p2_0001 desa agroindustri giriwoyo, kabupaten wonogiri.doc

22
PRAKARSA PEDESAAN BERKELANJUTAN : DESA AGROINDUSTRI GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI Muhammad Alvan Nur Tsani Fadhilah Mifta Firdaus Dinda Kholivia M. Pritha Aprianoor Yanuar Akbar A. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro ABSTRAK Desa Giriwoyo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Giriwoyo yang unggul dalam hasil pertanian jenis hortikultural sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan agroindustri. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kawasan pedesaan dengan mendorong pemgembangan sektor pertanian dengan sistem agroindusri berbasis community development based on integrated farming system sehingga terciptanya Desa Giriwoyo yang memiliki ketahanan pangan tingkat nasional pada tahun 2024. Objek penelitian adalah 2 komoditas pertanian hortikultural yaitu melon dan padi. Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan potensi wilayah agroindustri pertanian unggulan dengan tiga skenario dari jenis daya tarik wisata melalui budidaya tanaman, pemanenan/pasca panen dan industri pengolahan. Serta strategi yang dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yaitu strategi agresif dengan melakukan peningkatan kemandirian petani melalui pembinaan dan penyuluhan, pengembangan kemitraan pada kegiatan agroindustri. Keterlibatan para stakeholder termasuk asosiasi petani (Gapoktan), LSM, organisasi pemuda setempat (Karang Taruna), Lembaga Keuangan, UKM, dan Pemerintah Daerah pada dasarnya diperlukan untuk melaksanakan proyek ini dengan pendekatan pembangunan berbasis komunitas

Upload: yanuar-akbar-anindita

Post on 29-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRAKARSA PEDESAAN BERKELANJUTAN : DESA AGROINDUSTRI GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRIMuhammad Alvan Nur Tsani

Fadhilah Mifta Firdaus

Dinda Kholivia M.

Pritha Aprianoor

Yanuar Akbar A.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Desa Giriwoyo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Giriwoyo yang unggul dalam hasil pertanian jenis hortikultural sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan agroindustri. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kawasan pedesaan dengan mendorong pemgembangan sektor pertanian dengan sistem agroindusri berbasis community development based on integrated farming system sehingga terciptanya Desa Giriwoyo yang memiliki ketahanan pangan tingkat nasional pada tahun 2024. Objek penelitian adalah 2 komoditas pertanian hortikultural yaitu melon dan padi. Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan potensi wilayah agroindustri pertanian unggulan dengan tiga skenario dari jenis daya tarik wisata melalui budidaya tanaman, pemanenan/pasca panen dan industri pengolahan. Serta strategi yang dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yaitu strategi agresif dengan melakukan peningkatan kemandirian petani melalui pembinaan dan penyuluhan, pengembangan kemitraan pada kegiatan agroindustri. Keterlibatan para stakeholder termasuk asosiasi petani (Gapoktan), LSM, organisasi pemuda setempat (Karang Taruna), Lembaga Keuangan, UKM, dan Pemerintah Daerah pada dasarnya diperlukan untuk melaksanakan proyek ini dengan pendekatan pembangunan berbasis komunitas

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan agroindustri untuk pedesaan merupakan langkah paling strategis dalam upaya pembangunan pedesaan. Pengembangan agroindustri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk primer komoditas pertanian yang sekaligus dapat mengubah sistem pertanian tradisional menjadi lebih maju (Hanani, 2003).

Pertumbuhan agroindustri memiliki efek ganda yang baik untuk kepentingan pembangunan nasional, pembangunan pedesaan khususnya bagi pembangunan perekonomian daerah umumnya. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui agroindustri di pedesaan dinilai sangat strategis. Strategi peningkatan nilai tambah menurut Parcel et al. (2010) dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu: 1) menjaring nilai (capturing value) dan 2) menciptakan nilai (creating value). Anderson dan Hal (2008), merinci bahwa peningkatan nilai tambah melalui kedua strategi tersebut merupakan fungsi dari mutu (quality), fungsi (functionality), bentuk (form), tempat (place), waktu (time) dan kemudahan mendapatkan (ease of possession). Peningkatan nilai tambah produk pertanian merupakan peningkatan pendapatan yang dapat dilakukan melalui: budidaya tanaman untuk pasar tertentu/khusus, perubahan bentuk produk dari aslinya sebelum dipasarkan, perubahan pengemasan produk, perubahan cara memasarkan produk serta mengembangkan unit usaha baru (Born dan Bachmann, 2006).

Desa Giriwoyo yang terletak di Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri salah satu desa yang memiliki potensi unggulan di pertanian hortikultural. Komoditas pertanian dengan produktifitas tinggi yaitu padi dan melon. Pertanian yang berkembang didukung dengan tanah Desa Giriwoyo yang subur dan sistem irigasi yang baik. Namun perkembangan potensi pertanian belum optimal karena kurangnya kinerja stakeholder terkait dalam upaya upaya untuk memajukan pertanian agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik. Oleh karena itu dengan konsep Community Development Based On Integrated Farming System diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan sektor pertanian berbasis community development?

2. Bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian?

3. Bagaimana meningkatkan nilai produksi pertanian sehingga perekonomian masyarakat dapat lebih baik?

4. Bagaimana memperluas jangkauan pemasaran produk pertanian?

5. Bagaimana mewujudkan agro industry di Desa Giriwoyo?

6. Bagaimana mewujudkan Desa Giriwoyo sebagai desa ketahanan pangan di Indonesia?

Tujuan

Mengembangkan kawasan pedesaan dengan mendorong pengembangan sektor pertanian dengan sistem agroindusri berbasis Community Development Based On Integrated Farming System sehingga Terciptanya Desa Giriwoyo sebagai Desa Agroindustri Yang Memiliki Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Pada Tahun 2024.

2. KAJIAN LITERATUR

Agroindustri

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian.

Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan. Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor dan devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri.

Community Development Based On Integrated Farming System

Konsep ini merupakan perpaduan antara pembangunan pertanian berbasis komunitas dengan pertanian yang terintegrasi (terpadu). Pembangunan berbasis komunitas adalah salah satu paradigma baru dalam pembangunan pedesaan dan pertanian. Paradigma ini timbul karena kekurangpuasan dalam pendekatan sebelumnya yang cenderung individualistik dan bias ekonomi pasar.

Dalam definisi menurut PBB, community development adalah "... a process whereby the efforts of Government are united with those of the people to improve the social, cultural and economic conditions in communities" (PBB, 2005). Dengan kata lain, community development adalah sebuah proses usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kondisisosial, kultural dan ekonomi masyarakat. Community development merupakan pembangunan dari bawah (bottom up), sebagai lawan dari pendekatan social planning yang top down approach. Namun, konsep community development tidak semata-mata masalah atas-bawah. Satu hal yang penting adalah terjadinya retribusi tanggung jawab dan otoritas, serta penggantian kekuasaan (shift in power). Dalam perkembangannya community development dikenal dengan penekanan pada aktifitas ekonomi yang ditujukan untuk peningkatan kehidupan melalui distrubusi kesejahteraan, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Untuk mendukung aktifitas tersebut, penyediaan infrastruktur merupakan hal yang penting.

Sementara itu, pertanian yang berintegrasi mengacu pada sistem pertanian terpadu yang merevolusi pertanian konvensional ternak, budidaya, hortikultural, agroindustri dan lainnya menjadi terintegrasi seperti tanaman-ikan, ternak-ikan, tanaman-ternak-ikan, atau kombinasi antar tanaman, ternak dan ikan. Pendekatan sistem pertanian terpadu memperkenalkan perubahan teknik pertanian untuk hasil produksi yang maksimum dengan pola dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.

Pertanian yang terintegrasi dapat menjadi peran utama dalam pembangunan pedesaan. Pertanian akan berkontribusi penting untuk pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan tujuan ekonomi, ekologi dan sosial dari produksi pangan pertanian. Pertanian terintegrasi termasuk sistem pengelolaan tanaman yang berusaha untuk mengoptimalkan input dan output untuk menghasilkan produk yang diterima, dalam hal kualitas dan biaya,baik untuk petani dan konsumen, dengan tetap menjaga dan meningkatkan lingkungan.

Intensifikasi Pertanian dan Large Scale Farming

Intensifikasi pertanian adalah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan tidak menambah luas lahan. Large-scale farming merupakan suatu upaya memperluas area pertanian untuk mencapai ukuran optimal. Langkah dasar usaha tani, antara lain:

Pengolahan tanah dengan dicangkul, dibajak, atau ditraktor sehingga tanah menjadi gembur. Melalui pengolahan tanah seperti ini, diharapkan terjadi sirkulasi udara tanah dan unsur hara siap diserap akar tanaman.

a. Penggunaan bibit unggul yang tahan terhadap penyakit dan hasilnya berlipat ganda.

b. Pengairan secara teratur yang airnya berasal dari waduk atau bendungan.

c. Penggunaan pupuk yang berupa pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk organik.

d. Pemberantasan hama dan penyakit dengan pestisida.

e. Panen tepat waktu, artinya tidak terlalu awal dan terlambat sehingga akan memberikan hasil yang maksimal.

f. Penanganan pasca panen dengan pengeringan yang memadai, terutama di saat panen raya yang bersamaan dengan datangnya musim hujan.

g. Pola tanam perlu dipatuhi, terutama jarak antar tanaman dan pergantian jenis tanaman yang dapat mengurangi kegagalan panen.

h. Penyimpanan hasil panen dengan baik. Hendaknya setelah kering disimpan di tempat yang kering dan aman.

i. Pemasaran hasil panen. Hendaknya petani mengetahui daerah pemasaran yang menguntungkan, yaitu hasil panen dijual ke daerah yang belum panen sehingga harga tetap terkendali.

Ketahanan Pangan

Dalam undang undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermindari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, meratadan terjangkau. Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa upaya mewujudkanketahanan pangan nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisikondisi : (1) Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup,dengan pengertian ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yangberasal dari tanaman, ternak dan ikan dan memenuhi kebutuhan atas karbohidrat,vitamin dan mineral serta turunan, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dankesehatan manusia. (2) Terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran biologis, kimia, dan benda lain yang lain dapatmengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta amanuntuk kaidah agama. (3) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata,diartikan bahwa distribusi pangan harus mendukung tersedianya pangan padasetiap saat dan merata di seluruh tanah air. (4) Terpenuhinya pangan dengankondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau.

Secara umum, ketahanan pangan mencakup 4 aspek, yaitu Kecukupan(sufficiency), akses (access), keterjaminan (security), dan waktu (time) (Baliwaty ,2004). Dengan adanya aspek tersebut maka ketahanan pangan dipandang menjadisuatu sistem, yang merupakan rangkaian dari tiga komponen utama yaitu ketersediaandan stabilitas pangan (food availability dan stability), kemudahan memperolehpangan (food accessibility) dan pemanfaatan pangan.3. Profil WilayahDesa Giriwoyo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Desa ini memiliki posisi yang sangat strategis karena dilewati oleh jalan arteri nasional yaitu Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS). Desa Giriwoyo ini memiliki potensi alam yang sangat berlimpah, seperti pertanian, tambang serta mata air. Kecamatan Giriwoyo terletak di dataran batuan kapur yang kering, Desa Giriwoyo merupakan desa terbasah atau paling berlimpah airnya dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan Giriwoyo karena memiliki banyak sumber mata air. Pertanian di Desa Giriwoyo juga merupakan pertanian yang paling subur, hasil tani berupa beras serta buah-buahan seperti melon. Di tanah yang tidak terlalu subur, masih terdapat potensi lainnya seperti batu gamping serta tanah liat yang bisa diberdayakan oleh masyarakat.

Potensi-potensi serta kealamian Desa Giriwoyo ini memiliki tantangan supaya bisa tetap terjaga. Letaknya yang strategis mengakibatkan semakin ramainya wilayah desa ini. Hal ini juga berdampak pada bergesernya karakteristik pedesaan menjadi perkotaan. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi banyak alih fungsi lahan dari pertanian menjadi perdagangan dan jasa, sedangkan pertanian di desa ini merupakan pertanian yang paling subur di Kecamatan Giriwoyo. Oleh karena itu, diperlukan beberapa treatment atau langkah agar Desa Giriwoyo dapat beradaptasi dengan baik sehingga tidak timbul banyak masalah lingkungan.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014Gambar 1

Sendang

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014Gambar 2

Pertanian Padi

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014Gambar 3

Perkebunan MelonTinjauan RTRW Kabupaten Wonogiri

Dalam Rencana pola ruang Giriwoyo telah direncakan sebagai kawasan peruntukan pertanian. Giriwoyo merupakan kawasan peuntukan pertanian berupa kawasan tanaman pangan, pertanian hortikultural dan perkebunan. Kawasan tanaman pangan yang ada di Giriwoyo berupa pertanian lahan basah dan lahan kering. Kawasan pertanian hortikultural diperuntukan untuk durian, rambutan, pisang, petai dan sayuran. Sementara kawasan perkebunan diperuntukan untuk tanaman kelapa, kapok,jambu mete dan melinjo.Rencana struktur ruang Giriwoyo termasuk dalam PPK (Peningkatan Pelayanan Kegiatan) sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, sosial dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Giriwoyo termasuk dalam fungsi pelayanan PKLp Baturetno yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan, pendidikan, permukiman, pertanian dan pariwisata. Giriwoyo sendiri pusat pelayanan perdesaan berupa PPL Kecamatan Giriwoyo yaitu Kelurahan Giriwoyo dan Desa Sirnoboyo. Giriwoyo dalam penetapan kawasan startegis telah direncanakan sebagai kawasan startegis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Atribut P2KPB

Institutionalization (Kelembagaan dan Pranata)

Kelembagaan dan pranata merupakan suatu upaya untuk melatih dan memunculkan kemandirian desa dalam rangka otonomi daerah yang memerlukan kesiapan lembaga sosial, politik dan ekonomi desa itu sendiri dengan peningkatan fungsi dan peran kelembagaan desa yang strategi. Pada Desa Giriwoyo sendiri, kelembagaan dan pranata ini menjadi pendekatan parisipatif yang berbasis pada kemampuan lokal desa dalam sektor pertanian. Sehingga diharapkan penduduk Desa Giriwoyo nantinya mampu meningkat taraf hidup, produktifitas, kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, serta kapasitas kelembagaannya sesuai dengan potensi pertaniannya seiring berjalannya waktu atas kebutuhan masyarakat Desa Giriwoyo sendiri.

Upaya pemberdayaan yang dapat dilaksanakan oleh lembaga kemasyarakatan desa antara lain:

(i) Pengembangan Local Economic Development (LEP), dalam hal ini di Desa Giriwoyo adalah sektor pertanian

(ii) Penguatan transaksi ekonomi rakyat, dalam hal ini dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian

(iii) Pengembangan industri pengelolaan hasil pertanian yaitu agro-industri dengan teknologi tepat guna

(iv) Pelestarian pranata dan kearifan lokal Desa Giriwoyo

(v) Pengembangan kemitraan permodalan dan produk pertanian

(vi) Parisipasi lembaga kemasyarakatan dalam pengambilan keputusan pembangunan dan pengembangan pertanian Inclusive Community (Komunitas yang Inklusif)Komunitas yang inklusif berusaha untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan mampu menyentuh setiap elemen masyarakat Desa Giriwoyo dari berbagai problematika yang dihadapi terutama dalam pengembangan sektor pertanian. Upaya pembangunan secara inklusif ini diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Giriwoyo sesuai dengan potensi lokal yang ada serta dikomparasi dengan tradisi Desa Giriwoyo.

Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam komunitas yang inklusif antara lain:

(i) Pembentukan kelompok pengembangan pertanian

(ii) Memberikan pedoman dan arahan kepada kelompok pengembangan pertanian

(iii) Mengidentifikasi potensi dan strategi pembangunan kelompok pengembangan pertanian bersama dengan masyarakat

(iv) Membantu memahami dan mengarahkan kepada tujuan utama pembentukan kelompok pengembangan pertanian

(v) Memberikan dukungan terkait lembaga pengembangan pertanian Responsive Spatial Rural Planning and Design (Perencanaan dan Perancangan yang Responsif dan Adaptif)

Perencanaan serta perancangan yang responsif dan adaptif diharapkan menjadi upaya agar dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di Desa Giriwoyo nantinya. Bentuk dari perencanaan serta perancangan yang responsif dan adaptif adalah berupa strategi agar pelaksanaan program sesuai dengan tujuan utama.

Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan serta perancangan yang responsif dan adaptif Desa Giriwoyo antara lain:

(i) Penyusunan RDTR Kawasan Agro-industri di Desa Giriwoyo sebagai penguat ketahanan pangan(ii) Penyusunan RTR Strategis Kawasan Agro-industri di Desa GiriwoyoKondisi Eksisting Giriwoyo

Desa Giriwoyo merupakan desa tersubur dan terhijau di Kecamatan Giriwoyo yang berada pada dataran kapur. Pertanian masih menjadi sektor lapangan kerja andalan warga desa Giriwoyo dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun sektor pertanian ini kurang memberikan kesejahteraan. Oleh karena itu Desa Giriwoyo membutuhkan agroindustri agar sektor pertanian bisa terus berlanjut serta memberikan kesejahteraan terhadap warganya. Beberapa masalah umum dalam penciptaan agroindustri disuatu wilayah antara lain: Produk yang musiman serta barang cepat rusak. Hal ini tidak akan terjadi di Desa Giriwoyo karena produk-produk pertanian yang ada di Giriwoyo bukanlah produk musiman serta tidak mudah rusak. Produk pertanian yang menjadi andalan penduduk Desa Giriwoyo adalah Padi serta melon. Berikut kondisi-kondisi yang ada di Giriwoyo beserta permasalahannya:Tabel 1

Kondisi Eksisting Desa GiriwoyoKondisi EksistingPermasalahan

Masyarakat petani di Giriwoyo tergabung kedalam kelompok tani Gajah MungkurGapoktan (gabungan kelmpok tani) ini belum optimal karena belum bisa mengakommodir selurh hasil pertanian. Selain itu dari gapokta ini belum dihaasilkan inovasi-inovasi produk pertanian yang dapat menambah nilai jual.

Produk pertanian berupa melon sudah memiliki kualitas yang sangat baik, terbukti dengan diekspornya hasil tani melon ini ke Negara singapura.

Dari segi kuantitas, hasil pertanian di giriwoyo hanya mencukupi kebutuhan warga giriwoyoKualitas produk pertanian belum merata, produk tani melon sudah berkualitas baik namun produk tani yang lainnya belum bisa bersaing dengan hasil dari daerah lain.

Kuantitas hasil pertanian belum memungkinkan untuk di ekspor karena hanya dapat memenuhi kebutuhan warga giriwoyo saja.

1. Lahan pertanian yang dimiliki oleh petani memiliki luas kurang lebih

2. Jenis pertanian yang dibudidayakan adalah jenis hortikultural jenis buah-buahan.

3. Lokasi lahan pertanian yang menyebar.

4. Penjualan hasil produksi melalui tengkulaka. Volume produksi yang kecil karena small scale farming.

b. Produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktu tertentu.

c. Lokasi pertanian yang menyebar sehingga dalam menyulitkan dalam pengumpulan hasil pertanian.

d. Sifat produk pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak tempat dan bersifat musiman.

e. Penjualan melalui tengkulak sehingga petani cenderung dirugikan.

f. Kurang jelasnya jaringan pemasaran.

Hasil produksi pertanian langsung dijual tanpa ada pengolahan terlebih dahuluBelum adanya nilai tambah dari hasil produksi pertanian sehingga belum dapat menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen/petani

1. Desa giriwoyo memiliki lahan pertanian padi yang cukup luas

2. Desa giriwoyo memiliki lahan perkebunan melon dengan kualitas ekspor.Di Desa Giriwoyo bahan pangan pokok kecuali beras berasal dari luar desa (impor)

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014

4. Konsep dan Implementasi

Tujuan dari pembangunan Desa Giriwoyo adalah

Terciptanya Desa Giriwoyo sebagai Desa Agroindustri yang memiliki ketahanan pangan tingkat nasional pada tahun 2024

Oleh karena itu konsep agroindustri yang berbasis Community Development Based On Integrated Farming System akan diterapkan di Desa Giriwoyo.

Konsep besar tersebut kemudian diuraikan kembali menjadi seperti berikut:a. AgroindustriMenurut Gusti Bagus Udayana agroindustri secara garis besar dalam digolongkan kedalam empat jenis, yaitu: agroindustri pengolahan hasil pertanian, agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services). Agroindustri yang akan diterapkan di Giriwoyo adalah Agroindustri pengolahan hasil pertanian. Jenis agroindustri ini dipilih karena kondisi Giriwoyo yang kayan akan produk pertanian namun belum memiliki nilai tambah. Agroindustri ini akan terdiri dari industri hulu dan industri hilir. Industri hulu yaitu berupa pertanian padi dan perkebunan melon yang saat ini sudah ada di Giriwoyo, sedangkan industri hilir yang akan dibangun adalah pengolahan padi berupa penggilingan padi menjadi beras, pengemasan dan pemberian merk dagang serta pemasaran. Selain itu akan dibangun juga industri pengolahan melon menjadi olahan makanan berupa keripik melon, dodol serta sirup dan yoghurt melon serta pemberian merk dagang dan pemasarannya.b. Community Development Based On Integrated Farming System

Konsep ini merupakan konsep untuk kerjasama yang berkesinambungan dalam berbagai sektor dan sub sektor, serta tidak dikenal lagi istilah hasil sisa atau limbah sehingga semua hasil pertanian dapat diasumsikan sebagai produk ekonomis. Hasil pertanian yang berupa melon akan diolah kembali sebelum dijual menjadi makanan dan minuman sehingga memiliki nilai tambah. Selain itu, padi akan digiling menjadi beras dan dikemas serta dieri merk agar dapat meningkatkan harga jual. Semua ini akan dikelola oleh masyarakat sendiri melalui koperasi yang ada di masyarakat. Masyarakat akan diberikan pelatihan-pelatihan. Selain pelatihan mengenai pertanian dan pengolahan hasil tani, masyarakat juga akan diberi pelatihan manajemen agar dapat mengelola dengan baik.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian akan dicapai beberapa cara seperti berikut:

Peningkatan kuantitas dan kualitas pertanian akan dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian Mengekspani lahan pertanian menjadi large scale farming. Peningkatan penerapan teknologi budidaya, panen dan pasca panen dan pengolahan

Pengembangan bibit unggul tanaman pangan

Pengembangan tanaman pangan lokal

Pengendalian OPT pertanian/perkebunan

Pembibitan tanaman pangan dan hortikultura

Pembinaan mutu dan pengembangan keamanan pangan

Penanganan panen, pasca panen dan pemasaran hasil tanaman perkebunand. Pemasaran Hasil PertanianDalam melakukan pemasaran produk pertanian akan dilakukan beberapa hal seperti berikut:

Upaya pemerluasan jangkauan pasar dilakukan dengan penentuan target lokasi yang strategis dan konsumen, serta melakuakan promosi

Dalam strategi pemasaran melakukan pendekatan komoditi, kelembagaan, fungsional, analistis, SCP (Structure, Conduct, Perfomence) dan manajemen.

Dibentuk satu lembaga yang mengatur dan mengawasi pengolahan pertanian dan distribusi hasil prosuksi.

Hasil pertanian dikumpulkan dalam suatu koperasi sehingga mencegah adanya permainan harga oleh tengkulak. Hasil pengolahan juga dipasarkan di joglo pusat pameran agar dapat menarik perhatian Menginovasi hasil produksi hortikultural dengan agroindustri. Sehingga kualitas dan kuantitas hasil produksi meningkat.e. Ketahanan Pangan

Untuk mencapai Desa Giriwoyo yang berketahanan pangan nasional harus memaksimalkan lahan pertanian yang ada. Selain itu, Halaman warga yang sebagian besar memiliki luas 10-20m2 dapat dimanfaatkan sebagai kebun organik sayur dan buah-buahan, dan lain-lain untuk kebutuhan diri sendiri.Pembangunan desa giriwoyo sebagai desa agroindustri tidak bisa dilakukan dalam kurun waktu yang singkat. Berikut rencana pembangunan jangka menengah selama lima tahun awal:Tabel 2

Tahapan Pembangunan Desa Agroindustri GiriwoyoTahun 1

(Tahap pematangan industri hulu)Tahun 2

(Tahap Persiapan industri hilir)Tahun 3 sampai 5

(Tahap Pematangan Industri Hilir)

Penciptaan large scale farming

Melakukan intensifikasi pertanian

Meningkatkan kualitas produk pertanian Penyuluhan dan Pelatihan kepada warga sekitar dan petani tentang industri hilir

Pelatihan kepada warga dan petani mengenai manajemen organisasi dan sumberdaya

Pembentukan organisasi berbasis masyarakat

Pencarian modal

Pembangunan sarana dan prasarana

Pembangunan pabrik-pabrik serta kantor Pengoperasian pabrik

Pembangunan joglo pemasaran

Pemasaran produk pertanian

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014Gambar 4Siteplan Agroindustri Giriwoyo Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014Gambar 5

Gambar 6Greenhouse Melon

Pabrik

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014Gambar 7Kantor5. Kesimpulan

Desa Giriwoyo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Giriwoyo yang unggul dalam hasil pertanian jenis hortikultural sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan agroindustri. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kawasan pedesaan dengan mendorong pemgembangan sektor pertanian dengan sistem agroindusri berbasis community development based on integrated farming system sehingga terciptanya Desa Giriwoyo yang memiliki ketahanan pangan tingkat nasional pada tahun 2024. Agroindustri yang akan dikembangkan di Giriwoyo adalah agroindustri pengolahan hasil pertanian. Jenis agroindustri ini dapat membuat produk pertanian memiliki nilai tambah yang dapat menguntungkan bagi petani serta produsen. Pengolahan yang akan diadakan ialah penggilingan padi menjadi beras serta pengemasannya, pengolahan melon menjadi aneka makanan dan minuman. Giriwoyo sebagai desa agroindustri akan dicapai dalam kurun waktu 10 tahun dengan tiga tahap pada tahun pertama. Tahap pertama ialah pematangan industri hulu, tahap kedua persiapan industri hilir, serta tahap ketiga pematangan industri hilir.6. Daftar PustakaBaliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

European Initiative for Sustainable Development. A Common Codex for Integrated Farming.2012. .

Hanani, Nuhfil AR dkk. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Jogjakarta: Lappera Pustaka Utama.

Http://www.pertanian.web.id/. 2013. "Apa Itu Agroindustri" dalam pertanian.web.id. Diunduh Minggu, 20 Juli 2014.

PBB.2005. "The Community Capacity Building Program". Dalam www.cedresources.nf.net. Diunduh Minggu, 20 Juli 2014.Udayana, Gusti Bagus. 2011. Peran Agroindustri Dalam Pembangunan Pertanian, dalam Singhadwala . Edisi 44. Februari. hlm. 3-8. Bali.