overbite

51
Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007. PERAWATAN OPEN BITE SKELETAL DENGAN RAPID MOLAR INTRUSI SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : 030600030 SUWANDI DEPARTEMEN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Upload: grace-valencia

Post on 21-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

, mlmmhjvjh

TRANSCRIPT

Page 1: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

PERAWATAN OPEN BITE SKELETAL DENGAN

RAPID MOLAR INTRUSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

030600030

SUWANDI

DEPARTEMEN ORTODONTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2007

Page 2: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ORTODONTI

TAHUN 2007

Suwandi

Perawatan open bite skeletal dengan Rapid Molar Intrusi

x + 33 Halaman

Open bite skeletal merupakan salah satu bentuk maloklusi yang terjadi dalam

bidang vertikal dan melibatkan struktur skeletal. Open bite skeletal merupakan

masalah klinis yang sering dijumpai dan sulit diatasi oleh dokter gigi oleh karena

etiologinya yang kompleks dan mempunyai kecenderungan untuk rileps pasca

perawatan.

Dewasa ini, perkembangan perawatan open bite skeletal lebih difokuskan

pada pengurangan faktor kekooperatifan pasien untuk mencapai keberhasilan

perawatan. Rapid Molar Intrusi merupakan pesawat baru yang digunakan dalam

merawat open bite skeletal dimana faktor kooperatif pasien tidak begitu diperhatikan.

Rapid Molar Intrusi terdiri dari 2 buah modul pegas yang dilekatkan pada

band ortodonti di gigi molar pertama maksila dan mandibula yang akan diintrusi.

Rapid Molar Intrusi dapat digunakan pada masa gigi bercampur dan gigi permanen.

Untuk menghindari tipping ke bukal dari mahkota molar sebagai efek samping dari

Page 3: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

pesawat ini, kedua modul pegas tersebut disatukan dengan transpalatal dan lingual

arch.

Daftar rujukan : 36 (1981-2007)

Page 4: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN

PADATANGGAL 3 JULI 2007

OLEH :

Pembimbing

Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort. NIP : 130 900 678

Mengetahui

Ketua Departemen Ortodonti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort NIP : 130 900 678

Page 5: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

PERAWATAN OPEN BITE SKELETAL DENGAN RAPID MOLAR INTRUSI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

SUWANDI 030600030

Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 3 Juli 2007 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Susunan Tim Penguji Skripsi

Ketua Penguji

Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort NIP : 130 900 678

Anggota Tim Penguji

Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort NIP : 130 675 620 NIP : 131 785 638

Medan, 3 Juli 2007

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonti

Ketua,

Page 6: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

1. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort., selaku Ketua Departemen Ortodonti dan

pembimbing skripsi, atas kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort NIP : 130 900 678

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi (RMI)”,

yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi

pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan

pengarahan yang sangat berguna dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

2. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort., selaku koordinator dan anggota tim penguji

skripsi.

3. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort., selaku anggota tim penguji skripsi.

4. M. Zulkarnain, drg., M.Kes., selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama masa perkuliahan.

Page 7: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

terutama staf pengajar Departemen Ortodonti, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan, sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini dan mengerti ilmu-ilmu kedokteran gigi.

6. Ucapan terima kasih yang tak terhingga buat orang tua penulis, Sia Gim Thou

dan Ng Tjoh Kim, yang telah memberikan dukungan baik secara moril

maupun material; dan adik-adik penulis, Lindawaty dan Sudibio, yang selalu

memberikan doa dan semangat kepada penulis.

7. Buat paman-paman dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan

bantuan buat penulis.

8. Senior-senior angkatan 2001, terutama Hendry, Kristian, Eszra, dan Nurdin,

serta angkatan 2002, terutama Martono, Kriswandy, Benny, Dennis, Christian,

Donni, Sri Wahyuni, Nurhafizah, Dahlizawaty, Sri Dewi, Basaria, yang telah

memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis.

9. Buat seseorang yang penulis kasihi, yang selalu memberikan motivasi,

semangat, dan doa kepada penulis.

10. Teman-teman penulis, terutama Andrew, Steven, Emerson, Ardiansyah, Novi,

Yuni, Pratiwi, Malinda, Ilmiah, Winty, Lydia, Lisa, Septriani, Indi, Vivi, Aya,

Dwinta, Desy, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan motivasi,

saran, nasehat serta doa kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Page 8: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini karena keterbatasan ilmu

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, semua saran dan kritik

akan menjadi sumbangan yang sangat berarti bagi kualitas skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat

memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara, bangsa dan negara kita Indonesia, serta pengembangan

ilmu.

Medan, 3 Juli 2007 Penulis,

Suwandi NIM.:030600030

Page 9: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. …… viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. x

BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1 1.2 Masalah………………………………………………………… 3 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………. 3 1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………. 3

BAB 2 : OPEN BITE SKELETAL…………………………………………. 4 2.1 Pengertian………………………………………………………. 4 2.2 Diagnosa…………………………………………………........... 6 2.3 Etiologi…………………………………………………………. 8 BAB 3 : RAPID MOLAR INTRUSI (RMI)……………………………….. 11 3.1 Pengertian………………………………………………………. 11 3.2 Tipe RMI……………………………………………………….. 13 3.3 Komponen RMI………………………………………………… 14 3.4 Cara Penggunaan dan Mekanisme Kerja……………………….. 15 3.5 Laporan Kasus………………………………………………….. 20 BAB 4 : KESIMPULAN…………………………………………………….. 28 DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………. 30

Page 10: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Open bite skeletal……………………………………………………….. 5

2. Titik-titik pada sefalometri…………………………………………….... 7

3. Rapid Molar Intrusi……………………………………………………… 12

4. Komponen Rapid Molar Intrusi. (a) ball connectors. (b) modul pegas.

(c) ujung bersudut. (d) ujung lurus………………………………………. 13

5. Band molar dengan tube Headgear……………………………………… 15

6. Band molar dengan tube Lip Bumper……………………………………. 15

7. Palatal dan lingual arch………………………………………………….. 16

8. Pemasangan modul pegas pada tube bukal molar bawah………………... 17

9. Penguncian modul pada ball pin connectors…………………………….. 18

10. Pemasangan modul pegas pada tube bukal molar atas dan kunci dengan

ball pin connectors……………………………………………………….. 18

11. Kontrol vertikal untuk Klas II……………………………………………. 19

12. Kontrol vertikal untuk Klas III…………………………………………… 19

13. Anak laki-laki usia 11 tahun dengan open bite anterior dan

bibir inkompeten………………………………………………………….. 21

14. Rapid Molar Intrusi dipasang bilateral dari molar atas ke molar bawah…. 22

15. Pasien setelah perawatan intrusi selama 6 bulan………………………….. 23

Page 11: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

16. Tracing superimposisi sefalometri pada kasus I ………………………….. 24

17. Foto profil, sefalometri, dan intraoral pasien sebelum perawatan dengan

RMI…………………................................................................................... 25

18. Intrusi molar dan koreksi open bite tanpa elastik vertikal……………….... 26

19. Foto profil, sefalometri, dan intraoral pasien setelah perawatan…………. 27

20. Tracing superimposisi sefalometri pada kasus II..………………………... 27

Page 12: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Variabel skeletal sefalometri………………………………………… 7

Page 13: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, minat masyarakat terhadap perbaikan estetis wajah semakin

tinggi, hal ini disebabkan masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa penampilan

yang menarik dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang dalam pekerjaan dan

pergaulannya.

Tujuan dari perawatan ortodonti adalah untuk memperbaiki maloklusi dan

abnormalitas lainnya.1 Maloklusi adalah bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk

standar yang diterima sebagai oklusi normal.1,24 Maloklusi dapat terjadi dalam bidang

sagital, transversal, dan vertikal.1 Open bite merupakan maloklusi yang terjadi dalam

bidang vertikal.1,2 Open bite dapat terjadi secara dental, skeletal, dan

dentoskeletal.1,3,11,23,24 Open bite skeletal merupakan masalah klinis yang sering

dijumpai dan sulit diatasi oleh dokter gigi.4,5 Masalah open bite skeletal ini

merupakan masalah multifaktorial dan yang paling sulit perawatannya oleh karena

Page 14: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

etiologinya yang kompleks dan mempunyai kecenderungan untuk rileps setelah

selesai perawatan.6-8

Berbagai teori mengenai etiologi terjadinya open bite telah dikemukakan,

antara lain disebabkan oleh faktor herediter, kebiasaan buruk, dan faktor

lingkungan.1,4,6,7,9 Yang termasuk dalam faktor lingkungan ini adalah variasi dalam

erupsi gigi dan perkembangan tulang alveolar.7 Kadang-kadang kita dapat dengan

mudah mengidentifikasi faktor etiologi spesifik yang menyebabkan open bite, tetapi

dalam kasus open bite skeletal adalah sulit untuk mengidentifikasi faktor yang

bertanggungjawab terhadap terjadinya maloklusi ini.2,3

Menurut penelitian oleh Kelly et al, prevalensi open bite skeletal pada anak-

anak di Amerika Serikat adalah 3,5 %-4 % pada anak kulit putih dan 16 %-16,5 %

pada anak kulit hitam.7,10 Beberapa ahli berpendapat bahwa jumlah maloklusi tipe ini

dapat bertambah selama masa remaja.10 Menurut Proffit et al, pada anak-anak usia 8-

17 tahun di Amerika, dijumpai open bite skeletal ini sebanyak 3,5 %.7,11

Perawatan open bite skeletal secara dini dianjurkan untuk mendapatkan

tingkat keberhasilan perawatan yang lebih baik.3,7 Berbagai jenis perawatan terhadap

open bite skeletal telah dikemukakan, diantaranya dengan menggunakan pesawat

fungsional, pesawat cekat, dan perawatan dengan pembedahan.1,4-11

Perawatan dengan pesawat fungsional diantaranya dengan menggunakan

posterior bite blocks, elastic activator, open bite bionator, vertical chin-cups,

Page 15: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

magnetic activator device, dan lain-lain.3,4,9,10,19 Perawatan dengan pesawat cekat

dapat dengan menggunakan Multiloop edgewise archwire (MEAW), transpalatal

arch, dan Rapid Molar Intrusi.3,5,9,12,13

Perawatan yang paling dapat diterima untuk mecapai tujuan perawatan open

bite skeletal ini adalah dengan mengintrusikan molar.3,12 Untuk itu digunakan Rapid

Molar Intrusi (RMI) yaitu suatu metode baru yang dikembangkan untuk mendapatkan

kontrol vertikal dengan pengintrusian molar. Pemilihan RMI biasanya dilakukan

dengan alasan pasien tidak kooperatif dan menghindari tindakan bedah.5,12,13 Salah

satu kendala praktisi dalam melakukan perawatan adalah kooperatif pasien,13 oleh

karena itu Rapid Molar Intrusi ini adalah pilihan yang tepat untuk merawat pasien

yang tidak begitu kooperatif.5,12,13 Dalam skripsi ini akan diuraikan lebih lanjut

mengenai open bite skeletal dan perawatannya dengan menggunakan Rapid Molar

Intrusi.

1.2 Masalah

Bagaimana mekanisme kerja dari Rapid Molar Intrusi (RMI) ini dalam

merawat open bite skeletal ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Page 16: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui masalah open bite

skeletal dan perawatannya dengan Rapid Molar Intrusi (RMI). Diharapkan tulisan ini

dapat menambah wawasan mahasiswa, dokter gigi, serta pihak-pihak yang berminat.

1.4 Ruang Lingkup

Pada tulisan ini akan diuraikan mengenai pengertian open bite skeletal, faktor-

faktor etiologinya, dan cara mendiagnosanya, serta pengertian, tipe-tipe RMI,

komponen RMI, dan cara penggunaan RMI dalam merawat open bite skeletal.

BAB 2

OPEN BITE SKELETAL

Oklusi adalah kontak maksimum antara gigi geligi rahang atas dengan rahang

bawah dimana lengkung gigi atas dan bawah dalam keadaan tertutup.24

Penyimpangan dari bentuk oklusi standar yang diterima sebagai oklusi normal

disebut dengan maloklusi.1,24 Maloklusi dapat terjadi dalam arah vertikal, sagital, dan

transversal. Maloklusi dapat melibatkan dental, skeletal, dan dentoskeletal. Salah satu

bentuk maloklusi yang terjadi dalam bidang vertikal dan melibatkan struktur skeletal

adalah open bite skeletal.1,3,11,23,24

2.1 Pengertian

Page 17: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Menurut Moyers, open bite skeletal adalah kegagalan gigi-geligi untuk

bertemu dengan antagonisnya atau membuat kontak oklusal yang melibatkan basis

kranial, maksila, dan atau mandibula,2,21,25 yang oleh Moyers disebut juga dengan

complex open bite.21 Open bite yang berhubungan dengan skeletal dapat juga disebut

dengan apertognathia, dimana penderitanya menunjukkan ketidakseimbangan

struktur skeletal secara vertikal.2

Selama berlangsungnya proses erupsi normal, diharapkan bahwa gigi-gigi dan

tulang alveolar pendukungnya dapat berkembang hingga kontak oklusal bertemu.

Semua hambatan selama proses erupsi normal dan perkembangan tulang alveolar

dapat menyebabkan kontak oklusal tidak terjadi, sehingga terbentuklah open bite.21

Banyak kasus maloklusi yang dapat dirawat secara ortodonti, namun tidak

semua memberikan hasil yang memuaskan.32 Salah satu kasus maloklusi yang sulit

dirawat dan cenderung untuk rileps setelah selesai perawatan adalah open bite

skeletal.4-8,26-32 Hal ini disebabkan oleh kompleksnya faktor penyebab dari open bite

skeletal.8,26-28

Page 18: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 1. Open bite skeletal18

Dari hasil penelitian oleh Kelly et al., prevalensi open bite skeletal pada anak-

anak di Amerika Serikat adalah 3,5 %-4 % pada anak kulit putih dan 16 %-16,5 %

pada anak kulit hitam.7,10 Menurut pendapat beberapa ahli jumlah maloklusi tipe ini

dapat meningkat selama masa remaja.10 Menurut Proffit et al., pada anak-anak usia 8-

17 tahun di Amerika, dijumpai open bite skeletal sebanyak 3,5 %.7,11

2.2 Diagnosa

Perawatan open bite skeletal harus dilakukan secara dini untuk meningkatkan

keberhasilan perawatan.3,7 Diagnosa open bite skeletal dapat dilakukan dengan

memperhatikan tanda-tanda klinisnya dan melalui pemeriksaan gambaran

sefalometri. Pada pasien yang menderita open bite skeletal dapat dijumpai tanda

klinis berupa erupsi yang berlebihan dari gigi-gigi posterior atau keseluruhan gigi.5

Menurut Cangiolosi, open bite skeletal menunjukkan erupsi gigi molar dan insisivus

yang lebih banyak dari pada open bite dental.3,31 Selain itu, pasien dengan open bite

Page 19: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

skeletal mempunyai bibir atas yang pendek dengan penampilan gigi insisivus maksila

yang berlebihan, dan pasien juga memiliki wajah yang panjang dan sempit.1 Oleh

sebab itu, open bite skeletal ini sering juga disebut dengan long face syndrome.2

Derajat keparahan dari open bite dapat diklasifikasikan sebagai berikut :23

1. Ringan : terdapat open bite anterior < 3,75 mm

2. Sedang : terdapat open bite anterior > 3,75 mm tetapi < 6,85 mm

3. Parah : terdapat open bite anterior > 6,85 mm

Karakteristik dari open bite skeletal dapat dilihat dari gambaran sefalometri,

yaitu :1-3,5,6,8,17,21,30,31

1. Ramus mandibula pendek,

2. Rotasi mandibula ke bawah dan belakang,

3. Negatif overbite atau open bite anterior,

4. Meningkatnya tinggi wajah anterior bagian bawah,

5. Meningkatnya sudut basis mandibula, dan

6. Mengecilnya sudut bidang palatal.

Parameter sefalometri yang digunakan untuk mendiagnosa open bite skeletal,

yaitu :10,12,16,23,27,29,30 (Tabel 1, Gambar 2)

1. SNA angle

2. SNB angle

3. ANB angle

Page 20: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

4. SN-GoGn angle

5. PP-GoGn angle

6. UFH/LFH

Tabel 1. NILAI VARIABEL SKELETAL SEFALOMETRI14,27

Variabel Normal SD

SNA 82o 3,7

SNB 80o 3,7

ANB 2o 2,4

SN^Go-Gn 28o 7,2

PP^Go-Gn 21,9o 5,6

UFH/LFH 0,812 0,082

Page 21: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 2. Titik-titik pada sefalometri10

Selain itu, menurut Kim, untuk mendiagnosa open bite skeletal dapat juga

digunakan overbite depth indicator (ODI).12,32 Overbite depth indicator (ODI) dapat

menjelaskan kemungkinan adanya kelainan dentoskletal yang berhubungan dengan

open bite atau overbite. ODI merupakan hasil penjumlahan dua buah sudut, yaitu (1)

sudut yang dibentuk antara bidang A-B dengan basis mandibula, dan (2) sudut antara

bidang palatal dengan bidang frankfurt horizontal.12,32,35,36 Wardlaw mengemukakan

bahwa analisis ODI merupakan variabel yang paling cocok dari semua variable yang

telah dicoba.32,34 Nilai normal untuk ODI adalah 74,5o dengan standar deviasi sebesar

6,07o, nilai 68o atau kurang mengindikasikan kecenderungan open bite skeletal.35,36

Langkah-langkah yang digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran ODI,

yaitu :34,35

1. Ukur sudut dari basis mandibula (MP) dan bidang AB (MP-AB). (Misalnya

diperoleh 76o).

2. Ukur sudut dari bidang frankfurt horizontal (FH) dan bidang palatal (PP).

sudut positif diperoleh ketika bidang palatal melereng ke bawah dan depan,

Page 22: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

sedangkan sudut negatif diperoleh bila bidang palatal melereng ke atas dan

depan. (Misalnya diperoleh -3o).

3. Kombinasikan kedua nilai tersebut untuk mendapatkan Overbite Depth

Indicator (ODI). (76o-3o=73o). Pada contoh ini ODI diperoleh 73o, dimana

hasil ini sedikit lebih rendah dari nilai normalnya 74,5o +6,07o. Dengan

mempertimbangkan standar deviasinya, hasil yang diperoleh hanya sedikit

dibawah limit normalnya, maka dapat disimpulkan kasus ini memiliki

kecenderungan terjadinya open bite yang masih dapat diabaikan.

2.3 Etiologi

Terjadinya open bite skeletal dapat disebabkan oleh berbagai faktor atau

etiologi, diantaranya yaitu kebiasaan buruk seperti menjulurkan lidah dan mengisap

jari, faktor keturunan, dan faktor lain seperti gangguan dalam perkembangan tulang

alveolar dan erupsi gigi.1,4,6,7,11,16,20,22,25,35

Menjulurkan lidah telah diindikasikan sebagai salah satu penyebab dari pada

open bite.25 Kebiasaan menjulurkan lidah dapat disebabkan karena ukuran lidah yang

abnormal dan penyumbatan saluran pernafasan yang diadaptasi dengan bernafas

melalui mulut.1,2,11,20,25 Tekanan yang dihasilkan lidah dapat mempengaruhi

pertumbuhan gigi secara vertikal.2,25 Menurut Bahr dan Holt, ada 4 variasi akibat

kebiasaan menjulurkan lidah ini, yaitu :20

Page 23: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

1. Menjulurkan lidah tanpa terjadi deformasi, hanya merupakan fungsi yang

abnormal.

2. Menjulurkan lidah yang menyebabkan deformasi anterior seperti open bite yang

oleh Moyers disebut simple open bite.

3. Menjulurkan lidah yang menyebabkan deformasi pada segmen bukal yang secara

klinis terlihat dari adanya open bite posterior.

4. Kombinasi dari kedua kebiasaan menjulurkan lidah yang menyebabkan

deformasi, dimana akibatnya oleh Moyers disebut sebagai complex open bite atau

open bite skeletal.

Menurut Proffit tekanan lidah walaupun terjadi dalam waktu yang cukup lama

tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan gigi.2,25 Akan tetapi pendapat dari

Proffit tidak dapat diterima oleh para klinisi lain yang tetap beranggapan bahwa

tekanan lidah dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi.2

Mengisap jari pada usia sampai dengan 3 tahun adalah hal yang normal, tetapi

persistensi dari kebiasaan ini meningkatkan kemungkinan perkembangan lengkung

gigi dan oklusi yang abnormal sehingga dapat menyebabkan open bite. Fukuta et al.

menunjukkan tingginya tingkat prevalensi open bite yang berhubungan dengan

kebiasaan mengisap jari. Farsi dan Salama dalam penelitiannya mengenai efek dari

menghisap jari pada anak-anak usia 3-5 tahun di Arab Saudi menemukan korelasi

yang kuat antara kebiasaan mengisap jari dengan open bite.15

Page 24: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Faktor lain yang dapat menyebabkan open bite skeletal dapat berupa

hilangnya gigi antagonis, halangan pada bidang oklusal, erupsi gigi yang berlebihan

terutama gigi posterior. Selain itu penyakit seperti micrognatia dan hipertropi

mandibula juga dapat menyebabkan open bite, dimana pada penderita micrognatia

terdapat lengkung mandibula yang pendek. Pada penderita hipertropi mandibula,

dimana lengkung mandibula besar biasanya juga diikuti dengan ukuran lidah yang

besar sehingga pada posisi istirahat lidah tidak dapat masuk ke dalam ruang palatum.

Akibatnya lidah ditempatkan pada bidang oklusal yang akan menyebabkan terjadinya

open bite.2,11,25

Page 25: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

BAB 3

RAPID MOLAR INTRUSI (RMI)

Perawatan open bite skeletal dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat

fungsional, pesawat cekat, dan pembedahan.1,4-11 Salah satu contoh pesawat cekat

adalah Rapid Molar Intrusi (RMI), yaitu sebuah pesawat yang dapat menghasilkan

gaya untuk intrusi molar dengan menggunakan modul pegas, dimana alat ini tidak

begitu tergantung pada kekooperatifan pasien.5,12,13,18,28

3.1 Pengertian

Rapid Molar Intrusi (Gambar. 3) adalah modifikasi dari pesawat Jasper

Jumper, yaitu sebuah alat yang sanggup menghasilkan perubahan yang cepat dalam

bidang vertikal. Rapid Molar Intrusi merupakan pesawat cekat yang fleksibel dimana

dapat menghasilkan gaya intrusif yang ringan dan secara terus menerus.13,18,28

Mengintrusikan molar merupakan perawatan open bite skeletal yang paling dapat

diterima,3,12,13 sebab daerah posterior maksila merupakan area yang paling penting

untuk mengontrol pertumbuhan vertikal, dimana 1/3-1/2 mm erupsi pada posterior

maksila akan menghasilkan 1 mm peningkatan pada tinggi wajah anterior. Oleh sebab

Page 26: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

itu, jika molar dapat diintrusikan maka dagu akan bergerak ke depan, memberikan

efek profil yang sama seperti pertumbuhan mandibula.5,18

Rapid Molar Intrusi dapat digunakan untuk menggerakkan satu gigi,

sekelompok gigi, atau keseluruhan lengkung gigi. Pesawat ini dapat menghasilkan

gaya fungsional berupa bite-jumping forces, headgear-like forces, elastic-like forces,

atau kombinasi dari gaya-gaya tersebut. Rapid Molar Intrusi mudah dipasang,

diaktifkan, dan dilepas, serta tidak mengganggu ruang, perawatan pencabutan,

ataupun perawatan tanpa pencabutan.13,18

Gambar 3. Rapid Molar Intrusi13

Rapid Molar Intrusi merupakan non-compliance appliance, yaitu pesawat

yang dalam melakukan perawatan tidak begitu tergantung pada kekooperatifan

pasien.5,12,13,18 Penerimaan pasien terhadap pesawat ini baik sekali, pasien hanya

Page 27: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

menjaga pesawat agar tetap bersih dan menghindari terjadinya kerusakan.

Fleksibilitas Rapid Molar Intrusi menyebabkan kebersihan mulut mudah dijaga, dan

karena modul pegasnya menjauhi permukaan oklusal pada saat menutup mulut maka

pesawat tidak mengganggu proses pengunyahan.13,18

3.2 Tipe RMI

Berdasarkan perbedaan ukuran dan tingkat gaya, Rapid Molar Intrusi dapat

dibagi menjadi 2 tipe, yaitu :13

1. Size M untuk masa gigi bercampur dengan gaya intrusif sebesar 800g.

2. Size A untuk dewasa dengan gaya intrusif sebesar 1000g.

Pada pasien dalam masa gigi bercampur dengan open bite skeletal, Rapid

Molar Intrusi merupakan pesawat yang paling dapat diterima. Pesawat ini

mengurangi pertumbuhan maksila secara vertikal dan membantu menutup bidang

vertikal skeletal dari sepertiga wajah bawah. Pasien yang menggunakan Rapid Molar

Intrusi size M dikontrol dalam interval 4 minggu sekali. Gigi desidui dapat

mengganggu perawatan karena selama berlangsungnya intrusi molar pertama maksila

dan mandibula, molar desidui mempunyai kontak oklusal yang tidak diinginkan

dengan molar desidui antagonisnya (open bite). Ekstraksi dari gigi desidui tersebut

lebih dipilih daripada pengasahan enamel. Untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya kontak oklusal dari gigi desidui, pencabutan hanya perlu dilakukan pada

salah satu rahang saja. Perawatan biasanya tercapai dalam waktu 4-5 bulan, setelah

Page 28: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

itu modul dari Rapid Molar Intrusi ini dapat dilepaskan, tetapi transpalatal dan lingual

arch dipertahankan sebagai retensi.5,12,13

Perawatan dengan Rapid Molar Intrusi juga diindikasikan pada pasien dewasa

dengan open bite dental dan skeletal. Meskipun pasien dewasa dengan open bite

skeletal lebih baik dirawat dengan pembedahan, namun Rapid Molar Intrusi

memberikan pilihan alternatif dengan hasil yang dapat diprediksi.5,13 Indikasi untuk

perawatan dengan Rapid Molar Intrusi adalah open bite skeletal dengan pola Klas I

dan Klas II. Sedangkan untuk open bite skeletal dengan pola Klas III agak sulit, hal

ini disebabkan mandibula yang berotasi ke superior dan anterior sebagai konsekuensi

dari efek Rapid Molar Intrusi dapat memperburuk prognosa Klas III open bite

skeletal.5,12,13

Pasien yang memakai Rapid Molar Intrusi Size A juga dikontrol dalam

interval 4 minggu sekali. Intrusi molar maksila akan membantu rotasi mandibula

yang berlawanan dengan arah jarum jam dan mengurangi tinggi skeletal secara

vertikal.5,13 Pada beberapa pasien dimana hanya molar pertama dan kedua yang

berkontak, Rapid Molar Intrusi diarahkan langsung untuk mengurangi tinggi vertikal

anterior dengan menyatukan molar pertama dan kedua menggunakan full-sizes

rectangular wires dan secara mudah kedua gigi tersebut dapat diintrusikan.12 Selama

berlangsungnya perawatan pada pasien dewasa, modul pegas dari Rapid Molar Intrusi

harus diganti 2 atau 3 kali karena tingkat gayanya akan berkurang seiring dengan

waktu perawatan yang lebih lama.5,13

Page 29: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

3.3 Komponen RMI

Komponen dari Rapid Molar Intrusi sama dengan pesawat Jasper Jumper,

kecuali modul pegasnya yang lebih pendek daripada pesawat Jasper Jumper.

Komponen-komponennya yaitu (Gambar. 4) :5,12,13,18,28

1. Satu atau dua buah modul pegas dengan 1 ujung lurus dan 1 ujung bengkok.

2. Ball pin connectors.

Gambar 4. Komponen Rapid Molar Intrusi. (a) Ball Conectors. (b) Modul Pegas (c) Ujung bersudut. (d) Ujung lurus.28

Page 30: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Selain komponen utama di atas, diperlukan komponen tambahan lain agar

RMI dapat dipasang pada molar yang hendak diintrusi, komponen tambahan tersebut

yaitu:5,12,13,18,28

1. Band molar dengan tube Headgear untuk molar maksila (Gambar. 5).

2. Band molar dengan tube Lip Bumper untuk molar mandibula (Gambar. 6).

3. Palatal dan lingual arch (Gambar. 7).

Gambar 5.Band molar dengan tube Headgear18 Gambar 6.Band molar dengan tube Lip Bumper13

Gambar 7. (a) Palatal arch, (b) Llingual arch18

Page 31: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Modul pegas untuk RMI adalah sama untuk sisi kiri maupun kanan.12 Kedua

ujung modul pegas akan menerima ball pin connectors yang dimasukkan ke tube

bukal pada band molar atas dan bawah. Ujung yang lurus akan dihubungkan dengan

tube headgear pada band molar atas, sedangkan ujung yang bersudut akan

dihubungkan dengan tube Lip Bumper pada band molar bawah. 5,13,18,2

3.4 Cara Penggunaan dan Mekanisme Kerja

Pemasangan modul pegas secara langsung pada pasien agak menyulitkan

karena penglihatan dan akses yang terbatas pada bagian belakang mulut. Oleh karena

itu, lebih mudah menyatukan modul ke transpalatal dan lingual arch pada saat masih

berada pada model kerja, sehingga keseluruhan sistem dapat dimasukkan sebagai satu

unit.5 Cara pemasangan modul pegas Rapid Molar Intrusi pada molar maksila dan

mandibula, yaitu :5,13,28

1. Masukkan Ball Pin Connector, yang dibengkokkan seperti huruf L, ke dalam

lubang pada ujung bawah yang bengkok pada modul pegas kemudian selipkan

Ball Pin Connector ke dalam tube bukal molar bawah. Permukaan cekung dari

ujung bawah modul menghadap ke sisi distal (Gambar. 8)

Page 32: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 8. Pemasangan modul pegas pada tube bukal

molar bawah.13

2. Bengkokkan ujung distal Ball Pin Connector yang sudah dimasukkan ke dalam

tube bukal molar bawah untuk mengunci modul pada posisinya. Bengkokkan

ujung distal Ball Pin Connector sampai membentuk lingkaran yang tertutup,

dimana bentuk ini akan mencegah Ball Pin Connector berotasi ke arah ginggiva

ketika pegas difungsikan. Jika ujung dari Ball Pin Connector dipasang

sebagaimana mestinya, pin akan bebas berotasi ke arah bukal bukan ke arah

ginggiva. Pastikan ujung distal Ball Pin Connector dibengkokkan di bawah tube

molar bawah pada sisi yang sama dengan ujung mesial Ball Pin Connector

(Gambar. 9).

Page 33: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 9. Penguncian modul pada Ball Pin Connectors.13

3. Ulangi cara yang sama untuk rahang atas (Gambar. 10). Bentuk L dari pin-pin

atas dan bawah memungkinkan mulut untuk membuka lebar tanpa halangan.

Ketika mulut ditutup, Ball Pins tidak menyentuh ginggiva. Modul pegas akan

menghasilkan gaya intrusif sebesar 800-1000 gms pada setiap sisi rahang ketika

dilengkungkan.

Gambar 10. Pemasangan modul pegas pada tube bukal

molar atas dan kunci dengan Ball Pin Connectors.13

Page 34: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

4. Jika pasien mempunyai maloklusi Klas II atau Klas III, modul pegas dipasang

dengan arah yang berbeda tergantung pada vektor sagital yang diperlukan untuk

koreksi molar. Rapid Molar Intrusi tidak didesain secara spesifik untuk

mengoreksi maloklusi sagital karena gaya yang dihasilkan lebih dominan pada

bidang vertikal. Tetapi jika modul pegas disatukan ke tube bukal dengan inklinasi

mesiodistal molar pertama maksila dan mandibula, maka vektor sagital dapat

diperoleh. Untuk maloklusi Klas II, modul pegas dihadapkan dari sisi mesial tube

bukal mandibula ke sisi distal tube bukal maksila (Gambar. 11). Kebalikannya

merupakan koreksi untuk Klas III, dimana modul pegas diarahkan dari sisi distal

tube bukal mandibula ke sisi mesial tube bukal maksila (Gambar. 12).

Gambar 11. Kontrol Vertikal untuk Klas II.18

Page 35: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 12. Kontrol vertikal untuk Klas III.18

Mekanisme kerja dari Rapid Molar Intrusi cukup sederhana. Ketika pasien

menutup rahangnya, gaya intrusif dihasilkan oleh lengkung modul pegas yang elastis

kemudian diteruskan ke molar pertama maksila dan mandibula. Karena gaya

diaplikasikan dari sisi bukal ke pusat resistensi gigi molar, tiping bukal dari mahkota

molar tidak terelakkan. Untuk mencegah efek samping ini, maka transpalatal arch

pada lengkung maksila dan lingual arch pada lengkung mandibula harus

digunakan.5,12,13,18,28

Berikut ini ada beberapa petunjuk yang harus diikuti dalam penanganan

pasien secara klinis, yaitu :12,13

1. Stabilkan molar pertama maksila dan mandibula dengan transpalatal dan lingual

arch (diameter 1mm).

2. Satukan modul pegas antara molar pertama maksila dan mandibula.

3. Pastikan balls dari pin tidak menyentuh gingiva.

Page 36: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

4. Pasien dikontrol dalam interval 4 minggu sekali.

5. Rapid Molar Intrusi hanya mengintrusi molar dimana RMI ditempatkan. Jika

molar kedua hendak diintrusi, molar pertama dan kedua dihubungkan dan

disatukan dengan full-size rectangular arch wire atau yang seksional.

6. Kontak oklusal, selain dari molar pertama, dikurangi untuk memberikan efek

intrusif dari Rapid Molar Intrusi.

7. Palatal dan lingual arch disesuaikan setiap 2 bulan untuk mencegah kontak

dengan gingiva akibat intrusi molar.

8. Setelah perawatan selesai dan open bite menutup, palatal dan lingual arch

dipertahankan untuk retensi.

3.4 Laporan Kasus

Kasus I

Riwayat

Seorang anak laki-laki berumur 11 tahun dalam masa gigi bercampur dengan

keluhan utama open bite anterior dan kesulitan dalam menutup bibirnya.

Diagnosa

Page 37: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan wajah panjang dan bibir yang

inkompeten pada posisi istirahat (Gambar. 13). Pasien mempunyai maloklusi Klas I

dengan open bite sebesar 5mm, dan bilateral crossbite posterior. Pasien memiliki

karies yang luas pada gigi molar desidui dan molar pertama kanan atas.

Gambar 13. Anak laki-laki usia 11 tahun dengan open bite anterior dan bibir inkompeten.18

Hasil analisa sefalometri menunjukkan profil skeletal yang lurus dan

mandibula berotasi searah jarum jam. Maksila diposisikan ke bawah dan sudut bidang

mandibula mengalami deviasi 2 standar di atas normal, hal ini memberi kesan suatu

pola pertumbuhan vertikal.

Tujuan Perawatan

Page 38: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Tujuan perawatan adalah untuk mengekspansi lengkung rahang atas dan

mengoreksi open bite dental dan skeletal tanpa perlu kooperatif khusus dari pasien.

Perawatan

Lengkung rahang atas dirawat dengan Spring Jet Palatal Expander terlebih

dahulu. Setelah crossbite posterior terkoreksi, Spring Jet Palatal Expander dilepas

dan perawatan dilanjutkan dengan pemasangan palatal arch pada lengkung rahang

atas. Lengkung rahang bawah dipersiapkan sebagai penjangkaran dengan

menggunakan sebuah lingual arch yang sederhana dan disolderkan. Modul Rapid

Molar Intrusi dipasang secara bilateral dari tube bukal pada band molar atas ke tube

bukal pada band molar bawah (Gambar. 14).

Gambar 14. Rapid Molar Intrusi dipasang bilateral dari molar atas ke bawah.18

Page 39: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Walaupun gaya yang dihasilkan oleh Rapid Molar Intrusi cenderung

menghasilkan inklinasi mesiobukal dari molar, hal ini dapat distabilisasi dengan

menggunakan palatal dan lingual arch.

Kemajuan Perawatan

Intrusi molar dan rotasi mandibula yang berlawanan arah dengan jarum jam

diperoleh dalam waktu kurang dari 6 bulan (Gambar. 15 & 16).

Gambar 15. Pasien setelah perawatan intrusi selama 6 bulan.18

Page 40: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 16. Tracing superimposisi sefalometri rotasi mandibula berlawanan arah jarum jam.18

Kasus II

Riwayat

Seorang pria berumur 18 tahun dengan keluhan utama open bite anterior dan

gangguan dalam bidang oklusal (Gambar. 17).

Diagnosa

Pasien mempunyai berbagai masalah dental dan skeletal, dan diklasifikasikan

sebagai suatu kasus yang memerlukan operasi untuk mengoreksi open bite

skeletalnya. Tetapi pasien memilih untuk tidak melakukan operasi.

Page 41: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 17. Foto profil, sefalometri, dan intra oral pasien sebelum perawatan dengan RMI.12

Perawatan

Molar kedua mandibula telah diekstraksi, dan modul Rapid Molar Intrusi

disatukan dengan molar band bersama mekanisme stabilisasi yang standar (palatal

dan lingual arch stainless steel, diameter 1 mm). Molar kedua maksila dipasangkan

band dan disatukan dengan band molar pertama menggunakan full-size rectangular

wires. Selama proses intrusi molar, insisivus maksila dan mandibula menjadi

berkontak, untuk itu digunakan maksila dan mandibula utility arch yang diaktifkan

untuk membuka kontak dari insisivus dan memungkinkan mandibula untuk terus

berotasi (Gambar. 18).

Page 42: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 18. Intrusi molar dan koreksi open bite tanpa elastik vertikal.12

Kemajuan Perawatan

Intrusi molar selesai dalam 5 bulan. Setelah open bite dikoreksi, oklusi berada

dalam hubungan Klas III. Perawatan dilanjutkan dengan Lip Bumper mandibula

untuk membantu menggerakkan gigi ke sisi ekstrakasi yaitu pada molar kedua

mandibula. Distalisasi dikontrol dengan elastik Klas III dari molar pertama maksila

ke Lip Bumper. Vertikal elastik tidak digunakan selama perawatan dalam tahap

manapun, koreksi open bite dental merupakan konsekuensi dari perkembangan

skeletal. Segera setelah bonding dilepaskan, pasien diberikan retainer tipe wrapround

untuk lengkung maksila dan retainer lingual yang dilekatkan pada lengkung

mandibula dari kaninus ke kaninus. Celah interlabial yang besar terkoreksi, dan

interdigitasi yang memuaskan dengan oklusi Klas I dapat diperoleh (Gambar. 19).

Radiografi sefalometri dan tracing superimposisi menunjukkan koreksi dari open bite

skeletal dengan rotasi mandibula yang berlawanan arah jarum jam dan berkurangnya

tinggi wajah anterior (Gambar. 20). Setelah perawatan, pasien diinstruksikan

Page 43: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

melakukan latihan pengunyahan dengan gigitan karet 3 kali sehari selama 3 menit

tiap sesi latihan.

Gambar 19. Foto profil, sefalometri, dan intra oral pasien setelah perawatan.12

Page 44: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

Gambar 20.Superimposisi sefalometri menunjukkan koreksi open bite skeletal

dengan rotasi mandibula yang berlawanan arah jarum jam dan tinggi wajah anterior berkurang. Superimposisi pada maksila dan mandibula menunjukkan intrusi molar mandibula lebih banyak dari maksila.12

BAB 4

Page 45: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

KESIMPULAN

Open bite skeletal merupakan salah satu bentuk maloklusi yang terjadi dalam

bidang vertikal dan melibatkan struktur skeletal. Open bite skeletal adalah kegagalan

antara gigi-geligi maksila dan mandibula untuk membuat kontak oklusal yang

melibatkan basis kranial, maksila, dan atau mandibula. Open bite skeletal merupakan

kasus yang sulit untuk dirawat karena cenderung untuk rileps pasca perawatan

ortodonti.

Pasien dengan open bite skeletal dapat dijumpai dengan tanda klinis berupa

erupsi yang berlebihan dari gigi-gigi posterior atau keseluruhan gigi, dan pasien

mempunyai wajah yang panjang dan sempit atau disebut dengan long face syndrome.

Diagnosa open bite skeletal dapat ditegakkan dengan memperhatikan tanda-tanda

klinis tersebut dan melalui pemeriksaan gambaran sefalometri. Parameter sefalometri

yang digunakan untuk mendiagnosa open bite skeletal yaitu, SNA, SNB, ANB, SN-

GoGn, PP-GoGn, UFH/LFH. Selain itu, dapat juga digunakan ODI atau Overbite

Depth Indicator. Etiologi open bite skeletal berupa faktor keturunan atau herediter,

kebiasaan buruk, dan faktor lain seperti hilangnya gigi antagonis, erupsi berlebihan,

micrognatia, dan hipertropi mandibula

Rapid Molar Intrusi merupakan salah satu contoh pesawat cekat yang dapat

digunakan untuk merawat kasus open bite skeletal. Rapid Molar Intrusi terdiri dari

komponen yang menyerupai pesawat Jasper Jumper, yaitu berupa modul pegas dan

ball pin connectors. Rapid Molar intrusi merupakan non-compliance appliance,

Page 46: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

dimana pesawat ini tidak begitu tergantung dengan kekooperatifan pasien, karena

pasien hanya menjaga pesawat tetap bersih dan menghindari kerusakan.

Rapid Molar Intrusi dapat menghasilkan gaya intrusif sebesar 800-1000 g

tergantung pada tipe yang digunakan, yaitu size M sebesar 800 g untuk masa gigi

bercampur dan size A sebesar 1000 g untuk gigi permanen. Gaya yang dihasilkan

Rapid Molar Intrusi dapat berupa gaya fungsional berupa bite-jumping forces,

headgear-like forces, elastic-like forces, atau kombinasi dari gaya-gaya tersebut.

Cara kerja dari Rapid Molar Intrusi cukup sederhana, yaitu pada saat pasien

menutup rahangnya, lengkung modul pegas akan menghasilkan gaya intrusif yang

akan diteruskan ke gigi molar pertama maksila dan mandibula yang akan diintrusi.

Akibat dari gaya yang dihasilkan oleh Rapid Molar Intrusi dapat menyebabkan

mahkota molar mengalami tiping ke bukal, oleh karena itu digunakan transpalatal dan

lingual arch untuk mencegah efek samping ini. Selain itu, transpalatal dan lingual

arch dapat dipertahankan sebagai retensi setelah selesai perawatan aktif. Apabila

molar kedua maksila dan atau mandibula juga hendak diintrusi, maka dapat

digunakan full-size rectangular arch wire atau yang seksional untuk menghubungkan

molar pertama dengan molar kedua.

Open bite skeletal yang cocok dirawat dengan Rapid Molar Intrusi merupakan

pola Klas I dan Klas II, sedangkan untuk open bite skeletal dengan pola Klas III agak

sulit dirawat karena dapat memperburuk prognosa open bite skeletal tersebut. Dengan

menggunakan Rapid Molar Intrusi, pasien diberi alternatif pilihan perawatan dengan

hasil akhir yang dapat diprediksi.

Page 47: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

DAFTAR RUJUKAN

1. Bhalajhi SI. Orthodontics : The art and science. 1st ed. New Delhi : SK Arya,

1997 : 295-8.

2. McNamara JA, Brudon WL, Kokich VG. Orthodontics and dentofacial

orthopedics. 1st ed. Michigan : Needham Press, 2001 : 111-3,120.

3. Gurton AU, Akin E, Karacay S. Initial intrusion of the molars in the treatment of

anterior open bite malocclusions in growing patients. Angle Orthod 2004 ; 74 (4)

: 454-5.

4. Stellzig A, Gilde GS, Basdra EK. Elastic activator for treatmen of open bite. Br J

Orthod 1999 ; 26 : 89-92.

5. Carano A, Siciliani G, Bowman SJ. Treatment of skeletal open bite with a device

for rapid molar intrusion : A preliminary report. Angle Orhod 2005 ; 75 (5) :

736-8.

6. Takeuchi M, Tanaka E, Nonoyama D, Aoyama J, Tanne K. An adult case of

skeletal open bite with a severely narrowed maxillary dental arch. Angle Orthod

2002 ; 72 (4) : 362-4.

7. Cozza P, Mucedero M, Baccetti T, Franchi l. Early orthodontic treatment of

skeletal opoen bite malocclusion. Angle Orthod 2005 ; 75 (5) : 707-8.

Page 48: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

8. Hamamci N, Basaran G, Sahin S. Non surgical correction of an adult skeletal

class III and open-bite malocclusion. Angle Orthod 2006 ; 76 (3) : 527-9.

9. Neto JPC, Quintao CC, Menezes LM, Almeida Ma. Severe anterior open bite

malocclusion : Orthognatic surgery or several years of orthodontics. Angle

Orthod 2006 ; 76 (4) : 728-9.

10. Pedrin F, Almeida MR, Almeida RR, Pedrin RRA, Torres F. A prospective study

of the treatment effects of a removable appliance with palatal crib combined with

high-pull chincup therapy in anterior open bite patients. Am J Orthod 2005 : 418-

9.

11. Cozza P, Baccetti T, Franchi L, McNamara JA. Treatment effects of a modified

quad-helix in patients with dentoskeletal open bites. Am J Orthod 2006 : 734-5.

12. Carano A, Machata W, Siciliani G. Noncompliant treatmen of skeletal open bite.

Am J Orhod 2004 : 781-3.

13. Carano A, Machata W. Perspective and insights for the orthodontics profession :

New product update : Rapid molar intruder. Am orthod 2003 ; 3 (1) : 10-4.

14. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Philadelphia : WB Saubers Company, 2001

: 55, 93-4, 109, 124, 131, 225, 253.

15. Cozza P, Baccetti T, Franchi L, Mucedero M, Polimeni A. Sucking habits and

facial hyperdivergency as risk factors for open bite in the mixed dentition. Am J

Orthod 2005 : 517-9.

Page 49: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

16. Janson G, Valarelli FP, Beltrao RTS, Freitas MR, Henriques JFC. Stability of

anterior open bite extarction and non extraction treatment in the permanent

dentition. Am J Orthod 2004 : 768-70.

17. Ellis III E, McNamara JA. Components of adult class III open-bite malocclusion.

Am J Orthod 1984 : 277-90.

18. Carano A, Machata WC. A rapid molar intruder for non-compliance treatment. J

Clin Orthod 2002 ; 36 (3) : 137-42.

19. Darendeliler MA, Yuksel S, Meral O. Open bite correction with the magnetic

activator device IV. J Clin Orthod 1995 ; 29 (9) : 569-70.

20. Graber TM, Rakosi T, Petrovic AG. Dentofacial orthopedics with functional

appliances. 2nd Ed. St Louis : Mosby, 1997 : 481-93.

21. Moyers RE. Handbook of orthodontics. 4th Ed. USA : Year Book Medical

Publishers, 1988 : 420-3.

22. Subtelny JD. Early orthodontics treatment. Illnois : Quintessence Publishing,

2000 : 183-205.

23. Tsang WM, Cheung LK, Samman N. Cephalometric parameters affecting

severity of anterior open bite. Int J Oral Maxillofac Surg 1997 ; 26 : 321-6.

24. Rostina T. Oklusi, maloklusi, etiologi maloklusi. Medan : Bagian Ortodonsia

FKG USU, 1997 : 17, 23.

25. Editorial. Open-bite—a multifactorial event. Am J Orthod 1981 : 443-6.

26. Kuroda S, Katayama A, Yamamoto TT. Severe anterior open-bite case treated

using titanium screw anchorage. Angel Orthod 2004 ; 74 (4) : 558-67.

Page 50: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

27. Cangialosi TJ. Skeletal morphologic features of anterior open bite. Am J Orthod

1984 : 28-36.

28. Cinsar A, Alagha AR, Akyalcin S. Skeletal open bite correction with rapid molar

intruder appliance in growing individuals. Angel Orthod 2007 ; 77 (4) : 632-9.

29. Klocke A, Nanda RS, Nieke BK. Anterior open bite in the deciduous dentition :

longitudinal follow-up and craniofacial growth considerations. Am J Orthod

Dentofacial Orthop 2002 : 353-8.

30. Erverdi N, Keles A, Nanda R. The use of skeletal anchorage in open bite

treatment : a cephalometric evaluation. Angel Orthod 2004 ; 74 (3) : 381-90.

31. English JD. Early treatment of skeletal open bite malocclusions. Am J Orthod

Dentofacial Orthop 2002 ; 121 : 563-5.

32. Chang YI, Moon SC. Cephalometric evaluation of the anterior open bite

treatment. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1999 : 29-38.

33. Stuani MBS, Stuani AS, Stuani AS. Modified thurow appliance : a clinical

alternative for correcting skeletal open bite. Am J Orthod Dentofacial Orthop

2005 ; 128 (1) : 118-25.

34. Freudenthaler JW, Celar AG, Schneider B. Overbite depth and anteroposterior

dysplasia indicators : the relationship between occlusal and skeletal patterns

using the receiver operating characteristics (ROC) analysis. Eur J Orthod 2000 ;

22 : 75-83.

35. Enacar A, Ugur T, Toroglu S. A method for correction of open bite. J Clin Orthod

1996 ; 30 (1) : 43-8.

Page 51: Overbite

Suwandi : Perawatan Open Bite Skeletal Dengan Rapid Molar Intrusi, 2007.

36. Meza RS. Practical application of overbite depth indicator, anteroposterior

dysplasia indicator and extraction index. Orthod Cyber J : 1-7.