gambaran pengetahuan ibu hamil tentang partus lama
DESCRIPTION
hhTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi
perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai risiko kehamilan,
namun tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu (Depkes
RI, 2005).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia sebahagian besar
disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu
dan transfortasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk
kasus risiko tinggi. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
merupakan tindakan yang paling tepat dalam mengidentifikasi secara dini
sesuai dengan risiko yang disandang oleh ibu hamil (Saifuddin, 2002).
Dalam menurunkan angka kematian ibu secara bermakna,
kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi
kebidanan perlu ditingkatkan baik di fasilitas kesehatan maupun di
masyarakat. Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil berisiko/komplikasi
kebidanan perlu difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian
ibu bersalin di rumah dengan pertolongan dukun bayi (Depkes RI, 2005).
Pelayanan kesehatan ibu hamil merupakan kebutuhan vital bagi
pembangunan sosial dan pengembangan SDM. Pelayanan kesehatan
1
tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Di dalamnya termasuk
pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat
melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat (Manuaba, 2002).
Morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50%
kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks, meliputi
hal-hal yang bersifat nonteknis seperti status wanita dan pendidikan.
Walaupun masalah tersebut perlu diperbaiki sejak awal, namun kurang
realistis bila mengharapkan perubahan drastis dalam tempo singkat.
Karena diperlukan intervensi yang mempunyai dampak nyata dalam waktu
relatif pendek (Manuaba, 2002).
Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 2001,
WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat
hamil dan bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:18
meninggal akibat kehamilan/persalinan selama kehidupannya. Lebih dari
50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan
teknologi yang ada serta biaya relatif murah (Depkes RI, 2005).
Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas maupun
mortalitas pada ibu bersalin adalah partus lama. Partus lama atau sering
2
disebut partus terlantar terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari
24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Menurut
Harjono, 2003 partus lama merupakan fase terakhir dari suatu partus yang
macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala seperti
dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan kematian janin dalam
kandungan.
Partus lama masih merupakan suatu masalah di Indonesia
khususnya di daerah pedesaan karena masih terdapat 60% persalinan
ditolong oleh dukun tidak terlatih. Insiden partus lama menurut penelitian
2,8%-4,9%. Karena partus lama masih banyak terjadi dan keadaan ini
menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian ibu dan anak masih
tinggi dan harus diupayakan mencegah terjadinya partus lama tersebut
(Mochtar, 2002).
Di Kab. Tapanuli Tengah kasus partus lama sangat sering terjadi.
Biasanya pasien datang setelah ditolong oleh bidan maupun dukun
beranak yang ada di wilayah setempat. Akan tetapi apabila sudah tidak
dapat ditangani lagi maka biasanya pasien dirujuk ke RSU F.L Tobing
Sibolga dan ke RSU Padang Sidempuan.
Data yang diperoleh dari bidan desa yang ada di Desa Hajoran
Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah terdapat 30 orang ibu hamil. Oleh
karena itu Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus Lama di Desa Hajoran Kec.
Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ” Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Partus Lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli
Tengah Tahun 2008?”.
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Partus Lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun
2008
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang partus lama
berdasarkan umur di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli
Tengah Tahun 2008
2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang partus lama
berdasarkan pendidikan di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab.
Tapanuli Tengah Tahun 2008
3. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang partus lama
berdasarkan pekerjaan di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab.
Tapanuli Tengah Tahun 2008.
4
4. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang partus lama
berdasarkan paritas di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli
Tengah Tahun 2008.
D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan Penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan.
D.2. Bagi Pendidikan
Sebagai informasi tambahan bagi perpustakaan Yayasan
pendidikan Winda Nauli Sibolga khususnya tentang Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus Lama di Desa Hajoran Kec.
Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008
D.3. Bagi Ibu Hamil
Sebagai bahan masukan dalam peningkatan pengetahuan tentang
Partus Lama
5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi
sesudah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian besar pengatahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003).
A.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkat, yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya.
6
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
7
kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya:
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteri-kriteria yang ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak-
anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat
menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat
menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau pakai KB.
A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Umur
8
Umur adalah lamanya hidup seseorang dihitung sejak dilahirkan
hingga saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode
penyesuaian terhadap pola kehidupan baru.
WHO, (2002) menyatakan bahwa penetahuan seseorang
diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
yang diperoleh dari orang lain. Dengan bertambahnya umur seseorang
maka bertambah pula pengalaman sehingga pengetahuannya juga akan
semakin bertambah baik.
Menurut Hurlock, usia dini (22-40 tahun) adalah masa dimana
seseorang secara optimal dapat mencapai prestasi yang memuaskan
dalam karirnya, pada usia tengah (40-56 tahun) adalah masa dimana
seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai
sedangkan usia dewasa (>56 tahun) adalah usia tidak produktif lagi.
Semakin bertambah umur maka semakin tinggi keinginan seseorang
tentang kesehatan (Hurlock, 1999).
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkembangkan
seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang terjadi melalui
pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang karena dapat membuatnya untuk lebih mudah
menerima ide-ide atau teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin menuntut kualitas.
9
Perubahan yang cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang
didapatkan dari proses selama mengikuti pendidikan.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang untuk menerima informasi yang semakin baik
(Arikunto, 2002)
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan seseorang setiap hari
dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang bekerja di luar rumah
cenderung memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkan
sehari-hari berada di rumah.
d. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh wanita
ataupun jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu baik hidup maupun mati.
Semakin sering ibu melahirkan maka akan semakin banyak pengalaman
yang diperoleh tentang masa persalinan sehingga akan semakin baik pula
pengetahuannya tentang persalinan (Manuaba, 2000).
B. Partus Lama
B.1. Definisi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24
jam pada primi, dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 2002).
Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam daripada multi.
Bila persalinan lama dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik
10
terhadap ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka
kematian ibu dan anak (Schwarz R H, 1998).
B.2. Teori-teori Tentang Partus Lama
Fase persalinan dalam kala I dan kala II sehubungan dengan
proses membukanya serviks ialah fase laten yaitu mulai pembukaan 0
sampai dengan 3 cm dalam waktu 8 jam.
Fase laten disebut memanjang jika berlangsung selama lebih dari
20 jam pada primipara atau 14 jam pada multipara. Kontraksi yang tidak
mengalami kemajuan akan tetap sama sepanjang waktu. Dirumuskan
prapersalinan sebagai suatu periode kontraksi teratur yang tidak
mengalami kemajuan tanpa bertambahnya pembukaan serviks yang
dapat berlanjut ataupun tidak berlanjut memasuki fase laten tanpa
intervensi. Didefinisikan fase laten sebagai periode yang dimulai dengan
kontraksi yang mengalami kemajuan yang diiringi dengan penipisan dan
pembukaan serviks serta berakhir pembukaan 3-4 cm.
Kadangkala dalam kontraksi perlu beberapa jam atau hari, sebelum
serviks wanita membuka sekitar 3 atau 4 cm, umumnya lama
prapersalinan atau fase laten pada kala I pada keadaan serviks saat
mulainya kontraksi.
Prapersalinan dan fase laten persalinan yang memanjang
mengindikasi suatu komplikasi yang menakutkan dan melelahkan bagi
ibu.
11
Pada fase aktif, persalinan aktif memanjang mengacu pada laju
pembukaan yang tidak adequat setelah persalinan aktif didiagnosis.
Diagnosis laju pembukaan tidak bervariasi kurang dari 1 cm setiap jam
selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan. Kurang
dari 1,2 cm per jam pada primipara dan kurang dari 1,5 cm pada multipara
lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 cm sampai lengkap.
Karakteristik persalinan aktif memanjang yaitu kontraksi melemah
sehingga menjadi kurang kuat, lebih singkat dan lebih jarang; kualitas
kontraksi tetap lama seperti semula tidak mengalami kemajuan ataupun
melemah; pada pemeriksaan vagina serviks tidak mengalami perubahan.
Lambatnya kemajuan persalinan disebabkan oleh kombinasi
penyebab yang berkaitan dengan berbagai faktor
Pemeriksaan fisik selama persalinan meliputi: frekuensi lama dan
kekuatan his; inspeksi vagina untuk menentukan cairan atau darah yang
keluar; menentukan kedudukan janin; evaluasi denyut jantung janin;
memeriksa apakah kandung kemih ibu penuh dapat menahan turunnya
kepala janin; periksa dalam dengan sarung tangan steril setiap 3 jam
untuk melihat apakah ada kemajuan pembukaan minimal 1 cm setiap
jamnya (www.litbang .depkes.go.id.2008).
B.3. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya partus lama adalah multikompleks dan
tentu saja tergantung pada pengawasan selama hamil, pertolongan
persalinan yang baik dan penatalaksanaannya.
12
Faktor-faktor penyebabnya antara lain: kelainan letak janin,
kelainan-kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin
besar atau kelainan kongenital, primi tua, perut gantung, grandemulti,
ketuban pecah dini (Glasier A et all, 2006).
B.4. Gejala Klinik
Menurut Taber B, 2004 adapun gejala klinik yang perlu
diperhatikan pada ibu yang mengalami partus lama antara lain:
(1) Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
pernafasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai
edema vulva, edema serviks, cairan ketuban berbau terdapat
mekonium.
(2) Pada Janin
Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif; air
ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau; kaput
suksedaneum yang besar, Moulage kepala yang hebat, kematian janin
dalam kandungan (KJDK), kematian janin intra partal (KJIP).
B.5. Penanganan
Disesuaikan dengan penyebab persalinan lama, penanganan
dilakukan dengan memperhatikan indikasi, syarat, kontraindikasi dan
komplikasi akselerasi persalinan persalinan dan lain sebagainya.
(1) Perawatan Pendahuluan
13
Suntikan Cortone asetat: 100-200 mg intramuskular; penisilin prokain:
1 juta unit intramuskular; sterptomisin: 1 gram intramuskular; infus
cairan: larutan garam fisiologis, larutan glukose 5-10%; istirahat 1 jam
untuk observasi, kecuali keadaan mengharuskan untuk segera
bertindak.
(2) Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vacum, ekstraksi forcep,
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal,
sectio saecaria dan lain-lain (Rayburn W F, 2001).
14
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen (variabel
bebas) yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas sedangkan variabel
dependen (variabel terikat) yaitu Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus
Lama.
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Definisi Operasional
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung dalam
satuan tahun, dengan kategori:
a. 20-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 35-40 tahun
Skala Ukur : Interval
Alat Ukur : Kuesioner
15
UmurPendidikanPekerjaanParitas
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus Lama
2. Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan oleh responden, dengan kategori:
a. Pendidikan Dasar, apabila responden menyelesaikan pendidikan
SD dan SMP
b. Pendidikan Menengah, apabila responden menyelesaikan
pendidikan SLTA sederajat
c. Pendidikan Tinggi, apabila responden menyelesaikan pendidikan
dari akademi maupun universitas
Skala Ukur : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh
responden, derngan kategori:
a. IRT
b. Berjualan
c. Pegawai Negeri Sipil
Skala Ukur : Nominal
Alat Ukur : Kuesioner
4. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh responden,
dengan kategori:
a. Primipara, apabila responden mempunyai 1 orang anak
16
b. Scundipara, apabila responden mempunyai 2 orang anak
c. Multipara, apabila responden mempunyai 3 orang anak
d. Grandemulti, apabila responden mempunyai 5 orang anak
Skala Ukur : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
5. Pengetahuan
Pengetahuan diukur berdasarkan jawaban respondenyang benar
dari setiap pertanyaan yang diberikan dengan jenis pertanyaan tertutup.
Jumlah pertanyaan yang dibuat sebanyak 20 pertanyaan, dengan
penilaian sebagai berikut:
a. Skor jawaban yang salah diberi nilai 0
b. Skor jawaban yang benar diberi nilai 5
Jadi, Nilai = jumlah jawaban yang benar x skor
Tingkat pengetahuan dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 16-20
pertanyaan (76-100%)
b. Cukup, apabila responden mampu menjawab dengan benar 12-15
pertanyaan (56-75%)
c. Kurang, apabila responden mampu menjawab dengan benar
kurang dari 0-11 pertanyaan (<56%)
17
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk memperoleh
gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Partus Lama di Desa Hajoran
Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
D.1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab.
Tapanuli Tengah Tahun 2008 karena jumlah responden mencukupi dan
mudah terjangkau sehingga menghemat biaya dan waktu.
D.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai Bulan April sampai dengan Juli
2008.
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
berada di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008
berjumlah 30 orang.
18
E.2. Sampel
Sampel dalam penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Partus Lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli
Tengah Tahun 2008 adalah total populasi berjumlah 30 orang.
F. Metode Pengumpulan Data
Peneliti mengunjungi rumah responden untuk membagikan
kuesioner yang telah disusun. Kuesioner yang telah diisi oleh responden
kemudian dikumpulkan kembali oleh Peneliti.
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
G.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Editing
Dilakukan untuk memeriksa kuesioner yang telah dikumpulkan
dengan tujuan untuk memperoleh data yang telah benar sesuai
dengan masalah yang ingin diteliti. Bila terdapat data yang tidak
lengkap maka dilakukan pengumpulan data kembali.
19
b. Koding
Dilakukan dengan mengklasifikasikan jawaban responden ke dalam
bentuk kode yang telah ditetapkan untuk mempermudah
pengolahan data.
c. Tabulating
Data yang telah dikoding dimasukkan dalam tabel distribusi
frekuensi dan persentasi.
G.2. Analisa Data
Melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban
responden yang ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian
dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden
kemudian dibahas dengan membandingkan menggunakan teori
kepustakaan yang ada sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.
20
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Partus Lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli
Tengah Tahun 2008”.
A.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tabel A.1.Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Partus
Lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
Pengetahuan F Persen (%)
Baik 2 6,67
Cukup 12 40
Kurang 16 53,33
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel A.1. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (53,33%) dan
minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,67%).
21
A.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Tabel A.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Hajoran
Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
Umur (Tahun)
F Persen (%)
20 – 25 Tahun 3 10
26 – 30 Tahun 8 26,67
31 – 35 Tahun 12 40
36 – 40 Tahun 7 23,3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel A.2. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berumur 31 – 35 tahun sebanyak 12 orang (40%) dan
minoritas berumur 20-25 tahun sebanyak 3 orang (10%).
A.3. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
Tabel A.3.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Partus Lama
Berdasarkan Umur di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
No. Umur (Tahun)
KategoriTotalBaik Cukup Kurang
f % f % F % f %1. 20 – 25 - - 1 33,34 2 66,66 3 100
2. 26 – 30 - - 6 75 2 25 8 100
3. 31 – 35 2 16,67 3 25 7 58,33 12 100
4. 36 – 40 - - 2 28,57 5 71,43 7 100
22
Berdasarkan tabel A.3 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (75%) pada umur
26-30 tahun dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 2
orang (16,67%) pada umur 31-35 tahun.
A.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel A.4.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikandi Desa Hajoran Kec.
Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
Pendidikan Frekuensi Persen (%)
Dasar 9 30
Menengah 18 60
Tinggi 3 10
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel A.4. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berpendidikan menengah sebanyak 18 orang (60%) dan
minoritas yang berpendidikan tinggi sebanyak 3 orang (10%).
23
A.5. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel A.5Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Partus Lama
Berdasarkan Pendidikan di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
No. PendidikanKategori
TotalBaik Cukup Kurang
f % f % f % f %1. Dasar - - 1 11,11 8 88,89 9 100
2. Menengah - - 10 55,56 8 44,44 18 100
3. Tinggi 2 66,67 1 33,33 - - 3 100
Berdasarkan tabel A.5 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (88,89%) pada
tingkat pendidikan dasar dan minoritas responden berpengetahuan cukup
sebanyak 1 orang (11,11%) pada tingkat pendidikan dasar.
A.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel A.6.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Hajoran Kec.
Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
Pekerjaan Frekuensi Persent (%)
IRT 14 46,67
Berjualan 12 40
Pegawai Negeri 4 13,33
Jumlah 30 100
24
Berdasarkan tabel A.6. di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden bekerja sebagai IRT sebanyak 14 orang (46,67%), dan
minoritas bekerja sebagai Pegawai Negeri sebanyak 4 orang (13,33%).
A.7. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel A.7.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Partus Lama
Berdasarkan Pekerjaan di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
No. PekerjaanKategori
TotalBaik Cukup Kurang
f % f % f % f %1. IRT - - 3 21,43 11 78,57 14 100
2. Berjualan - - 7 58,33 5 41,67 12 100
3. Pegawai Negeri 2 50 2 50 - - 4 100
Berdasarkan tabel A.7 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang (78,57%) pada
pekerjaan IRT dan minoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak
3 orang (21,43%) pada pekerjaan IRT.
25
A.8. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas
Tabel A.8Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Hajoran
Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
Paritas Frekuensi Persen (%)
Primipara 9 30
Scundipara 6 20
Multipara 10 33,33
Grandemulti 5 16,67
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel A.8 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas
responden berparitas sebanyak 10 orang (33,33%), dan minoritas
responden berparitas grandemulti sebanyak 5 orang (16,67%).
A.9. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Paritas
Tabel A.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Partus Lama
Berdasarkan Paritas di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2008.
No. Paritas Kategori
TotalBaik Cukup Kurang
f % f % f % f %1. Primipara - - 3 33,33 6 66,67 9 100
2. Scundipara 2 33,33 1 16,67 3 50 6 100
3. Multipara - - 8 80 2 20 10 100
4. Grandemulti - - - - 5 100 5 100
26
Berdasarkan tabel A.9 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (100%) pada
paritas grandemulti dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 1
orang (16,67%) pada paritas scundipara.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu hamil
tentang partus lama di Desa Hajoran Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah
Tahun 2008, maka diperoleh pengetahuan responden tentang partus lama
pada ibu hamil sebagai berikut :
B.1. Pengetahuan Responden Tentang Partus Lama
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel A.1. di atas dapat dilihat
bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang
(53,33%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,67%).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengar, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, media masa dan
lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
memerlukan dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri
maupun dorongan sikap perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan
27
bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2003).
Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan ibu hamil tentang
partus lama dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, pendidikan,
pekerjaan, dan paritas.
B.2. Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas
responden berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (75%) pada umur
26-30 tahun dan minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 2
orang (16,67%) pada umur 31-35 tahun.
Menurut pendapat Hurlock, 2002 bahwa umur seseorang akan
mempengaruhi terhadap yang akan dilakukan, dalam hal ini dapat berbuat
banyak dan bekerja keras dimana umur pertengahan akan mencapai titik
puncak karir dan produktifitas. Di dalam penelitian ini tidak didapat
kesenjangan dari hasil penelitian.
Menurut asumsi penulis semakin tinggi umur seseorang semakin
baik pula cara berpikir seseorang. Karena banyak perjalanan selama
hidup yang diperoleh responden.
28
B.3. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa mayoritas responden
berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (88,89%) pada tingkat
pendidikan dasar dan minoritas responden berpengetahuan cukup
sebanyak 1 orang (11,11%) pada tingkat pendidikan dasar.
Menurut Depkes (1997), pendidikan juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang karena dapat membuat
seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi baru.
Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan individu
atau ibu, maka akan semakin peka panca indera individu tersebut dalam
mencapai keinginannya.
B.4. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian terlihat bahwa mayoritas responden
berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang (78,57%) pada pekerjaan IRT
dan minoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang
(21,43%) pada pekerjaan IRT.
Hurlock (2000), yang menyatakan bahwa kecocokan pekerjaan
seseorang akan menimbulkan kepuasan dan keingintahuan terhadap
sesuatu. Wanita yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih
dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja.
Menurut asumsi penulis tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil
yang dicapai, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
29
yang memiliki pekerjaan lebih berpengetahuan baik daripada responden
yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
B.5. Pengetahuan Responden Berdasarkan Paritas
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden
berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (100%) pada paritas
grandemulti dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang
(16,67%) pada paritas scundipara.
Menurut Mochtar (1999), jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup di luar rahim, ibu yang pernah melahirkan akan
memiliki pengalaman lebih dalam mengetahui perubahan fisiologis pada
partus lama dibandingkan dengan ibu yang belum pernah melahirkan.
Menurut asumsi peneliti, tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan hasil yang dicapai, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi paritas ibu, maka semakin banyak pengalaman ibu dalam
melewati partus lama. Sehingga semakin baik pengetahuan ibu mengenai
perubahan fisiologis pada partus lama.
30
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 16
orang (53,33%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2
orang (6,67%).
2. Mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang
(75%) pada umur 26-30 tahun dan minoritas responden
berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (16,67%) pada umur
31-35 tahun.
3. Mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang
(88,89%) pada tingkat pendidikan dasar dan minoritas
responden berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (11,11%)
pada tingkat pendidikan dasar.
4. Mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 11
orang (78,57%) pada pekerjaan IRT dan minoritas responden
berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (21,43%) pada
pekerjaan IRT.
5. Berdasarkan paritas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (100%) pada paritas
grandepara dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak 1
orang (16,67%) pada paritas scundipara.
31
B. Saran
1. Bagi ibu
Mampu meningkatkan maupun mempertahankan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang partus lama dengan mengikuti
penyuluhan-penyuluhan kesehatan tentang partus lama di
Puskesmas setempat maupun di klinik bidan.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat
melakukan penelitian yang lebih mendalam misalnya tentang
partus lama pada ibu hamil dikembangkan dengan menggunakan
sampel yang lebih luas sehingga diperoleh lebih baik terhadap
pengetahuan ibu hamil tentang partus lama.
3. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya dalam bidang kesehatan dan menjadi bahan
referensi atau sumber informasi untuk penelitian berikutnya.
32