pankreatitis akut -...

42
RESPONSI PANKREATITIS AKUT Pembimbing : dr. Gde Somayana SpPD Nama Mahasiswa : Putu Sukedana (1202006158) DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2017

Upload: others

Post on 19-Jun-2021

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

RESPONSI

PANKREATITIS AKUT

Pembimbing :

dr. Gde Somayana SpPD

Nama Mahasiswa :

Putu Sukedana (1202006158)

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2017

Page 2: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

responsi yang berjudul “Pankreatitis Akut” ini tepat pada waktunya. Laporan

responsi ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.

Dalam penulisan laporan responsi ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan maupun bantuan, baik berupa informasi maupun bimbingan moril.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. dr. Ketut Suega, Sp.PD-KHOM FINASIM selaku Kepala Bagian/SMF

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Sanglah

2. dr. Made Susila Utama, Sp.PD-KPTI selaku Koordinator Pendidikan

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/RSUP Sanglah.

3. dr. Gde Somayana, SpPD, selaku pembimbing dalam penyusunan laporan

responsi ini, atas bimbingannya.

4. Dokter residen yang bertugas di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, atas

masukannya.

5. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan responsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

sangat penulis harapkan dalam rangka penyempurnaannya. Akhirnya penulis

mengharapkan semoga laporan responsi dapat bermanfaat di bidang ilmu

pengetahuan dan kedokteran.

Denpasar, Januari 2017

Penulis

Page 3: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Definisi 3

2.2 Epidemiologi 3

2.3 Etiologi 4

2.4 Klasifikasi 4

2.5 Patogenesis Pankreatitis Akut 5

2.6 Diagnosis 7

2.7 Penatalaksanaan………..….……………………………...…………. 10

2.8 Komplikasi..............…………………………………………………. 19

2.9 Prognosis………………………………………………………...…… 21

BAB III LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien 23

3.2 Anamnesis 23

3.3 Pemeriksaan Fisik 25

3.4 Pemeriksaan Penunjang 28

3.5 Diagnosis 33

3.6 Penatalaksanaan 33

BAB IV PEMBAHASAN 35

BAB V SIMPULAN 43

Daftar Pustaka

Page 4: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

BAB I

PENDAHULUAN

Pankreatitis akut adalah peradangan akut, non-bakterial pada organ

pankreas1. Pankreatitis terjadi akibat autodigesti enzim pankreas yang teraktivasi.

Hal ini mengakibatkan terjadinya edema, kerusakan vaskuler, perdarahan, dan

nekrosis organ pankreas. Ekspresi yang berlebihan dari sitokin inflamasi seperti

interleukin (IL)-1,IL-6, IL-8, dan tumor necrosis factor (TNF)-α dapat dengan

serius merusak sistem mikrosirkulasi endotelium dan meningkatkan permeabilitas

kapiler. Inflamasi yang persisten dapat menyebabkan hipoksia dan systemic

inflammatory response syndrome (SIRS) yang dapat meningkatkan mortalitas dan

menjadi pankreatitis akut berat2,3.

Sekitar 75-85% penyebab pankreatitis akut dapat diidentifikasi. Obstruksi

batu di duktus koledukus (38%) dan alkohol (36%), serta penyebab lainnya1,4.

Etiologi pankreatitis akut oleh karena penyakit biliari (43,8%) dan kecanduan

alkohol (26,5%). Pankreatitis akut oleh karena alkoholik empat kali lebih sering

pada laki-laki (39,1%) dibandingkan perempuan (10,6%). Hiperlipidemia juga

dapat menjadi penyebab pankreatitis akut terutama pada derajat sedang dan berat.

Pankreatitis akut idiopatik pada laki-laki mencapai 16,1% sedangkan pada

perempuan mencapai 16.6%3. Pankreatitis akut juga dapat terjadi setelah

melakukan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) yang

lebih sering terjadi pada perempuan (6%) dibandingkan laki-laki (1.8%).

Akut pankreatitis lebih banyak berkembang menjadi pankreatitis derajat

ringan dan sedang. Sedikit yang berkembang menjadi bentuk pankreatitis berat5.

Mayoritas kasus pankreatitis akut adalah derajat ringan (61,2%), derajat sedang

(30%), dan derajat berat (8,8%).3 Pankreatitis akut dapat menyebabkan gagal

organ multipel atau perubahan nekrotik dari pankreas sehingga meningkatkan

mortalitas dan morbiditas5. Pada pankreatitis akut berat lebih dari 50%

menunjukkan gejala gagal organ pada hari keempat saat dirawat di rumah sakit.

Dalam 72 jam 11 orang akan berkembang menjadi Acute Kidney Injury (AKI) dan

6 orang akan mengalami gagal ginjal6. Untuk derajat ringan mortalitasnya

mencapai 2,22% sedangkan untuk derajat berat mencapai 45,63%5. Kematian 1-2

minggu pada pankreatitis akut oleh karena gagal organ multipel. Kematian

pankreatitis akut berat pada minggu pertama lebih dari setengahnya6. Berdasarkan

Page 5: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

2

penelitian kohort, mortalitas pankreatitis akut secara keseluruhan mencapai 2,83%

(17 kematian/600 pasien). Untuk derajat berat pankreatitis akut mencapai 28,3%,

sedang 0,6%, dan ringan 0,3%2.

Saat ini insiden pankreatitis akut semakin meningkat di seluruh dunia4.

Insiden pankreatitis akut berbeda-beda di masing-masing negara sekitar 10-

100/100.000 orang. Insiden pankreatitis akut pada laki-laki meningkat pada umur

33-38 tahun dan masih tetap tinggi pada usia 68 tahun. Sedangkan pada

perempuan insidennya meningkat pada umur 53-78 tahun. Pankreatitis akut dapat

menyebabkan masuk rumah sakit tiba-tiba untuk adanya gangguan pada

gastrointestinal. Untuk derajat ringan lama dirawat di rumah sakit mencapai

8.3±0.2 hari, sedangkan derajat sedang selama 14.6±0.5 hari, dan derajat berat

mencapai 26.2±3.1 hari3.

Biaya untuk sekali pengobatan, pemeriksaan, dan intervensi mencapai 330

euro (± 4,6 juta rupiah berdasarkan Badan Kebijakan Fisikal Republik Indonesia,

2016) untuk derajat ringan pankreatitis akut dan mencapai 5.750 euro (± 80,6 juta

rupiah) untuk derajat berat pankreatitis akut3. Oleh karena itu, sangat perlu untuk

mengetahui derajat pankreatitis yang ada.

Page 6: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pankreatitis akut adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri

dimana enzim pankreas diaktivasi secara prematur dan mengakibatkan

autodigestif pankreas. Pankreatitis mungkin bersifat akut atau kronis, dengan

gejala ringan sampai berat. Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada

pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif

ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal

yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.1

Secara klinis pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan

kenaikan enzim dalam darah dan urin. Berdasarkan definisi, pada pankreatitis akut

bersifat reversibel jika stimulus pemicunya dihilangkan; pankreatitis kronik

diartikan sebagai desktruksi parenkim eksokrin pankreas yang bersifat

ireversibel.2

2.2 Epidemiologi

Di seluruh dunia, kejadian pankreatitis akut berkisar antara 5 sampai 80

per 100.000 penduduk, dengan insiden tertinggi tercatat di Amerika Serikat dan

Finlandia. Di Eropa dan negara-negara maju lainnya, seperti Hong Kong, lebih

banyak pasien cenderung memiliki pankreatitis batu empedu, sedangkan di

Amerika Serikat, pankreatitis yang berkaitan dengan alkoholisme adalah yang

paling umum.3

Usia rata-rata saat onset tergantung pada etiologi. Berikut ini adalah usia

rata-rata onset untuk berbagai etiologi2:

Terkait dengan alkohol: 39 tahun

Terkait gannguan atau kelainan saluran empedu: 69 tahun

Terkait dengan trauma: 66 tahun

Terkait penggunaan obat-obatan: 42 tahun

Terkait ERCP: 58 tahun

Tetkait penyakit HIV/AIDS: 31 tahun

Terkait penyakit vaskulitis: 36 tahun

Page 7: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

4

Umumnya, pankreatitis akut lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada

perempuan. Pada laki-laki, etiologi lebih sering berhubungan dengan alkohol.

Pada wanita lebih sering berhubungan dengan penyakit saluran empedu.4

2.3 Etiologi

Patogenesis pankreatitis tidak seluruhnya dimengerti, namun hal yang

mungkin penting adalah terhalangnya aliran getah pankreas dan/atau refluks

cairan empedu ke dalam duktus pankreatikus. Beratnya kerusakan pada pankreas

bervariasi mulai dari peradangan ringan dengan edema hingga nekrosis. Pada

pankreatitis kronik, peradangan yang terus berlangsung menyebabkan fibrosis

yang mula-mula terjadi di sekitar duktus asinus namun kemudian di dalam sel-sel

asinar.5 Faktor-faktor etiologi dijabarkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Etiologi pankreatitis akut3

Metabolik Mekanis Vaskuler Infeksi

Alkoholisme Trauma Syok Parotitis

Hiperlipoproteinemia Batu empedu Atheroembolisme Coxsackievirus

Hiperkalsemia Jejas iatrogenik Poliarteritis

nodosa

Mycoplasma pneumoiniae

Obat-obatan Pasca ERCP

Genetik

2.4 Klasifikasi

Berdasarkan pada beratnya proses peradangan dan luasnya nekrosis

parenkim, pankreatitis akut dapat dibedakan menjadi1:

a. Pankreatitis akut tipe intertisial

Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak

didapatkan nekrosis atau perdarahan, atau bila ada, minimal sekali. Secara

mikroskopik, daerah intersitial melebar karena adanya edema ekstraselular,

disertai sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear (PMN). Saluran pankreas dapat

terisi dengan bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinar.

b. Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik

Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan

perdarahan dan inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada

Page 8: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

5

jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh

darah sehingga mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan

retroperitoneal. Bila penyakit berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah

nekrosis yang berdinding, yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat

menimbulkan abses yang purulen. Gambaran mikroskopis adalah adanya nekrosis

lemak dan jaringan pankreas, kantong-kantong infiltrat yang meradang dan

berdarah ditemukan tersebar pada jaringan yang rusak dan mati.

2.5 Patogenesis Pankreatitis Akut

Pankreatitis akut dimulai sebagai suatu proses autodigesti di dalam

kelenjar akibat aktivasi prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam

sel-sel asinar pankreas1. Enzim ini dikeluarkan melalui duktus pankreas.

Gangguan sel asinar pankreas dapat terjadi karena beberapa sebab1,2:

1. Obstruksi duktus pankreatikus.

Penyebab tersering obstruksi adalah batu empedu kecil (microlithiasis) yang

terjebak dalam duktus. Sebab lain adalah karena plug protein (stone protein) dan

spasme sfingter Oddi pada kasus pankreatitis akibat konsumsi alkohol.

2. Stimulasi hormon Cholecystokinin (CCK) sehingga akan mengaktivasi enzim

pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat diet tinggi protein dan lemak

(hipertrigliseridemia) dapat juga karena alkohol.

3. Iskemia sesaat dapat meningkatkan degradasi enzim pankreas. Keadaan ini

dapat terjadi pada prosedur operatif atau karena aterosklerosis pada arteri di

pankreas.

Gangguan di sel asinar pankreas akan diikuti dengan pelepasan enzim

pankreas, yang selanjutnya akan merangsang sel-sel peradangan (makrofag,

neutrofil, sel-sel endotel) untuk mengeluarkan mediator inflamasi (bradikinin,

platelet activating factor (PAF) dan sitokin proinflamasi (TNF- , IL-1 beta, IL-6,

IL-8 dan intercellular adhesive molecules (ICAM 1) serta vascular adhesive

molecules (VCAM) sehingga menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat,

teraktivasinya sistem komplemen, dan ketidakseimbangan sistem

trombofibrinolitik (perdarahan). Neutrofil mempermudah pelepasan superoksida

dan enzim proteolitik (Cathepsins B, D, dan G; kolagenase; serta elastase).

Kondisi tersebut akhirnya memicu terjadinya gangguan mikrosirkulasi, stasis

mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-sel pankreas. Kejadian di atas tidak saja

Page 9: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

6

terjadi lokal di pankreas tetapi dapat pula terjadi di jaringan/organ vital lainnya

sehingga dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun sistemik.5

Gambar 2.1 Patogenesis Pankreatitis Akut5

Secara ringkas progresi pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3 fase

berurutan, yaitu: 1. inflamasi lokal pankreas, 2. peradangan sistemik atau systemic

inflammatory response syndrome (SIRS), 3. disfungsi multi organ atau multiorgan

dysfunctions (MODS). Berat ringannya pankreatitis akut tergantung dari respons

inflamasi sistemik yang diperantarai oleh keseimbangan sitokin proinflamasi dan

antiinflamasi, dan ada tidaknya infeksi baik lokal maupun sistemik. Pada keadaan

dimana sitokin proinflamasi lebih dominan daripada sitokin antiinflamasi (IL-10,

IL-1 receptor antagonist (IL- 1ra)) dan soluble TNF receptor (sTNFR) keadaan

yang terjadi adalah pankreatitis akut berat.1

2.6 Diagnosis

Diagnosis pankreatitis akut dapat dilakukan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.1

2.6.1 Anamnesis

Berdasarkan anamnesis biasanya pasien datang ke tempat pelayanan

kesehatan dengan keluhan berupa nyeri perut tiba-tiba pada kuadran kiri atas,

regio periumbilikal, dan atau epigastrium.6,7 Nyeri dirasakan sangat sakit

Page 10: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

7

kemudian dirasakan semakin konstan. Nyeri menjalar melalui perut ke dada atau

punggung tengah. Nyeri memberat setelah makan atau minum seperti makanan

berlemak. Membaik saat posisi duduk6. Keluhan lainnya seperti mual dan muntah

memberat saat posisi terlentang. Sering juga merasa perut penuh, distensi, feses

berwarna pucat, penurunan pengeluaran urin, dan mengalami cegukan. Selain itu

bisa juga mengalami sinkop atau demam.7

2.6.2 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan akut pankreatitis dapat normal atau

demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis. Pemeriksaan perut secara

tipikal mengalami nyeri tekan pada saat palpasi, kemungkinan adanya tanda iritasi

peritoneal, distensi, atau keras. Suara usus menurun, ikterik bisa juga terjadi. Pada

keadaan yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran. Dua tanda fisik ditemukan

berhubungan dengan pankreatitis yaitu Cullen sign (ekimosis dan edema pada

jaringan subkutan sekitar umbilikal) dan Grey Turner sign (ekimosis di badan) .7

Tanda ini menunjukkan adanya pankreatitis akut berat dengan tingkat mortalitas

yang tinggi.8

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat membantu diagnosis, hal ini dapat

mengklasifikasikan beratnya penyakit dan memprediksi prognosisnya.4

a. Pemeriksaan Laboratorium

- Kadar Lipase dan Amilase

Pemeriksaan tingkat lipase lebih sensitif dan spesifik daripada pemeriksaan

tingkat amilase oleh karena amilase juga diproduksi oleh kelenjar saliva dan

kadarnya dapat normal pada kondisi pankreatitis alkoholik recurrent. Pada hari

0-1 serum lipase memiliki sensitivitas 100% dibandingkan dengan serum

amilase dengan sensistivitas 95%. Pada hari 2-3 sensitivitasnya mencapai 85%

dan spesifitas lipase 82% dibandingkan serum amilase yang hanya 68%.6

Kadar amilase dan lipase lebih tinggi tiga kali lipat dari kadar normal

menunjukkan adanya pankreatitis.4,7 Serum amilase akan kembali normal

Page 11: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

8

dalam 3-5 hari. Rasio lipase dan amilase lebih besar dari 4 menunjukkan

bahwa penyebabnya adalah alkoholik.7

- Pemeriksaan C-reactive protein (CRP)

Kadar serum CRP lebih dari 150 mg/dL atau 14.286 nmol/L dalam 48 jam

masuk rumah sakit menunjukkan bentuk pankreatitis akut berat dari

pankreatitis akut ringan. Jika tingkat serum CRP lebih dari 180 mg/dL dalam

72 jam berhubungan dengan adanya nekrosis pankreas. Serum CRP mencapai

puncaknya pada 36-72 jam setelah gejala muncul sehingga tidak membantu

jika dilakukan pada awal masuk rumah sakit.4

b. Pemeriksaan Radiologi

Semua pasien yang mengalami pankreatitis akut dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi (USG)6,10. Hal ini akan sangat membantu diagnosis pankreatitis

yang disebabkan oleh batu kelenjar empedu. Pada kondisi gas saluran

pencernaan saling tumpang tindih atau batu empedu pada bagian distal saluran

empedu akan sangat susah mendeteksinya.7

Pemeriksaan Contrast-enhaced computed tomography (CECT) merupakan

standar diagnosis yang dapat digunakan. Merupakan pilihan utama yang dapat

digunakan pada pasien dengan nyeri perut yang berat dan ketika diduga adanya

pankreatitis nekrotik. Sangat baik dilakukan pada 48-72 jam6. CT scan tidak

perlu dilakukan pada kondisi pasien stabil dengan pankreatitis akut ringan.7

Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) memiliki

sensitivitas 79% dan spesifitas 92% dibandingakan dengan pemeriksaan CT

scan. Pemeriksaan ini sangat membantu pada kondisi penggunaan kontras

dikontraindikasikan (disfungsi renal). Direkomendasikan pada pasien dengan

peningkatan enzim hati dan Common Bile Duct (CBD) bila tidak dapat di

evaluasi dengan USG.6 Pemeriksaan dengan Endoscopic Retrograde

Cholangiopancreatography (ERCP) dapat membantu dalam mendiagnosis

penyebab pankreatitis akut oleh karena choledocholithiasis.7

Page 12: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

9

2.7 Penatalaksanaan

2.7.1 Penatalaksanaan Pankreatitis Akut Ringan

Penatalaksanaan pada pasien pankreatitis akut meliputi non-operasi dan

operasi. Pada tiga hari pertama penting untuk menentukan tingkat keparahan

pankreatitis, memberikan terapi suportif dan evaluasi respons terapi. Pasien

dengan skor APACHE > 8, komorbid berat dan gagal organ perlu dirawat di ruang

perawatan intensif.1,7 Hidrasi intravena agresif sedini mungkin, kontrol nyeri, dan

bowel rest merupakan salah satu penatalaksanaan non-operasi.6,7 Pankreatitis akut

ringan dapat dirawat di rumah tapi kebanyakan memerlukan perawatan di rumah

sakit. Nutrisi dan hidrasi dapat diberikan melalui cairan yang jernih dan kontrol

nyerinya dengan narkotik oral.10 Hal ini perlu dilakukan karena kehilangan cairan

sering akibat muntah, penurunan intake oral, cairan pada ruang ketiga,

peningkatan kehilangan cairan melalui respirasi, dan diaphoresis.6

Hidrasi akan mencegah komplikasi serius dari nekrosis pankreatik. Hidrasi

yang agresif dilakukan dalam 12-24 jam perawatan dengan monitoring

hematokrit, BUN, dan kreatinin. Pemberian cairan dengan cairan Ringer Laktat

lebih baik dibandingkan dengan Normal salin 0,9% oleh karena dapat lebih

merusak sel asinar pankreas dan menimbulkan gap non-anion, serta hiperkloremia

asidosis metabolik.6 Awalnya diberikan 20 ml per kg dalam waktu 60 sampai 90

menit. Lalu diikuti 250-500 ml per jam untuk 48 jam selanjutnya untuk

mempertahankan urine output 0,5 ml per kg/jam dan menurunkan kadar BUN.

Hati-hati apabila ada komorbid penyakit jantung dan ginjal.1

Pada kondisi usus harus diistirahatkan dalam waktu yang lama dapat

diberikan nutrisi parenteral. Akan tetapi, nutrisi parenteral dapat menyebabkan

atrofi jaringan limfoid usus (GALT), terganggunya fungsi limfosit sel T dan sel B,

menurunnya aktivitas kemotaksis lekosit dan fungsi fagositosis, serta

meningkatnya permeabilitas dinding usus yang dapat mempermudah terjadinya

translokasi bankteri, endotoksin, dan antigen yang masuk ke dalam sirkulasi.1

Meta analisis menunjukkan nutrisi melalui nasojejunal dapat menurunkan

infeksi, menurunkan intervensi bedah, dan memperpendek lama perawatan di

rumah sakit dibandingkan melalui nasogastric tube (NGT).7 Hal ini karena

pemberian nutrisi melalui NGT lebih berisiko menyebabkan pneumonitis aspirasi

dan meningkatkan sekresi enzim.1 Nasogastrik dan nasojejunal memiliki

keamanan dan efektivitas yang mirip.10 Pemberian cairan oral dapat dilakukan

Page 13: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

10

bila nyeri sudah terkontrol atau tidak memerlukan obat-obatan narkotik. Diet yang

dianjurkan yaitu bentuk cair atau padat lunak kemudian bertahap dengan rendah

lemak diet regular.1,7 Pada pankreatitis akut berat diberikan nutrisi enteral. Nutrisi

parenteral dapat diberikan apabila nutrisi enteral tidak bisa diberikan. Nutrisi

enteral dapat ditunda pada pasien syok, perdarahan gastrointestinal masif,

obstruktif intestinal, fistula jejunum, dan enteroparalisis berat.1

Sekitar 1/3 pankreatik nekrotik akan mengalami infeksi. Penyebab infkesi

terbanyak yaitu Escherechia coli (34%), Enterococcus (25%), Klebsiella sp.

(15%), Staphylococcus epidermidis (15%), Staphylococcus aureus (14%),

Pseudomonas (7%), dan Candida sp. (11%). Lebih banyak infeksi monomikrobial

(66%) dibandingkan polimikrobial (34%).1 Infeksi dapat pada pankreas (nekrosis

infeksi) dan ekstrapankreas (kolangitis, infeksi yang didapat dari kateter,

bakteremia, infeksi saluran kencing, dan pneumonia). Nekrosis infeksi 27% terjadi

dalam 14 hari, studi lain menunjukkan bahwa setengah dari infeksi dapat terjadi

dalam 7 hari setelah masuk rumah sakit.9 Berdasarakan review Cochrane, tidak

ada perbedaan yang signifikan antara pemberian profilaksis antibiotik dan

nonprofilaksis antibiotik terhadap mortalitas dan nekrosis pankreatitis. Namun

pemberian imipenem/cilastatin (Primaxin) sebagai monoterapi dapat menurunkan

infeksi pankreas. Imipenen dengan dosis 0,5 gram/8 jam intravena.7 Sedangkan

menurut The American Gastroenterological Association guidelines

merekomendasikan profilaksis antibiotik pada infeksi ekstrapankreas tapi tidak

pada pankreatitis akut berat atau nekrosis steril.6

Menurut Gang et al, dalam 10 tahun perawatan 47 dari 80 pasien sukses

diobati dengan pemberian antibiotik pada infeksi nekrosis pankreas. Mortalitas

dengan penggunaan antibiotik hanya 23% jika dibandingkan dengan metode

operasi yaitu mencapai 54%.6 Antibiotik yang bisa digunakan yaitu karbapanem,

quinolon, metronidazol dan sefalosporin dosis tinggi.1 Adanya nekrosis terinfeksi

harus dipertimbangkan pada pasien dengan pankreatitis atau nekrosis ekstra-

pankreas yang tidak membaik setelah perawatan selama 7–10 hari. Pada pasien ini

diperlukan tindakan aspirasi jarum halus dengan panduan Ultrasonography (USG)

atau CT scan sebagai dasar panduan pemberian antibiotik atau antibiotik empiris

segera diberikan seandainya tidak dilakukan aspirasi jarum halus.1,9 Pemeriksaan

kultur dan sensitivitas sebagai pedoman pemberian antibiotik yang tepat.1

Page 14: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

11

Dalam 48-72 jam perawatan dilakukan monitoring keadaan pasien.

Tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen, jumlah urin diperiksa setiap satu

hingga dua jam9. Kebutuhan cairan tubuh dinilai setiap 6 jam selama 24-48 jam.1

Jika terjadi hipotensi, hipoksemia, atau oligouria yang menunjukkan tidak

responsif terhadap pemberian cairan, maka sebaiknya dikirim ke unit intensif.9

Pemeriksaan fisik dilakukan setiap 4-8 jam, perhatikan adanya gangguan status

mental atau kekakuan pada perut yang dapat menunjukkan abdominal

compartment syndrome atau cairan dalam rongga ketiga. Pemeriksaan darah

lengkap, kalsium, magnesium, glukosa serum, dan tingkat BUN sebaiknya

diperiksa setiap 12 jam (tergantung kondisi pasien). Computed tomography (CT)

awal dilakukan setelah 72-96 jam dari onset sakit. CT dapat diulang apabila

respon terhadap standar terapi tidak bagus untuk mengevaluasi komplikasi atau

perburukan pankreatitis1,10. Hasil dari pemeriksaan CT dapat dinilai berdasarkan

CT Severity Indeks (CSI). Skor ≥5 menunjukkan mortalitasnya 15 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan skor dibawah 5.7

Penatalaksanaan bedah sering dilakukan pada pankreatitis yang

berhubungan dengan batu empedu. Kolesistektomi pada dalam 48 jam setelah

keluhan dapat mengurangi waktu dirawat di rumah sakit.7 Selain itu,

kolesistektomi yang dilakukan seawal mungkin tidak meningkatkan risiko

komplikasi sekunder dari operasi. Operasi tidak dilakukan pada pankreatitis akut

nekrosis sampai inflamasinya berkurang dan akumulasi cairan tidak lagi

meningkatkan ukurannya.7 Penatalaksanaan operasi melalui ERCP berkorelasi

dengan koledokolitiasis. Tetapi konsensus menyarankan pelaksanaan ERCP tidak

rutin dilakukan. Pada kolangitis akut atau serum bilirubin >5 mg/dl ERCP masih

bermanfaat. ERCP dapat digunakan mengidentifikasi disrupsi ductus pankreatik

pada pankreatitis akut berat dan intervensi pada sindrom dislokasi ductus.8,9

ERCP dapat mengurangi perkembangan pankreatitis akut menjadi berat

jika dilakukan prosedur ini dalam 72 jam setelah masuk rumah sakit.6 ERCP juga

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kolangitis sebesar 61%. Komplikasi

yang ditimbulkan dalam 24 jam setelah dirawat di rumah sakit dengan ERCP

lebih rendah dibandingkan dengan tidak dilakukan prosedur ini yaitu 15%:54%.

Selain itu, ERCP juga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada

komplikasi pankreatitis akut hingga 96,97%. Tetapi sebaiknya prosedur ini tidak

dilakukan pada pankreatitis akut berat9. ERCP dengan sphincterotomy dapat

Page 15: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

12

menurunkan mortalitas hingga 4%. Pada pankreatitis akut berat atau nekrosis

infeksi atau koleksi cairan persisten diperlukan aspirasi perkutan dengan bantuan

CT atau operasi debridement.10

Gambar 2.2 Bagan Penanganan Awal Pankreatitis Akut (0-72 jam)1

2.7.2 Penatalaksanaan Pankreatitis Akut Berat

Pada saat ini terapi pankreatitis akut berat telah bergeser dari tindakan

pembedahan awal ke perawatan intensif agresif. Seiring dengan berkembangnya

radiologi dan endoskopi intervensi, tindakan bedah dapat diminimalisasi.

Intervensi untuk mengatasi komplikasi lokal pankreatitis akut berat adalah: (1)

ERCP dan sfingterotomi untuk menghilangkan sumbatan dan evakuasi batu di

duktus koledokus, (2) kolesistektomi laparoskopi ditujukan untuk mengangkat

Page 16: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

13

batu empedu, (3) drainase cairan menggunakan kateter perkutan baik dengan

panduan USG maupun CT scan atau transluminal endoskopik, (3) nekrosektomi

melalui transluminal endoskopik, nekrosektomi transabdomen laparoskopi, atau

debridement retroperitoneal yang dipandu dengan video (video-assisted

retroperitoneal debridement), (4) laparotomi terbuka direkomendasikan untuk

mengevakuasi timbunan cairan yang sudah dibungkus dengan kapsul yang tebal

(walled–off).10

Tindakan bedah terbuka menjadi pilihan utama apabila rumah sakit tidak

mempunyai fasilitas, peralatan dan keterbatasan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi metode invasif minimal. Indikasi intervensi pankreatitis akut

adalah (1) pankreatitis nekrosis terinfeksi, (2) pankreatitis nekrosis steril dengan

penyulit (misalnya adanya obstruksi duktus koledokus, gastric outlet obstruction),

(3) gagal organ multipel yang tidak membaik dengan terapi yang diberikan selama

di ICCU, (4) pseudokista pankreas simptomatik, (5) pankreatitis biliar akut

dengan kolangitis, (6) pankreatitis akut dengan batu empedu.5,10,11

2.7.2.1 Manajemen Traktus Biliar

Berdasarkan studi kohort dan satu uji klinis yang melibatkan 998 pasien

pankreatitis biliar yang tidak atau yang menjalani tindakan kolesistektomi, 95

pasien (18%) yang tidak menjalani kolesistektomi mengalami rekurensi dalam

waktu 90 hari sejak keluar rumah sakit dibandingkan yang menjalani

kolesistektomi tidak mengalami rekurensi sama sekali (p < 0,0001).10

International Association of Pancreatology (IAP) (2013) dan ACG (2013)

merekomendasikan agar segera dilakukan tindakan kolesistektomi pada pasien

dengan pankreatitis biliar ringan sebelum pasien keluar dari rumah sakit.8

ERCP direkomendasikan pada pankreatitits biliar akut ringan yang disertai

kolangitis dan dilakukan segera (<24 jam). Kolestektomi sebaiknya ditunda

khususnya pada pasien pankreatitis akut berat atau pada keadaan dimana cairan

dan jaringan nekrotik belum terkapsulasi. Pada pasien pankreatitis biliar yang

sudah menjalani tindakan sfingterotomi dan layak menjalani pembedahan,

kolesistektomi disarankan, mengingat ERCP dan sfingterotomi mencegah

rekurensi dari pankreatitis biliar. Tindakan kolesistektomi pada pasien

peripankreatitis sebaiknya ditunda sampai terbentuk cairan yang terkapsulasi atau

6 minggu setelah onset sakit ERCP direkomendasikan pada pankreatitis biliar akut

yang terbukti disertai batu di duktus koledokus.1

Page 17: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

14

2.7.2.2 Indikasi Intervensi Pankreatitis Nekrosis

Tindakan debridement (necrosectomy) merupakan baku emas pada

pankreatitis nekrosis akut terinfeksi dan nekrosis peripankreatik.10 Menurut IAP

(2013) indikasi intervensi baik itu melalui prosedur radiologi, endoskopis atau

pembedahan pada pankreatitis nekrosis adalah (1) kecurigaan atau sudah terbukti

adanya pankreatitis nekrosis yang terinfeksi dengan pemburukan keadaan klinis,

khususnya dilakukan setelah jaringan nekrosis sudah terkapsulasi dengan dinding

yang tebal (walled-off necrosis), (2) pankreatitis nekrosis steril dengan gagal

organ yang terus berlangsung beberapa minggu setelah onset pankreatitis akut,

khususnya dilakukan setelah jaringan nekrosis sudah dikapsulasi dengan dinding

yang tebal (walled-off necrosis).8

Pankreatitis nekrotika akut steril tidak perlu tindakan bedah, cukup

konservatif kecuali terjadi pankreatitis akut fulminan. Indikasi intervensi

pankreatitis nekrosis steril adalah (1) Obstruksi biliar, intestinal atau gastric outlet

karena tekanan jaringan nekrotik dan cairan yang terkapsulasi (walled–off

necrosis), (2) pasien dengan walled–off necrosis tanpa tanda infeksi namun masih

mengalami gejala persisten (misalnya nyeri perut), (3) sindrom kebocoran duktus

pankreatikus (disconnected duct) dengan gejala persisten (misalnya nyeri atau

obstruksi) dengan nekrosis tanpa adanya infeksi (kira kira > 8 minggu setelah

onset pankreatitis akut) .12

Waktu intervensi pankreatitis nekrotik menentukan respon klinis. Pendapat

bahwa intervensi harus dilakukan sedini mungkin pada kasus pankreatitis nekrotik

terinfeksi mulai ditinggalkan. Dari studi retrospektif disimpulkan bahwa 53 pasien

dengan pankreatitis nekrotikan terinfeksi yang diobati secara operatif, penundaan

pembedahan menurunkan 22% kematian. Meskipun pasien dengan pankreatitis

nekrosis yang tidak stabil memerlukan tindakan debridement segera, konsensus

terkini merekomendasikan agar pasien yang stabil harus diberikan antibiotik

terlebih dahulu sebelum intervensi untuk menekan reaksi inflamasi. Apabila

keadaan pasien masih belum membaik dan nekrosis infeksi belum mereda,

nekrosektomi invasif minimal melalui radiologi, endoskopis atau laparoskopi

perlu dipertimbangkan untuk dilakukan.5

Van Santvoort dkk (2010) melakukan penelitian mengenai metode

nekrosektomi terbuka dibandingkan pendekatan bertingkat atau stepup approach

(intervensi drainase perkutan dan bila perlu ditindaklanjuti dengan nekrosektomi

Page 18: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

15

retroperitoneal invasif minimal) pada pasien dengan pankreatitis nekrosis

terinfeksi. Mereka menyimpulkan bahwa prosedur invasif minimal pada

pankreatitis nekrosis terinfeksi menurunkan komplikasi utama (gagal organ,

perforasi organ viseral atau perdarahan) dan kematian dibandingkan pembedahan

terbuka.6

Menurut IAP (2013), untuk pasien yang terbukti atau dicurigai menderita

pankreatitis nekrosis infeksi, tindakan intervensi (drainase kateter perkutan,

nekrosektomi/ drainase transluminal endoskopis, invasif minimal atau

nekrosektomi terbuka) sedapat mungkin ditunda paling tidak 4 minggu sejak onset

sakit sampai jaringan nekrotik dan cairan sudah terkapsulasi menjadi walled–off

necrosis.8 Pada umumnya pankreatitis edematosa interstisial dengan timbunan

cairan akan diresorpsi dalam waktu 7–10 hari, hanya 6,8% kasus kemudian

menjadi pseudokista. Pseudokista asimptomatik tidak memerlukan intervensi,

tetapi dalam perjalanannya pseudokista dapat berubah karakter menjadi

simptomatik. Apabila pseudokista menimbulkan gejala pilihan terapi adalah

dekompresi melalui drainase perkutan atau endoscopic cyst gastrostomy dengan

panduan ultrasound endoskopi. Tindakan bedah terbuka menjadi pilihan apabila

pseudokista bersifat kompleks, multipel, atau adanya komplikasi seperti fistula,

ruptur dan perdarahan.9

Gambar 2.3 Algoritma Penatalaksanaan Pankreatitis Akut Berat1

Page 19: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

16

2.8 Komplikasi

Berdasarkan klasifikasi Atlanta 2012, komplikasi pankreatitis akut dibagi

menjadi komplikasi gagal organ dan sistemik serta komplikasi lokal. Sistem organ

yang dinilai sehubungan dengan gagal organ adalah respirasi, jantung dan ginjal.

Frekuensi terjadinya gagal organ pada pasien dengan pankreatitis akut berat yaitu

gagal organ multipel (27%), gagal respirasi (46%), gagal ginjal (16,2%), gagal

jantung (17,6%), gagal hati (18,9%), dan perdarahan saluran cerna (10,8%).

Angka mortalitas akibat gagal organ multipel sebesar 45%. Gagal organ diartikan

sebagai nilai skor ≥ 2 untuk satu dari tiga sistem organ menggunakan sistem skor

dari Marshall (Tabel 2.4). Komplikasi sistemik dinilai berdasarkan adanya

eksaserbasi dari penyakit penyerta yang sudah ada, seperti: penyakit jantung

koroner atau penyakit paru obstruktif kronis, yang dipicu oleh pankreatitis akut1.

Tabel 2.2 Sistem Skor Marshall untuk Menilai Gagal Fungsi Organ1

Komplikasi lokal secara morfologi pankreatitis akut dibedakan menjadi

dua, yaitu pankreatitis edematosa interstisial dan pankreatitis nekrosis. Bentuk

dari komplikasi lokal pankreatitis edematosa interstisial adalah timbunan akut

cairan peripankreatik (acute collection of peripancreatic fluid) dan pesudokista

pankreas (pancreatic pseudocyst). Pada pasien yang menderita pankreatitis akut,

organ pankreas mengalami pembesaran difus oleh karena proses edema inflamasi.

Pada pemeriksaan CECT parenkim pankreas memperlihatkan gambaran homogen,

terkadang ditemukan cairan di bagian tepi atau yang dikenal sebagai acute

collection of peripancreatic fluid.. Sementara itu, gejala klinis pankreatitits

edematosa interstisial biasanya akan berkurang dalam minggu pertama. Namun

apabila akumulasi cairan tersebut tidak diserap, cairan akan dilapisi oleh dinding

inflamasi yang dikenal sebagai pseudokista pankreas1.

Page 20: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

17

Pseudokista terjadi sekitar 10% dari pankreatitis akut dan menyebabkan

sekitar 80% lesi kistik pankreas. Jumlah pseudokista bisa tunggal atau multipel,

dan berada di dalam atau di luar pankreas dengan ukuran bervariasi. Pankreatitis

nekrosis merupakan komplikasi lokal yang terjadi pada sekitar 10%–20% pasien

dengan pankreatitis akut. Pankreatitis nekrosis ditandai dengan adanya jaringan

nekrotik di parenkim dan atau di peripankreatik. Diagnosis pankreatitis nekrosis

ditegakkan melalui pencitraan dan didefinisikan sebagai adanya > 30% kurang

atau tidak adanya penyangatan (non-enhancement) pada pemeriksaan

menggunakan CECT.1

Jaringan yang mengalami nekrosis dapat berasal dari parenkim pankreas

atau jaringan peripankreas dan secara morfologis berupa debris atau cairan yang

terlokalisir, dikenal sebagai acute necrotic collection. Pankreatitis nekrosis dapat

bersifat steril (sterile necrosis) atau terinfeksi (infected necrosis). Pankreatitis

nekrosis steril terbentuk sekitar 10-14 hari dari onset sakit. Setelah kurang lebih 4

minggu acute necrotic collection mengecil (namun jarang sekali menghilang) dan

dilapisi oleh dinding inflamasi yang tebal dan kokoh yang berisi debris dan cairan,

dikenal sebagai walled-off necrosis.1,12 Pada kondisi tertentu pankreatitis nekrosis

yang semula bersifat steril dapat terkontaminasi mikroorganisme yang berubah

menjadi pankreatitis nekrosis terinfeksi, yang mempunyai risiko mortalitas

mencapai 20%–30%. Diagnosis pankreatitis nekrosis terinfeksi ditegakkan

melalui aspirasi jarum halus dipandu dengan CT scan. Selain itu, adanya infeksi

dapat diduga apabila pada pemeriksaan CECT didapatkan gambaran gas di

parenkim pankreas atau peripankreas.1

2.9 Prognosis Pankreatitis Akut

Mortalitas pada pankreatitis akut mencapai 21%. Pankreatitis akut berat

mortalitasnya mencapai 45,63% dibandingkan pankreatitis akut ringan yang

hanya 2,22%. Kematian pada minggu pertama perawatan di rumah sakit sering

akibat Multi Systemic Organ Failure (MSOF). Sedangkan kematian pada fase

lambat sering akibat komplikasinya yaitu nekrosis pankreas dan MSOF.10

Menentukan prognosis dapat dengan menggunakan kriteria Ranson atau Apache

II. Kriteria prognostik Ranson dibagi menjadi saat masuk rumah sakit dan 48 jam

setelah dirawat di rumah sakit. Selama 48 jam perawatan, bila terdapat ≥3 pada

kriteria Ranson, pasien dianggap menderita pankreatitis akut berat.

Page 21: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

18

Tabel 2.3 Kriteria Ranson9

Penggunaan skor APACHE II ≥ 8 (Acute Physiologic and Chronic Health

Evaluation), disfungsi organik (syok, SBP <90 mmHg, gagal ginjal, kreatinin > 2

mg/dl setelah hidrasi), komplikasi lokal (nekrosis, pseudokista atau abses),

komplikasi lokal (DIC, platelet <100.000/mm3, fibrinogen <100 mg/dl, degradasi

produksi fibrinogen > 80 mcg/ml, kalsium <7,5 mg/dl) menunjukkan bentuk berat

dari pankreatitis akut berdasarkan kriteria Atlanta 2012.9

Page 22: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

19

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : NWN

Nomor RM : 16050852

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 63 tahun

Alamat : Canggu, Badung

Bangsa : Indonesia

Suku : Bali

Agama : Hindu

Pekerjaan : Petani

Status : Menikah

Pendidikan : -

Tanggal MRS : 22 November 2016 pukul 12.48 WITA

Tanggal Pemeriksaan : 15 Desember 2016 pukul 11.00 WITA

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama

Nyeri Perut

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan nyeri perut dirasakan tiba-tiba pada daerah epigastrium sejak

pagi hari. Dua bulan lalu nyeri juga dirasakan tapi tidak seberat saat ini

nyerinya. Nyeri dirasakan seperti tertusuk dan sangat sakit sehingga pasien

tidak bisa berdiri. Keluhan dirasakan terus menerus, awalnya hanya di perut

sakitnya kemudian menjalar hingga ke punggung kiri. Dikatakan keluhan

memberat saat mau makan nasi atau minum air. Membaik saat tiduran

dengan posisi setengah duduk. Awalnya pasien pergi ke toilet pada pagi

harinya untuk buang air besar, lalu pasien tiba-tiba merasakan nyeri di

perutnya. Sakit perutnya tidak tertahankan sehingga pasien dibawa ke

rumah sakit.

Page 23: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

20

Keluhan lainnya yaitu mual. Mual dirasakan sejak siang hari pada

waktu itu. Keluhan dirasakan kadang-kadang. Sehari sebanyak 3-5 kali

setelah makan nasi. Hal ini membuat pasien tidak nafsu makan. Memberat

setelah makan-makanan berkuah atau berlemak. Membaik saat minum air

hangat. Awalnya pasien merasa nyeri perut pada pagi harinya, lalu pasien

merasa mual pada siang harinya. Semakin hari mual dirasakan makin sering

tapi tidak bisa muntah. Sebelumnya pasien tidak merasa mual.

Keluhan lainnya yaitu demam seluruh tubuh sejak 2 bulan lalu.

Demam dirasakan hingga membuat pasien gelisah. Suhu aksilla dikatakan

hingga 37,4-37,6 0 C (pasien memiliki termometer di rumah). Demam

dikatakan hilang timbul memberat saat sore hari dan hilang saat malam hari

dan pagi hari. Membaik dengan istirahat dan minum jahe dan obat

paracetamol tablet 500 mg yang diminum tiga kali sehari. Awalnya

mengalami nyeri perut sejak 2 bulan yang lalu, demam terus dirasakan

hingga operasi dilakukan di rumah sakit Manuaba. Setelah operasi

dikatakan demam masih tetap dirasakan namun tidak sesering sebelum

operasi.

Keluhan lain seperti buang air besar (BAB) seperti dempul dikatakan

ada 2 bulan yang lalu, namun setelah dioperasi dikatakan kembali normal.

Selain itu dikatakan 2 bulan lalu matanya menguning seperti kulit jeruk.

Berlangsung selama sehari lalu setelah operasi dikatakan warna matanya

tidak menguning lagi.

Pasien sempat mendapatkan obat yang didapatkan di rumah sakit

Manuaba 2 bulan sebelumnya. Pasien dan keluarga hanya ingat

mendapatkan obat penghilang mual berupa Acytral. Obat tersebut diminum

2 sendok setelah makan sebanyak 3 kali. Obat tersebut rutin diminum

selama 2 bulan ini. Pasien juga mendapatkan obat paracetamol tablet 500

mg yang diminum sebanyak 3 kali atau saat sakit. Selain obat itu juga

diberikan antibiotik yang berwarna putih sebanyak 3 kali namun pasien dan

keluarga lupa nama obatnya. Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan

sebelumnya.

Page 24: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

21

Riwayat penyakit dahulu

Dua bulan lalu pasien didiagnosis ada penyumbatan saluran empedu

oleh dokter di RSU Manuaba. Disana dilakukan operasi oleh tim dokter

berupa pengangkatan kandung empedu. Riwayat operasi selain itu

disangkal. Tidak pernah mengalami penyakit hemolitik, penyakit hati

(sirosis), dan pankreas sebelumnya. Tidak ada riwayat trauma pada perut,

tidak ada pernah digigit ular atau kalajengking. Tidak ada riwayat penyakit

diabetes mellitus dan gangguan kolesterol. Riwayat menggunakan pil KB

selama ±30 tahun. Menstruasi terkahir dikatakan 15 tahun yang lalu. Tidak

pernah mengalami penyakit lambung sebelumnya.

Riwayat penyakit dalam keluarga

Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada mengalami hal

yang sama dengan pasien. Tidak pernah mengalami penyakit hepatitis,

penyumbatan saluran empedu, dan gangguan pankreas dalam keluarga.

Tidak ada yang mengalami gangguan kolesterol dan penyakit diabetes

mellitus.

Riwayat sosial

Pasien tidak bekerja. Pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya

semenjak sakit. Sebelumnya pasien biasa menyapu taman di rumah,

aktivitas makan dan mandi dilakukan secara mandiri. Pasien tidak ada

riwayat minum alkohol. Pasien makan dan minum teratur tapi ketika remaja

suka makanan berminyak dan gorengan. Pasien obesitas sejak muda dan

jarang berolahraga ketika remaja hingga sekarang.

3.3 Pemeriksaan Fisik (15 Desember 2016)

Status Present :

Keadaan umum : Sakit sedang

Kesadaran : Kompos mentis (GCS : E4V5M6 )

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 18 kali/menit

Suhu badan : 37º C

Page 25: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

22

VAS : 1/10

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 70 kg

BMI : 27,34 kg/m2

Status General :

Mata : Anemis -/-, ikterus -/- , refleks pupil +/+ isokor,

edema palpebra -/-

THT :

Telinga : Bentuk dalam batas normal, hiperemis -/-, sekret

-/-

Hidung : Bentuk dalam batas normal, hiperemis -/-, sekret

-/-

Tenggorokan : Tonsil T1/T1 hiperemi (-), faring hiperemi (-),

lidah normal

Bibir : Sianosis (-), kering (-)

Mulut : Hipertrofi gusi (-), perdarahan gusi (-), Atrofi

papil lidah (-)

Leher : Pembesaran kelenjar (-), JVP PR + 0 cmH2O

Thorax : Simetris (+), retraksi (-)

Cor

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas atas : ICS II

Batas bawah : ICS V

Batas kanan : Parasternal line dekstra setinggi

ICS V

Batas kiri : Midclavicular line sinistra ICS V

Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)

Pulmo

Inspeksi : Simetris, statis, dan dinamis, retraksi (-)

Palpasi : Vocal fremitus N N

N N

N N

Page 26: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

23

Perkusi : Sonor Sonor

Sonor Sonor

Sonor Sonor

Auskultasi : Vesikuler + +, Rhonchi - - , Wheezing - -

+ + - - - -

+ + - - - -

Abdomen

Inspeksi : Distensi (-), bekas operasi ada dari regio

epigastrium hingga suprapubik membujur sejajar

sternal line. Ekimosis dan edema tidak ada.

Auskultasi : Bising usus (+) menurun

Perkusi : Timpani (+), Shifting Dullness (-), traube pace

redup

Hati: membesar 1 cm dibawah midclavicular line

dekstra. Lien dullness MCL sinistra.

Palpasi :- Nyeri tekan (+) daerah epigastrium hingga

hipokondrik dekstra,

- Hepar teraba 14 cm dibawah arcus costalis, tepi

tajam, permukaan licin, nyeri tekan minimal

- Lien teraba 1 cm ke medial saat inspirasi pada

midclavicular line sinistra. Tidak ada nyeri

tekan.

Ekstremitas:

Akral Hangat + + Edema - -

+ + - -

Page 27: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

24

3.4 Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap di RSUP Sanglah

Parameter Hasil

(22/11/2016)

Hasil

(25/11/2016)

Hasil

(6/12/2016)

Satuan Nilai Normal

WBC 14,94 (T) 6,43 4,89 103/uL 4,1 - 11,0

- NE % 83,87 (T) 56,43 53,59 % 47 - 50

- LY % 10,69 (R) 31,42 35,40 % 13,0 - 40,0

- MO % 8,95 6,66 5,57 % 2,0 - 11,0

- EO % 0,84 5,89 3,27 % 0,0 - 5,0

- BA % 0,65 0,59 1,12 % 0,0 – 2,0

- NE # 12,66 (T) 3,56 3,45 103/uL 2,50 – 7,50

- Ly # 1,53 2,02 3,33 103/uL 1,00 – 4,00

- MO # 0,42 0,49 0,55 103/uL 0,10 – 1,20

- EO # 0,47 0,37 0.44 103/uL 0,00 – 0,50

- BA # 0,03 0,06 0,04 103/uL 0,0 – 0,1

RBC 5,35 (T) 4,68 4,61 106/uL 4,0 - 5,2

HGB 15,39 14,76 14,55 g/dl 12,0 - 16,0

HCT 39,91 38,84 38,55 % 36,0 - 46,0

MCV 93,29 90,22 93,34 fL 80,0 - 100,0

MCH 28,76 29,78 28,89 pg 26,0 - 34,0

MCHC 31,82 32,84 33,34 g/dl 31,0 - 36,0

RDW 14,05 12,00 12,22 % 11,6 - 14,8

PLT 66,66 148,7 330,6 103/uL 140 - 440

Kimia Klinik (22/11/2016)

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan

Bilirubin Total 1,10 mg/dl 0,30 – 1,30

Bilirubin direk 0,79 mg/dl 0,00 – 0,30 Tinggi

Bilirubin Indirek 0,31 Mg/dl

AST / SGOT 155 U/L 11,00 – 33,00 Tinggi

ALT / SGPT 88,7 U/L 11,00 – 50,00 Tinggi

Gamma GT 193 U/L 11,00 – 49,00 Tinggi

Protein Total 7,3 g/dl 6,40 – 8,30

Albumin 4,3 g/dl 3,40 – 4,80

Globulin 2,97 3,2 – 3,7 Rendah

BUN 7,00 Mg/dl 8,00 – 23,00 Rendah

Kreatinin 0,75 Mg/dl 0,70 – 1,20

Natrium (Na) - Serum 140 mmol/L 136 - 145

Kalium (K) - Serum 4,23 mmol/L 3,50 – 5,10

Glukosa Darah Sewaktu 104,00 Mg/dl 70,00 – 140,00

Page 28: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

25

Kimia Klnik

Parameter

Hasil

Amilase Lipase Satuan

Rentang Normal 25,00 – 120,00 13 – 60 UL

25/11/2016 129,1 (T) 277,0 (T) UL

27/11/2016 76,7 150,0 (T) UL

28/11/2016 114,4 97,9 (T) UL

01/12/2016 94,8 193,0 (T) UL

02/12/2016 72,3 141,0 (T) UL

03/12/2016 67,8 139,0 (T) UL

04/12/2016 70,1 126,0 (T) UL

05/12/2016 73,1 117,5 (T) UL

06/12/2016 96,4 157,0 (T) UL

07/12/2016 111,0 198,0 (T) UL

09/12/2016 70,2 158,0 (T) UL

10/12/2016 65,0 127,5 (T) UL

11/12/2016 58,0 112,0 (T) UL

12/12/2016 54,9 100,0 (T) UL

Pemeriksaan Foto Toraks (22/11/2016)

Cor : Besar dan bentuk normal

Pulmo : Tak tampak infiltrate/nodul. Corakan

bronkovaskular

normal

Sinus Pleura : kanan kiri tajam

Diaphragma : kanan kiri normal

Tulang : Tidak tampak kelainan

Kesan : Cor dan Pulmo tak tampak kelainan

Page 29: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

26

Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen Atas Bawah (22/11/2016)

Hasil Pemeriksaan USG Abdomen Atas Bawah (27/9/2016) :

- Hepar : Ukuran membesar, permukaan licin, sudut tumpul, tepi rata, sistem

vaskuler dan bilier tampak normal, echoparenchym tampak normal, tak

tampak nodul/kista/abses

- GB : Post operasi cholesistectomy

- CBD tak tampak melebar

- Lien : Ukuran membesar, echoparenchym normal, tak tampak SOL

- Pankreas : Ukuran membesar, echoparenchym normal, tak tampak SOL

- Ginjal kanan : Ukuran normal, echocortex normal, batas sinus cortex jelas,

pelviocalyceal sistem tidak melebar, tak tampak batu/kista/massa

- Ginjal Kiri : Ukuran normal, echocortex normal, batas sinus cortex jelas,

pelviocalyceal sistem tidak melebar, tak tampak batu/massa/kista

- Buli : Terisi urine cukup, dinding buli tak tampak menebal, tak tampak

batu/massa

Page 30: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

27

Kesan :

- Sesuai gambaran Pankreatitis Akut

- Hepatomegali

- Tidak tampak gambaran obstruksi sistem bilier

-

3.5 Diagnosis Kerja

- Pankreatitis Akut et causa suspect CBD stone

Ranson 1

- Transaminitis et causa reaktif dd virus

Impairment : Vision

Disability : Total dependency

Handicap : Negatif

3.6 Penatalaksanaan

Terapi :

- Masuk rumah sakit

- Cefoperazone sulbactam 1 gram tiap 12 jam intravena

- IVFD NaCl 0,9% : Clinimix N9G15E 2:1 16 tetes per menit

- Nasogastric tube (NGT)

- Pethidine 50mg intramuskular jika VAS >4/10

- Puasa

Diagnostik :

- HbsAg, Anti HBV

- CT Scan Abdomen

Monitoring :

- Tanda – tanda vital, keluhan

- Cairan masuk dan cairan keluar

- Amilase dan lipase setiap hari

- Ronson kriteria 24 jam, 48 jam

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

- Hasil pemeriksaan, rencana pengobatan, komplikasi, prognosis, rencana

pemeriksaan tambahan.

Page 31: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

28

Page 32: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

29

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Anamnesis

Berdasarkan teori terdapat manifestasi klinis pankreatitis akut, dimana

terdapat gejala seperti nyeri perut tiba-tiba pada kuadran kiri atas, regio

periumbilikal, dan atau epigastrium.6,7 Nyeri dirasakan sangat sakit kemudian

dirasakan semakin konstan. Nyeri menjalar melalui perut ke dada atau punggung

tengah. Nyeri memberat setelah makan atau minum seperti makanan berlemak.

Membaik saat posisi duduk.6 Keluhan lainnya seperti mual dan muntah memberat

saat posisi terlentang. Sering juga merasa perut penuh, distensi, feses berwarna

pucat, penurunan pengeluaran urin, dan mengalami cegukan. Selain itu bisa juga

mengalami sinkop atau demam.7

Pada kasus ini nyeri perut juga dirasakan tiba-tiba pada regio epigastrium

lalu menjalar ke daerah punggung kiri. Dikatakan keluhan memberat saat mau

makan nasi atau minum air. Membaik saat tiduran dengan posisi setengah duduk.

Pada pankreatitis yang disebabkan oleh adanya sumbatan saluran empedu terjadi

nyeri pada daerah epigastrium hingga hipokondrik dekstra sebesar 95%.7

Selain nyeri perut, pasien juga mengeluh mual dan demam yang merupakan

manifestasi tidak spesifik dari pankreatitis akut. Pada pankreatitis yang

disebabkan oleh adanya batu pada saluran empedu akan menyebabkan manifestasi

klinis berupa demam sekitar 30% pasien.7 Buang air besar seperti dempul atau

berwarna pucat merupakan manifestasi dari adanya penyumbatan saluran empedu.

Riwayat gejala ini berkorelasi dengan adanya sumbatan di saluran empedu. Feses

yang berwarna seperti dempul menunjukkan adanya sumbatan saluran empedu.

Pankreatitis akut lebih sering diakibatkan oleh adanya komplikasi batu empedu

dibandingkan penyebab lainnya yaitu sebesar 38%.1

4.2 Pemeriksaan Fisik dan Manifestasi Klinis

Pemeriksaan fisik pada kasus pankreatitis akut berdasarkan teori dapat

normal atau demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis. Pemeriksaan

perut secara tipikal mengalami nyeri tekan pada saat palpasi, guirding,

kemungkinan adanya tanda iritasi peritoneal, distensi, atau keras. Suara usus

Page 33: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

30

menurun, ikterik bisa juga terjadi. Pada keadaan yang berat dapat terjadi

gangguan kesadaran. Dua tanda fisik ditemukan berhubungan dengan pankreatitis

yaitu Cullen sign (ekimosis dan edema pada jaringan subkutan sekitar umbilikal)

dan Grey Turner sign (ekimosis di badan)7. Tanda ini menunjukkan adanya

pankreatitis akut berat dengan tingkat mortalitas yang tinggi8. Pada pasien ini

mengalami nyeri tekan pada perut, penurunan bising usus, dan tidak ditemukan

adanya ekimosis atau edema. Ditemukan perbesaran hati dan lien. Mortalitas

secara umum tidak terlalu tinggi karna tidak ditemukan adanya Cullen sign dan

Grey Turner sign.9,10 Pemeriksaan fisik sesuai dengan teori yang ada1,6.

Pada pasien ini ditemukan adanya bekas operasi kolesistektomi yang

dilakukan 2 bulan yang lalu di rumah sakit Manuaba. Dikatakan bahwa adanya

batu pada kandung empedu sebaiknya dilakukan operasi dalam waktu 24-48 jam

setelah gejala muncul akan mengurangi mortalitas.6 Namun setelah dilakukan

operasi disana keluhan nyeri perut muncul secara tiba-tiba.

4.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan secara sederhana adalah

darah rutin dimana berdasarkan kajian teoritis akan didapatkan tanda peningkatan

sel darah putih. Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dapat meningkatkan respon

imun tubuh melalui peningkatan jumlah dari sel darah putih.1

Pada pemeriksaan kimia darah, didapatkan peningkatan lipase dan

amilase. Pada tanggal 25 November 2016 terjadi peningkatan serum amilase dan

lipase 3 kali lipat standar normalnya. Hal ini dapat digunakan untuk mendiagnosis

terjadinya pankreatitis akut. Pada hari 0-1 serum lipase memiliki sensitivitas

100% dibandingkan dengan serum amilase dengan sensistivitas 95%. Pada hari 2-

3 sensitivitasnya mencapai 85% dan spesifitas lipase 82% dibandingkan serum

amilase yang hanya 68%.4 Gangguan di sel asini pankreas akan diikuti dengan

pelepasan enzim pankreas, yang selanjutnya akan merangsang sel-sel peradangan

(makrofag, neutrofil, sel-sel endotel) untuk mengeluarkan mediator inflamasi

(bradikinin, platelet activating factor [PAF]) dan sitokin proinflamasi (TNF- , IL-

1 beta, IL-6, IL-8 dan intercellular adhesive molecules (ICAM 1) serta vascular

adhesive molecules (VCAM) sehingga menyebabkan permeabilitas vaskular

Page 34: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

31

meningkat, teraktivasinya sistem komplemen, dan ketidakseimbangan sistem

trombofibrinolitik (perdarahan).5

SGOT dan SGPT meningkat yang menunjukkan adanya kerusakan pada

sel hati. Peningkatan SGOT lebih tinggi dibandingkan SGPT. Terjadi pula

peningkatan kadar bilirubin dan peningkatan gamma GT. Pada kasus diperoleh

nilai SGOT yang lebih tinggi dibandingkan SGPT. Bilirubin direk berada pada

nilai tinggi. Tingginya nilai jenis bilirubin direk pada darah berdasarkan teori

dikarenakan adanya suatu gangguan post-hepatik seperti batu pada CBD. Selain

itu, bilirubin yang tinggi juga dapat diakibatkan karena adanya proses nekroisis

dan inflamasi akut, di mana pada pasien ini dicurigai adanya infeksi yaitu adanya

reaktivasi virus Hepatitis. Oleh karena perlu dilakukan pemeriksaan serologi virus

hepatitis.5

Berdasarkan teori, USG abdomen dan CT Scan abdomen dilakukan untuk

mengetahui adanya batu, ukuran saluran empedu. USG dan CT scan dapat

digunakan untuk mengetahui etiologi pankreatitis akut. Pada kasus ini ditemukan

adanya hepatomegali dan ukuran pankreas yang membesar. Namun masih belum

ditemukan adanya sumbatan pada saluran empedu. Pasien ini belum dilakukan CT

Scan abdomen. Hal ini pun sesuai dengan teori maupun pemeriksaan fisik yang

telah dilakukan dimana ditemukan tanda pembesaran hati dan terdapat

pembesaran limpa.10

4.4 Diagnosis

Diagnosis pankreatitis akut dapat didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan

fisik, dan penunjang. Menurut American College of Gastroenterology (2013)

untuk mendiagnosis pankreatitis akut harus memenuhi 2 dari 3 kriteria seperti

nyeri perut konsisten, peningkatan serum amilase dan atau lipase 3 kali lipat serta

ditemukan kelainan dari pemeriksaan radiologi.1 Pada pasien ini, melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan dan tanda-tanda yang

mengarah pada pankreatitis akut ringan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

berupa pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis pankreatitis akut.

Page 35: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

32

Tabel 4.1 Indikasi Pemeriksaan CT Scan13

Pemeriksaan CT scan memiliki indikasi. Ada dua secara umum yaitu

initial imaging dan follow up imaging. Pada pemeriksaaan awal dilakukan apabila

diagnosis pankreatitis akut tidak jelas, pasien dengan hiperamilasemia,

pankreatitis akut dengan gejala klinis yang berat, distensi abdomen, demam,

Ranson skor >3, pasien yang gagal membaik setelah >72 jam, serta perubahan

akut status klinis.13 Pada pasien ini skor ransonnya 1 dan gejala klinis tidak

menunjukkan pankreatitis akut yang berat. Tapi etiologi yang belum jelas

sehingga perlu dilakukan CT scan abdomen.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat membantu dalam menegakkan

diagnosis sirosis hati yaitu pemeriksaan ultrasonografi. Gambaran USG yang

dinilai meliputi sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas, dan adanya

massa.7

Rencana selanjutnya untuk menegakkan diagnosis pasien ini adalah

melakukan pemeriksaan HbsAg dan Anti HBV serta CT Scan Abdomen. Tujuan

pemeriksaan HbsAg adalah untuk mengetahui adanya penyebab transaminitis. CT

scan abdomen dilakukan untuk mengetahui penyebab pankreatitis akut pada

pasien ini.1

4.5 Etiologi

Penyebab dari pankreatitis akut beraneka ragam, namun mayoritas

penyebab dari pankreatitis akut adalah adanya batu pada saluran empedu dan

alkohol. Batu pada saluran empedu menyebabkan pankreatitis akut sekitar 40-

70% kasus, sedangkan alkohol sekitar 25-35% kasus. Pada pasien ini

penyebabnya adalah adanya batu pada saluran empedu sehingga dilakukan perlu

Page 36: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

33

dilakukan kolesistektomi untuk mencegah serangan kembali7. Pola hidup pasien

ini yang jarang berolah raga, gemuk, jenis kelamin perempuan, serta umur yang

lebih dari 40 tahun menjadi penyebab terjadinya sumbatan pada saluran empedu.14

.Selain itu penggunaan pil KB juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya

sumbatan saluran empedu. 20 % orang yang berumur lebih dari 40 tahun akan

mengalami batu kandung empedu sedangkan pada usia lebih dari 70 tahun

risikonya meningkat menjadi 30%4. Batu yang terjadi pada koledokus sekitar 38%

akan menyebabkan pankreatitis akut1. Sumber lain mengatakan risikonya

meningkat menjadi 40%.7

4.6 Terapi

Penatalaksanaan pada pasien pankreatitis akut meliputi non-operasi dan

operasi. Penting untuk memberikan terapi suportif dan mengevaluasi respon terapi

serta menghindari adanya komplikasi. Hidrasi intravena agresif sedini mungkin,

kontrol nyeri, dan bowel rest merupakan salah satu penatalaksanaan non-

operasi.6,7 Pada pasien ini diberikan cairan NaCl 0,9% dan Clinimix N9G15E

dengan perbandingan 2:1 16 tetes per menit. Berdasarkan teori, hidrasi sebaiknya

diberikan secara agresif dalam 12-24 jam perawatan dengan cairan Ringer Laktat

(RL) oleh karena tidak merusak sel asinar pankreas dan tidak menimbulkan gap

non-anion, serta tidak menimbulkan hiperkloremia asidosis metabolik.6

Berat pasien ini adalah 70 kg jadi sebaiknya diberikan hidrasi 20 ml per kg

berat badan yaitu 1400 ml dalam waktu 60-90 menit. Lalu diikuti 250-500 ml per

jam untuk 48 jam selanjutnya. Itu berarti diberikan cairan maintenance 12 botol

hingga 24 botol infus RL per 24 jam untuk mempertahankan urine output 0,5 ml

per kg/jam dan menurunkan kadar BUN. Pada pasien ini diberikan 16 tetes per

menit, itu berarti jumlah hidrasi yang diberikan per jam mencapai 48 ml masih

kurang dari standar optimal yaitu 1400 ml dalam 60-90 menit pertama perawatan.

Selain itu masih belum jelas rencana hidrasi selanjutnya pada 48 jam perawatan.

Secara teori pemberian cairan pada 60-90 menit perawatan pasien ini dilakukan

dalam 466 tetes per menit atau digrojol. Perawatan 48 jam selanjutnya

membutuhkan cairan RL sebanyak 80 tetes per menit sehingga komplikasi tidak

terjadi.1

Page 37: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

34

Pipa nasogastrik dan nasojejunal memiliki keamanan dan efektivitas yang

mirip.7 Pemberian cairan oral dapat dilakukan bila nyeri sudah terkontrol atau

tidak memerlukan obat-obatan narkotik. Diet yang dianjurkan yaitu bentuk cair

atau padat lunak kemudian bertahap dengan rendah lemak diet regular.1,7 Pada

pasien ini dilakukan puasa dan pemasangan NGT oleh karena adanya gastritis

akut. Akan tetapi pada pankreatitis akut tidak perlu dipuasakan jika nyerinya

sudah terkontrol. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan apabila nutrisi

enteral tidak bisa diberikan. Pada pasien ini diberikan Clinimix N9G15E yang

merupakan nutrisi parenteral yang mengandung asam amino dengan nitrogen total

9 gram/L, glukosa 15 gram/100 ml, dan elektrolit. Sebaiknya diberikan 1.750

Kkal per hari pada pasien ini dengan kecepatan 3 ml/kgBB/jam.14

Menurut teori pemberian imipenem/cilastatin (Primaxin) sebagai

monoterapi dapat menurunkan infeksi pankreas7. Imipenen dengan dosis 0,5

gram/8 jam intravena1. Sedangkan menurut The American Gastroenterological

Association guidelines merekomendasikan profilaksis antibiotik pada infeksi

ekstrapankreas tapi tidak pada pankreatitis akut berat atau nekrosis steril.6,7

Antibiotik yang bisa digunakan yaitu karbapanem, quinolon, metronidazol dan

cephalosporin dosis tinggi.1 Imipinen merupakan antibiotik karbapanem yang

mengganggu pembentukan dinding sel bakteri melalui berikatan dengan protein

tempat terikatnya penisilin. Sedangkan Cilastatin berfungsi sebagai

dehydropeptidase I yang mencegah pemecahan Imipinen.15 Akan tetapi tidak

dianjurkan diberikan pada pasien yang mengalami gangguan clearance

kreatinin.16 Antibiotik diberikan pada pasien ini yaitu Cefoperazone sulbactam 1

gram tiap 12 jam intravena. Cefoperazone menghambat sintesis dinding sel

bakteri sehingga terjadi kebocoran sel bakteri dan bakteri lisis. Sulbaktam

meningkatkan efektivitas Cefoperazone dengan melindungi dari enzim beta

laktamase. Imipenem/cilastatin dan Cefoperazone sulbactam memiliki mekanisme

kerja yang sama.17

4.7 Prognosis

Prognosis pankreatitis akut sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah

faktor, diantaranya beratnya kerusakan pankreas, komplikasi, dan penyakit yang

menyertai. Metode prognosis yang digunakan yaitu menggunakan kriteria Ranson

Page 38: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

35

atau Apache II. Kriteria prognostik Ranson dibagi menjadi saat masuk rumah

sakit dan 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.9

Keterangan: * BUN pada tanggal 10 Desember 2016 menunjukkan peningkatan

>2 mg/dL

Selama 48 jam perawatan, bila terdapat ≥3 pada kriteria Ranson, pasien

dianggap menderita pankreatitis akut berat. Pada pasien ini karena penyebabnya

dicurigai adalah adanya batu pada CBD maka kriteria Ransonnya menyesuaikan.

Berdasarkan kriteria Ranson tersebut, maka pada saat masuk rumah sakit

prognosisnya baik dan 48 jam setelah masuk rumah sakit juga prognosisnya baik

oleh karena skornya yang masih <3 dengan angka mortalitas mencapai 2,22%.10

Pasien (saat MRS)

Umur 63 tahun AST 155 U/L

Leukosit 14,94/mm3 Glikemia 104 mg/dl

LDH (tidak diperiksa)

Pasien (48 jam MRS)

Penurunan HCT

<10%

Kalsium tidak

diperiksa

BUN tidak diperiksa* Fluid leakage <4L

BE <5 mEq/L PO2 > 60 mmHg

Page 39: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

36

BAB V

SIMPULAN

Pasien bernama NWN, perempuan berumur 63 tahun. Pasien MRS pada

tanggal 22 November 2016. Berdasarkan anamnesis, pasien datang ke UGD

RSUP Sanglah pada tanggal 22 November 2016 dengan keluhan utama nyeri

perut. Keluhan nyeri perut dirasakan tiba-tiba pada daerah epigastrium sejak pagi

hari. 2 bulan lalu nyeri juga dirasakan tapi tidak seberat saat ini nyerinya. Nyeri

dirasakan seperti tertusuk dan sangat sakit sehingga pasien tidak bisa berdiri.

Keluhan dirasakan terus menerus, awalnya hanya di perut sakitnya kemudian

menjalar hingga ke punggung kiri. Dikatakan keluhan memberat saat mau makan

nasi atau minum air. Membaik saat tiduran dengan posisi setengah duduk.

Awalnya pasien pergi ke toilet pada pagi harinya untuk buang air besar, lalu

pasien tiba-tiba merasakan nyeri di perutnya. Sakit perutnya tidak tertahankan

Page 40: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

37

sehingga pasien dibawa ke rumah sakit. Selain itu pasien merasa mual dan

demam.

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 15 Desember 2016,

terdapat beberapa kelainan yaitu: nyeri tekan pada perut, penurunan bising usus,

dan tidak ditemukan adanya ekimosis atau edema. Ditemukan perbesaran hati dan

lien. Mortalitas secara umum tidak terlalu tinggi karna tidak ditemukan adanya

Cullen sign dan Grey Turner sign. Pemeriksaan fisik sesuai dengan teori yang

ada. Pada pemeriksaan kimia darah, didapatkan peningkatan lipase dan amilase.

Pada tanggal 25 November 2016 terjadi peningkatan serum amilase dan lipase 3

kali lipat standar normalnya.

Penatalaksanaan pada pasien pankreatitis akut meliputi non-operasi dan

operasi. Penting untuk memberikan terapi suportif dan mengevaluasi respon terapi

serta menghindari adanya komplikasi. Hidrasi intravena agresif sedini mungkin,

kontrol nyeri, dan bowel rest merupakan salah satu penatalaksanaan non-operasi.

Page 41: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

DAFTAR PUSTAKA

1. Cahyono, Suharjo B. Tata Laksana Terkini Pankreatitis Akut. Medicinus

2014; 27(2):44-50

2. Badiu, Popa., Rusu, OC., Grigorean, VT., Neagu, SI., Strugaru, CR. Mortality

prognostic factors in acute pancreatitis. J Med Life 2016; 9(4): 413-418

3. Sporek, Mateusz., Dumnicka, Paulina., Bladzinzka,Agnieszka Gala.,

Ceranovitz, Piotr. Angiopoetin-2 is an Early Indicator of Acute Pancreatic-

Renal Syndrome in Patients with Acute Pancreatitis. Mediators Inflamm

2016;1: 1-7

4. Greenberg, Joshua., Hsu, Jonathan., Bawazeer, Mohammad., Marshall, John.,

Friedrich, Jan O. Clinical practice guidelines: management of acute

pancreatitis. J Can Chir 2014;59(2): 128-140

5. Samokhvalov, Andriy., Rehm, Jurgen., Roerecke, Michael. Alcohol

Consumption as a Risk Factor for Acute and Chronic Pancreatitis: A

Systematic Review and a series of Meta-analyses. EBioMedicine 2015;2(12):

1996-2002

6. Ken Fukuda, james., Franzon, Orli., Ferri, thiago A. Prognosis of Acute

Pancreatitis by PANC 3 score. ABCD Ar Bras Cir Dig 2013;26(2): 133-135

7. Tenner, Scott MD., Bailie, John., DeWitt, John., Vege, Santhi S. American

College of Gastroenterology Guideline: Management of Acute Pancreatitis.

AMJ Gastroenterol 2013;10: 1-16

8. Quinland, Jeffrey MD. Acute pancreatitis. Am Fam Physician 2014;90(9):

632-639

9. Valette, Xavier MD., Cheyron, Damien du. Cullen’s and Grey Turner’s Signs

in Acute Pancreatitis. N Engl J Med 2015; 373(28): 625-633

10. Gardner, Timothy MD. Acute Pancreatitis. Medscape. Sumber:

emedicine.medscape.com/article/181364-overview (diakses 4 Januari 2017).

11. Kalbe medical. Clinimix N9G15E. Sumber: www.Kalbemed.com. (diakses

tanggal 4 Januari 2017)

12. Medscape. Imipenem/Cilastatin (RX). Sumber :

reference.medscape.com/drug/primaxin-imipenem-cilastatin-342562

Page 42: PANKREATITIS AKUT - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/id/eprint/10955/1/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e2a… · Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

2

(diakses 4 Januari 2017).

13. Kabbara, Wissan K., Nawas, George T., Ramadan, Wijdan. Evaluation of the

appropriateness of imipinem/cilastatin prescription and dosing in a tertiary

care hospital. Infect Drug Resist 2015;8: 31-39

14. Akova. M. Sulbactam-containing beta lactmase inhibitor combinations. Clin

Microbiol Infect 2008;14(1): 185-188

15. Busireddy, Kirain K., Ramalho, miguel., Semelka, Richard S. Pancreatitis-

imaging approach. World J of Gastrointest Pathophysiol;2014;15(3).

16. Chen-Qiju., Yong Yang, Zhi., You Wang, Chun., Ming Dong, Li.

Hydroxyethyl starch resuscitation downregulate pro-inflammatory cytokines

in the early phase of severe acute pancreatitis: A retrospective study. Exp Ther

Med 2016;12: 3213-3220

17. Kui, Parnizky., Azentesi, A., Ballazs, A., Scuzs, A. Prosperctive, Mulitcentre

Nationwide Clinical Data from 600 cases of Acute Pancreatitis. PLoS One

2016;11(10): 1-19