sindroma jebakan

Upload: elisabethtapowolo

Post on 07-Feb-2018

266 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    1/27

    3. SINDROMA TEROWONGAN KUBITAL

    Karena pentingnya fungsi tangan pada kehidupan sehari-

    hari, saraf ulnar, yang memberikan inervasi motor

    utama pada tangan, mungkin merupakam saraf perifer

    somatik terpenting pada tubuh. Kelainan saraf ulnar

    berakibat cacad bermakna akibat hilangnya fungsi tanganakibat nyeri, baal dan kelemahan. Penyebab kelainan

    saraf ulnar tersering adalah jeratan, jepitan,

    regangan, atau gesekan pada atau sekitar siku.

    Karena tumpang-tindihnya proses patologis yang

    dapat menimbulkan kelainan saraf ulnar pada siku,

    tinjauan atas penyebab dan tindakan yang dilaporkan

    pada literatur dapat membingungkan dan menyesatkan.

    Misalnya adalah berbagai istilah yang diberikan pada

    beberapa dekade terakhir untuk menjelaskan fenomena

    kelainan saraf ulnar pada siku. Proses penyakit ini

    pernah dikatakan sebagai palsi ulnar lambat (tardy),

    neuritis ulnar traumatika, neuritis kompresi saraf

    ulnar, sindroma Feindel-Osborne, serta sindromaterowongan kubital.

    Beberapa istilah seperti palsi ulnar lambat tidak

    memadai untuk menjelaskan kebanyakan kelainan saraf

    ulnar. Istilah ini digunakan hanya untuk pasien dengan

    perburukan fungsi saraf ulnar yang lambat dan kronik

    dalam beberapa bulan atau tahun setelah cedera siku,

    terutama bila bersamaan dengan fraktura suprakondiler

    atau fraktura epikondil medial. Istilah yang disukai

    saat ini adalah sindroma terowongan kubital. Istilah

    ini terkadang terlalu menyederhanakan: kelainan saraf

    ulnar pada siku mungkin akibat beberapa faktor selain

    kompresi didalam terowongan kubital, seperti subluksasi

    berulang saraf ulnar keluar alurnya, atau jeratan

    proksimal atau distal terowongan kubital. Istilah

    sindroma terowongan kubital, secara luas, yaitu

    kelainan saraf fokal yang mengenai saraf ulnar dalam

    lingkungan terowongan kubital.

    Anatomi Bedah

    Perjalanan Anatomik Saraf Ulnar

    Saraf ulnar adalah saraf terbesar yang berasal dari

    kord medial pleksus brakhial. Membawa serabut saraf

    dari saraf servikal kedelapan dan torasik pertama.

    Dilengan atas, berjalan medial dari arteria brakhial

    hingga pertengahan lengan, dimana menembus septum

    intermuskuler dan berjalan menuju aspek dorsal dan

    medial siku sepanjang kepala medial triseps. Setelah

    melalui belakang epikondil medial humerus pada alur

    antaranya dengan olekranon (dikenal sebagai terowongan

    kubital), saraf ulnar memasuki lengan bawah antara dua

    kepala otot fleksor karpi ulnaris.

    Melintas alur ini, saraf berjalan kekompartemen

    ekstensor lengan kekompartemen fleksor lengan bawah.

    Lebih kedistal lengan bawah, saraf ulnar bergabung

    dengan arteria ulnar dan muncul kearah permukaan tepat

    lateral dari fleksor karpi ulnaris sebelum berjalan

    melintas pergelangan medial, superfisial terhadapligamen karpal transversa (retinakulum fleksor) ke

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    2/27

    tangan.

    Inervasi Oleh Saraf Ulnar

    Seperti saraf median, saraf ulnar tidak mempunyai

    cabang di lengan, namun menginervasi lengan bawah dantangan. Tidak seperti saraf median, serabut motor saraf

    ulnar terutama menginervasi tangan dibanding lengan

    bawah.

    Walau saraf ulnar memberi sejumlah cabang

    artikuler kecil pada sendi siku, namun tidak sebelum ia

    melalui antara kedua kepala fleksor karpi ulnaris

    dimana ia mencatu inervasi motor dan sensori. Ketika

    saraf terletak superfisial setelah melalui perut

    fleksor karpi ulnaris, dimana ia memberi inervasi motor

    padanya dan otot fleksor digitorum profundus, ia

    memberi cabang kutan palmar yang menembus fasia tepat

    proksimal pergelangan dan mencatu kulit eminens

    hipotenar dan aspek median telapak. Cabang kutandorsal saraf ulnar muncul 5 sm. proksimal pergelangan

    dan membelok kedorsal, dimana ia memberikan serabut

    sensori untuk setengah medial dorsum tangan dan jari

    keempat dan kelima.

    Kepentingan bedah atas cabang kutan saraf ulnar

    adalah cabang kutan antebrakhial medial. Walau tidak

    secara anatomis merupakan cabang saraf ulnar, ia cabang

    dari kord medial pleksus brakhial pada daerah asal

    saraf ulnar. Ia menembus fasia brakhial pada bagian

    bawah lengan pada aspek medial. Cabang anterior yang

    lebih besar saraf kutan ini memberikan serabut sensori

    keaspek ventral dan medial lengan distal dan lengan

    bawah proksimal, serta fossa kubital. Cabang ulnar yang

    lebih kecil melalui ventral epikondil medial humerus

    dan mencatu kulit pada aspek dorsomedian lengan bawah.

    Putusnya satu atau lebih cabang saraf kutan anterior

    median ini saat dekompresi atau transposisi saraf ulnar

    pada siku dapat menyebabkan baal lengan bawah medial

    atau nyeri karena pembentukan neuroma.

    Setelah melalui telapak, saraf ulnar membagi diri

    menjadi cabang superfisial dan cabang dalam. Cabang

    superfisial membawa serabut sensori keaspek telapak

    jari kelima dan setengah median jari keempat. Cabang

    dalam (motor) berjalan dalam melalui otot eminens

    hipotenar yang diinervasinya. Kompartemen hipotenar

    terdiri tiga otot: abduktor digiti minimi, fleksor

    digiti minimi brevis, dan opponens digiti minimi.

    Selanjutnya arkusnya melintas telapak, mencatu inervasi

    lumbrikales ketiga dan empat, semua otot interosseus,

    dan adduktor pollisis.

    Anatomi Terowongan Kubital

    Ketika saraf ulnar melalui alur dibelakang epikondil

    medial humerus dan melewati sendi siku, ia terletak

    pada arkade fibrosa yang dibentuk oleh jaringan fasia

    padat. Aponeurosis ini menjembatani secara transversal

    alur dari perlekatan satu kepala fleksor karpi ulnaris

    pada epikondil medial humerus untuk melekat pada kepalalainnya pada aspek medial olekranon. Terowongan ini

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    3/27

    dikenal sebagai 'terowongan kubital'.

    Tepi paling proksimal arkade fibrosa ini, dikenal

    sebagai bandOsborne, sering menebal dan sering sebagai

    tempat kompresi saraf dibawahnya. Selain saraf ulnar,

    isi lain terowongan kubital adalah ligamen ulnohumeral

    yang menghubungkan sendi siku [terutama ligamen

    kolateral ulnar (atau medial)] dan sejumlah keciljaringan fibrolemak.

    Terowongan kubital secara anatomis dapat dibagi

    tiga bagian: (1) pintu masuk terowongan tepat

    dibelakang epikondil medial, (2) daerah sekitar apo-

    neurosis fasial yang menghubungkan kedua kepala fleksor

    karpi ulnaris, dan (3) perut otot fleksor karpi ulnaris

    sendiri.

    Faktor Anatomis dan Fisiologis yang Berkaitan dengan

    Kelainan Saraf Ulnar pada Siku

    Sindroma ini mungkin disebabkan sejumlah prosespatologis. Tidak semua proses patologis tersebut adalah

    lesi kompresif atau proses jenis jeratan. Neuritis yang

    berhubungan dengan gesekan mungkin berperan nyata pada

    terjadinya sindroma ini. Ini mungkin terutama pada

    dislokasi kronik dan berulang saraf dari alur ulnar.

    Kompresi saraf ulnar didalam terowongan kubital

    paling sering akibat konstriksi saraf oleh aponeurosis

    diatasnya. Lebih jarang akibat agen kompresif seperti

    inflamasi, sinovitis rematoid, lipoma dan tumor lain,

    fragmen tulang, osteofit dari artikulasi ulnohumeral,

    dan anomali jarang yang disebut otot epitrokhleo-

    ankoneus persisten. Jeratan diluar terowongan kubital

    sudah diketahui. Setiap daerah seperti septum

    intermuskuler medial, arkade struther, kepala medial

    triseps, dan alur antara dua perut otot fleksor karpi

    ulnaris sudah diketahui sebagai tempat kompresi.

    Etiologi sering lainnya adalah cedera berulang

    atau tekanan pada saraf, seperti kebiasaan bersandar

    pada meja dengan siku saat bekerja. Kegiatan seperti

    menyekop, mengayun kapak atau cangkul, dan tidur dengan

    lengan fleksi pada siku memacu timbulnya kelainan saraf

    ulnar.

    Kelainan saraf mungkin karena perubahan isi

    terowongan kubital pada fleksi dan ekstensi. Pada

    ekstensi, terowongan mempunyai isi terbesar, karena

    longgarnya aponeurosis diatasnya dan ligamen kolateral

    ulnar dibawahnya. Saat fleksi, dua titik perlekatan

    aponeurosis pada epikondil dan olekranon menyebar,

    menyebabkan atap fasial menjadi tegang. Hal yang serupa

    terjadi pada ligamen kolateral ulnar sepanjang lantai

    terowongan yang menjadi tegang. Pengurangan volume

    terowongan kubital berakibat kompresi dan iskemia fokal

    pada saraf. Fleksi siku dan peregangan berulang pada

    saraf ulnar sekitar epikondil medial juga berperan pada

    kerusakan saraf.

    Proses kompresif kronis seperti yang dijumpai pada

    fraktura siku yang malunion serta cubitus valgus

    mungkin menyebabkan palsi ulnar tardy. Sebaliknya,

    kejadian akut tunggal dapat menyebabkan kelainan saraf

    ulnar pada siku; benturan tajam pada siku, injeksisteroid pada siku untuk bursitis atau epikondil medial,

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    4/27

    dan terbaring untuk waktu tertentu pada permukaan keras

    dengan siku tak terlindung (seperti pada kamar operasi

    atau mabuk). 10-30 % kasus adalah idiopatik dan etio-

    logi kelainan sarafnya tak dapat dijelaskan.

    Seperti saraf median pada sindroma terowongan

    karpal, saraf ulnar menjadi lebih terancam atas lesi

    kompresif oleh proses metabolik yang menyebabkan de-mielinasi, edema endoneural/perineural, serta iskemia

    saraf seperti terjadi pada DM, alkoholisme dan mal-

    nutrisi, defisiensi vitamin, atau sindroma paraneo-

    plastik.

    DIAGNOSIS KLINIS

    Gejala dan temuan

    Baal dan 'tingling' aspek ulnar tangan, kelemahan dan

    kekakuan, atrofi tenar dan interossei dorsal pertama

    adalah keluhan tersering. berbeda beda dengan sindromaterowongan karpal, nyeri jarang sebagai komponen utama

    dari kompleks gejala. Nyeri disebut sebagai sensasi

    sakit pada medial siku dan lengan bawah bersama dengan

    disestetik tinglingpada tangan. Nyeri perih jarang dan

    harus mewaspadakan akan kelainan lain, seperti kelainan

    akar servikal. Pasien mungkin mengeluhkan perburukan

    mendadak setelah bekerja atau gerak fleksi-ekstensi

    yang kuat dan berulang pada siku. Pasien yang tidur

    dengan tangan dibawah kepala, menyebabkan 'hiperfleksi'

    siku yang lama, mengalami gejala yang lebih jelas saat

    bangun.

    Gay dan Love menemukan atrofi otot intrinsik

    tangan dan kelemahan pada 90 % pasien paralisis ulnar

    tardy. Nyatanya atrofi yang nyata sering dikalahkan

    oleh adanya perubahan sensori dan kelemahan subjektif.

    Hipoestesia pada distribusi saraf ulnar pada tangan

    dijumpai pada 75 % pasien. Setengahnya dijumpai dengan

    pembesaran dan pembengkakan saraf ulnar yang teraba

    dibelakang siku. Beberapa dengan nyeri sentuh saraf.

    Perubahan atrofik tangan bisa sangat jelas.

    Tonjolan hipotenar sering mendatar, terutama sepanjang

    sisi medial tangan. Lebih mengesankan adalah depresi

    antara jempol dan telunjuk pada aspek dorsal tangan,

    menunjukkan atrofi otot interosseus dorsal pertama.

    Tiga otot pada tonjolan hipotenar untuk abduksi,

    adduksi, fleksi dan rotasi jari kelima. Yang paling

    mudah untuk diperiksa adalah abduktor digiti minimi.

    Kelemahan otot ini tampil sebagai kesulitan membuka

    (abduksi) jari-jari. Termudah dilihat bila kelemahan-

    nya uni lateral, hingga bisa dibandingkan dengan tangan

    lainnya. Kelemahan adduksi kelingking disebut sebagai

    tanda Wartenberg, mungkin temuan motor yang paling

    sensitif padaada sindroma terowongan kubital.

    Karena kebanyakan otot yang diinervasi saraf ulnar

    menyangkut fleksi jari, kekuatan genggam mungkin

    indikator penting pada fungsi saraf ulnar. Adduktor

    polisis dites dengan menjepit kertas antara jempol dan

    telunjuk. Kelemahan berakibat kertas mudah ditarik.

    Sebagian pasien mengkompensasinya dengan memfleksikan

    sendi interfalang jempol dengan memakai fleksor polisislongus, yang diinervasi cabang interosseus anterior

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    5/27

    saraf median. Ini disebut tanda Froment, khas pada

    kelainan saraf ulnar.

    Kelemahan otot fleksor karpi ulnaris dan fleksor

    digitorum profundus (yang diinervasi saraf ulnar tepat

    didistal siku) jarang dilaporkan sebagai temuan klinis

    pada sindroma terowongan kubital. Beberapa secara

    keliru menganggap karena saraf yang menginervasi ototini berasal proksimal dari siku. Campbell hanya

    menemukan 10 % yang timbul pada atau proksimal dari

    terowongan kubital. Disimpulkan bahwa utuhnya fleksor

    karpi ulnaris tidak berhubungan dengan tingkat asal

    percabangannya, namun lebih karena hubungannya dalam

    topografi neural internal serta berat dan tingkat

    kompresi. Yang lain memastikan mengapa otot ini bebas

    dari kehilangan innervasi: serabut yang menginnervasi

    terletak pada aspek dalam dari saraf dan terhindar dari

    efek kompresi oleh serabut yang terletak lebih

    kepermukaan tangan.

    Kelemahan tampaknya lebih sering dari pada yang

    dilaporkan. Karena sulitnya melacak perubahan motoryang halus, kelemahan mungkin tidak diperiksa atau

    terabaikan. Walau tidak bisa secara tepat menaksir

    fungsi otot fleksor karpi ulnaris, Craven dan Green

    menemukan kelemahan fleksor digitorum profundus pada

    66 % pasien. Sebagai tambahan, Campbell menemukan

    kelainan EMG berat fleksor karpi ulnaris pada hampir

    setengah kasus kelainan ulnar.

    Perkusi daerah diatas alur ulnar menimbulkan

    tinglingdan baal pada medial lengan bawah dan tangan.

    Fenomena ini serupa dengan tanda Tinel pada sindroma

    terowongan karpal. 'Tinel' positif pada saraf ulnar

    adalah temuan nonspesifik dan sering ditemukan pada

    orang tanpa bukti lain adanya kelainan saraf ulnar.

    Terkadang fleksi maksimal siku untuk 1-2 menit bisa

    mengakserbasi gejala. TesTes fleksi siku ini, yang

    kegunaannya belum terbukti, mungkin analog dengan tes

    fleksi pergelangan Phalen pada jeratan saraf median.

    Kubitus valgus, epikondilitis medial, sinovitis

    rematoid, dan massa seperti umor atau fragmen tulang

    bisa dijumpai. Kebanyakan dari temuan ini memerlukan

    tindakan yang berbeda dari sindroma kubital idiopatik.

    Ini terutama bila saraf ulnar mengalami subluksasi

    keluar alurnya dan diatas epikondil medial dapat diraba.

    Tes Diagnostik

    Semua pasien diduga sindroma terowongan kubital harus

    mendapatkan pemeriksaan EMG dan kecepatan konduksi

    saraf (NCV), sinar-X siku dan tulang belakang servikal.

    EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk

    menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai

    (1)kelainan saraf metabolik atau nutrisional, seperti

    polineuropati diabetik dan (2)tempat jeratan kedua,

    seperti gangguan akar C8 (hingga disebut 'double crush

    syndrome'). Hasil tes elektrodiagnostik tidak boleh

    digunakan sebagai alat diagnostik primer untuk meng-

    indikasikan operasi.

    Mungkin indikator elektrodiagnostik untuk kelainan

    saraf ulnar pada siku yang paling spesifik dan masukakal adalah perlambatan kecepatan konduksi melintas

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    6/27

    siku. Walau nilai normal belum pasti, kecepatan

    konduksi (NCV) saraf ulnar umumnya 47-65 m/dt dengan

    rata-rata 55 m/dt. Pengurangan kecepatan kurang dari

    25 % mungkin tidak bermakna. Pengurangan kecepatan

    lebih dari 33 % mungkin menunjukkan proses gangguan

    saraf disiku.

    Temuan EMG lain yang menunjukkan sindromaterowongan kubital adalah berkurangnya jumlah potensial

    aksi unit motor, fibrilasi dan gelombang positif, dan

    pada kasus yang lebih berat, potensial reinnervasi

    polifasik. Indikator sensitif perubahan konduksi

    lainnya adalah hilangnya potensial sensori evoked.

    Posisi siku harus harus standar pada saat melakukan

    pemeriksaan elektrodiagnostik. Variasi pembacaan NCV

    bisa terjadi saat fleksi dan ekstensi, bahkan pada

    orang normal.

    Sinar-X siku memberikan informasi berguna

    menyangkut etiologi yang membantu rencana pengelolaan.

    Spur artritik, tumor tulang, fraktura, atau kubitus

    valgus bisa ditemukan. Tampilan anteroposterior sedikitoblik, disebut sebagai tampilan terowongan kubital,

    paling bermanfaat.

    Diagnosis Diferensial

    Banyak proses patologis kord tulang belakang menyerupai

    sindroma ini, semua mungkin tampil dengan tanda dan

    gejala motor yang predominan. Bila pasien mengeluh

    'tangan baal dan kaku', pikirkan lesi kord intrinsik

    seperti tumor intrameduler, siringomielia, sklerosis

    lateral amiotrofik, dan lesi kord ekstrinsik seperti

    kelainan saraf spondilitik servikal. Penyebab nyeri dan

    disfungsi tangan lainnya adalah (1) gangguan akar

    servikal karena osteofit atau diskus yang mengalami

    herniasi, (2) tumor Pancoast dan lesi lain pleksus

    brakhial bawah dan medial, dan (3)kompresi saraf ulnar

    ditempat lain, seperti pada terowongan Guyon. Sebagai

    tambahan, berbagai gangguan saraf sistemik, seperti

    defisiensi nutrisional atau DM, mungkin berdiri sendiri

    atau bersama dengan sindroma terowongan kubital

    menyebabkan kelemahan, atrofi, nyeri dan baal pada

    distal ekstremitas atas. Terkadang, pengaruh usia

    menyebabkan atrofi dan disfungsi tangan intrinsik.

    TINGKATAN PENYAKIT

    Kesulitan utama menilai dan membandingkan hasil terapi

    sindroma terowongan kubital adalah tidak adanya sistem

    penderajatan penyakit yang dipakai luas dan seragam

    untuk mengkategorikan pasien prabedah berdasar berat

    gejala dan pasca bedah untuk hasil operasi. Skema yang

    paling sering digunakan adalah yang diajukan McGowan

    pada 1950. Sistem penderajatan ini berdasar pada

    kelemahan otot. Derajat I memiliki 'lesi minimal dengan

    tidak dijumpainya kelemahan otot tangan'. Lesi inter-

    mediet dikatakan derajat II. Derajat III adalah pasien

    dengan 'lesi berat, dengan paralisis satu atau lebih

    otot intrinsik ulnar'. Sayangnya derajat sulitditentukan dan mengabaikan gambaran penting seperti

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    7/27

    nyeri dan baal.

    Devon merancang sistem penderajatan yang lebih

    mendalam dan mudah berdasar perubahan sensori dan motor

    dan temuan fisik lain seperti tanda Tinel dan tes

    fleksi siku. Ia membagi beratnya gejala penyakit

    prabedah sebagai ringan, sedang dan berat. Walau

    merupakan sistem yang baik untuk mengkategori danmembandingkan pasien berdasar derajat defisit prabedah,

    penggunaannya untuk mengklasifikasikan hasil pasca

    bedah adalah rumit dan sulit digunakan.

    Metoda pembanding lain adalah menggunakan sistem

    skor dengan nilai, dijelaskan Gabel dan Amadio. Nilai

    diberikan berdasar beratnya tiga faktor: fungsi motor,

    sensasi dan nyeri. Tidak ada nilai yang diberikan untuk

    gejala paling berat; peninggian nilai diberikan untuk

    gejala yang kurang berat. Hasil pasca bedah dapat juga

    diderajatkan kedalam sempurna, baik, sedang dan buruk.

    Tidak peduli cara penderajatan yang dipakai, sistem

    yang standard dan seragam harus dipakai untuk menaksir

    hasil tindakan.

    PENGELOLAAN NONBEDAH

    Dari riwayatnya, sindroma terowongan kubital dikira

    hanya akan membaik denngan tindakan bedah. Gay dan Love

    menyatakan 'perjalanan paralisis tardy saraf ulnar khas

    dengan progresi 'ganas', dan tidak diketahui tindakan

    konservatif yang memiliki manfaat permanen'. Laporan

    tentang manfaat tindakan nonbedah yang mengurangi

    gejala pada kasus tertentu cukup meningkat. Pasien

    harus mencegah kegiatan dan posisi yang menimbulkan (1)

    friksi akibat gerak siku berulang atau (2)peregangan

    Tabel

    Tabel

    Skala Nilai Prabedah dan Pasca Bedah Untuk

    Klasifikasi Hasil Akhir

    Jeratan Saraf Ulnar (Gabel dan Amadio)

    Berdasar Skor Gabel dan Amadio

    -------------------------------------------------------------------

    --------------------------------------------

    Nilai Motor Sensori Nyeri

    Sempurna - Nilai 9

    -------------------------------------------------------------------

    3 Normal Baal (-) Nyeri (-)

    Baik - Nilai 2 setiap kategori dengan

    (McGowan I)

    peningkatan nilai 1 atau lebih

    pada tiap kategori, atau

    2 Lebih lemah dari Diskriminasi 2 titik Nyeri

    peningkatan nilai total 4 atau

    sisi seberang normal; intermiten

    lebih

    parestesi intermiten

    Sedang - Nilai kurang dari 2 pada tiap

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    8/27

    1 Atrofi nyata Diskriminasi 2 titik Nyeri menetap,

    kategori, namun nilai total

    (McGowan II) > 6 mm; perlu obat

    bertambah 1-3

    baal menetap intermiten

    Buruk - Tidak ada perubahan atau0 Paralisis intrin- Diskriminasi 2 titik Narkotik

    nilai total berkurang

    sik dengan defor- > 10 mm; terus

    -------------------------------------------

    mitas 'claw' anestesia diperlukan

    (McGowan III)

    -------------------------------------------------------------------

    atau kompresi terhadap saraf karena fleksi siku

    berlebihan, mungkin diperlukan oleh beberapa pasien

    dengan gejala awal. Handuk dengan tenunan jarang

    diselubungkan pada siku yang bersangkutan agar sikutidak terhimpit oleh badan atau kepala. Pada beberapa

    kasus, bidai siku dipasang dengan fleksi yang ringan

    (sekitar 30o fleksi) hanya pada saat malam terbukti

    bermanfaat. Dimond serta Lister menganjurkan bidai

    sepanjang lengan. Sayangnya data-data hasil terapi

    konservatif sangat terbatas untuk dinilai.

    PENGELOLAAN BEDAH

    Paling sedikit ada lima cara operasi berbeda yang

    dianjurkan untuk sindroma terowongan kubital. Masing-

    masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri.

    Dikelompokkan kedalam kategori: (1)dekompresi, dan (2)

    transposisi. Tindakan dekompresi ditujukan untuk proses

    kompresi tanpa memindahkan saraf dari tempatnya pada

    alur ulnar. Tindakan dekompresi adalah dekompresi

    sederhana dan epikondilektomi medial. Tindakan trans-

    posisi memindahkan saraf keanterior kelokasi yang lebih

    terlindung. Selanjutnya bisa dibagi berdasar kemana

    saraf ulnar akan diletakkan: subkutan, intramuskuler,

    atau submuskuler. Cara lain yang dianjurkan Willis

    adalah pembebasan terowongan kubital yang diperluas

    dengan osteotomi parsial dari epikondil medial.

    c. Saraf Radial

    Lesi lengan proksimal jarang spontan, biasanya karena

    trauma, tersering fraktura humerus. 'Saturday night

    palsy' akibat dari kompresi saraf radial ketika pasien

    tidur dengan lengan posterior tertekan bidang yang

    tajam. Pasien datang dengan wrist dropdan tidak mampu

    untuk mengekstensikan jari-jari. Terjadi gangguan

    sensori karena tempat cedera yang tinggi. 80 % membaik

    spontan (Gumley, 1991), karenanya eksplorasi tidak

    dilakukan dini. Bila palsi berkaitan dengan fraktura

    humerus, operasi dini akan bermanfaat. Saraf dibebaskan

    dari fragmen tulang atau kalus dan dilakukan anastomosabila putus.

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    9/27

    Lesi dengan demielinasi pada saraf radial pada

    humerus proksimal hingga tengah berakibat pemeriksaan

    konduksi didistal lesi normal (Russel, 1991). Tes

    proksimal dari lesi memperlihatkan pengurangan atau

    perlambatan respons motor dibanding stimulasi distal

    dari lesi. Pasien dengan lesi aksonal, amplituda motor

    dan sensori radial berkurang dan denervasi ditemukanpada semua otot radial yang diinervasi didistal dari

    otot trisep. Perubahan EMG tidak teramati hingga tiga

    minggu sejak cedera.

    Saraf radial melengkung sekitar humerus posterior

    pada alur spiral dan memasuki aspek anterior lengan,

    10 sm proksimal epikondil lateral, berjalan melalui

    septum intermuskuler lateral (Gumley, 1991). Saraf

    radial berjalan anterior sendi radiohumeral dimana ia

    terbagi menjadi cabang dalam dan permukaan. Cabang

    permukaan kedistal keotot brakhioradialis, memberi

    sensasi sela jari pertama sebelah dorsal. Cabang dalam

    melintir sekitar leher radius, berjalan antara kedua

    kepala otot supinator, menuju aspek posterior lengansebagai saraf interosseus posterior. Cabang dalam

    mencatu otot ekstensor pergelangan, tangan dan jempol

    kecuali otot ekstensor karpi radialis longus, yang

    diinervasi cabang saraf radial sebelum memasuki otot

    supinator.

    1. SINDROMA TEROWONGAN RADIAL

    Sindroma klinis yang berhubungan dengan kompresi cabang

    dalam saraf radial disebut radial tunnel syndrome.

    Sering dikelirukan dengan 'tennis elbow'. Sindroma

    terowongan radial ini menyebabkan nyeri somatik dalam

    pada otot ekstensor, terutama dipacu oleh latihan,

    tanpa disertai gejala sensori atau motor. Empat tempat

    yang potensial untuk kompresi adalah: (1) band

    fibrosa anterior dari kepala radial, (2)oleh pembuluh

    penghubung Henry yang berjalan diatas saraf radial

    untuk mencatu otot brakhioradialis, (3) oleh tepi

    tendinosa otot ekstensor karpi radialis brevis, dan (4)

    oleh arkade Frohse, yang merupakan tepi ligamen tajam

    kepala superfisial otot supinator. Yang terakhkir

    adalah daerah kompresi tersering. Tepi yang tajam ini

    tidak ada pada fetus. Ia berupa fibrotendinosa pada

    30 % anggota. Spinner mempostulasikan bahwa arkade

    Frohse dibentuk sebagai reaksi atas gerak rotari

    berulang dari lengan. Spinner menemukan sindroma ini

    pada lengan dominan pada 89 % pasien. Kebanyakan pasien

    mempunyai riwayat trauma berulang, seperti dijumpai

    pada pembuat batu bata, pemasang pipa, operator mesin,

    konduktor orkestra, dan pemain tenis. Penyebab kompresi

    lain bisa tumor, lipoma, proliferasi sinovial pada

    artritis rematoid, atau fraktura kepala radius.

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    10/27

    4. SINDROMA TEROWONGAN KARPAL

    Epidemiologi dan Etiologi

    Sindroma ini merupakan kelainan saraf karena jeratan

    yang paling sering terjadi. Wanita sedikit lebih

    sering. 50 % terjadi pada dekade kelima dan keenam.Sering terjadi pada pekerja yang melakukan gerakan

    pergelangan berulang atau penekanan yang lama pada

    'tumit' tangan. Cedera rekreasi pada tangan dan

    pergelangan semakin besar kejadiannya sebagai penyebab

    sindroma ini. 5-10 % mempunyai riwayat cedera yang baru

    maupun lama pada pergelangannya.

    Beberapa kelainan sistemik berkaitan dengan

    sindroma ini. Artritis rematoid, amiloidosis, dan hipo-

    tiroidisme mempredisposisi kompresi saraf median

    didalam terowongan karpal akibat penebalan dan

    hipertropi ligamen dan jaringan ikat lainnya. Sindroma

    ini juga lebih sering terjadi berkaitan dengan kelainan

    yang menimbulkan demielinasi atau kelainan sarafiskemik seperti DM, gagal ginjal, atau alkoholisme.

    Defisiensi piridoksin (vitamin B6) diduga sebagai

    faktor etiologis. Gejala transien kompresi saraf

    median sangat sering dijumpai pada kehamilan dan

    biasanya menghilang spontan setelah melahirkan. Semua

    lesi massa didalam terowongan karpal mungkin mengganggu

    saraf median seperti neurofibroma, sista ganglion, dan

    tumor jinak lainnya. Otot dan tendo anomali, arteria

    median persisten atau anomali vaskuler lainnya bisa

    menyebabkan sindroma ini. Keadaan lokal lainnya seperti

    inflamasi sinovial serta fibrosis (seperti pada

    tenosinivitis), fraktura tulang karpal, dan cedera

    termal pada tangan atau lengan bawah bisa berhubungan

    dengan sindroma ini.

    Phalen mengatakan bahwa etiologi pada kebanyakan

    adalah idiopatik. Ia membiopsi sinovium tendon fleksor

    didekat saraf median. Ia menemukan inflamasi kronis

    serta fibrosis dari fleksor sinovialis, seperti

    tenosinovitis, pada sebagian besar kasus. Ia juga

    meyakini imbalans vassomotor dari disfungsi simpatetik

    berperan, walau belum ada bukti ilmiah.

    Terpenting, setiap proses yang mengurangi daerah

    potongan melintang terowongan karpal atau penambahan

    isi kandungannya bisa berakibat kompresi serta jeratan

    saraf median, terutama bila kelainan saraf yang

    bersamaan mempredisposisi saraf akan cedera akibat lesi

    kompresif.

    Diagnosis Klinis

    Gejala

    Sindroma ini khas dengan rasa tidak enak dan baal yang

    tipikal dari tiga jari lateral (setengah radial tangan)

    dan nyerinya sering dikatakan sebagai parestesia 'pin

    and needles', walau terkadang lebih tumpul dengan

    kualitas nyeri. Nyeri mungkin mengenai seluruh tangan

    atau, pada kasus khas, menjalar keproksimal kelengan

    bawah, lengan atas, atau bahkan bahu, menyebabkangejala yang mudah dikacaukan dengan sindroma kompresi

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    11/27

    akar saraf C6. Sindroma ini sering bilateral, walau

    gejala biasanya lebih buruk pada tangan yang dominan.

    Gambaran yang paling membedakan sindroma ini

    adalah eksaserbasi nokturnal dari gejalanya. Pasien

    sering mengeluh terbangun oleh nyeri pada saat pagi

    masih dini. Menggoyang dan mengurut tangan yang sakit

    sering mengurangi rasa tidak enak. Diduga akinesia saattidur menyebabkan stasis vena pada ekstremitas, yang

    mengekaserbasi kompresi saraf median didalam terowongan

    yang sudah sempit. Dengan menggoyang dan menggerakkan

    tangan, kembalian vena membaik, menyebabkan pengurangan

    tekanan didalam terowongnan, jadi mengurangi parestesia

    yang tidak enak. Penggunaan tangan berlebihan, terutama

    dengan gerakan fleksi pergelangan yang berulang atau

    kuat, mungkin juga memperberat gejala.

    Berbeda dengan kelainan saraf ulnar pada siku,

    dimana tidak biasa terjadi kelemahan dan atrofi pada

    tahap awal dari sindroma terowongan karpal. Atrofi

    tenar serta kelemahan oposisi jempol adalah pertanda

    dari kelainan yang lanjut. Menarik bahwa pada sedikitpasien yang mulanya dengan kelemahan dan atrofi sering

    hanya mengalami sedikit nyeri.

    Temuan

    Riwayat saja biasanya menetapkan diagnosis. Temuan

    abnormal pemeriksaan neurologis mendukung diagnosis

    pada pasien dengan gejala kurang khas, walau kelainan

    objektif umumnya jarang kecuali pada kasus yang lebih

    parah. Hipestesia pada distribusi saraf median bisa

    dijumpai, kecuali diatas eminens tenar dan pangkal

    telapak. Ini karena cabang kutan palmar saraf median

    muncul dari proksimal dan menuju permukaan melintas

    ligamen karpal transversa. Cabang sensori ini sering

    bebas dari efek jeratan didalam terowongan karpal.

    Defisit motor lebih jarang tampak. Dua otot terpenting

    yang diinervasi saraf median distal adalah opponen

    pollisis dan abduktor pollisis brevis. Yang pertama

    diperiksa dengan menyuruh pasien mengoposisikan jempol

    ketelapak dan menggerakkan kemedial menuju pangkal jari

    kelima dengan melawan tahanan. Yang terakhir diperiksa

    dengan menahan abduksi aktif jempol menjauhi bidang

    telapak. Denervasi yang bermakna dan jangka lama

    terhadap otot ini menyebabkan atrofi tonjolan tenar.

    Duapertiga pasien akan mengalami sensasi listrik

    menyebar ketelapak dan tiga jari pertama bila saraf

    median pada lipat pergelangan diperkusi. Ini disebut

    'tanda Tinel' yang secara klasik dihubungkan dengan

    jeratan saraf median pada pergelangan; namun laporan

    mutakhir menyatakan tes ini bernilai membingungkan

    dalam memastikan diagnosis sindroma ini karena

    tingginya kejadian positif palsu pada orang yang

    asimtomatis. Prediktor sindroma ini yang lebih adekuat

    adalah 'tes fleksi pergelangan Phalen'. Pasien disuruh

    mengangkat lengan bawah vertikal dengan pergelangan

    fleksi selama 60 detik. Terjadinya disestesia yang

    nyeri menunjukkan kemungkinan besar atas diagnosis. Hal

    yang serupa, memompa kuf tekanan darah sekeliling

    lengan bisa membangkitkan gejala. Sekali lagi,

    eksaserbasi gejala pada tes ini mungkin karena distensivena didalam dinding yang kaku dari terowongan karpal.

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    12/27

    Elektrodiagnostik

    EMG dan kecepatan konduksi saraf harus dilakukan untuk

    menegaskan, bukan memastikan, diagnosis. Indikasi

    operasi tidak semata berdasar hasil tes ini, namunlebih berdasarkan pada temuan klinis. Pemeriksaan

    elektrodiagnostik membantu membedakan sindroma ini dari

    kelainan lain seperti jepitan akar saraf servikal atau

    sindroma pintu torasik.

    Temuan kelainan yang paling sensitif dan paling

    dini adalah pemanjangan latensi konduksi sensori

    melintas pergelangan. Normalnya latensi distal melalui

    terowongan karpal keabduktor pollisis brevis adalah

    kurang dari 4.5 milidetik. Latensi motor yang memanjang

    umumnya terjadi pada proses jeratan lebih lanjut.

    Amplituda potensial aksi sering berkurang. Potensial

    denervasi opponen pollisis dan abduktor pollisis brevis

    menunjukkan keparahan dan mungkin kerusakan sarafmedian yang irreversibel.

    Kecepatan dan latensi konduksi saraf secara

    fisiologis bervariasi, seperti terhadap usia dan status

    metabolik pasien, suhu, catu vaskuler, dan parahnya

    edema pada lengan. Bila pemeriksaan elektrodiagnostik

    meragukan, tunggu 4-6 minggu untuk mrngulanginya

    sebelum memutuskan tindakan bedah. Walau kelainan

    listrik tidak terbukti pada hingga 10 % pasien,

    beberapa ahli tidak memikirkan dekompresi tanpa

    penegasan elektrodiagnostik.

    Diagnosis Diferensial

    Bedakan dengan proses serupa yang menyebabkan nyeri dan

    disfungsi neurologis pada aspek radial lengan bawah dan

    tangan. Termasuk juga pleksus brakhial karena tumor,

    trauma atau inflamasi, dan jarang sindroma pintu

    torasik. tersering adalah radikulopati C6-C7 karena

    herniasi diskus servikal atau spondilosis. Khas, nyeri

    berasal dari leher dan bahu dan menyebar turun kelengan

    sebagai nyeri tajam keaspek radial tangan. Eksaserbasi

    nyeri dengan menggerakkan tulang belakang leher adalah

    faktor diagnostik bermakna pada sindroma nyeri ini.

    Umumnya penekanan akar saraf C6-C7 menimbulkan defisit

    motor pada lengan atas, seperti kelemahan biseps atau

    triseps, dan berkurangnya refleks tendon dalam. Otot

    tangan intrinsik relatif tidak terkena.

    Saraf median mungkin terjerat ditempat lain.

    Sindroma pronator disebabkan kompresi pada lokasi

    sekitar distal humerus, siku dan proksimal lengan

    bawah. Jeratan didaerah ini menyebabkan nyeri pada

    permukaan voler lengan bawah dan hipestesia setengah

    radial tangan. Kelemahan otot tenar lebih jarang.

    Gejala biasanya ditimbulkan oleh gerakan, terutama

    fleksi kuat siku atau pronasi lengan bawah. Tes fleksi

    pergelangan Phalen khas negatif. Juga sindroma inter-

    osseus anterior menyebabkan nyeri diproksimal lengan

    bawah. Nyeri ini ditimbulkan oleh gerakan dan berkurang

    dengan istirahat. Karena ia mengenai cabang interosseusanterior sebelah distal ia meninggalkan saraf median

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    13/27

    difossa kubiti, inervasi sensori dan motor dari tangan

    tidak langsung terkena, walau nyeri mungkin menyebar

    ketangan.

    Sindroma terowongan karpal mungkin bersamaan

    dengan lesi lain pada akar saraf, pleksus brakhial,

    atau saraf median. Radikulopati servikal bersamaan

    ditemukan pada lebih dari 10 % sindroma terowongankarpal yang dibuktikan secara elektrik. Ini dikenal

    sebagai 'double crush syndrome'. Dugaan atas sindroma

    ini berdasar konsep bahwa kompresi proksimal saraf

    mungkin melemahkan kemampuan saraf untuk bertahan atas

    kompresi yang lebih distal.

    Pengelolaan

    Terapi non-bedah

    Banyak kasus, terutama yang ringan atau yang tampil

    pada awal perjalanan penyakit, sembuh sendiri danspontan tanpa operasi. Pada kasus yang berkaitan dengan

    kelainan sistemik, seperti akromegali dan hipo-

    tiroidisme, tindakan atas penyakit yang mendasarinya

    mungkin memperbaiki atau menghilangkan gejala.

    Kejadian pada kehamilan diduga karena retensi air

    pada jaringan ikat sekitar pergelangan. Disestesia

    nokturnal dan eksersional pada setengah radial telapak

    terjadi pada 10-25 % wanita hamil. Sindroma biasanya

    terjadi bilateral. Onset gejalanya khas pada trimester

    ketiga. Penyembuhan biasanya spontan beberapa minggu

    setelah melahirkan pada kebanyakan kasus. Terapi dengan

    analgesik dan pembidaian. Pada kasus yang jarang, nyeri

    refrakter terhadap tindakan nonbedah; beralasan untuk

    operasi dekompresi dalam anestesi lokal. Kehamilan yang

    berturutan dengan episoda sindroma berulang, menegaskan

    hubungan sindroma ini dengan kehamilan.

    Diuretik mungkin membantu pada pasien yang

    berhubungan dengan retensi cairan berlebihan, seperti

    pada gagal jantung bendungan. Mengontrol hiperglikemia

    pada DM dan mengurangi berat pada obesitas akan

    mengurangi gejala. Analgesia adekuat didapat dengan

    obat anti-inflamasi non-steroid, walau untuk jangka

    panjang belum jelas menfaatnya. Pemberian piridoksin

    secara luas tidak dianggap bermanfaat. Bila sindroma

    berhubungan dengan pekerjaan, rubah cara kerja atau

    ganti pekerjaan.

    Gejala ringan dan awal mungkin membaik setelah

    tiga minggu penyuntikan steroid; namun bila gejala

    lebih berat, gagal berreaksi terhadap cara ini. Lainnya

    menemukan bahwa penyuntikan steroid hanya mengurangi

    gejala secara temporer. Pada dekade terakhir cara ini

    sudah ditinggalkan. Indikasi primernya, bagaimanapun,

    mungkin mengontrol gejala selama penyebabnya temporer

    dan reversibel seperti kehamilan, atau setelah operasi

    gagal.

    Terapi Bedah

    Indikasi operasi pembebasan terowongan karpal adalah(1)pengecilan tenar dan disfungsi tangan yang

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    14/27

    progresif cepat, atau (2)gejala yang jelas yang tidak

    berkurang dengan cara konservatif.

    Pada kasus bilateral, jarang diperlukan operasi

    secara bersamaan. Tangan yang lebih parah (bila

    simetris, tangan yang nondominan) dioperasi pertama.

    Tangan kontralateral dioperasi 6 minggu setelahnya,

    setelah tangan pertama membaik dan menuju fungsi penuh.Umumnya disetujui bahwa tindakan simultan bilateral

    akan menyebabkan gangguan fungsi dan ketergantungan,

    walau untuk sementara. Sering gejala tangan yang tidak

    terlalu terganggu membaaik spontan dan tidak memerlukan

    operasi.

    Kubiti Tunnel Syndrome

    Apa kubiti tunnel syndrome?Sindrom terowongan kubiti adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan padasaraf ulnaris di siku. Ada benjolan tulang di bagian dalam siku (epikondilus medialis) di mana sarafulnaris melewati. Situs ini biasa disebut dengan "tulang lucu" (lihatGambar 1). Di situs ini, sarafulnaris terletak langsung di sebelah tulang dan rentan terhadap tekanan. Ketika tekanan pada

    saraf menjadi cukup besar untuk mengganggu cara saraf bekerja, kemudian mati rasa,kesemutan, dan nyeri dapat dirasakan di siku, lengan, tangan, dan / atau jari.

    Apa yang menyebabkan kubiti tunnel syndrome?Tekanan pada saraf ulnar pada siku dapat berkembang dalam beberapa cara. Saraf diposisikantepat di sebelah tulang dan memiliki padding sangat sedikit di atasnya, sehingga tekanan ini dapatmemberikan tekanan pada saraf. Misalnya, jika Anda bersandar lengan Anda terhadap tabel padabagian dalam siku, lengan Anda akan tertidur dan akan menyakitkan dari tekanan berkelanjutanpada saraf ulnaris. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, rasa kebas dan rasa sakit mungkin lebihgigih. Pada beberapa pasien, saraf ulnar pada siku klik bolak-balik di atas benjolan tulang(epikondilus medialis) sebagai siku dibengkokkan dan diluruskan. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, saraf dapat secara signifikan jengkel.

    Selain itu, tekanan pada saraf ulnaris dapat terjadi dari memegang siku dalam posisi membungkukuntuk waktu yang lama, yang membentang saraf di epikondilus medialis. Lentur berkelanjutanseperti siku mungkin cenderung terjadi selama tidur. Kadang-kadang jaringan ikat di atas sarafmenjadi lebih tebal, atau mungkin ada variasi dari struktur otot selama saraf di siku yangmenyebabkan tekanan pada saraf. Sindrom terowongan kubiti terjadi ketika tekanan pada sarafcukup signifikan, dan berkelanjutan cukup, untuk mengganggu cara saraf ulnar bekerja.

    Tanda dan gejala Sindrom terowongan kubitiGejala sindrom terowongan kubiti biasanya termasuk rasa sakit, mati rasa, dan / ataukesemutan. The mati rasa atau kesemutan yang paling sering terjadi pada jari manis dankelingking. Gejala tersebut biasanya dirasakan ketika ada tekanan pada saraf, seperti dudukdengan siku pada sandaran, atau dengan siku berulang membengkokkan danmeluruskan.Seringkali gejala akan terasa saat siku dipegang dalam posisi membungkuk untuk

    jangka waktu, seperti saat memegang telepon, atau saat tidur. Beberapa pasien mungkin melihatkelemahan sementara mencubit, kecanggungan sesekali, dan / atau kecenderungan untuk

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcubital%2Btunnel%2Bsyndrome%26hl%3Did%26biw%3D1440%26bih%3D766%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.assh.org/Public/HandConditions/Pages/CubitalTunnelSyndrome.aspx&usg=ALkJrhjhtSNNhSSHEmuTmuV6G1UwL1cJ4A#figure1http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcubital%2Btunnel%2Bsyndrome%26hl%3Did%26biw%3D1440%26bih%3D766%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.assh.org/Public/HandConditions/Pages/CubitalTunnelSyndrome.aspx&usg=ALkJrhjhtSNNhSSHEmuTmuV6G1UwL1cJ4A#figure1http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcubital%2Btunnel%2Bsyndrome%26hl%3Did%26biw%3D1440%26bih%3D766%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.assh.org/Public/HandConditions/Pages/CubitalTunnelSyndrome.aspx&usg=ALkJrhjhtSNNhSSHEmuTmuV6G1UwL1cJ4A#figure1http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dcubital%2Btunnel%2Bsyndrome%26hl%3Did%26biw%3D1440%26bih%3D766%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.assh.org/Public/HandConditions/Pages/CubitalTunnelSyndrome.aspx&usg=ALkJrhjhtSNNhSSHEmuTmuV6G1UwL1cJ4A#figure1
  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    15/27

    menjatuhkan sesuatu. Dalam kasus yang parah, sensasi dapat hilang dan otot-otot di tanganmungkin kehilangan massal dan kekuatan.

    Diagnosis Sindrom terowongan kubitiDokter Anda akan menilai pola dan distribusi gejala Anda, dan memeriksa untuk otot, lekas marahkelemahan saraf untuk menekan dan / atau lipatan siku, dan perubahan sensasi. Kondisi medis

    lainnya mungkin perlu dievaluasi seperti penyakit tiroid atau diabetes. Sebuah tes yang disebutelektromiografi (EMG) dan / atau saraf studi konduksi (NCS) dapat dilakukan untukmengkonfirmasi diagnosis sindrom terowongan kubiti dan panggung beratnya. Tes ini jugamemeriksa masalah saraf lainnya yang mungkin, seperti saraf terjepit di leher, yang dapatmenyebabkan gejala yang sama.

    Pengobatan Sindrom terowongan kubitiGejala kadang-kadang dapat lega tanpa operasi, terutama jika EMG / NCS pengujian menunjukkanbahwa tekanan pada saraf minimal. Mengubah pola penggunaan siku secara signifikan dapatmengurangi tekanan pada saraf. Menghindari menempatkan siku Anda pada permukaan keras

    dapat membantu, atau mengenakan bantalan siku atas saraf ulnaris dan "tulang lucu" dapatmembantu. Menjaga siku lurus di malam hari dengan belat juga dapat membantu. Sebuah sesidengan terapis untuk mempelajari cara-cara untuk menghindari tekanan pada saraf mungkindiperlukan.

    Ketika gejala yang parah atau tidak membaik, operasi mungkin diperlukan untuk mengurangitekanan pada saraf. Banyak ahli bedah akan merekomendasikan pergeseran saraf ke depan siku,yang mengurangi tekanan dan ketegangan pada saraf. Saraf ini dapat ditempatkan di bawahlapisan lemak, di bawah otot, atau dalam otot. Beberapa ahli bedah dapat merekomendasikanpemangkasan benjolan tulang (epikondilus medialis). Setelah operasi, pemulihan akan tergantung

    pada jenis operasi yang dilakukan. Pembatasan pengangkatan dan / atau gerakan siku mungkindianjurkan. Terapi mungkin diperlukan. The mati rasa dan kesemutan dapat meningkatkan cepatatau lambat, dan mungkin diperlukan waktu beberapa bulan untuk kekuatan di tangan danpergelangan tangan untuk memperbaiki. Gejala terowongan kubiti mungkin tidak sepenuhnyamenyelesaikan setelah operasi, terutama pada kasus yang berat.

    muskuloskelet nyeriekstremitas

    07AP R2011 Leave a Comment byayuchankzinUncategorized

    MODUL IINYERI EKSTREMITAS

    KASUS

    Skenario 3

    Laki-laki umur 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri pada daerah

    siku kanan menjalar ke lengan bawah yang dirasakan sejak 9 bulan lalu. Keadaan ini

    dirasakan semakin bertambah berat terutama bila penderita memflexikan sikunya. Ada

    http://ayuchankz.wordpress.com/2011/04/07/modul-2/#respondhttp://ayuchankz.wordpress.com/2011/04/07/modul-2/#respondhttp://ayuchankz.wordpress.com/2011/04/07/modul-2/#respondhttp://ayuchankz.wordpress.com/author/ayuchankz/http://ayuchankz.wordpress.com/author/ayuchankz/http://ayuchankz.wordpress.com/author/ayuchankz/http://ayuchankz.wordpress.com/category/uncategorized/http://ayuchankz.wordpress.com/category/uncategorized/http://ayuchankz.wordpress.com/category/uncategorized/http://ayuchankz.wordpress.com/category/uncategorized/http://ayuchankz.wordpress.com/author/ayuchankz/http://ayuchankz.wordpress.com/2011/04/07/modul-2/#respond
  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    16/27

    riwayat fraktur supracondylar pada waktu berusia 5 tahun. Pada siku kanan terlihat

    valgus deformitas, gangguan sensoris pada ujung jari kelingking. Atrophy otot pada web

    space I.

    KATA SULIT Valgus deformitas

    Adanya kelainan dari valgus, yakni angulasi secara imajiner yang tidak ada

    hubungannya dengan lingkaran imajiner dimana penderita ditempatkan.

    Web space 1

    Fraktur Supracondylar

    KATA/KALIMAT KUNCI

    Laki laki umur 36 tahun

    Nyeri pada daerah siku kanan menjalar ke lengan bawah

    Dirasakan sejak 9 bulan lalu

    Nyeri bertambah bila memflexikan siku

    Riwayat fraktur supracondylar (usia 5 thn)

    Valgus deformitas (siku kanan)

    Gangguan sensoris (ujung jari kelingking)

    Atrophy otot pd web space I

    PERTANYAAN

    1. Bagaimana topografi extremitas atas?

    2. Jelaskan mekanisme nyeri pada extremitas!

    3. Bagaimana hubungan riwayat fraktur dengan kasus?

    4. Jelaskan DD kasus!

    5. Jelaskan penyebab terjadinya sindrom jebakan!

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    17/27

    6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan untuk menegakkan

    diagnosis?

    7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pasien pada skenario?

    JAWABAN PERTANYAAN

    1. Innervasi Ekstremitas Superior

    Secara umum, extremitas superior dipersarafi oleh cabang-cabang plexus brachialis.

    Cabang-cabang terminal plexus brachialis adalah N.musculocutaneus, N.medianus,

    N.ulnaris, dan N.radialis

    Nervus medianus

    Dibentuk oleh radix superior dari fasciculus lateralis dan radix inferior dari fasciculus

    medialis, berada di sebelah lateral arteria axillaris. Dibentuk oleh serabut saraf yang

    berpusat pada medulla spinalis segmental C5 Thoracal 1.

    Sepanjang brachium n.medianus berjalan berdampingan dengan arteria brachialis,

    mula-mula berada di sebelah lateral, lalu menyilang di sebelah ventral arteria tersebut

    kira-kira pada pertengahan brachium, selanjutnya memasuki fossa cubiti dan berada di

    sebelah arteria brachialis. Di dareah brachium nervus ini tidak memberi percabangan.

    Memasuki daerah antebrachium, n.medianus berada di antara kedua caput m.pronator

    teres, berjalan ke distal di bagian medial antebrachium, oleh karena itu disebut nervus

    medianus, berada di sebelah profunda m.flexor digitorum sublimis.

    Di regio antebrachium, nervus ini mempersarafi m.flexor pollicis longus, pars lateralis

    m.flexor digitorum profundus, dan m.pronator quadratus.

    Nervus ulnaris

    Merupakan cabang utama dari fasciculus medialis, berada di sebelah medial a.axillaris,

    selanjutnya berada di sebelah medial a.brachialis. Pada pertengahan brachium, saraf ini

    berjalan ke arah dorsal menembusi septum intermusculare medial, berjalan terus ke

    caudal dan berada pada facies dorsalis epicondylus medialis humeri, yaitu di dalamsulcus nervi ulnaris humeri. Di daerah brachium n.ulnaris tidak memberi percabangan.

    Saraf ini masuk regio anterbrachium dengan melewati celah antara kedua caput m.flexor

    carpi ulnaris, lalu berjalan di antara m.flexor carpi ulnaris dan m.flexor digitorum

    profundus. Di sebelah distal pertengahan antebrachium n.ulnaris memberi dua cabang

    cutaneus, yaitu:

    1) ramus dorsalis, yang berjlaan ke dorsal, berada di sebelah parofunda tendo

    m.flexor carpi ulnaris, mempersarafi kulit pada sisi ulnaris manus dan facies dorsalis 1jari, sejauh phalanx intermedia;

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    18/27

    2) ramus palmaris, yang mempersarafi kulit sisi ulnaris pergelangan tangan dan

    manus.

    Pada regio manus, n.ulnaris terbagi ke dalam ujung-ujung terminal, yaitu:

    1) ramus superficialis, mempersarafi m.palmaris brevis, lalu terbagi dua membentuk

    nn.digitales palmares communes. Cabang ini mempersarafi kulit 1 jari bagian medial,

    pada facies palmaris seluruhnya dan pada facies dorsalis sampai phalanx distalis;

    2) ramus profundus, yang berjalan bersama dengan arteri ulnaris, mempersarafi

    otot-otot hypothenar, memberi dua buah cabang yang masing-masing menuju ke ruang

    interossea, bersifat motoris untuk mm.interossei. Juga mempersarafi kedua otot

    lumbricales bagian medial. Ramus profundis ini berakhir dengan mempersarafi

    m.adductor pollicis dan m.interosseus palmaris I.

    Nervus radialis

    Merupakan cabang terbesar dari plexus brachialis, merupakan lanjutan dari fasciculus

    posterior. Berjalan menyilang pada tendo m.latissimus dorsi, melewati tepi caudal

    m.teres major, di antara caput longum m.triceps brachii dan humeris. Saraf ini berjalan

    ke distal melingkari humerus, berada di dalam sulcus spiralis bersama dengan arteria

    profunda brachii. Tiba pada sisi lateal brachium n.radialis menembusi septum

    intermusculare lateral, berjalan di antara m.brachialis dan m.coracobrachialis, di

    sebelah ventral epicondylus lateralis humeri, terbagi menjadi ramus

    superficialis dan ramus profundus.

    Ramus superficialis nervi radialis merupakan lanjutan dari n.radialis, berjalan pada sisi

    lateral antebrachium, ditutupi oleh m.brachioradialis. Setelah mencapai facies dorsalis

    pergelangan tangan, nervus ini bercabang dua mementuk ramus lateralis dan ramus

    medialis. Ramus lateral kecil dan mempersarafi kulit bagian radialis. Ramus medialis

    mengadakan anastomose dengan cabang-cabang nervus cutaneus antebrachii lateralis

    dan ramus dorsalis nervi ulnaris, selanjutnya membentuk 4 buah nervus digitalis

    dorsalis, yang mempersarafi sisi ulnaris jari I, sisi radialis jari II, sisi ulnaris jari III dan

    sisi radialis jari III, sisi ulnaris jari III dan sisi radialis jari IV.

    Nervus nusculocutaneus

    Merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada medulla spinalis segmen

    C 5 7, menembusi m.coracobrachialis, berjalan menyilang le arah lateral di antara

    m.biceps brachii dan m.brachialis. Memberi cabang ramus muscularis untuk

    m.coracobrachialis, m.biceps brachii, dan m.brachialis. Saraf ini berjalan meninggalkan

    tepi lateral m.biceps brachii, tembus fascia, melanjutkan diri sebagai nervus cutaneus

    antebrachii lateralis, yang mempersarafi facies lateralis regio antebrachium.

    Sistema Arteriosum

    - Arteria Brachialis

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    19/27

    Dengan percabangan : Areteria Profunda brachii, arteria nutricia humeri, arteria

    collateralis ulnaris superioris, arteria collateralis ulnaris inferior, dan rami musculares.

    - Anastomose di sekeliling Articulatio Cubiti dikeal juga dengan nama Rete

    articulatio Cubiti. Dibagi menjadi yang terletak di bagian ventral dan di bagian dorsalepicondylus

    - Arteria radialis dengan diameter lebih kecil daripada arteria ulnaris. Dibagi

    menjadi tiga bagian.

    - Arteria Ulnaris, setelah dipercabangkan oleh arteri brachialis maka arteria ulnaris

    berjalan oblique ke arah caudal, mencapai sisi ulnaris antebrachium, memberi

    percabangan sebagai berikut :

    Pada antebrachium, arteria recurrens ulnaris anterior, arteria recurrens posterior,

    arteria interossea communis, rami musculares. Pada pergelangan tangan arteria

    interossea anterior dan arteria interossea posterior. Pada manus arcus palmaris

    superficialis, ramus palmaris profundus.

    Sistema Venosum

    Terdiri dari vena superficialis dan vena profunda. Vena superficialis terdiri dari vena

    cephalica dan vena basilica. Pada fossa cubiti terdapat vena mediana cubiti. Vena

    profunda berjalan bersama-sama dengan arteri bersangkutan.

    2. Mekanisme Nyeri pada Ekstremitas

    Nyeri pada ekstremitas disebabkan oleh banyak hal. Namun penyebab yang paling

    sering adalah trauma atau fraktur pada daerah yang dilalui serabut saraf. Dapat juga

    karena tendinitis maupun peradangan atau pembengkakan tendon yang menjepit nervus

    yang ada di dekatnya. Apabila daerah yang dilalui serabut saraf mengalami tekanan yang

    berlebihan, tidak menutup kemungkinan tekanan pada daerah nervus ulnar, nervus

    radialis, maupun nervus medianus yang dapat disebabkan oleh beberapa cara. Dapat

    juga bila jaringan ikat (penyambung) disekitar nervus menebal, atau adanya

    perubahan/variasi dari struktur otot yang berada di sekitar nervus. Sebagai contoh, bila

    siku diposisikan dengan keadaan tulang yang menekan, maka akan menekan nervus

    ulnaris pula. Bila meletakkan lengan di atas meja dengan sisi bagian dalam siku yang

    melekat pada sisi meja, lengan akan terasa nyeri akibat penekanan nervus ulnar ini, dan

    bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama, kekakuan dan nyeri akan persisten.

    3. Hubungan Riwayat Fraktur dengan Kasus

    Fraktur suprakondilar yang dialami pasien pada masa anak-anak merupakan fraktursupracondylar humer (transkondiler) yang berdasarkan pergeseran fragmen distal.

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    20/27

    Dikenal dua tipe, yakni tipe posterior (tipe ekstensi yang merupakan 99% dari seluruh

    jenis fraktur suprakondilar humeri dengan fragmen distal bergeser ke arah posterior)

    dan tipe anterior (anti fleksi, yang fragmen distal bergeser ke arah anterior). Bila pada

    pasien mengalami fraktur tipe ekstensi, maka kemungkinan untuk valgus deformitas

    yang muncul dalam skenario setelah dewasa akan muncul, dan dengan demikian, akanmampu menekan perjalanan dari nervus yang berada di sekitar daerah tersebut.

    4. DD Kasus

    Pada kasus, nyeri terjadi pada daerah siku kanan menjalar ke bagian bawah. Dari

    riwayat penyakit diketahui bahwa penderita pernah mengalami fraktur supracondylar.

    Hal inilah yang kemungkinannya menimbulkan nyeri.

    Maka dengan penekanan nervus yang terlihat dengan gejala pada pasien, didapatkan

    diagnosis banding sebagai berikut:

    1. Carpal Tunnel Syndrome.Atau disebut juga CTS/Sindrom terowongan Karpal. Sindrom ini terjadi pada

    pergelangan tangan. Penyebab yang pasti umumnya tidak diketahui. Pada beberapa

    kasus kelainan ini ditemukan bersama dengan fraktur pergelangan tangan,

    osteoarthritis, penyakit Paget Tulang, mieloma, akromegali, hipertiroidisme, penderita

    diabetes, alkoholisme.

    Gambaran klinis: kelainan ini terutama ditemukan pada wanita berumur 40 60

    tahun, bersifat bilateral sebesar 20 30% dan biasanya berlangsung 6 12 bulan.

    Ditemukan rasa tebal, perih, dan tertusuk pada jari terutama pada bagian ujung ibu jari,

    jari telunjuk dan jari tengah. Gejala bertambah hebat pada malam hari, pada saat

    bangun, pada waktu mengangkat tangan atau setelah mengerjakan sesuatu seperti

    menjahit, mengetik. Gejala dapat bertambah berat pada masa kehamilan. Bila kelainan

    sudah berlangsung lama, maka terdapat atrofi muskulus abduktor pollicis brevis pada

    bagian penonjolan thenar disertai gangguan sensibilitas.

    Diagnosis: sebanyak setengah dari penderita memiliki gejala klinis yang ringan.

    Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinik semata-mata, selain itu

    diagnosis dapat ditegkkan dengan elektro diagnosis dengan pemeriksaan konduksi saraf.

    Pengobatan:1. Konservatif :

    1. Pemberian obat-obatan seperti vitamin B12 untuk jangka waktu yang panjang2. Pemakaian bidai pada lengan bawah3. Injeksi lokal hidrokortison

    2. Operatif :Tindakan operatif yang dapat dilakukan berupa dekompresi dan pemotongan

    retinaculum fleksor pada pergelangan tangan disertai dengan neurolis eksterna/interna

    pada nervus medianus. Semua perdarahan kecil harus diligasi agar tidak terjadi fibrosis

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    21/27

    di kemudian hari. Pada saat ini dengan kemajuan teknologi pembedahan, tindakan

    operasi dapat dilakukan denga artroskopi untuk membebaskan semua jepitan

    1. Cubital Tunnel SyndromeAtau disebut juga dengan Jepita saraf ulnaris pada bagian Siku.

    Cubital tunnelsyndromeadalah kondisi yang menyebabkan saraf ulnaris yang berada di siku terjepit.

    Nervus ulnaris masuk ke dalam kompartemen ekstensor dari lengan atau melalui

    septum intermuskularis ulnaris pada insersi muskulus deltoideus. Selanjutnya saraf ini

    berada di belakang epikondilus medialis humerus dan mencapai kompartemen fleksor

    pada lengan bawah dan berjalan di antara olekranon dan kaput epikondilus dari fleksor

    karpi ulnaris.

    Jepitan pada sendi diku ini juga disebut neuritis ulnar, pada daerah ini biasanya

    disebabkan oleh adanya tekaan di bagian belakang epikondilus lateralis.

    Gambar di atas menunjukkan Jepitan Saraf Ulnaris

    Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh karena valgus pada sendi siku serta fraktur

    kondilus lateralis humeri dan pada orang dewasa karena oleh karena adanay

    penyempitan atau traksi yang berulang-ulang. Penyempitan dapat terjadi oleh adanya

    osteoartritis atau osteofit pada cekungan nervus ulnaris. Pada kedua keadaan ini, saraf

    mengalami fibrosis dan apabila tidak dilakukan tindakan sesegera mungkin maka

    kelainan akan bersifat secara reversible.

    Gambaran klinis: gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu penderita mengeluh

    adanya rasa tebal dan nyeri di sekitar distribusi nervus ulnaris atau adanya gangguan

    gerakan halus pada perjarian misalnya pada pemain musik. Pada pemeriksaan

    ditemukan hlangnya persarafan sensoris nervus ulnaris pada sebagian jari kelingking

    dan sebagian metakarpal serta terdapat artrofi dan kelemahan otot-otot yang

    dipersarafi nervus ulnaris dan keadaan kulit yang dilewati oleh nerevus ulnaris menjadi

    kering. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan

    elektrodiagnostik.

    Gambar daerah pada manus yang dipersarafi oleh Nervus ulnaris

    Pengobatan : Tindakan operatif biasanya merupakanjalan terbaik dengan pembebesan

    atau transposisi nervus ulnaris pada tempat jepitan di pergelangan tangan .Setelah

    melewati pergelangan tangan, nervus ulnaris berjalan secara superfisial melewati

    ligamentum karpal transversa berjalan ke lateral os pisiform dan masuk ke dalam

    canalis Guyton. Setelah saraf itu terbagi dalam dua bagian yaitu bagian superficialis dan

    bagian profunda di dalam kanal dimana yang superficialis menginnervasi daerah

    kutaneus jari-jari tangan dan bagian profunda memberikan inervasi motorik pada tiga

    otot hipothenar, muskulus interosseus dan sebagian muskulus lumbrikalis dan muskuls

    abduktor pollicis. Dapat pula terjadi jepitan pada daerah ini yang disebabkan oleh

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    22/27

    adanya ganglion pada aspek palmaris sendi karpal yang menyebabkan tekanan pada

    cabang ini.1. Radial Tunnel SyndromeCabang interosseus posterior dari nervus radialis berada dalam saluran antara muskulus

    radialis dan muskulus brachioradialis. Nervus interossea posterior selanjutnya dibelakang dan sekitar leher dari radius di antara kedua kaput muskulus supinator.

    Jepitan nervus radialis dapat terjadi sewaktu nervus interosseus posterior menuju

    supinator. Jepitan yang terjadi bisa berupa pita yang menekan, ganglion, lipoma, atau

    fibroma pada daerah leher radius. Neuropati radialis dapat disebabkan oleh beberapa

    faktor. Faktor mana mungkin terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan (multiple

    factors). Misalnya, suatu diabetes melitus yang pada mulanya subklinis akan menjadi

    simptomatis sesudah adanya suatu trauma atau kompresi yang mengenai saraf.

    1. Trauma

    Pada fraktur dan dislokasi, neuropati terjadi karena penekanan safar oleh fragmen

    tulang, hematom, kallus yang berbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan sarar

    akibat suatu dislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur kaput humerus.

    Presis nervus radialis dapat terjadi akibat tidur dengan menggantungkan lengan diatas

    sandaran kursi (Saturday night palsy), atau tidur dengan kepala diatas lengan atas.

    Akibat penekanan pada waktu saraf ini menembus septum intermuskularis lateralis.

    Pada tempat mana saraf ini terletak agak superfisial dan menempel pada tulang (Dyck

    1987). Disamping itu trauma pada waktu olah raga, kerja, pemakain kruk, atau posisi

    tangan pada waktu operasi dapat menyebabkan terjadinya parese NR.

    2. Infeksi.

    Dapat terjadi karena: sifilis, herpes zoster, lepres dan TBC. Bisa mengenai saraf atau

    banyak saraf

    3. Toksi.

    Lebih spesifik mengenai nervus radialis adalah pada lead intoxication

    4. Penyakit vaskuler

    5. Neoplasma

    Lesi penyebab neuropati radialis dapat mengenai saraf disepanjang perjalanannya.

    Gejala yang timbul dipengaruhi oleh lokasi lesi:

    A. Pada level lengan atas lesi pada n.radialis dapat terjadi pada aksila, pada waktu melilit

    humerus di musculoradialis groove, atau sewaktu berjalan superfisial pada sisi lateral

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    23/27

    lenga atas. Menyebabkan parese semua otot yang diper sarafinya yaitu triseps, ekstensor

    pergelangan tangan, ekstensor jari dan brakhioradialis, dan disertai defisit sensorik pada

    daerah yang dipersarafi yaitu sisi lateral-dorsal tangan, ibu jari, jari telunjuk dan jari

    tengah. Lesi pada aksila dapat disebabkan kompresi oleh kruk, dislokasi sendi bahu,

    fraktur humerus dan luka tembus (Dejong 1979, Dyck 1975, Patten 1980).

    B. Lesi neuropati radialis

    Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu berjalan seperfisial pada

    aspek lateral lengan atas, sering akibat kelamaan menggantung lengan diatas sandaran

    kursi (Saturday nigth palsy), akibat tertekannya lengan karena posisi yang tidak tepat

    selama anestesi atau tidur, penggunaan tomiket yang tidak benar atau akibat iritasi dan

    kompresi oleh kallus sesudah fraktur tulang.

    Gejalanya:

    - tidak dapat ekstensi siku karena parese triseps

    - tidak dapat fleksi siku pada posisi lengan bawah antara pronasi dan supinasi karena

    parese m.brakhioradialis

    - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m.brakhioradialis

    - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m. supinator

    - wrist drop dan finger drop karena parese ekstensor pergelangan tangan dan jari

    - gangguan abduksi ibu jari tangan

    - refleks trispes negatif atau menurun

    - gangguan sensorik berupa parestesi atau baal pada bagian dorsal distal lengan bawah,

    sisi leteral dan dorsal tangan, ibu jari, telunjuk dan jari tengah.

    C. Lesi pada bagian saraf yang berjalan antara septum intermuskularis lateralis dan

    tempat dimana n.interosseus posterior menembus m.supinator mengakibatkan jari yang

    dipersarafi oleh nerpus ini.

    Gejalanya:

    - tidak dapat supinasi dan meluruskan jari

    - tidak ada wrist drop

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    24/27

    - refleks triseps positif

    - gangguan sensorik tidak ada

    D. Lesi pada punggung pergelangan tangan, hanya akan menimbulkan gejala sensorik,tanpa defisit motorik.

    5.Penyebab Terjadinya Sindrom Jebakan

    Kompresi akibat kompartemen yagn menyempit baik oleh karen penyakit lokal

    maupun sistemik atau karena adanya pembengkakan jaringn di sekitarnya.

    Ketegangan berulang-ulang pada saraf yang melalui struktur yang mengalami

    kelainan.

    Tekanan karena penyembuhan tulang yang tidak baik, mis: pada nervus medianus.

    Gesekan yang disebabkan oleh penyempitan yang berulang-ulang dari seranut

    saraf.

    Dislokasi yang berulang-ulang.

    6. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dapat berupa RadiologimaupunTes

    Pemeriksaan Sindroma Jebakan.Pada pemeriksaan radiologi, bila ditemukan osteofit (dapat karena pasien sebelumnya

    menderita osteoarthritis) maupun gambaran yang lebih jelas terhadap fraktur yang

    sebelumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Terlebih ditemukan keluhan berupa valgus

    deformiotas sehingga akan memudahkan menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan

    siondroma jebakan dapat dengan :

    Tes Tinel= dapat pada pemeriksaan narvus medianus dengan melakukan penekanan

    pada pertengahan ligamentum carpi transversum (volare). Tinels test postif jika timbul

    nyeri yang berarti terdapat penjepitan saraf. Pada pemeriksaan nervus ulnaris,penekanan dilakukan pada sulcus nervi ulnaris yatu di bagian posterior epicondylus

    medialis humeri. Jika positif jebakan nervus ulnaris, akan terasa nyeri yang hebat dan

    menjalar sepanjang perjalanan nervus ulnaris. Pada pemriksaan Jebakan nervus

    radialis, penekanan dilakukan pada bagian proksimal dari processus styloideus os radii.

    Phalents test = pada pemeriksaan jebakan nervus medianus, melakukan hiperfleksi

    pada pergelangan tangan dengan mempertemukan kedua punggung tangan. Pada

    paseien yang menderita carpal Tunnel Syndrome, akan terasa nyeri yang sangat hebat.

    Pemeriksaan gangguan sensibilitas= yakni dengan pemeriksaan sensibilitas dari

    daerah yang dipersarafi oleh nervus medianus, ervus radialis. Dan nervus ulnaris.

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    25/27

    Adanya kekurang sensitifan pada pemeriksaan (dapat dengan menkan menggunakan

    benda tajam/tumpul) mengarahkan kita kepada jebakan nervus mana yang dialami.

    7. Penatalaksanaan

    1. Konservatif

    obat anti inflamasi non steroid (NSAID)

    Vitamin B6 100 mg/hari, masih kontroversi

    membatasi aktivitas pada siku, bila perlu menggunakan elbow pad selama

    beraktivitas untuk melindungi saraf dari tekanan langsung dari luar.

    2. Bedah (tindakan operatif)

    ulnar nerve transposition : membentuk terowongan baru dari otot flexor pada pada

    lengan. Nervus ulnaris dikeluarkan dari terowongan cubital dan ditempatkan pada

    terowongan baru yang telah dibuat tadi.

    Dekompresi ulnar : dengan memotong salah satu ligamentum pada cubital tunnel

    untuk membuka terowongan dan mengurangi tekanan pada nervus

    medial epicondylectomy : dapat membantu menggerakkan nervus ulnar di dalam dan

    luar cubital tunnel.

    HASIL ANALISIS DAN SINTESIS PERMASALAHAN

    Berdasarkan hasil diskusi, maka kelompok kami menganalisis sebagai berikut:

    CTS Cub.TS Rad.TS

    Laki-laki 36 thn + + +

    Nyeri menjalar ke lengan bawah - + +

    Dirasa sejak 9 bulan + +

  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    26/27

    Riwayat fraktur supracondylar - + +

    Valgus deformitas - + +

    Gangguan sensoris kelingking - + -

    Atrophy web space 1 + + -

    Total 3 7 4

    Riwayat fraktur berhubungan dengan valgus deformitas pada pasien, sehingga

    mendukung terjadinya jebakan/jepitan pada saraf ulnaris. Olehnya, terdapat gangguan

    sensoris pada jari yang dipersarafi oleh nervus ulnaris, yakni jari kelingking dan

    sebagian jari manis. Artrofi pada web space 1 dikarenakan nervus ulnaris juga

    mempersarafi daerah muskulus abductor pollicis sehingga artrofi pada daerah web space

    1.

    KESIMPULAN

    Pasien mengalami jebakan pada saraf ulnaris dengan penekanan pada bagian cubital

    (siku) sehingga dinamakan juga sebagai Cubital Tunnel Syndrome. Dengan riwayat

    fraktur supracondylar, didapatkan bahwa terjadi valgus deformitas dan menyebabkan

    fibrosis sehingga terasa nyeri pada bagian siku kanan yang menjalar ke lengan bawah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Rasjad, Chairuddin, Prof.Ph.D. 2000.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi . Makassar :

    Bintang Lamumpatue.

    Japardi, Iskandar. 2004.NeuropatiRadialis. Universitas Sumetra Utara: Bagian

    Bedah, Fakultas Kedokteran.

    American Society for Surgey of Hand.

    2006. CubitalTunnelSyndrome.http://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=H

    and_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfm.Accesed on 28th May,

    2008.

    American Academic of Orthopaedic Surgeons (AAOS) .2000. UlnarNerveEntrapment. http://www.hss.edu/index.htm.Accesed 0n 28th

    May 2008.

    Michael Bermant, MD. 1996-2008. Cubital Tunnel Syndrome

    .http://www.plasticsurgery4u.com/index.html.Accesed on 28th May, 2008.

    http://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfmhttp://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfmhttp://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfmhttp://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfmhttp://www.hss.edu/index.htmhttp://www.hss.edu/index.htmhttp://www.plasticsurgery4u.com/index.htmlhttp://www.plasticsurgery4u.com/index.htmlhttp://www.plasticsurgery4u.com/index.htmlhttp://www.plasticsurgery4u.com/index.htmlhttp://www.hss.edu/index.htmhttp://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfmhttp://www.assh.org/AM/Template.cfm?Section=Hand_Conditions&Template=/CustomSource/HandMap.cfm
  • 7/22/2019 sindroma jebakan

    27/27

    Gambar 1:ulnaris saraf pada sendi siku (sisi dalam siku)