pbl - berpikir kritis

13
Kata Pengantar Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan karunia-Nya yang telah diberikan, saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 2 modul 1 ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami lakukan bersama – sama dengan kelompok saya di PBL blok 2 ini. Makalah PBL ini diperuntukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berpikir kritis terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan baik. Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan pengetahuan tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan tersampaikan dengan baik. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu saya dalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah PBL selanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. 1

Upload: yunii

Post on 13-Jun-2015

1.499 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL - Berpikir Kritis

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan

karunia-Nya yang telah diberikan, saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 2 modul 1 ini

dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami lakukan

bersama – sama dengan kelompok saya di PBL blok 2 ini. Makalah PBL ini diperuntukan

bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berpikir kritis terhadap suatu masalah.

Oleh karena itu, makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola pikir kita akan segala

sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi dokter dari segala aspek yang

ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan baik.

Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh

siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan pengetahuan

tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan tersampaikan

dengan baik.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu saya

dalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh dari

sempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif dan

membangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah PBL

selanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Jakarta, November 2009

Penulis

1

Page 2: PBL - Berpikir Kritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai calon dokter yang baik dalam menghadapi segala permasalahan harus

memikirkan segala kemungkinan yang ada. Manfaat dan suatu keburukan dari suatu

permasalahan harus dipikirkan secara matang – matang, sehingga segala sesuatu yang

baik bisa kita maksimalkan dan sesuatu yang buruk dapat kita minimalisasikan.

Berpikir kritis adalah metode atau cara yang baik yang harus kita tanamkan dalam

menghadapi suatu masalah. Belajar untuk berpikir kritis bukan menyangkut “apa” yang

dipelajari, tetapi tentang “bagaimana” kita menerima, menilai, menimbang, dan

memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada.

Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk

seorang dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap keputusan

klinis harus didasarkan pada alasan – alasan yang dapat diterima akal dengan didasarkan

pada pola pikir yang rasional. Perkembangan teknologi selain memberikan nilai tambah,

kadang-kadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang dokter harus

mampu berpikir secara kritis dan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk

memberikan keputusan terbaik untuk pasien.

B. Tujuan

Secara keseluruhan makalah PBL ini bertujuan untuk :

Membantu kita untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, jernih, metodis, dan

koheren..

Meningkatkan kecerdasan dan kemampuan berpikir secara tajam, cermat, abstrak, dan

mandiri.

Membantu kita melaksanakan disiplin intelektual dalam menyimpulkan dan

menganalisa suatu masalah.

Menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain secara memadai.

Melatih teknik – teknik menetapkan asumsi dan implikasi.

Medeteksi kesesatan berpikir dan meningkatkan cinta kebenaran.

Memancing pemikiran – pemikiran ilmiah dan reflektif.

2

Page 3: PBL - Berpikir Kritis

BAB II

BERPIKIR KRITIS

A. Pengertian

Berpikir kritis tidak muncul secara tidak disengaja, tetapi secara sengaja. Karena

berpikir kritis itu adalah sikap yang kita asah atau kita pelajari. Dalam perkembangannya

kita harus mengerti aspek yang penting yang mempengaruhi pola berpikir kritis, misalnya

seperti disiplin berpikir kritis.

Belajar berpikir kritis adalah belajar tentang cara berpikir itu sendiri. Dimana

menanggapi segala sesuatu permasalahannya ditinjau dari sisi positif atau negatif,

sehingga kita dapat menyimpulkan atau membuat keputusan dengan baik dan mencapai

tujuan tertinggi. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan

– permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat. Selain

itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian

masalah secara efektif.

Tidak semua orang yang mempunyai banyak pengetahuan atau seseorang yang pandai

mampu malakukan proses berpikir kritis. Orang yang sangat pandai kadang – kadang

berpikir tidak rasional atau malah berpikir tidak logis. Sedangkan berpikir kritis

merupakan suatu keterampilan yang menggunakan pengetahuan dan intelegensi untuk

mendapatkan objektivitas dan pandangan yang dapat diterima secara akal. Dengan

demikian seseorang akan mampu mengambil keputusan terbaik dalam menyelesaikan

suatu masalah.

Dalam menjalankan tugas profesional di bidang kedokteran, seorang dokter dituntut

untuk dapat mengambil keputusan klinis yang terbaik. Keputusan tersebut harus

dilakukan dengan kritis dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketika keputusan dibuat,

dokter memerlukan suatu pemahaman dari pemikirannya dalam upaya memberikan

penjelasan dan mencari perbedaan – perbedaan nilai maupun pendapat yang akan

mungkin terjadi.

B. Standar Berpikir Kritis

Dalam standar berpikir kritis adalah mengenai norma – norma atau aturan yang

mengatur berpikir kritis, sehingga tujuan dalam prosesnya akan terwujud dengan baik.

Adapun standar – standar tersebut adalah sebagai berikut :

3

Page 4: PBL - Berpikir Kritis

1. Klarifitas

Sebelum kita mengevaluasi argumen dari orang lain, kita harus mengerti dengan jelas

apa yang ia ucapkan. Dalam hal ini merupakan kejelasan dari suatu pengertian,

ungkapan, konsep, gagasan sehingga kita dapat menilai atau memahami secara

objektif. Hubungan antara dokter dengan pasien sangat penting adanya klarifitas,

misalnya saat dokter akan melakukan tindakan medis kepada pasien, tetapi dokter

tidak mempunyai informasi yang memiliki klarifitas tentang pasien. Hal ini juga

mungkin adanya faktor dari pasien, seperti pasien tidak bisa menjelaskan tentang apa

yang mereka alami atau tidak terbukanya pasien dalam menyampaikan keluhannya.

2. Presisi

Salah satu sikap yang penting diambil oleh seorang dokter dalam berbagai hal

terutama berkenaan dengan teknologi tinggi, seperti saat melakukan bedah. Tetapi

sebelum melakukan hal ini kita harus mendapatkan kejelasan informasi sehingga

proses penarikan kesimpulan atas tindakan yang akan kita lakukan menjadi solusi

yang baik. Orang yang berpikir kritis juga menyadari tentang berpikir teliti dalam

kegiatan yang sehari – hari mereka lakukan. Mereka menyadari bahwa untuk melewati

sebuah kekacauan dan ketidakpastian yang ada dalam setiap masalah sangat sering

membutuhkan jawaban atau solusi yang seksama.

3. Akurasi

Ketepatan berpikir akan berdampak dengan hasil keputusan yang ada. Jika melakukan

hal yang kurang tepat dalam menangani masalah, hasil atau tujuan tidak akan tercapai

dengan baik. Maka dari itu akurasi dalam mengambil suatu tindakan harus diikuti

dengan perencanaan yang baik.

4. Relevansi

Lebih menekankan ke masalah informasi. Informasi yang bersifat relevan akan lebih

memperjelas masalah dan membantu dalam pemecahannya. Sebagai seorang dokter

sebuah kejelasan informasi sangatlah penting dalam memutuskan suatu tindakan

medis, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yang ada. Kualitas informasi

yang berkaitan itulah yang disebut relevansi.

5. Konsistensi

Sangatlah berperan dalam berpikir kritis, karena dalam berpikir kritis diajarkan

mementingkan kebenaran dan memperbaiki kesalahan. Konsistensi adalah kata yang

penting dalam membangun integritas moral pribadi.

4

Page 5: PBL - Berpikir Kritis

6. Kebenaran logis

Berpikir secara logis adalah penalaran yang didasarkan realitas atau kebenaran yang

ada dan menyimpulkan dengan tepat dari keyakinan yang kita miliki. Kebenaran logis

didukung adanya objek dan konsep dasar.

a. Objek

Objek formal manusia

Objek material kegiatan yang melakukan suatu penalaran

b. Konsep Dasar

Suatu kebenaran logis yang kita percayai pasti memiliki alasan yang mendukung

kebenaran itu sendiri, seperti argumen. Argumen adalah sebuah pengungkapan alasan

dan membela alasan tersebut.

Argumen terdapat banyak macamnya, seperti :

Argumen Induktif, argumen yang tidak menentukan suatu kesimpulan, tetapi

menilai dukungan untuk suatu kesimpulan.

Argumen Pediktif, sebuah pernyataan tentang apa yang akan terjadi pada waktu

yang akan datang dan juga merupakan suatu argumen dimana sebuah ramalan dibela

dengan sebuah alasan.

Argumen Kuasa, sebuah argumen yang menegaskan bahwa sebuah klaim yang

bersifat benar, dan kemudian mendukung klaim itu dengan mengutip kata – kata orang

lain yang dianggap berkuasa atau kesaksian orang yang mengatakan bahwa klaim

tersebut benar.

Argumen Kausal, sebuah argumen yang menegaskan atau menyangkal bahwa

sesuatu sebab telah disebabkan, atau akan menyebabkan yang lainnya.

Argumen Statistik, argumen yang berdasarkan pada data statistik, seperti

persentase suatu kelompok yang dimiliki karakterisrik partikular.

Argumen Analogi, argumen yang berdasarkan perbandingan antara hal – hal

yang didasarkan pada kesamaan – kesamaan dua hal atau lebih.

7. Kelengkapan

Dibutuhkan dalam menyimpulkan dan menilai dari suatu informasi yang diberikan.

Dalam profesi dokter, seorang dokter harus memiliki ketersediaan informasi yang

jelas, sehingga dalam melakukan diagnosa penyakit atau melakukan tindakan medis

pada pasien tidak terjadi kesalahan. Kita tidak bisa melakukan hukum penalaran

dengan baik jika kelengkapan informasi tidak tertata dengan baik.

5

Page 6: PBL - Berpikir Kritis

8. Fairness

Seorang yang berpikir kritis pasti memiliki pikiran yang adil dan terbuka dalam

menilai suatu masalah yang dihadapinya, walaupun banyak tantangan yang

menghambat seperti egosentrisme yang sering melanda orang yang berpikir kritis.

C. Hambatan – hambatan dalam Berpikir Kritis

Sepintar – pintarnya orang yang melakukan berpikir kritis dengan baik, kadang kala

mendapatkan seesuatu hambatan dalam menjalani berpikir kritis. Hal yang menjadikan

suatu hambatan, yaitu :

1. Kurangnya pengetahuan kita tentang latar belakang informasi yang relevan dari suatu

masalah atau persoalan, sehingga untuk memutuskan suatu penyelesaian kurang tepat

dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

2. Menyangkut sikap ; prasangka, kebohongan, rasionalisasi, dan penstereotipan

(generalisasi).

3. Menyangkut keyakinan ; mitos, tahayul, agama, dan adat istiadat.

4. Paradigma yang dianut, seperti :

Egosentrisme, sebagaimana hal nya manusia adalah subjek dalam kehidupan

ini. Artinya manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut

sebagai egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang harus

kita hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan kerjasama

yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup sehingga sulit

mendapatkan inovasi – inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris

ini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis yang tidak peka

terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya menjadi penambah

masalah. Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita akan

semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang ulung, namun

juga sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan. Khususnya pada profesi

dokter, dimana seorang dokter harus mengutamakan kesehatan pasien dengan tindakan

medis yang diberikan.

Sosiosentrisme, paradigma yang dimana seorang berpikir lebih berpusat untuk

keuntungan kelompoknya. Sosiosentrisme bisa mengubah cara pandang seseorang

yang berpikir kritis. Ada dua sudut pandang pemikiran, yaitu bias kelompok dan

insting kelompok. Bias kelompok adalah kecenderungan menilai bahwa kelompok

yang ia anut adalah paling baik, tanpa menilai tentang kelemahan kelompoknya

6

Page 7: PBL - Berpikir Kritis

sendiri dan juga tidak menilai tentang sisi positif dari kelompok lain. Insting

kelompok adalah kecenderungan untuk mengikuti pendapat atau gagasan dari orang

lain yang bersifat mayoritas, tanpa menilai baik dan buruknya dari sebuah keputusan

yang dianutnya.

7

Page 8: PBL - Berpikir Kritis

BAB III

PENUTUP

Belajar berpikir kritis sangat membantu kita dalam membuat keputusan yang baik

secara logis dan tidak adanya kesesatan berpikir. Sehingga sikap ini dapat memperluas cara

pola pikir kita di berbagai bidang. Sebagai seorang dokter seharusnya melakukan tindakan

medis secara cermat dengan menggunakan penalaran dan berpikir kritis dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh pasien. Penerapan pengenalan tanda masih mungkin akan tetapi

harus dilakukan secara hati-hati karena resiko terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan

medis lebih besar. Variasi antar individu juga menjadi hal yang sangat penting untuk diingat,

sehingga proses berpikir secara kritis tetap diperlukan untuk menghasilkan keputusan yang

tepat.

8

Page 9: PBL - Berpikir Kritis

DAFTAR PUSTAKA

Abrori C. Berpikir kritis dalam profesi dokter. Fakultas Kedokteran Universitas Jember.

Jember;2008

Kurniawan E. Pembudayaan keterampilan berpikir kritis. Bandung: 16 Juli 2002

Sitopu R. Kuliah berpikir kritis. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta;2009

Sudaryanto. Kajian kritis tentang permasalahan sekitar pembelajaran kemampuan berpikir

kritis. 26 Agustus 2008. Diunduh dari http://www.fk.undip.ac.id/pengembangan-

pendidikan/77-pembelajaran-kemampuan-berpikir-kritis.html. November 2009

Paul R, Linda E.. The miniature guide to critical thinking "CONCEPTS & TOOLS". The

Foundation of Critical Thinking. California;2005

9