paper

12
PAPER “ PROSEDUR KERJA DAN STERILISASI ALAT DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI” Oleh : Mila Aditya Zeni 111611101017

Upload: mila-aditya-zeni

Post on 08-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

in

TRANSCRIPT

PAPER PROSEDUR KERJA DAN STERILISASI ALAT DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Oleh :Mila Aditya Zeni111611101017

BAGIAN BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2015

PERALATAN PELINDUNG PERSONAL(PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT)

Personal Protective Equipment (PPE) yang biasa digunakan dalam perawatan gigi adalah sarung tangan sekali pakai (steril atau non-steril), pelindungmata, perisai wajah, masker, gaun dan yang digunakan untuk melindungi tubuh pribadi dari darah dan cairan tubuh dan bahaya kimia. Fungsi utamanya adalah mengontrol kontaminasi silang dan tidak mencegah penyebaran mikroba. Sebagaicontoh, beberapa virus adalah lebih kecil daripada pori-pori mikroskopis dalam ujisarung tangan lateks dan karenanya memiliki probabilitas yang melewati bahan sarung tangan. Kesimpulannya adalah sarung tangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah paparan partikel virus dari cairan tubuh dan bukan untukbenar-benar mencegah kontak dengan virus.

1. MaskerMasker pada kedokteran gigi digunakan untuk mengendalikan paparan terhadap rongga mulut dokter dan mukosa hidung terhadap material infeksius dan darah serta cairan rongga mulut pasien. Sebuah masker bedah melindungi terhadap mikroorganisme yang dihasilkan oleh para pemakainya, dengan > 95% efisiensi filtrasi bakteri, dan juga melindungi penggunanya dari partikel besar yang mungkin mengandung patogen dari darah atau mikroorganisme infeksius lainnya. Menurut Kohli dan Puttaiah (2007), masker yang menempel pada garis mata dapat dibuang setiap kali pakai. Setiap kali menggunakan masker, pekerja kesehatan harus membuangnya setelah merawat satu pasien. Jika prosedur melampaui 25-30 menit, mungkin perlu untuk mengganti masker dengan yang baru. Ketika terlihat kontaminasi atau percikan yang berulang-ulang, masker baru harus digunakan setelah mencuci muka dan mata (jika diperlukan).

2. Pelindung MataPada dunia kedokteran gigi dapat pelindung mata dapat berupa goggles, glass polikarbonat dengan sisi-perisai, face-shield dan prescription glasses dengan side-shields sekali pakai. Walaupun sudah memakai side-shields, masker harus tetap dipakai untuk mengkontrol paparan percikan dari side. Kebanyakan kacamata setidaknya harus dibersihkan dengan sabun dan air pada akhir setiap sesi atau ketika tampak terkontaminasi. Pada saat trimming model, gigi palsu, memotong kabel dan melakukan pekerjaan laboratorium atau selama pengolahan ulang pada instrumen, penggunaan pelindung mata adalah suatu keharusan untuk mengurangi kemungkinan terpapar bahan berbahaya dan partikel keras yang dapat merusak mata.

3. Pakaian PelindungPakaian pelindung dan peralatan misalnya jas laboratorium harus dipakai untuk mencegah kontaminasi dari pakaian yang dikenakan dan melindungi kulit pekerja kesehatan dari paparan darah dan zat tubuh lainnya. Lengan baju harus cukup panjang untuk melindungi lengan saat baju dikenakan. Pekerja kesehatan harus mengganti pakaian pelindung ketika menjadi terlihat kotor dan tertembus oleh darah atau cairan lain yang berpotensi infeksius. Semua pakaian pelindung harus dibersihkan sebelum meninggalkan pekerjaan daerah (Kohn dkk, 2003). Pakaian bedah harus terbuat dari bahan yang dapat dicuci dengan mesin dengan deterjen yang pada suhu 65 C untuk membasmi kontaminasi mikroba yang potensial.

4. Sarung tangan Sarung tangan dapat berupa single-use-disposable non-sterile exam gloves atau single-use-disposable sterile surgical gloves dapat digunakan dalam mulut pasien (Kohli dan Puttaiah, 2007).

STERILISASI DAN DESINFEKSI

Sterilisasi adalah setiap proses (kimia atau fisik) yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme termasuk virus dan spora bakteri. Barang-barang yang bersentuhan dengan pasien (instrumen dan peralatan dental) perlu dilakukan sterilisasi. Barang tersebut dikategorikan sebagai kritis, semicritical, atau nonkritis, tergantung pada potensi risiko infeksi yang berhubungan dengan penggunaannya. Barang-barang kritis adalah yang digunakan untuk menembus jaringan lunak atau tulang memiliki risiko terbesar penularan infeksi dan harus disterilkan dengan panas. Barang-barang semicritical menyentuh kulit atau membran mukosa yang tidak utuh dan memiliki risiko penularan lebih rendah, karena mayoritas barang-barang semicritical dalam kedokteran gigi adalah toleran terhadap panas, mereka juga harus disterilkan dengan menggunakan panas. Jika barang semicritical sensitif terhadap panas, maka dapat menggunakan desinfeksi tingkat tinggi. Barang nonkritis memiliki resiko penularan infeksi yang paling rendah, karena hanya berkontak dengan kulit yang utuh, yang berfungsi sebagai barier yang efektif untuk mikroorganisme.

KategoriDefinisiInstrumen

KritisPenetrasi jaringan lunak, berkontak dengan tulang, masuk ke dalam atau berkontak dengan aliran darah dan jaringan lunak lainnya.Instrumen bedah, periodontal scaler, scalpel blades, bur bedah

SemikritisKontak membran mukosa atau kulit yang tidak utuh, tidak berpenetrasi pada jaringan lunak, tidak berkontak dengan tulang, tidak masuk ke dalam atau berkontak dengan aliran darah dan jaringan lunak lainnya.Kaca mulut, kondensor amalgam, sendok cetak reusable.

Non - kritisBerkontak dengan kulit yang utuhHead / cone radiograf, manset tensi

Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu : 1. Pembersihan sebelum SterilisasiSebelum disterilkan, alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari debris organik, darah dan saliva. Dalam kedokteran gigi, pembersihan dapat dilakukan dengan cara pembersihan manual atau pembersihan dengan ultarsonik. Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan deterjen lebih aman, efisien dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang ditutup selama 10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk mencegah terjadinya karat.

2. Pembungkusan Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinik yang baik. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk sterilisasi dengan menggunakan nampan terbuka yang ditutup dengan kantung sterilisasi yang tembus pandang, nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi, atau dibungkus secara individu dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli.

3. Proses SterilisasiSterilisasi dapat dicapai melalui metode berikut:a. Pemanasan basah dengan Tekanan Tinggi (Autoclave) Cara kerja autoclave sama dengan Pressure cooker. Uap jenuh lebih efisien membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan maupun pemanasan kering. Instrumen tersebut dapat dibungkus dengan kain muslin, kertas, nilon, aluminium foil, atau plastik yang dapat menyalurkan uap. b. Pemanasan Kering (Oven) Penetrasi pada pemanasan kering kurang baik dan kurang efektif dibandingkan dengan pemanasan basah dengan tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi 160C atau 170C dan waktu yang lebih lama (2 atau 1 jam) untuk proses sterilisasi. Menurut Nisengard dan Newman suhu yang dipakai adalah 170C selama 60 menit, sedangkan untuk instrumen yang tidak dibungkus 6 menit.c. Uap Bahan Kimia (Chemiclave)Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton, dan uap pada 138 kPa merupakan cara sterilisasi yang efektif. Kerusakan mikroorganisme diperoleh dari bahan yang toksik dan suhu tinggi. Sterilisasi dengan uap bahan kimia bekerja lebih lambat dari autoclave yaitu 138-176 kPa selama 30 menit setelah tercapai suhu yang dikehendaki. Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang dapat dirusak oleh bahan kimia tersebut maupun oleh suhu yang tinggi. Umumnya tidak terjadi karatan apabila instrumen telah benar-benar kering sebelum disterilkan karena kelembaban yang rendah pada proses ini sekitar 7-8%. Keuntungan sterilisasi dengan uap bahan kimia adalah lebih cepat dibandingkan dengan pemanasan kering, tidak menyebabkan karat pada instrumen atau bur dan setelah sterilisasi diperoleh instrumen yang kering. Namun instrumen harus diangin-anginkan untuk mengeluarkan uap sisa bahan kimia.

4. Penyimpanan yang Aseptik Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung pada tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti lemari atau laci merupakan tempat penyimpanan yang baik. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu satu bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang.

PENANGANAN SAMPAH MEDIS Pembuangan barang-barang bekas pakai seperti sarung tangan, masker, tisu bekas, dan penutup permukaan yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh harus ditangani secara hati-hati dan dimasukkan ke dalam kantung plastik yang kuat dan tertutup rapat untuk mengurangi kemungkinan orang kontak dengan benda-benda tersebut. Benda-benda tajam seperti jarum atau pisau skalpel harus dimasukkan dalam tempat yang tahan terhadap tusukan sebelum dimasukkan dalam kantung plastik. Jaringan tubuh juga harus mendapat perlakuan yang sama dengan benda tajam.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, P.I . Tingkat Kepatuhan Mahasiswa COASS terhadap Standart Operasional Prosedur dalam Pengendalian Infeksi Silang. Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar. 2012.Mulyanti S, Putri, H.M. Pengendalian Infeksi Silang di Klinik Gigi. Jakarta. EGC. 2011