pbl 23 glaukoma
TRANSCRIPT
Glaukoma Akut Okula Dekstra
dan Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Melissa Trixiana 10 2010 101 / A5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
26 Maret 2013
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ terpenting bagi manusia. Gangguan pada mata dapat
mempengaruhi fungsi mata, terutama untuk melihat. Beberapa penyakit dapat mengganggu
fungsi mata tersebut, salah satunya ialah glaukoma. Glaukoma dapat terjadi primer maupun
sekunder. Pada glaukoma primer penyebab jelas tidak diketahui, namun pada glaukoma sekunder
biasanya terdapat penyakit atau kelainan tertentu yang dapat menjadi faktor pencetus. Glaukoma
primer terdiri dari glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup, keduanya berbeda berdasarkan
jenis kelainan yang tampak maupun gejala klinisnya. Pada glaukoma sudut tertutup dapat terjadi
serangan akut di mana gejala yang tampak pada glaukoma sudut tertutup disertai dengan
kemerahan pada mata. Glaukoma akut merupakan suatu kasus kegawatdaruratan yang
memerlukan penanganan tepat dengan segera.
Dalam menegakkan diagnosis penyakit ini perlu dilakukan anamnesis lebih lanjut untuk
mengetahui jenis glaukoma yang diderita, selain itu juga penting untuk dilakukan pemeriksaan
mata dan pemeriksaan penunjang lebih lanjut. Penanganan yang tepat juga diperlukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada mata lebih lanjut, oleh sebab itu perlu dipelajari lebih lanjut
mengenai penanganan yang sesuai.
1
PEMBAHASAN
Anamnesis
Keluhan utama digolongkan menurut lama, frekuensi, hilang timbul, dan cepat timbulnya
gejala. Lokasi, berat, dan keadaan lingkungan saat timbulnya keluhan harus diperhatikan,
demikian pula setiap gejala yang berkaitan. Obat-obat mata yang digunakan belakangan ini dan
semua gangguan mata yang pernah maupun sedang terjadi harus dicatat. Selain itu, semua gejala
mata lain yang berhubungan perlu dipertimbangkan.
Riwayat kesehatan dahulu berpusat pada kondisi kesehatan pasien secara umum dan, bila
ada, penyakit sistemik yang penting. Gangguan vaskular yang biasanya menyertai manifestasi
mata, seperti diabetes dan hipertensi, harus dinyatakan secara spesifik. Selain itu, seperti halnya
riwayat medik umum, harus diketahui obat-obat mata dan obat-obat sistemik yang digunakan
pasien. Hal ini menunjukkan keadaan kesehatan umum dan dapat diketahui obat-obat yang
mempengaruhi kesehatan mata, seperti kortikosteroid. Setiap alergi obat juga harus dicatat.
Riwayat keluarga berhubungan dengan sejumlah gangguan mata, seperti strabismus,
ambliopia, glaukoma, atau katarak, serta kelainan retina, seperti ablation retina atau degenerasi
macula. Penyakit medis seperti diabetes juga dapat relevan.1
Gejala Mata yang Umum
Gejala-gejala mata dapat dibagi dalam tiga kategori dasar, yaitu kelainan penglihatan,
kelainan tampilan mata, dan kelainan sensasi mata- nyeri dan rasa tidak nyaman. Gejala dan
keluhan harus selalu terinci lengkap. Apakah onsetnya perlahan, cepat atau asimptomatik?
Apakah durasinya singkat, atau gejalanya menetap sampai kunjungan ke dokter? Jika gejalanya
hilang-timbul, bagaimana frekuensinya? Apakah lokasinya setempat (fokal) atau difus, unilateral
atau bilateral? Akhirnya, bagaimana derajat gejalanya menurut pasien- ringan, sedang, berat?
Perlu diketahui juga tindakan pengobatan yang telah dijalani dan seberapa besar efeknya.
Apakah pasien menyebut keadaan-keadaan yang memicu atau memperberat gejala itu? Apakah
keadaan serupa pernah terjadi sebelumnya, dan adakah gejala tambahan lain?
2
Kelainan Penglihatan
Penurunan ketajaman penglihatan dapat disebabkan oleh kelainan yang timbul di
sepanjang jaras optik dan jaras visual neurologik. Jadi, pemeriksa harus mempertimbangkan
adanya kelainan refraksi (fokus), ptosis, pengeruhan atau gangguan media mata (misalnya edema
kornea, katarak, atau perdarahan dalam vitreus atau ruang aqueous), dan gangguan fungsi retina
(macula), nervus opticus, atau jaras visual intrakranial.
Penurunan ketajaman visual sentral harus dibedakan dari yang perifer. Yang perifer dapat
bersifat fokal, seperti skotoma atau lebih luas seperti pada hemianopia. Kelainan jaras visual
intracranial biasanya lebih mengganggu lapangan pandang daripada ketajaman visual sentral.
Hilangnya penglihatan sentral atau perifer sementara sering kali disebabkan oleh
perubahan sirkulasi pada suatu lokasi di sepanjang jaras visual neurologik mulai dari retina
hingga korteks oksipital.
Kelainan Tampilan Mata
Keluhan mata merah harus dibedakan antara merah pada palpebra dan daerah sekitar
mata atau merah pada bola mata. Merah pada bola mata dapat disebabkan oleh perdarahan
subkonjungtiva atau kongesti vaskular pada konjungtiva, sklera, atau episklera. Kongesti ini
dapat disebabkan oleh radang di permukaan luar, seperti konjungtivitis dan keratitis, atau radang
intraokular, sepertiniritis dan glaukoma akut.
Perubahan tampilan bola mata lainnya yang dapat dilihat pasien adalah lesi setempat pada
permukaan mata dan ukuran pupil yang tidak simetris (anisokoria). Palpebra dan jaringan
periokular dapat menjadi tempat terlihatnya tanda, seperti edema, kemerahan, pertumbuhan atau
lesi fokal, dan posisi atau kontur abnormal seperti ptosis. Akhirnya, pasien dapat melihat adanya
penonjolan atau tergesernya bola mata, seperti pada eksoftalmus.1
Nyeri dan Rasa Tidak Nyaman
Nyeri mata bisa periokular, okular, retrobulbar (di belakang bola mata), atau tak jelas
lokasinya. Contoh nyeri pada periokular adalah nyeri tekan pada palpebra, saccus lacrimalis,
sinus-sinus, atau arteria temporalis. Nyeri retrobulbar dapat disebabkan oleh radang orbita
3
apapun. Lokasi radang tertentu, seperti neuritis optic atau miositis orbita, dapat menimbulkan
nyeri bila bola mata digerakan.
Nyeri okular sendiri bisa dating dari permukaan atau dari dalam bola mata. Kerusakan
epitel kornea selalu menimbulkan nyeri yang tajam dan superficial, atau sensasi benda asing
yang bertambah nyeri dengan berkedip. Anestesi topikal akan segera meredakan nyeri ini. Nyeri
menetap yang lebih dalam terjadi pada glaukoma akut, iritis, endoftalmitis, dan skleritis. Pada
keadaan-keadaan ini, bola mata sering nyeri saat dipalpasi. Spasme refleks musculus ciliaris dan
sphincter pupillae timbul pada iritis atau keratitis, menimbulkan nyeri pada alis mata dan
fotofobia yang terasa nyeri. Ketidaknyamanan ini dengan jelas mereda pada pemberian tetes
sikloplegik pembuat dilatasi.1
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Mata
Adakah kelainan yang terlihat jelas (mis : proptosis <protusi bola mata abnormal>, mata
merah, asimetri, nistagmus yang jelas, atau ptosis)? Lihat konjungitva, kornea, iris, pupil, dan
kelopak mata. Apakah pupil simetris? Bagaimana ukurannya? Apakah keduanya merespons
normal dan seimbang pada cahaya dan akomodasi? Adakah ptosis? Periksa menutupnya kelopak
mata.
Tes Mata
Lakukan tes ketajaman penglihatan di kedua mata. Dengan menggunakan kartu Snellen
untuk penglihatan jauh dan kartu Jacger untuk penglihatan dekat. Lakukan tes penglihatan
warna; mis: dengan menggunakan kartu Ishihara. Lakukan tes lapang pandang dengan tes
konfrontasi dan periksa adanya bintik buta. Lakukan tes gerak bola mata: tanyakan mengenai
diplopia dan cari nistagmus
4
Oftalmoskopi
Pemeriksaan oftalmoskopik pada mata adalah bagian vital dari pemeriksaan fisik
lengkap. Pemeriksaan ini bisa mengungkap efek keadaan sistemik seperti hipertensi dan diabetes
melitus, yang menyebabkan disfungsi penglihatan seperti atrofi optik, dan mengungkap keadaan
seperti peningkatan tekanan intrakranial dengan ditemukannya edema papil. Komplikasi pada
mata akibat penyakit seperti diabetes melitus dapat asimtomatik sampai terjadinya komplikasi
yang membahayakan penglihatan; maka penting untuk melakukan pemeriksaan skrining.
Optimalkan kondisi untuk pemeriksaan funduskopi. Pasien maupun pemeriksa harus
merasa nyaman. Periksa pasien dalam ruangan gelap dengan oftalmoskop yang bagis yang bisa
menghasilkan cahaya terang, dan jika perlu gunakan zat untuk dilatasi pupil (kontraindikasi
hanya pada kasus cedera kepala baru yang memerlukan rangkaian pemeriksaan pupil atau bila
ada risiko glaukoma sudut tertutup akut). Jika anda perlu melakukan dilatasi, ingatkan pasien
akan kemungkinan fotofobia dan pandangan kabur sehingga pasien tidak akan bisa mengemudi.
Minta pasien untuk memusatkan pandangan ke objek yang jauh. Periksa mata kanan
pasien dengan mata kanan anda dan mata kiri pasien dengan mata kiri anda. Mula-mula periksa
dari jarah jauh adalah refleks merah dan, jika tak ada, pertimbangkan opasitas lensa seperti
katarak. Kemudian periksa diskus optikus (untuk menilai bentuk, warna, tepi, cup fisiologis),
bagian perifer retina dengan mengikuti pembuluh darah utama ke arah luar menjauhi diskus
(untuk mencari pembuluh darah, denyut vena, perdarahan, eksudat, pigmentasi), dan terakhir,
makula.
Adanya edema papil, perdarahan atau eksudat, atau keluhan utama hilangnya
penglihatan, memerlukan penjelasan dari pasien.
Pemeriksaan fisik lengkap dengan penekanan khusus pada sistem kardiologis dan
neurologis mungkin perlu untuk dilakukan.2
5
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri
Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer.
Pemeriksaan tekanan yang dilakukan dengan tonometer pada bola mata dinamakan tonometri.
Pengukuran tekanan bola mata sebaiknya dilakukan pada setiap orang berusia di atas 20 tahun
pada saat pemeriksaan fisik medic secara umum.
Tonometer Schiotz merupakan alat yang praktis sederhana. Pengukuran tekanan bola
mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan teknik melihat daya tekan alat pada kornea
karena itu dinamakan juga tonometri identasi Schiotz. Dengan alat ini dilakukan identasi
(penekanan) terhadap permukaan kornea. Bila suatu beban tertentu memberikan kecekungan
pada kornea maka akan terlihat skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola mata makin mudah
bola mata ditekan, yang pada skala akan terlihat angka skala yang lebih besar. Hal ini juga
berlaku sebaliknya. Angka skala yang ditunjuk dapat dilihat nilainya di dalam tabel untuk
mengetahui kesamaan tekanan dalam mmHg. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien ditidurkan
dengan posisi horizontal dan mata ditetesi dengan obat anestesi topical atau pantokain 0,5%.
Tonometer Schiotz kemudian diletakkan di atas permukaan kornea, sedang mata yang lainnya
berfiksasi pada satu titik di langit-langit kamar periksa. Kelemahan alat ini mengabaikan faktor
kekakuan sklera. Pemeriksaan tekanan intraokular dengan tonometer Schiotz sebaiknya
dilakukan secara hati-hati, karena dapat mengakibatkan lecetnya kornea sehingga dapat
menyebabkan keratitis dan erosi kornea.3
Gonioskopi
Gonioskopi adalah metode pemeriksaan anatomi sudut bilik mata dengan pembesaran
binocular dan sebuah lensa-gonio khusus. Lensa-gonio jenis Goldmann dan Posner/ Zeiss
memiliki cermin khusus yang membentuk sudut sedemikian rupa sehingga menghasilkan garis
pandangan yang parallel dengan permukaan iris, cermin tersebut diarahkan ke perifer kea rah
lekukan sudut ini.
Setelah diberi anestesi lokal, pasien didudukkan pada slitlamp dan lensa-gonio dipasang
pada mata. Detil sudut bilik mata depan diperbesar dan divisualisasikan secara stereoskopik.
6
Dengan memutar cermin, dapat diperiksa semua bagian sudut hingga mencapai 3600. Lensa yang
sama dapat dipakai untuk mengarahkan laser langsung ke sudut pada pengobatan glaukoma.
Jenis lensa-gonio ketiga, yaitu lensa Koeppe, memerlukan illuminator khusus dan
mikroskop binocular tangan (yang terpisah). Alat ini digunakan pada pasien yang tidur terlentang
sehingga dapat dipakai di tempat praktek atau dalam kamar operasi (untuk diagnosis maupun
bedah).
Sudut bilik mata depan dibentuk oleh pertemuan kornea perifer dengan iris, yang di
antaranya terdapat anyaman trabekular. Konfigurasi sudut ini yakni lebar (terbuka), sempit, atau
tertutup shingga member dampak penting pada aliran keluar aqueous humor. Lebar sudut bilik
mata depan dapat ditentukan dengan gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi langsung
struktur-struktur sudut. Apabila keseluruhan anyaman trabekular, taji sclera, dan prosesus iris
dapat terlihat, sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari
anyaman trabekula yang dapat terlihat, sudut dinyatakan sempit. Apabila garis Schwalbe tidak
terlihat, sudut dinyatakan tertutup.
Mata myopia yang besar memiliki sudut lebar, dan mata hiperopia kecil memiliki sudut
sempit. Pembesaran lensa seiring dengan usia mempersempit sudut ini dan berperan pada
beberapa kasus glaukoma sudut tertutup.1
Diagnosis Kerja
Glaukoma Akut Okula Dekstra
Glaukoma akut (glaukoma sudut tertutup akut) terjadi bila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menghambat aliran keluar
aqueous dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan,
dan penglihatan kabur. Penutupan sudut pada mata hiperopia yang sudah mengalami
penyempitan anatomic bilik mata depan biasanya dieksaserbasi oleh pembesaran lensa kristalina
yang berkaitan dengan penuaan. Serangan akut tersebut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil,
yang terjadi secara spontan di malam hari, saat pencahayaan berkurang. Dapat juga disebabkan
7
oleh obat-obatan dengan efek antikolinergik atau simpatomimetik (mis, atropine sebagai obat
praoperasi, antidepresan, bronkodilator inhalasi, dekongestan hidung, atau tokolitik). Serangan
dapat juga terjadi pada dilatasi pupil sewaktu oftalmoskopi, tetapi jarang. Apabila perlu
dilakukan dilatasi pupil pada pasien dengan bilik mata depan yang dangkal (mudah dideteksi
dengan penyinaran senter secara oblik), sebaiknya diberikan midriatik kerja-singkat, hindari
menimbulkan konstriksi pupil pilocarpine, dan minta pasien untuk segera mencari pertolongan
bila terdapat nyeri atau kemerahan di mata atau penglihatan yang semakin kabur.
Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata
terbuka ataupun tertutup. Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi
anatomis tanpa disertai kelainan lain. Peningkatan tekanan intraokular terjadi karena sumbatan
aliran keluar aqueous akibat adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer. Keadaan ini
dapat bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan oftalmologik atau dapat tetap asimptomatik
sampai timbul penurunan penglihatan. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
segmen anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah glaukoma sudut tertutup primer hanya
digunakan bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan nervus opticus dan
kehilangan lapangan pandang. Faktor-faktor resikonya antara lain bertambahnya usia, jenis
kelamin perempuan, riwayat keluarga glaukoma, dan etnis Asia Tenggara, China, dan Inuit.1
Diagnosis Banding
Endoftalmitis Okula Dekstra
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi
setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam
rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan
memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan
jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah
(endogen).
8
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada
tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat
penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit dari fokus infeksi di dalam tubuh. Bakteri yang sering
merupakan penyebab adalah Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, Pseudomonas dan
basil sublitis. Jamur yang sering mengakibatkan endoftalmitis supuratif adalah aktinomises,
aspergilus, fitomikosis sportikum dan kokidioides.
Endoftalmitis merupakan penyakit yang memerlukan perhatian karena dapat memberikan
penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat pembedahan mata intra-okular.
Peradangan yang yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang
sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah,
kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai hipopion. Kekeruhan ataupun
abses di dalam badan kaca, keadaan ini akan memberikan refleks pupil berwarna putih sehingga
gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma.
Bila sudah terlihat hipopion keadaan sudah lanjut sehingga prognosis lebih buruk. Karena
itu diagnosis dini dan cepat harus dibuat untuk mencegah berakhirnya dengan kebutaan pada
mata. Penyulit endoftalmitis adalah bila proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata (retina,
koroid dan sklera) dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis.
Endoftalmitis fakoanafilaktik merupakan endoftalmitis unilateral ataupun bilateral
yang merupakan reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur. Merupakan
suatu penyakit autoimun terhadap terhadap jaringan tubuh (lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh
tidak mengenali jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul (membran basalis lensa).
Protein lensa ini bersifat organ spesifik dan tidak spesies spesifik. Pada badan terbentuk antibodi
terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibodi yang akan menimbulkan gejala
endoftalmitis fakoanafilaktik atau fakoanatigenik. Bila masa lensa keluar dari kapsul lensa pada
katarak hipermatur dan lensa yang keluar ini menimbulkan reaksi makrofag dan mengakibatkan
tertutupnya saluran keluar cairan mata yang akan menimbulkan glaukoma maka akan terjadi
glaukoma fakolitik.3
9
Etiologi
Glaukoma yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini, biasanya disebabkan
karena bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar atau dapat juga dikarenakan
berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Pada glaukoma primer tidak memiliki etiologi yang pasti, namun biasanya glaukoma ini
didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma seperti bakat berupa
gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata yang menyempit.
Mungkin juga disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis),
berupa trubekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering berupa
trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis. Trabekulogenesis adalah adanya membrane yang
persisten menutupi permukaan trabekula, iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat
pada skleral spur atau agak lebih ke depan, goniodisgenesis.3
Epidemiologi
Glaukoma sudut tertutup primer mengenai 1 dari 1000 orang yang berusia lebih dari 40
tahun, perempuan lebih sering terkena dibandingkan dengan laki-laki. Pasien dengan glaukoma
sudut tertutup kemungkinan besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan
struktur bilik mata anterior lebih padat. 4
Patofisiologi
Bilik mata anterior dan posterior mata yang terisi oleh cairan encer yang kemudian
disebut Humor Aqueus. Dalam kondisi normal, cairan ini dihasilkan di dalam ruang posterior
yang melewati pupil kemudian masuk ke dalam ruang anterior lalu kemudian mengalir dari mata
melalui suatu saluran. Namun jika saluran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan
yang menghalangi keluarnya cairan dari ruang mata anterior) maka akan terjadi peningkatan
tekanan.
10
Peningkatan tekanan dalam intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optik
dengan retina yang ada di bagian belakang mata sehingga mengakibatkan aliran darah yang
masuk ke saraf optikus berkurang hingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan membentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Pertama akan
mengenai lapang pandang tepi, kemudian diikuti oleh lapang pandang sentral. Glaukoma jika
sudah diketahui, harus segera diobati sebelum terjadi kebutaan.
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion
retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta
berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran
cawan optik.
Efek peningkatan tekanan intraokular dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar
peningkatan tekanan intraokular. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular
mencapai 60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai edema
kornea dan kerusakan nervus optikus.1
Gejala Klinis
Glaukoma sudut tertutup akut ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatan mendadak
yang disertai nyeri hebat, halo, serta mual dan muntah. Pasien terkadang dikira menderita
penyakit gastrointestinal akut. Temuan-temuan lainnya adalah peningkatan tekanan intraokular
yang mencolok, bilik mata depan dangkal, kornea berkabut, pupil berdilatasi sedang yang
terfiksasi, dan injeksi siliar. Mata sebelahnya harus dilakukan pemeriksaan gonioskopi untuk
memastikan adanya predisposisi anatomi terhadap glaukoma sudut tertutup primer.1
11
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi pada awalnya ditujukkan untuk menurunkan tekanan intraokular. Asetazolamid IV
dan oral – bersama obat topikal, seperti penyekat-beta (timolol) dan apraclonidine dan, jika perlu
obat hiperosmotik- biasanya akan menurunkan tekanan intraokular. Kemudian diteteskan
pilokarpin 2% satu setengah jam setelah terapi dimulai, yaitu saat iskemia iris berkurang dan
tekanan intraokuler menurun sehingga memungkinkan sfingter pupil berespon terhadap obat.
Steroid topikal dapat juga digunakan untuk menurunkan peradangan intraokular sekunder.
Setelah tekanan intraokuler dapat dikontrol, harus dilakukan iridektomi perifer untuk membentuk
hubungan permanen antara bilik mata depan dan belakang sehingga kekambuhan iris bombe
(penonjolan iris) dapat dicegah. Ini paling sering dilakukan dengan laser YAG: neodymium.
Iridektomi perifer secara bedah merupakan terapi konvensional bila terapi laser tidak berhasil.
Mata sebelahnya harus menjalani iridotomi laser profilaktik.1,5
Non-Medikamentosa
Pada pasien dianjurkan supaya menjaga emosinya, jangan membaca terlalu dekat dan
jangan berada lama di tempat gelap. Hal ini karena dapat menyebabkan pupil dilatasi sehingga
nanti menyebabkan sudut bilik mata tertutup dan menyebabkan kambuhnya glaukoma sudut
tertutup.
Pencegahan
Beberapa orang memiliki peningkatan risiko mendapatkan AACG (Acute Angle closure
glaukoma) karena mereka memiliki ruang anterior dangkal atau sudut drainase yang sempit.
Kadang-kadang, hal ini dapat diperhatikan pada pemeriksaan mata rutin. Pasien harus diberitahu
tentang hal ini dan disarankan untuk berhati-hati dengan obat-obatan tertentu dan tetes mata.
Disarankan untuk menjalani perawatan seperti laser iridotomy untuk mencegah serangan akut.
Waspadai gejala mata merah dengan rasa sakit atau muntah, atau mata merah dengan visi
berkurang, Bila mengambil obat baru atau memiliki tetes mata untuk melebarkan pupil, dan
12
kemudian memiliki gejala AACG, disarankan untuk mencari dan memberi tahu hal tersebut
kepada tenaga medis. Katakan kepada dokter tentang obat-obatan dan gejala. Hal ini membuat
masalah di ketahui lebih awal dan mudah dikenali.6
Komplikasi
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia anterior)
sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang memerlukan tindakan
bedah untuk memperbaikinya. Sering terjadi kerusakan nervus optikus yang akan menimbulkan
kebutaan.1,7
Prognosis
Prognosis dari glaukoma sudut tertutup adalah bervariasi, didasarkan pada tahapan
penyakit yang telah dicapai. Glaukoma sudut tertutup yang tidak diobati bisa menimbulkan
kebutaan kira-kira 33-75% mata yang terkena. Tetapi, pada tahap awal penyakit pada
kebanyakan orang dengan sudut anatomis yang menyempit bisa dilakukan laser iridektomi
dengan efektifitas yang baik. Pada setiap kasus, pengobatan topikal dan trabekulektomi selalu
dibutuhkan . Prognosis lebih buruk muncul pada orang yang menderita serangan akut glaukoma
sudut tertutup. Biasanya pada mata lain yang belum terkena glaukoma akut sudut tertutup,
nantinya juga akan terkena serangan akut.8
PENUTUP
Glaukoma akut merupakan jenis glaukoma sudut tertutup di mana selain terjadi
peningkatan tekanan intraokular, sudut bilik mata depan tampak menutup sehingga aliran cairan
aqueous humor terhambat. Pasien merasakan gejala kekaburan penglihatan mendadak yang
disertai nyeri hebat, halo, serta mual dan muntah pada serangan akut mata pasien tampak
13
kemerahan. Glaukoma akut merupakan kasus kegawatdaruratan yang harus segera diberi
penanganan. Pada kasus, glaukoma akut terjadi pada okula dekstra, biasanya memungkinkan
untuk mata satunya yakni okula sinistra mengalami serangan akut, mengingat okula sinistra juga
mengalami glaukoma sudut tertutup berdasarkan pemeriksaan. Pada glaukoma sudut tertutup
primer biasanya terjadi secara bilateral.
Penanganan awal yang dapat dilakukan ialah untuk menurunkan tekanan intraokular,
selebihnya penanganan segera dapat mempengaruhi prognosis dan meminimalisir kemungkinan
terjadinya komplikasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Pendit BU, Susanto D. Oftalmologi umum vaughan & asbury. Edisi 17. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2012.h. 28-50, 212-24
2. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2005.h.44-5
3. Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. h.47-8,
167-77, 212-3
4. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.106
5. Neal MJ. At a glance farmakologi medis. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.h.27
6. Wright M. Acute angle-closure glaukoma. 27 Agustus 2010. Diunduh dari:
http://www.patient.co.uk/health/acute-angle-closure-glaukoma, 25 Maret 2013.
7. Corwin EJ. Buku saku: patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h. 383
8. Shaarawy TM, Sherwood MB, Hitchings RA, dkk. Glaukoma. Volume 1. Maryland
Heights: Elsevier; 2009.h. 335
15