pbl 27-sindroma turner

25
Remaja 14 tahun belum menstruasi dan kurang pandai di sekolah Rozma Connica Bertha Ompusunggu* 102009251 *Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 *Email : [email protected] Pendahuluan Penyakit genetik yang berkaitan dengan perubahan kariotipe yang mengenai kromosom seks jauh lebih sering dijumpai daripada penyakit yang berkaitan dengan kelainan autosom. Dimana kariotipe kromosom normal dinyatakan sebagai 46,XX untuk wanita dan 46,XY untuk pria. Perubahan kariotipe kromosom normal dapat terjadi karena kesalahan pada saat meiosis atau mitosis sehingga suatu sel memperoleh komplemen kromosom yang bukan kelipatan tepat dari 23, yang disebut aneuploid. Kausa umum aneuploidi adalah nondisjunction dan anaphase lag. Salah satu contoh penyakit genetik yang diakibatkan karena kelainan jumlah kromosom (aneuploidi) yang mengenai kromosom seks, yaitu 1

Upload: ica-ompusunggu

Post on 02-Jan-2016

366 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl 27-Sindroma Turner

Remaja 14 tahun belum menstruasi dan kurang pandai di sekolah

Rozma Connica Bertha Ompusunggu*102009251

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Alamat korespondensi:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

*Email : [email protected]

Pendahuluan

Penyakit genetik yang berkaitan dengan perubahan kariotipe yang mengenai kromosom

seks jauh lebih sering dijumpai daripada penyakit yang berkaitan dengan kelainan autosom.

Dimana kariotipe kromosom normal dinyatakan sebagai 46,XX untuk wanita dan 46,XY

untuk pria. Perubahan kariotipe kromosom normal dapat terjadi karena kesalahan pada saat

meiosis atau mitosis sehingga suatu sel memperoleh komplemen kromosom yang bukan

kelipatan tepat dari 23, yang disebut aneuploid. Kausa umum aneuploidi adalah

nondisjunction dan anaphase lag. Salah satu contoh penyakit genetik yang diakibatkan karena

kelainan jumlah kromosom (aneuploidi) yang mengenai kromosom seks, yaitu Sindrom

Turner. Dimana pada Sindrom Turner dialami oleh perempuan dan umumnya memiliki

kariotipe 45,X.

Pada tahun 1938, Turner menguraikan sindrom yang terdiri dari infantilisme seksual, leher

berselaput, dan kubitum valgum pada wanita dewasa. Sifat kromoson keadaan ini ditemukan

pada tahun 1959.1

1

Page 2: Pbl 27-Sindroma Turner

Pembahasan

A. Anamnesis Skenario 2

Seorang ibu membawa putrinya, usia 14 tahun, datang ke dokter dengan keluhan belum

mendapat menstruasi dan gadis ini juga kurang pandai disekolah. Pada pemeriksaan tampak

sosok yang pendek web-neck, dan cubitus valgus.

Yang harus kita tanyakan kepada orang tua pasien adalah:

- Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan)

- Keluhan utama

o ibu keluhannya apa? Putrinya yang berusia 14 tahun belum menarke (usia menarke

normal rata-rata 12,9 tahun) dan putrinya juga kurang pandai disekolah.

- Riwayat penyakit sekarang

o Bagaimana dengan perkembangan payudara anak ibu?

o Bagaimana dengan kelakuannya dirumah dan sekolah? Apakah bersifat kelaki-lakian

atau normal saja?

o Tinggi badan anak ibu?

o Keadaan leher anak ibu bagaimana?

o Anaknya kurang pandai disekolah apa karena banyak bermain atau emang ada kesulitan

dalam mengikuti pelajaran?

o Bentuk jarinya bagaimana?

o Bentuk dada anak ibu bagaimana? Melebar tidak?

o Bentuk lengannya bagaimana? Normal tidak?

- Keluhan tambahan

o Selain itu ada keluhan lain mengenai anak ibu?

- Riwayat pengobatan

o Sebelumnya sudah mencoba berobat?

o Anaknya pernah periksa hormon?

o Bagaimana hasilnya?

- Riwayat penyakit dahulu

o Saat anak ibu di tingkat sekolah dasar apakah kurang pandai juga?

2

Page 3: Pbl 27-Sindroma Turner

o Anaknya ada penyakit berat sampai masuk ke rumah sakit?

o Anaknya pernah kecelakaan (patah lengan)?

o Ada penyakit menahun tidak anaknya?

- Riwayat penyakit keluarga

o Keluarga ada yang seperti ini juga?

o Keluarga punya penyakit keturunan atau menahun?

- Riwayat penyakit sosial

o Tetangga ada yang sakit seperti ini juga tidak?

B. Pemeriksaan a. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Dari inspeksi dapat kita temukan bahwa anak ini bertubuh pendek, terdapat web-neck

(kelainan pada leher yang tampak melebar, ada lipatan kulit di klavikula ke kepala) dan

cubitus valgus (kelainan deformitas pada siku).

Pada inspeksi sindrom down ditemukan bertubuh pendek, wajah triangular, web-neck,

garis rambut belakang rendah, dada lebar, jarak antar puting jauh, lengan cubitus valgus,

jari kecil, amenorhea primer, steril, tidak terdapat tanda-tanda seks sekunder (rambut di

pubis sedikit).

Antropometri

Kita lakukan pemeriksaan antropometri pada usia dewasa, yang kita ukur:

- Berat badan

- Tinggi badan

- IMT=BB (kg) : TB(m)2

Tabel 1: Klasifikasi IMT (Asia Pasific, 2003)

Berat badan (BB) IMT

BB kurang <18,5

BB normal 18,5-22,9

BB lebih

Preobesitas

Obesitas I

≥23,0

23,0-24,9

25,0-29,9

3

Page 4: Pbl 27-Sindroma Turner

Obesitas II ≥30,0

- Lingkar lengan atas

- Lingkar perut (Lpe)

- Lingkar panggul (Lpa)

- Rasio Lpe-Lpa = menentukan adanya distribusi lemak tubuh sentral di daerah

abdomen (akumulasi lemak sentral/obesitas). Makin besar rasionya makin tinggi

resiko penyakit jatung koroner.

o Perempuan <0,85

o Laki-laki <0.95.2

b. Pemeriksaan penunjang

Saat masih dalam kandungan = amniosentesis dan USG abdomen ibu

Sindrom Turner dapat didiagnosis dengan amniosentesis selama kehamilan.

Amniosentesis adalah cara untuk mengetes kemungkinan adanya kelainan kromosom

pada bayi yang masih dalam kandungan. Cairan amnion tersebut diambil sebanyak 10-

20cc dengan menggunakan jarum injeksi. Waktu yang paling baik untuk melakukan

amniosentesis ialah pada kehamilan 14-16 minggu. Jika terlalu awal dilakukan, cairan

amnion belum cukup banyak, sedang jika terlambat melakukannya, maka akan lebih sulit

untuk membuat kultur dari sel-sel fetus yang ikut terbawa cairan amnion. Sel fetus setelah

melalui prosedur tertentu lalu dibiakkan dan 2-3 minggu kemudian diperiksa

kromosomnya untuk dibuat karyotipe.3 Kadang-kadang, janin dengan sindrom Turner

diidentifikasi oleh temuan USG abnormal (cacat jantung, kelainan ginjal, hygroma kistik,

asites). Meskipun risiko kekambuhan tidak meningkat, konseling genetik sering

direkomendasikan bagi keluarga yang memiliki kehamilan atau anak dengan sindrom

Turner.

Setelah bayi lahir

1. Cytogenetic analysis

4

Page 5: Pbl 27-Sindroma Turner

Kemudian setelah bayi lahir, diagnosis dikonfirmasi lebih lanjut hanya setelah

dilakukan tes darah. Tes darah ini dikenal sebagai karotype dan memeriksa jumlah

kromosom dari perempuan. Seorang gadis menderita sindrom turner akan memiliki

45 kromosom (X) bukan 46 kromosom

2. Laboratorium

Pemeriksaan kadar gonadotrophin plasma, terutama hormon perangsang folikel

(FSH) sangat meningkat di atas kadar kontrol sesuai umur selama masa bayi, pada

usia sekitar 2-3 tahun terjadi penurunan progresif pada kadarnya sampai kadar ini

mencapai titik terendah pada usia 6-8 tahun, pada usia 10-11 tahun, kadar ini

meningkat sampai kadar dewasa kastrasi. Selain itu juga dapat dilakukan

pemeriksaan hormon LH (Luteinizing hormon). Hasil LH akan meningkat dari

normal pada sindrom Turner.

3. Analisis kromosom

Analisis kromosom atau karyotyping adalah tes untuk memeriksa kromosom dalam

sampel sel, yang dapat membantu mengidentifikasi masalah genetik sebagai

penyebab gangguan atau penyakit. Tes ini dapat berupa hitung jumlah kromosom dan

mencari perubahan struktural kromosom. Tes ini dapat dilakukan pada hamper

jaringan apapun, seperti : cairan ketuban, darah, sumsum tulang. Sampel tersebut

akan diperiksa dibawah mikrosop untuk memerika bentuk, ukuran, dan jumlah

kromosom.

Penderita dengan sindrom Turner menunjukan tiga kariotipe: sebanyak 57%

memiliki 45,X ,sekitar 14% kelainan structural kromosom X, dan 29% menunjukkan

bersifat mosaik.

4. Hibridisasi in situ fluorescent (FISH)

FISH adalah menggunakan teknologi DNA probeneon berlabel untuk

mendeteksi atau mengkonfirmasi kelainan gen atau kromosomyang

umumnya di luar resolusi sitogenetik konvensional. Ketika indeks mitosis

rendah,atau persiapan Sitogenetika suboptimal, diagnosis akurat sering tidak tercapai

denganmenggunakan teknik banding . Dalam situasi tertentu FISH  dapat berguna

karena metodologi FISH  memungkinkan deteksi target tertentu yang menyebar tidak

5

Page 6: Pbl 27-Sindroma Turner

hanya dimetafase.Hal ini membuat FISH menjadi alat yang kuat, cepat, dan sensitif

terhadap kelainan kromosom.

5. USG (Ultrasonografi)

USG dapat dilakukan pada ovarium dan ginjal. Dimana pada ovarium tampak

bergaris pada 90% penderita, hal ini terjadi karena ovarium mengalami degenerasi

dan menghilang. Serta pada 1/3 penderita sindrom Turner memiliki defek pada

ginjal, ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.1

C. Differential diagnoseSindrom Noonan

Gadis penderita sindrom Noonan menunjukan anomali tertentu yang juga terjadi pada

gadis dengan sindrom 45,X Turner, tetapi mereka memiliki kromosom 46,XX normal.

Kelainan yang paling lazim sama dengan kelainan yang diuraikan pada laki-laki dengan

sidrom Noonan. Fenotipnya berbeda dengan sindrom Turner dalam beberapa hal.

Retardasi mental sering ada, defek jantung yang paling sering adalah stenosis katup

pulmonal atau defek sekat atrium, bukannya defek aorta, dan matursi seksual normal

biasanya terjadi tetapi rata-rata terlambat 2 tahun, kegagalan ovarium premature terjadi

pada salah satu gadis belahan tahun.1

D. Working diagnose Sindrom turner mengacu kepada hipogonadisme (gonad atau organ reproduksi primer terdiri

dari sepasang testis pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. Pada wanita gonad matang

mempunyai dua fungsi, yaitu menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon-hormon seks

estrogen dan progesteron) pada wanita.4,5 Sindrom turner (Disgenesis gonad)

disebabkan oleh kehilangan kromosom X. Dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan

1 kromosom kelamin. Sindrom turner (Disgenesis gonad) dengan kariotipe (22AA+X0),

berjenis kelamin wanita. Penderita Sindrom turner (Disgenesis gonad) tidak dapat tumbuh

dengan normal atau mengalami kegagalan pada masa puberitas serta mengalami

kemandulan. Sindrom turner (Disgenesis gonad) dinamai untuk Dr Henry Turner, yang pada

tahun 1938 menerbitkan sebuah laporan yang menggambarkan gangguan. ketinggian rata-

rata seorang wanita yang tidak diobati dengan sindrom Turner adalah 4 kaki 8 inci.

6

Page 7: Pbl 27-Sindroma Turner

Kriteria berikut digunakan dalam diagnosis sindrom Turner:

Lengkap atau parsial X monosomi

- kariotipe setidaknya 30 sel menunjukkan proporsi substansial dengan kromosom seks

tidak ada atau cacat kedua

- bertubuh pendek (tinggi kurang dari 2.5th persentil untuk usia-cocok gadis)

- Kegagalan ovarium prematur (steril)

- Tidak adanya perkembangan pubertas, atau menopause dini dengan gonadotropin

ditinggikan (hipogonadisme hipergonadotropik).

- cacat kardiovaskular umum termasuk katup aorta bikuspid dan coarctation aorta.

E. EtiologiSindrom turner dihubungkan dengan monosomi fungsional lengan pendek

kromosom X. Kariotipe yang tersering pada sindrom turner adalah 45X, dengan kehilangan

kromosom seks kedua, tetapi banyak perempuan yang terkena merupakan mosaik, sekitar

75%.4 Mosaik yang paling utama adalah 45X/46XX, tetapi 45X/47XXX dan 45X/46XY

juga ada). Mosaik memperlihatnkan tanda-tanda sindroma turner, tetapi biasanya orangnya

lebih tinggi, lebih memperlihatkan kewanitaanya, mempunyai siklus haid yang lebih kearah

normal dan mungkin subur. Beberapa perempuan dengan sindrom turner mempunyai dua

kromosom X, tetapi pada keadaan ini satu X kehilangan lengan p (isokromosom lengan

panjang dengan delesi lengan pendek).4 Isokromosom (kromosom abnormal yang

memiliki sentromer median dan dua lengan yang identik). Individu yang memiliki lengan

panjang saja dari kromosom X kedua, mempunyai tubuh pendek dan menunjukkan tanda-

tanda sindrom turner. sedanagkan mereka ayang hanya memiliki lengna pendek dari

kromosom X kedua mempunyai tubuh normal. Pendapat baru inilah memberi kesan bahwa

fenotip turner itu diawasi gen-gen yang terdapat dalam lengan pendek dari kromosom

X. Resiko sindrom turner tidak bertambah dengan penambahan usia ibu. Temuan ini

memberi kesan kelainan pembelahan sel embrional bukan fertilitas oleh gamet abnormal

sebagai penyebab sindrom turner. non-dijunction paternal selama spermatogenesis

merupakan penyebab pada sekitar 80% kasus sindrom turner, yang berarti bahwa pasien ini

tidak menerima satupun kromosom seks dari ayah.6

7

Page 8: Pbl 27-Sindroma Turner

Tidak ada predisposisi diketahui atau faktor penyebab untuk sindrom Turner. Hal ini

sporadis terjadi kecuali untuk kasus yang jarang terjadi di mana penghapusan kromosom X

kecil dapat ditularkan dari ibu ke anak perempuan.

F. EpidemiologiSindrom ini dinamai oleh Henry Turner, seorang endokrinologi Oklahoma, yang

digambarkan pada tahun 1938. Di Eropa, ini sering disebut sindrom turner Ullrich atau

bahkan Ullrich Turner Sindrom Bonnevie yang mengakui bahwa kasus-kasus sebelumnya

juga telah dijelaskan oleh dokter Eropa.

Laporan pertama yang diterbitkan atas seorang wanita dengan 45, kariotipe X pada

tahun 1959 oleh Dr Charles Ford dan rekan di Harwell dan Guy’s Hospital di London.

Ditemukan seorang gadis 14 tahun dengan tanda-tanda kelihatannya ia normal, tapi setelah

diamati ternyata terdapat beberapa sifat abnormal, seperti: tubuhnya pendek (kira-kira

120cm untuk usia dewasa), leher pendek dan pangkalnya seperti “bersayap”, dada lebar,

tanda kelamin sekunder tidak berkembang (payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh),

puting susu letaknya sangat berjauhan.

Gambar 1: Penetapan profil data sindrom Turner, 300 wanita, Usia DX (usia saat

diagnosis). Dari koleksi pribadi Carolyn Bondy, MS, MD (Nasional Institut Kesehatan Anak

dan Pengembangan Manusia alami sejarah studi 2001-2007). Sumber www.google.com

Sindroma turner terdapat kira-kira 1 dalam 3000 kelahiran hidup. Lebih dari 90%

mengalami abortus spontan. Perkiraan kasar untuk sindroma turner dewasa dalam

populasi umum ialah 1 tiap 5000 orang.

8

Page 9: Pbl 27-Sindroma Turner

G. PatofisiologiSindrom turner (Disgenesis gonad) disebabkan oleh kehilangan kromosom X. Dimana

jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Sindrom turner (Disgenesis

gonad) dengan kariotipe (22AA+X0), berjenis kelamin wanita(Kimbal, John W. 1989).

Penderita Sindrom turner (Disgenesis gonad) tidak dapat tumbuh dengan normal atau

mengalami kegagalan pada masa puberitas serta mengalami kemandulan. Sindrom turner

(Disgenesis gonad) dinamai untuk Dr Henry Turner, yang pada tahun 1938 menerbitkan

sebuah laporan yang menggambarkan gangguan. ketinggian rata-rata seorang wanita yang

tidak diobati dengan sindrom Turner adalah 4 kaki 8 inci(Muladno, 2002.).

 

Gambar 2: Kurva  Pertumbuhan Penderita Sindrom turner (Disgenesis gonad). Sumber:

www.google.com

Gambar 3. Susunan Kromosom Penderita Sindrom turner (Disgenesis gonad). Sumber:

www.google.com

Sindrom turner (Disgenesis gonad)disebabkan oleh hilang atau tidak lengkap kromosom

X. Orang yang mempunyai sindrom turner (Disgenesis gonad) berkembang sebagai

perempuan, itulah sebabnya mengapa gadis-gadis dengan kelainan lebih pendek dari normal

dan memiliki karakteristik seksual abnormal. Biasanya, perempuan mewarisi satu kromosom

9

Page 10: Pbl 27-Sindroma Turner

X dari ibu dan satu kromosom X dari ayah mereka. Tetapi wanita yang memiliki sindrom

turner(Disgenesis gonad) hilang salah satu kromosom X (Santosa, D.A.; 2000).

Gambar 4: Penderita Sindrom turner (Disgenesis gonad). Sumber:www.google.com

Seorang janin perempuan (biasanya XX) dapat bertahan hidup dengan hanya satu

kromosom X, tapi janin laki-laki (biasanya XY) tidak dapat bertahan hidup dengan hanya

satu kromosom Y. Hal ini karena tidak memiliki kromosom X jauh lebih buruk daripada

tidak memiliki kromosom Y. Kromosom Y membawa sedikit gen sangat penting bagi

kehidupan. Sebaliknya, kromosom X yang lebih panjang molekul DNA dan mengandung

banyak gen yang dibutuhkan untuk fungsi sel.

Sindrom turner (Disgenesis gonad) biasanya disebabkan oleh apa yang disebut

nondisjunction. Jika sepasang kromosom seks gagal untuk memisahkan selama

pembentukan telur (atau sperma), ini disebut sebagai nondisjunction. Ketika abnormal ini

menyatu untuk membentuk embrio, embrio yang mungkin akan berakhir dengan kehilangan

satu dari kromosom seks (X). Sebagai embrio tumbuh dan sel-sel membagi, setiap sel dari

tubuh bayi akan kehilangan salah satu kromosom X. Yang kelainan tidak diwarisi dari orang

tua yang terkena (bukan diturunkan dari orang tua ke anak) karena wanita dengan sindrom

turner (Disgenesis gonad) biasanya steril dan tidak bisa punya anak. Pada sekitar 20 persen

dari kasus-kasus sindrom turner(Disgenesis gonad), salah satu kromosom X yang abnormal.

Mungkin berbentuk seperti cincin, atau hilang beberapa bahan genetik (delesi lengan

pendek). Sekitar 30% anak dengan kelainan hanya hilang kromosom X dalam beberapa sel

mereka. Pola kromosom campuran ini dikenal sebagai mosaicism. Namun dengan teknik

pemeriksaan kromosom yang lebih sensitif, mosaikisme terungkap hingga 75% kasus.

Gadis dengan pola ini mungkin memiliki gejala yang lebih sedikit karena mereka masih

memiliki beberapa normal (XX) sel. Salah satu gen yang hilang pada kromosom X adalah

gen SHOX, yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang panjang. SHOX gen

yang hilang adalah alasan gadis-gadis yang memiliki kelainan yang sangat pendek.

10

Page 11: Pbl 27-Sindroma Turner

Kehlangan gen yang mengatur perkembangan ovarium dapat mempengaruhi karakteristik

seksual.

Diperkirakan bahwa sebagian besar (sampai 90%) janin dengan kariotipe ini

mengalami abortus spontan.6 Mortalitas sindrom turner dalam rahim sering dihubungkan

dengan edem berat dan higroma kistik (limfangioma biasanya terdapat di leher dan terdiri

dari kista besar, multiokuler, dan berdinding tipis). Jika proses penelanan pada janin

mengalami obstruksi, akan terjadi polihidramion. Pada banyak keadaan edema janin berat,

efusi paru mengganggu perkembangan paru. Namun bayi lahir hidup mempunyai prognosis

yang sangat baik.7

Gonad telah ada saat lahir dan bersifat infantil (karakter masa kanak-kanak yang

menetap sampai pada masa dewasa, ditandai dengan retradasi mental, organ seksual yang

tidak berkembang dan sering kali disertai kekerdilan).

Gadis dengan gangguan ini gagal untuk memulai pubertas ketika mereka seharusnya.

Hal ini karena ovarium yang memproduksi sel telur, serta hormon seks estrogen dan

progesteron gagal untuk mengembangkan secara normal.

H. Gejala klinik

Bayi baru lahir

Dapat menunjukkan web-neck dan edema kongenital dari kedua tangan dan kaki

Dewasa

- Tubuh pendek , wajah tiangular,

- Webbed neck (kulit diantara leher dan bahunya menyatu, seperti selaput), garis rambut

Garis rambut posterior yang rendah

- Kubitus Valgus (meningkatnya sudut angkat lengan)

- dada mirip tameng dengan puting payudara terpisah jauh

- Limfedema leher, tangan dan kaki

- jari manis dan jari-jari kakinya pendek

- Pada kulitnya terdapat banyak tahi lalat berwarna gelap.4

11

Page 12: Pbl 27-Sindroma Turner

Kelainan kongenital

- Ginjal tapal kuda

- Katup aorta bikuspid

- koarktasio aorta

Tanda-Tanda Seks Sekunder pada Perempuan :

- Genitalia tetap infantil

- Perkembangan Glandula Mammae yang minimal

- Rambut pubis tipis

- mengalami amenorea primer (tidak menstruasi)

- disfungsi gonad (ovarium tidak bekerja)

Gambar 5: Gejala yang ditimbulkan sindrom turner (Disgenesis gonad).

Sumber:www.google.com

12

Page 13: Pbl 27-Sindroma Turner

I. Therapi

Kesiapan psikologis penderita untuk mendapatkan terapi harus diperhatikan

─ Terapi

a. Perbaikan pada pertumbuhan tinggi badan dengan menggunkan terapi hormon

pertumbuhan dimulai pada usia 12-13 tahun.

b. Premarin 0,3-0,625 mg/hari selama 3-6 bulan : untuk menginduksi pubertas

c. Terapi gen penghasil hormon estrogen dimulai pada usia 12-13 tahun untuk

merangsang pertumbuhan ciri seksual sekunder sehingga penderita akan memiliki

penampilan yang lebih normal pada masa dewasa nanti. Tetapi terapi estrogen

tidak dapat mengatasi kemandulan.

d. Untuk mencegah kekeringan, rasa gatal dan nyeri selama melakukan hubungan

seksual, bisa digunakan pelumas vagina.

e. Untuk memperbaiki kelainan jantung kadang perlu dilakukan pembedahan.

f. Terapi gen merupakan pengobatan atau pencegahan penyakit melalui transfer

bahan genetik ke tubuh pasien. Dengan demikian melalui terapi gen bukan gejala

yang diobati tetapi penyebab munculnya gejala penyakit tersebut. Seluruh uji klinis

transfer gen hanya dilakukan terhadap sel-sel somatik bukan ke sperma atau ovum

yang jika dilakukan pasti akan menimbulkan kecaman dan pelanggaran etika yang

dianut saat ini. Transfer gen ke sel somatik dapat dilakukan melalui dua metode

yaitu ex vivo atau in vitro.

× ex vivo, sel diambil dari tubuh pasien, direkayasa secara genetik dan

dimasukkan kembali ke tubuh pasien;

× in vivo, yaitu transfer langsung gen target ke tubuh pasien dengan

menggunakan pengemban (vektor).8

─ Konseling Genetik

Pemberian konseling atau nasihat genetik adalah suatu upaya pemberian saran terhadap

orangtua atau keluarga penderita kelainan bawaan yang diduga mempunyai faktor

penyebab herediter, tentang apa dan bagaimana kelainan yang dihadapi ini, bagaimana

13

Page 14: Pbl 27-Sindroma Turner

pola penurunannya, serta bagaimana tindakan penatalaksanaanya, bagaimana

prognosisnya dan upaya melaksanakan pencegahan ataupun menghentikannya.5

J. Komplikasi

Defek jantung kongenital dapat menyertai monosomi kromosom seks.

Pengidap sindrom Turner berisiko tinggi mengalami fraktur semasa kanak-kanan dan

osteoporosis pada orang dewasa karena kurangnya estrogen.

Sebagian individu mungkin memperlihatkan ketidakmampuan belajar.

Kelainan imun sering terjadi pada penderita sindroma Turner, termasuk kelainan tiroid

(hipotiroid), yang menyebabkan produksi hormon yang

mengontrol metabolisme berkurang. Juga dapat terjadi alergi pada gandum sering

disebut penyakit Celiac.

Gangguan penglihatan juga dapat terjadi karena fungsi otot mata yang melemah

(strabismus)dan tidak dapat melihat jauh.

Penderita sindroma Turner juga sering mengalami gangguan psikologis, seperti percaya

diri yang rendah, depresi, kecemasan, kesulitan untuk bersosialisasi, dan gangguan

untuk memusatkan perhatian.9

K. Prefentif

Pencegahan primer terhadap kelainan genotip memerlukan tindakan sebelum konsepsi.

Diagnosis pranatal dengan terminasi kehamilan selektif (pencegahan skunder) merubah

angka kejadian suatu kelainan. Apabila usaha pencegahan gagal diperlukan suatu tindakan

pengobatan.

a. Pencegahan primer kelainan genetik

Pada pencegahan, diperlukan peningkatan pengetahuan tentang kedua proses tersebut

(kerusakan kromosom). Semua kelainan gen tunggal disebabkan oleh mutasi. Masih

diperlukan berbagai penelitian unntuk mencari penyebab kelainan ini. Kelainan yang

disebabkan multifaktor mempunyai peranan yang paling besar dalam pencegahan

primer. Tujuan disini adalah agar orang yang mempunyai resiko dapat mencegahnya

dengan menghindari faktor lingkungan.

14

Page 15: Pbl 27-Sindroma Turner

b. Pencegahan sekunder kelainan genetik

Pencegahan sekunder termaksud didalamnya semua aspek uji tapis prenatal dan

terminasi selektif.

Kelainan kromosom

Uji tapis biokimia untuk menentukan kehamilan resiko tinggi, dalam kombinasi dengan

umur ibu, sangat meningkatkan efektifitas program pencegahan pranatal. Biasanya uji

tapis dilakukan pada ibu usia 35 tahun keatas dan pada golongan risiko tinggi.5

Konseling genetik

Merupakan suatu upaya pemberian advis terhadap orang tua atau keluarga penderita

kelainan bawaan yang diduga mempunyai faktor penyebab herediter, tentang apa dan

bagaiman kelainan yang dihadapi itu, bagaimana pola penurunannya dan juga upaya untuk

melaksanakan pencegahan ataupun menghentikannya. Terdapat tiga aspek konseling:

- Aspek diagnosis

- Perkiraan risiko yang seungguhnya

- Tindakan suportif untuk memberikan kepastian bahwa pasien dan keluarganya

memperoleh manfaat dari nasihat yang diberikan dan tindakan pencegahan yang bisa

dilakukan

Tujuan dari konseling genetik adalah untuk mengumpulkan data-data medis maupun genetik

dari pasien ataupun keluarga pasien yang berpotensi dan menjelaskan langkah-langkah yang

dapat dilakukan. Konseling genetik dimulai dengan pertanyaan mengenai kemungkinan

terjadinya kelainan genetik yang diajukan o leh orang tua/wali penderita. Akan dilakukan

pemeriksaan pendukung yang lengkap, untuk mendapatkandiagnosis yang tepat seperti

pemeriksaan sitogenetik, analisis DNA, enzim, biokimiawi, radiologi, USG, CT scan, dan

sebagainya.5

L. Prognosis Studi epidemiologi berdasarkan data registri Eropa dikumpulkan terutama di akhir abad

20 secara konsisten melaporkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada orang dewasa

dengan sindrom Turner, karena komplikasi penyakit jantung bawaan, penyakit jantung

iskemik, diabetes mellitus, dan osteoporosis. Diharapkan bahwa morbiditas dan mortalitas

dapat dicegah dengan diagnosis dini dan skrining yang efektif.

15

Page 16: Pbl 27-Sindroma Turner

PENUTUP

Sindrom turner (Disgenesis gonad) disebabkan oleh kehilangan kromosom X. Dimana

jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Sindrom turner (Disgenesis

gonad) dengan kariotipe (22AA+X0), berjenis kelamin wanita. Penderita Sindrom turner

(Disgenesis gonad) tidak dapat tumbuh dengan normal atau mengalami kegagalan pada masa

puberitas serta mengalami kemandulan. Sindrom turner (Disgenesis gonad) dinamai untuk Dr

Henry Turner, yang pada tahun 1938 menerbitkan sebuah laporan yang menggambarkan

gangguan. ketinggian rata-rata seorang wanita yang tidak diobati dengan sindrom Turner adalah

4 kaki 8 inci. Pada pada pemeriksaan sindrom turner ditemukan bertubuh pendek, wajah

triangular, web-neck, garis rambut belakang rendah, dada lebar, jarak antar puting jauh, lengan

cubitus valgus, jari kecil, amenorhea primer, steril, tidak terdapat tanda-tanda seks sekunder

(rambut di pubis sedikit).

Sindroma turner terdapat kira-kira 1 dalam 3000 kelahiran hidup. Lebih dari 90%

mengalami abortus spontan. Perkiraan kasar untuk sindroma turner dewasa dalam populasi

umum ialah 1 tiap 5000 orang. Therapy yang dapat dilakukan pada pasien ini adalah terapi

hormone estrogen (pertumbuhan tulang), premarin (induksi pubertas), pembedahan (kelainan

jantung bawaan) dan terapi gen. Studi epidemiologi berdasarkan data registri Eropa dikumpulkan

terutama di akhir abad 20 secara konsisten melaporkan peningkatan morbiditas dan mortalitas

pada orang dewasa dengan sindrom Turner, karena komplikasi penyakit jantung bawaan,

penyakit jantung iskemik, diabetes mellitus, dan osteoporosis. Diharapkan bahwa morbiditas dan

mortalitas dapat dicegah dengan diagnosis dini dan skrining yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Pbl 27-Sindroma Turner

1. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editor. Ilmu kesehatan anak Nelson: sindrom

turner. Edisi 15. Volume 3. Jakarta: EGC;2000.h.1992-94.

2. Kurnia Nah Yasavati, Santoso Mardi, Winami Wati Wong, Sumardikarya K Indriani.

Buku panduan keterampilan medic (skill-lab) semester 3.Jakarta:FKUKRIDA;2010.h.10-

6.

3. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta:UGM;2008.h.246-69.

4. Mitchell NR, Kumar Vinay, Abbas KA, Fausto Nelson. Buku saku dasar patologi

penyakit. Edisi 7. Jakarta:EGC;2009.h.124-5.

5. Effendi SH, Indrasanto E. Kelainan kongenital. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,

Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit

IDAI;2008.h.63-9.

6. Anderson PS, McCarty WL. Patofisiologi konsep klinik proses-proses penyakit. Edisi 6.

Volume 1.Jakarta:EGC;2006.h.9-28.

7. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editor. Esensi pediatric nelson: sindrom turner.

Edisi 4. Jakarta: EGC;2010.h.157-9.

8. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom KD.

Obstetri williams: genetika. Edisi 21. Volume 2. Jakarta: EGC;2005.h.1052-53.

9. Yudha EK, wahyuningsih E, Yulianti D, Karyuni PE. Buku saku patofisiologi: genetika.

Edisi 3. Jakarta: EGC;2007.h.63-6.

17