partus lama

40
PARTUS LAMA MAHARANI FALERISYA NABILLA 121 0211 203

Upload: luthfikhairul

Post on 17-Jul-2016

460 views

Category:

Documents


64 download

DESCRIPTION

hmm

TRANSCRIPT

Page 1: Partus Lama

PARTUS LAMAMAHARANI FALERISYA NABILLA121 0211 203

Page 2: Partus Lama

DEFINISI Disebut juga “distosia” persalinan

abnormal/persalinan yang sulit/persalinan yg lambat.

Persalinan yang berlangsung >24jam untuk primigrivida dan > 18jam untuk multigravida.

Page 3: Partus Lama

Partus yg melebihi batas waktu partus normal :

Fasa laten > 8jam Persalinan telah berlangsung 12jam atau

lebih tapi bayi blm lahir Dilatasi serviks di kanan garis waspada

pada fase aktif.

Page 4: Partus Lama

EPIDEMIOLOGI Keadaan partus yg berlangsung lebih

lama dari normal indikasi tersering untuk dilakukannya tindakkan secsio sesaria (68%)

Page 5: Partus Lama

ETIOLOGI Keadaan partus lama dapat disebabkan

oleh abnormalitas 3 P : Abnormalitas power (kontraksi uterus)

Kelainan HIS Tidak adekuatnya ibu untuk mengejan

Abnormalitas passage (jalan lahir) Bentuk,ukuran tulang panggul ibu Kelainan jar.lunak sal.reproduksi

Abnormalitas passenger ( kelainan janin) Presentasi, posisi,perkembangan janin

Page 6: Partus Lama

ABNORMALITAS KEKUATAN MENDORONG (POWER)

Dilatasi serviks,pendorongan dan ekspulsi janin dihasilkan oleh kontraksi uterus (HIS) dan diperkuat selama Kala II oleh kerja otot2 volunter dan involunter dinding abdomen untuk mendorong. Inersia uteri / Hipotonic uterine

contraction Primer Sekunder

His terlampau kuat/hipertonic uterine contrction/disfungsi uterus inkoordinat

Page 7: Partus Lama
Page 8: Partus Lama

ABNORMALITAS PASSAGE Menghalangi kemajuan persalinan Disproporsi cephalopelvic (CPD)

/fetopelvik Absolut : perbedaan ukuran tulang panggul

dan kepala janin halangi kelahiran pervaginam K.I pervaginam!

Relatif : malposisi janin, ekstensi kepala halangi kelahiran.

- Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm - panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm

Page 9: Partus Lama

PAP sempit Diameter anteriorposterior yg terpendek

<10cm ukur konjugata diagnalisnya Diameter transversal yg paling besar

<12cm Kepala berhenti pd PAPkekuatan uterus

yg dikeluarkan terfokus pd membran yg berkontak dengan serviks yg sedang dilatasi ruptur spontan

Page 10: Partus Lama
Page 11: Partus Lama

Panggul tengah sempitKalau jumlah diameter interspinarum dan diameter sagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding panggul konvergen, dan sakrum lurus atau konveks.

PBP Bila arkus pubis <90derajat, atau sudut lancip.

Page 12: Partus Lama
Page 13: Partus Lama

ABNORMALITAS JANIN Letak : defleksi Presentasi puncak kepala Presentasi wajah kepala dalam

keadaan hiperekstensi oksiput kontak dengan punggung janin dan dagu bag.terendah

Presentasi dahi Letak : sungsang Letak : melintang

Page 14: Partus Lama
Page 15: Partus Lama
Page 16: Partus Lama
Page 17: Partus Lama
Page 18: Partus Lama
Page 19: Partus Lama
Page 20: Partus Lama
Page 21: Partus Lama

GEJALA KLINIS Pada Ibu : Gelisah Letih, lesu Suhu badan, Nadi, RR meningkat Berkeringat >> Edema serviks, cairan ketuban berbau dan

tercampur mekonium Ruptur uteri Perdarahan, infeksi

Page 22: Partus Lama

Pada janin : DJJ cepat dan tidak teratur Asfiksia Air ketuban +mekonium Kematian janin ddalam kandungan Kematin janin intrapartum

Page 23: Partus Lama

DIAGNOSIS KELAINAN KALA 1 FASE LATEN MEMANJANG

>20 jam pd primigrivid >14jam pd multigravida Terjadi krn : serviks blm matang pd awal

persalinan, posisi janin abnormal, his tidak adekuat

Page 24: Partus Lama

FASE AKTIF MEMANJANG Gg. Kecepatan dilatasi serviks

Primi : <1,2cm/jam Multi : <1,5cm/jam

Lambatnya penurunann Primi : <1cm/jam Multi : <2cm/jam

Page 25: Partus Lama
Page 26: Partus Lama

KELAINAN KARENA BERHENTI /MACET (ARREST DISORDERS)

Fase deselerasi yg memanjang Berhentinya dilatasi Berhentinya penurunan Kegagalan penurunan tidak terjadi

penurunn pada kala II

Page 27: Partus Lama

KELAINAN KALA II MEMANJANG Tidak ada kemajuan penurunan

presentasi kepala setelah pembukaan lengkap

Primi : 2jam-3jam Multi : 1-2jam Terjadi akibat kurang adekuatnya gaya

eksplusif/usaha mendorong oleh ibu. >3jam lakukan S.C

Page 28: Partus Lama
Page 29: Partus Lama
Page 30: Partus Lama

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pelvimetri radiologis CT-scan MRI USG untuk lihat faktor janin

Page 31: Partus Lama

KOMPLIKASIPada ibu : Infeksi intrapartum Ruptura uteri Syok Atonia uteri Cedera otot2 dasar panggul

Page 32: Partus Lama

Pada janin : Asfiksia Trauma cerebri krn penekanan >>> Cedera karena tindakkan rotasi/forceps Infeksi Molase kepala janin

Page 33: Partus Lama

TATA LAKSANA1. Pengelolaan Umum Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan

janin (termasuk tanda vital dan hidrasinya) Kaji kembali partograf apakah pasien dalam

keadaan persalinan, nilai frekuensi dan lamanya his.

Perbaiki keadaan umum dengan dukungan emosi, perubahan posisi, berikan cairan dan upayakan buang air kecil.

Berikan analgesia: tramadol atau petidin 25 mg IM atau morfin 10 mg IM, jika pasien merasakan nyeri yang sangat.

Page 34: Partus Lama

2. Pengelolaan khusus Persalinan palsu / belum inpartu (false labor)

Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat.

Fase laten memanjang Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda

kemajuan , lakukan penilaian ulang terhadap serviks:

Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin , mungkin pasien belum inpartu.

Page 35: Partus Lama

Jika ada kemajuan dalam pendataran atau pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin, lakukan penilaian ulang setiap 4 jam, jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakukan pemberian oksitosin selama 8 jam , lakukan seksio sesarea.

Oksitosin 5unit dlm 500cc dextrose/Nacl mulai dgn 8 tetes/mnt tiap 30mnt ditambah sampai max 40tetes/mnt

Page 36: Partus Lama

Jika didapatkan tanda-tanda infeksi, lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin, berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan: Ampisilin 2 gr I.V setiap 6 jam ditambah gentamisisn 5 mg/kgBB I.V setiap 24 jam.

Jika terjadi persalinan pervaginum stop antibiotik pasca persalinan, tetapi jika dilakukan seksio sesarea lanjutkan antibiotik ditambah metronidazole 500 mg I.V setiap 8 jam

Page 37: Partus Lama

Fase aktif memanjang Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik

atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.

Nilai his, jika his tidak adekuat pertimbangkan inersia uteri. jika his adekuat pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, atau malpresentasi.

Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.

Jika diagnosis disproporsi, lakukan seksio sesarea

Page 38: Partus Lama

Obstruksi Jika bayi hidup, pembukaan serviks sudah lengkap

dan penurunan kepala 1/5, lakukan ekstraksi vakum.

Jika bayi hidup dengan pembukaan serviks belum lengkap atau kepala bayi masih terlalu tinggi untuk eksrtaksi vakum, lakukan seksio sesarea.

Jika bayi mati, lakukan dengan kraniotomi atau embriotomi.

Page 39: Partus Lama

His tidak adekuat ( inersia uteri) Pecahkan ketuban dan lakukan akselerasi

persalinan denga oksitosin

Evaluasi kemajuan prsalinan dengan pemeriksaan vaginal 2 jam setelah his adekuat, jika tidak ada kemajuan lakukan seksio sesarea, tetapi jika ada kemajuan lanjutkan infus oksitosin dan evaluasi setiap 2 jam.

Page 40: Partus Lama

Kala II memanjang Jika malpresentasi dan tanda – tanda obstruksi

bisa disingkirkan , berikan infus oksitosin. Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:

jika kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simphisis pubi, atau bagian tulang kepala di stasion 0, lakukan ekstraksi vakum

Jika kepala diantara 1/5 – 3/5 diatas simphisis pubis , atau bagian tulang kepala antara stasion (0 )– (-2), lakukan ektraksi vakum.

Jika kepala lebih dari 3/5 diatas simphisis pubis, atau bagian tulang kepala diatas stasion -2, lakukan seksiso sesarea.