papper geokum

19
TEORI PEMBENTUKAN BUMI 1) Ahmad Samih, 2) Defa Meidi Wijaya, 3) Hamzah Maulana Wibowo, 4) Destamika Pramudianti, 5) Albany Adiyatama, 6) Bagus Kuncoro Adi Suryo, 7) Arditya Bayu Priambada 1) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.104 ; 2) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.135 ; 3) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.136 ; 4) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.140 ; 5) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.143 ; 6) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.146 ; 7) Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.147 Abstrak- Bumi dan proses penciptaannya memiliki banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli filsafat, ada yang berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari air, udara dan gas. Kata kunci: Bumi I. PENDAHULUAN Para ahli pikir merasa sangat terganggu mereka ingin mengetahui bagaimana proses terbuntuknya bumi ini, sesuai dengan tingkat kemajuan dan perkembangan ilmu dan pengetahuan para ahli pikir membuat dugaan terkait dengan proses terbentuknya bumi yang sekarang ini ditempati oleh mahluk ciptaan tuhan. Pada abad ke 18 di derah sebelah timur Mesopotamia, yang sekarang ini menjadi Negara Irak, para ahli arkeologi menemukan sisa tulisan dari tanah liat yang memuat tentang proses terjadinya bumi, cerita tentang banjir besar pada masanya nabi nuh. Pada masa itu kejayaan gereja di eropa menjadikan buku genesis menjadi satu-satunya buku yang harus mereka percayai. Pelopor seperti para ahli Copernicus Keppler, Galileo dan Newton merubah pada zaman penelitian yang membawa pandangan baru dalam meninjau proses terjadinya tata surya. Teori Newton tentang adanya gravitasi, mendorong para ahli untuk menunjukan proses terjadinya bumi berdasarkan

Upload: samihrajab

Post on 21-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Geologi Kimia Umum

TRANSCRIPT

Page 1: PAPPER GEOKUM

TEORI PEMBENTUKAN BUMI

1)Ahmad Samih, 2)Defa Meidi Wijaya, 3)Hamzah Maulana Wibowo, 4)Destamika Pramudianti, 5)Albany Adiyatama, 6)Bagus

Kuncoro Adi Suryo, 7)Arditya Bayu Priambada1)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.104 ;2)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta

111.140.135 ;3)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.136 ;4)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta

111.140.140 ;5)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.143 ;6)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran,

Yogyakarta 111.140.146 ;7)Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran, Yogyakarta 111.140.147

Abstrak- Bumi dan proses penciptaannya memiliki banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli filsafat, ada yang berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari air, udara dan gas.

Kata kunci: Bumi

I. PENDAHULUANPara ahli pikir merasa sangat

terganggu mereka ingin mengetahui

bagaimana proses terbuntuknya bumi ini,

sesuai dengan tingkat kemajuan dan

perkembangan ilmu dan pengetahuan para

ahli pikir membuat dugaan terkait dengan

proses terbentuknya bumi yang sekarang ini

ditempati oleh mahluk ciptaan tuhan.

Pada abad ke 18 di derah sebelah

timur Mesopotamia, yang sekarang ini

menjadi Negara Irak, para ahli arkeologi

menemukan sisa tulisan dari tanah liat yang

memuat tentang proses terjadinya bumi, cerita

tentang banjir besar pada masanya nabi nuh.

Pada masa itu kejayaan gereja di eropa

menjadikan buku genesis menjadi satu-

satunya buku yang harus mereka percayai.

Pelopor seperti para ahli Copernicus

Keppler, Galileo dan Newton merubah pada

zaman penelitian yang membawa pandangan

baru dalam meninjau proses terjadinya tata

surya. Teori Newton tentang adanya gravitasi,

mendorong para ahli untuk menunjukan

proses terjadinya bumi berdasarkan proses

ilmiah. Diantaranya ialah hipotesis:

a. Hipotesis kabut dari Kant dan Laplace

Hipotesis yang dikemukakan oleh

Imanuel Kant pada tahun 1755 di jerman

mengemukakan tentang proses terjadinya

bumi. Berdasarkan teori Newton dari tentang

gravitasi, Kant mengatakan asal segalanya ini

bermula dari gas yang bermacam-macam,

yang tarik menarik yang kemudian

membentuk kabut besar. Terjadinya benturan

masing-masing gas menimbulkan panas.

Pijarlah, dan istilah tersebut merupakan istilah

dari asal matahari. Fregmen-fregmen inilah

yang tadinya pijar melepaskan banyak panas,

dan mengembun. Kemudian cair dan bagian

luar makin padat. Demikianlah terjadinya

planet-planet dan termasuk bumi yang kita

hidupi sekarang ini. Sedangkan menurut piere

de laplace sarjana prancis seorang filosuf dan

ahli matematika mengemukakan pula pada

kabut bahwa kabut asal itu telah berputar dan

berpijar. Di khatulistiwa terjadi penumpukan

Page 2: PAPPER GEOKUM

awan, jika massa ini mengembun berputar

mengelilingi induknya.

b. Hipotesis planetesimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray

Moulton seorang ahli astronomi asal

Amerika bersama rekannya Thomas

C.Chamberlain seorang ahli geologi,

mengemukakan Teori Planetisimal

Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri

dari massa gas bermassa besar sekali, Pada

suatu saat melintas bintang lain yang

ukurannya hampir sama dengan matahari,

bintang tersebut melintas begitu dekat

sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena

dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi

antara dua bintang tersebut mengakibatkan

tertariknya gas dan materi ringan pada bagian

tepi. Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut

sebagian materi terlempar meninggalkan

permukaan matahari dan permukaan bintang.

Materi-materi yang terlempar mulai menyusut

dan membentuk gumpalan-gumpalan yang

disebut planetisimal. Planetisimal-

Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat

yang pada akhirnya membentuk planet-planet

yang mengelilingi matahari.

c. Hipotesis pasang surut gas

Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans

dan Jeffries pada tahun 1930 sebagai

penyokong hipotesis sebelumnya sambil

memperbaiki keberatan-keberatannya.

Mereka berpikir adanya bintang besar yang

mendekat kira-kira seperti bu;land an bumi,

yaitu bulan menyebabkan pasang surutnya

lautan. Bulan tak kuat menarik air menjulur

jauh, akan tetapi matahari yang didekati

bintang besar itu menjauh, lidah api dari

matahari asal itu putus dari induknya, pecah

berkeping-keping dan menbeku menjadi

planet-planet.

II. PEMBENTUKAN BUMI

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari

yang merupakan planet terpadat dan terbesar

kelima dari delapan planet dalam Tata Surya.

Bumi juga merupakan planet terbesar dari

empat planet kebumianTata Surya. Bumi

terkadang disebut dengan dunia atau Planet

Biru.

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun

yang lalu, dan kehidupan muncul di

permukaannya pada miliar tahun pertama.

Biosfer Bumi kemudian secara perlahan

mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar

lainnya, yang memungkinkan terjadinya

perkembangbiakanorganisme serta

pembentukan lapisan ozon, yang bersama

medan magnet Bumi menghalangi radiasi

surya berbahaya dan mengizinkan makhluk

hidup mikroskopis untuk berkembang biak

dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah

geologi, dan orbit Bumi memungkinkan

kehidupan untuk bisa terus bertahan.

Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa

segmen kaku, atau lempeng tektonik, yang

mengalami pergerakan di seluruh permukaan

Bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70%

permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan

Page 3: PAPPER GEOKUM

sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau

yang memiliki banyak danau dan sumber air

lainnya yang bersumbangsih terhadap

pembentukan hidrosfer. Kutub Bumi sebagian

besarnya tertutup es; es padat di lapisan es

Antarktika dan es laut di paket es

kutub.Interior Bumi masih tetap aktif, dengan

inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan

inti luar berupa fluida yang menciptakan

medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif

padat di bagian mantel.

Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan

objek lainnya di luar angkasa, terutama

Matahari dan Bulan. Ketika mengelilingi

Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar

pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang

menciptakan 365,26 hari matahari atau satu

tahun sideris. Perputaran Bumi pada

sumbunya miring 23,4° dariserenjang bidang

orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di

permukaan Bumi dengan periode satu tahun

tropis (365,24 hari matahari). Bulan adalah

satu-satunya satelit alami Bumi, yang mulai

mengorbit Bumi sekitar 4,53 miliar tahun

yang lalu. Interaksi gravitasi antara Bulan

dengan Bumi merangsang terjadinya pasang

laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan

secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.

Bumi adalah tempat tinggal bagi jutaan

makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber

daya mineral Bumi dan produk-produk

biosferlainnya bersumbangsih terhadap

penyediaan sumber daya untuk mendukung

populasi manusia global. Wilayah Bumi yang

dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200

negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu

sama lain melalui diplomasi, pelancongan,

perdagangan, dan aksi militer.

Permukaan Bumi bervariasi dari tempat

ke tempat. Sekitar 70,8% permukaan Bumi

ditutupi oleh air, dan terdapat banyak landas

benua di bawah permukaan laut. Luas

permukaan Bumi yang ditutupi oleh air setara

dengan 361,132 km2 (139,43 juta sq mi).

Permukaan Bumi yang terendam memiliki

bentang pegunungan, termasuk rangkaian

punggung tengah samudra dan gunung api

bawah laut, bentang lainnya adalah palung

laut, lembah bawah laut, dataran tinggi

samudra, dan dataran abisal. Sisanya, 29,2%

(148,94 km2 atau 57,51 juta sq mi)

permukaan Bumi dilingkupi oleh daratan,

yang terdiri dari pegunungan, padang gurun,

dataran tinggi, pesisir, dangeomorfologi

lainnya.

Permukaan Bumi mengalami

pembentukan kembali pada periode waktu

geologi karena aktivitas tektonik dan erosi.

Permukaan Bumi yang terbentuk atau

mengalami deformasi akibat tektonika

lempeng merupakan permukaan yang

mengalami pelapukan oleh curah hujan, siklus

termal, dan pengaruh kimia. Glasiasi, erosi

pantai, pembentukan terumbu karang, dan

tubrukan meteorit besar merupakan beberapa

peristiwa yang memicu pembentukan kembali

lanskap permukaan Bumi.

Ketersediaan air yang begitu banyak di

permukaan Bumi merupakan hal unik yang

Page 4: PAPPER GEOKUM

membedakan "Planet Biru" dengan planet

lainnya di Tata Surya. Hidrosfer Bumi pada

umumnya terdiri dari lautan, namun secara

teknis juga mencakup semua perairan yang

terdapat di permukaan Bumi, termasuk danau,

sungai, laut pedalaman, dan air bawah tanah

di kedalaman 2.000 m. Perairan terdalam dari

permukaan Bumi adalahChallenger Deep di

Palung Mariana, Samudra Pasifik, dengan

kedalaman 10.911,4 m di bawah permukaan

laut.

Massa lautan kira-kira 1,35×1018 metrik

ton, atau sekitar 1/4400 dari massa total

Bumi. Lautan mencakup area seluas

3,618×108 km2, dengan kedalaman rata-rata

3.682 m, dan volume air sekitar1,332×109

km3. Jika daratan di permukaan Bumi

tersebar merata, maka ketinggian air akan

naik lebih dari 2,7 km. Sekitar 97,5% perairan

Bumi adalah air asin, sedangkan 2,5% sisanya

adalah air tawar. Sekitar 68,7% air tawar yang

terdapat di permukaan Bumi pada saat ini

adalah es, sedangkan selebihnya membentuk

danau, sungai, mata air, dan sebagainya.

Tingkat keasinan rata-rata lautan di Bumi

adalah 35 gram garam per kilogram air laut

(3,5% garam). Sebagian besar garam ini

dihasilkan oleh aktivitas vulkanis atau hasil

ekstraksi batuan beku. Lautan juga menjadi

reservoir bagi gas atmosfer terlarut, yang

keberadaannya sangat penting bagi

kelangsungan hidup sebagian besar organisme

air. Air laut memiliki pengaruh besar terhadap

iklim dunia; lautan berfungsi sebagai

reservoir panas utama. Perubahan suhu di

lautan juga bisa menyebabkan perubahan

cuaca di berbagai belahan dunia, misalnya El

Niño–Osilasi Selatan.

Rata-rata tekanan atmosfer di permukaan

Bumi adalah 101,325 kPa, dengan

ketingggian skala sekitar 5 km. Atmosfer

mengandung 78% nitrogen dan 21%oksigen,

selebihnya adalah uap air, karbon dioksida,

dan molekul gas lainnya. Ketinggian troposfer

beragam menurut garis lintang, berkisar

antara 8 km di wilayah kutub hingga 17 km di

wilayah khatulistiwa, dan beberapa variasi

yang diakibatkan oleh faktor musim dan

cuaca.

Biosfer Bumi secara perlahan telah

memermak komposisi atmosfer. Fotosintesis

oksigenik berevolusi 2,7 miliar tahun yang

lalu, yang membentuk atmosfer nitrogen-

oksigen utama saat ini. Peristiwa ini

memungkinkan terjadinya

proliferasiorganisme aerobik, serta

pembentukan lapisan ozon yang menghalangi

radiasi surya ultraungu memasuki Bumi dan

menjamin kelangsungan kehidupan di darat.

Fungsi atmosfer lainnya yang penting bagi

kehidupan di Bumi adalah mengangkut uap

air, menyediakan gas bernilai guna,

membakar meteor berukuran kecil sebelum

menghantam permukaan Bumi, dan

memoderatori suhu. Fenomena yang terakhir

dikenal dengan efek rumah kaca; proses

penangkapan energi panas yang dipancarkan

dari permukaan Bumi pada atmosfer sehingga

meningkatkan suhu rata-rata. Uap air, karbon

dioksida, metana, dan ozon merupakan gas

Page 5: PAPPER GEOKUM

rumah kaca utama pada atmosfer Bumi.

Tanpa pemancaran panas ini, suhu rata-rata di

permukaan Bumi akan mencapai −18 °C,

berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini

(+15 °C), dan kehidupan kemungkinan besar

tidak akan bisa bertahan.

Medan magnet Bumi diperkirakan

terbentuk karena dipole magnetik, dengan

kutub magnet berada pada kutub geografi

Bumi. Pada khatulistiwa medan magnet,

kekuatan medan magnet di permukaan Bumi

mencapai 3.05 × 10−5 T, dengan momen

dipole magnet global 7.91 × 1015 T m3.[100]

Menurut teori dinamo, medan magnet

dihasilkan di dalam wilayah inti luar tempat

energi panas menciptakan gerakan konveksi

material konduksi dan menghasilkan arus

listrik. Proses ini pada gilirannya menciptakan

medan magnet Bumi. Gerakan konveksi pada

inti Bumi berlangsung dengan tidak teratur;

kutub magnet melayang dan secara berkala

mengubah arah gaya magnet. Hal ini memicu

terjadinya pembalikan medan pada interval

tak beraturan, yang berlangsung beberapa kali

setiap jutaan tahun. Pembalikan medan

terakhir terjadi sekitar 700.000 tahun yang

lalu.

Medan magnet membentuk lapisan

magnetosfer, yang berfungsi membiaskan

partikel yang terkandung dalam angin surya.

Tepi medan magnet yang mengarah ke

Matahari berjarak sekitar 13 kali radius Bumi.

Tabrakan antara medan magnet dan angin

surya menghasilkan sabuk radiasi Van Allen,

yakni area berbentuk torus konsentris dengan

partikel bermuatan energi. Saat plasma

memasuki atmosfer Bumi pada kutub magnet,

maka terbentuklah aurora.

Kala rotasi Bumi yang bersifat relatif

terhadap Matahari – disebut hari Matahari –

adalah 86.400 detik dari waktu Matahari rata-

rata (86.400,0025 SI detik). Karena periode

hari Matahari Bumi saat ini lebih panjang dari

periode ketika abad ke-19 akibat akselerasi

pasang surut, setiap hari bervariasi antara 0

hingga 2 SI ms lebih panjang.

Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap

bintang tetap, dinamakan hari bintang

olehInternational Earth Rotation and

Reference Systems Service (IERS),

adalah86.164,098903691 detik dari waktu

Matahari rata-rata (UT1), atau23h 56m

4,098903691s.

Kala rotasi Bumi yang relatif terhadap

presesiatau pergerakan ekuinoks vernal,

dinamakan hari sideris,

adalah86.164,09053083288 detik dari waktu

Matahari rata-rata (UT1)(23h 56m

4.09053083288s) pada 1982. Dengan

demikian, hari sideris kira-kira lebih singkat

8,4 ms dari hari bintang. Panjang hari

Matahari rata-rata dalam satuan detik SI

dihitung oleh IERS untuk periode 1623–2005

dan 1962–2005.

Selain meteor pada atmosfer dan

satelit berorbit rendah, gerakan utama benda

langit di atas Bumi adalah ke arah barat,

dengan laju 15°/jam = 15'/menit. Untuk benda

langit di dekat khatulistiwa angkasa,

Page 6: PAPPER GEOKUM

pergerakannya terlihat pada diameter

Matahari dan Bulan setiap dua menit; dari

permukaan Bumi, ukuran Matahari dan Bulan

kurang lebih sama.

Selain itu, dalam pembentukan bumi

ada beberapa teori diantaranya adalah

a. Teori Nebula

Dalam kosmogoni, hipotesis nebula

adalah model yang paling banyak diterima

yang menjelaskan pembentukan dan evolusi

Tata Surya. Ada bukti yang menunjukkan

bahwa hipotesis ini pertama kali diusulkan

pada 1734 oleh Emanuel Swedenborg[1][2]

[3][4] Awalnya hipotesis ini diterapkan hanya

untuk Tata Surya saja, namun sekarang

hipotesis ini dianggap berlaku juga untuk

pembentukan seluruh alam semesta. Variasi

modern yang diterima secara luas dari

hipotesis nebula adalah Model cakram nebula

surya (Solar Nebular Disk Model) (SNDM).

Menurut hipotesis nebula, bintang

terbentuk di awan yang besar dan padat dari

awan molekul raksasa-molekul hidrogen.

Gravitasi awan tersebut tidak stabil, dan

materi bergabung menjadi gumpalan-

gumpalan kecil yang lebih padat yang

akhirnya runtuh dan membentuk bintang.

Pembentukan bintang adalah proses yang

kompleks, yang selalu menghasilkan gas

cakram protoplanet di sekitar bintang muda.

Kejadian ini dapat melahirkan planet dalam

keadaan tertentu, yang sampai sekarang

belum diketahui prosesnya dengan baik.

Dengan demikian pembentukan sistem planet

dianggap sebagai hasil alami dari

pembentukan bintang. Bintang yang

menyerupai matahari biasanya memakan

waktu sekitar 100 juta tahun untuk terbentuk.

Cakram protoplanet merupakan

piringan akresi yang melanjutkan untuk

memberi makan bintang pusat. Cakram ini

awalnya sangat panas, yang kemudian

mendingin yang dikenal sebagai tahap bintang

T Tauri, di sini dimungkinkan terbentuknya

butiran-butiran debu yang terbuat dari batu

dan es. Butir-butiran ini akhirnya mengental

menjadi planetisimal berukuran kilometer.

Jika cakram berukuran cukup besar proses

pertumbuhan bisa dimulai dengan sangat

cepat, dalam waktu 100.000 sampai 300.000

tahun dapat membentuk embrio planet dengan

ukuran sebesar jarak Bulan ke Mars. Di dekat

bintang, embrio planet melewati tahap

penggabungan, menghasilkan beberapa planet

kebumian. Tahap terakhir memakan waktu

sekitar 100 juta sampai satu miliar tahun.

Pembentukan planet raksasa

merupakan proses yang lebih rumit. Proses ini

diduga terjadi di luar garis beku, di

manaembrio planet umumnya terbuat dari

beragam es. Akibatnya mereka beberapa kali

lebih besar dibandingkan yang terbentuk di

bagian dalam piringan protoplanet. Apa yang

terjadi setelah pembentukan embrio planet

belum sepenuhnya diketahui. Namun,

beberapa embrio terus tumbuh dan akhirnya

mencapai 5-10 kali massa Bumi. Akumulasi

gas oleh inti diawali dengan proses yang

Page 7: PAPPER GEOKUM

lambat, yang terus menerus selama beberapa

juta tahun, namun setelah membentuk

protoplanet yang mencapai sekitar 30 kali

massa Bumi akumulasi ini menjadi luar biasa

cepat. Planet yang menyerupai Yupiter dan

Saturnusdiperkirakan menumpuk sebagian

besar massa mereka hanya selama 10.000

tahun. Akresi berhenti saat gas habis. Planet

yang baru terbentuk dapat berpindah

menempuh jarak jauh selama atau setelah

proses pembentukan mereka. Raksasa gas

seperti Uranus dan Neptunus dianggap

sebagai kegagalan inti, yang terlambat

terbentuk ketika cakram hampir hilang.

b. Teori Planetisimal

Teori Planetisimal adalah salah satu

teori yang menerangkan tentang proses

pembuatan Tata Surya. Teori ini dicetuskan

oleh seorang astronom bernama Forest Ray

Moulton dan seorang geolog bernama

Thomas C. Chamberlin dari Universitas

Chicago, yang kemudian namakan teori

mereka ini dengan nama Teori Planetisimal.

Teori ini menyatakan bahwa suatu

ketika sebuah bintang melintasi ruang

angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali

dengan matahari. Daya tarik bintang ini

sangat besar sehingga menyebabkan daya

pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya,

massa gas terlempar dari Matahari dan mulai

mengorbit. Karena daya tarik Matahari, massa

gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi

Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin,

bentuknya kemudian berubah menjadi cairan

kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu

menjadi planet yang ada sekarang, termasuk

Bumi.

c. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori ini dikemukakan oleh James

Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,

yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati

matahari dalam jarak pendek, sehingga

menyebabkan terjadinya pasang surut pada

tubuh matahari, saat matahari itu masih

berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang

surut air laut yang kita kenal di Bumi,

ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah

kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan

ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi,

jika sebuah bintang yang bermassa hampir

sama besar dengan matahari mendekat, maka

akan terbentuk semacam gunung-gunung

gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang

disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.

Gunung-gunung tersebut akan mencapai

tinggi yang luar biasa dan membentuk

semacam lidah pijar yang besar sekali,

menjulur dari massa matahari dan merentang

ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi

perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom

ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-

benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang

besar yang menyebabkan penarikan pada

bagian-bagian tubuh matahari tadi,

melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga

Page 8: PAPPER GEOKUM

lambat laun akan hilang pengaruhnya

terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-

planet itu akan berputar mengelilingi matahari

dan mengalami proses pendinginan. Proses

pendinginan ini berjalan dengan lambat pada

planet-planet besar, seperti Yupiter dan

Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil

seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif

lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung,

planet-planet itu masih mengelilingi matahari

pada orbit berbentuk elips, sehingga besar

kemungkinan pada suatu ketika meraka akan

mendekati matahari dalam jarak yang pendek.

Akibat kekuatan penarikan matahari, maka

akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh

planet yang baru lahir itu. Matahari akan

menarik kolom-kolom materi dari planet-

planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-

satelit) yang berputar mengelilingi planet-

planet. Peranan yang dipegang matahari

dalam membentuk bulan-bulan ini pada

prinsipnya sama dengan peranan bintang

besar dalam membentuk planet-planet, seperti

telah dibicarakan di atas.

d. Teori Bintang Kembar

Teori ini diberi nama teori bintang

kembar karna Lyttleton beranggapan bahwa

tata surya ( matahari dan planet ) terbentuk

dari dua buah bintang, yang kemudian salah

satunya hancur dan membentuk panet dan

yang lainnya menjadi bintang ( matahari )

adpun alsan dari pendapat ini karna setelah

penelitian terhadap tata surya lain ternya ada

tata surya yang memiliki bintang kembar,

oleh karna itulah Lyttleton beranggapan

bahwa tata surya kita terbentuk dari proses

meladaknya bintang kembar. Adapun raian

dari teori tersebut adalah sebagai berikut :

Pada awalnya di tata surya kita ada

dua buah bintang kembar yaitu matahari dan

kembarannya. Entah karma sebab apa

kemudian lama kelamaan kembaran dari

matahari tersebut mengalami ledakan ledakan

kecil hinga pada suatu ketika kemudian

kembaran dari maahari tersebut benar – bena

meledak menjadi serpihan – serpihan kecil

dan debu – debu.

Serpihan dan debu tersebut kemudian

terperangkap oleh gaya grafitasi matahari,

namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu

– debu yang terbentuk nberkumpul dan

mempilin sehingga membentuk planet dan

serpihan - serpihan batuan membentuk jalur

asteroid yang memisahkan planet dalam dan

luar.

e. Teori Big Bang

Teori big bang dalam kosmologi

adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang

menjelaskan perkembangan dan bentuk awal

dari alam semesta. Teori ini menyatakan

bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi

super padat dan panas, yang kemudian

mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.

Para ilmuwan juga percaya bawa Big

Bang membentuk sistem tata surya. Ide

Page 9: PAPPER GEOKUM

sentral dari teori ini adalah bahwa teori

relativitas umum dapat dikombinasikan

dengan hasil pemantauan dalam skala besar

pada pergerakan galaksi terhadap satu sama

lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam

semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi

alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa

lampau alam semesta punya suhu yang jauh

lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih

tinggi.

Pada tahun 1929 Astronom Amerika

Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi

dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak

selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang

tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-

galaksi bertambah setiap saat. Penemuan

Hubble ini menunjukkan bahwa Alam

Semesta kita tidaklah statis seperti yang

dipercaya sejak lama, namun bergerak

mengembang. Kemudian ini menimbulkan

suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula

dari pengembangan di masa lampau yang

dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta

memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada

kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian

meledak dan mengembang dengan laju

pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu

lambat untuk membuatnya segera mengerut,

atau terlalu cepat sehingga membuatnya

menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah

itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya,

Alam Semesta akan terus mengembang tanpa

kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta

secara keseluruhan akan terus mengembang

dan mendingin.

Alam Semesta berkembang, dengan

laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam

Semesta akan mengembang terus,namun

dengan kelajuan yang semakin kecil,dan

semakin kecil, meskipun tidak benar-benar

mencapai nol. Walaupun andaikata Alam

Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi

setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.

Selain teori- teori tersebut ada teori

yang berkembang mengenai proses

pembentukan bumi ini. Diantaranya adalah

1. Teori kontraksi

Teori Kontraksi dikemukakan kali

pertama oleh Descrates (1596–1650), yang

menyatakan bahwa bumi semakin lama

semakin susut dan mengerut disebabkan

terjadinya proses pendinginan sehingga di

bagian permukaannya terbentuk relief berupa

gunung, lembah, dan dataran. Teori

Kontraksi didukung pula oleh James Dana

(1847) dan Elie de Baumant (1852).

Keduanya berpendapat bahwa bumi

mengalami pengerutan karena terjadi proses

pendinginan pada bagian dalam bumi yang

mengakibatkan bagian permukaan bumi

mengerut membentuk pegunungan dan

lembah-lembah.

2. Teori Geosinklin

Teori geosinklin menyatakan bahwa

suatu daerah sempit pada kerak bumi

Page 10: PAPPER GEOKUM

mengalami depresi selama beberapa waktu

sehingga terendapkan secara ekstrem sedimen

yang tebal. Proses pengendapan ini

menyebabkan subsidence (penurunan) pada

dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal

dianggap berasal dari sedimen akibat proses

orogenesa yang membentuk pengunungan

lipatan dan selama proses ini endapan

sedimen yang telah terbentuk akan mengalami

metamorfosa.

Batuan yang terdeformasi didalamnya

dijelaskan sebagai akibat menyempitnya

cekungan karena terus menurunnya cekungan,

sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.

Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan

vertikal akibat gaya isostasi.

Teori ini mempunyai kelemahan tidak

mampu menjelaskan asal usul aktivitas

vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan

aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa

dijelaskan dengan teori geosinklin.

Pada intinya, golongan ilmuwan

menganggap bahwa gaya yang bekerja pada

bumi merupakan gaya vertical. Artinya,

semua deformasi yang terjadi diakibatkan

oleh gaya utama yang berarah tegak lurus

dengan bidang yang terdeformasi.

3. Hipotesa Pengapungan Benua

Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua

adalah suatu hipotesa yang menganggap

bahwa benua-benua yang ada pasa saat ini

dahulunya bersatu yang dikenal dengan super

kontinen yang bernama pangea yang

dikelilingi oleh satu samudra yang bernama

panthalasa. Banyak teori yang mendukung

tentang mekanisme hipotesis ini diantaranya

pada tahun 1858 antonion snider-pellegrini

menyatakan pemisahan benua ini terjadi

dikarenakan banjir nuh sehingga

mengakibatkan retaknya benua dan akhirnya

berpisah. Bukti yang digunakan oleh wegener

untuk menjleaskan teori pengapungan benua

menngunakan yaitu :

Bukti geofisik ditemukan di struktur kerak

dan isostasi. dengan kurva hypsographic ia

memperlihatkan frekuensi daerah permukaan

sebagai fungsi ketinggian yang dibandingkan

dengan kurva gauss- normal.

Bukti seismologi berupa keceptan rambat

gelombang P dan Gelombang S pada kerak

samudra dan benua, menyangkal adanya

daratan penghubung (land brige) yang semula

kerak benua, yang kemudian runtuh menjadi

kerak samudra. jika dartan penghubung

memang ada, maka muka laut akan naik

sehingga membanjiri benua yang ada sekrang.

Terdapat kesamaan sifat kemagnetan

batuan purba di asia dan eropa pada taun 1950

menunjukan bahwa arah kemagnetan untuk

batuan yang berumur muda cocok dengan

arah magnet bumi saat ini, akan tetapi arah

kemagnetan untuk batuan yang lebih tua

ternyata menunjukan arah kemagnetan yang

bervariasi dengan perbedan yang cukup besar.

Hal ini merupakan bukti kuat bahwa kutub

magnet bumi telah mengalami perpindahan.

Sebaliknya apabila arah magnet dianggap

Page 11: PAPPER GEOKUM

tetap pada posisi seperti saat ini maka

penjelasannya adalah bahwa benua yang

mengalami perpindahan atau pengapungan.

Ditemukanya fosil-fosil yang berasal

dari binatang dan tumbuhan yang tersebar

luas dan terpisah di beberpa benua seperti

Fosil cynognathus, reptil yang hidup sekitar

240 juta tahun yang laluditemukan di benua

amerika selatan dan afrika.

Fosil mesosaurus ditemukan di Amerika

selatan dan Afrika

Fosil Lystrosaurus ditemukan di benua afrika,

India dan Antartika.

Fosil clossopteris suatu tanaman ditemukan di

benua afrika, Amerika Selatan, India,

Australia dan Antartika

III.SESI TANYA JAWAB

Pertanyaan pertma:“”Jawaban Pertanyaan Pertama:“”

Pertanyaan ke dua:“”Jawaban Pertanyaan ke dua:“”

Pertanyaan ke tiga:“”Jawaban Pertanyaan ke tiga:“”

IV.KESIMPULAN

Dalam pembentukan bumi, ada teori- teori

yang mendasari dari para ahli mulai dari teori

big bang hngga teori bintang kembar. Selain

itu ada juga perkembangan dari teori- teori

tersebut. Mulai dari teori kontraksi hingga

teori continental drift. Hingga sekarang pun

teori- teori tersebut masih terus dikaji untuk

menemukan kebenaran yang sesungguhnya.

V. Referensi

[1]. Anonim.2009. Alam Semesta. Website

google wikipedia. Diakses27 Maret 2011 .[2]Anonim.2009. Tata Surya. Website

google wikipedia. Diakses27 Maret 2011 [3].Anonim.2009. Bumi. Website google

wikipedia. Diakses. 27 Maret 2011.

Cazenave, Anny (1995). In Ahrens,

Thomas J. Global earth physic a handbook

of physical constana (PDF), Washington,

DC: American Geophysical Union.

Patchett P J dan Samso S D.2003. Ages

and Growth ot the Continental Crust from

Rediogenic Isotopes. In the Crust (ed. R.

L. Rudnick) volume 3, hal 321-348 of

Treatise on Geochemistry (eds. H. D.

Holland dan K. K. Turekian). Elsevier-

Pergamon, Oxford.

Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N.

(2000). Allen's Astrophysical Quantities.

Springer, 294. ISBN 0387987460.

Various (2000). in David R. Lide:

Handbook of Chemistry and Physics, 81st,

CRC. ISBN 0849304814.

IERS Working Groups (2003). General

Page 12: PAPPER GEOKUM

Definitions and Numerical Standards.

McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS

Technical Note No. 32, U.S. Naval

Observatory and Bureau International des

Poids et Mesures. Diakses pada 2008-08-

03. 

Cazenave, Anny (1995). in Ahrens,

Thomas J.: Global earth physics a

handbook of physical onstants (PDF),

Washington, DC: American Geophysical

Union. ISBN 0-87590-851-9. Diakses

pada 3 Agustus 2008.

Pidwirny, Michael (2006-02-02). Surface

area of our planet covered by oceans and

continents.(Table 8o-1). Diakses pada 26

November 2007.

Yoder, C. F. (1995) p. 12.

Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N.

(2000). Allen's Astrophysical Quantities.

Springer, 296. 60 ISBN 03879874.

Morgan, J. W.; Anders, E. (1980).

Chemical composition of Earth, Venus,

and Mercury. Proceedings of the National

Academy of Science (12): 6973–6977.

DOI:10.1073/pnas.77.12.6973 Diakses

pada 4 Februari 2007.