekanan darah) dan beberapa pemeriksaan pada .

Berikut adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis:Pada saat pasien datang kita melihat bagaimana keadaan umum dan kesadaran pasien yang bisa diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berikut merupakan tingkatan kesadaran pasien: Pemeriksaan tingkat kesadaran

1. Compos Mentis : Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.

2. Apatis : kurang memberikan respon terhadap sekelilingnya atau bersifat acuh tak acuh terhadap sekelilingnya.

3. Delirium: penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta.

4. Somnolen : keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali.

5. Sopor : keadaan mengantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna dan tidak dapat membrikan jawaban verbal yang baik.

6. Coma : tidak sadar, dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun juga. Pemeriksaan TTV Suhu (oral, rektal, axila atau telinga) Tekanan darah

Tekanan nadi

Frekuensi pernafasan

Pemeriksaan mata Pemeriksaan visus. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan snellen chart. Pemeriksaan ini bertujuan menilai ketajaman penglihatan pada mata.2,3 Perimetri. Alat ini berguna untuk melihat adanya kelainan lapang pandangan yang disebabkan oleh kerusakan saraf optik. Beberapa perimetri yang digunakan antara lain:2,3

- Perimetri manual: Perimeter Lister, Tangent screen, Perimeter Goldmann

- Perimetri otomatis

- Perimeter Oktopus

Oftalmoskopi.Oftalmoskopi yaitu pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan saraf optik berdasarkan penilaian bentuk saraf optik. Rasio cekungan diskus (C/D) digunakan untuk mencatat ukuran diskus otipus pada penderita glaukoma. Apabila terdapat peninggian TIO yang signifikan, rasio C/D yang lebih besar dari 0,5 atau adanya asimetris yang bermakna antara kedua mata, mengidentifikasikan adanya atropi glaukomatosa.2,3

Biomikroskopi.Untuk menentukan kondisi segmen anterior mata, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah glaukomanya merupakan glaukoma primer atau sekunder.2,3

Gonioskopi.Tujuan dari gonioskopi adalah mengidentifikasi kelainan struktur sudut, memperkirakan kedalaman sudut bilik serta untuk visualisasi sudut pada prosedur operasi.2,3 OCT (Optical Coherent Tomography). Alat ini berguna untuk mengukur ketebalan serabut saraf sekitar papil saraf.2,3 Fluorescein angiography. Digunakan untuk menilai vaskuler/pembuluh darah mata.2,3 Stereophotogrammetry of the optic disc.2,3Pada kasus, didapatkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut : Palpebra normal

Konjungtiva normal

Kornea dan lensa sedikit keruh

COA dalam

TIO 29 mmHg

Test konfrontasi + sentral

Pada funduskopi ditemukan papil berwarna kuning pucat dengan batas tegas, CD ratio 0,8, A:V ratio 2:3

Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam membantu penegakkan diagnosa glaucoma adalah :1. USG Mata adalah alat canggih yang digunakan untuk melihat kelainan padaorgan didalam bola mata terutama bila kelainan tersebut tidak dapat dilihat melalui celah pulpil akibat adanya kekeruhan media penglihatan.

Pemeriksaan dengan alat ini tidak menimbulkan rasa sakit maupun efek samping pada pasien tetapi sangat efektif menemukan kelainan di dalam bola mata misalnya menemukan adanya tumor, benda asing, perdarahan atau atau mengetahuiterjadinyaAblatio retina yaitu lepasnya retina yang menyebabkan turunnya penglihatan.42. HbA1c

Seri pengukuran HbA1c menunjukkan bagaimana melakukan kontrol glukosa individu, dan kemungkinan risiko komplikasi, perubahan dalam manajemen terapi. HbA1c harus diukur 2-6 bulan. Target tingkat HbA1c dapat diatur untuk setiap pasien dan terapi dapat disesuaikan.5Gejala KlinisBeberapa gejala klinis yang dapat muncul akibat glaucoma yaitu sebagai berikut : Peningkatan Tekanan Intra Okuler ( TIO )

Normal TIO berkisar antara 10-20 mmHg (rata-rata sekitar 16 mmHg). Tingginya TIO menyebabkan kerusakan saraf optic. Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg biasanya menyebabkan kerusakan dalam tahunan. TIO yang tingginya hingga 40-60 mmHg, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh darah retina.6 Penyempitan lapang pandangTekanan yang tinggi pada serabut saraf menimbulkan kerusakan dari serabut saraf tersebut dan akan menyebabkan kehilangan lapang pandang.6 Perubahan pada optic disk

Kenaikan TIO akan mengakibatkan kerusakan optic berupa penggaungan dan degenerasi papil saraf optic.6 Pembesaran mata

Pada orang dewasa, pembesaran mata tidak terlalu tampak disbandingkan pada anak-anak.6 NyeriRasa nyeri akan lebih tampak pada glaucoma sudut tertutup dibandingkan dengan yang terbuka.6 Halo sekitar kornea Korne yang keruh sesungguhnya akan terlihat tetap jernih apabila terus berlangsung proses pergantian cairan oleh sel-sel endotel. Jika terdapat peningkatan yang cepat (pada glaucoma tertutup), kornea akan menjadi penuh dengan air sehingga akan tampak halo di sekitar kornea.6Working DiagnosisDilihat dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang bisa kita jadikan diagnosis yaitu glaucoma sudut terbuka disertai dengan katarak imatur.2,3Glaukoma yang paling sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun sehingga tekanan bola mata akan meningkat.2,3Pada glaukoma sudut terbuka, cairan mata setelah melalui pupil masuk ke dalam bilik mata depan dan tidak dapat melalui anyaman trabekulum. Keadaan ini mengakibatkan tekanan bola mata naik yang akan merusak saraf optik.2,3Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular yang disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekula, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal. Akibatnya adalah penurunan drainase humor akueus yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.Peningkatan tekanan intraokular mendahului kelainan-kelainan diskus optikus dan lapangan pandang. Terdapat hubungan yang jelas antara besarnya tekanan intraokular dengan keparahan penurunan penglihatan.2,3Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih diperdebatkan.Teori utama memperkirakan adanya perubahan-perubahan elemen penunjang struktural akibat tekanan intraokular di saraf optikus setinggi lamina kribrosa atau di pembuluh yang memperdarahi ujung saraf optikus.2,3Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan penyakit mata lainnya.2,3Pada glaukoma sudut terbuka terjadi perubahan di dalam jaringan mata akibat tekanan yang tinggi merusak serabut penglihatan halus dalam mata yang berguna untuk penglihatan. Sering glaukoma ini tidak memberikan gejala. Biasanya penderita tidak menyadari menderita glaukoma sudut terbuka karena pada permulaannya tidak memberikan keluhan. Pada akhir darn penyakitnya biasanya baru disadari pasien yang mengeluh pada dokternya bahwa penglihatannya mulai kabur.2,3Biasanya glaukoma sudut terbuka mulai timbul keluhan pada usia 40 tahun, walaupun bisa saja terjadi pada usia berapa saja. Penglihatan biasanya baik dan tidak terdapat rasa sakit pada mata. Akan tetapi bila proses berjalan lanjut maka pasien akan merasakan penglihatannya menurun. Benda yang terletak di bagian sentral masih terlihat jelas akan tetapi yang terletak di perifer tidak terlihat sama sekali. Pada keadaan ini lapang penglihatan secara perlahan-lahan menyempit. Bila keadaan ini berlanjut penglihatan akan terus berkurang sehingga dapat menjadi buta sama sekali.2,3Tekanan bola mata biasanya lebih dari 25 mmHg dan terus-menerus merusak saraf optik sehingga disebut sebagai pencuri penglihatan. Glaukoma sudut terbuka tidak memberikan keluhan dengan tekanan bola mata yang tinggi, perlahan-lahan merusak serabut saraf optik, walaupun tekanan bola mata sudah teratasi penglihatan yang telah hilang tidak dapat diperbaiki lagi.2,3Pada pemeriksaan gonioskopi pemeriksaan sudut bilik mata dengan goniolens dapat dilihat sudut bilik mata depan tempat mengalirnya cairan mata keluar terbuka lebar. Bila sudut ini terbuka lebar sedangkan tekanan bola mata tinggi maka dapat diduga pembendungan cairan mata keluar berada jauh di dalam atau di belakang sudut pengeluaran ini. Daerah penyaringan keluar cairan mata ini disebut anyaman trabekulum.2,3Pada glaukoma sudut terbuka primer tidak terlihat kelainan pada anyaman trabekula akan tetapi mungkin terdapat kerusakan fungsi sel trabekula atau jumlahnya kurang akibat bertambahnya usia. Pendapat lain adanya gangguan dari enzim pada trabekula.2,3Bila telah dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata dan papil saraf optik maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan gonioskopi. Pemeriksaan ini perlu untuk mengetahui apakah glaukoma adalah glaukoma primer sudut terbuka atau sekunder. Gambaran gonioskopi pada glaukoma sudut terbuka primer memberikan susunan anatomi yang normal.2,3Pada glaukoma sudut terbuka primer bila telah terjadi kerusakan sel saraf maka akan berakibat terbentuk skotoma (bercak hitam) disertai penurunan fungsi penglihatan dan lapang pandangan. Bila telah terjadi gangguan penglihatan maka keadaan ini bersifat menetap. Glaukoma sudut terbuka primer merupakan penyakit kronis yang tidak dapat diobati. Hanya dapat diperlambat dengan pengobatan. Biasanya pengobatan tidak dimengerti pasien karena pasien tidak merasa adanya kelainan pada matanya, apalagi bila harus memakai bermacam obat seumur hidup dengan efek sampingnya.2,3Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang efektif maka pengobatan harus dilakukan dini sesuai dengan yang diperlukan.2,3Karena pada kasus juga diberitahukan bahwa terdapat kekeruhan pada lensa dan kornea, dan ditunjang dengan umur pasien yaitu 72 tahun, maka kita dapat menambahkan katarak ke dalam working diagnosis.

Katarak imatur adalah jenis stadium katarak yang masuk dalam tipe katarak senile. Katarak jenis ini terdapat pada pasien berusia diatas 50 tahun. Namun, penyebab jelasnya masih belum diketahui secara pasti. Differential DiagnosisYang bisa kita jadikan differential diagnosis pada kasus ini adalah glaucoma sudut tertutup, DM retinopathy, hipertensi retinopathy, dan retinopathy pigmentasi. Selain itu juga akan dibahas stadium pada katarak senile. 1. Glaukoma sudut tertutup

Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka primer, pada glaukoma sudut tertutup akut tekanan bola mata naik dengan tiba-tiba. Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak ini akan memberikan rasa sakit yang sangat, yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa muntah dan mual. Kepala seakan-akan dipukul dengan martil pada sisi mata yang dapat serangan akut.1,7,8Mata menjadi merah, kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur disertai dengan adanya halo (pelangi disekitar lampu).Biasanya glaukoma sudut tertutup akut ditemukan dokter di ruang darurat rumah sakit.1,7,8Pemeriksaan rutin gonioskopi dapat dilihat sudut tertutup atau memberikan dugaan seseorang akan mengalami glaukoma sudut tertutup. Pada pasien yang pada pemeriksaan gonioskopi sudut bilik matanya terlihat sempit sebaiknya diperingatkan tanda-tanda akut sehingga dapat segera mencari pertolongan bila terjadi serangan glaukoma sudut tertutup.1,7,8Glaukoma akut merupakan suatu keadaan darurat, di mana penglihatan tidak akan kembali bila tekanan tidak clapat diatasi di dalam beberapa jam.Tekanan dapat diturunkan dengan miotika dan obat (asetazolamid) yang mengurangi produksi cairan mata.1,7,8Bila tekanan bola mata telah turun maka pengobatan yang terbaik adalah tindakan pembedahan seperti iridektomi dengan laser atau pembedahan membuang sebagian iris. Iridektomi membuka aliran dari bilik mata belakang ke bilik mata depan. Iridektomi juga dilakukan pada mata yang belum mengalami serangan akut. Serangan glaukoma akut tidak selamanya berat, dapat ringan yang berulang-ulang. Pasien akan merasakan penglihatan kaburdengan halo (pelangi, cincin) berwarna di sekitar lampu. Tidak ada rasa sakit ataupun merah. Keluhan ini hilang bila pasien masuk ruang terang atau tidur karena akan terjadi miosis yang mengakibatkan sudut bilik mata terbuka.1,7,8

Gambar 1. Glaukoma sudut tertutup

Sumber : www.google.com

2. DM Retinopati

DM retinopati adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus yang lama berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan, dan eksudat lemak. Semakin lama mengidap DM, semakin besar risiko untuk mendapat retinopati. Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes. Hal ini disebabkan karena prognosisnya yang kurang baik. Gambaran retinopati disebabkan karena perubahan mikrovaskuler retina. Hiperglikemia mengakibatkan kematian perisit intramural dan penebalan membrane basalis dan kemudian mengakibatkan dinding pembuluh darah melemah. Penimbunan glukosa dan fruktosa merusak pembuluh darah halus pada retina.1,9

Gambar 2. DM retinopati

Sumber : www.google.com

3. Hipertensi retinopati

Retinopati hipertensi adalah kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi. Hipertensi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi, dengan arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina, dan perdarahan retina. Kelainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah.1,9

Penyempitan (spasme) pembuluh darah tampak sebagai :

Pembuluh darah (terutama arteri) yang berwarna lebih pucat.

Kaliber pembuluh yang menjadi lebih kecil dan ireguler.

Percabangan arteriol yang tajam.

Gambar 3. Hipertensi retinopatiSumber : www.google.com

4. Retinopati pigmentasiRetinitis pigmentosa menyebar tanpa gejala peradangan. Retina mempunyai bercak dan pita yang berwarna hitam. Merupakan kelainan yang berjalan progresif yang onsetnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak. Umumnya, proses ini mengenai seluruh lapis retina berupa terbentuknya jaringan ikat secara progresif lambat disertai proliferasi sel pigmen pada seluruh lapisannya. Terjadi pembentukan massa padat putih kebiru-biruan yang masuk ke dalam badan kaca.1,9

Retinitis pigmentosa merupakan kelainan autosomal resesif, autosomal dominan, X liked resesif atau simpleks. Kebanyakan pasien tanpa riwayat penyakit pada keluarga sebelumnya.1,9

Gambar 4. Retinitis pigmentasi

Sumber : www.google.com

Tabel 1. Perbedaan glaucoma dan retinopat

Glaukoma Sudut TerbukaGlaukoma Sudut TertutupDM RetinopatiHipertensi RetinopatiRetinitis Pigmentasi

SeranganDecade 5Decade 6Tergantung kontrol DMTergantung control hipertensiDimulai dari masa anak-anak

Lapang PandangMenurunMenurunMenurunMenurunMenurun

TIO^^^NNN

PenglihatanBerkurangBerkurangBerkurangBerkurangBerkurang

FunduskopiCD Ratio ^CD Ratio ^Perdarahan, aneurisma, dan eksudatPembuluh darah lebih pucat dan kecil.Optic disk pucat, terdapat pigmentasi (bercak hitam)

TerapiBeta bloker, simpatomimetik, pembedahan, laserBeta bloker, simpatomimetik, pembedahan, laserLaser, injeksi intravitreal triamcinoloneKontrol hipertensiVitamin A larut air, tambahan zinc pada diet

Tabel 2. Stadium katarak senileInsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Cairan lensaNormalBertambah

(air masuk)NormalBerkurang(air dan lensa keluar)

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

COANormalDangkalNormalDalam

Sudut COANormalSempitNormal Terbuka

Shadow test-+-Pseudopos

Etiologi

Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengaliran humor akueus.Pada sebagian besar kasus,tidak terdapat penyakit mata lain yang menyertai penyakit glaukoma dan kita menyebutnya sebagai glaukoma primer.Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan intraocular terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain dan kita menyebutnya sebagai glaucoma sekunder.1Epidemiologi

Di Amerika Serikat, glaukoma ditemukan pada lebih 2 juta orang, yang akan beresiko mengalami kebutaan. Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mendapatkan bahwa glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan sesudah katarak (prevalensi 0,16%). Katarak 1,02%, Glaukoma 0,16%, Refraksi 0,11% dan Retina 0,09%. Akibat dari kebutaan itu akan mempengaruhi kualitas hidup penderita terutama pada usia produktif, sehingga akan berpengaruh juga terhadap sumberdaya manusia pada umumnya dan khususnya Indonesia.2Patofisiologi

Cairan aqueus diproduksi dari korpus siliaris, kemudian mengalir melalui pupil ke kamera okuli posterior (COP) sekitar lensa menuju kamera okuli anterior (COA) melalui pupil. Cairan aqueus keluar dari COA melalui jalinan trabekula menuju kanal Schlemms dan disalurkan ke dalam sistem vena.3Beberapa mekanisme peningkatan tekanan intraokuler :91. Korpus siliaris memproduksi terlalu banyak cairan bilik mata, sedangkan pengeluaran pada jalinan trabekular normal

2. Hambatan pengaliran pada pupil sewaktu pengaliran cairan bilik mata belakang ke bilik mata depan

3. Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.

Glaukoma sudut terbuka ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka, dan kemampuan jalinan trabekula untuk mengalirkan cairan aqueus menurun. Glaukoma sudut tertutup ditandai dengan tertutupnya trabekulum oleh iris perifer, sehingga aliran cairan melalui pupil tertutup dan terperangkap di belakang iris dan mengakibatkan iris mencembung ke depan. Hal ini menambah terganggunya aliran cairan menuju trabekulum.3,9Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion retina. Optik disk menjadi atropi, dengan pembesaran cup optik. Efek dari peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi oleh waktu dan besarnya peningkatan tekanan tersebut. Pada glaukoma akut sudut tertutup, Tekanan Intra Okuler (TIO) mencapai 60-80 mmHg, mengakibatkan iskemik iris, dan timbulnya edem kornea serta kerusakan saraf optik. Pada glaukoma primer sudut terbuka, TIO biasanya tidak mencapai di atas 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion retina berlangsung perlahan, biasanya dalam beberapa tahun.3,9

Gambar 5. Patofisiologi glaucoma sudut mata terbuka

Sumber : www.google.comFaktor RisikoGlaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi glaukoma, antara lain :4- Faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga.

- Penyakit hipertensi

- Penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya.

- Kelainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi - Ras tertentu

Pencegahan

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk kasus glaukoma yaitu apabila mata tidak dalam serangan, sebaiknya diberikan miotik untuk mencegah peningkatan TIO dengan cara membuka sudut pada COA. Berikan juga nasihat untuk mengelola emosi agar tidak menimbulkan serangan akut, lalu juga gunakan simpatomimetik yang dapat melebarkan pupil, dan juga tidak menggunakan obat seperti anti histamine atau antispase untuk kasus sudut sempit dengan hipermetropia dan COA dangkal. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk glaucoma meliputi penatalaksanaan medikamentosa dan non-medikamentosa. Berikut adalah penatalaksannya :1. Medikamentosaa. Miotikum

Fungsi : mengecilkan pupil sehingga sudut akan lebih terbuka, mempermudah aliran aqueous humor dengan meninggikan efisiensi saluran ekskresi. Drug of choice: pilokarpin 1%-4%

Kontra indikasi pada katarak dengan glaukoma kronik, karena akan menambah kabur penglihatan. Pada usia muda, terdapat artifisial myopia karena terjadi akomodasi yang bersifat spasme karena pemberian miotikum.3,4,6b. Carbachol 0,75%-3%

Termasuk obat kolinergik, diberikan bila pilokarpin tidak mempan atau alergi terhadap pilokarpin. Berikan obat dari konsentrasi terendah.3,4,6c. Epinefrin 0,5%-2%

Fungsi menurunkan produksi aqueous humor dan meningkatkan ekskresi cairan aqueous. Kerjanya lebih lama dibandingkan miotikum.3,4,6d. Timolol maleatMerupakan golongan beta adrenergic yang akan menurunkan TIO dengan menurunkan produksi aqueous. Sediaannya 0,25% dan 0,5%, diteteskan 2xsehari.3,4,6f. Carbonic anhidrase inhibitor (diamox).Tabletnya 125-250mg, 4xsehari. Fungsinya menekan produksi aqueous, pemakaian lama dapat menimbulkan renal calculi.3,4,62. Pembedahan

Merupakan tindakan membuat filtrasi cairan mata keluar dari bilik mata dengan operasi Schelm, trabekulektomi, dan iridenkliesis.3,4,63. Laser trabeculoplastyUntuk penatalaksanaan katarak imatur, yang bisa dilakukan yaitu melkukan pembedahan untuk menghilangkan bagian lensa yang keruh atau mengalami katarak. Pembedahan ini terbagi menjadi 2, yaitu dilakukan dengan intrakapsular dan ekstrakapsular.3,4,6Pembedahan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa. Sedangkan pembedahan ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior.3,4,6 PrognosisTanpa pengobatan, glaukoma dapat menimbulkan kebutaan total. Sehingga kasus glaucoma harus ditangani secara cepat dan tepat sehingga komplikasi kebutaan dapat dikurangi.10 Komplikasi

Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi(penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.10Kesimpulan

Wanita 72 tahun dengan keluhan kedua mata yang penglihatannya kabur dan sering menabrak perabotan di dalam rumah menderita penyakit glaucoma sudut terbuka dengan disertai katarak senile stadium imatur. Kelainan ini dapat ditangani dengan pemberian obat untuk menangani peningkatan tekanan intraocular pada glaucoma dan melakukan pembedahan untuk menangani katarak imatur. Prognosis akan lebih baik apabila ditangani dengan cepat dan tepat. Sedangkan apabila terlambat dalam melakukan tatalaksana, komplikasi kebutaan dapat terjadi. Daftar Pustaka1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Ed 5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2014. 202-216

2. Pascotto A, Sacca SC, Fioretto M, Orfeo V. Glaucoma, Complications and Management of Glaucoma Filtering. London. 2010. 157-823. Kanski JJ. Clinical Ophthalmology 3rd Ed. Oxford. Butterworth-Heinemann. 2004. 234-2484. Blanco AA, Costa VP, Wilson RP. Handbook of Glaucoma. London: Martin Dunitz; 2012. 17-50

5. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2012. h.1260-68

6. Khaw T, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes 4th Edition. London: BMJ Publishing Group; 2005. 52-59.7. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta. 2009. h. 201-22

8. Trope GE. Glaucoma: a Patients Guide to The Disease. 4th Edition. Canada. UTP Publishing. 2004. h. 5-17

9. Vaughan D, Riordan-Eva P. Glaukoma. Dalam: Oftalmologi Umum Ed 14. Alih Bahasa: Tambajong J, Pendit BU. General Ophthalmology 14th Ed. Jakarta: Widya Medika; 2010. 220-232.10. A Lee. Diagnosis and Management of Glaucome in Clinical Guide to Comprehensive Opthalmology. Mosby. 2006. h. 345-9