paper hk asuransi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki penduduk yang
tidak sedikit malah bisa dikatakan memliki penduduk yang banyak, hal itu dapat
dilihat dari luas wilayah Indonesia dan pulau-pulau yang ada di wilayah
Indonesia, selain itu Indonesia juga merupakan suatu Negara hukum yang
mengatur segala tindakan dan perilaku yang dilakukan oleh warga negaranya
maupun warga negara asing yang pengaturanya dituangkan kedalam suatu
peraturan perundang-undangan agar nantinya tidak terjadi suatu ketidaktertiban
dan kesewenang-wenangan di dalam masyarakat.
Di dalam paper ini khususnya akan dipaparkan mengenai apa
sebenarnya asuransi itu sendiri dalam hal pengertian dan unsur-unsurnya
berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagai salah satu
peraturan yang mengatur asuransi tersebut selain peraturan-peraturan lainya.
Pengertian asuransi di sini menjadi sangat penting dalam menentukan isi dan
maksud dari asuransi serta ruang lingkup dari asuransi itu sendiri, selain itu
dengan mengetahui pengertian asuransi tersebut akan mempermudah mengetahui
batasan-batasan dan pengaturanya dengan mengeluarkan suatu peraturan tertulis
mengenai asuransi yang salah satunya ada di dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD), hal ini dilakukan agar nantinya asuransi ini yang
merupakan suatu perjanjian antara dua pihak dengan apa yang diperjanjikan tidak
1
terjadi suatu pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak tersebut dan agar di
ketahuinya hak-hak serta kewajiban-kewajiban apa yang harus di penuhi oleh
pihak-pihak yang melakukan perjanjian dalam asuransi/pertanggungan.
1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah yang diangkat dalam paper ini adalah:
a. Pengertian asuransi itu sendiri yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD)…?
b. Unsur-unsur dari asuransi tersebut menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD)…?
c. Jenis-jenis dari asuransi dan syarat-syarat batalnya asuransi tersebut….?
1.3 Tujuan Penelitian.
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari di buatnya paper ini adalah untuk dapat membantu
para pembaca khususnya para mahasiswa agar dapat melihat pengertian dari
asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang nantinya
akan dijadikan dasar untuk dapat menentukan suatu tindakan yang tepat dalam
mengadakan suatu perjanjian dalam asuransi dan dapat mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam memecahkan persoalan dan permasalahan yang terjadi
dalam asuransi tersebut.
2
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari di buatnya paper ini adalah merupakan suatu tugas
yang diberikan pada mata kuliah Hukum Asuransi yang menjadi salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Hukum Asuransi.
1.4 Manfaat Penelitian.
a. Manfaat akademik
Manfaat akademik dari paper ini adalah berguna khususnya bagi
mahasiswa untuk nantinya dalam hal menambah wawasan mengenai asuransi
tersebut sesuai dengan apa yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) serta akan menambah pemahaman akan asuransi tersebut.
b. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari paper ini adalah akan menjadi landasan pemikiran
dalam mengadakan suatu perjanjian dalam asuransi dan dapat menjadi landasan
pemikiran dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari asuransi
tersebut.
1.5 Metode Penulisan.
Metode penulisan yang dipergunakan di dalam pembuatan paper ini
adalah menggunakan Metode Kepustakaan yaitu metode pengumpulan data
berdasarkan literature-literatur dan buku-buku yang ada hubunganya dengan judul
dari paper ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi Menurut KUHD.
Asuransi atau pertanggungan, pengertian yuridisnya dapat ditemui
dalam pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang
memberikan batasan sebagai berikut:
“Asuransi adalah merupakan suatu persetujuan dimana penanggung berjanji
pada tertanggung untuk membayar sejumlah kerugian yang telah disepakati bila
terjadi suatu kerusakan, kerugian, atau kehilangan keuntungan itu, disebabkan
oleh suatu peristiwa yang belum tentu terjadi.”
Dengan demikian antara penanggung dan tertanggung telah terjalin
suatu ikatan bersama berdasarkan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban.
Pertanggungan/asuransi itu seperti yang terdapat pada pasal 247
KUHD antara lain dapat mengenai:
a. Bahaya kebakaran
b. Bahaya yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum di paneni
c. Jiwa; satu atau beberapa orang
d. Bahaya laut dan pembudakan
e. Bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, disungai, dan
diperairan.
4
Dengan pengertian asuransi di atas dapat ditarik juga mengenai tujuan dari
asuransi itu sendiri yaitu:
a. Apabila perusahaan/perorangan menderita suatu musibah yang telah
ditentukan dalam persetujuan atau kejadian kerugian yang dideritanya
maka ada yang akan menanggung;
b. Tanggung jawab perusahaan/perorangan itu kepada pihak ketiga seolah-
olah dipikulkan kepada pihak penanggung.
Dengan demikian maka tujuan pokoknya adalah untuk memperkecil resiko yang
harus dihadapi tertanggung apabila terjadi peristiwa yang merugikan tertanggung
(Perusahaan/Perorangan). Atau dengan kata lain, tujuan hukum dan tujuan
ekonomisnya adalah pembagian resiko atau pemindahan resiko.
2.2 Unsur-Unsur dari Asuransi.
Dari pasal 246 KUHD tersebut dapat disimpulkan, bahwa asuransi
mempunyai tiga unsur, yakni:
a. Unsur premi atau adanya premi
b. Unsur ganti rugi atau adanya ganti rugi
c. Unsur peristiwa atau adanya peristiwa yang belum tentu terjadi
Kalau kita lihat dari persetujuan atau perjanjianya atau dari hukum
perdata, asuransi termasuk perjanjian “untung-untungan” yang diatur menurut
pasal 1774 KUH Perdata yang berbunyi sebagai berikut: “Suatu perbuatan yang
hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara
pihak, tergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu, demikian juga
5
persetujuan pertanggungan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD).”
Dalam persetujuan pertanggungan/asuransi pihak tertanggung
mempunyai hak sejumlah ganti rugi apabila ia menderita suatu peristiwa
(kecelakaan, kehilangan, kegagalan), tetapi ia mempunyai kewajiban yaitu setiap
bulanya menyerahkan premi, sebaliknya penanggung mempunyai hak untuk
memungut premi tertanggung dan ia menyerahkan polis asuransi kepada pihak
tertanggung serta meyerahkan sejumlah uang pertanggungan apabila peristiwa itu
menjadi kenyataan.
Pasal 255 KUHD menyatakan, bahwa “Suatu pertanggungan harus
dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan Polis.”
2.3 Jenis-Jenis Asuransi Berdasarkan Penggolonganya.
Berdasarkan penggolonganya kita mengenal tiga macam asuransi
yaitu:
a. Asuransi kerugian
Yang di maksud dengan asuransi/pertangungan kerugian ialah
pertanggungan yang mengusahakan penggantian sejumlah uang yang disesuaikan
atau senilai dengan sejumlah kerugian yang diderita. Dan asuransi/pertanggungan
jumlah uang, dalam hal ini pada umumnya jumlah uangnya yang akan diberikan
untuk suatu kerugian tersebut yang jumlahnya telah ditentukan terlebih dahulu
apabila peristiwanya terjadi.
6
b. Asuransi gotong royong
Pada asuransi gotong royong, sekumpulan orang yang berkepentingan
sepakat memenuhi kewajiban iuran-iuran yang ditentukan oleh pengurusnya, dan
dana ini dipergunakan untuk membayar ganti rugi yang diderita oleh para
anggotanya sehubungan dengan peristiwa yang timbul. Dalam hal asuransi premi,
biasanya dilakukan oleh suatu badan atau PT, yang telah menyediakan daftar
premi yang harus dibayar oleh tertanggung mengenai jenis pertanggungan yang
ditutupnya.
c. Asuransi wajib
Pada asuransi wajib, lazimnya pertanggungan ini diwajibkan oleh
Pemerintah dan diatur dengan Undang-undang di mana mereka yang terkena oleh
ketentuan perundang-undangan itu yang tidak mau menutup pertangungan wajib
tentunya akan dikenakan sanksi-sanksi yang cukup berat, seperti misalnya
asuransi wajib “Dana Kecelakaan Penumpang” yang diatur dengan UU No. 33
Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 1965.
2.4 Syarat-Syarat Batalnya Asuransi.
Seseorang tidak dibenarkan menurut hukum untuk menutup
pertanggungan yang kedua dalam hal pertangungan sesuatu benda yang bendanya
itu juga untuk waktu yang sama dan bahaya yang sama. Pasal 252 KUHD
menyatakan, tidak boleh diadakan pertanggungan yang kedua untuk waktu dan
bahaya yang sama terhadap barang yang sudah dipertanggungkan untuk nilai yang
penuh, dengan sanksi pertangungan kedua batal. Hal-hal lain yang dapat
menjadikan batalnya pertanggungan dalam arti si penanggung tidak perlu
7
mengganti kerugian, selain pasal 252 KUHD diatas, terdapt juga pasal-pasal
lainya sebagai berikut:
a. Pasal 249 KUHD, jika barang yang dipertanggungkanya mengalami
kecacatan atau kerusakan padahal barang mana masih tetap ada dalam
tanggung jawab tertanggung,
b. Pasal 250 KUHD, jika tertanggung tidak mempunyai kepentingan
terhadap barang yang diasuransikan, artinya barang tersebut ternyata
merupakan barang yang telah diabaikan oleh tertanggung.
c. Pasal 251 KUHD, karena tertanggung memberikan keterangan-keterangan
yang tidak benar sehingga terdapat kesimpangsiuran antara apa yang
tertulis dengan kenyataanya, hal seperti ini dianggap akan merugikan
perusahaan asuransi.
d. Pasal 254 KUHD, menyimpamg dari ketentuan Undang-undang atau tegas
merupakan hal/barang yang dilarang oleh pemerintah.
Demikian pula ganti rugi tidak akan diberikan oleh perusahaan
asuransi apabila terbukti seperti pasal 276 KUHD yaitu karena kesalahan sendiri,
jelasnya apabila terbukti bahwa kecelakaan atau peristiwa yang timbul itu adalah
karena akibat kesengajaan tertanggung, seperti misalnya dalam asuransi
kebakaran, tertanggung sengaja membakar rumahnya karena harapan ganti rugi
yang diperkirakan lebih besar dari harga rumah itu yang bakal di bayar oleh
penanggung.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dengan melihat pemaparan mengenai asuransi di atas yang dikaji dari
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
asuransi/pertanggungan itu adalah merupakan suatu perjanjian yang memiliki
bentuk tertulis sehingga mengakibatkan perjanjian tersebut dilindungi dan diatur
oleh hukum dalam peraturan-peraturan yang sengaja dibuat untuk mengatur
asuransi/pertangungan yang salah satu pengaturanya dituangkan kedalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang. Dengan mengetahui apa sebenarnya
asuransi/pertanggungan tersebut akan mempermudah untuk mengetahui batasan-
batasan dari asuransi/pertanggungan itu sendiri, selain itu dapat juga mengetahui
hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi baik oleh penanggung maupun
tertanggung, dan pemaparan diatas bisa dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam
menyelesaikan suatu masalah yang timbul dari perjanjian dalam
asuransi/pertanggungan tersebut dengan langkah-langkah yang tepat dan sesuai
dengan hukum yang berlaku.
3.2 Saran.
Disini penulis ingin memberi saran kepada para pembaca agar melihat
isi dari paper ini dengan suatu pandangan yang normatif, karena pada kenyataanya
di masyarakat sering terjadi ketidaksesuaian dan ketidakcocokan antara teori
9
dengan kenyataan atau bisa diartikan hukum yang dibuat kadang-kadang tidak
sesuai dengan keadaan ditengah masayarakat, begitu juga dengan pelaksanaanya.
Paper ini dibuat hanya untuk menjadi dasar pemikiran untuk nantinya dapat
dimengerti apa itu asuransi/pertanggungan secara teori dan bisa menjadi dasar
pemikiran dalam menentukan isi dari perjanjian dalam asuransi tersebut apakah
sudah sesuai dengan hukum yang berlaku agar nantinya perjanjian dalam
asuransi/pertangungan itu sah dan dilindungi oleh hukum.
10
DAFTAR PUSTAKA
- Kansil, C. S. T., Drs. SH, Pokok-pokok Pengetahuan dan Hukum
Dagang Indonesia, Aksara Baru, Jakarta 1978.
- Kansil, C. S. T., Drs. SH, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar
Grafika, Jakarta 1992.
- Subekti, R., Prof. SH; Tjitrosudibio, R, Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dan Hukum Kepailitan, Cetakan X, PT Pradnya
Paramita, Jakarta 1991.
11