pbl 26 baru

40
Puskesmas Paolo Harbin V 10-2007-009 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara, Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. BAB 2 PUSKESMAS 1,2,3 1.1 Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat Indikator Kecamatan Sehat: (1) lingkungan sehat, 1

Upload: marlin-y-dalzell

Post on 16-Apr-2015

48 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 26 Baru

Puskesmas

Paolo Harbin V

10-2007-009

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara, Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan

kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya

berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat.

Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya

Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang

bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat

dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.

BAB 2

PUSKESMAS1,2,3

1.1 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya

Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat

Indikator Kecamatan Sehat:

(1) lingkungan sehat,

(2) perilaku sehat,

(3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

(4) derajat kesehatan penduduk kecamatan

1.2 Misi Puskesmas

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya

1

Page 2: PBL 26 Baru

Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan

Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya

2.1 Evaluasi kesehatan dengan pendekatan system

Pengertian Sistem

Sistem dapat memiliki beberapa makna.3

1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau

struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu

yang telah ditetapkan (Ryans)

2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling

berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang

diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama)

3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan

yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk

mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula

4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan

serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan

Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa pengertian sistem secara

umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.3

1. Sistem sebagai suatu wujud

Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang

terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat

dideskripsikan dengan jelas.

2. Sistem sebagai suatu metoda

Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun

dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam

melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar

2

Page 3: PBL 26 Baru

dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer

dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak

dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.

Unsur Sistem

Unsur-unsur sistem terdiri dari:3

1. Masukan (input)

Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan

untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan

terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode (method), sarana/material (material). Pada

komponen masukan, sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dokter, perawat,

tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non medis, sarana

penyuluhan.

2. Proses (process)

Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi

untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam sistem pelayanan

kesehatan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan penilaian (evaluating).

3. Keluaran (output)

Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses

dalam sistem. Keluaran dari suatu sistem kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan

kesehatan.

4. Umpan Balik (feed back)

Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem

dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (impact)

Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. Dampak yang diinginkan

dari suatu sistem kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan memenuhi need

dan demand.

6. Lingkungan (environment)

3

Page 4: PBL 26 Baru

Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai

pengaruh besar terhadap sistem.

Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi.

Gambar.1.1 Enam unsur sistem yang saling mempengaruhi

Pendekatan Sistem

Suatu sistem pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Untuk terbentuknya sistem tersebut, perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa

sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi

untuk mencapai tujuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan ketika

menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan

nama pendekatan sistem (sistem approach).3

Terdapat beberapa definisi dari pendekatan sistem, antara lain:3

a. Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian

komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu-kesatuan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey).

b. Strategi yang menggunakan metode analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

c. Penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari

pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.

Dalam suatu pendekatan sistem, dua proses utama yang dikerjakan adalah (1) menguraikan

sesuatu untuk mencari masalah dan (2) membentuk sesuatu untuk menyusun jalan keluar.3

4

Masukan Dampak

Umpan Balik

KeluaranProses

Lingkungan

Page 5: PBL 26 Baru

Keuntungan dari pendekatan sistem adalah dapat menilai masukan secara efisien, menilai proses

secara efektif, menilai keluaran secara optimal, dan menilai umpan balik secara adekuat. Akan

tetapi, pendekatan sistem memiliki kelemahan, yaitu terjebak pada detail sehingga sulit menarik

kesimpulan.3

Evaluasi Program

Definisi evaluasi menurut The American Public Association adalah suatu proses untuk

menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan menurut The Internacional Clearing House on

Adolescent Fertility Control for Population Options, evaluasi adalah suatu proses yang teratur

dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang

telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran,

yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program.4

Berdasarkan tujuannya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:4

a. Evaluasi formatif

Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap awal program. Tujuan dari evaluasi

formatif adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah

sesuai dengan masalah yang ditemukan, sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah

tersebut.

b. Evaluasi promotif

Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan

dari evaluasi promotif adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan

tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat

merugikan tujuan program.

c. Evaluasi sumatif

Ini merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada saat program telah selesai. Tujuannya

adalah untuk mengukur keluaran (output) atau dampak (impact) bila memungkinkan. Jenis

evaluasi ini yang dilakukan dalam makalah ini.

Secara umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1) penetapan indikator dari

unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap indikator keluaran, (3) perbandingan

pencapaian masing-masing indikator keluaran program dengan tolak ukurnya, (4) penetapan

5

Page 6: PBL 26 Baru

prioritas masalah, (5) pembuatan kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan, (6)

pengidentifikasian penyebab masalah, (7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8)

penentuan prioritas cara pemecahan masalah yang dirangkum dalam kesimpulan dan saran.4

2.2 Peran dan fungsi puskesmas

Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi

a. Fungsi Pokok

1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan

2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

b. Peran Puskesmas

Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal

pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan

secara mandiri

c. Cara-cara yang ditempuh

1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri.

2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya

secara efisien dan efektif.

3) Memberikan bantuan teknis

4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

5) Kerjasama lintas sektor

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas

sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi

pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public

goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai

bentuk usaha pembangunan kesehatan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan

secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-

6

Page 7: PBL 26 Baru

usaha kesehatan pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas,

namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah

dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta

kemampuan puskesmas.

Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan

2.3 Program puskesmas

1) KIA

2) KB

3) Usaha Kesehatan Gizi

4) Kesehatan Lingkungan

5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular

6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan

7) Penyuluhan kesehatan masyarakat

8) Kesehatan sekolah

9) Kesehatan olah raga

10) Perawatan Kesehatan

11) Masyarakat

12) Kesehatan kerja

13) Kesehatan Gigi dan Mulut

14) Kesehatan jiwa

15) Kesehatan mata

16) Laboratorium sederhana

17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK

18) Pembinaan pemgobatan tradisional

7

Page 8: PBL 26 Baru

19) Kesehatan remaja

20) Dana sehat

2.4 SP2TP

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan

dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja

puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi

puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen

kesehatan.5,6

Pengertian Pencatatan Dan Pelaporan

Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada system pencatatan dan

pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Beberapa pengertian dasar dari SP2TP menurut depkes

RI (1992) adalah sebagai berikut :

• Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan

pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan dipuskesmas termasuk

puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI

No.63/Menkes/SK/II/1981.

• Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang salingberkaitan,

berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.

• Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatanpuskesmas,

untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapatmemperberat beban kerja

petugas puskesmas

Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan

1. Tujuan Umum

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) bertujuan agar semua hasil

kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat sertadilaporkan ke jenjang

selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala,dan teratur, guna menunjang

pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.Pengelolaan SP2TP di kabupaten berau masih

terkendala dengan rendahnyakelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian laporan

SP2TP ke DinasKesehatan.

8

Page 9: PBL 26 Baru

2. Tujuan Khusus

• Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,

berkelanjutan, dan teratur.

• Terlaporkannya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai kebutuhan

denganmenggunakan format yang telah ditetapkan secara benar, berkelanjutan, danteratur.

Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan

Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain :

• Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota

• Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka pengembangan

tenaga kesehatan

• Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

• Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil

Batasan Dari Pencatatan Dan Pelaporan

Batasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut :

• Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan adalah

melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan dan

melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang beruapa laporan lengkap

pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yangditetapkan.

• Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukanpencatatan

data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan data tersebut dalam

bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada instansi yang berwenang dengan

menggunakan format yang ditetapkan.

• Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap triwulan dan

tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun

berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentukrekapitulasi data kegiatan triwulan dan

tahunan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang telah

ditetapkan.

9

Page 10: PBL 26 Baru

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan

Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan,dicatat, dan

dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup :

• Umum dan demografi

• Sarana fisik

• Ketenagaan

Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung. Data umum meliputi peta wilayah

dan wilayahnya, jumlah desa, dusun/RW, jumlahposyandu dan sasaran program.

Pengelolaan Pencatatan

Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmas pembantu,

dan bidan di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakanformulir standar yang

telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah

sebagai berikut :

• Rekam kesehatan keluarga (RKK)

Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu

individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan

dari RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaranpenyakit di suatu

keluarga.Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah

satupenyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko tinggiyaitu

ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita kurang energy kronis (KEK).

Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi alat bantu kartutanda

pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan

kunjungan ulang.

• Kartu rawat jalan

kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik pasien merupakan alat untuk

mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang berkunjung kepuskesmas.

• Kartu indeks penyakit

Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien,riwayat, dan

perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit

TBC paru dan kusta.

10

Page 11: PBL 26 Baru

• Kartu ibu1`1

Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, danriwayat

kehamilan sampai kelahiran.

• Kartu anak

Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan

preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak prasekolah.

• KMS balita, anak sekolah

Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yangtelah

diperoleh balita dan anak sekolah.

• KMS ibu hamil

Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangankesehatan ibu

hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

• KMS usia lanjut

KMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secarapribadi baik

fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk memantau kesehatan,deteksin dini penyakit,

dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.

• Register

Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalamdan di

luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.Ada beberapa jenis

register sebagai berikut :

1. Nomor indeks pengunjung puskesmas

2. Rawat jalan

3. Register kunjungan

4. Register rawat inap

5. Register KIA dan KB

6. Register kohort ibu dan balita

7. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi

8. Register penimbangan batita

9. Register imunisasi

11

Page 12: PBL 26 Baru

10. Register gizi

11. Register kapsul beryodium

12. Register anak sekolah

13. Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan penyakit

Mekanisme Pencatatan

Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket memegang

peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan

kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal .kemudian pasien disalurkan pada unit

pelayanan yang akan dituju. Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam register dengan

pelayanan yang diterima. Mekanisme pencatatan di puskesmas dapat di gambarkan melalui

berikut:

Pengelolaan Pelaporan

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat

No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakantahun kalender yaitu dari

bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.

Formulir Laporan dari Puskesmas ke Dati II

1. Laporan Bulanan

• Data Kesakitan (LB 1)

• Data obat-obatan (LB 2)

• Data kegiatan gizi, KIA/KB, dan imunisasi termasuk pengamatan penyakit menular (LB3)

2. Laporan Sentinel

Berikut adalah bentuk laporan sentinel.

• Laporan bulan sentinel (LB 1S)

Lapotan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi

(PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dan diare, menurut umur dan

status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjukyaitu satu

puskesmas dari setiap DATI II dengan periode laporan bulan sertadilaporkan ke dinas

kesehatan DATI II, Dinas kesehatan DATI I danpusat (Ditjen PPM dan PLP).

• Laporan bulanan sentinel (LB 2S)

12

Page 13: PBL 26 Baru

Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja.

Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini

dilaporkan ke dinas kesehatan DATI I

3. Laporan TahunanLaporan tahunan meliputi :

• Data dasar puskesmas (LT-1)

• Data kepegawaian (LT-2)

• Data peralatan (LT-3)

Alur Laporan

Laporan Dati Iidikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati 1 dan Kanwil DepartemenKesehatan

Provinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat) dalambentuk rekapitulasi dari

laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi :

1.Laporan Triwulan

1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB1

2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB2

3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB3

4. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4

2. Laporan Tahunan

1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1

2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2

3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3

Frekuensi Laporan

1. Laporan Triwulan

Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang

dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2009, maka laporan triwulan

berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas terkait di

bawah ini :

1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I

2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi

3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas

13

Page 14: PBL 26 Baru

2. Laporan Tahunan

Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan

kepada dinas-dinas terkait berikut ini

1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I

2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi

3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas

Mekanisme Pelaporan

1. Tingkat puskesmas

1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksanakegiatan

di puskesmas

2. Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam maupun diluar gedung

serta laporan yang diterima dari puskesmas ppembantu dan bidan di desa.

3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyakdua

rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP

4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak

lanjutyang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.

2. Tingkat Dati II

1. 1.Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang ditetapkanoleh

depkes

2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan Dati II

disampaikankepada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.

3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk

umpanbalik, bimbingan teknis ke p[uskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat

kinerjaprogram.

4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam rangkap 3 (dalam bentuk

5. soft file) untuk dikirimkan ke dinas kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi

danDepartemen Kesehatan

3. Tingkat Dati I

1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP@TP di dati I mempergunakan perangkatlunak

sama dengan Dati II

14

Page 15: PBL 26 Baru

2. Laporan dari dinkes Dati II, diterima oleh dinas kesehatan Dati I dan Kanwil I dalam

bentuk soft file dikompilasi / direkapitulasi.

3. Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola program dati I untuk diolah

dandimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.

4. Tingkat Pusat

Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen Binkesmas paling lambat 2 bulan setelahberakhirnya

triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program terkaitdan Pusat Data Kesehatan

untuk dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpanbalik, kemudian dikirimkan ke Kanwil

Depkes Provinsi.

2.5 Peranan Dokter Puskesmas

1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter

Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk

menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter

Kepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit.

Namun demikian, dalam kenyataan tanggung-jawab seorang dokter Kepala Puskesmas

tidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan

meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu ia

berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.

Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada

waktu- waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas

manajemen Puskesmas dan tugas-tugas kemasyarakatannya, ia dapat mendelegasikan

wewenangnya kepada seorang Perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa

dan mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan} saja. Akan tetapi

masyarakat biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di

Puskesmas ada seorang Dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa

sehingga masyarakat puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya

pemeriksaan oleh dokter dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu,

sedangkan pada hari-hari lain dokter hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu

untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini perlu diumumkan kepada masyarakat secara

jelas sehingga tidak terjadi salah faham.15

Page 16: PBL 26 Baru

Penting kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan

pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan

pengobatan tidak semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi

pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat

lingkungan penderita tersebut.

Dalam melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang

ada dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk

kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas yang

bersangkutan. Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan

kemampuan yang ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang-

diperkirakan memiliki kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan

persetujuan penderita setelah cukup diberi motivasi.

Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk

mengikuti ceramah klinik yang diselenggarakan oleh I.D.I. bila ada, atau membaca

majalah-majalah bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih

ada kesempatan untuk melakukan praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa

mengabaikan tugas.

2) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager

- Organisasi dan tatalaksana

Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan

yang langsung bertanggung-jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun

administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu).

Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa di dalam wilayah kerja Puskesmas merupakan

bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugas-

tugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam

wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas.

Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap

Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup

serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya.

16

Page 17: PBL 26 Baru

Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada

waktu sekarang, maka untuk sementara diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap

Puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam suatu Team, berarti

pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya.

Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu

tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan

di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakan struktur

dalam Puskesmas.

Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya

disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan.

Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan,

sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara

tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.

Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk

Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit

sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya

merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.

Tujuan pertemuan berkala itu antara lain adalah:

1. Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan

sehari- hari untuk dipecahkan bersama.

2. Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya

atau minggu yang akan datang.

3. Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu.

4. Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan

dilaksanakan bersama.

- Bimbingan tehnis dan supervisi

Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di

Puskesmas, Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi

bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di

Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun-di rumah penduduk dalam

17

Page 18: PBL 26 Baru

rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk

memelihara disiplin kerja staf Puskesmas.

Dalam kunjungan ini dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral

system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka

bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan dan ketrampilan kepada staf Puskesmas

yang bersangkutan.

- Hubungan kerja antar instansi Kecamatan

Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. Kepala

Puskesmas bertanggung-jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada

Dokabu. Hubungan dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian

tanggung-jawab secara moril dari Kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.

Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi

di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan

kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat

berjalan sendiri dan perlu kerjasama dengan instansi-instansi lain. Pertemuan berkala

antar instansi tingkat Kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi pak Camat.

3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya

Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota

masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan

penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan keijasama dengan masyarakat

dalam rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan.

Khususnya dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka

baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan

kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum

bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta

segenap stafnya bekerjasama dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlu

memberi bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan

prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka

sendiri.

18

Page 19: PBL 26 Baru

Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka

masyarakat, maupun secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam

kerja, sore atau malam. Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan

segenap stafnya harus dapat melayaninya.

4) Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping Camat

Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai

seorang sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari

seluruh masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya

dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berfikir yang luas dan

kreatif dari seorang saijana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping

sebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.

POSYANDU7

A. Pengertian

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai

layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan

perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan

kesejahteraan sosial.

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan

masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas

Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala

upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah

yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan

memanfaatkan potensi setempat.

19

Page 20: PBL 26 Baru

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada

individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti

perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu

menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek

sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan

(aspek tindakan atau practice).

Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-

kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),

imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)

dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan

masyarakat.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama

yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan

dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang

berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

C. Sasaran

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:

Bayi

Anak balita

Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

Pasangan Usia Subur (PUS)

20

Page 21: PBL 26 Baru

D. Fungsi

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari

petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat

penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan

dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

E. Lokasi

Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila diperlukan dan

memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang

sesuai.

F. Kedudukan

1. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan

Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap

pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan dan social dasar lainnya yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan

desa/kelurahan.

2. Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu

Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam

pembinaan, penyelenggaran/pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di desa/kelurahan.

Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan

aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.

3. Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM

UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, yang salah

satu di antaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan berbagai lembaga

kemasyarakatan /LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.

4. Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan

Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan yang berfungsi menaungi

dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli

21

Page 22: PBL 26 Baru

Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan

sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.

5. Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap

Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara

teknis medis dibina oleh Puskesmas.

G. Pengorganisasian

Pengelola Posyandu

Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan, organisasi

kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang

dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar

masyarakat di Posyandu. Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat

musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:

a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.

b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.

c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

Kegiatan Posyandu7

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci

kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,

pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,

pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara

(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB

pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan

kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

22

Page 23: PBL 26 Baru

2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada

setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu

Hamil antara lain sebagai berikut:

Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB

dan gizi

Perawatan payudara dan pemberian ASI

Peragaan pola makan ibu hamil

Peragaan perawatan bayi baru lahir

b. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan

ASI eksklusif dan gizi.

2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan

dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).

3) Perawatan payudara.

4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus

uteri (rahim). Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

c. Bayi dan Anak balita

Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan

memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu

giliran pelayanan anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama

balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan

sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan

Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan

3) Penyuluhan dan konseling

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan

deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

23

Page 24: PBL 26 Baru

2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan

pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan

KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga

yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi

yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi

penimbangan berat.

Kader Posyandu8

Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang bersedia,

mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.

Tugas kegiatan kader

Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga

profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya

pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun

kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka

melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara

lain:

a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:

Melaksanan pendaftaran.

Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.

Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.

Memberikan penyuluhan.

Memberi dan membantu pelayanan.

Merujuk.

24

Page 25: PBL 26 Baru

b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:

1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare.

2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.

3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan

yang ada:

pemberantasan penyakit menular.

Penyehatan rumah.

Pembersihan sarang nyamuk.

Pembuangan sampah.

Penyediaan sarana air bersih.

Menyediakan sarana jamban keluarga.

Pembuatan sarana pembuangan air limbah.

Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.

P3K

Dana sehat.

Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:

Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survey mawas diri,

membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan

kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan

bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.

Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga

dan percontohan.

Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan

informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-

lain.

Memberikan pelayanan yaitu, :

Membagi obat

Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan

Mengawasi pendatang didesanya dan melapor

25

Page 26: PBL 26 Baru

Memberikan pertolongan pemantauan penyakit

Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

Melakukan pencatatan, yaitu:

KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb

KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya

Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang

diimunisasikan

Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik

timbangan

Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk

Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya

kesehatan lainnya.

Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau

diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi

tentang upanya kesehatan dilaksanakan.

Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANTE NATAL CARE (ANC)

1. Pengetahuan

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

2. Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan. Tingkat ekonomi rendah, keluarga tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan. Masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein, hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

3. Sosial Budaya

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

26

Page 27: PBL 26 Baru

meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

4. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan. Di tempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil. Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah dan sarana perhubungan dalam wilayah puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kondisi geografis yang menantang ini menyebabkan terjadinya peningkatan akses pada pelayanan kesehatan, bahkan di daerah-daerah terpencil.

PROBLEM SOLVING

Prioritas Masalah

Kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan Puskesmas, disertai faktor lingkungan dan

kebiasaan hidup atau perilaku masyarakat.

Jalan Keluar

Lakukan penyuluhan

Mengubah perilaku masyarakan dan kebiasaan hidup

Mengerti, memahami dan mampu memanfaatkan lingkungan sebaik mungkin

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa peran serta masyarakat dalam program yang

diadakan puskesmas serta peranan lingkungan dan tingkah laku masyarakan yang menjadi

target program puskesmas sangat berpengaruh terhadap suksesnya program tersebut.

27

Page 28: PBL 26 Baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program pedoman kerja puskesmas jilid II. 1999

2. Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta. Stratafikasi Puskesmas 2003.Jakarta : 2003

3. Azwar A. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3.

Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1998. h30-34.

4. Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 1216/ MENKES/ SK/ XI/ 2001 Tentang

Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi ke-4, Jakarta:Depkes RI,2005.

5. Yulifah, Rita,dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta.1996.

6. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak  (PWS-KIA)

Jakarta : Departemen Kesehatan

7. Gunawan S. Kepala Direktorat Epim Depkes RI. Pertemuan Nasional Program Imunisasi.

Jakarta, tahun 1989.

8. Indonesia Depkes. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta,1987.

28