makalah patofisiologi

27
MAKALAH SEPSIS Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patofisiologi Disusun oleh: FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 NAMA NPM Iman Firmansyah 260110130044 Sistha Anindita P. H 260110130045 Nisrina Fauziah 260110130046 Batari Aning Larasati 260110130047 Ghaida Putri Setiana 260110130048

Upload: -

Post on 29-Sep-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

MAKALAHSEPSISMakalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patofisiologi

Disusun oleh:NAMANPM

Iman Firmansyah260110130044

Sistha Anindita P. H260110130045

Nisrina Fauziah260110130046

Batari Aning Larasati260110130047

Ghaida Putri Setiana260110130048

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARAN2015

KATA PENGANTARPuji dan syukur atas kehadirat Allah swt. Karna atas berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kita kirimkan shalawat dan taslim atas junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari lembah kehinaan menuju lembah kemuliaan.Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Patofisiologi oleh dosen yang bersangkutan. Dimana di dalam makalah ini akan dibahas mengenai Sepsis.Terima kasih kami sampaikan kepada rekan rekan yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini.Jika dalam makalah ini terdapat kesalahan kami memohon maaf karena kita sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.

Jatinangor, 31 Maret 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iDAFTAR ISI ........................................................................................................................ iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ...................................................................................................11.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................11.3 Tujuan .................................................................................................................2BAB II ISI2.1 Definisi Penyakit Sepsis .....................................................................................32.2 Terminologi Penyakit Sepsis ..............................................................................32.3 Epidemologi Penyakit Sepsis .............................................................................42.4 Etiologi Penyebab Sepsis ...................................................................................52.5 Prognosis Penyakit Sepsis ..................................................................................62.6 Patofisiologi Penyakit Sepsis .............................................................................72.7 Tanda dan Gejala Penyakit Sepsis .....................................................................10BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan ........................................................................................................133.2 Saran ................................................................................................................... 13DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................14

iiBAB IPENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangSepsis adalah kondisi medis serius yang disebabkan oleh respon imun yang luar biasa terhadap infeksi. Zat kimia yang dilepaskan ke dalam darah untuk melawan infeksi memicu peradangan luas.Infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari sepsis. Namun, sepsis juga bisa disebabkan oleh infeksi lainnya. Infeksi bakteri atau agen menular lainnya masuk ke dalam tubuh bisa dimulai dari mana saja. Hal ini dapat disebabkan oleh sesuatu yang tampaknya tidak berbahaya seperti lutut tergores atau kutikula sobek atau dari masalah medis yang lebih serius seperti radang usus buntu, pneumonia (radang paru), meningitis (radadang selaput otak), atau infeksi saluran kemih.Kerusakan organ permanen dapat terjadi pada orang yang bertahan hidup. Tingkat kematian 20% untuk sepsis dan lebih dari 60% untuk syok septik.Di negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis. Sampai saat ini sepsis pada neonatus masih merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Insiden sepsis di negara berkembang cukup tinggi yaitu 1.8 sampai 18 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian sebesar 12 sampai 68%, sedangkan di negara maju angka kejadian sepsis berkisar antara 3 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian 10.3%. Sedangkan data angka kejadian sepsis di Indonesia masih tinggi 8.7 sampai 30.29% dengan angka kematian 11.56% sampai 49.9%. Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO) terdapat 10 juta kematian neonatus setiap tahun dari 130 juta bayi yang lahir setiap tahunnya.Latar belakang dari penyusunan makalah ini adalah menghadirkan materi dasar yang akan mengenalkan pembaca dengan berbagai aspek dari penyakit sepsis, meliputi penjelasan dalam istilah yang sederhana mengenai definisi singkat, terminologi, epidemiologi, etiologi, prognosis, patofisiologi, tanda-tandadangejaladari penyakit sepsis.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa definisi penyakit sepsis?

11.2.2 Bagaimana terminologi penyakit sepsis?1.2.3 Bagaimana epidemiologi penyakit sepsis?1.2.4 Bagaimana etiologi penyakit sepsis?1.2.5 Bagaimana prognosis penyakit sepsis?1.2.6 Bagaimana patofisiologi penyakit sepsis?1.2.7 Apa tanda - tanda dan gejala penyakit sepsis?

1.3 Tujuan Penyusunan1.3.1 Memahami definisi penyakit sepsis 1.3.2 Memahami penyebab penyakit sepsis1.3.3 Memahami tanda-tanda dan gejala penyakit sepsis

2

BAB IIISI

2.1 Definisi Penyakit SepsisSepsis adalah mikroorganisme patogen atau toksinnya di dalam darah (Dorland, 1998).Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah (Surasmi, 2003).Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik (Doenges, 2000).Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi sebagai manifestasi proses inflamasi imunologi karena adanya respon imun tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme. Sepsis merupakan puncak dari interaksi yang kompleks antara mikroorganisme penyebab infeksi, imun tubuh, inflamasi, dan respon koagulasi (Hotchkiss, 1999).Sepsis adalah suatu respon sistemik terhadap infeksi. Pada sepsis gejala klinis yang terdapat pada SIRS diikuti oleh adanya bukti infeksi. Sehingga dapat disimpulkan oleh penulis bahwa sepsis merupakan suatu infeksi sistemik yang terjadi di dalam sirkulasi darah oleh patogen yang menyebabkan inflamasi (Gordon, 2010).

2.2 Terminologi Penyakit SepsisTerminologi sepsis masih membingungkan karena penggunaan yang tidak tepat dan berbagai macam definisi yang meyebabkan kebingungan pada literatur medis. Akhir-akhir ini dibuat standardisasi terminologi infeksi, bakteriemia, sepsis, dan septik syok sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan untuk mendiagnosa, mengobati, dan membuat formulasi untuk prognosa dari infeksi ini. Dalam terminologi yang baru, sepsis mewakili subgrup dalam Systemic Inflamatory Response Syndrome (SIRS) (Gordon, 1997).

3SIRS adalah respon sistemik yang menyebabkan aktivasi dari sistim inflamasi host yang menyebabkan banyak hal yang merugikan dan terlihat dengan terjadinya berbagai macam kondisi klinis. Selain infeksi, penyebab lain dari SIRS termasuk pankreatitis, iskemia, hemorargia, syok, kerusakan organ immune-mediated, dan luka bakar(Norwitz,2010).Untuk mencegah timbulnya kerancuan, disepakati standardisasi terminologi. Pada bulan Agustus 1991, telah dicapai konsensus yang dihasilkan American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine, beberapa pengertian tersebut di bawah ini:1. Infeksi, responinflamasiakibatadanyamikroorganisme yang secara normal padajaringantersebutseharusnyasteril.2. Bakteriemi, adanyabakterihidupdalamdarah.3. Systemic Inflammatory Response Syndrome (sindroma reaksi inflamasi sistemik atau SIRS), merupakan reaksi inflamasi masif sebagai akibat dilepasnya berbagai mediator secara sistemik yang dapat berkembang menjadi disfungsi organ atau Multiple Organ Dysfunction (MOD) dengan tanda klinis:a. Temperatur>38,3oC atau90 kali/menitc. Frekuensinapas>20kali/menitd. Hitungleukosit>12.000 sel/mm3 atau 1-% sel imatur4. Sepsis, SIRS yang disebabkanolehinfeksi.5. Sepsis berat (severe sepsis), sepsis disertai disfungsi organ, yaitu kelainan hipotensi (tekanan sistolik 40mmHg dari keadaan sebelumnya tanpa disertai penyebab dari penurunan tekanan darah yang lain). Hipoperfusi atau kelainan perfusi ini meliputi timbulnya asidosis laktat, oliguria atau perubahan akut status mental.Syok septik, sepsis dengan hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat tetapi masih didapatkan gangguan perfusi lainnya (Eny, 2004).Syok septik adalah suatu sindroma klinik akibat adanya invasi akut kedalam oleh organisme tertentu atau produk toksiknya (Reynaert, 1991).Shock sepsis adalah suatu sindroma sepsis yang disertai menurunnya tekanan darah lebih dari 40 mmHg dari baseline, dan memberikan respon terhadap pemberian cairan infus dan obat (Dobb, 1991).

2.3 Epidemologi Penyakit Sepsis

4Sepsis menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian di Amerika Serikat. Pada kenyataannya dalam peninjauan 750 juta pasien yang dirawat di rumah sakit dari tahun 1979 2000, didapatkan 10.319.418 diantaranya adalah kasus sepsis. Selama masa penelitian, terjadi peningkatan tahunan 8,7% kejadian sepsis, dari sekitar 164.000 kasus menjadi hampir 660.000 kasus yang dilaporkan dari hasil survei nasional yang menunjukkan bahwa hampir 1,6 juta pasien rawat inap pada anak usia 19 tahun atau dibawahnya, ada 42.364 kasus sepsis berat anak per tahun. Kejadian terbesar pada bayi (5,16 kejadian per 1000 kasus), dan menurun tajam pada anak-anak lebih tua (0,20 per 1000 dalam usia 10 sampai 14 tahun), dan lebih tinggi kejadian pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Mereka juga melaporkan bahwa angka kematian di rumah sakit untuk pasien yang memenuhi kriteria sepsis berat adalah sekitar 10%, atau kematian nasional 4383 (6,2 per 100,000 penduduk) (Rumata, 2011).Dalam kurun waktu 23 tahun yang lalu bakterimia karena infeksi bakteri gram negatif di AS yaitu antara 100.000-300.000 kasus pertahun, tetapi sekarang insiden ini meningkat antara 300.000-500.000 kasus pertahun (Root, 1991).Syok akibat sepsis ini terjadi karena adanya respon sistemik pada infeksi yang serius. Walaupun insiden syok sepsis ini tak diketahui namun dalam beberapa tahun terakhir ini cukup tinggi. Hal ini disebabkan cukup banyak faktor predisposisi untuk terjadinya sepsis antara lain: diabetes melitus, sirosis hati, alkoholisme, leukimia, limfoma, keganasan, obat sitotoksik dan imunosupresan, nutrisiparenteral dan sonde, infeksi trakus urinarius dan gastrointestinal. Di AS syok sepsis adalah penyebab kematian yang sering di ruang ICU (Glauser, 1991).Pada 1990, Centers for Disease Control and Prevention melaporkan sekitar 450.000 kasus septikemia per tahun di Amerika Serikat dengan lebih dari 100.000 kematian. Angus et al memperkirakan terjadi 750.000 kasus sepsis berat per tahun, dengan angka kematian 28,6% (Aird, 2003).

2.4 Etiologi Penyebab SepsisSepsis termasuk salah satu dari keadaan serius yang dihadapi para klinisi dalam penanggulangan infeksi berat dan bila gagal akan terjadi syok septik. Syok septik adalah sindrom klinik yang dicetuskan oleh masuk dan menyebarnya produk organisme ke dalam sistem vaskuler, sehingga menyebabkan terjadinya hipotensi yang tidak membaik dengan resusitasi cairan, kegagalan pada mikrosirkulasi, penurunan perfusi jaringan dan gangguan metabolisme seluler (Bakta, 1999).

5Penyebab dasar dari sepsis dan syok septik yang paling sering adalah infeksi bakteri. Pada era sebelum pemakaian antibiotika meluas, penyebab tersering adalah bakteri gram positif terutama dari spesies streptokokus dan stafilokokus. Tetapi setelah antibiotika poten berspektrum luas mulai tersedia, maka sepsis sering timbul sebagai akibat infeksi nosokomial oleh bakteri gram negatif. Sekarang keadaannya kurang lebih seimbang antara gram positif dan negatif (Bakta, 1999).Syok septik adalah sepsis dengan hipotensi dan gangguan perfusi menetap walaupun telah dilakukan terapi cairan yang adekuat, dapat meliputi (tapi tidak terbatas pada) asidosis laktat. Oliguria atau gangguan status mental akut (Bakta, 1999). Sepsis sampai syok septik secara klasik telah diakui penyebabnya adalah bakteri gram negatif, tetapi mungkin juga disebabkan oleh mikroorganisme lain, gram positif, jamur, virus, bahkan parasit. Timbulnya syok septik dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) sangat penting pada bakteriemia gram negatif. Syok terjadi pada 20%-35% penderita bakteriemia gram negatif (John, 1994).Shock sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif 70%. Infeksi bakteri gram positif 20%-40%, infeksi jamur dan virus 2%-3%. Sedangkan pada kultur yang sering ditemukan adalah pseudomonas, disusul oleh stapilokokus dan pneumokokus. Shock sepsis yang terjadi karena infeksi gram negatif adalah 40% dari kasus, sedangjan gram positif 5%-15% dari kasus (Root, 1991).Penyebab bakteriemia yang paling sering (70% sampai 80%) pada pasien obstetrik adalah terjadinya endometritis setelah persalinan dengan seksio sesaria; jadi tak mengherankan, mayoritas sepsis (80%) pada pasien obstetrik terjadi pada periode postpartum (Gordon, 1997).Produk yang berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS). LPS atau endotoksin glikoprotein kompleks merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri gram negatif. Lipopolisakarida merangsang peradangan jaringan, demam, dan syok pada penderita yang terinfeksi. Struktur lipid A dan LPS bertanggung jawab terhadap reaksi dalam tubuh penderita. Sthaphylococci, pneumococci, dtreptococci dan bakteri gram positif lainnya jarang menyebabkan sepsis, dengan angka kejadian 20%-40% dari keseluruhan kasus. Selain itu jamur oportunistik, virus (dengue dan herpes) atau protozoa (Falciparum malariae) dilaporkan dapat menyebabkan sepsis, walaupun jarang (Guntur, 2008).Pada sepsis sel-sel imun yang paling terlihat mengalami disregulasi apoptosis ialah limfosit, hilangnya limfosit ini akan menurunkan survival sepsis (Chung, 2003).

2.5 Prognosis Penyakit Sepsis

6Dokter harus mengidentifikasi tingkat keparahan penyakit pada pasien dengan infeksi dan memulai resuitasi agresif bagi pasien dengan potensi tinggi untuk menjadi kritis. Meskipun pasien telah memenuhi kriteria SIRS, ini sendiri hanya mampu memberikan sedikit prediksi dalam menentukan tingkat keparahan penyakit dan mortalitas. Angka Mortalitas di Emergency Department Sepsis (MEDS) telah membuat skor sebagai metode untuk mengelompokkan resiko mortalitas pasien dengan sepsis. Skor total dapat digunakan untuk menilai resiko kematian. Jadi, semakin besar jumlah faktor resiko, semakin besar kemungkinan pasien meninggal selama di ICU/UPI (Shapiro, 2010).Mortalitas syok septik tergantung pada tempat infeksi awal, pada adanya disfungsi berbagai sistem organ, dan patogen bakteri. Tingkat mortalitas ini mungkin sekitar 40%-60% pada penderita sepsis enterik gram-negatif. Urosepsis memiliki prognosis yang jauh lebih baik daripada sepsis primer tanpa suatu fokus. Tanda-tanda prognosis jelek pada sepsis meningokus adalah hipotensi, koma, leukopenia ( 120 mg/dl padapasien yang tidak diabetes.2. Variable Inflamasia. WBC > 12.000/mm3atau< 4.000/mm3atau 10% immatureb. Peningkatan plasma C-reactive proteinc. Peningkatan plasma procalcitonin3. Variabel Hemodinamika. 10Sistolik< 90mmHg ataupenurunansistolik . 40>mmHg darisebelumnya.b. MAP 70%d. CardiakIndeks>3,5 L/m/m34. Variable PerfusiJaringana. Serum laktat> 1mmol/Lb. Penurunankapilerrefil5. Variable Disfungsi Organa. PaO2 / FiO2 0,5 mg/dld. INR >1,5 atau APTT > 60 detike. Ileusf. Trombosit< 100.000mm3g. Hiperbilirubinemia (plasma total bilirubin > 4mg/dl)Manifestasi dari respon sepsis biasanya ditekankan pada gejala dan tanda-tanda penyakit yang mendasarinya dan infeksi primer. Tingkat di mana tanda dan gejala berkembang mungkin berbeda dari pasien dan pasien lainnya, dan gejala pada setiap pasien sangat bervariasi. Sebagai contoh, beberapa pasien dengan sepsis adalah hipotermia, tidak ada demam paling sering terjadi pada neonatus, pada pasien lansia, dan pada orang dengan uremia atau alkoholisme (Munford, 2008). Pasien dalam fase awal sepsis sering mengalami cemas, demam, takikardi, dan takipnea (Dasenbrook & Merlo, 2008). Tanda-tanda dari sepsis sangat bervariasi. Berdasarkan studi, demam (70%), syok (40%), hipotermia (4%), ruam makulopapular, petekie, nodular, vesikular dengan nekrosis sentral (70% dengan meningococcemia), dan artritis (8%). Demam terjadi pada