otkbaru

Upload: febri-agustian

Post on 05-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 otkbaru

    1/11

    D-107

    PEMODELAN CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR

    Husni Y. Rosadi

    Program Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian IPB

    E-mail: [email protected]

    Abstrak

    Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan salah satureaktor kimia, tempat

    terjadinya pembentukan suatu komponen (atau beberapa komponen) hasil dari reaksi antara

    komponen-komponen lain. Di dalam CSTR terjadi reaksi pembentukan atau penguraian komponen

    dalam bentuk reaksi satu arah, reaksi bolak-batik atau reaksi berantai. Umumnya reaksi pembentukan atau

    penguraian ini berlangsung dalam waktu yang singkat, bahkan untuk reaksi berantai hanya komponen-

    komponen stabil saja yang bisa teramati.

    Karena singkatnya waktu reaksi dan sulitnya mengamati langsung reaksi yang terjadi, maka

    memodelkannya menjadi hal yang menarik Pemodelan dilakukan dengan pendekatan dinamika

    sistem. Pemodelan digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku komponen-komponen yang

    bereaksi pada duo bush reaktor yang saling berhubungan, dengan memperhatikan variabel masajenis dan konsentrasi komponen, serta kecepatan reaksi pembentukan, diameter dan volume reaktor,

    debit dan kecepatan aliran, serta diameter pipa keluar-masuk reaktor. Hubungan antar variabel ini

    kemudian digambarkan dalam causal loop digram dan flow diagram.

    Kata Kunci: continuous stirred tank reactor, reaksi kimia, model matematis, model dinamik, dinamika

    sistem, causal loop diagram

    1. Pendahuluan

    Continuous stirred tank reactor (CSTR) berupa suatu wadah yang umumnya berbentuk silinder

    dengan diameter tertentu, dimana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi bebas

    antar reaktor dengan udara sekelilingnya), bisa diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau bisa

    juga dikelilingi (dialiri sekelilingnya) dengan cairan (air) pendingin/ pemanas untuk menyerap panasyang timbul. Sebagai salah satu reaktor kimia, di dalam CSTR terjadi reaksi kimia pembentukan atau

    penguraian, dimana aliran masa masuk/ keluar berlangsung secara terus menerus (kontinyu). Reaksi

    yang terjadi dalam CSTR bisa berupa reaksi satu arah, reaksi bolak-balik, atau reaksi berantai.

    CSTR banyak digunakan dalam industri proses, bila dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran

    reaktan yang kontinyu dan hasil reaksi diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung. Selain itu

    CSTR juga digunakan apabila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperatur dalam

    proses.

    CSTR berbeda dengan reaktor aliran lainnya, seperti PFR (plug flow reactors) dan PBR

    (packed bed reactors), karena adanya proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya

    distribusi sifat finis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di setiap tempat dalam realctort il.

    Meskipun penggunaan pengadukjuga digunakan untuk reaktor SBR (stirred-batch reactor) dan SCSR

    (stirred contained-solids reactor)I21.

    Penggunaan CSTR yang paling banyak adalah dalam memproduksi polimer, seperti

    polimerisasi styrene131. Selain itu CSTR juga digunakan dalam pembentukan barium sulfat (BaSO4)141 dan

    penanganan limbah, seperti pengolahan limbah hasil pertanian151, dan limbah cair dengan konsentrasi

    BOD dan COD yang tinggil I.

    Sebagai salah satu bagian proses, CSTR biasanya digunakan sebagai salah satu bagian proses

    yang terintegrasi dengan proses lainnya. Hal ini karena disamping memiliki beberapa kelebihan,

    CSTR juga memiliki kekurangan. Diantara kekurangannya adalah perubahan reaktan per volumenya

    relatif kecil dibandingkan reaktor lain, karenanya dibutuhkan suatu tangki reaktor yang besar 171 untuk

    menutup kekurangan ini. Kekurangan lainnya yaitu CSTR hanya bisa diterapkan untuk reaksi dalam

    fasa cair.

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/31/2019 otkbaru

    2/11

    D- Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000)Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000

    Gambaran sederhana CSTR tech lat pada Gambar 1. Gambar ini menunjulcan CSTR terdiri dari

    tangki reaktor dengan pipa aliran masuk/ keluar dan pengaduk. Selain itu dalam CSTR juga seringditambahlcan pembungkus/ selubung (bisa juga isolator), untuk menyerap atau menambah panas yang

    mungkin timbul (la). Sementara Gambar (lb) berupa gambar CSTR yang biasa digunakan dalam

    proses kimia.

    (la) (lb)

    Gambar 1. Gambaran Sederhana CSTR

    Dan gambar telihat bahwa komponen A dan B, sebagai komponen yang bereaksi (reaktan)

    sementara komponen D merupakan hasil reaksi. Cairan reaktan ke dalam reaktor disertai dengan

    besaran fisis masing-masing. Besaran fisis yang diperhitungkan diantaranya massa jenis komponen,konsentrasi komponen, berat inolekul komponen dan kecepatan reaksi, selain juga besaran fisis yang

    menyertai tangki reaktor dan pipa seperti: debit aliran, kecepatan aliran, diameter pipa, diameter

    tangki, tinggi cairan pada tangki, dan volume cairan pada tangki.

    Umumnya reaksi pembentukan (penguraian) berlangsung dalam waktu yang singkat. Bahkan

    untuk rekasi berantai, hanya komponen stabil saja yang dapat diarnati. Komponen hasil reaksi yang

    keluar dari tangki (D), bisa hanya terdiri dari satu jenis komponen saja, tetapi bisa juga terdiri dari

    beberapa jenis komponen. Bahkan komponen-komponen reaktanpun bisa ikut bersama, karena

    sebagian diantaranya belum bereaksi membentuk hasil.

    Dalam makalah ini akan ditinjau bagaimana model matematis dan model dinamik dari sistem

    CSTR untuk melihat karakteristik fisik dan kimiawi komponen yang ada dalam reaktor. Model

    memperhatikan keterkaitan dan staling mempengaruhi antar variabel. Hubungan antar variabel ini

    kemudian digambarkan dalam causal loop diagram dan flow diagram, yang kemudian dilakukan

    simulasi. Memodelkan dan mensimulasikan CSTR telah banyak dilakukan diantaranya oleh Hwang

    (et.a11)181 yang menggunakan model matematis dan kontrol fuzzy, sementara Huang dan Wane

    melakulcan pemodelannya dari persamaan diferensial nonlinier, dan AliU0l dengan menggunakan

    neural network. Selain itu CSTR juga dimodelkan sebagai analogi dalam proses geologitill.

    2. Permasalahan dan Asumsi

    Dalam makalah ini akan dianalisis bagaimana karakteristik dua bush tangki reaktor (Gambar 2)

    dalam sistem CSTR, terutama karakteristik laju perubahan massa dan komponen. Dalam

    penggambaran karakteristik CSTR ini digunakan asumsi-asumsi.. Asumsi yang digunakan diantaranya

    reaksi yang terjadi adalah reaksi perubahan (pembentukan/ penguraian) dari komponen A menjadi B..

    Komponen B tidak beraksi kembali untuk membentuk komponen A (reaksi searah bukan reaksi bolak-balik) dan tidak membentuk komponen lain (bukan reaksi berantai). Artinya komponen A dan

    komponen B adalah komponen yang stabil. Sementara pembentukan komponen A menjadi komponen

    B berlangsung dengan kecepatan reaksi kyang harganya konstan.

  • 7/31/2019 otkbaru

    3/11

    Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-

    Di

    Tangki-1 dan 2 diasumsikan sebagai sistem lumped parameter, karena pengadukan yang

    memungkinkan cairan di dalamnya homogen. Masing-masing cairan pada tangki-1 dan tangki-2

    tercampur secara sempuma (diaduk merata), sehingga konsentrasi A dan B untuk masing-masing

    tangki mempunyai harga yang sama di sebarang tempat dalam tangki. Dan akibat pengadukan tidak

    menimbulkan energi dalam. Pengadukan yang merata juga memungkinkan cairan yang keluar dari

    reaktor memiliki besaran yang sama dengan cairan yang ada dalam realctor. Sistem juga memiliki suhutetap (sistem isotermal), karenanya tidak ada perubahan energi. Selain itu juga tidak ada energi yang

    dibangkitkan dalam sistem.

    kran-0

    Id.

    Qt, CAn

    Tsuigk1-1

    CA CB Vt

    P

    kran-1

    D

    Gambar 2: Duo Buah CSTR yang Saling Berliubungan

    Pada tangki-1, cairan supply masuk melalui pipa-O (diameter do) dengan

    pengatur aliran kran-O dan keluar sebagi cairan hasil melalui pipa-1 (diameterd

    1) dengan pengatur aliran kran-1. Sementara cairan supply untuk tangki-2

    berasal dari aliran pipa-1 dan cairan hasil keluar malalui pipa-2 (diameter d2)dengan pengatur aliran kran-2. Aliran dalam pipa berupa aliran laminartanpa ada resistansi dari pipa dan kran. Cairan supply awal memilikikonsentrasi CA

    o, dengan nilai konstan. Keluaran dari pipa-1 adalah cairan

    yang memiliki sifat yang sama dengan dengan cairan yang ada padatangki-1 pada waktu yang sama. Begitu juga cairan yang keluar dari pipa-2memiliki sifat yang sama dengan dengan cairan yang ada pada tangki-2pada waktu yang sama.

    Saat awal (t-3+) adalah saat mulai dibukanya kran-O, kran-1 dan kran-2secara serentak.

    3. Model Matematis

    Berdasar bentuk geometric dari Gambar 3, maka volume cairan padatangki-i (tangki-1 dan 2) adalah luas permukaan tangki dikalikan tinggi cairan,atau:

    =A.Hi

    karena A = (7c/4).D2, maka:

  • 7/31/2019 otkbaru

    4/11

    D- Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000)Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000

    (1)jt 2

    Vi Di _Hi

  • 7/31/2019 otkbaru

    5/11

    Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-

    (3) ()

    Sementara debit aliran cairan yang melalui pipa-i (pipa-1 dan 2) adalah luas permukaan pipa dikalikan

    kecepatan aliran, atau:

    It

    Qi = -di.vi(2)

    Dengan memperhatika gambar tangki dan pipa di bawah, maka persamaan Bernoulli, untuk

    cairan dalam tangki adalah:

    (1)

    (2

    ) Id

    0

    V12 p, 2 V 2 P 2- + -

    + g a l

    2 p 2 p

    Untuk p = p,v, + y(H - z) dimana y = dp/dz, maka: P = Path' +g.(H z) P P

    sehingga persamaan (3) menjadi:

    ,2 ,,,2

    2 1

    +atm 2 +g(H z

    i)+g.z

    i= v2+ atin +g(d z

    2)+g.z

    2p p

    untuk v1

    0, dan d yang jauh lebih kecil dari H, maka persamaan (3) menjadi:

    v2= V24. 11

    atau kecepatan aliran pada pipa-i adalah:

    vi

    _.\ 2.g.Hi

    sehingga debit aliran pada pipa-i (persamaan 2), menjadi:

    It VQt = d2 2i 4.111

  • 7/31/2019 otkbaru

    6/11

    D- Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000)Auditorium Universitas Gunadanna, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000

    (6a) (6)

    Perubahan Massa di Dalam Tangki

    Berdasar hukum kekekalan massa, maka jumlah massa di dalam sistem adalah tetap. Sehingga

    perubahan massa yang ada dalam tangki dinyatakan sebagai1I21:

    aliran massa yang masuk ke &dant tangki -

    perubahan massa di dalam tangki = aliranmassa yang kebiar tangki

    atau:

    dm

    dt= Vitt Pin Qout Pout (6)

    Dengan perubahan massa merupakan perbedaan antara massa pada waktu t (ne) dengan massa

    awal (mo):

    massa tangki = massa tangki awal + perubahan massa tangki

    Atau:

    mt= mo + dm (7)

    Dimana komponen massa adalah perkalian antara massa jenis cairan dengan volume cairan dalam

    tangki. Dari persamaan (6), maka perubahan massa cairan pada tangki-1 dan 2 adalah:

    d(mi) d(PiVi)

    = 7 pi% )

    dt dt

    d(m2 ) d(P2V2) = (piQ

    iP2Q2) dt dt

    Karena pada sistem CSTR ini cairan tercampur secara sempuma, maka massa jenis cairan (pi)

    di dalam tangki sama, tidak tergantung letaknya baik adalam arah radial maupun aksial. Besamya pi

    ditentukan berdasar:

    A =BMA.Gl

    i+BM

    B.CB

    i(8)

    Perubahan Kontinuitas Komponen (Jumlah Mol Komponen dalam Tangki)

    Berbeda dengan massa, komponen kimia dalam tangki tidak kekal. Bila terjadi reaksi di dalam

    sistem, maka jumlah molekul masing-masing komponen akan berubah (naik jika komponen hasilreaksi atau turun jika komponen reaktan). Persamaan kontinuitas komponen-i dari reaksi kimia adalah:

    perubahan molekul komponen-i

    di dalam sistem

    aliran molekul komponen-i yang masuk ke dalam sistem - =aliran molekul komponen-i yang keluar dari sistem +kecepatan pembentukan molekul komponen-i

    Berdasar komponen yang bereaksi, dimana komponen A bereaksi secara irreversible dengan

    kecepatan reaksi, k, membentuk komponen B, dinyatakan sebagail131:

    A k > B

  • 7/31/2019 otkbaru

    7/11

    Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-

    Reaksi ini adalah reaksi orde pertama, jumlah mol A yang bereaksi dinyatakan sebagai:

    rA

    - V. k. CA = -ra (9)

    Sehingga persamaan kontinuitas komponen A pada tangki-1:

    d

    t

    Q0.CA

    0-Q

    1.CA

    1(10)

    dan persamaan kontinuitas komponen B pada tangki-1:

    d Q(V

    I.CB

    I)=

    1.03

    1+ V

    1.k.CA

    1dt

    Sementara persamaan kontinuitas komponen A pada tangki-2

    d A (12)dt

    v 2 .A.-ts.2 ) = .C.A1 Q2 .CA2 V2 .111.CA 2

    dan persamaan kontinuitas komponen B pada tangki-2

    dr i f

    No (13)dtk v 2 ...-L2 = it,e1

    CB Q2 .CB2

    + V2 .k.CA 21

    Dari persamaan-persamaan ini terlihat bahwa jumlah mot komponen A pada tangki ditentukan oleh

    banyaknya komponen A yang masuk dari pipa supply, dikurangi oleh banyaknya komponen A yang

    keluar dari tangki dan banyaknya komponen A yang bereaksi untuk membentuk komponen B.

    sementara jumlah komponen B tergantung dari banyaknya komponen A yang berubah menjadi

    komponen B dan jumlah komponen B yang keluar dari tangki.

    4. Model Dinamik

    Untuk menggambarkan bagaimana perilaku cairan dalam CSTR ini dilakukan pendekatan

    secara sistemik. Ada berbagai perangkat pembantu (tools) dalam menjabarkan cara berfikir secara

    sistemik. Paling tidak ada sepuluh perangkat berfikir secara sistem yang terbagi dalam empat

    katagoriE141. Salah satu perangkat pembantu tersebut adalah diagram causal loop. Penggambaran causal loop

    diagram ini berguna dalam melakukan simulasi, terutama dengan menggunakan perangkat lunak Dynamo

    (dynamic modeling) dan Powersim.

    Causal loop diagram, melihat adanya dinamika saling keterkaitan antar variabel, sebagai suatu

    hubungan sebab akibat (causal). Satu variabel mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lain dan

    saling terkait membentuk suatu lingkaran (loop) keterkaitan. Hubungan ini bisa berupa hubungan saling

    menguatkan/ menambahkan (+) atau memperlemah/ mengurangi (-). Tanda (+) cizzi (-) bisa diganti

    dengan (s) dan (o) sebagai padanan untuk sama (same) dan berlawanan (opposite)1151. Suatu loop bisa

    berupa loop yang saling menguatkan (reinforcing loops) dan loop kesetimbangan (balancing loops). Loop

    menguatkan disimbolkan dengan (+) atau (R), terjadi bila hubungan antar variabel dalam loop hanya

    menguatkan saja atau memperlemah saja. Sementara loop yang menuju kesetimbangan, disimbolkan

    dengan (-) atau (B), terjadi bila dalam hubungan antar variabel ada salah satu hubungan yang berbeda dari

    lainnya.

    Causal loop diagram mampu menggambarkan sistem secara terintegrasi (bukan parsial).

    Keterkaitan antar variabel memungkinkan besamya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain,

    antara satu subsistem dengan subsistem lain dapat terlihat dengan lebih mudah.

  • 7/31/2019 otkbaru

    8/11

    Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-( -

    Dalam proses pembentukan causal loop diagram, hal yang harus menjadi perhatian adalah:

    terra utama, horizon waktu, diagram perilalcu tethadap waktu, nilai batas, level agregasi dan delay

    yang signifikan.

    Dalam membuat model dinamik dari CSTR ini, perhatian utama terutama pada dinamika

    perubahan massa dan komponen yang ada dalam tangki-1 dan 2, serta bagaimana perilaku variabel-

    variabel ini terhadap waktu.

    Missal dari perubahan massa tangki (persamaan 6 dan 7) dan geometri tangki-pipa (persamaan

    1, 2, 4 dan 5) tetjadi hubungan sebab akibat antar variabel. Massa tangki (pada scat t) dipengaruhi

    massa tangki awal (menambahkan/ +) dan perubahan massa di dalam tangki (+). Perubahan massa di

    dalam tangki dipengaruhi oleh aliran massa masuk melalui pipa input (+) dan aliran massa keluar

    melalui pipa keluar (mengurangi/ ). Sementara aliran massa keluar pipa tergantung kepada debit

    cairan keluar pipa (+) dan massa jenis cairan di dalam tangki (+). Debit cairan yang keluar pipa

    tergantung dari besamya luas pennulcaan pipa (+) dan kecepatan aliran dalam pipa (+). Kecepatan

    aliran pipa dipengaruhi oleh tinggi cairan dalam tangki (+) dan percepatan gravitasi (+). Sementara

    tinggi cairan tangki merupakan komponen dari volume cairan dalam tangki (+). Dan volume ini

    dipengaruhi oleh banyaknya massa yang ada dalam tangki (+). Variabel-variabel massy tangki, aliran

    massa keluar, debit cairan keluar, massa jenis cairan, luas permukaan pipa, kecepatan aliran dalam

    pipa, tinggi cairan dalam tangki dan volume cairan dalam tangki ini saling berhubungan membentukloop. Dan karena ada salah satu variabel yang mengurangi (), maka loop perubahan massa ini disebut

    loop kesetimbangan (balancing loops). Keterkaitan antar variabel terlihat pada Gambar 3 di bawah.

    massa tangki

    swat

    massa l a j u m a s s a w e d masuk

    \

    perubahan

    tinggi cairan

    massa tangki

    dalam tangld

    laju massa

    .4.""4

    keluar

    massa jenis debitb

    cairan kear

    1kecepatan

    aliran

    Gambar 3: Keterkaitan antar Variabel dalam Loop Massa Tangki

    Dengan cam yang sama yang memperhatikan keterkaitan antar variabel, maka dibuatkan loop

    untuk jumlah mol A dan B untuk setiap tangki serta keterkaitan antar loop-loop ini. Diagram causal

    loop yang lengkap untuk massa, jumlah mol A dan B untuk kedua tangki terlihat pada Gambar 4.

  • 7/31/2019 otkbaru

    9/11

    '11

    Y

    07ets

    ii

    e 11,1 11'zit& - w.e/

    -2

    E W I

    .

    a

  • 7/31/2019 otkbaru

    10/11

    5. Penutup

    Model dinamik berupaya menggambarkan perilaku sistem secara terintegrasi dengan melihat

    keterkaitan dan hubungan antar variabel. Salah satu model dinamik yang banyak digunakan adalah

    causal loop diagram. Hubungan antara satu variabel terhadap variabel lain, antara satu subsistem

    dengan subsistem lain yang membentuk suatu kesatuan memungkinkan pemahaman sistem menjadi

    lebih mudah.Model dinamik yang dikembangkan untuk CSTR dalam makalah ini bisa langsung

    disimulasikan, dengan memasukan besaran-besaran seperti yang terlihat dalam diagram, terutama

    data-data besaran untuk kondisi awal (initial condition) dari massa tangki, konsentrasi cairan supply,

    berat molekul komponen serta dimensi tangki dan pipa. Hasil simulasi umumnya menunjukan kondisi

    yang steady state setelah jangka waktu tertentu.

    Simulasi dari model ini yang user interface diantaranya dengan menggunakan Powersim. Dan

    apabila programnya juga dituliskan, maka penggunaan Dynamo menjadi pilihan lainnya. Bahasa

    pemrograman lain bisa juga digunakan untuk mendukung simulasinya.

    Pemodelan dinamik ini dapat dikembangkan untuk kondisi CSTR dengan lebih dari satu

    komponen supply, atau reaksi yang terjadi berupa reaksi berantai.

    Nomenklatur

    A = Luas permukaan tangki (m2)

    BM = Berat molekul komponen

    C = Konsentrasi komponen (moUm3)

    D = Diameter tangki (m)

    D = Diameter pipa (m)

    G = Percepatan gravitasi bumi (m/det2)H = Tinggi cairan pada tangki (m)

    K = Kecepatan reaksi (/detik)

    M = Massa komponen (kg)

    P = Tekanan (N/m2)

    p atm = Tekanan udara bebas (N/m2)Q = Debit aliran (m3/ detik)

    p = Massa jenis komponen (kg/m3)V = Volume cairan pada tangki (m3)

    V = Kecepatan aliran dalam pipa (tridetik)

    Z = Jarak dari dasar tangki pipa

    6. Daftar Pustaka

    1] James Moshi, "Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)".

    2] H. Scott Fogler, "Che-333: Chemical Reaction Engineering," University Of Michigan,

    Copyright 2000

    3] K.J. Kim and K.Y. Choi, Steady State Behavior Of A Continuous Stirred Tank Reactor For

    Styrene Polimerization With Bi-Functional Free Radial Initiators, Department Of Chemical

    And Nuclear Engineering And Systems Research Center, University Of Maryland.

    4] J.H.A. Schoenmakers, "HydrOdinamics In Continuous Stirred Tank Reactors".

    5] Dick Strayer, "Continously Stirred Tank Reactors (CSTRs): Evaluation Of An Anaerobic

    Digestion System For Processing ALS Crop Residues For Resource Recovery".

    j6]

    http://www.gl.umbc.edu/-jmoshil/defme.htmhttp://www.gl.umbc.edu/-jmoshil/defme.htmhttp://wwvv.ct.utwente.nli-ospt/minipost95/tue/schoenma.htmlhttp://atlas.ksc.nasa.govicelss/rdanaer.htmhttp://atlas.ksc.nasa.govicelss/rdanaer.htmhttp://www.biotechsupportindia.com/bioreactor2.htmhttp://www.biotechsupportindia.com/bioreactor2.htmhttp://www.gl.umbc.edu/-jmoshil/defme.htmhttp://wwvv.ct.utwente.nli-ospt/minipost95/tue/schoenma.htmlhttp://atlas.ksc.nasa.govicelss/rdanaer.htmhttp://www.biotechsupportindia.com/bioreactor2.htm
  • 7/31/2019 otkbaru

    11/11

    Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-

    D-116 Proceedings, 'Computer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000)Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000

    7] Tom Ellis, "Continuous Stirred Tank Reactor".

    8] Woo-Hyeon Hwang, Jung In Crey dan Hyun-Ku Rhee, "Modeling And Control Of

    Continuos Stirred Tank Reactor For Thermal Copolimerization,"Journal Of AppliedPolymer Science, vol. 67, Issue 5, pp. 921-931, 1998.

    0] Yunbing Huang and Ping Wang, The CS7'R Simultion Project, Department OfChemical Engineering, University of Maryland.

    1] Mohamad S. Ali and Santosh Ananthraman, "A New Modeling And Controlling Tool

    For The Process Industries," Chemical Processing, September 1995.

    2] Peter Ortoleva, "Geochemical Self-Organization,"By Oxford University Press AsOxford Monographs On Geology And Geophysics, no. 23, 1994.

    3] Farida I. Muchtadi dan Rachmad Mohamad,Dinamika Dan Pengendalian Proses,

    Bandung:: Jurusan Teknik Fisilca, 1987.4] A.Jolmson,Process Dynamic And Control, Delft: Vereniging Voor Studie-En

    Studentenbelanegn Te Delft, 1976.5] Daniel H. Kim,Systems Thinking Tools,Massachusetts: Pegasus Communications, Inc.,

    1997.6] Virginia Anderson and Lauren Johnson,Systems Thinking Basics: From Concepts To

    Causal Loops,Massachusetts: Pegasus Communications, Inc., 1997.

    http://www.glue.umtedut-hyb/JavaP.htmhttp://www.glue.umtedut-hyb/JavaP.htmhttp://vvww.neural.com/papers/chemprocichernproc.htmlhttp://vvww.neural.com/papers/chemprocichernproc.htmlhttp://vvww.neural.com/papers/chemprocichernproc.htmlhttp://www.indiana.edu/--lcg/active/selfforg/intro-b.htmlhttp://www.indiana.edu/--lcg/active/selfforg/intro-b.htmlhttp://www.glue.umtedut-hyb/JavaP.htmhttp://vvww.neural.com/papers/chemprocichernproc.htmlhttp://www.indiana.edu/--lcg/active/selfforg/intro-b.html