pbl 8 baru

21
Sistem Peredaran Darah Agung Ganjar Kurniawan 102010169 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan Jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam sistem sirkulasi. Setiap orang mempunyai organ jantung yang menjadi organ utama dalam tubuh manusia. Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskular, jantung di bentuk oleh organ – organ muscular, apex, basis cordis,atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Jantung bertindak sebagai pompa sentral yang memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung memiliki banyak mekanisme diantaranya: mekanisme pompa jantung yang memompakan darah ke seluruh tubuh, aktifitas listrik jantung, mekanisme system penghantar khusus. A. Anatomi Jantung

Upload: dikaingri

Post on 08-Aug-2015

11 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl 8 baru

Sistem Peredaran Darah

Agung Ganjar Kurniawan

102010169

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam sistem

sirkulasi. Setiap orang mempunyai organ jantung yang menjadi organ utama dalam tubuh

manusia. Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskular, jantung di bentuk

oleh organ – organ muscular, apex, basis cordis,atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan

dan kiri. Jantung bertindak sebagai pompa sentral yang memompa darah untuk

menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan

mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Ukuran jantung manusia

kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot

tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di

balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.

Jantung memiliki banyak mekanisme diantaranya: mekanisme pompa jantung yang

memompakan darah ke seluruh tubuh, aktifitas listrik jantung, mekanisme system penghantar

khusus.

A. Anatomi Jantung

a. Ukuran dan bentuk

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-

paru dibagian tengah rongga thoraks. 2/3 jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung

dilindungi mediastinum.

Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti

kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang

mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.

Page 2: Pbl 8 baru

b. Ruang Jantung

1. Atrium (dipisahkan oleh septum intratrial)

- Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari

seluruh jaringan kecuali paru. Vena cava superior dan Inferior membawa darah dari

seluruh tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu

sendiri.

- Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,

tetapi dindingnya lebih tebal. Menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan

darah teroksigenasi dari paru-paru.

2. Ventrikel (dipisahkan oleh septum interventricular)

- Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meningalkan

ventrikel kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke

paru-paru.

- Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dinding 3 kali

tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan

mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.

c. Katup Jantung

1. Tricuspid

Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan. Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan

ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.

- Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda tendinae, yang malekat

pada Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup ke arah belakang

menuju atrium.

- Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah atrium kiri, daun

katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.

- Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah diatrium kanan,

daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.

2. Bicuspid (mitral)

Page 3: Pbl 8 baru

Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada Chorda tendinae dan

otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.

3. Semilunar aorta dan pulmonal

Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis.

- Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus pulmonal

- Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

d. Vaskularisasi Jantung

Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta

ascendens tepat di atas katup aorta. Arteri coronaria dan cabang-cabang utamanya terdapat di

permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat sub epicardial.

1. Arteri Coronaria Dextra

Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan

auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrio ventriculare dextra, dan

pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrio ventricularis

untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus inter ventricularis posterior.

 

Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventricel dexter (kecuali sebagian kecil daerah

sebelah kanan sulcus interventricularis), bagian yang bervariasi dari facies diaphragmatica ventricel

sinistra, 1/3 posterior septum ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA,

nodus AV, dan fasciculus atrio ventricularis. Cabang-cabang arteria coronaria dextra adalah arteria

marginalis dan arteria ventricularis posterior.

Cabang utama :

- A. interventricular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dindin ventrikel.

- A. marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan.

2. Arteri Coronaria Sinistra 

Arteria coronaria sinistra yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria

dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinistra, ventricel sinistra,

dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aorta ascendens dan berjalan ke

Page 4: Pbl 8 baru

depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus

atrioventricularis dan bercabang dua menjadi :

A. Interventrikularis anterior (rami descendens anterior) yang mendarahi bagian depan dan

samping atas ventricel sinistra.

A. Circum flexus (ramus circumflexus) yang mendarahi bagian belakang bawah ventricel sinistra.

3. Sinus Coronarius

Kebanyakan vena dari jantung akan bermuara ke dalam sinus coronarius. Sinus ini merupakan

saluran vena dengan panjang 2,25 cm terletak dibagian posterior sulcus coronarius dan tertutup oleh

stratum musculare atrium sinistrum. Sinus coronarius berakhir di atrioventrikularis. Pada lubang

muaranya terdapat valvula semilunaris disebut valvula sinus coronarius Thebesii.2

Vena-vena yang bermuara pada sinus coronarius :

V. Cordis Magna

V. Cordis parva

V. Cordis Media

V. Vetricularis sinistra posterior

V. Obliqua atrii sinistra mashalli

B. Mekanisme Kerja Jantung

a. Mekanisme Pompa Jantung (Siklus Jantung)

Proses-proses mekanisme pada siklus jantung -kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran

darah melalui jantung yang ditimbulkannya- disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas listrik

jantung.

Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan

pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,

sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus sistol

dan diastol merujuk kepada apa yang terjadi di ventrikel.

Pembahasan dimulai dan diakhiri dengan diastol ventrikel. Selama sebagian besar diastol

ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Karena darah dari sistem vena terus mengalir ke

dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel meskipun kedua rongga ini

berada dalam keadaan relaksasi. Karena berbedaan tekanan ini maka katup AV terbuka, dan darah

mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol ventrikel. Akibatnya pengisian

pasif ini, volume ventrikel secara perlahan meningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.

Page 5: Pbl 8 baru

Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan melepaskan muatan.

Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang tampak di EKG sebagai gelombang P. Depolarisasi atrium

menyebabkan kontraksi atrium, meningkatkan kurva tekanan atrium dan memerasa lebih banyak

darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan eksitasi-kontraksi berlangsung selama jeda singkat

antara gelombang P dan peningkatan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang terjadi secara

bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh tambahan volume darah yang

dimasulkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit

lebih tinggi daripada tekanan ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi atrium dan

pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume

diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135ml. Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan ke

ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang

akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini. Karena itu, volume diastolik akhir adalah jumlah

maksimal darah yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini.

Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan sistem penghantar khusus

untuk merangsang ventrikel. Secara bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan

ventrikel selesai, kontaksi atrium sudah berlalu. Kompleks QRS mencerminkan eksitasi ventrikel ini

yang memicu kontraksi ventrikel. Kurva tekanan ventrikel meningkat tajam segera setelah kompleks

QRS, mengisyaratkan awitan sistol ventrikel. Jeda singkat antara kompleks QRS dan awitan sistol

ventrikel yang sebenarnya adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses penggabungan

eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel dimulai. Tekanan ventrikel segera melebihi tekanan

atrium. Berbaliknya perbedaan tekanan ini memaksa katup AV menutup.

Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup, untuk membuka

katup aorta, tekanan ventrikel harus terus meningkat sampai melebihi tekanan aorta. Karena itu,

setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka terdapat periode singkat ketika ventrikel

menjadi suatu ruang tertutup. Karena semua katup tertutup maka tidak ada darah yang masuk atau

keluar dari ventrikel selama waktu ini. Interval ini dinamai periode kontraksi ventrikel

isovolumetrik. Karena tidak ada darah yang masuk atau meninggalkan ventrikel maka volume rongga

ventrikel tidak berubah, dan panjang serat-serat ototnya tidak berubah. Selama kontraksi ventrikel

isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume tidak berubah.

Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta terbuka dan dimulailah ejeksi

(penyemprotan) darah. Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing ventrikel pada setiap

kontraksi disebut isi sekuncup (IS). Kurva tekanan aorta meningkat sewaktu darah dipaksa masuk ke

dalam aorta dari ventrikel lebih cepat dari pada darah mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang

Page 6: Pbl 8 baru

lebih halus di sebelah hilir. Volume ventrikel menurun secara bermakna sewakt darah dengan cepat

dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi ventrikel.

Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurnya selama fase ejeksi. Dalam keadaan

normal, hanya separuh darah di dalam ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol

berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir sistol ketika ejeksi selesai disebut

volume sistolin akhir (VSA), yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah jumlah darah paling sedikit yang

terkandung dalam ventrikel selama siklus ini.

Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraaksi dan setelah kontraksi adalah

jumlah darah yang diejeksikan selama kontraksi; yaitu VDA – VSA = IS. Dalam contoh diatas,

volume diastolik akhir adalah 135 ml, volume sistolik akhir 65 ml, dan isi sekuncup 70 ml.

Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol ventrikel. Sewaktu

ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan katup

aorta menutup. Penutupan katup aorta menyebabkan gangguan atau takik pada kurva tekanan aorta,

takik dikrotik. Tidak ada darah yang keluar dari ventrilel selama siklus ini, karena katup aorta telah

tertutup.

Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan ventrikel masih melebihi

tekanan atrium, sehingga tidak ada darah yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena itu semua

katup kembali tertutup untuk waktu yang singkat, dikenal sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik.

Panjang serat otot dan volume ringga tidak berubah. Tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk

sewaktu ventrikel terus melemas dan tekanan terus turun.

Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV membuka, dan ventrikel

kembali terisi. Diastol ventrikel mencakup baik periode relaksasi ventrikel isovolumetrik maupun fase

pengisian ventrikel.

Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan, sehingga atrium berada

dalam keadaan diastol selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena paru ke dalam

atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini di atrium maka tekanan atrium terus

meningkat. Ketika katup AV membuka pada akhir sistol ventrikel, darah yang terkumpul di atrium

selama sistol ventrikel mengalir deras ke dalam ventrikel (kembali ke jantung). Karena itu pengisian

ventrikel mula-mula berlangsung cepat karena meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat

akumulasi darah atrium. Pengisian ventrikel melambat sewaktu darah yang terakumkulasi tersebut

telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai turun. Selama periode penurunan pengisian

ini, darah terus mengalir dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan menembus katup AV ke

Page 7: Pbl 8 baru

dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap akhir, ketika pengisian ventrikel melambat, nodus

SA kembali melepaskan muatan dan siklus jantung kembali berulang.

Ketika tubuh berada dalam keadaan istirahat, satu siklus jantung lengkap berlangsung 800

mdet, dengan 300 mdet dihabiskan untuk sistol ventrikel dan 500 mdet digunakan oleh diastol

ventrikel. Pengisian ventrikel sebagian besar berlangsung pada awal diastol saat fase pengisian cepat.

Pada kecepatan denyut jantung yang tinggi, diastol memendek jauh lebih besar daripada sistol. Jika

kecepatan denyut jantung meningkat dari 75 menjadi 180 kali per menit, maka durasi diastol

berkurang sekitar 75%, dari 500 mdet menjadi 125 mdet. Hal ini sangat mengurangi waktu yang

tersedia untuk relaksasi dan pengisian ventrikel. Namun, karena sebagian besar pengisian ventrikel

terjadi selama awal diastol maka pada peningkatan kecepatan denyut jantung, musalnya ketika

olahraga, pengisian tidak terlalu terganggu. Namun terdapat batas pada seberapa cepat jantung dapat

berdenyut tanpa mengurangi periode diastol hingga ke tahap yang dapat menyebabkan pengisian

ventrikel terganggu. Pada kecepatan jantung yang lebih dari 200 denyut per menit, waktu diastol

menjadi terlalu singkat untuk memungkinkan pengisian ventrikel yang memadai. Dengan tidak

adekuatnya pengisian maka curah jantung berkurang. Dalam keadaan normal, kecepatan denyut

ventrikel tidak melebihi 200 kali per menit karena periode refrakter nodus AV yang relatif lama

mencegah impuls dihantarkan ke ventrikel lebih cepat dari ini.

Gambar 1. Siklus Jantung

Page 8: Pbl 8 baru

Sistole atau kontraksi ventrikel, dan diastole atau relaksasi ventrikel, terdiri dari 5 fase. Kelima fase-

fase tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:

Diastole Awal – Gelombang repolarisasi menyebar melalui myocardium ventrikel, dan

ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel turun

sampai lebih rendah dari tekanan atrium. Akibatnya katup semilunaris tertutup dan

terdengarlah bunyi jantung kedua. Keadaan istirahat ini berlangsung terus sampai tekanan

ventrikel lebih rendah dari tekanan atrium, sehingga katup AV membuka. Periode antara

penutupan katup semilunaris dan pembukaan katup-katup AV disebut sebagai Relaksasi

Isovolumetrik, karena volume ventrikel tetap konstan walaupun tekanan ventricular terus

menurun. Dengan terbukanya katup AV ini, maka dengan “cepat” ventrikel terisi oleh darah

vena yang telah terkumpul dalam atrium. Kira-kira 70%-80% dari pengisian ventrikel terjadi

selama tahap ini.

Mid-diastole – Fase pengisian “lambat” ventrikel atau diastasis. Baik atrium maupun

ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah yang masuk ke dalam atrium melalui pembuluh

vena, mengalir secara pasif ke dalam ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Katup

semulunaris dalam keadaan tertutup.8

Diastole Lanjut – Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara

pada AV Node. Otot atrium berkontraksi, memberikan tambahan 20%-30% pada isi

ventrikel.

Sistole Awal – Depolarisasi menyebar dari AV Node melalui cabang berkas menuju

myocardium ventrikel. Volume darah di ventrikel pada akhir diastole dikenal sebagai volume

distolik akhir (EDV), yang besarnya sekitar 135 mL. Ketika ventrikel mulai berkontraksi,

tekanan dalam ventrikel meningkat melebihi tekanan dalam atrium. Akibatnya katup AV

menutup, dan penutupan inilah yang menimbulkan bunyi jantung pertama. Ventrikel terus

meningkatkan tekanannya; namun selama fase ini, tekanan dalam aorta dan arteria

pulmonalis melebihi tekanan dalam ventrikel, dengan demikian katup semilunaris tetap

dipertahankan dalam keadaan tertutup. Ini disebut Kontraksi Isovolumetrik, karena volume

ventrikel tetap konstan akibat dari tertutupnya semua katup maka tidak ada darah yang masuk

atau keluar ventrikel selama waktu ini.

Sistole Lanjut – Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh

darah, maka katup semilunaris akan membuka dan terjadilah ejeksi ventricular ke dalam

sirkulasi pulmonary dan sistemik. Fase ejeksi ini dapat dibagi menjadi fase awal “ejeksi

cepat” yang singkat, dan fase lanjutan “ejeksi lambat” yang lebih panjang. Jumlah darah yang

Page 9: Pbl 8 baru

dipompa ke luar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal sebagai volume isi

sekuncup (stroke volume, SV) yang setara dengan volume diastolik akhir dikurangi volume

sistolik akhir, yaitu 70 mL.

Dalam keadaan normal, hanya sekitar separuh dari jumlah darah yang terkandung di dalam

ventrikel pada akhir diastol dipompa ke luar selama sistol. Jumlah darah yang tersisa di

ventrikel pada akhir sistol ketika fase ejeksi usai disebut sebagai volume sistolik akhir

(ESV), yang besarnya sekitar 65 mL. Ini adalah jumlah darah paling sedikit di dalam

ventrikel.

b. Aktivitas Listrik jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang

menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat

potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas. Terdapat dua jenis

khusus sel otot jantung:

1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis

memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial

aksinya.

2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak

berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan

kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada

potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-selotoritmik jantung tidak

memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebutmemperlihatkan aktivitas pemacu( pacemaker

activity),yaitu membrane merakasecara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara

potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi.

Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel

otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudia menyebar keseluruh jantung

untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.Sel-sel jantung yang

mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut ini:

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang

(muara) vena kava superior.

Page 10: Pbl 8 baru

2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar atrium

kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atriumdan ventrikel.

3. Berkas his (berkas atrioventrikel),suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV

dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkastersebut bercabang membentuk berkas

kanan dan kiri yang berjalankebawah melalui spetum, melingkari ujung bilik septum,

melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.

4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas hisdan menyebar

keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi

terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi

tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar

khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan

otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya

dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu ( pacemaker , penentu irama) jantung. Jaringan

otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka

sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai

ambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Analogi berikut memperlihatkan bagaimana

nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah

kereta terdiri dariseratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan

sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah

satulokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodusAV) 50

mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong

tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengankecepatan 70 mil/jam akan

menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat

akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggioleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak

mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka ditarik

oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil,

nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan apapun

yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka. Apabila karena suatu hal

lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA), lokomotif tercepat kedua (nodus AV)

akan mengambil alih dan kereta akan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila

nodus SA nonfungsional.  Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu Jaringan otoritmik

bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih,walaupun dengan keceptan

yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara

atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit,

Page 11: Pbl 8 baru

dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi,

berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel

(serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke dua

(nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut

purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengankecepatan 70 mil/jam

sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan30 mil/jam. Fenomena seperti itu,

yang dikenal sebagai blok jantung total(complete heart block), timbul apabila jaringan

penghantar antara atrium danventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel

30 kali/menithanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada

kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan

denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung,

dapatdigunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara

ritmis menghasilkan inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium

maupun ventrikel dengan kecepatan lazim.

Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang

menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama

akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.

Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang

melakukan kerja mekanis,yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak

menghasilkan sendiri potensial aksi.Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel

otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan

potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel – sel pekerja. Kontraksi otot

jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran

potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal

itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan

kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial – potensial

aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas

membranterhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena saluran K+

diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien

konsentrasi mereka.Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian

dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang

tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksisebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+

dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan

Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya,

oleh refluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+akibat pengaktifan

saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran–saluran K+ ini akan mengawali

Page 12: Pbl 8 baru

depolarisasi berikutnya. Sel–sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas

ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.

Gambar 2. Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung

D. Enzim dalam Sistem Kardiovaskuler

Enzim dalam sistem kardiovaskuler dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Enzim fungsional

Page 13: Pbl 8 baru

Umumnya dibuat dalam hati

Terdapat dalam sirkulasi darah (berfungsi di dalam plasma, bekerja di dalam

darah)

Substratnya juga dalam sirkulasi.

sifatnya kontinu atau intermiten (dalam keadaan tertentu baru aktif)

kadarnya besar dalam jaringan

contoh : lipoprotein lipase, pseudocolinesterase, proenzim pembekuan darah, \

dan pecahan pembeuan darah

2. Enzim non fungsional

Enzim ini tidak berfungsi dalam darah

Substrat tidak ada dalam darah

Apabila dalam plasma kadarnya lebih besar daripada normal, ada indikasi kenaikan

kecepatan kerusakan jaringan karena pada saat kerusakan atau kematian sel, enzim ini

berdifusi pasif ke dalam plasma

Contoh enzim nonfungsional : ailase pankreas, lipase, alkaline fosfatase (terdapat di

hati dan tulang yang berfungsi untuk tes fungsi liver), fosfatase asam prostat (PAP)

Transaminase

GOT = glutamic oxaloacetic transminase

o Terlokasi dalam mitokondria dan sitoplasma

o Katalisis pemindahan gugus asam aspartat ke asam alfa keto glutarat

GPT = glutamic pyruvic transamiase

o Terlokalisir dalam sitoplasma

o Memindahkan gugus amino alanin ke asam alfa keto glutarat

o Bila ada kerusakan jaringan luas (nekrosis) maka enzim dibebaskan ke serum

o Pada penyakit hati akut, GOT dan GPT tinggi

o Pada nakrosis jantung, GPT naik, GOT tinggi

o Spesifik untuk kerusakan hati

LDH = lactic dehidrogenase

Kadar LDH tinggi pada lekemia akut, lekemia kronis yang kambuh, karsinoma generalisata,

dan hepatitis akut selam puncak klinis.

LDH serum normal ditemukan pada penyakit infeksi akut dengan demam, infeksi kronis :

anemia, infrak paru, neoplasma terlokalisir.

Kesimpulan

Page 14: Pbl 8 baru

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.228.

2. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-3.

3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.258.

4. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2003.h. 152-4.

5. Muttaqin A. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:

Salemba Medika; 2009.h.59.