patofisiologi bph

21
pengertian prostat BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. Hiperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh penambahan jumlah sel pembentuknya. Hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau hiperplasia fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi yang dominan adalah hiperplasia ANATOMI prostate Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-

Upload: andri-wijaya

Post on 13-Dec-2014

62 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Urology surgery, Benign Prostat hypertrophy

TRANSCRIPT

Page 1: Patofisiologi BPH

pengertian prostat

BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar,

memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar

urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat

Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau

hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian

(sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak

menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna

hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah

umum dipakai.

Hiperplasia adalah penambahan ukuran suatu jaringan yang disebabkan oleh

penambahan jumlah sel pembentuknya. Hiperplasia prostat adalah pembesanan

prostat yang jinak bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atau hiperplasia

fibromuskular. Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun

secara histologi yang dominan adalah hiperplasia

ANATOMI prostate

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder

neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang dewasa kira-kira

20 gram dengan ukuran rata-rata:- Panjang 3.4 cm- Lebar 4.4 cm- Tebal 2.6 cm.

Secara embriologis terdiro dari 5 lobur:- Lobus medius 1 buah- Lobus anterior 1

buah- Lobus posterior 1 buah- Lobus lateral 2 buahSelama perkembangannya lobus

medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi saru disebut lobus medius.

Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak tampak karena terlalu kecil dan

lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti

susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior

kelenjar prostat terdiri dari:

-Kapsul anatomis

Page 2: Patofisiologi BPH

-Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler-

Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian:

o Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya

o Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga

sebagai adenomatus zone

o Di sekitar uretra disebut periuretral gland

Saluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika

seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam

uretra. Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada

oran dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba.Sedangkan

pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik.

Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi

lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih ke

abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu.Apabila

jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu-abu, padat dan tidak

mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra

dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga penonjolan ini

dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur

mendesak prostat dan kontraksi dari vesika yang dapat mengakibatkan peradangan.

ETIOLOGI

BPH adalah tumor jinak pada pria yang paling sering ditemukan. Pria

berumur lebih dari 50 tahun, kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%. Ketika

berusia 80–85 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 90%. Beberapa teori

telah dikemukakan berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor perubahan

usia, di antaranya4:

Teori DHT (dihidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5-a reduktase

dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat.

Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang

pertumbuhan epitel.

Page 3: Patofisiologi BPH

Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying.

Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak

pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproliferasi dan

menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.

Teori growth factors. Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma di

bawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth

factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan

ekspresi transforming growth factor-b (TGF-b), akan menyebabkan terjadinya

ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan menghasilkan pembesaran prostat.

Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti.

Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula

dianggap undangan(counter part). Oleh karena itu yang dianggap etiologi adalah

karena tidak adanya keseimbangan endokrin. Namun menurut Syamsu Hidayat dan

Wim De Jong tahun 1998 etiologi dari BPH adalah:

o Adanya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan

keseimbangan testosteron dan estrogen.

o Ketidakseimbangan endokrin.

o Faktor umur / usia lanjut.

o Unknown / tidak diketahui secara pasti.

Tanda dan gejala BPH (intan)

Gejala BPH dikenal sebagai lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). Dibedakan

menjadi :

Gejala Iritatif :

o sering miksi (frekuensi sering)

o terbangun untuk BAK pada malam hari (Nokruria)

o perasaan ingin BAK yang mendesak (urgensi)

o nyeri pada saat miksi (disuria)

gejala obstruktif :

o pancaran melemah

Page 4: Patofisiologi BPH

o rasa tidak puas setelah BAK

o kalau mau miksi menunggu lama (Hesitancy)

o harus mengedan (straining)

o kencing terputus-putus ( intermittency)

o miksi memenjang, akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinen

karena nerflow

bila terjadi hidronefrosis atau pionefrosis, ginjal teraba dan ada nyeri pada CVA

(costo vertebra anguilaris)

pada pemeriksaan dubur harus diperhatikan konsistensi prostat, pada BPH

konsistensinya kenyal

Patofisiologi BPH (intan)

usia

hormon Interaksi stroma – epitel DHT Teori stem cell

hiperplasia prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesikal ↑

Resistensi pada leher buli-buli

otot detrusor menebal

Fase kompensasi

Detrusor melemah

Page 5: Patofisiologi BPH

Dekompensasi detrusor

Tidak mampu berkontraksi

Retensi urin

Hidronefrosis

Disfungsi sel kemih bag. Atas

DERAJAT BPH (iskal)Secara klinik derajat berat BPH dibagi menjadi 4 gradasi, yaitu :Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan protatismus, pada DRE (colok dubur)

ditemukan penonjolan prostat dan sisa urin kurang dari 50 ml. Penonjolan 0-1 cm ke dalam rektum prostat menonjol pada bladder inlet. Pada derajat ini belum memerlukan tindakan operatif, dapat diberikan pengobatan secara konservatif , misal alfa bloker, prazozin, terazozin 1-5 mg per hari.

Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat lebih menonjol penonjolan 1-2 cm ke dalam rektum, prostat menonjol diantara bladder inlet dengan muara ureter. Batas atas masih teraba dan sisa urin lebih dari 50 ml tetapi kurang dari 100 ml. Pada derajat ini sudah ada indikasi untuk intervensi operatif.

Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan sisa urine lebih dari 100 ml. penonjolan 2-3 cm ke dalam rektum. Prostat menonjol sampai muara ureter. TURP masih dapat dilakukan akan tetapi bila diperkirakan reseksi tidak selesai dalam satu jam maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka.

Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi total. Penonjolan > 3 cm ke dalam rektum prostat menonjol melewati muara ureter.

Pada usia berapa seseorang dapat terserang BPH ?? (iskal)

Kanker prostat paling sering berkembang pada pria yang berumur lebih dari 50 tahun. Untuk angka kejadian di Indonesia jarang terjadi pada pria di bawah usia 40 tahun dan insidensnya terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 80-an. Kanker prostat sedikit terjadi pada pria berumur kurang dari 45 tahun, tetapi bisa

G3 ekskresi urin

Page 6: Patofisiologi BPH

bertambah kemungkinannya dengan penambahan umur. Umur rata-rata waktu didiagnosis adalah 70 tahun.

Apa BPH bisa menurun ?? (iskal)

Pria yang mempunyai kakak atau ayah dengan kanker prostat mempunyai kemungkinan dua kali lipat menderita kanker prostat. Penelitian dari Scandinavia menyatakan bahwa 40% risiko kanker prostat dapat dijelaskan dengan faktor bawaan.

Kenapa luka pada bekas operasi berbau dan basah? (intan)

Luka basah disebabkan kerena kencing pada pasien dengan BPH tidak tuntas, selalu

masing ada sisa, sehingga luka menjadi basah. Berbau dimungkinkan karena adanya

infeksi, ditandai dengan adanya nyeri.

Pencegahan (ratna)

Pencegahan BPH dapat dilakukan dengan cara:

1. Menjalankan pola hidup sehat (pola makan sehat 4 sehat 5 sempurna, rajin

olah raga tidak merokok dan tidak begadang).

2. Banyak minum air minimal 8 gelas/hari.

3. Tidak membiasakan menahan kencing.

4. Sering makan kubis-kubisan, kacang-kacangan, alpukat, tomat untuk

mengurangi resiko radang pada prostat.

5. Memeriksakan prostat secara berkala ke dokter/pusat kesehatan

Pendidikan Kesehatan yang dapat digunakan BPH Post Op (ratna)

1. Mencegah nyeri dengan tidak mengejan secara berlebihan ketika defekasi.

2. Tirah baring

3. Tidak hiperseksual

4. Memberikan latihan mobilisasi dini pada pasien.

Diagnosa Post Op (ratna)

Page 7: Patofisiologi BPH

1. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, pemasangan kateter dan spasme

kandung kemih.

Tujuan:

Tidak terdapat nyeri.

Intervensi keperawatan

1. Evaluasi sifat

nyeri pasien dan

letak serta

intensitasnya

dengan

menggunakan

skala nyeri.

2. Hindari aktivitas

yang mencetuskan

atau memperburuk

nyeri.

3. Pastikan bahwa

tempat tidur

pasien mempunyai

papan tempat tidur

dan kasur yang

kencang. Lindungi

pasien dari jatuh

Rasional

1. Menentukan sifat,

penyebab dan

intensitas nyeri

membantu untuk

memilih modalitas

peredaran yang

sesuai dan

memberikan dasar

untuk perbandinagn

kemudian.

2. Terbentur tempat

tidur adalah satu

contoh tindakan

yang dapat

memperkuat nyeri

pasien.

3. Hal ini akan

memberikan

sanggaan tambahan

dan lebih

memberikan

kenyamanan.

Melindungi pasien

dari cedera artinya

melindungi pasien

Hasil yang Diharapkan

- Melaporkan

peredaan nyeri.

- Melaporkan

kualitas atau

intensitas dan

mencapai peredaan.

Page 8: Patofisiologi BPH

dan cidera.

4. Berikan sanggaan

pada ekstermitas

yang sakit.

5. Berikan analgesic

dengan jadwal

yang teratur sesuai

yang diresepkan.

dari nyeri

tambahan.

4. Lebih banyak

sanggaandibarengi

dengan mengurangi

gerakan pada

bagian yang sakit

akan membantu

mengontrol nyeri.

5. Analgesic

mengubah persepsi

nyeri dan member

rasa nyaman.

Analgesic yang

dijadwalkan dengan

teratur berperan

lebih konsisten

dalam meredakan

nyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

pembedahan.

Tujuan:

Memperbaiki mobilitas fisik.

Intervensi Keperawatan

1. Kaji terhadap

faktor-faktor yang

menyebabkan

Rasional

1. Informasi ini

memberikan

petunjuk tentang

Hasil yang Diharapkan

- Mencapai mobilitas

fisik yang lebih

baik.

Page 9: Patofisiologi BPH

terbatasnya

gerakan

(misalnya: nyeri).

2. Redakan nyeri

dengan

memberikan

medikasi yang

diresepkan.

3. Dorong

penggunaan alat

bantu tongkat

untuk berjalan.

4. Libatkan orang

terdekat dalam

membantu pasien

saat latihan

rentang gerak,

mengubah posisi

dan berjalan.

5. Puji pasien saat ia

berhasil

menyelesaikan

hal-hal yang kecil.

penyebab; jika

mungkin,

penyebab tersebut

dapat diatasi

2. Analgesic

memungkinkan

pasien untuk

meningkatkan

aktivitasnya lebih

nyaman.

3. Dukungan dapat

memberikan

keamanan yang

diperlukan untuk

menjadi lebih

mobile.

4. Bantuan dari

pasangan atau

orang lain yang

dekat dengan

pasien mendorong

pasien untuk

mengulangi

aktivitas dan

mencapai tujuan.

5. Dorongan

menstimulasi

penampilan yang

lebih baik.

- Menunjukkan

bahwa tujuan jangka

pendek lebih

mendorong pasien

karena tujuan

tersebut lebih cepat

dicapai.

3. Disfungsi seksual berhubungan dengan pembedahan

Page 10: Patofisiologi BPH

Tujuan:

Mampu untuk melanjutkan/menikmati fungsi seksual yang dimodifikasi.

Intervensi Keperawatan

1. Tetapkan kondisi-

kondisi medis pasien

yang mempengaruhi

fungsi seksual dari

riwayat keperawatan.

2. Informasikan pada

pasien tentang efek dari

bedah prostat,

orkhiektomi (bila

memungkinkan),

kemoterapi, iradiasi,

dan terapi hormonal

pada fungsi seksual.

3. Libatkan pasangan

pasien dalam

mengembangkan

pemahaman dan

menemukan alternatif

hubungan yang akrab

serta memuaskan satu

sama lain.

Rasional

1. Biasanya

menurunkan

libido dan

kemudian

impotensi

mungkin akan

dialami.

2. Modalitas

pengobatan dapat

mengubah fungsi

seksual tetapi

masing-masing

dievaluasi sesuai

dengan dengan

efeknya pada

pasien tertentu.

3. Sering ikatan

antara pasangan

diperkuat dengan

apresiasi yang

baru dan

dukungan yang

tadinya tidak ada

sebelum penyakit

yang saat ini

dialami.

Hasil yang Diharapkan

- Menguraikan

alasan-alasan

adanya perubahan

dalam fungsi

seksual.

- Mendiskusikan

dengan tenaga

perawatan

kesehatan yang

sesuai mengenai

pendekatan

alternatif dan

metode ekspresi

seksual.

Page 11: Patofisiologi BPH

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik

skunder terhadap pembedahan.

Tujuan:

Aktivitas kebutuhan sehari-hari (AKS) dapat terpenuhi.

Intervensi Keperawatan

1. Tentukan tingkat

bantuan yang

diperlukan. Berikan

bantuan AKS sesuai

dengan keperluan.

Membiarkan pasien

melakukan sebanyak

mungkin untuk

dirinya.

2. Berikan waktu yang

cukup bagi pasien

untuk melaksanakan

aktivitas.

3. Intstruksikan pasien

adaptasi untuk

melakukan AKS.

Dimulai dari kegiatan

yang mudah dan

berlanjut sampai

kegiatan yang sulit.

Berikan pujian untuk

keberhasilan tersebut.

4. Memberikan perhatian

kepada pasien.

Rasional

1. Mendorong

kemandirian.

2. Tidak membebani

pasien dengan

aktivitas yang

menyebabkab

frustasi.

3. Mendorong

kemandirian.

Pujian

memotivasi untuk

terus belajar.

4. Memberikan rasa

nyaman.

Hasil yang Diharapkan

- Pasien tampak

nyaman.

- Pasien

mengungkapkan

bahwa AKS

terpenuhi.

Page 12: Patofisiologi BPH

Hubungan hasil laboratorium ( leukosit, hemoglobin, albumin ) dengan pasien BPH?

( Lestari )

Jawab :

Pemeriksaan Laboratorium dilakukan pada pasien BPH untuk mengetahui

adanya infeksi pada pasien BPH, misalnya pemeriksaan leukosit, leukosit

berfungsi untuk memakan kuman, berarti kalau jumlah leukosit meningkat

menunjukkan telah terjadi infeksi.

( http: // www.dhammacitta.org / forum / index. Php )

Pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah

pada pasien post op BPH, bila kadar hemoglobin rendah maka mengalami

pendarahan dan dapat mengakibatkan anemia, sehingga pada hemoglobin

rendah dapat dilakukan transfusi darah.

( http : // www.blogdokter.net / 2008 / 06 / 13 / hemoglobin / )

Pemeriksaan albumin untuk mengetahui kadar protein yang ada di dalam

plasma darah. Pada pasien post op BPH, albumin berfungsi untuk

mempercepat penyembuhan jaringan tubuh.

( http : // www.kompas.com / kompas-cetak / 0301 / 04 / Jatim / 70587 /htm. )

12. Apakah BPH menular ? jika iya jelaskan penyebarannya ? ( lestari )

Jawab :

BPH tidak menular, setiap laki-laki sudah memiliki kelenjar prostate sejak lahir

dan pembesaran prostate itu mungkin akibat perubahan kadar hormone yang

terjadi karena proses penuaan.

Page 13: Patofisiologi BPH

( http : // www.medicastore.com / penyakit / 557 / pembesaran- prostate-jinak-

BPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html. )

18. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada pasien BPH? ( lestari )

Jawab :

1. Pemeriksaan Laboratorium

Analisa urine dan pemeriksaan mikroskopik urine penting untuk melihat

adanya sel leukosit, bakteri dan infeksi.

( Buku Kapita Kedokteran, 2000 )

Pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi ginjal dan untuk penyaringan

kanker prostate ( mengukur kadar antigen spesifik prostate atau PSA ).

Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%. Jika terjadi

peningkatan kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostate.

( http : // www.medicastore.com / penyakit / 557 / pembesaran-prostat-

jinak-BPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html. )

2. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan USG untuk menentukan diagnosa dengan tepat, untuk

memperkirakan besarnya prostate, mencari kelainan patologi lain, baik

yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan BPH.

( Buku Kapita Selekta Kedokteran, 2000 )

Pemeriksaan Rontgen IVP untuk mengetahui adanya penyumbatan aliran

air kemih.

Page 14: Patofisiologi BPH

Pemeriksaan dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra untuk

mengetahui penyebab lainnya dari penyumbatan aliran air kemih.

( http : // www.medicastore.com / penyakit/ 557/ pembesaran-prostat-

jinak-BPH-Benign-Prostatic-Hyperplasia-html )

3. Pemeriksaan colok anus dengan menggunakan jari yang sudah menggunakan

sarung tangan & cairan pelumas untuk menentukan besarnya prostate,

benjolan keras ( menunjukkan kanker ) dan nyeri tekan ( menunjukkan adanya

infeksi )

( http : // konsulsehat.web.id / ? cat =11 )