paper fenomena transport
DESCRIPTION
karakteristik mikroskopiTRANSCRIPT
FENOMENA TRANSPORT
Ima Yuli Fatmawati*
*Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret-Surakarta
1. Pendahuluan.
Fenomena transport merupakan
kemampuan suatu zat untuk memindahkan
materi, energi, atau sifat tertentu lainnya
dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Sebagai contoh molekul-molekul dalam
fasa gas, cair atau padat berdifusi
berdasarkan konsentrasi hingga
komposisinya seragam. Laju yang
digunakan molekul-molekul tersebut
merupakan fenomena transport. Fenomena
transport yang lainnya antara lain: laju
konduktivitas termal, transport energi
berdasarkan temperatur, konduksi listrik,
dan viskositas (Atkins, 1999).
Dalam tulisan ini akan dijelaskan
fenomena transport yang berhubungan
dengan teori kinetika gas.
2. Fluks.
Fluks (J) merupakan jumlah dari
kuantitas sifat yang pindah persatuan luas
persatuan waktu.
Apabila massa yang mengalir, maka
satuan fluks massa = kg.m-2.s-2
Apabila terjadi transpor energi, maka
satuan fluks energi = J. m-2.s-2
Pengamatan eksperimen pada sifat
transpor menunjukkan bahwa fluks suatu
sifat sebanding dengan gradien dari sifat
terkait pada sistem. Sebagai contoh fluks
materi sepanjang sumbu z sebanding
dengan perubahan konsentrasi sepanjang
sumbu :
J z(materi)≈ dNdz
Kesetaraan fluks materi dengan gradien
konsentrasi ini disebut dengan hukum
Fick pertama. Untuk laju difusi termal
(fluks energi dari gerakan panas) adalah
sebanding dengan gradien suhu :
J z ( energi) ≈ dTdz
Harga fluks Jz merupakan suatu komponen
vektor. Apabila Jz > 0, maka fluks
sebanding dengan kenaikan z (ke arah
kanan) dan apabila Jz < 0 maka fluks ke
arah kiri. Materi mengalir sesuai gradien
konsentrasi sehingga jika dN/dz < 0 maka
nilai Jz adalah positif. Sehingga, koefisien
penyetara dalam persamaan fluks haruslah
negatif (dinyatakan dalam –D). Konstanta
D merupakan koefisien difusi. Persamaan
fluks difusi adalah :
J z ( materi )=−DdNdz
Persamaan fluks difusi termal :
J z ( energi)=−KdTdz
Dimana, K adalah koefisien konduktifitas
termal.
Untuk melihat hubungan antara
fluks momentum dengan viskositas, dapat
dilihat fluida dalam bentuk aliran
newtonion. Fluks momentum sebanding
dengan dvx/dz karena tidak terdapat fluks
netto jika semua lapisan bergerak dengan
partisi
Gas BGas A
Gambar 1
kecepatan yang sama. Sehingga dapat
dirumuskan (Tahir, 2014) :
J z ( momentum sepanjang x )≈d v x
dz
Atau
J z ( momentumsepanjang x )=−ηd vx
dz
Dengan η adalah koefisien viskositas.
3. Difusi.
Molekul gas bergerak pada garis
lurus hanya pada jarak pendek sebelum ia
berbelok dan bertukar arah karena
tumbukan. Karena setiap molekul gas
bergerak dengan zig-zag, molekul-molekul
tersebut memerlukan waktu yang lebih
lama untuk sampai tujuan dari titik
awalnya dibandingkan jika ia tidak
berbenturan. Ini menunjukkan bahwa
proses difusi gas berlangsung lambat
(Oxtoby, 2008). Sebuah bejana dibagi
dengan sebuah partisi, seperti pada gambar
1. Pada sisi kiri dan kanan terdapat gas A
dan B yang berbeda, namun pada
temperatur dan tekanan yang sama. Jadi,
jumlah molekul per satuan volume adalah
sama untuk kedua sisi. Kedua gas akan
menyebar ke seluruh ruangan. Peristiwa ini
disebut difusi. Difusi ini juga bisa terjadi
pada zat cair dan padat.
Peristiwa difusi terjadi sebagai
konsekuensi dari gerak random molekul,
konsentrasi kedua jenis molekul berbeda di
kedua tempat. Peristiwa difusi juga bisa
dipandang sebagai perpindahan partikel
yang menyeberangi permukaan.
Disamping itu, difusi pada gas juga terjadi
karena adanya gradien temperatur, yakni
gradien dalam kecepatan random termal.
Fenomena difusi ini sering menjadi
rumit karena peristiwa : (1) superposisi
aliran hidrodinamika yang muncul dari
perbedaan tekanan, (2) efek dari molekul-
molekul yang meloncat dari dinding
bejana, (3) terdapat lebih dari satu jenis
molekul sehingga laju difusinya berbeda.
Untuk lebih menyederhanakan
dalam pembahasan difusi ini, maka
dibatasi : (1) difusi terjadi pada molekul-
molekul sejenis (self-difussion), (2) bejana
diasumsikan cukup besar dibandingkan
dengan jalan bebas rata-rata, dengan
demikian tumbukan molekul dengan
dinding dapat diabaikan, (3) tekanan
diasumsikan sama, sehingga tidak ada
aliran hidrodinamik, dan (4) semua
molekul dianggap sama dalam bentuk dan
ukurannya.
Pada gambar 2, garis vertikal
menyatakan permukaan khayal di dalam
bejana yang sangat besar. Bejana berisi
campuran molekul yang diberi tanda dan
tak diberi tanda. Jumlah molekul per
Gambar 2
satuan volume pada setiap titik adalah
sama sehingga tekanan pada setiap titik
juga sama. Dalam hal ini temperatur pada
setiap titik juga dianggap sama.
Misalkan n menyatakan jumlah molekul
yang diberi tanda per satuan volume pada
setiap titik. Kita asumsikan bahwa n hanya
sebagai fungsi x saja, di mana sumbu X
tegak lurus terhadap bidang vertikal. Kita
asumsikan juga bahwa gradien konsentrasi
dn/dx juga seragam dan berharga positif,
dengan demikian n bertambah dari kiri ke
kanan. Selanjutnya jika no adalah
konsentrasi dari molekul bertanda pada
bidang vertikal, maka konsentrasi pada
tempat berjarak x dari bidang vertikal
adalah :
n=no+μdndx
Kalau konsentrasi disebelah kanan lebih
besar dari sebelah kiri maka jumlah
molekul bertanda yang lewat bidang dari
kanan ke kiri akan melebihi jumlah
molekul bertanda yang lewat bidang dan
arah yang berlawanan. Jumlah total
molekul bertanda yang lewat bidang
vertikal dari kiri ke kanan dalam arah
sumbu x positif persatuan luas persatuan
waktu ditandai dengan Г. Koefesien dari
difusi dilambangkan dengan (D) dan
didefinisikan dengan persamaan
J x=−Ddndx
Mula-mula kita ingin mendapatkan
jumlah molekul bertanda yang memulai
membentuk jalan bebasnya pada elemen
volume dV pada gambar di atas dalam
waktu dt. Kalau n ' menyatakan jumlah
total molekul persatuan volume dan sama
di semua titik. Jumlah total jalan bebas
yang terjadi dalam dv dalam waktu dt,
telah dihitung diatas adalah 2 n ' dVdt
Jika n menyatakan jumlah molekul
bertanda persatuan volume dalam dV,
perbandingan molekul ini dengan jumlah
total molekul adalah
nn ' . Dan bagian jalan
bebas juga
nn ' untuk molekul bertanda.
Karena itu jumlah jalan bebas dari molekul
bertanda adalah
nn '
z .n ' . dV . dt=z . n . dV .dt
Jumlah kawat dA tanpa melakukan
tumbukan lagi adalah
14n
z . n . dA . dt . sin θ .cosθ .e(− r
λ ). dθ . dφ . dn
Masukkan persamaan
n = n0 − r cosθdndx
ke dalam persamaan di atas, sehingga
diperoleh:
=14 π
z . no .dA .dt . sin θ. cosθ .e(−r
λ ).dθ .dφ.dr׿ ¿−
14 π
zdndx
dA . dt . sin θ . cos2θ . r .e(−r
λ )dθ .dφ .dr
Integrasi persamaan di atas untuk seluruh
q dari 0 sampai p/2, seluruh f dari 0
sampai 2p, dan seluruh r dari 0 sampai ¥.
= 14 π
z no dAdt ∫0
π2
(sin θ cosθ ) dθ ∫0
2 π
dφ∫0
∞
e(−r
λ )dr − 1
4 πz
dndx
dAdt
∫0
π2
sin θ cos2θ dθ ∫0
2 π
dφ ∫0
∞
r e(−r
λ )dr
= 14
zno λ dAdt − 16
zλ2 dndx
dAdt
Jadi, jumlah molekul yang melewati
bidang dari kiri ke kanan, per satuan luas
per satuan waktu, yang dinyatakan dengan
Jx, yaitu :
J x=14
zno λ − 16
zλ2 dndx
Dengan cara yang sama, jumlah molekul
yang melewati bidang dari kanan ke kiri
adalah :
J x=14
zno λ + 16
zλ2 dndx
Jumlah molekul total yang melewati
bidang dari kiri ke kanan adalah
J x=(14 zno λ − 16
zλ2dndx )− (14 zno λ + 1
6zλ2dn
dx )J x=−1
3zλ2dn
dx
Berdasarkan persamaanJ x=−D
dndx maka
diperoleh:
D= 1
3zλ2
Atau, karena z= ν̄
λ , maka didapatkan
nilai D adalah D= 1
3v̄ λ
Lintasan bebas rata-rata l adalah :
λ= √21
n ' σ
di mana n’ adalah jumlah total molekul per
satuan volume. Jadi, kita dapat menulis :
D= 13
v̄ √21
n ' σ
Dengan menggunakan persamaan
η= 13
m v̄
√2σ dan fakta tentang kerapatan r
sama dengan perkalian n’m, maka kita
mendaptkan hubungan antara difusi
dengan koefisien viskositas, yaitu
(Anonim, 2014):
D= ηρ
4. Konduktivitas Termal.
T
Gambar 3
Konduksi kalor dapat dihitung
dengan dasar teori transportasi sebagai
berikut.
Kedua pelat diam tapi berbeda
temperaturnya, misalkan pelat atas
memiliki temperatur lebih tinggi dari yang
di bawah. Dengan demikian dalam gas ini
mempunyai gradient temperatur yang
dituliskan secara matematik, yaitu
dTdy
Energi rata-rata molekul dalam
temperatur T dapat dirumuskan w= f
2kT
; di mana f adalah derajat kebebasan. Jarak
rata-rata dari pelat dA sampai ke tumbukan
terakhir sebelum molekul-molekul dA
sama seperti perhitungan di atas yaitu
y=23
λ
,
Maka pada jarak y di atas pelat dA
temperaturnya
T+ 23
λdTdy
Sedangkan yang di bawah pelat dA
temperaturnya
T−23
λdTdy
Sedangkan jumlah molekul yang lewat
pelat dA persatuan volume dan persatuan
waktu adalah
14
n v. Di mana n = jumlah
molekul persatuan volume dan v adalah
kecepatan rata-rata molekul. Jumlah ini
bisa lewat dari atas kebawah atau dari
bawah ke atas.
Dengan dasar harga-harga tersebut di atas
dapat dinyatakan:
a. Jumlah energi yang lewat pelat dA
persatuan luas persatuan waktu dari atas ke
bawah adalah
14
n v× f2
k (T + 23
λdTdy )
b. Jumlah energi yang lewat pelat dA dan
satuan luas persatuan waktu dari bawah
keatas adalah
14
n v× f2
k (T−23
λdTdy )
c. Jumlah total energi yang lewat adalah
14
n v× f2
k (T + 23
λdTdy
−T+ 23
λdTdy )
=14
n v× f2
k {43 λdTdy }
=16
n v fk λdTdy
Definisi dari konduktivitas termal
(K) dapat dituliskan persatuan waktu, yaitu
H=kAdTdy
Gambar 4. Gas antara pelat bergerak dan pelat diam.
Di mana H = panas yang melalui luas A
per satuan waktu, dengan demikian
(Anonim, 2014)
HA=k
dTdy
16
n v fk λdTdy
=KdTdy
Jadi, K=1
6n v fk λ
5. Viskositas.
Dua buah pelat diletakkan sejajar,
pelat bagian atas digerakkan dengan
kecepatan v yang konstan ke kanan.
Diantara kedua pelat tersebut terdapat gas.
Karena gas memiliki viskositas atau
gesekan dalam, maka untuk menjaga agar
bergerak dengan kecepatan konstan,
diperlukan gaya untuk melawan viskositas
tersebut.
Koefisien viskositas diberi tanda η
(eta). Besarnya η didefinisikan dengan
persamaan sebagai berikut :
F=ηAdudy
atauFA=η
dudy
Dengan F adalah gaya viskositas yang
arahnya sejajar dengan arah gerak. Gaya
ini bekerja pada permukaan pelat dengan
luas A (bila gradien kecepatan du/dy tegak
lurus pelat).
Garis putus-putus SS sebagai
permukaan dalam gas pada ketinggian di
atas pelat diam. Misalkan u menyatakan
kecepatan gas ke arah kanan, dan du/dy
laju perubahan kecepatan terhadap
ketinggian. Kecepatan u merupakan
superposisi dari kecepatan random
molekul-molekul termal, dengan demikian
gas tidak dalam kesetimbangan termal.
Molekul-molekul secara kontinu
menyeberangi permukan putus-putus baik
dari atas atau bawah. Diasumsikan bahwa
terjadi tumbukan sebelum molekul
menyeberangi permukaan. Masing-masing
molekul memerlukan kecepatan aliran
menuju ke kanan, yang berkaitan dengan
ketinggian tertentu saat terjadinya
tumbukan. Karena kecepatan aliran di atas
permukaan lebih besar dibandingkan
dengan di bawah permukaan, molekul-
molekul yang menyeberang dari atas
momentumnya lebih besar (menuju
kekanan) dibandingkan dengan molekul-
molekul yang menyeberang dari bawah.
Hasil netto laju transport momentum per
satuan luas yang menyeberangi
permukaan, sama dengan gaya viskositas
per satuan luas.
Jadi, viskositas gas tidak muncul
dari gaya gesekan antara molekul,
melainkan dari momentum yang dibawa
menyeberangi permukaan sebagai hasil
dari gerak random termal.
Pada gambar berikut titik molekul
dengan masing-masing tinggi y di atas atau
di bawah bidang A bertumbukan terakhir
sebelum melewati bidang A.
keterangan:
θ = sudut antara r dan garis normal dari
dA
dV = volume kecil
r = jarak dV dengan pusat dA
dω = sudut ruang dengan tutup dA
Kita kembali ke pengertian
frekuensi tumbukan 2 dan jumlah molekul
per satuan volume n.
Dari sini dapat dihitung:
1) Jumlah molekul dalam dV adalah ndV
2) Jumlah tumbukan yang terjadi dalam dV
dalam waktu dt adalah
12×z×ndV×dt = 1
2zn dVdt
Jumlah tumbukan ini mengakibatkan jalan
bebas ke segala arah. Jumlah jalan bebas
yang terjadi:
2×12×z×ndV ×dt = zn dVdt
3) Jumlah tumbukan yang mengakibatkan
timbulnya jalan bebas mengarah ke dA
adalah:
dω4 π
×zndVdt=dω4 π
zndVdt
4) Besar dω=dA cos θ
r2
5) Jumlah molekul yang sampai pada dA
tanpa bertumbukan lagi sama dengan
jumlah molekul yang mengarah dA
dikalikan dengan e(−π
λ )
Hal ini berdasarkan rumus:
N=N 0 e(− x
λ )
6) dV =r2 sin θ dθ dφ dr
7) Jumlah molekul yang keluar dari dV dalam
waktu dt tanpa bertumbukan lagi dan lewat
dA, adalah:
dω4 π
z n dV dt e(−π
λ )
¿ 14 π
dA cos θ
r2z n dV dt e
(−xλ )
¿ 14 π
dA cos θ
r2z n r2 sin dθ dφ dr dt e
(−xλ )
¿ 14 π
z n dA dt sin θ cos θ e(−x
λ )dθ dφ dr
l3
2
l3
2u
dy
duu l3
2
dy
duu l3
2
Gambar 6
8) Untuk mendapatkan jumlah molekul yang
lewat dA dalam waktu dt dari segala arah
dan dari segala jarak dilakukan integrasi:
a. terhadap θ dengan batas 0-
π2
b. terhadap φ dengan batas 0-2π
c. terhadap r dengan batas ∞
Perhitungannnya:
∫0
π2
∫0
2 π
∫0
∞ 14
π z n d A dt sin θ cos θ e(− x
λ )dθdφ dr
= 14
z nλ dA dt
Karena z= v̄
λ , maka hasil ini dapat
ditulis:
14
z nλ dA dt=14
v̄λ
nλ dA dt
= 14
v̄ ndA dt
9) Jumlah molekul yang lewat dA tanpa
melakukan tumbukan lagi per satuan luas
per satuan waktu:
=1
4v̄ ndA dt : dAdt=1
4v̄ n=1
4n v̄
10) Perhitungan v̄
a. Jumlah molekul yang lewat dA dalam
waktu dt tanpa tumbukan lagi adalah:
14
z nλdA dt sin θ cos θ e
(− xλ )
dθdφ dr
b. Tinggi volume dV dari dA adalah
r.cos θ.
Harga y dihitung dengan mengalikan
fungsi volume dV dari dA dengan
jumlah molekul yang lewat dA tanpa
bertumbukan lagi, diintegrasi untuk
arah segala arah dan dari segala jarak
dibagi dengan jumlah molekul yang
datang dari segala arah dan dari segala
jarak. Jadi,
y =14
z nλ dA dt∫0
π2
sin θ cos2θdθ∫0
2 π
dφ∫0
∞
re(−x
λ )
¿14
z nλ dA dt∫0
π2
sin θ cosθdθ∫0
2 π
dφ∫0
∞
re(−x
λ )
¿
16
z nλ dA dt
14
z nλ dA dt
y= 23
λ
Sehingga kecepatan molekul sebelum
masuk dA adalah:
1) Momentum molekul pada tempat y adalah:
m(u+23
λdudy
)
2) Jumlah momentum yang lewat dari atas
per satuan luas per satuan waktu adalah
14
n v̄×m(u+23
λdudy
)
3) Jumlah momentum yang lewat dari bawah
per satuan luas per satuan waktu adalah
14
n v̄×m(u−23
λdudy
)
4) Jumlah total momentum yang lewat
adalah:
14
n v̄×m{(u+23
λdudy
)−(u−23
λdudy
)}
=14
n v̄×m(43
λdudy
)
=14
n v̄×mλdudy
Jumlah perubahan momentum ini
per satuan luas per satuan waktu sama
dengan gaya viskositas per satuan luas.
13
n v̄×mλdudy
=ηdudy
Jadi : η = 13
n v̄mλ
6. Kesimpulan.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa sifat transport untuk
gas sempurna adalah:
a. Difusi : D= 1
3v̄ λ
b. Konduktivitas termal : K=1
6n v fk λ
c. Viskositas : η = 1
3n v̄ mλ
Referensi
Atkins, P.W.. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Tahir, Iqmal. 2014. KINETIKA KIMIA: Sifat
Transport Molekul. Yogyakarta:
Laboratorium Kimia-Fisika UGM.
Oxtoby, D.W., et al., 2008. ”Principles of Modern
Chemistry, Sixth Edition”. USA: Thomson
Brooks/Cole, a part of The Thomson
Corporation.
Anonim. 2014. Fenomena Transport.
http://www.scribd.com/doc/62366557?
width=320 (diaksese pada tanggal: 12 Mei
2014).