osiloskop1
TRANSCRIPT
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscope, selanjutnya disebut
CRO) adalah instrumen laboratorkm yang sangat bermanfaat dan
terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-
bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian
elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau
gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang memperagakan sebuah
sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena
("stylus") plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak
melalui peimukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap
tegangan-tegangan masukan.
1. PENDAHULUAN
Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran
visual dari berbagai fonemena dinamik melalui pemakaian
transducer yang mengubah arus, tekanan, tegangan,
temperatur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya
menjadi tegangan.
CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang,
peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah
terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke
frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat
dflakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO
guna penafsiran kuantitatif.
Subsistent utama dari sebuah CRO untuk pemakaian umum
ditunjukkan pada diagram balok yang disederhanakan pada
Gambar 9-1. Terdiri dari:
1. Tabung sinar katoda (Catholi, ray tube) atau CRT.
2. Penguat vertikal (vertical amplifier),
3. Saluran tunda (delay line).
4. Generator basis waktu (time base generator
5. Penguat horisontal (horizontal amplifier).
6. Rangkaian pemicu (trigger circuit).
7. Sumber daya (power supply).
2. OPERASI DASAR CRO
Bagian - bagaian CRO keseluruhan telah disebut diatas dengan
masing masing fungsi secara urutan proses adalah:
1. Tabung sinar kathoda (CRT),
CRT ini yang menghasilkan suatu berkas electron yang dipusatkan
secara tajam dan dipercepat ke suatu kecepatan yang sangat tinggi.
Berkas yang sangat cepat ini bergerak dari sumbernya (senapan
electron, electron Gun) ke depan CRT, dimana sinar electron
tersebut akan membentuk bahan fluorosensi yang melekat
dipermukaan CRT (layar) bagian dalam dengan energi yang cukup
untuk membuat layer bercahaya dalam sebuah bintik kecil. Pada
saat merambat ke layer berkas electron lewat antara sepasang flat
defleksi vertikal dan sepasang flat defleksi horizontal.
2. Penguat vertikal,
Penguat vertikal ini untuk mengatur pelemahan masukan (input attenuator)
yang telah dikalibrasi (besaran volt/DIV). tegangan yang dimasukkan ke flat
defeksi vertical dapat menggerakkan berkas electron pada bidang vertical
sehingga bintik CRT dapat bergerak ke atas dan kebawah.
3. Saluran tunda,
Proses sinyal yang melewati beberapa blok akan mengalmi penunaan waktu
sekitar 80 ns total. Pada defleksi horizontal dan vertical memiliki blok rangkian
pengendali yang berbeda sehingga ada penyapuan yang berbeda antara
keduanya.
4. Generator basis waktu,
Sering disebut generator penyapu (sweep generator) berfungsi untuk
membangkitkan sebuah gelombang gigi gergaji yang digunakan sebagai
defleksi horizontal dalam CRT.
5. Penguat Horisontal
Penguat Horisontal berisi pembalik fasa (phase inverter) yang akan
menghasilkan dua gelombang keluaran simultan yaitu: gigi gergaji yang
menuju positif (menaik) dan gigi gergaji yang menuju negatif (menurun). Gigi
gergaji yang menuju positif akan dimasukkan ke plat defleksi horizontal
sebelah kanan, sedangkan gigi gergaji yang menuju negative ke flat defleksi
sebelah kiri. Teganagn - tegangan ini akan menyebabkan berkas electron
menyapu sepanjang layer CRT dari kiri ke kann, dalam satuan waktu yang
dikontrol oleh time/DIV.
6. Rangkaian Pemicu (trigger circuit)
Menghasilkan satu pulsa pemicu dari satu titik yang dipilih pada
gelombang masukan yang akan digunakan untuk menghidupkan
Generator Basis waktu yang gilirannya memulai penyapuan bintik
CRT secara horizontal dari kiri ke kanan.
7. Sumber daya Listrik (power suply)
terdiri dari bagian tegangan tinggi untuk mengoprasikan CRT dan
tegangan rendah untuk mencatu rangkaian - rangkaian elektronik
osiloskop.
Struktur bagian dalam sebuah tabung sinar katoda (Cathode
ray tube) atau CRT ditunjukkan pads Gambar 9-3. Komponen
utama dari CRT untuk pemakaian umum ini adalah :
a) Perlengkapan senapan elektron.
b) Perlengkapan pelat defleksi.
c) Layer tluoresensi.
d) Tabung gelas dan dasar tabung.
3. TABUNG SINAR KATODA (CRT)
A. Operasi CRT
Dalam skema CRT pada Gambar 9-3, elektron-elektron dipancarkan
dari sebuah katoda termionik yang dipanaskan secara tidak langsung.
Katoda ini secara keseluruhan dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur
(control grid) yang terdiri dari sebuah silinder nikel dengan lobang
kecil di tengahnya, satu sumbu (koaksial) dengan sumbu tabung
(silinder). Elektron-elektron yang mengatur agar lewat melalui lobang
kecil di dalam kisi tersebut secara bersama-sama membentuk yang
disebut arus berkas (beam current). Besarnya arus berkas ini dapat
diatur melalui alat kontrol di panel depan yang diberi tanda
INTENSITY, yang mengubah tegangan negatif (bias) kisi pengatur di
acu terhadap katoda. Kenaikan tegangan negatif kisi pengatur
menurunkan arus berkas, dan berarti menurunkan intensitas
(terangnya) bayangan CRT; dengan penurunan tegangan negatif kisi
memperbesar arus berkas. Kejadian inj identik dengan kisi pengatur
di dalam sebuah, tabung hampa trioda yang biasa.
B. Pemusatan elektrostatik
Pemusatan elektrostatik (electrostatic focusing) digunakan dalam
semua CRO. Untuk memahami bekerjanya metoda pemusatan
elektrostatik, sangat bermanfaat untuk petama-tama
memperhatikan kelakukan dari masing-masing partikel di dalam
sebuah medan listrik. Perhatikan diagram Gambar 9-5 yang
menunjukkan sebuah elektron hipotesis dalam keadaan diam di
dalam sebuah Medan magnit. Definisi intensitas medan listrik
menyatakan bahwa gaya pada satu-satuan muatan positif pada
setiap titik di dalam sebuah medan listrik adalah intensitas medan
listrik pada titik tersebut. Dengan demikian, menurut definisi
di mana = intensitas medan listrik, dalam V/m.℮
f = gaya pada muatan, dalam N.
q = muatan, dalam C.
Sebuah elektron adalah sebuah partikel bermuatan negatif
dan muatannya adalah
e = 1,602 x 10-19 C
Panjang titik api dari system lensa - lensa cekung ini dapat diperbesar
atau diperkecil dengan mengubah tegangan pada anosa pemusat,
sehingga titik api berkas berubah sepanjang sumbu CRT. Potensiometer
yang melengkapi pengaturan tegangan pada anoda pemusat terdapat
panel depan CRo yang diberi tanda FOCUS.
Gambar 5.Bagian - bagian pemusat elektrostatis
C. Defleksi ElektrostatisGaya f yang bekerja pada sebauh electron dalam medan listrik seragam seperti pada gambar 4.1. dengan persamaan gaya f = m.a
Gambar 6. Gaya f yang bekerja pada sebuah electron di dalam medan listrik yang seragam.
Defleksi pada Layar Flouresense
Penyimpangan yang terjadi pada 2 flat defleksi ditempatkan
sejauh d dihubungkan pada sebuah sumber potensial Ed
sehingga ada medan listrik E intensitas yang medan magnet
berikan. Gambar sebuah lintasan electron yang bergerak dalam
sebuah muatan listrik seragam sesuai Gambar 7:
Contoh Soal:
Tegangan pemercepat sebuah CRT adalah 1000 V. Sebuah tegangan sinus
dimasukkan ke sepasang pelat defleksi yang panjang aksialnya adalah 1 cm.
Tentukan defleksi pada layar flouresensi?Jika pada CRTjarak dari plat defleksi ke
layar 4 cm dan tegangan defleksi sebesar 2000V.
md
D
Vd
VD
dEa
EdIdLD
VEa
VEd
mId
mL
0004,010002
2000.01,0.04,02
..
1000
2000
01,0
04,0
4. SISTEM DEFLEKSI VERTIKAL4.1 Elemen-elemen Dasar
Sistem defleksi vertikal biasanya terdiri dari elemen-elemen yang
ditunjukkan pada gambar diagram blok berikut :
a. Jarum penduga CRO (probe)
b. Pemilih masukan (input selektor)
c. Pelemah masukan (input attenuator)
d. Penguat vertikal
Gambar 2.8 Diagram blok fungsional dari sistem defleksi vertikal
4.2 Jarum Penduga
Jarum penduga CRO (CRO probe) melakukan fungsi penting yaitu
menghubungkan penguat vertikal ke rangkaian yang diukur tanpa
membebani atau tidak mengganggu rangkaian. Untuk pemakaian
umum jarum penduga terdiri dari :
- tahanan seri (pelemah sinyal)
- kapasitor shunt variabel (kompensasi jarum penduga)
4.3 Pemilih Masukan
Penempatan pemilih masukan ke posisi ac secara kapasitif akan
menggandengkan tegangan sinyal ke pelemah (attenuator).
Kapasitor akan menahan komponen dc dari gelombang masuk dan
hanya melewatkan gelombang ac memasuki penguat. Berguna untuk
mengukur tegangan sinyal ac yang bergabung dengan tegangan catu
dc atau sumber tegangan.
Penempatan pemilih masukan ke posisi dc menghubungkan nilai
tegangan sesaat total sambungan tanah pada pemilih masukan yang
terdapat pada beberapa CRO sebagai posisi tengah antara ac dan dc.
Pelemah masukan (input attenuator)
Pelemah masukan terdiri atas sejumlah pembagi tegangan RC
yang dikontrol melalui panel depan CRO oleh pemilih VOLT/DIV.
Pelemah masukan sinyal harus tidak terpengaruh oleh frekuensi
dan ini memerlukan pelemah yang terkompensasi.
Dalam pelemah yang terkompensir impedansinya dipertahankan
konstan tidak tergantung pada frekuensi tegangan sinyal dengan
mengatur Ca sedemikian konstanta Ra.Ca sama dengan konstanta
Rt.Ct.
Pelemah masukan dinyatakan sebagai rangkaian jembatan pada
kesetimbangan, cabang XY dapat diambil dari rangkaian dan apabila Ra.Ca
= Ri.Ci
Sehingga didapat Gambar 10.
Gambar 10 Pelemah masukan dinyatakan sebagai rangkaian jembatan
Secara praktis untuk menyetimbangkan jembatan dan mengkompensir
pelemah masukan adalah memasukkan sinyal uji berbentuk gelombang
persegi (pengkalibrasi) ke masukan pelemah dan mengatur Ca sehingga
tegangan keluaran yang diamati pada layaradalah tiruan persis dari sinyal
masukan.
4.4 Penguat Vertikal
Penguat vertikal terdiri dari beberapa tingkatan dengan sensitivitas atau
penguatan total yang tetap, biasanya dinyatakan dalam faktor defleksi
(V/Div). Penguat vertikal dipertahankan dalam batas kemampuannya untuk
menangani sinyal berdasarkan pemilihan pelemah masukan (input
attenuator) yang sesuai. Dengan membuat pelemah yang paling sensitif,
penguatan total dari penguat berhubungan dengan pembacaan terendah
dari sakelar selektor V/Div.
5. Saluran Tunda (Delay Line)
Semua rangkaian elektronik di dalam CRO menyebabkan
keterlambatan waktu tertentu di dalam transmisi tegangan sinyal
ke plat-plat defleksi. Pengolahan sinyal dalam saluran horisontal
mencakup pembangkitan dan pembentukan sebuah pulsa pemicu
yang menghidupkan generator penyapu, yang keluarannya
dikembalikan ke penguat horisontal dan kemudian ke plat-plat
defleksi horisontal. Keseluruhan proses ini membutuhkan waktu
dalam orde 80 ns atau sekitarnya.
Saluran tunda sebesar 200 ns ditambahkan ke saluran vertikal dan
penyapuan horisontal dimulai sebelum defleksi vertikal . Pemicuan
harus mendahului saluran tunda.
Gambar 12. Keterlambatan sinyal vertikal memungkinkan penyapuan horisontal dimulai sebelum defleksi vertikal.
6. Sistem Defleksi Horisontal
Defleksi horisontal memerlukan tegangan penyapuan yang bentukknya adalah
linier. Penyapuan men scan layar atau menyapu sinyal masukan.
Tegangan penyapu atau basis waktu ini di hasilkan dalam sistem defleksi
horisontal CRO oleh generator penyapu. Tegangan penyapu yang ideal adalah
yang linier bertambah dengan kecepatan konstan dari suatu nilai minimal ke
nilai maksimal tertentu dan kemudian turun dengan cepat ke level semula.
Suatu generator penyapu merupakan gabungan dari rangkaian pengisi dasar
RC yang ditunjukkan gambar dibawah. Dihasilkan sinyal yang tidak linier.
Kenaikan tegangan sangat tidak linier : ec mencapai 63 persen nilai
akhirnya dalam suatu konstanta waktu dan mencapai nilai penuh dalam 5
kali. Jelas bahwa ec tidak dapat digunakan sebagai tegangan penyapu linier.
Dalam rangkaian penyapu RC yang praktis fungsi saklar S diganti oleh alat
penghubung saklar elektronik.
Contoh Soal :Bagaimana cara membangkitkan gelombang yang diumpankan pada plat depleksi horizontal pada osiloskop ?jawab:Defleksi horisontal memerlukan tegangan penyapuan yang bentukknya adalah linier. Penyapuan men scan layar atau menyapu sinyal masukan.Tegangan penyapu atau basis waktu ini di hasilkan dalam sistem defleksi horisontal CRO oleh generator penyapu. Tegangan penyapu yang ideal adalah yang linier bertambah dengan kecepatan konstan dari suatu nilai minimal ke nilai maksimal tertentu dan kemudian turun dengan cepat ke level semula.
Suatu generator penyapu merupakan gabungan dari rangkaian pengisi dasar RC yang ditunjukkan gambar dibawah. Dihasilkan sinyal yang tidak linier. Kenaikan tegangan sangat tidak linier.
6.1 Sinkronisasi penyapuan
Dalam osilator relaksasi yang ditunjukkan gambar dibawah sinkronisasi
penyapuan dapat diperoleh dengan memasukkan yang disebut
sinkronisasi (sync signal) ke terminal masukan sync sedemikian sehingga
memperkecil tegangan puncak UJT. Gambar yang lain menunjukkan
sederetan pulsa sinkronisasi negatif ditindih diatas tegangan puncak UJT.
Gambar 14 Sinyal masukan vertikal dan penyapuan kontinyu
Sinyal sinkronisasi gelombang sinus juga dapat memperpendek atau
memperpanjang periode yang biasa dari gigi gergaji.ini ditunjukan pada
gambar 16 dimana dua tegangan panyapuan dari frekuensi yang berbeda
disinkronksn kesinyal sinkronisasi gelombang sinus yang sama .satu
gelombang gigi gergaji ( digambatkan sebagai garis tebal ),yang periodenya
yang biasa lebih pendek dari periode sinyal sinkronisasi,diperpanjang sampai
dia sejalan dengan gelombang sinus.gelombang gigi gergaji yang lain
(digambarkan sebagai garis putus-putus ),yang periodenya yang biasa lebih
panjang dari periode sinyal sinkronisasi,diperpendek hingga dia sinkron
dengan gelombang sinus sebelumnya,dalam kedua halini penyapuan yang
telah disinkronkan menggunakan frekuensi sinyal sinkronisasi
Sebuah sinyal sinkronisasi berbentuk sinus dapat digunakan untuk
menyinkronkan tegangan-tegangan panyapu yang periode pribadinya lebih
lama atau lebih pendek dari periode sinyal penyelaras (sinkronisasi )
Dalam Gambar 17 pemilih ini ditunjukkan sebagai sebuah saklar tiga posisi
yang diberi tanda INT-EXT-LINE .Pada posisi internal atau INT, digunakan
sebuah sample sinyal penguat vertical yang dilengkapi dengan sebuah
pembagi tegangan untuk membangkitkan pulsa sinkronisasi.,
Gambar. 2.17 Rangkaian pemilih sinkronisasi.
6.2 Penyapuan terpicu ( Triggered sweep )
CRO jenis laboratorium biasanya dilengkapi dengan system basis waktu
yang menggunakan apa yang disebut penyapuan terpicu (triggered
sweep ).Dengan penyapuan terpicu ini generator gigi gergaji tidak
membangkitkan suatu tegangan tanjak kecuali kalau diminta untuk
melakukannya oleh sebuah pulsa pemicu.
Gambar 18 (a) menunjukkan modifikasi sebuah osilator
rileksasi sebagai contoh praktis dari rangkaian
penyapuan yang terpicu.Kedua tahanan R3 dan R4
membentuk sebuah pembagi tegangan melewati
tegangan suplay VBB. Tahanan-tahanan dipilih
sedemikian sehingga tegangan VD pada katoda dari
dioda D berada dibawah tegangan puncak Vp untuk
menghidupkan
Diagram balok pada gambar 20 menunjukan sebuah rangkaian pemicu yang
kahas bagi CRO dengan penyapu terpicu.rangkaian pemicu menerima sinyal
masukkan dari bentuk dan amplitudo yang berlainan, dan dari berbagai sumber,
dan mengubahnya menjadi pulsa-pulsa yang amplitidonya seragam untuk
operasi penyapuan yang terpercaya .
Gambar 2.19 Diagram balok dari sebuah rangkaian pemicu penyapuan
6.3 Perbaikan linearitas penyapuan
Osilator-Osilator laboratorium dirancang untuk melakukan pengukuran yang teliti
terhadap waktu dan karena itu memerlukan penyapuan dengan linieritas penyapuan,
diantaranya yang terpenting adalah :
a) Arus pengisian yang konstan, dengan cara mana kapasitor pengatur waktu dimuati
secara liniertias dari sumber arus yang konstan.
b) Rangkaian penyapu Miller, dengan cara mana subuah masukkan tenaga (Step
input ) diubah menjadi sebuah fungsi tanjak linier dengan menggunakan integrator
operational.
c) Rangkaian "Phantastron" yang merupakan variasi dari
rangkaian miller
d) Rangkaian bootstrap,dengan cara mana arus pengisian yang
konstan dapat dipelihara yakni dengan mempertahankan
tegangan pada tahanan pengisi, dan dengan demikian, arus
pengisian yang malaluinya adalah konstan
e) Rangkaian kompensasi, yang digunakan untuk memperbaiki
linieritas rangkaian Miller dan Rangkaian bootstrap
6.4 Penguat Horisontal
Dalam sebuah CRO yang biasa tingkat persyaratan prestasi
(Penguatan/lebar bidang ) penguat horizontal lebih randah dari penguat
vertical. Sementara penguat vertical harus mampu mengenai sinyal-sinyal
beramplitudo kecil dengan kenaikan waktu yang cepat, penguat horizontal
hanya harus memproses sinyal penyapu yang amplitudonya cukup tinggi dan
kenaikan waktunya relatif lambat..akan tetapi penguatan horizontal lebih
besar dari penguat vertical.sebab sensitivitas defleksi horizontal CRT lebih
kecil dari sensitivitas defleksi vertikal.
7. Jarum Penduga CRO
Jarum penduga (Probe) CRO melakukan fungsi penting yaitu menghubungkan
rangkaian yang akan diselidiki ke terminal-teminal masukkan CRO tanpa
membebani atau jika tidak mennganggu susunan pengujian.Agar memenuhi
persyaratan dari berbagai CRO pemakaian umum dan pemakaian khusus,
terdapat berbagai jenis jarum penduga dari jenis tegangan pasif yang sederhana
sampai ke jarum penduga, dari jenis tegangan pasif yang sederhana sampai
kejarum penduga aktif yang baik untuk pemakaian khusus.
Gambar 21. Diagram balok yang umum untuk sebuah penduga CRO
7.1 Jarum penduga tegangan pasif (passive probe )
Jarum penduga yang paling terkenal dan mengenyangkan untuk mengandengkan sinyal
yang akan diselidiki ke CRO adalah jarum penduga tegangan pasif ( disebut demikian
sebab tidak mengandung elemen-elemen aktif )
Pada gambar 22, kepala jarum penduga berisi tahanan pelemah R1, yang diparalel oelh
sebuah kapasitor kecil C1 untuk kompensasi jarum penduga .sebuah kabel koaksial
menghubungkan kepala jaeum penduga ke CRO yang impedansi masukannya
dinyatakan oleh tahanan Rin pararel terhadap kapasitor
7.2 Jarum penduga tegangan aktif
Jarum penduga tegangan aktif yang dirancang guna memberikan suatu cara
yang efisien dalam menggandengkan sinyal frekuensi tinggi yang kaneikan
waktunya cepat ke masukkan CRO. Berisi komponen aktif seperti
dioda.FET.BJT atau tabung vakum miniatur
Bentuk jarum penduga aktif yang terdahulu adalah jarum penduga cathode
following (CF*) pada gambar 23 yang menggunakan sebuah tabung vakum
miniatur sebagai elemen aktif, Keseluruhan rangkaian CF terkandung
didalam kepala jarum penduga; sebuah kabel koaksial menghubungkan
keluaran CF ke terminal-terminal masukkan CRO.
Versi jarum penduga tegangan aktif yang lebih baik adalah jarum penduga
FET pada Gambar 24 dimana sebuah transistor efek medan ( Field effect
transistor ) dalam konfigurasi " source followers" digunakan sebagai
elemen masukkan yang aktif.
Gambar 24. Jarum penduga aktif dengan masukkan FET
7.3 Jarum Penduga Arus
Jarum penduga arus memberikan suatu metoda pengandengan sinyal
ke masukkan CRO secra induktif, sehingga tidak memerlukan hubungan listrik
langsung ke rangkaian uji.Sebagaimana halnya pada jarum penduga tegangan,
jarum penduga arus terdiri dari sebuah pengindera ( sensor ) sebuah kabel
koaxsial dan rangkaian penutup
Sebuah contoh jarum penduga arus yang terkenal adalah yang disebut
jarum penduga arus pasif jenis inti terpisah ( split core) pada gambar 25 yang
dapat dibuka dan dijepit sekeliling konduktor yang arusnya akan diukur.
Jarum penduga tegangan tinggi digunakan untuk menghubungkan sinyal-
sinyal kilovolt ke CRO konvensional dengan melengkapi perbandingan
tegangan sebesar 1000 atau lebih.kapala jarum penduga tegangan tinggi
dibuat dari bahan termoplastik yang kekuatan tumbuknya ( impack strength )
tinggi dan dirancanakan secara khusus guna melindungi pemakai terhadap
bahaya kejutan elektris
Pada gambar 26 menunjukan diagram sebuah jarum penduga tegangan tinggi
khas 1000:1 kepala jarum penduga berisi sebuah tahanan 100 Mohm yang
panjangnya ekitar 4 inci yang kapasitasnya terbaginya ditunjukkan pada
skema.
7.4 Jarum penduga tegangan tinggi
8. Gambar Lissajous
8.1 Konstruksi gambar lissajous
Gambar-gambar lisajous dihasilkan bila gelombang-gelombang sinus
dimasukkan secara bersamaan kepelat-pelat defleksi horisontal dan vertikal
CRO, Konstruksi sebuah gambar Lissajous ditunjukkan secara grafik pada
gambar 27 Gelombang sinus ev menyatakan tegangan defleksi vertikal dan
gelombang sinus eh adalah tegangan defleksi horisontal.Frekuensi sinyal
vertikal adalah dua kali frekuensi sinyal horisontal, sehingga bintik CRT
bergerak dua siklus lengkap dalam arah vertikal dibandingkan terhadap satu
siklus dalam gelombang
8.2 Penentuan frekuensi
Bagi setiap perbandingan sinyal yang dimasukkan terdapat banyak kemungkinan
konfigurasi. .Salah satun pertimbangan adalah yang dimasukkan kepelat-pelat
deflesi horisontal adalah frekuensi tinggi atau frekuensi rendah.kan tetapi
pertimbangan yang paling penting adalah fase dari sinyal frekuensi tinggi
berkenaan dengan sinyal frekuensi rendah. Pola gambar 27 menunjukkan sebuah
gambar berbentuk angka delapan.bersandar pada kedua sisinya yang dihasilkan
bila kedua sinyal berangkat nerangkat sama-sama
Perhitungan sudut fase
Tanpa mamperhatikan amplitudo relatif dari tegangan-tegangan yang
dimasukkan elips memberikan cara sederhana untuk mendapatkan beda fase
antara dua sinyal dengan frekuensi yang sama. Dan dapat dituliskan dengan
rumus