patofisiologi varisella
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Patofisiologi Varisella
1/5
Patofisiologi VarisellaVarissella dikatakan sebagai infeksi akut primer karena pada kontak pertama virusvarisella
zoster dengan manusia menyebabkan penyakit varisella zosteratau cacar air.Penderita dapatsembuh atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpamanifestasi klinis) dalam
ganglion dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivitas maka virusvarisella zoster akan menyebabkan
penyakit herpes zoster.Setelah VZV masuk melalui saluran pernapasan atas, atau setelahpenderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksimula-mula terjadipada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi
viremia primer.Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system
limfa ke hepar,dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, padakebanyakan kasusvirus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia
sekunder. Padaviremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar
ke kulitdan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi
varisela.Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papildermismenyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam
danmalaise, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktubeberapa jam berubah menjadi vesikel (8-12 jam).Vesikel akan berada pada lapisan seldibawah kulit dan membentuk atap pada stratumkorneum dan lusidum, sedangkan dasarnya
adalah lapisan yang lebih dalam Gambaranvesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak
umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air
mata/embun tear drops.Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar
dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi
absorpsi dari cairan dan lesimulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentukkrusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan
membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-
angsurhilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna,
salurankemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikelakanpecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulitterbatas
terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, makapenyembuhan kira-
kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi.
PATOFISIOLOGI
Varisella primer disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang merupakan herpes virus.
Penyebaran dapat melalui sekresi lendir pernafasan ke saluran nafas, ataupun kontak
dengan kulit penderita langsung.
Infeksi paling awal terjadi pada konjungtiva atau mukosa saluran pernafasan bagian
atas . Virus bereplikasi di kelenjar getah bening selama 2 4 hari dan disertai denganpenyebaran virus melalui darah setelah 4 6 hari inokulasi. Virus akan bereplikasi di
hati, limpa, dan organ lainnnya. Penyebaran virus kedua melalui darah akan berakhir
di kulit setelah 14 16 hari pemaparan virus, dan menyebabkan kelainan kulit.
Beberapa kondisi berat yang mungkin terjadi adalah infeksi di otak, hati dan paru-
paru.
Masa inkubasi virus selama 1021 hari, penderita dapat menularkan sejak 1 2 hari
-
8/12/2019 Patofisiologi Varisella
2/5
sebelum kelainan kulit timbul sampai lesi kulit mengering (5 6 hari dari awal lesi
kulit pertama timbul ). Walaupun imunitas akan terbentuk setelah infeksi ini, dari
beberapa laporan ditemukan adanya infeksi kembali dari virus yang sama.
FREKUENSI
Pada masa sebelum vaksinasi disbarluaskan insidensi pada tahun 1988 1994
didapatkan 95,5% orang dewasa 2025 tahun, 98,8% usia 3039 tahun, 99,6% usia
> 40 tahun telah kebal terhadap virus ini. Sehingga pada tahun 2000 vaksinasi
dilakukan untuk melindungi anak dengan usia 19 35 bulan, sehingga terjadi
penurunan yang signifikan terhadap angka kejadian varisella di usia-usia tersebut.
Varisella menyebar secara mendunia, tetapi pada masing-masing negara memiliki
insidensi yang berbeda bergantung suhu, musim. Insidensi cacar air tidak memiliki
predileksi usia dan paling sering terjadi pada anak-anak usia 36 tahun.
MORTALITAS / MORBIDITAS
Angka kesakitan diakibatkan oleh penyebaran virus dalam darah, infeksi otak dan
selaputnya, adanya infeksi bakteri, dan infeksi paru-paru. Komplikasi lainnya berupa
rendahnya jumlah trombosit, infeksi pada sendi, infeksi hati dan infeksi ginjal.
Pada wanita hamil, infeksi varisela pada usia kehamilan 20 minggu akan
menyebabkan kelainan kongenital pada bayi termasuk atrofi anggota gerak,
abnormalitas saraf dan mata, dan juga retardasi mental.
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita cacar air beberapa hari sebelum kelahiran
atau 2 hari setelah lahir dapat menimbulkan disseminated varicella neonatorum. Lesi
perdarahan di hati dan paru-paru merupakan potensi terjadinya kematian.
KLINIS
Timbulnya penderita cacar air biasanya disertai dengan adanya infeksi pada orang-
orang disekitarnya, bahkan pada satu daerah. Perlu di ketahui pula status imunisasi
pada anak tersebut, atau cacar air sebelumnya.
Gejala yang mungkin timbul berupa :
Demam
Kelemahan tubuh
Mual Nyeri kepala
Lesi kulit yang berbentuk bentolan berisi air, sangat gatal, yang biasanya berawal
dari badan dan menyebar keluar (muka, kepala, anggota gerak).
Lesi dapat juga terjadi di tenggorokan
PEMERIKSAAN FISIK
-
8/12/2019 Patofisiologi Varisella
3/5
Diagnosis ditegakkan dengan melihat lesi kulit yang khas, berupa :
Lesiklasik berupa air mata berbentuk oval dengan kemerahan pada kulit bagian
dasarnya.
Lesi kulit timbul pada tubuh dan wajah, dengan diawali bentola kemerahan yang
membesar selama 12 14 hari menjadi besar, berair, berisi nanah dan kering. Lesi biasanya terletak pada sentral tubuh atau anggota gerak bagian proksimal
(lengan, paha) dan menyebar ke bawahnya tetapi tidak terlalu banyak.
Lesi yang terdapat diseluruh tubuh terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda
stadium erupsinya).
Benjolanberair dapat timbul di mukosa (mulut, penis, vagina) membentuk luka yang
tidak dalam.
Suhu tubuh pasien akan meningkat sampai 39,5 C selama 3 6 hari setelah
terbentuknya lesi kulit.
Benjolan dapat berdarah.
Penyebaran ke kulit lainnya dalam bentuk pengaktifan kembali.
Dapat disertai dengan nyeri hati (perut atas kanan), dan disertai badan menjadi
kuning.
Pemeriksaan terhadap fungsi nafas, saraf pusat, sendi dan tulang karena
memungkinkan terjadi infeksi pada organ-organ tersebut.
PENYEBAB
Human (alfa) herpesvirus 3 (V-Z virus), yang merupakan anggota dari herpes virus.
Penyebaran virus ini melalui kontak langsung, penyebaran melalui udara, atau melalui
plasenta.
PENATALAKSANAAN
Pasien harus diisolasikan dari orang lain, begitu juga untuk kebutuhan sehari-harinya.
Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti gatal (antihistamin-
difenhidramin), demam (parasetamol) diperlukan agar mengurangi tingkat berat
penyakit. Pemberian obat antivirus berupa acyclovir per oral direkomendasikan dalam
48 jam awal pasien mengeluh gejala cacar air. Pemberian acyclovir per vena di
rekomendasikan pada pasien dengan komplikasi berat, gangguan sistem imunitas dan
bayi.Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari 96 jam
setelah terpapar, yaitu pada :
Wanita dengan kehamilan
Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh
Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum melahirkan atau
48 jam setelah melahirkan.
-
8/12/2019 Patofisiologi Varisella
4/5
Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua tanpa riwayat cacar
air sebelumnya.
PROGNOSIS
Prognosis untuk penderita cacar air tanpa adanya komplikasi sangat baik. Padapenderita dengan infeksi paru angka kematian hingga 10% pada penderita tanpa
gangguan sistem pertahanan tubuh, dan angka kematian hingga 30% pada penderita
dengan gangguan sistem pertahanan tubuh.
Penyakit cacar air (varisela) bisasanya ditandai dengan keluhan tubuh mendadak
lemas, tak mau makan, demam, dan gatal-gatal. Menurut dr. H.M. Vinci Ghazali,
MBA, MM. dari Kids World, Jakarta, penyebab cacar aiar adalah virus varicella-
zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita, atau melalui benda-
benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit penderita.
Karena gejalanya seringkali tidak khas, khususnya pada fase awal sebelum muncul
kelainan kulit (prodormal), banyak orang terkecoh dengan penyakit ini. Gejala
tubuh lemas, demam, malas makan, mirip dengan gejala banyak penyakit lain seperti
flu atau campak. Baru setelah muncul erupsi atau kelainan pada kulit, gejala
khas varisela mulai jelas, kata dokter yang akrab dipanggil Vinci ini menjelaskan.
Pada gejala berikutnya, varicela menimbulkan erupsi (lesi/kerusakan) kulit. Lesi ini
bentuknya mulai dari gambaran yang tidak khas, yang diikuti dengan melenting
(vesicle). Kalau sudah melenting, dalam waktu rata-rata 24 jam, cairan di dalamnya
mulai keruh, lantas 24 jam berikutnya mulai timbul rasa gatal.
Jika vesicle ini digaruk, maka ia akan pecah dan terbuka. Akibatnya, kulit tidak lagi
mempunyai perlindungan dan bisa kemasukan bakteri. Misalnya, jika mandi dengan
air yang tidak bersih. Ini yang disebut infeksi sekunder akibat bakteri, tandas
Vinci. Kalau infeksi seperti ini terjadi, berarti penyakit virus cacar air akan ditambah
dengan penyakit bakteri kulit. Penyembuhannya pun tidak lagi primer
dan biasanya akan mengakibatkan terbentuknya jaringan ikat (scar) yang akan
meninggalkan bekas. Ini yang mungkin dulu menyebabkan orang tua melarang
anaknya yang kena cacar air untuk mandi, lanjut Vinci
TIGA MINGGU Erupsi atau munculnya kelainan kulit merupakan fase
kedua gejala varisela. Begitu fase erupsi ini muncul, bisa dipastikan anak terkena
cacar air. Biasanya, erupsi varisela dimulai dari sentrum, yaitu daerah
tengah badan (perut), baru kemudian melebar ke samping. Itu sebabnya, seringkali
bagian perut dan badan penderita mengalami erusi, tapi bagian mukanya
-
8/12/2019 Patofisiologi Varisella
5/5
tidak. Jika pengobatan yang diberikan efektif dan kekebalan penderita tinggi, bisa jadi
cuma badannya yang erupsi, lalu sembuh, jelas Vinci.
Erupsi awal ditandai oleh semacam gambaran kemerahan (eritema), yang lama-lama
di atasnya akan terbentuk vesicle. Kalau diperhatikan, vesicle ini rata, tidak
ada lekukan di tengahnya (unumbilicated vesicle). Kalau ada lekukan di tengahvesicle, biasanya bukan cacar air, tambah Vinci. Jadi, jika terlihat ada
vesicle, dan mulainya dari bagian tengah badan ke samping, didahului oleh gejala
lemas, demam disertai napsu makan menurun, Maka kita sudah harus memikirkan
kemungkinan anak terkena cacar air. Apalagi jika sekitar 2 minggu sebelumnya ada
kontak dengan penderita cacar air.
Penularan varisela sebetulnya sudah dimulai sebelum terjadinya fase erupsi, yaitu
pada masa inkubasi. Nah, 24 jam sebelum erupsi sudah menulari. Selama
itu, ia akan menulari terus. Jadi, jangan dianggap kalau sudah sembuh tidak
menularkan. Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, baru aman.Tapi agar lebih aman, sebaiknya 3 minggu setelah sembuh jangan melakukan kontak,
supaya tidak tertular atau menularkan, kata Vinci.